Anda di halaman 1dari 10

Pertemuan XIV

Standar Kompetensi:
1. Mahasiswa memahami sejarah perbaharuan Islam dalam
konteks tokoh, historis, sosiologis dan filosofis.
2. Mahasiswa memahami berbagai prinsip yang menjadi
keyakinan dan cita-cita Persyarikatan Muhammadiyah yang
tertera dalam konstitusinya.
3. Mahasiswa memahami kedudukan organisasi
Muhammadiyah dalam Islam sebagai sarana dakwah dan
amar makruf nahi munkar.

Kompetensi Dasar:
Mahasiswa memahami organisasi otonom Muhammadiyah

Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu mendeskripsikan organisasi otonom (ortom)
Muhammadiyah

Petunjuk Pembelajaran
Bagi dosen:
1. Memasuki ruang kelas dengan mengucapkan salam
2. Pembelajaran dimulai dengan doa pembuka belajar.
3. Kontrak belajar dan penyampaian silabus.
4. Kelas Islami tetap menjadi perhatian yang serius.
5. Dosen menggunakan media pendidikan yang sesuai dan up to
date.
6. Dosen memberikan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis
sesuai dengan materi.
282

7. Dosen memberikan banyak ilustrasi yang layak untuk


mendukung pernyataannya.
8. Kegiatan pembelajaran tetap menganut asas/prinsip aktif,
inovatif, kreatif, dan menyenangkan.
9. Pembelajaran ditutup dengan doa penutup majelis.
10. Mengucapkan salam ketika keluar dari ruang kelas.

Bagi mahasiswa:
1. Mahasiswa menjawab salam dosen
2. Secara bersama tetapi sirr memulai dengan doa pembuka
belajar.
3. Mahasiswa mendengarkan dan menyimak informasi dari
dosen sebagai nara sumber.
4. Mahasiswa memperkaya pengetahuannya dengan membaca
buku-buku lain yang berkaitan dengan isi buku ajar.
5. Mahasiswa dapat mendiskusikan isi buku ajar dengan dosen
dan sesama mahasiswa lainnya.
6. Mahasiswa mengambil kesimpulan serta membuat ringkasan
tentang isi buku ajar.
7. Mahasiswa menjawab pertanyaan yang ada di akhir setiap
kegiatan belajar.
8. Secara bersama tetapi sirr menutup perkuliahan dengan doa
penutup majelis.
9. Menjawab salam dosen ketika keluar dari ruangan.
283

URAIAN MATERI

AISYIYAH

a. Sejarah Berdirinya

KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah sangat


memperhatikan pembinaan terhadap kaum wanita, yaitu dengan
diadakannya pengajian khusus oleh kaum wanita, oleh istri
KH.Ahmad Dahlan pengajian wanita ini diberi nama “Sopo
Tresno”

Hasil keputusan rapat, secara aklamasi pengajian wanita ini


menjadi organisasi Organisasi Wanita Muhammadiyah dan diberi
nama “Aisyiyah” dan diresmikan tanggal 27 Rajab 1 335 H,
bertepatan tanggal 19 Mei 1917 M dengan Ketua “Siti Bariyah”

Pada Mu’tamar Muhammadiyah tahun 1968 status Aisyiyah


menjadi Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah.

b. Tugas dan Perannya

‘Membimbing kaum Wanita kearah kesadaran beragama dan


berorganisasi ‘Menghimpun anggota-anggota Muhammadiyah
wanita, menyalurkan serta menggembirakan amalan-amalannya

c. Amal Usaha Aisyiyah


Bidang Pendidikan
Bidang Kewanitaan
Bidang PKK
Bidang Kesehatan
Bidang Organisasi Wanita
284

PEMUDA MUHAMMADIYAH

a. Sejarah berdirinya

Berasal dari berdirinya “Hidzbul Wathan” yaitu asal dari Tentara


tanah air, yang anggotanya adalah dari angkatan muda yang didik
kepanduan keagamaan yang dipelopori oleh KH.Muhtar pada
Tahun 1920.

Pada tahun 1932, dalam keputusan Kongres Muhammadiyah ke 21


di Makasar ditetapkan berdirinya Pemuda Muhammadiyah, dan
pada Muktamar Muhammadiyah ke 37 di Yogyakarta tahun 1968
baru diberi otonomi penuh.

b. Tugas dan fungsinya

Menanamkan kesadaran dan pentingnya peranan putra


Muhammadiyah sebagai pelangsung gerakan Muhammadiyah
‘Mendorong terbentuknya organisasi pemuda Muhammadiyah
sebagai wadah bagi putra Muhammadiyah yang berdiri sendiri
‘Memberi bantuan bimbingan dan pengayoman organisasi menjadi
penghubung aktif secara timbal balik ‘Mu’tamar Pemuda
Muhammadiyah ke-4 thn.1966, Pemuda Muhammadiyah
memiliki fungsi sebagai “Pelopor, Pelangsung, Penyempurna amal
usaha dan perjuangan Muhammadiyah.

NASYIATUL AISYIYAH

a. Sejarah berdirinya

Awal berdirinya Nasyiatul Aisyiyah bermula dari ide Somodirjo,


tujuannya untuk memajukan Muhammadiyah dengan mengadakan
perkumpulan dengan anggotanya terdiri dari remaja putri standar
school Muhammadiyah dengan nama siswa praja (SP) tahun 1919,
285

maksud tujuannya adalah; a.Menanamkan rasa persatuan,


b.Memperbaiki akhlak, c.Memperdalam agama. Kegiatannya
ialah; -pengajian, -berpidato, -jamaah sholat, -Kegiatan keputrian.
Kerna anggotanya banyak berasal dari Siswa Praja Wanita (SPW).

Pada tahun 1923 organisasi SPW menjadi urusan Aisyiyah, dan


tahun 1931 nama SPW diganti dengan Nasyiatul Aisyiyah (NA).
Pada Mu’tamar Muhammadiyah ke-26 di Yogyakarta, ditetapkan
simbol padi menjadi simbol Nasyiatul Aisyiah.

IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (IMM)

a. Sejarah berdirinya

Ada 2 faktor yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya Ikatan


Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yaitu faktor Intern dan faktor
ekstern

b. Faktor Intern adalah;


Faktor dari dalam organisasi Muhammadiyah itu sendiri, yaitu
bentuk motivasi idealis paham dan cita-cita Muhammadiyah.
Karena Muhammadiyah selalu bersinggungan dan berinteraksi
dengan mahasiswa dean mengembangkan potensi mahasiswa, oleh
karenanya diperlukan suatu wadah berkumpul bagi mahasiswa.

Issu pentingnya suatu wadah bagi mahasiswa tercetus saat


Mu’tamar Muhammadiyah ke-25 di Jakarta tahun 1963.
Menjelang Mu’tamar Muhammadiyah setengah abad di Jakarta
tahun 1962, mahasiswa-mahasiswa Perguruan Tinggi
Muhammadiyah mengadakan Kongres mahasiswa
Muhammadiyah di Yogyakarta.
286

Pada tahun 1963 dijajaki berdirinya lembaga Da’wah mahasiswa


yang diprakarsai oleh Drs.Mhd.Djasman dan kawan-kawan,
kemudian diusulkan kepada PP.Muhammadiyah yang diketuai
oleh KH.Ahmad Badawi untuk mendirikan 0rganisasi khusus bagi
mahasiswa dengan nama “Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah”
(IMM), dan disetujui dan diresmikan tanggal 14 Maret 1964, (24
Syawal 1384 H)

c. Faktor Internal adalah;


Faktor yang datang dari luar Muhammadiyah, yaitu situasi bangsa
dan organisasi mahasiswa dan ummat islam saat itu banyak
dipengaruhi tradisi, paham dan keyaklinan yang belum sesuai
dengan ajaran Islam yangsesungguhnya yang banyak bercampur
dengan Takhyul, Bid’ah dan Khurafat (TBC). Sementar dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara tengah terancam oleh
pengaruh oleh ideologi Komunis (PKI), keterbelakangan,
kemiskinan, kebodohan dan komflik kekuasaan antar golongan
dan partai politik.

IMM yang bergerak di bidang keagamaan, kemassyarakatan, dan


kemahasiswaan memiliki fungsi;

Sebagai organisasi Kader


Sebagai organisasi da’wah
Sebagai eksponen mahasiswa Islam dalam Muhammadiyah

IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)

Keinginan para pelajar Muhammadiyah untuk menddirikan organisasi


pelajar muhammadiyah telah dirintis sejak tahun 1919 yaitiu dengan
adanya siswa praja disekolah-sekolah. Titik terang mulai terlihat tahun
1958 yaitu pada Konfrensi Pemuda Muhammadiyah di Garut.
287

Konfrensi itu menempatkan organisasi pelajar Muhammadiyah


dibawah pengawasan Pemuda Muhammadiyah. Kemudian diperkuat
pada Mu’tamar Pemuda Muhammadiyah ke-II pada tanggal 24-24 Juli
1960 di Yogyakarta, dan memutuskan untuk membentuk Ikatan
Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Dalam Konpiwil (Konfrnsi Pimpinan Wilayah) IPM tahun 1992 di


Yogyakarta, Menpora Ir.Akbar Tanjung menyampai kebijakan
Pemerintah agar IPM merubah nama. Dengan berbagai pertimbangan
pada tanggal 18 Nopember 1992, IPM resmi merobah nama dengan
Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM).

