Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Pada

masa ini remaja memerlukan kebutuhan gizi yang cukup untuk memenuhi

kebutuhannya. Karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan remaja

sangat cepat. Masalah gizi pada remaja yang biasa ditemukan adalah kekurangan

energi dan protein, anemia serta defenisi berbagai macam vitamin dan mineral

(Indartanti, 2014).

Anemia merupakan salah satu keadaan kadar hemoglobin dalam darah yang

kurang dari normal. Batas kadar hemoglobin normal dalam darah seorang remaja

putri sebesar 12mg/dl. Tanda seorang mengalami anemia yaitu 5 L (Lemah, Letih,

Lesu, Lelah, Lunglai). Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar

mengalami anemia dibandingkan remaja pria. Hal ini dikarenakan remaja putri

mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak (Proverawati, 2011).

Bahaya anemia jika dialami oleh remaja putrid diantaranya keterlembatan

pertumbuhan fisik , gangguan perilaku serta emosional. Hal ini dapat

mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan sel otak sehingga dapat

menimbulkan daya tahan tubuh menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi

belajar terganggu, prestasi belajar menurun serta dapat mengakibatkan produktifitas

kerja yang rendah (Cahya, 2013).


Di Indonesia diperkirakan sebagian besar anemia terjadi karena kekurangan

zat besi sebagai akibat dari kurangnya asupan makanan sumber zat besi khususnya

sumber pangan hewani (besi heme). Pangan nabati (tumbuh-tumbuhan) juga

mengandung zat besi (besi nonheme) namun jumlah zat besi yang bias diserap oleh

usus jauh lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan makanan hewani. Masyarakat

Indonesia lebih dominan mengonsumsi sumber zat besi yang berasal dari nabati.

Hasil Survei Konsumsi Makanan Individu menunjukkan bahwa 97,7% penduduk

Indonesia mengonsumsi beras (dalam 100 gram beras hanya mengandung 1,8 mg

zat besi). Oleh karena itu, secara umum masyarakat Indonesia rentan terhadap

risiko menderita Anemia Gizi Besi (AGB) (Kemenkes, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO, 2013) prevalensi anemia dunia

berkisar 40-88%. Dan berdasarkan hasil RISKESDAS Tahun 2013 bahwa

prevalensi anemia di Indonesia sebesar 23,9%, sedangkan prevalensi anemia pada

wanita umur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan umur 15-24 tahun sebesar 18,4%

(Riskesdas, 2013).

Tingginya angka kejadian anemia pada remaja putri dikarenakan masih

banyaknya remaja putri yang tidak terbiasa mengkonsumsi tablet Fe saat

menstruasi. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran dalam mengkonsumsi tablet Fe

saat menstruasi masih rendah ( Gibney,2014) dalam (Muliani,2018).

Hasil Riskedas tahun 2018 menunjukkan bahwa proporsi jumlah tablet

tambah darah yang dikonsumsi remaja putri usia 10-19 tahun dalam 12 bulan

terakhir adalah sebesar 98,6% remaja putrid mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 52

butir untuk Indonesia. Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 99,8%

2
remaja putri mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 52 butir. Dimana pemerintah

mempunyai program untuk remaja putri di sekolah yaitu memberikan satu butir

tablet tambah darah setiap minggu sepanjang tahun (total 52 butir). Alasan utama

remaja putri tidak mengkonsumsi tablet Fe adalah rasa dan baunya yang tidak enak

(Riskesdas, 2018).

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi tablet Fe bagi remaja putri

diantaranya yaitu pengetahuan gizi, pola makan, dan kepatuhan konsumsi tablet Fe.

Pengetahuan gizi adalah pemahaman mengenai makanan dan komponen zat gizi,

sumber zat gizi pada bahan makanan, makanan yang aman dikonsumsi yang tidak

menimbulkan penyakit serta cara untuk mengolah bahan makanan yang tepat agar

kendungan zat gizi dalam bahan makanan tidak hilang serta pola hidup sehat (Putri,

2017).

