Anda di halaman 1dari 7

1

A. Lokasi Pimpinan Cabang dan atau Ranting

Desa/Kelurahan : Bontomacinna

Kecamatan : Gantarang

Kabupaten/Kota : Bulukumba

B. Pendahuluan

Muhammadiyah masuk di Kabupaten Pangkep pada tahun 1927

dibawa oleh Haji Andi Sewang Dg Muntu. Seorang bangsawan yang

berpengaruh di wilayah Pangkejene Kepulauan pada waktu itu.

Lahir di Kampung Baruwa, Takalar pada tahun 1905, ia hijrah ke

Labbakang, Pangkajene Kepulauan dalam usia enam taun mengikuti orang

tuanya yang pindah. Di labbakang inilah ia menyelesaikan pendidikan

formalnya hingga volkschool. Setelah tamat, ia melanjutkan sekolah

Vervolgschool. Setelah itu, ia merantau ke Sumatra Barat mengikuti orang

tuanya yang dibuang ke Sumatra Barat oleh pemerintah Kolonial Belanda,

karna dituduh terlibat dalam suatu usha pemberontakan menentang penjajahan

Belanda.

Di Sumata Barat, Daeng Muntu melanjutkan pendidikan di Sumatra

Thawalib hingga tingkat Tsnawiyah. Dan mulai belajar di tempat tersebutlah,

Daeng Muntu mengenal gerakan pembaharuan Islam hingga pada tahun 1927,

ia pulang ke Labbakang setelah pendidikannya selesai.


2

Setiba di Labbakang, Daeng Muntu dipertemukan dengan

Muhammadiyah, sehingga, sehingga dari sinilah sebagai orang yang telah

mengenal gerakan pembaharuan, maka ia dengan muda menerima faham

agama yang dikembangkan oleh muhammadiyah. Ia pun mulai berinisiatif

untuk turut mengembangkan faham an gerakan itu dengan mengajak teman-

temannya untuk mempelepori berdirinya organisasi muhammadiyah di

labbakang.

Keinginan Andi Sewang Dg Mutu untuk mendirikan sebuah organisasi

akhirnya menjadi kenyataan pada tanggal 9 oktober 1927, melalui suatu

pertemuan uumum, Muhammadiyah Ranting Labbakkang diresmikan dan

Haji Andi Sewang Daeng Muntu langsung dipercayakan sebagai ketua

pertama. Dalam kepemimpinan awal Muhammadiyah Ranting Labbakkangini

Andi Sewang Dg Muntu di damping bayak haji. Selain Haji Andi Sewang

Daeng muntu sendiri, ada Haji Muhammad Daeng Nojeng, Haji Masyhud,

dan haji Baso daeng Bombong. Selain itu duduk pula seorang keturunan Arab,

Yaitu Sayid Hamid.

Sebagai langkah awal setelah benrdiri, Muhammadiyah ranting

Labbakang mengadakan tabligh dengan mendatangkan muballigh dari

Makassar serta mendirikan Amal Usaha Madrasah Diniyah. Untuk

memperkuat sekolah yang didirikan itu, hingga tahun 1934, Muhammadiyah

Ranting Labbakang telah mendatangkan empat guru dari jawa.


3

Selain itu, Haji Andi Sewang Dg Muntu bersama pemuka-pemuka

umat islam di Pangkejene, seperti Haji Muhadi, Haji Abdul Hamid dan Haji

Parumpa juga berhasil membentuk Muhammadiyah Ranting Pangkejene,

Muhammadiyah Ranting Boto-bonto, Muhammadiyah Ranting Sigeri, dan

Muhammadiyah Ranting Ujungloe. Akhirnya, ranting-ranting inilah yang

menjadi penguatan bagi Muhammadiyah dalam melebarkan kiprah dan

berkembang selanjutnya hingga mihammadiyah pangkep berdiri sebagai

pimpinan daerah yang menaungi ranting-ranting dan cabang yang telah ada.

C. Progran Kerja Cabang

Program kerja Pimpinan cabang Muhammadiyah Pangkajene

Kabupaten Pangkep Periode 2014-2019:

I. Pembinaan anggota atau simpatisan

1. Pengkajian Al-Qur’an

2. Meningkatkan bacaan Al-Qur’an (tadarus, membaca Al-Qur’an,

penterjemahan) sekali seminggu yaitu pada hari Jum’at sore.

