KEGIATAN KEMUHAMMADIYAAN
Oleh
WIDYA SUCIANA AKBAR
10540913814
1
LAPORAN KEGIATAN KEMUHAMMADIYAAN
Desa/Kelurahan : Lembang
Kecamatan : Bantaeng
Kabupaten/Kota : Bantaeng
B. Pendahuluan
2
tingkatkan dengan mengadakan madrasah Wustha Mu’allimin dan Neutrale
Hollandsche school (NHS).
Daerah Bantaeng, Bulukumba, Sinjai dan Selayar adalah wilayah
pemerintahan afdehng Bantaeng yang beribukota di Bantaeng. Pedagang-
pedagang di Bantaeng yang menjadi anggota tersiar dari Muhammadiyah Cabang
Makassar berusaha mendirikan Muhammadiyah di daerah itu, pada tahun 1927.
Setelah menjadikan cabang Muhammadiyah cabang Bantaeng mendirikan groep
Muhammadiyah di Pasorongi dan Batulabbu pada tahun yang sama.
3
laskar pembela kemerdekaan itu. Dalam bulan Desember 1946 merupakan bulan
perwujudan kebrutalan dan kebuasan Westerling dan pasukannya.
Puluhan ribu nyawa melayang dan ribuan pula rumah penduduk yang
musnah dibakar oleh mereka. Aksi biadab itu dimulai pada tanggal 11 Desember
1946 dengan menembak mati ratusan penduduk di kampong Kalukung dibagian
timur kota Makassar dan dilanjutkan aksi serupa terhadap ratusan penduduk di
Balangboddong, bagian selatan kota Makassar.
Aksi-aksi pembantaian Westerling dengan pasukannya dilanjutkan di
daerah-daerah lain seperti di Jeneponta dan Bantaeng, dengan kebuasan yang
sama. Tak kalah juga di Bulukumba, koban keganasan Westerling dan
pasukannya juga sangat banyak. Jatuhnya korban yang tidak sedikit dalam
mempertahankan kemerdekaan, tidaklah menyebabkan lemahnya semangat dan
keberanian warga Muhammadiyah terutama pemuda-pemudanya. Tanpa
menunggu insturksi secara hirarkis, masin-masing cabang dan ranting berupaya
membenahi kembali roda organisasi dan mengidupkan amal usahanya. Pemuda-
pemuda kembali menggerakkan Hizbul Wathan menurut kadar dan sarana-sarana
yang ada.
Para pejuang republik ini senantiasa dalam kewaspadaan yang tinggi
diwujudkan antara lain dengan menkoordinasikan diri dalam kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan (KGSS). Warga dan pemuda Muhammadiyah tampil dalam
badan perjuangan ini.
4
Tahun 1954 diselenggarakan di Rappang
Tahun 1959 diselenggarakan di Watansoppeng
Konverensi daerah di Bantaeng adalah konverensi daerah yang pertama
diadakan dialam kemerdekaan. Gangguan keamanan yang memuncak 3 tahun
beturut-turut, yakni tahun 1954 sampai 1957 yang tidak memungkinkan
penyelenggaraan konverensi apalagi dipedalaman Sulawesi Selatan, maka barulah
pada tahun 1958 konperensi daerah itu dapat dilangsungkan di Watansoppeng.
5
3. Program pengembangan amal usaha meliputi:
a. Mengajak anggota atau simpatisan Muhammadiyah untuk berwakaf tanah
dalam wilayah cabang Bantaeng
b. Mengupayakan berdirinya lembaga pendidikan minimal TPA atau TK
Aisyiah.
Program kerja yang dilaksanakan oleh Pimpinan cabang dan atau ranting
di Kecamatan Bissappu berjalan dengan baik. Dimana pengajian dilakukan dalam
sebulan yaitu lebih dari dua kali, baik pengajiaan oleh anggota ranting maupun
pengajian umum. Dengan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
pimpinan cabang atau ranting Muhammadiyah seperti pengajian rutin, ceramah
dan kegiatan Islami lainnya. Masyarakat sudah mampu merubah kebiasaannya
dari sifat musyrik/tahayyul selain itu, masyarakat juga mau mengadakan tausyiah.
Hal tersebut tentunya memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.
Adapun realisasi program kerja Pimpinan Cabang Bantaeng sampai saat
ini baru lima (4) program kerja yang sementara terlaksana yaitu:
1. Pengkajian Al-Qur’an
2. Meningkatkan bacaan Al-Qur’an (tadarus, membaca Al-Qur’an,
penterjemahan) sekali seminggu yaitu pada hari Jum’at sore.
3. Pengajian bulanan, yaitu sekali sebulan pada hari ahad dengan pokok bahasan
a. Pengorganisasian, ideologi Muhammadiyah.
b. Pengkajian Putusan Tarjih
c. Pedoman hidup Islam
4. Pendaftaran dan pengurusan kartu anggota Muhammadiyah bagi yang telah
memenuhi persyaratan.
6
E. Hambatan dan Tantangan yang Dihadapi Cabang dan Ranting dalam
Melaksanakan Program Kerja
7
2. Faktor Internal (Permasalahan ini yang sumbernya dari dalam (tubuh)
organisasi Muhammadiyah sendiri) yaitu:
a. Kurangnya kader yang dimiliki sehingga membutuhkan kerja ekstra
untuk menyelesaikan sebuah pekerjaaan.
b. Keuangan yang masih terbatas.
c. Kekompakan yang harus dijaga oleh semua pimpinan.
Dari dua faktor yang disebutkan diatas, pimpinan cabang dan ranting
menganggap hal tersebut sebagai sebuah dinamika berlembaga dan proses
pembelajaran bagi semua warga Muhammadiyah dalam mengemban amanah dan
kita perjuangan. Semangat profetik (yang dicontohkan nabi) menjadi motivasi
bagi semua anggota untuk bergerak lebih cepat dan agresif dijalan dakwah
sehingga tantangan dan hambatan seperti tidak ada. Pembenahan sturktural dan
kaderisasi merupakan langkah strategis yang akan dilaksanakan oleh Pimpinan
Cabang guna penguatan kelembagaan. Dengan organisi yang kuat, maka
pergerakan yang dilakukan tentunya akan maksimal.
8
G. Penutup
9
DOKUMENTASI
10
11