Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PIMPINAN DAERAH AISYIYAH KABUPATEN


SUMEDANG
DISAMPAIKAN PADA MUSYPIMDA II AISYIYAH
KABUPATEN SUMEDANG
PERIODE 2010 2015
I. Pendahuluan
Aisyiyah adalah organisasi perempuan dalam persyarikatan Muhammadiyah
yang bergerak di bidang sosial, keagamaan, pendidikan dan kesehatan. Aisyiyah
dituntut untuk tampil sebagai organisasi perempuan yang membawa Islam
sebagai Rahmatan lil alamin di tengah problematika bangsa dan dunia
kemanusiaan.
Sejak berdirinya tahun 1917 hingga saat ini, Aisyiyah telah memberikan
kontribusi terhadap kemajuan bangsa dengan berperan bagi peningkatan
martabat kehidupan masyarakat di segala bidang terutama perempuan.
Problematika bangsa yang kompleks saat ini, memerlukan langkah strategis
dan dinamisasi pergerakan dakwah.
Musypimda II Aisyiyah periode 2010 2015 dilaksanakan pada tanggal 12
April 2015 bertempat di Aula SMK Muhammadiyah 1 dengan tema Penguatan
Gerakan Dakwah Pemberdayaan untuk Pencerahan Masyarakat. Musypimda II ini
selain untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program pasca Musypimda I
Aisyiyah, untuk memetakan dinamika Aisyiyah dalam melakukan usaha-usaha
yang mengarah pada penguatan dan tercapainya tujuan organisasi sehingga
membawa pencerahan yang bersifat membebaskan, memberdayakan dan
memajukan kehidupan masyarakat.pengembangan dakwah amar maruf nahi
munkar bagi
Di usianya yang satu abad ini, program Aisyiyah memerlukan evaluasi dan
perumusan strategi teknis pelaksanaan dalam setiap bidang program. Evaluasi
tersebut dilakukan di setiap tingkat kepemimpinan dari tingkat pusat, wilayah,
daerah, cabang dan ranting.
Pimpinan Daerah Aisyiyah Sumedang dalam perjalanannya telah banyak
yang dierbuat berupa pelaksanaan program dan kegiatan-kegiatan, pengelolaan
amal usaha, kebijaksanaan pimpinan yang sesuai dengan kepentingan
organisasi, perkembangan situasi, kondisi masyarakat, serta kepentingan bangsa
dan negara.
Pimpinan Daerah Aisyiyah Sumedang dalam melaksanakan amanat
kepemimpinan selam 4 tahun berusaha secara maksimal untuk mencapai target
walaupun banyak kendala dan hambatan yang kadang-kadang menyebabkan
tersendatnya pelaksanaan program.

Dalam kesempatan ini PDA Sumedang akan menyampaikan langkah-langkah


yang telah dilaksanakan, dan melaporkan perkembangan organisasi dalam
berbagai aspek. Kami sampaikan dalam sistematika sebagai berikut :
I.
II.

III.

II.

Pendahuluan
Kebijakan Organisasi
A. Perkembangan Organisasi
B. Pelaksanaan Konsolidasi
C. Pelaksanaan Program Bidang
D. Pelaksanaan Program Unggulan
E. Potensi dan Hambatan
F. Saran-Saran
Penutup

Kebijakan Organisasi
A. Perkembangan Organisasi

1. Dinamika Internal Organisai


- Meliputi kegiatan bulanan, pertemuan daerah cabang (Pengajian)
- Mingguan pertemuan Pimpinan Harian
2. Dinamika Eksternal Organisasi
Pimpinan Daerah Aisyiyah berupaya bekerja sama dengan organisasi
lain dan pemerintah di lingkungan Kabupaten Sumedang. Bermitra
dengan BKKBN Kabupaten Sumedang, PDA Sumedang telah melakukan
penandatanganan
nota
kesepahaman
untuk
meningkatnya
pembangunan ketahanan kesejahteraan keluarga melalui Pusat
Pelajaran Keluarga Sejahtera Medal Kencana.
3. Dinamika Kepemimpinan
Pimpinan Daerah Aisyiyah Sumedang terdiri dari 1 orang ketua, 3 orang
wakil ketua, 2 orang sekretaris, 2 orang bendahara dan 9 orang ketua
majelis dan lembaga (masing-masing sebagian dari pimpinan harian).
Pimpinan Cabang Aisyiyah ada 11 Cabang (1 tidak aktif) akan
mengundurkan diri.
4. Perkembangan Amal Usaha
- TK ABA
- Pra Koperasi Tanjungkerta

B. Pelaksanaan Konsolidasi
1. Konsolidasi Ideologi
a. Gerakan Baitul Arqom.
b. Menjadi salah satu materi dalam acara Rakerpim, Rakerda dan
konsolidasi organisasi.
c. Pengajian rutin mulai tingkat daerah, cabang dan ranting.
2. Konsolidasi Kelembagaan
a. Menertibkan organisasi dengan mengacu ke AD/ART Aisyiyah.
b. Mengefektifkan permusyawarahan dari tingkat daerah samapai
ranting.
c. Melaksanakan rapat kerja majelis.
d. Pengelolaan keuangan menurut panduan.
3. Konsolidasi Kepemipinan dan Kader
a. Baitul Arqom dan pengajian rutin di lingkungan amal usaha Aisyiyah.
b. Partisipasi kader dalam kegiatan organisasi Aisyiyah.
4. Penguatan Cabang dan Ranting

a. Melalui keluarga sakinah dan qoryat toyibah.


b. PCA tiap bulan kumpul di PDA dalam rangka pengajian (bergilir).
5. Optimalisasi pesan Aisyiyah dalam kehidupan berbangsa
Partisipasi aktif dalam menyelesaikan masalah sosial saat terjadi
bencana alam.

C. Pelaksanaan Program Bidang

1. Bidang Tabligh
Dilakukan memberikan kajian Islami di lingkungan persyarikatan,
simpatisan dan masyarakat.
2. Bidang Pendidikan
Ditekankan pada meningkatnya kualitas keunggulan Pendidikan
Aisyiyah sebagai strategi pembentukan manusia yang utuh, berilmu
dan berkarakter.
3. Bidang Kesehatan
Diarahkan pada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
4. Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan
a. Pendirian dan pemberdayaan koperasi Aisyiyah.
b. Pendampingan dan pembinaan ekonomi melalui bina usaha ekonomi
keluarga.
5. Bidang Kesejahteraan Sosial
Meliputi pelayanan dan penyantunan masyarakat dhuafa berdasarkan
gerakan Al
6. Bidang Pengkaderan
Diarahkan pada peningkatan kuantitas dan kualitas kader yang
memiliki integritas, kompetensi keagamaan dan keilmuan dan ghiroh
perjuangan bepergang pada nilai Islam.
7. Bidang Kebudayaan
Sosialisasi nilai-nilai budaya lokal sesuai dengan nilai-nilai Islam.

D. Pelaksanaan Program Keunggulan

Program Lintas Majelis bekerjasama dengan BKKBN Kabupaten Sumedang.


Klinik konsultasi keluarga ini diberi nama PPKS Medal Kencana yang
diresmikan pada tanggal 7 November 2013. Lembaga ini memberikan
pelayanan konsultasi untuk seluruh lapisan masyarakat (keluarga).

E. Potensi dan Hambatan

1. Potensi Aisyiyah
a. Misi Islam dan motivasi keagamaan menjadi landasan dalam
gerakan Aisyiyah.
b. Kiprah Aisyiyah sebagai gerakan perempuan citra Islam telah
dikenal secara nasioanal maupun internasional.
c. Jaringan organisasi tersebar di seluruh pimpinan nasional maupun
internasional.
d. Amal usaha yang berkembang baik secara kualitas dan kuantitas
merupakan aset yang sangat berharga.
e. Loyalitas dan komitmen para anggota dan pimpinan Aisyiyah di
semua jejang terhadap ketentuan organisasi sehingga dapat
memperlancar dan memajukan gerakan.
f. Militansi anggota dan pimpinan Aisyiyah sebagai kekuatan
penggerak dalam melaksanakan misi dan usaha organisasi secara
optimal berdedikasi tinggi.
2. Kelemahan Aisyiyah

Manajemen sumber daya manusia penggalian dana dan jaringan


kerjasama belum begitu kuat dikembangkan dalam mendukung gerak
langkah organisasi.
3. Tantangan Aisyiyah
Budaya populer dan permisif materialisme, hedonisme dan orientasi
kepentingan merupakan tantangan dakwah Aisyiyah yang harus
dihadapi dengan kekuatan untuk menanamkan kembali nilai kebenaran.

F. Saran-Saran

Muhammadiyah diharap dapat membangun suasana kerja yang sinergis


secara inter dan intra komponen persyarikatan.

III.

Penutup

Demikian laporan untuk musyawarah Pimpinan Daerah Aisyiyah ini kami


sampaikan. Semoga dapat dicermati, dipahami dan dievaluasi. Laporan yang
disampaikan ini merupakan upaya maksimal yang dilakukan dalam
melaksanakan amanah selama berjalan 4 tahun.
Hanya kepada Allah SWT kami bertawakal dan semoga Allah SWT memberi
kemudahan kepada kita dalam memajukan dan mengembangkan Aisyiyah
kedepan sebagai organisasi yang sanggup menjawab tantangan zaman.

Sumedang, 12 April 2015


Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten
Sumedang
Ketua

Sekretaris

Hj. Choeriyah, BA
NBM. 140 868

Ninah Fatinah
NBM. 568 917

MATERI SIDANG KOMISI


MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH II
AISYIYAH
KABUPATEN SUMEDANG
2010 2015
Tema
Penguatan Gerakan Dakwah
Pemberdayaan Untuk Pencerahan
Masyarakat

Sumedang, 22 Jumadil Tsani 1436 H


12 April 2015 M

Penguatan Kepemimpinan dan Kelembagaan Aisyiyah


A. Pendahuluan
Kiprah Aisyiyah diwujudkan dalam gerakan dakwah Islam amar maruf nahi
munkar. Mewujudkan dalam gerakan pemberdayaan komunitas dan dakwah,
bidang ekonomi, kesehatan, politik dan sosial melalui Qoriyah Thoyyibah, dengan
pendekatan hak-hak perempuan.
Penguatan kelembagaan dan kepemimpinan sangat penting dan strategis
untuk dilakukan melalui penguatan cabang dan ranting serta peningkatan
kualitas dan kapasitas pimpinan yang memiliki integritas kompetensi keagamaan,
keilmuan, militansi ghiroh perjuangan dan tindakan yang berpegang pada nilai
Islam berkemajuan.

B. Tantangan Eksternal Aisyiyah


Berbagai tantang eksternal diantaranya :
1. Faham-faham keagamaan telah berimbas ke dalam lingkungan Aisyiyah.
2. Banyak problem-problem yang harus segera direspon oleh Aisyiyah
(kemiskinan, ketenagakerjaan, meningkatnya kekerasan terhadap
perempuan maupun anak).
3. Lahirnya gerakan kuat seperti LSM organisasi sosial keagamaan yang
bergerak lebih lincah, dinamis, kepemimpinan tidak terlalu birokratis.
4. Tingginya tuntutan administratif profesi yang menyita kesempatan
masyarakat untuk melakukan perkembangan diri.
5. Banyaknya dana yang mengalir ke Desa merupakan tantangan untuk
mengawasi keberadaan kemampuan dan transparansi anggaran agar
fungsionalitas dan tepat sasaran (Undang-undang No. 6 tahun 2004
tentanf Desa merupakan regulasi baru di tingkat nasional).

C. Permasalahan
Aisyiyah

Internal

Kepemimpinan

dan

Kelembagaan

Penguatan kelembagaan dan kepemimpinan Aisyiyah perlu didasarkan pada


identifikasi terhadap persoalan Aisyiyah. Pemetaan didasarkan pada evaluasi dan
catatan yang ada pada laporan dan konsolidasi organisasi.
1. Permasalahan Kepemimpinan
a. Permasalahan Ideologi
Belum intensif kajian ideologi serta isu-isu perempuan dan anak dalam
perspektif tarjih Muhammadiyah di kalangan pimpinan organisasi dan
amal usaha.
b. Permasalahan Komitmen
Selama ini model kepemimpinan Aisyiyah adalah kolektif kolegial,
prinsip kepemimpinan ini belum sepenuhnya dipahami. Belum optimal
fungsi dan peran pimpinan dalam menggerakan dakwah dan organisasi
dikarenakan faktor tingginya tuntutan administratif profesi pekerjaan
dan tugas lainnya.
c. Permasalahn Wawasan, komunikasi dan managerial
- Masih adanya kesenjangan wawasan sebagai pimpinan di berbagai
level kepemimpinan

Masih adanya pimpinan yang kurang sensitif terhadap berbagai isuisu perempuan dan anak (seperti KDRT KTD).
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentingan penguatan
kepemimpinan dan perkembangan organisasi belum optimal
dilakukan.
- Belum optimal penguasaan keterampilan manajerial sebagai
pimpinan.
- Belum dimilikinya keterampilan analisis sosial secara merata di
kalangan pimpinan sebagai alat analisis perubahan sosial untuk
kepentingan penguatan dakwah.
- Belum optimalnya fungsi dan peran pimpinan.
- Belum
optimalnya
pimpinan
memanfaatkan
jaringan
dan
memperluas kerja sama, tidak mungkin Aisyiyah bekeraja sendiri.
- Kurangnya keterampilan di berbagai level pimpinan Aisyiyah
diantaranya penguasaan teknologi.
d. Permasalahan Pengkaderan
- Kedinamisan angkatan muda Muhammadiyah belum memadai baik
kuantitas maupun kualitas. Sebab belum optimal meratanya
pendataan dan perekrutan.
- Adanya perangkapan jabatan anggota Pimpinan Aisyiyah.
2. Permasalahan Kelembagaan
a. Sistem Komunikasi dan Informasi
Proses sosialisasi berbagai kabijakan organisasi dari pusat ke bawah
lama sampai ke tempat di sebabkan beberapa faktor :
- Kurangnya kesadaran berbagai informasi secara kelembagaan di
antara pimpinan organisasi secara horizontal maupun vertikal.
- Pemilikan kantor yang belum tetap masih menumpuk sehingga
dokumen tidak didistribusikan.
- Belum mampu menggunakan teknologi informasi.
b. Fungsi Manajerial dan SDM
- Program organisasi yang sudah ditetapkan dalam Muktamar masih
kurang optimal.
- Budaya monitoring dan evaluasi dalam berbagai kegiatan organisasi
perlu ditingkatkan.
- Belum merata kapasitas pimpinan organisasi terutama di tingkat
cabang dan ranting.
- Panduan administrasi organisasi dan manajemen keuangan masih
sederhana.
- Kegiatan sering bersifat insidential dan tidak mengacu pada
program yang telah ditata di musyawarah daerah .
- Juklak dan juknis menggerakan Aisyiyah di cabang dan ranting
masih belum cukup maksimal.
c. Pengelolaan Pengetahuan
- Dokumentasi pengetahuan dan pengalaman Aisyiyah.
- Bentuk
sosialisasi
hasil
pelatihan
masih
sebatas
pada
menginformasikan belum sampai pada mendiskusikan tidak lanjut.
d. Jaringan dan Sinergi Program
- Masih kurangnya implementasi pelaksanaan program yang bersifat
lintas majelis.
- Membangun jaringan dengan berbagai pihak belum maksimal
dilaksanakan.

D. Strategi Penguatan Kepemimpinan dan Kelembagaan

1. Penguatan Kepemimpinan
a. Aspek Ideologi
- Melakukan penguatan ideologi Muhammadiyah.
- Meningkatkan kajian-kajian tarjih.
b. Aspek Komitmen
- Menumbuhkan kesadaran tentang amal saleh.
- Pemahaman kepemimpinan.
- Mengembangkan gaya kepemimpinan.
- Mengembangkan kapasitas kepemimpinan
c. Aspek Pengkaderan
Melakukan pemetaan kader di segala bidang. Angkatan
Muhammadiyah putri lebih diintensifkan pada semua jenjang.

muda

2. Penguatan Kelembagaan
a. Mengoptimalkan media informasi seperti majalah Suara Aisyiyah &
Pengelolaan website.
b. Pengelolaan Pengetahuan
Tukar pengalaman kunjungan silang ke cabang dan ranting sambil
membrikan hasil musyawarah dengan memberikan pemahaman dan
kesadaran prntingnya manajemen organisasi bagi seluruh pimpinan di
tiap tingkatan.
c. Jaringan dan Sinergi Program
- Menyusun strategi dakwah
- Penguatan penambahan cabang dan ranting dengan mendukung
terwujudnya Qoriyah Toyyibah.
- Meningkatkan fungsi kesekretariatan sebagai pusat data melalui
perbaikan sistem administrasi.
- Kegiatan pengawasan melalui monitoring dan evaluasi secara
berkala.
- Mendorong majelis/lembaga melaksanakan program yang bersifat
lintas majelis.

E. Akselerasi Program Nasional Aisyiyah


Usaha-usaha dakwah menuju tegaknya ajaran Islam dan terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
A. Bidang Tabligh
Tujuan : Terbangunnya karekter akidah, akhlak, ibadah dan muamalah
Muhammadiyah di kalangan umat berdasarkan Quran dan Sunnah
berdasarkan pesan-pesan pencerahan.
Strategi Akselerasi :
a. Sebagai model dakwah
- Memperkuat forum pengajian.
- Mengembangkan kajian yang mampu mengurai, memecahkan,
memberdayakandan memberi solusi persoalan.
- Mengembangkan model pengajian tematik untuk pemberdayaan
yang berbasis ekonomi, kesehatan dan lain-lain.
b. Pendirian dan pembinaan Corp Mubalighat
- Pelatihan Mubalighat dari tingkat cabang ranting.
- Pertemuan rutin korp.
- Pemahamn pimpinan dan mubalighat tentang Islam yang
berkemajuan.

c. Pendirian dan penguatan biro informasi dan konsultasi keluarga sakinah


Aisyiyah di seluruh Indonesia sampai tingkat cabang.
d. Sasaran dakwah
Pengembangan model tabligh khusus untuk :
- Kelas menengah
- Kalangan muallaf
- Di Lapas (narapidana perempuan)
- Pelatihan Mubalighat khusus bagi masyarakat
B. Bidang Khusus Pembinaan Keluarga
Tujuan : Terbina dan berkembangnya kualitas kehidupan keluarga dalam
seluruh aspek secara berkeadilan dan kemakmuran menuju keluarga
sakinah.
Strategi :
a. Menyebarluaskan buku tuntutan menjadi keluarga sakinah.
b. Mengembangkan model kegiatan pranikah melalui pelatihan dan
sosialisasi melalui media sosial workshop.
c. Meningkatkan keharmonisan keluarga.
d. Peningkatan peran keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan IT.
e. Meningkatan pemahaman terhadap isu-isu perempuan dan anak
perspektif tarjih Muhammadiyah menuju keluarga sakinah sakinah.
C. Bidang Pengkaderan
Tujuan : Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader yang memiliki
integritas, kompetensi keagamaan dan keilmuan, militansi, gjirah
perjuangan, sikap dan tindakan yang berpegang pada nilai-nilai Islam
berkemajuan.
Strategi Akselerasi :
1. Mengintensifkan kajian dan sosialisasi putusan tarjih dengan
mendiskusikan.
2. Memperkuat transformasi kader dengan melakukan penguatan Baitul
Arqom.
D. Bidang Pendidikan
Tujun : Meningkatnya kualitas keunggulan pendidikan Aisyiyah sebagai
strategi pembentukan manusia yang utuh, berilmu dan berkarakter sesuai
dengan tujuan pendidikan.
Strategi Akselerasi :
1. Sosialisasi panduan Al Islam dan Kemuhammadiyahan serta panduan
pengelolaan TK ABA bagi seluruh Pimpinan Majelis Dikdasmen di semua
tingkatan.
2. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan.
E. Bidang Kesehatan
Tujuan : Meningkatnya kualitas pembinaan, pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan khususnya bagi perempuan dan anak
yang berbasis pad gerakan Al Islam.
Startegi Akselerasi :
1. Percepatan revitalisasi amal usaha kesehatan Aisyiyah, mmepercepat
realisasi Balai Pengobatan.
2. Meningkat peran aktif organisasi dalam pelayanan kesehatan melalui
program PHBS dan penanggulangan gizi buruk.
3. Peningkatan layanan kesehatan bagi kelompok dhuafa.

