OPA AL - MAWAR
Kp. Cilisung, Desa Girilaya, Kec. Cipanas, Kab. Lebak - Banten
PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
1437 H / 2015
I. LATAR BELAKANG
Maulid Nabi atau Maulud (bahasa Arab: مولد النبي, mawlid an-nabī), adalah
peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh
pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi
merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi
Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi
kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi akhir zaman yang selalu menjadi panutan
yang tidak akan pernah ada mengingkarinya kebenarannya. Beliaulah yang menuntun
selalu umat manusia menuju jalan yang terang benderang yang selalu di sinari dengan
cahaya islam. Dengan perjuangan beliau umat manusia bangkit dari zaman jahiliyah
ke zaman yang terang dengan cahaya islam. Karna beliau juga seluruh umat
manusiayang ada di bumi selamat dari kehancuran serta dengan kelahiran nabi akhir
zaman ini terciptalah aturan – aturan islam yang penuh dengan keharmonisan,
persaudaraan dan keseimbangan dengan terhapusnya perselisihan, pertikaian,dan
peperangan.
Betapa luar biasanya jasa Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat
manusia yang ada di dunia ini. Maka sudah sepantasnya kita sebagai umatnya untuk
selalu mengenangnya dan sekuat tenaga mengamalkan apa yang telah di ajarkan oleh
beliau. Karena apa yang telah dikatakan, dilakukan, dan ditetapkan oleh beliau telah
menjadi sumber dasar segala hukum islam setelah Al – Qur’an yang sudah tidak
diragukan kebenarannya. Karena dengan selalu mengikuti apa yang telah diajarkan
kepada kita maka kita akan di akui sebagai umat beliau kelak di Hari Kiamat.
Artinya:
“Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun
yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen).
Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.”
Hingga kini, tradisi peringatan Maulid Nabi SAW tetap dipertahankan oleh
banyak kalangan. Kegiatan tersebut, antara yg lain, bertujuan untuk membesarkan
nama dan juga meneladani sirahnya.
Ini agar umat Islam memiliki semangat menegakkan agama Allah dan juga
senantiasa mendengungkan nama Allah agar terus memperoleh rahmat-Nya.
Keteladanan Rasul tersebut sebagaimana tertuang di surah al-Ahzab ayat 21.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah “SAW” teladan yang baik
bagimu ialah bagi orang-orang yang berharap rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan ia banyak menyebut Allah SWT.”.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk
mengenal akan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama
Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi
umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya
transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk
membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang
merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan,
kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas
partisipasi, dan humanisme. Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Nabi
Muhammad SAW dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda
dan saling melengkapi.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati
Maulid secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya
memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul
terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman
semata, namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok
pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan
masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif,
sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja,
melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan.
Misal, agama.
V. PENYELENGGARA
Penyelenggara dari kegiatan ini adalah Kepala Desa di 4 desa meliputi, Girilaya,
Giriharja, Jayapura dan Pasirhaur.
VII. PELAKSANA
Pelaksaan dari Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah segenap anggota OPA
AL – MAWAR ( sebagaimana terlampir ) dan bersama – sama dengan warga
setempat.
X. ESTIMASI DANA
Perkiraan dana yang dibutuhkan Untuk Kegiatan Maulid Ini adalah 27.000.000,00,-
dengan rincian terlampir.
Mengetahui
ESTIMASI DANA
A. Kesekretatiatan
B. Humas
D. Dekorasi
E. Peralatan
F. Konsumsi
G. Keamanan
H. Acra
I. Kesehatan
STUKTUR KEPANITIAN
Pelindung
1. Bpk. Oleh Najamudin, S.Sos
2. Bpk. H. Tobri
3. Bpk. Aceng Surya
4. Kang Baton
5. Bpk. H. Tata
6. Kiyai Asep dimyathi
7. Jaro jalaludin
8. Saryani
Penasehat : Ust. Anwar Paseh
Penaggung jawab
1. Bpk. H. Madrosip
2. Bpk. H. Tomih
3. Bpk. Lukman
4. Bpk. Ompreng
Seksi Kesehatan
Agi Cs
Seksi Keamanan :
Obon
Solah
Enu
Wawang
Umang
Dodo
Yakin