Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KEGIATAN

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW


1441 H / 2019 M

PEMUDA PEMUDI RW 04 (PAPERPAT)


GRUMBUL KARANG PUNDUNG KECAMATAN PEKUNCEN
KABUPATEN BANYUMAS
PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW
1441 H / 2019

I. LATAR BELAKANG

Maulid Nabi atau Maulud (bahasa Arab: ‫مولد النبي‬, mawlid an-nabī), adalah
peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh
pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi
merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi
Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi
kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad SAW adalah Nabi akhir zaman yang selalu menjadi panutan
yang tidak akan pernah ada mengingkarinya kebenarannya. Beliaulah yang menuntun
selalu umat manusia menuju jalan yang terang benderang yang selalu di sinari dengan
cahaya islam. Dengan perjuangan beliau umat manusia bangkit dari zaman jahiliyah
ke zaman yang terang dengan cahaya islam. Karna beliau juga seluruh umat
manusiayang ada di bumi selamat dari kehancuran serta dengan kelahiran nabi akhir
zaman ini terciptalah aturan – aturan islam yang penuh dengan keharmonisan,
persaudaraan dan keseimbangan dengan terhapusnya perselisihan, pertikaian,dan
peperangan.
Betapa luar biasanya jasa Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat
manusia yang ada di dunia ini. Maka sudah sepantasnya kita sebagai umatnya untuk
selalu mengenangnya dan sekuat tenaga mengamalkan apa yang telah di ajarkan oleh
beliau. Karena apa yang telah dikatakan, dilakukan, dan ditetapkan oleh beliau telah
menjadi sumber dasar segala hukum islam setelah Al – Qur’an yang sudah tidak
diragukan kebenarannya. Karena dengan selalu mengikuti apa yang telah diajarkan
kepada kita maka kita akan di akui sebagai umat beliau kelak di Hari Kiamat.

Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

“Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun


yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen).
Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.”
Hingga kini, tradisi peringatan Maulid Nabi SAW tetap dipertahankan oleh
banyak kalangan. Kegiatan tersebut, antara yg lain, bertujuan untuk membesarkan
nama dan juga meneladani sirahnya.

Ini agar umat Islam memiliki semangat menegakkan agama Allah dan juga
senantiasa mendengungkan nama Allah agar terus memperoleh rahmat-Nya.
Keteladanan Rasul tersebut sebagaimana tertuang di surah al-Ahzab ayat 21.

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah “SAW” teladan yang baik
bagimu ialah bagi orang-orang yang berharap rahmat Allah dan kedatangan hari
kiamat dan ia banyak menyebut Allah SWT.”.

Tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H, seluruh kaum muslim merayakan maulid


Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang
dilakukan secara turun temurun. Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman
kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri
Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang,
Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan
peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk
mengenal akan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama
Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa Nabi Muhammad SAW
adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi
umatnya.

Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya
transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk
membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang
merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan,
kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas
partisipasi, dan humanisme. Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Nabi
Muhammad SAW dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda
dan saling melengkapi.
Dalam perspektif teologis-religius, Nabi Muhammad SAW dilihat dan
dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman.
Hal ini memposisikan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok manusia sakral yang
merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, serta
mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan kepada umat manusia secara
universal.

Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati
Maulid secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya
memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul
terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman
semata, namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.

Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok
pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan
masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif,
sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja,
melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala
persoalan. Misal, agama.

II. NAMA KEGIATAN


“ Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW”

III. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.
2. Untuk mengenang kembali perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk Dijadikan
teladan dalam kehidupan sehari – hari.
3. Sarana silaturahmi seluruh masyarakat desa Pekuncen.
4. Sebagai fasilitor untuk menumbuhkan rasa cinta pada Nabi Muhammad SAW.

IV. PENYELENGGARA
Penyelenggara dari kegiatan ini adalah lingkungan RW 04 Grumbul Karang Pundung
Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas
V. PESERTA KEGIATAN
Seluruh Umat Islam

VI. PELAKSANA
Pelaksaan dari Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah segenap anggota
Pemuda Pemudi RW 04 dan bersama – sama dengan warga setempat, dengan susunan
anggota sebagai berikut :
 Ketua Panitia : Komari
 Perlengkapan : - Aldi
- Apri
- Tyo
- Rio
- Riski
- Fani
- Andika
 Bendahara : Mus Mualim
 Keamanan : Banser
 Humas : -Eri
-Agung
 Kebersihan : Seluruh Anggota Paperpat

VII. WAKTU DAN TEMPAT


Acar ini Insya Allah akan diselenggarakan pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 22 Nopember 2019
Pukul : 19.00 WIB
Pengisi : Bpk. Ahmad Abu Taha
Tempat : Halaman Masjid Darul Huda

VIII. SASARAN KEGIATAN


Seluruh masyarakat Desa Pekuncen dan sekitar nya
IX. ESTIMASI DANA
.Rp. 8.000.000,-
Dana yang sudah terkumpul melalui iuran anggota pemuda Rp. 155.000

X. SUMBER DANA
Infak, Sodaqoh dan sumbangan yang tidak mengikat.

XI. PENUTUP
Demikian Proposal Kegiatan Maulid Nabi ini kami buat. Harapan kami agar
kegiatan ini mampu menjadi motivasi dan inspirasi. Motivasi agar warga Pekuncen
dan sekitarnya mendatang menjadi lebih baik dari sekarang serta selalu bersemangat
untuk menjalankan syariat Islam. Inpirasi bagi seluruh masyarakat atau umat islam
umumnya dan khususnya bagi warga Pekuncen dan sekitar nya untuk selalu berusaha
meningkatkan diri dan berusaha untuk selalu mencontoh pribadi Rasulullah saw.
Akhirnya hanya kepada Allah semata semua urusan diserahkan dan hanya
kepada-Nyalah hamba mengharap pertolongan. Semoga segala apa yang kita lakukan
mendapatkan kemudahan dan kesuksesan serta dengan harapan agar kegiatan ini
dicatat di sisi Allah sebagai amal ibadah yang senantiasa diridhoi-Nya. Amin

Pekuncen, 03 Oktober 2019

Ketua Panitia Sekertaris

Eri Subekti Galuh Dwi Saputro

Mengetahui

Ketua RW 04

Sopan Madi
DAFTAR DONATUR

NAMA NOMINAL TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai