PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masa ini remaja memerlukan kebutuhan gizi yang cukup untuk memenuhi
sangat cepat. Masalah gizi pada remaja yang biasa ditemukan adalah kekurangan
energi dan protein, anemia serta defenisi berbagai macam vitamin dan mineral
(Indartanti, 2014).
Anemia merupakan salah satu keadaan kadar hemoglobin dalam darah yang
kurang dari normal. Batas kadar hemoglobin normal dalam darah seorang remaja
putri sebesar 12mg/dl. Tanda seorang mengalami anemia yaitu 5 L (Lemah, Letih,
Lesu, Lelah, Lunglai). Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar
mengalami anemia dibandingkan remaja pria. Hal ini dikarenakan remaja putri
sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak (Proverawati, 2011).
menimbulkan daya tahan tubuh menurun, mudah lemas dan lapar, konsentrasi
zat besi sebagai akibat dari kurangnya asupan makanan sumber zat besi khususnya
mengandung zat besi (besi nonheme) namun jumlah zat besi yang bias diserap oleh
usus jauh lebih sedikit dibanding zat besi dari bahan makanan hewani. Masyarakat
Indonesia lebih dominan mengonsumsi sumber zat besi yang berasal dari nabati.
Indonesia mengonsumsi beras (dalam 100 gram beras hanya mengandung 1,8 mg
zat besi). Oleh karena itu, secara umum masyarakat Indonesia rentan terhadap
wanita umur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan umur 15-24 tahun sebesar 18,4%
(Riskesdas, 2013).
tambah darah yang dikonsumsi remaja putri usia 10-19 tahun dalam 12 bulan
terakhir adalah sebesar 98,6% remaja putrid mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 52
butir untuk Indonesia. Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 99,8%
2
remaja putri mengkonsumsi tablet Fe kurang dari 52 butir. Dimana pemerintah
mempunyai program untuk remaja putri di sekolah yaitu memberikan satu butir
tablet tambah darah setiap minggu sepanjang tahun (total 52 butir). Alasan utama
remaja putri tidak mengkonsumsi tablet Fe adalah rasa dan baunya yang tidak enak
(Riskesdas, 2018).
diantaranya yaitu pengetahuan gizi, pola makan, dan kepatuhan konsumsi tablet Fe.
Pengetahuan gizi adalah pemahaman mengenai makanan dan komponen zat gizi,
sumber zat gizi pada bahan makanan, makanan yang aman dikonsumsi yang tidak
menimbulkan penyakit serta cara untuk mengolah bahan makanan yang tepat agar
kendungan zat gizi dalam bahan makanan tidak hilang serta pola hidup sehat (Putri,
2017).
baik sehingga mencapai status gizi yang baik. Penyuluhan tentang manfaat-manfaat
Fe (Sediaoetama, 2014).
3
mingguan sebagai alternatif untuk mengurangi masalah kepatuhan tersebut. Untuk
besi langsung di depan petugas, dan mengirimkan pesan singkat kepada sampel
remaja putri di SMA Negeri 5 Kendari diketahui bahwa mayoritas siswi memiliki
sikap yang tidak mendukung terhadap pencegahan anemia dan berperilaku kurang
baik, saya ingin mengetahui berapa jumlah siswi yang patuh mengkonsumsi tablet
B. Rumusan Masalah
bagaimana tingkat kepatuhan pmberian tablet tambah pada remaja putri SMA
Negeri 5 Kendari
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
4
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka menurut
perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2011). Menurut
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh bidannya atau
oleh orang lain. Kepatuhan dalam penelitian ini menunjuk pada kepatuhan remaja
atau kegiatan yang dilakukan penderita agar dapat sembuh. Kepatuhan menjalankan
aturan pengobatan sangat penting untuk mencapai kesehatan secara optimal. Perilaku
kepatuhan dapat berupa perilaku patuh dan tidak patuh yang dapat diukur melalui
Kepatuhan akan meningkat bila instruksi pengobatan jelas, hubungan obat terhadap
penyakit jelas dan pengobatan teratur serta adanya keyakinan bahwa kesehatan akan
keluarga pasien dan lain sebagainya (Medicastore, 2007) dalam (Manurung, 2018).
zat besi. Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku
6
individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet
yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi
perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya
besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia karena
pada banyak faktor, diantaranya adalah pasien seringkali tidak mengakui bahwa
pendekatan yang baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dapat diketahui dari metode yang
atau pelaporan diri pasien, melihat jumlah pil atau obat yang dikonsumsi,
7
elektronik, catatan harian pasien dan kuensioner terhadap orang-orang
sekitar.
1. Pengertian Tablet Fe
Tablet Fe adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi adalah mineral
yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (Hemoglobin) (Soebroto, 2014)
Zat besi adalah salah satu mineral mikro yang penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan.
Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit
Defenisi zat besi menurut Kamus Gizi (PERSAGI, 2009) adalah salah satu
mineral yang sangat penting yang sangat diperlukan tubuh manusia untuk membentuk
komponen heam dari hemoglobin, komponen darah yang membawa oksigen dari paru
ke seluruh bagian tubuh dan membawa balik karbon dioksida dari jaringan tubuh ke
paru. Zat besi juga merupakan bagian dari myoglobin, yang membantu otot
menyimpan oksigen, beberapa jenis enzim, dan jaringan tubuh lainnya. Zat besi
disimpan dalam hati dalam bentuk feritin, dalam jaringan tubuh dalam bentuk
8
Menurut Almatsier (2014)
Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita
anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri
sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. Selain itu,
ketidakseimbangan asupan zat gizi juga menjadi penyebab anemia pada remaja.
Remaja putri biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang
asupan makanan kurang maka cadangan besi banyak yang dibongkar. Keadaan
Kebutuhan atau dosis zat besi dari setiap tingkat umur dan jenis kelamin
berbeda-beda. Wanita membutuhkan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena
kehilangan zat besi 30-40 mg. Dosis yang dianjurkan untuk diminum adalah 1 x 1
tablet perhari sesuai dosis yang dianjurkan. Tetapi apabila terjadi anemia berat dosis
bisa dinaikkan menjadi 2 x 1 tablet yang diminum. Angka kecukupan zat besi yang
2014).
9
Waktu yang tepat untuk minum tablet zat besi adalah pada malam hari
menjelang tidur, hal ini ntuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah
meminumnya. Jika meminum tablet besi pada pagi hari maka akan mual muntah
karena salah satu efeknya menimbulan rasa eneg (rasa tiak enak diperut). Tablet
besi sebaiknya diminum dengan menggunakan air jeruk atau air putih, karena
membantu proses penyerapan zat besi. Dan hindari minum tablet zat besi dengan
menggunakan air teh, susu dan kopi, karena akan menghambat proses penyerapan
Pada saat remaja dibutuhkan zat gizi termasuk zat besi yang cukup untuk
mengimbangi peningkatan kebutuhan zat besi pada remaja yang dianjurkan oleh
AKG (2013) Yaitu 19-26 mg/hari yaitu sebesar 6,9 dan 9,18 mg/hari. Zat besi
berpengaruh pada kadar Hb remaja putri yang sedang dalam pertumbuhan, karena
peningkatan zat besi pada remaja putri diakibatkan oleh menstruasi (Badriah, 2018).
yaitu terhadap kemampuan dan produktifitas kerja. Kekurangan besi dapat terjadi
karena konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi.
Kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
(Almatsier, 2014).
10
C. Tinjauan Tentang Remaja Putri
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
kematangan seksual. Masa remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi
perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik. Remaja pada tahap tersebut
mengalami banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan
(Permatasari, 2017).
setempat. WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14
tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia remaja Indonesia usia 11-24
tahun dan belum menikah. Menurut Hurlock (2011) dalam Permatasari (2017),
masa remaja dimulai dengan masa remaja awal (11-24 tahun), kemudian
dilanjutkan dengan masa remaja tengah (15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-
21 tahun).
11
Menurut Sarwono (2011) dan Hurlock (2011) dalam Permatasari (2017), ada tiga
Seorang remaja pada tahap ini masih heran akan perubahan-perubahan yang
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Pada tahap ini
remaja sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa. Remaja ingin
sifat yang sama pada dirinya. Remaja cenderung berada dalam kondisi
kebingungan karena ia tidak tau harus memilih yang mana. Pada fase remaja
madyaini mulai timbul untuk keinginan berkencan dengan lawan jenis dan
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai
12
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang dan dalam
publik.
tinggi dan berat badan. Diantara anak-anak perempuan rata-rata peningkatan per
tahun dalam tahun sebelum haid adalah 3 inci, tetapi peningkatan itu bisa juga
terjadi dari 5 smapai 6 inci. Dua tahun sebelum haid peningkatan rata-rata
adalah 2,5 inci. Jadi peningkatan keseluruhan selama dua tahun sebelum haid
adalah 5,5 inci. Setelah haid, tingkat pertumbuhan menurun sampai kira-kira 1
tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil, sekarang menjadi terlampau besar
karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-daerah tubuh yang lain.
13
Badan yang kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, dan
ukuran pinggang tampak tinggi karena kaki menjadi lebih panjang dari badan.
dalam tingkat kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia sebelas atau dua
belas tahun berkisar 5,3 gram, pada usia enam belas tahun rata-rata beratnya 43
gram. Tuba faloppi, sel telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat itu.
adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari serangkaian pengeluaran darah,
lender, dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi
(1) Pinggul
Pinggul menjadi tambah lebar dan bulat sebagai akibat membesarnya tulang
(2) Rambut
berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah
haid. Semua rambut terkecuali rambut wajah mulai lurus dan terang
warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak
keriting.
14
(3) Kulit
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang pori-pori
bertambah besar.
(4) Kelenjar
mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa
haid.