Tingkat pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku dalam memilih makanan di sekolah maupun di rumah yang menentukan

mudah tidaknya seorang memahami manfaat tablet Fe. Pengetahuan tentang

manfaat-manfaat tablet Fe yang baik dapat mempengaruhi konsumsi makanan yang

baik sehingga mencapai status gizi yang baik. Penyuluhan tentang manfaat-manfaat

tablet Fe sangat penting untuk menambah pengetahuan remaja sehingga perlu

diberikan penyuluhan agar dapat merubah perilakunya dalam mengkonsumsi tablet

Fe (Sediaoetama, 2014).

Kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak

mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan. Masalah kepatuhan

merupakan kendala utama suplementasi besi harian, karena itu suplementasi

3
mingguan sebagai alternatif untuk mengurangi masalah kepatuhan tersebut. Untuk

menjaga kepatuhan konsumsi suplemen besi, dapat dilakukan dengan berbagai

upaya seperti memberikan sosialisasi pada awal kegiatan , mengkonsumsi suplemen

besi langsung di depan petugas, dan mengirimkan pesan singkat kepada sampel

penelitian (Sandra, 2004) dalam (Putri, 2017).

Hasil survey pendahuluan dengan mewawancarai secara langsung beberapa

remaja putri di SMA Negeri 5 Kendari diketahui bahwa mayoritas siswi memiliki

sikap yang tidak mendukung terhadap pencegahan anemia dan berperilaku kurang

baik, saya ingin mengetahui berapa jumlah siswi yang patuh mengkonsumsi tablet

tambah darah (fe) yang diberikan disekolah.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Gambaran Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah

Darah ( Fe ) Pada Remaja Putri SMA Negeri 5 Kendari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah

bagaimana tingkat kepatuhan pmberian tablet tambah pada remaja putri SMA

Negeri 5 Kendari

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan

pemberian tablet Fe pada remaja putri SMA Negeri 5 Kendari

4
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe pada

remaja putri SMA Negeri 5 Kendari.

b. Untuk mengetahui cakupan pemberian tablet Fe pada remaja putri

SMA Negeri 5 Kendari.

D. Manfaat

1. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan informasi bagi masyarakat

mengenai gambaran tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah Fe

pada remaja putri untuk penyusunan program perbaikan gizi masyarakat.

2. Bagi ilmu pengetahuan dapat menambah referensi penelitian tentang gambaran

tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah Fe pada remaja putri

SMA Negeri 5 Kendari .

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman, wawasan dan pengetahuan tentang

gambaran tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah Fe pada remaja

putri SMA Negeri 5 Kendari.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Tentang Kepatuhan

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut

perintah. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan

perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2011). Menurut

Arisman (2012) mengartikan kepatuhan adalah sebagai tingkat pasien

melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh bidannya atau

oleh orang lain. Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada kepatuhan remaja

putrid dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).

Perilaku mengkonsumsi obat merupakan perilaku peran sakit yaitu tindakan

atau kegiatan yang dilakukan penderita agar dapat sembuh. Kepatuhan menjalankan

aturan pengobatan sangat penting untuk mencapai kesehatan secara optimal. Perilaku

kepatuhan dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui

dimensi kemudahan, lama pengobatan, mutu, jarak dan keteraturan pengobatan.

Kepatuhan akan meningkat bila instruksi pengobatan jelas, hubungan obat terhadap

penyakit jelas dan pengobatan teratur serta adanya keyakinan bahwa kesehatan akan

pulih, petugas kesehatan yang menyenangkan dan berwibawa, dukungan social

keluarga pasien dan lain sebagainya (Medicastore, 2007) dalam (Manurung, 2018).

Defenisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan

remaja putri melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet

zat besi. Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku

6
individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan

(Afnita, 2004) dalam (Manurung, 2018).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet

yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi

perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya

penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya anemia

kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan

besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena

kekurangan asam folat (Afnita, 2004) dalam (Manurung, 2018).

Menurut Hartati (2014) dalam Manurung (2018), kepatuhan tergantung

pada banyak faktor, diantaranya adalah pasien seringkali tidak mengakui bahwa

mereka tidak melakukan apa yang dianjurkan dokter. Untuk tu diperlukan

pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka

dalam melaksanakan pengobatan.