3. Pengajian bulanan, yaitu sekali sebulan pada hari ahad dengan pokok

bahasan

1) Pengorganisasian, ideologi Muhammadiyah.

2) Pengkajian Putusan Tarjih

3) Pedoman hidup Islam

II. Program pengembangan ranting.


4

1. Imventarisasi anggota simpatisan Muhammadiyah yang berdomisili di

Kecamatan Pangkajene.

2. Pendaftaran dan pengurusan kartu anggota Muhammadiyah bagi yang

telah memenuhi persyaratan.

III. Program pengembangan amal usaha meliputi:

1. Mengajak anggota atau simpatisan Muhammadiyah untuk berwakaf

tanah dalam wilayah cabang Pangkajen.

2. Mengupayakan berdirinya lembaga pendidikan minimal TPA atau TK

Aisyiah.

D. Realisasi Program kerja Cabang

Adapun realisasi Program Kerja Pimpinan Cabang Pangkajene sampai

saat ini baru empat (4) program kerja yang sementara terlaksana yaitu:

1. Pengkajian Al-Qur’an

2. Meningkatkan bacaan Al-Qur’an (tadarus, membaca Al-Qur’an,

penterjemahan) sekali seminggu yaitu pada hari Jum’at sore.

3. Pengajian bulanan, yaitu sekali sebulan pada hari ahad dengan pokok

bahasan

1) Pengorganisasian, ideologi Muhammadiyah.

2) Pengkajian Putusan Tarjih

3) Pedoman hidup Islam


5

4. Pendaftaran dan pengurusan kartu anggota Muhammadiyah bagi yang

telah memenuhi persyaratan.

E. Hambatan dan Tantangan

Selama terbentuknya, belum ada hambatan atau Tantangan yang

berarti di Muhammadiyah Cabang Pangkajene ini karena Cabang Pangkajene

memiliki anggota yang sudah matang yang di bawa ke tempat ini.

Tapi menurut Sekertaris PCM karena beliau orang asli Pangkep,

anggota atau simpatisan dan masyarakat tradisional masih menentang

Muhammadiyah karena dianggap bertentangan dengan adat dan tradisi

mereka. Sebahagian juga relative menerima termasuk keluarga karena mereka

sangat dihargai, meskipun mungkin tidak setuju dengan peniadaan atau

penghapusan tradisi-tradisi lama itu, tapi mereka bisa memaklumi. Karena

masih bangya masyarakat pangkajene tergolong masih baru bersentuhan

dengan kemajuan meskipun secara letak geografis masih dekat dengan

Pangkajene dan Minasatene, akan tetapi tradisi mereka masih kental dengan

mistis.

Dalam menjalankan syiarnya, Organisasi Muhammadiyah PCM

Pangkajene masih terkendala dengan konsep tradisi, keterbatasan masyarakat

dalam memahami makna tradisi serta masih rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat secara umum.


6

F. Deskripsi Kegiatan Kemuhammadiyaan yang dilaksanakan oleh

Mahasiswa P2K

Adapun program Kegiatan Kemuhammadiyaan yang direalisasikan

oleh Mahasiswa P2K telah dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali yaitu:

1. Mengadakan program Dzikir Akbar di lapangan

2. Kerja bakti di halaman mushollah.

3. Mengadakan pembelajaran membaca Al-Quran di mushollah setiap

G. Penutup

1. Kegiatan kemuhammadiyahan.

Dengan terlaksananya kegiatan Kemuhammadiyahan ini sangat

berdampak bagi penulis secara pemahaman sosial dan psikologis.

a. Kegiatan kemuhammadiyahan telah meningkatkan hubungan silaturahim

dengan warga setempat melalui kegiatan dzikir akbar ini sekaligus

meningkatkan pemahaman tentang pentingnya ilmu agama pada

umumnya dan kemuhmmadiyahan khususnya.

b. Keberadaan dan eksistensi organisasi serta ajaran Muhammadiyah di

tengah-tengah masyarakat sudah mampu diterima dengan baik dan

terbuka.

c. Dengan adanya kerja bakti di lingkunga mesjid sehingga masyarakat sadar

bahwa sebagai ummat muslim kita harus memakmurkan dan merawat

mesjid atau mushollah.


7

Anda mungkin juga menyukai