4. Kerja sama dengan pemerintah dan bersinergi lintas majelis dalam


mewujudkan desa siaga qoryah toyyibah bidang kesehatan di tiap
cabang.
5. Mendukung pelaksanaan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
melalui kelompok pengajian.
F. Bidang Lingkungan Hidup
Tujuan : Terbangunnya kesadaran dan perilaku ramah lingkungan bagi
anggota kader dan pimpinan di seluruh tingkatan dan amal usaha yang
mampu mengembangkan gerakan pelestarian lingkungan di masyarakat.
Strategi :
Meningkatkan kesadaran kebersihan lingkungan melalui PHBS dan
mengantisipasi pemanasan global dengan gerakan hemat penggunaan
listri dan air.
G. Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Tujuan : Diarahkan pada terbangunnya kesadaran dan perilaku ekonomi
untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga (umat).
Strategi Akslerasi :
1. Pengembangan BUEKA
a. Program peningkatan pendapatan
b. Mengembangkan jangkauan pemasaran
2. Program pengembangan lembaga keuangan mikro dan koperasi
a. Kerjasama dengan instansi pemerintah, lembaga perbankan dan
non perbankan yang tidak mengikat amal usaha Aisyiyah.
H. Bidang Pendidikan Politik dan Bidang Pengkajian, Pengembangan
dan Penelitian
Tujuan : Dihasilkannya temuan-temuan dan informasi-informasi pemikiran
keilmuan serta pengalaman empirik yang mendukung pengembangan
gerakan.
Strategi Akselerasi :
Kajian dilakukan secara mandiri oleh LPP untuk kepentingan internal dan
elsternal, topik-topiknya :
a. Fikih perempuan berkemajuan
b. Pentingnya partisipasi Aisyiyah dalam implementasi

Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Dakwah


Aisyiyah
A. Pendahuluan
Aisyiyah dalam perjalanannya sampai usia satu abad melalui kiprah
dakwahnya di berbagai bidang kehidupan telah berkontribusi dalam
mencerdaskan dan memajukan bangsa. Tantangan dakwah masa kini semakin
berat karena itu Aisyiyah mengembangkan model dakwahnya dalam beragam
corak dan strategi.
Salah satu model dakwah yang dikembangkan ialah dakwah pemberdayaan
masyarakat yaitu suatu model dakwah yang mampu mengembangkan potensi
sasaran dakwah sehingga mampu berkembang secara optimal untuk tumbuh
menjadi jamaah atau komunitas yang mandiri, unggul dan berkemajuan.

B. Pengembangan Masyarakat
Konsep pengembangan masyarakat adalah bagian dari pemberdayaan
masyarakat berusaha untuk menyadarkan dan menggerakan masyarakat
sertamengadakan perubahan terhadap kondisi lingkungan. Penerapan dakwah
denganvpendekatan pemberdayaan masyarakat.
Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakn suati proses bagi peningkatan
kualitas, dorongan dan bantuan dari luar masyarakat terkait secara finansial
maupun material. Bantuan dilihat sebagai semangat :
- Pembelajaran kepada masyarakat
- Partisipasi penuh
- Perlu sistem dan mekanisme dimulai dengan membangun kesadaran
diri untuk berubah
Dalam studi pembangunan ada tiga model pengembangan masyarakat :
1. Locality Development (Pengembangan Lokal)
Yang dikembangkan lokalnya, desanya, memerlukan keterlibatan dari
seluruh komponen masyarakat (Lurah, para pegawainya, ormas).
2. Social Sectoral Planning
Bersifat sektoral dan parsial, hanya mengembangkan bidang tertentu
misalnya bidang ekonomi saja, hanya kelompok tertentu saja dari suatu
desa (kelompok ekonomi lemah).
3. Social Action (Advocation)
Model pembelaan atau pendampingan bagi kelompok lemah atau
terpinggirkan.
Demi melaksanakan program tersebut secara berkelanjutan diantaranya
sebagai berikut :
a. Program harus menuju konsep menolong diri sendiri tidak
menyebabkan ketergantungan.
b. Harus orang dari dalam yang sebelumnya sudah dikuatkan kemampuan
dan komitmennya dibentuk kelompok kerja.
c. Sifat dan suasana kegiatan disesuaikan dengan dinamika kejiwaan
masyarakat setempat.
d. Objek garapan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
e. Rumusan refleksi normatif perlu ada untuk mendasari gerakan
pemberdayaan nilai-nilai agama atau budaya setempat. Bagi
masyarakat muslim dapat diambil dari ayat Al-Quran atau As-Sunnah ,

misal perigatan tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah
(bagi masyarakat pengemis yang menjadi binaan).