Cara mengukur kepatuhan yaitu sebagai sebuah perilaku, aspek-aspek

kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dapat diketahui dari metode yang

digunakan untuk mengukurnya. Beberapa metode untuk mengukur kepatuhan

dalam mengkonsumsi obat seperti berikut :

1. Metode langsung dapat dilakukan dengan observasi langsung, nengukur

metabolisme dalam tubuh dan mengukur aspek biologis dalam darah.

2. Metode tidak langsung dengan cara memberikan kuesioner kepada pasien

atau pelaporan diri pasien, melihat jumlah pil atau obat yang dikonsumsi,

rate beli ulang resep (kontiniutas), monitoring pengobatan secara

7
elektronik, catatan harian pasien dan kuensioner terhadap orang-orang

sekitar.

B. Tinjauan Tentang Tablet Fe

1. Pengertian Tablet Fe

Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah mineral

yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin) (Soebroto, 2014)

dalam (Muliani, 2018).

Zat besi adalah salah satu mineral mikro yang penting dalam proses

pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan.

Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit

anemia gizi atau yang dikenal masyarakat penyakit kurang dari.

Defenisi zat besi menurut Kamus Gizi (PERSAGI, 2009) adalah salah satu

mineral yang sangat penting yang sangat diperlukan tubuh manusia untuk membentuk

komponen heam dari hemoglobin, komponen darah yang membawa oksigen dari paru

ke seluruh bagian tubuh dan membawa balik karbon dioksida dari jaringan tubuh ke

paru. Zat besi juga merupakan bagian dari myoglobin, yang membantu otot

menyimpan oksigen, beberapa jenis enzim, dan jaringan tubuh lainnya. Zat besi

disimpan dalam hati dalam bentuk feritin, dalam jaringan tubuh dalam bentuk

hemosiderin, dan dalam darah dalam bentuk transferin.

2. Fungsi zat besi

8
Menurut Almatsier (2014)

a. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan

b. Sebagai alat angkut electron pada metabolism energy

c. Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan.

Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita

anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri

mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan

sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. Selain itu,

ketidakseimbangan asupan zat gizi juga menjadi penyebab anemia pada remaja.

Remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang

membatasi konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan. Bila

asupan makanan kurang maka cadangan besi banyak yang dibongkar. Keadaan

seperti ini dapat mempercepat terjadinya anemia (Agus, 2004).

3. Kebutuhan Tablet Fe Bagi Remaja Putri

Kebutuhan atau dosis zat besi dari setiap tingkat umur dan jenis kelamin

berbeda-beda. Wanita membutuhkan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena

terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap bulan dan

kehilangan zat besi 30-40 mg. Dosis yang dianjurkan untuk diminum adalah 1 x 1

tablet perhari sesuai dosis yang dianjurkan. Tetapi apabila terjadi anemia berat dosis

bisa dinaikkan menjadi 2 x 1 tablet yang diminum. Angka kecukupan zat besi yang

dianjurkan untuk Indonesia untuk remaja putri sebesar 14-25 mg (Almatsier,

2014).

9
Waktu yang tepat untuk minum tablet zat besi adalah pada malam hari

menjelang tidur, hal ini ntuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah

meminumnya. Jika meminum tablet besi pada pagi hari maka akan mual muntah

karena salah satu efeknya menimbulan rasa eneg (rasa tiak enak diperut). Tablet

besi sebaiknya diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih, karena

membantu proses penyerapan zat besi. Dan hindari minum tablet zat besi dengan

menggunakan air teh, susu dan kopi, karena akan menghambat proses penyerapan

absorpsi zat besi (Soebroto, 2014) dalam (Muliani, 2018).

Pada saat remaja dibutuhkan zat gizi termasuk zat besi yang cukup untuk

mengimbangi peningkatan kebutuhan zat besi pada remaja yang dianjurkan oleh

AKG (2013) Yaitu 19-26 mg/hari yaitu sebesar 6,9 dan 9,18 mg/hari. Zat besi

berpengaruh pada kadar Hb remaja putri yang sedang dalam pertumbuhan, karena

peningkatan zat besi pada remaja putri diakibatkan oleh menstruasi (Badriah, 2018).