Dengan bangkitnya gerakan reformasi, dalam Mu’tamar IRM di Solo


tanggal 23-28 Oktober 2008, kata REMAJA pada IRM, dikembalikan
kepada Khittahnya yaitu PELAJAR, sehingga IRM kembali menjadi
IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah).

TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH

Sekitar tahun 1925 s/d 1951 di Kampung Kauman Yogyakarta banyak


sekali berkembang aliran pencak silat, baik yang berbau ajaran islam
maupun yang menyimpang dari ajaran Islam.

Didasari keprihatinan merosotnya kegiatan para pendekar besar dalam


mengembangkan pencak silat serta mangkin terpecahbelahnya
perguruan pencak silat. Berdasarkan alasan diatas, pendekar
Muh.Barie Irsjad, akhirnya Perguran Pencak silat didirikan di Kauman
Yogyakarta tahun 1925.

Berkat kebesaran pendekar-pendekar terdahulu melebur perguruan


Kauman yang telah ada sejak tahun 1925, maka pada tanggal 31 Juli
288

1963/ 10 Rabiul awal 1383 H Perguruan Tapak Suci Putra


Muhammadiyah secara resmi berdiri.

Tapak Suci Putra Muhammadiyah lahir dan berkembang untuk


menjadi pelopor pengembangan pencak silat yang methodis dan
dinamis dengan dasar; ‘Membina pencak silat yang berwatak
sertaberkepribadian Indonesia, bersih dari ilmu sesat dan syirik.
‘Mengabdi perguruan untuk untuk perjuangan agama serta bangsa dan
negara ‘Sikap mental dan gerak langkah anak murid harus merupakan
tindakan – tindakan kesucian.

HIZBUL WATHAN (HW)

Hidzbul Wathan disingkat HW, artinya pembela tanah air. HW adalah


nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah, dengan status
Organisasi Otonom (Ortom) yang bergerak khusus dalam kepanduan

Pandu HW didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan pada tahun 1918 dengan


Padvinder Muhammadiyah. Atas usul KH.Agus Salim istilah Belanda
padvinde di Indonesiakan menjadi Kepanduan Muhammadiyah. Pada
tahun 1920, atas usul KH.R.Hajid, kepanduan Muhammadiyah
dinamakan Hidzbul Wathan (disingkat Pandu HW).

Tahun 1942-1945, pemerintah pendudukan Jepang melarang Pandu


HW, namun terus bergerak menghadapi pemerintah penjajhan.
Bahklan Panglima TNI Jendral Sudirman adalah pernah menjadiguru,
pembina, dan Pemimpin Pandu HW. Ketika Sukarno meminta
Sudirman untuk menjadi Panglima TNI, beliau belum menjawab
setuju, tetapi meminta persetujuan kepada Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, akhirnya dapat disetujui oleh PP.Muhammadiyah.
289

RANGKUMAN

Organisasi Otonom (otonom) dalam Muhammadiyah:


1. Aisyiyah
2. Nasyiatul Aisyiyah.
3. Pemuda Muhammadiyah.
4. Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
6. Hizbul Wathan.
7. Tapak Suci Putra Muhammadiyah.

LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi otonom ?
2. Jelaskan berapa organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah !
290

DAFTAR BACAAN

Baidawi, Mh Djaldan. Tata Usaha Muhammadiyah (Yogjakarta:


Suara Muhammadiyah, 2003)

Hambali, Hamdan. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah


(Yogjakarta: Suara Muhammadiyah, 2007).

Shobrun, Sudarno. dkk. Studi Kemuhammadiyahan : Kajian Historis,


Ideologis, dan Organisasi (Surakarta: LPID, 2010).

Yusuf, M Yunan. (Ed.s) Ensiklopedi Muhammadiyah (Jakarta: Majelis


Dikdasmen PP Muhammadiyah dan RajaGrafindo Persada,
2005).

Anda mungkin juga menyukai