C. Penguatan Dakwah Pemberdayaan Masyarakat


Aisyiyah mengembangkan program dakwah dengan diberi nama Qoriyah
Thoyyibah sebagai pilot project program Qoriyah Thoyyibah Sumedang
melaksanakannya di Cimanggung dan Tanjungkerta. Dengan memperkuat
perekonomian dari hasil lokal. Model pemberdayaan masyarakat sebagai
pendekatan dakwah perlu dilanjutkan dan dikuatkan.
1. Prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat
a. Prinsip rekayasa sosial
Dakwah dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat adalah
rekayasa sosial.
b. Prinsip proses penyadaran diri untuk berubah
Masyarakat perlu adanya proses penyadaran melalui pelatihan (ArRadu 13:11)
c. Prinsip pemenuhan kebutuhan
Ditujukan untuk memenuhi kebutuhan yang serasi antara yang
material dan non-material kebutuhan spiritualitas berdasarkan
pemahaman Islam.
d. Prinsip partisipasi
Memerlukan partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat.
Perlu melibatkan pemimpin pemerintahan setempat. Gotong royong
(Taawun) sangat diperlukan, sesuai dengan Firman Allah SWT dalam
surat Al-Maidah ayat 2.
e. Prinisip kemampuan sendiri
Dlaksanakan berdasarkan pada kemampuan dan potensi sumber
daya yang ada di masyarakat. Keterlbatan dari luar hanya
sementara dari segi materi dan non-materi.
f. Prinsip berkelanjutan
Dakwah harus berkelanjutan tidak dibatasi oleh waktu. Oleh karena
itu dakwah harus mampu mendorong sifat kemandiriandari
masyarakat.
g. Prinsip pembentukan jejaring
Memerlukan hubungan kerjasama dengan pihak lain.
2. Tantangan Dakwah Pemberdayaan
a. Kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan program yang berpola
top down (atas) sebetulnya harus menerapkan bottom up (dasar)
sehingga disadarkan untuk mengidentifikasi sendiri yang akan
menjadi fokus kegiatannya.
b. Mental pasrah dan manut pada masyarakat binaan perlu usaha ada
usaha untuk menggairahkan.
c. Sikap pragmatis dan mementingkan diri sediri masih berkembang.
Masyarakat harus disadarkan demi memiliki sikap semangat
bersama. Solidaritas dari semua komponen masyarakat.
d. Diperlukan adanya kemampuan pengelolaan program secara baik,
perlu ada pelatihan.
3. Langkah Strategis
a. Menyusun kerangka pemikiran disertai proses persiapan untuk
mendukung penguatan model dakwah pemberdayaan masyarakat
melalui :

b.

c.
d.
e.
f.

1. Perumusan refleksi normatif bersumber dari Al Quran dan As


Sunnah sebagai dasar atas gerakan.
2. Mengadakan analisis makro dan mikro untuk mengidentifikasi
permasalahan yang akan digarap.
3. Perumusan masalah yang diangkat dari hasil identifikasi masalah
serta perumusan pemecahan masalah.
4. Pelatihan
5. Mobilisasi sumber daya fisik dan manusia yang ada dalam lokasi
dakwah.
6. Pengorganisasian hasil dari perumusan masalah.
7. Pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
8. Umpan balik.
Merumuskan peta dakwah sebagai prioritas penting dalam satu
tahun, tahun ke depan yang langsung dilakukan oleh pimpinan
organisasi dengan membentuk tim khusus.
Keterlibatan majelis sangat dibutuhkan. Kegiatan berbasis jamaah
supaya mudah untuk ditindaklanjuti.
Pelatihan fasilitator dan motivator untuk mubaligh dan penggerak
masyarakat.
Pimpinan Daerah Aisyiyah membentuk pilot program dan model
pemberdayaan masyarakat.
Merancang dan memanfaatkan program kemitraan dengan berbagai
pihak, dalam rangka penguatan dan pengembangan cabang ranting.

D. Penutup
Penerapan dakwah dengan model pemberdayaan masyarakat memerlukan
keseriusan, ketekunan dan kerja keras dari para pimpinan dan aktifis Aisyiyah di
lokasi dakwah. Semakin penting untuk menguatkan posisi dan peran Aisyiyah di
basis jamaah. Terbentuknya masyarakat madani yang memberi penguatan
terhadap pembanguanan bangsa dan negara.

PANDUAN
MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH II
AISYIYAH
KABUPATEN SUMEDANG
2010 2015
Tema
Penguatan Gerakan Dakwah
Pemberdayaan Untuk Pencerahan
Masyarakat

Sumedang, 22 Jumadil Tsani 1436 H


12 April 2015 M

Anda mungkin juga menyukai