4. Akibat kekurangan Zat Besi

Definisi besi berpengaruh luas terhadap kualitas sumber daya manusia,

yaitu terhadap kemampuan dan produktifitas kerja. Kekurangan besi dapat terjadi

karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi.

Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,

kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja,

menurunya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Disamping itu

kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak menimbulkan apatis,

mudah tersinggung, menurunya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar

(Almatsier, 2014).

10
C. Tinjauan Tentang Remaja Putri

1. Pengertian Remaja Putri

Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama

kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

kematangan seksual. Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi

perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik. Remaja pada tahap tersebut

mengalami banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan

juga dengan masalah-masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011) dalam

(Permatasari, 2017).

Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah

setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14

tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24

tahun dan belum menikah. Menurut Hurlock (2011) dalam Permatasari (2017),

masa remaja dimulai dengan masa remaja awal (11-24 tahun), kemudian

dilanjutkan dengan masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-

21 tahun).

2.Perkembangan Remaja Putri

11
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) dalam Permatasari (2017), ada tiga

tahap perkembangan remaja, yaitu :

a. Remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun

Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-perubahan yang

terjadi pada tubuhnya. Remaja mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat

tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini

remaja sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin

bebas dan mulai berfikir abstrak.

b. Remaja Madya (Middle adolescence) 14-16 tahun

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Remaja merasa

senang jika banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic”,

yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai

sifat yang sama pada dirinya. Remaja cenderung berada dalam kondisi

kebingungan karena ia tidak tau harus memilih yang mana. Pada fase remaja

madyaini mulai timbul untuk keinginan berkencan dengan lawan jenis dan

berkhayal tentang aktivitas seksual sehingga remaja mulai mencoba aktivitas-

aktivitas seksual yang mereka inginkan.

c. Remaja Akhir (Late adolescence) 17-20 tahun

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai

dengan pencapaian 5 hal, yaitu:

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

12
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan dalam

pengalaman-pengalaman yang baru.

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri).

5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan

publik.

3. Ciri-ciri Perkembangan Remaja Putri

Ciri-ciri perkembangan remaja putrid menurut Hurlock (2011) dalam

Permatasari (2017), antara lain :

a. Perubahan Tubuh Pada Masa Puber

1) Perubahan Ukuran Tubuh

Perubahan fisik utama pada masapuber adalah perubahan ukuran dalam

tinggi dan berat badan. Diantara anak-anak perempuan rata-rata peningkatan per

tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga

terjadi dari 5 smapai 6 inci. Dua tahun sebelum haid peningkatan rata-rata

adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum haid

adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1

inci setahun dan berhenti sekitar delapan belas

2) Perubahan Proporsi Tubuh

Perubahan fisik pokok yang kedua adalah proporsi tubuh. Daerah-daerah

tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar

karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain.

13
Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan

ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari badan.

(a) Ciri-ciri Seks Primer

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber, meskipun

dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia sebelas atau dua

belas tahun berkisar 5,3 gram, pada usia enam belas tahun rata-rata beratnya 43

gram. Tuba faloppi, sel telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat itu.

Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang

adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,

lender, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi

kira-kira setiap dua puluh delapan hari sampai mencapai menopause

(b) Ciri-ciri Seks Sekunder

(1) Pinggul

Pinggul menjadi tambah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang

pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.

(2) Rambut

Rambut kemaluan timbul setelah pinggul dan payudara mulai

berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah

haid. Semua rambut terkecuali rambut wajah mulai lurus dan terang

warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak

keriting.

14
(3) Kulit

Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori

bertambah besar.

(4) Kelenjar

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan

kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat di ketiak

mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa

haid.

(5) Otot

Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan

menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan

dan tungkai kaki.

(6) Suara

Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan suara

yang pecah jarang terjadi pada anak perempuan.

