I. LATAR BELAKANG
Maulid Nabi atau Maulud (bahasa Arab: مولد النبي, mawlid an-nabī), adalah
peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada
setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi
merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW
wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan
kepada Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi akhir zaman yang selalu menjadi panutan yang
tidak akan pernah ada mengingkarinya kebenarannya. Beliaulah yang menuntun selalu umat
manusia menuju jalan yang terang benderang yang selalu di sinari dengan cahaya islam.
Dengan perjuangan beliau umat manusia bangkit dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang
dengan cahaya islam. Karna beliau juga seluruh umat manusiayang ada di bumi selamat dari
kehancuran serta dengan kelahiran nabi akhir zaman ini terciptalah aturan – aturan islam
yang penuh dengan keharmonisan, persaudaraan dan keseimbangan dengan terhapusnya
perselisihan, pertikaian,dan peperangan.
Betapa luar biasanya jasa Nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia yang
ada di dunia ini. Maka sudah sepantasnya kita sebagai umatnya untuk selalu mengenangnya
dan sekuat tenaga mengamalkan apa yang telah di ajarkan oleh beliau. Karena apa yang telah
dikatakan, dilakukan, dan ditetapkan oleh beliau telah menjadi sumber dasar segala hukum
islam setelah Al – Qur’an yang sudah tidak diragukan kebenarannya. Karena dengan selalu
mengikuti apa yang telah diajarkan kepada kita maka kita akan di akui sebagai umat beliau
kelak di Hari Kiamat.
Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,
Artinya:
Ini agar umat Islam memiliki semangat menegakkan agama Allah dan juga senantiasa
mendengungkan nama Allah agar terus memperoleh rahmat-Nya. Keteladanan Rasul
tersebut sebagaimana tertuang di surah al-Ahzab ayat 21.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah “SAW” teladan yang baik bagimu
ialah bagi orang-orang yang berharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan ia
banyak menyebut Allah SWT.”.
, seluruh kaum muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan
warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun. Dalam catatan historis,
Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari
Fatimah az-Zahrah, putri Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan
panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan
peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk
mengenal akan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam.
Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya
transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-
nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari
demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta
lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Dalam
tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Nabi Muhammad SAW dapat dilihat dan dipahami
dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.
Hal ini memposisikan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok manusia sakral yang merupakan
wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala
bentuk pesan “suci” Tuhan kepada umat manusia secara universal.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati Maulid
secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya memahami dan
memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat
dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun
menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin
bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang
ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad
SAW untuk seluruh umat manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja, melainkan
harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan.
Misal, agama.
VII. PELAKSANA
Pelaksaan dari Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah segenap anggota majelis
( sebagaimana terlampir ) dan bersama – sama dengan warga setempat.
X. ESTIMASI DANA
Perkiraan dana yang dibutuhkan Untuk Kegiatan Maulid Ini adalah 27.000.000,00,dengan
rincian terlampir.
XI. PENUTUP
Demikian Proposal Kegiatan Maulid Nabi ini kami buat. Harapan kami agar kegiatan ini
mampu menjadi motivasi dan inspirasi. Motivasi agar warga Mekarsari mendatang menjadi lebih
baik dari sekarang serta selalu bersemangat untuk menjalankan syariat Islam. Inpirasi bagi seluruh
masyarakat atau umat islam umumnya dan khususnya bagi warga Mekarsari untuk selalu berusaha
meningkatkan diri dan berusaha untuk selalu mencontoh pribadi Rasulullah saw.
Akhirnya hanya kepada Allah semata semua urusan diserahkan dan hanya kepadaNyalah
hamba mengharap pertolongan. Semoga segala apa yang kita lakukan mendapatkan kemudahan dan
kesuksesan serta dengan harapan agar kegiatan ini dicatat di sisi Allah sebagai amal ibadah yang
senantiasa diridhoi-Nya. Amin
Bekasi 25 Oktober 2023
Ketua Panitia Sekertaris
Putra Laksamana
Mengetahui
ESTIMASI DANA
A. Kesekretatiatan
B. Humas
Sub Total Rp. 1.000.000,-
D. Dekorasi
G. Keamanan
H. Acra
I. Kesehatan
STUKTUR KEPANITIAN
Pelindung 1. Habib Umar bin Yunus
jamalullail
2. Bpk. Habib Ali bin Yunus
jamalullail
3. Wan zeid basumbul
Novandi
Messy
Puji santoso
Rohman
Iman
Seksi Perlalatan
Rifky
Bang may
Abah
Andika
Muhammad Rizky
Fahimah
Nurul
Seksi Konsumsi
Rizky nasution
Seksi Humas
Bang may Cs
Seksi Dekor
Seksi Publikasi
Rahmat
Cs Gema