A.

IJTIMA KABUPATEN

1. DASAR KETETAPAN PENYELENGGARAAN IJTIMA KABUPATEN

a. Arahan Maulana Saad pd saat Jord Qudama dan Musy Ind di Nizamuddin
Agustus 2013;
b. Arahan dari Syuro Indonesia pada saat Musy Ind di Cikampek 3-6 April
2014;
c. Arahan Maulana Saad pd saat Musy Internasional di Ijtima Tongi Januari
2015;
d. Arahan dari bhai Sanobar dan bhai Mursalim di ruang Mashaikh medan
ijtima Tongi tanggal 18 Januari 2015.
.
2. TUJUAN IJTIMA KABUPATEN
a. Memasyarakatkan kerja nubuah ini bagaimana agar setiap umat Islam
mempunyai tanggung jawab untuk membawa kerja nubuah ini ke seluruh
alam baik pria maupun wanita;
b. Agar kerja tidak hanya berputar-putar di kalangan ahbab saja serta untuk
menghindari anggapan umat bahwa kerja ini hanya hanya milik ahbab
atau kerja khusus untuk kelompok tertentu saja;
c. Pada saat di Ijtima Tongi tanggal 18 Januari 2015 mashaikh Nizamuddin
menyampaikan bahwa Ijtima Kabupaten adalah untuk menghimpun setiap
umat Islam dalam satu kesatuan dan mencari raw-material atau menjaring
orang-orang baru. Disampaikan bahwa tanpa orang-orang baru datang
dalam kerja nabi ini maka kerja tidak akan berhasil dan akan terjadi
stagnasi atau jalan di tempat saja.

3. PERSYARATAN IJTIMA KABUPATEN

a. Dilaksanakan setahun sekali di setiap kabupaten, masing-2 kabupaten
menyelenggara-kan ijtima’ sendiri, tidak ada gabungan dari beberapa
kabupaten menjadi satu ijtima;
b. Masa penyelenggaraan Ijtima’ sesuai dengan arahan Maulana Saad di
medan Ijtima Tongi Januari 2015 adalah 24 jam, paling tidak dari Ashar
sampai Zuhur hari berikutnya;
c. Komposisi kehadiran adalah 90 % orang umum dan 10 % pekerja dakwah
atau ahbab, artinya 1 orang ahbab membawa 9 orang baru;
d. Dihandel oleh orang-orang lama di Propinsi yang bersangkutan dan dapat
mengundang penanggung jawab dari luar propinsi, tetapi harus
musyawarah dgn. syuro Indonesia; (adabnya diajukan melalui png jawab
propinsi masing2)
e. Diselenggarakan di masjid umum atau masjid jami atau masjid raya atau
masjid agung sehingga orang awam mudah hadir ke tempat ijtima. Tidak
diselenggarakan di markas dakwah atau masjid yang biasa digunakan
untuk pertemuan tingkat halaqoh;
f. Kabupaten yang belum mampu mengerjakan ijtima, dikirim jemaah
sebanyak-banyaknya ke kabupaten tersebut sampai ada kemampuan
sendiri untuk mengerjakan ijtima. Kabupaten yang kuat membantu
kabupaten yang lemah.
 4. PROGRAM IJTIMA KABUPATEN
a. Musyawarah program
b. Bayan Ashar, materinya Ta’aruf dakwah
c. Bayan Maghrib, materinya Usaha menghidupkan amal masjid
d. Bayan Isya, adalah Bayan tasykil
(catatan : tasykil jemaah seperti biasa ke neja, IPB, 4 bln/40 hari dan 3
hari, sehingga orang awam tahu dengan kerja dakwah kita).
e. Bayan Subuh, materinya 6 sifat sahabat
f. Bayan Hidayah pengeluaran jemaah

CATATAN KHUSUS

a). Mengingat tujuan Ijtima adalah untuk ta’aruf dakwah dan menghadirkan orang
awam sebanyak-banyaknya maka bayan disampaikan dengan bahasa yang
sesederhana mungkin, dengan lemah lembut dan mudah difahami oleh
masyarakat umum. Hindari istilah-istilah yang biasa digunakan dalam tabligh
yang sulit dimengerti oleh orang awam;

b). Apabila waktu azan isya tiba dapat diundurkan seperti lazimnya markas-
markas dakwah di Indonesia maka bayan maghrib langsung dilanjutkan
dengan tasykil.

TAMBAHAN HASIL MUSYAWARAH DENGAN MASHAIKH NIZAMUDDIN

a>. Tidak diselenggarakan di masjid-masjid yang membawa identitas organisasi

atau partai dll, sehingga masjidnya betul-betul terkesan umum;

b>. Tidak ada surat menyurat/undangan, spanduk dll, gerak sosialisasi ke

muhala-2/rumah-2 bertatap muka langsung, karena asas dakwah adalah
senyap-2 bukan dengan propaganda;

c>. Tidak digalakkan mengundang pejabat, kalaupun mengundang bukan

jabatannya tapi sebagai pribadi orang islam;

d>. Bentuk jemaah tiar di sekitar lokasi ijtima untuk sosiaiisasi ijtima ke
masyarakat sekitar, bisa juga dimanfaatkan jemaah gerak;

e>. Tidak diperkenankan pengumpulan dana per halaqoh;

f>. Jaga kebersihan di masjid, usahakan tidak masak di masjid, libatkan istri-2
ahbab untuk membantu masak di rumah masing-2.