15
D. Kerangka teori dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori

Tingkat kepathuan Tablet Fe meliputi :


Kepatuhan
remaja putri 1. Pengertian tablet Fe
mengkonsumsi 2. Fungsi zat besi
tablet Fe 3. Kebutuhan tablet Fe
bagi remaja putri
4. Akibat kekurangan zat
besi

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi dari Niven (2002), Sulistyawati (2009), Jordan (2004)

2. Kerangka Teori

Patuh
Tingkat kepatuhan remaja
putri mengkonsumsi tablet Fe
Tidak patuh

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

16
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan survey.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian adalah wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo untuk

semua siswi X, XI dan XII di SMA Negeri 5 Kendari yang berjumlah 698 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswi X, XI, XII SMA Negeri 5 Kendari,

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan startified random sampling

yaitu pengambilan sampel berdasarkan kelas (tingkat) (Satroasmoro, 2010) dengan

rumus besar samping yaitu:

N 2 pq
n=
d 2 ( N−1 ) + Z 2 P

Keterangan :

n : besarnya sampel

N : populasi

d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05%)

z : derajat kemaknaan dengan nilai (1,96)

p : perkiraan populasi yang teliti (0,05)

q : proporsi populasi yang tidak di hitung (1-p) (Notoatmodjo, (2010)

17
n= N 2pq
d2 (N-1) + Z2P

2 2
(0,05 ). 697 + (1,96 ). 0, 05. 0,95
n= 2.682,4 X 0,05. 0,95
1,7425 + 3, 8416 x 0,0475
n= 127,3
1,7425 + 0,182
n= 127,3
1,92
n = 66,3
Jadi total jumlah sampel dalam penelitian yaitu 66 siswi SMA Negeri 5 Kendari. Untuk menentukan sampel
tiap kelas menggunakan rumus sebagai berikut:
ni = Ni x n
N
Keterangan:
ni : besar sampel yang diambil berdasarkan strata
N1 : besar populasi yang diteliti berdasarkan strata
N : besar populasin
n : besar sampel yang diambil

Dari jumlah populasi sebanyak 698 orang, maka sampel penelitian tiap kelas sebagai berikut:

n1 (Kelas X) = 208 x 66 = 20 orang

698
n2 (Kelas XI) = 243 x 66 = 23 orang
698
n3 (Kelas XII) = 247 x 66 = 23 orang
698
Jadi sampel untuk kelas X 2O orang,untuk kelas XI 23 orang dan untuk kelas XII sebanyak 23 orang.
C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

18
a. Data tentang karakterstik sampel terdiri dari umur, kelas, agama, suku,

wawancara dan kuisioner.

b. Data tentang tingkat kepatuhan dikumpulkan melalui wawancara kepada sampel

dengan menggunakan kuisioner.

2. Data Sekunder

Meliputi data tentang gambaran umum lokasi penelitian yang yang

diperoleh dari penelusuran dokumen dan data cakupan pemberian tablet Fe remaja

putri SMA Negeri 5 Kendari.

D. Pengolahan Data

Pengolahan data tentang tingkat kepatuhan remaja putri diolah berdasarkan hasil

wawancara menggunakan kusioner kemudian dibandingkan dengan criteria obyektif.

E. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara univariat yaitu dengan menguraikan distribusi

frekuensi masing-masing variable.

F. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabulasi.

G. Definisi Operasional (DO) dan Kriteria Objektif (KO)

1. Kepatuhan remaja putri

Kepatuhan adalah yaitu ketaatan, kemauan remaja putri untuk mengkonsumsi

atau meminum tablet besi. dikatakan memenuhi target apabila cakupan

pemberianya sebesar 90% . Tablet Fe adalah suplemen gizi penambah darah

berbentuk tablet / kaplet / kapsul yang dapat diperoleh dari program atau mandiri.

19
dimana suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia yang ditandai

dengan menstruasi.

Kriteria Objektif

Patuh : Bila remaja putri telah mengkonsumsi 1 tablet besi / minggu (4

tablet/bulan).