(5) Otot
Otot semakin besar dan semakin kuat, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan
(6) Suara
Suara menjadi lebih penuh dan lebih semakin merdu. Suara serak dan suara
15
D. Kerangka teori dan Kerangka Konsep
1. Kerangka Teori
2. Kerangka Teori
Patuh
Tingkat kepatuhan remaja
putri mengkonsumsi tablet Fe
Tidak patuh
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Populasi
semua siswi X, XI dan XII di SMA Negeri 5 Kendari yang berjumlah 698 orang.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswi X, XI, XII SMA Negeri 5 Kendari,
N 2 pq
n=
d 2 ( N−1 ) + Z 2 P
Keterangan :
n : besarnya sampel
N : populasi
17
n= N 2pq
d2 (N-1) + Z2P
2 2
(0,05 ). 697 + (1,96 ). 0, 05. 0,95
n= 2.682,4 X 0,05. 0,95
1,7425 + 3, 8416 x 0,0475
n= 127,3
1,7425 + 0,182
n= 127,3
1,92
n = 66,3
Jadi total jumlah sampel dalam penelitian yaitu 66 siswi SMA Negeri 5 Kendari. Untuk menentukan sampel
tiap kelas menggunakan rumus sebagai berikut:
ni = Ni x n
N
Keterangan:
ni : besar sampel yang diambil berdasarkan strata
N1 : besar populasi yang diteliti berdasarkan strata
N : besar populasin
n : besar sampel yang diambil
Dari jumlah populasi sebanyak 698 orang, maka sampel penelitian tiap kelas sebagai berikut:
698
n2 (Kelas XI) = 243 x 66 = 23 orang
698
n3 (Kelas XII) = 247 x 66 = 23 orang
698
Jadi sampel untuk kelas X 2O orang,untuk kelas XI 23 orang dan untuk kelas XII sebanyak 23 orang.
C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
18
a. Data tentang karakterstik sampel terdiri dari umur, kelas, agama, suku,
2. Data Sekunder
diperoleh dari penelusuran dokumen dan data cakupan pemberian tablet Fe remaja
D. Pengolahan Data
Pengolahan data tentang tingkat kepatuhan remaja putri diolah berdasarkan hasil
E. Analisa Data
F. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabulasi.
berbentuk tablet / kaplet / kapsul yang dapat diperoleh dari program atau mandiri.
19
dimana suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia yang ditandai
dengan menstruasi.
Kriteria Objektif
tablet/bulan).
Tidak patuh : Bilang remaja putri tidak mengkonsumsi 1 tablet besi / minggu (4
tablet / bulan)
DAFTAR PUSTAKA
20
Almatsier, S. (2014). Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan II. Gramedia Pustaka Utama
Agus, ZAN. 2004. Pengaruh Vitamin C Terhadap Absorpsi Zat Besi pada Ibu Hamil
Penderita Anemia : MEDIKA Jurnal Kedokteran dan Farmasi. Vol. XXX; 2004. P.
496-499.
Cahya, D . 2013. Hubungan Antara Status Gizi Dengan Anemia Pada Remaja Putri di
Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 3 Semarang. Online :
http:jurnl,unimus.ac.id./index.php/kedokteran/article/view/1298/1351. Diakses
tanggal 7 Januari 2019.
Indartanti, D. et al . 2014. Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia pada Remaja
Putri Usia 12-14 Tahun. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang. Skripsi.
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pencegahan dam Penanggulangan Anemia Pada Remaja
Putri dan Wanita Usia Subur (WUS): Ditjen Kesehatan Masyarakat Bina Gizi
Masyarakat.
Manurung, 2018. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) Dan
Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Puskesmas
Ambarita Kabupaten Samosir. Universitas Sumatera Utara. Skripsi.
Muliani, 2018. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Tablet Fe Di SMK Tunas
Husada Kendari. Poltekkes Kemenkes Kendari. KTI.
Permatasari, 2017. Pengaruh Program Pemberian Table Tambah Darah (TTD) Terhadap
Perbaikan Status Besi Pada Remaja Putri Di Kota Bogor. Institusi Pertanian
Bogor.
PERSAGI, 2009. Labu kuning, Daftar Komposisi Bahan Makanan. DKBM, Jakarta.
Putri, 2017. Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah
Darah Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri. Jurnal Politeknik Kesehatan
Kementrian Bengkulu.
21
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Santoso Soegeng. 2011. Kesehatan dan Gizi. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sediaoetama, AD. 2014. Ilmu Gizi. Jilid I Cetakan Keempat. Jakarta: Dian Rakyat.
22
1. Apakah adik tahu apa itu zat besi?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
1. Bagaimana ciri-ciri tablet zat besi yang adik konsumsi?
a. Warnanya merah, bulat kecil, rasanya tidak enak, baunya amis (1)
b. Tidak tahu (0)
2. Apakah adik sudah mendapatkan tablet zat besi dari petugas?
a. Ya (1)
b. Tidak (0)
3. Dimana adik biasanya mendapatkan tablet zat besi/tablet Fe?
a. Di Posyandu/ Puskesmas (1)
b. Di toko obat/ apotik(0)
4. Siapa yang pertama kali menganjurkan mengkonsumsi tablet zat besi kepada adik?
a. Petugas kesehatan (1)
b. Tetangga (0)
23