Tidak patuh : Bilang remaja putri tidak mengkonsumsi 1 tablet besi / minggu (4

tablet / bulan)

DAFTAR PUSTAKA

20
Almatsier, S. (2014). Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan II. Gramedia Pustaka Utama

Agus, ZAN. 2004. Pengaruh Vitamin C Terhadap Absorpsi Zat Besi pada Ibu Hamil
Penderita Anemia : MEDIKA Jurnal Kedokteran dan Farmasi. Vol. XXX; 2004. P.
496-499.

Arisman, MB. 2014. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC, Jakarta.

Cahya, D . 2013. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Anemia Pada Remaja Putri di
Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 3 Semarang. Online :
http:jurnl,unimus.ac.id./index.php/kedokteran/article/view/1298/1351. Diakses
tanggal 7 Januari 2019.

Hurlock, Elizabeth B. (2011). Pisikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan.

Indartanti, D. et al . 2014. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia pada Remaja
Putri Usia 12-14 Tahun. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang. Skripsi.

Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pencegahan dam Penanggulangan Anemia Pada Remaja
Putri dan Wanita Usia Subur (WUS): Ditjen Kesehatan Masyarakat Bina Gizi
Masyarakat.

Manurung, 2018. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Dan
Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Puskesmas
Ambarita Kabupaten Samosir. Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Moeheji, S. 2003. Ilmu Gizi 2. Papasan Sinar Senanti, Jakarta.

Muliani, 2018. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Tablet Fe Di SMK Tunas
Husada Kendari. Poltekkes Kemenkes Kendari. KTI.

Notoatmojo, S., 2012. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

Permatasari, 2017. Pengaruh Program Pemberian Table Tambah Darah (TTD) Terhadap
Perbaikan Status Besi Pada Remaja Putri Di Kota Bogor. Institusi Pertanian
Bogor.

PERSAGI, 2009. Labu kuning, Daftar Komposisi Bahan Makanan. DKBM, Jakarta.

Putri, 2017. Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah
Darah Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri. Jurnal Politeknik Kesehatan
Kementrian Bengkulu.

21
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Santoso Soegeng. 2011. Kesehatan dan Gizi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Sarwono, 2011. Pisikologi Remaja. Edisi Revsi. Jakarta: Rajawali Pers.

Sastroasmoro, Sudigdo. 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3.


Jakarta: Sagung Set0.

Sediaoetama, AD. 2014. Ilmu Gizi. Jilid I Cetakan Keempat. Jakarta: Dian Rakyat.

Kusioner Kepatuhan Remaja Putri Terhadap Pemberian Tablet Fe

22
1. Apakah adik tahu apa itu zat besi?

a. Ya (1)
b. Tidak (0)
1. Bagaimana ciri-ciri tablet zat besi yang adik konsumsi?
a. Warnanya merah, bulat kecil, rasanya tidak enak, baunya amis (1)
b. Tidak tahu (0)
2. Apakah adik sudah mendapatkan tablet zat besi dari petugas?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
3. Dimana adik biasanya mendapatkan tablet zat besi/tablet Fe?
a. Di Posyandu/ Puskesmas (1)
b. Di toko obat/ apotik(0)
4. Siapa yang pertama kali menganjurkan mengkonsumsi tablet zat besi kepada adik?
a. Petugas kesehatan (1)
b. Tetangga (0)

5. Dimana adik biasanya mendapatkan tablet zat besi/ tablet Fe?


a. Di Posyandu/ Puskesmas (1)
b. Di took obat/ apotik (0)
6. Berapa kali adik mengkonsumsi tablet zat besi dalam seminggu?
a. 1 kali (1)
b. > dari 1 kali (0)
7. Apakah dikonsumsi secara rutin?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
8. Kapan terakhir kali adik mengkonsumsi tablet zat besi?
a. 1 hari yang lalu (1)
b. Tidak Tahu (0)
9. Bisakah Tunjukan tablet zat besi yang adik konsumsi?
a. Bisa (1)
b. Tidak (0)
10. Berapa tablet zat besi yang seharusnya adik minum selama satu bulan?
a. 4 tablet (1)
b. Kurang dari 4 tablet (0)

23

Anda mungkin juga menyukai