III.
II.
Pendahuluan
Kebijakan Organisasi
A. Perkembangan Organisasi
B. Pelaksanaan Konsolidasi
C. Pelaksanaan Program Bidang
D. Pelaksanaan Program Unggulan
E. Potensi dan Hambatan
F. Saran-Saran
Penutup
Kebijakan Organisasi
A. Perkembangan Organisasi
B. Pelaksanaan Konsolidasi
1. Konsolidasi Ideologi
a. Gerakan Baitul Arqom.
b. Menjadi salah satu materi dalam acara Rakerpim, Rakerda dan
konsolidasi organisasi.
c. Pengajian rutin mulai tingkat daerah, cabang dan ranting.
2. Konsolidasi Kelembagaan
a. Menertibkan organisasi dengan mengacu ke AD/ART Aisyiyah.
b. Mengefektifkan permusyawarahan dari tingkat daerah samapai
ranting.
c. Melaksanakan rapat kerja majelis.
d. Pengelolaan keuangan menurut panduan.
3. Konsolidasi Kepemipinan dan Kader
a. Baitul Arqom dan pengajian rutin di lingkungan amal usaha Aisyiyah.
b. Partisipasi kader dalam kegiatan organisasi Aisyiyah.
4. Penguatan Cabang dan Ranting
1. Bidang Tabligh
Dilakukan memberikan kajian Islami di lingkungan persyarikatan,
simpatisan dan masyarakat.
2. Bidang Pendidikan
Ditekankan pada meningkatnya kualitas keunggulan Pendidikan
Aisyiyah sebagai strategi pembentukan manusia yang utuh, berilmu
dan berkarakter.
3. Bidang Kesehatan
Diarahkan pada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
4. Bidang Ekonomi dan Ketenagakerjaan
a. Pendirian dan pemberdayaan koperasi Aisyiyah.
b. Pendampingan dan pembinaan ekonomi melalui bina usaha ekonomi
keluarga.
5. Bidang Kesejahteraan Sosial
Meliputi pelayanan dan penyantunan masyarakat dhuafa berdasarkan
gerakan Al
6. Bidang Pengkaderan
Diarahkan pada peningkatan kuantitas dan kualitas kader yang
memiliki integritas, kompetensi keagamaan dan keilmuan dan ghiroh
perjuangan bepergang pada nilai Islam.
7. Bidang Kebudayaan
Sosialisasi nilai-nilai budaya lokal sesuai dengan nilai-nilai Islam.
1. Potensi Aisyiyah
a. Misi Islam dan motivasi keagamaan menjadi landasan dalam
gerakan Aisyiyah.
b. Kiprah Aisyiyah sebagai gerakan perempuan citra Islam telah
dikenal secara nasioanal maupun internasional.
c. Jaringan organisasi tersebar di seluruh pimpinan nasional maupun
internasional.
d. Amal usaha yang berkembang baik secara kualitas dan kuantitas
merupakan aset yang sangat berharga.
e. Loyalitas dan komitmen para anggota dan pimpinan Aisyiyah di
semua jejang terhadap ketentuan organisasi sehingga dapat
memperlancar dan memajukan gerakan.
f. Militansi anggota dan pimpinan Aisyiyah sebagai kekuatan
penggerak dalam melaksanakan misi dan usaha organisasi secara
optimal berdedikasi tinggi.
2. Kelemahan Aisyiyah
F. Saran-Saran
III.
Penutup
Sekretaris
Hj. Choeriyah, BA
NBM. 140 868
Ninah Fatinah
NBM. 568 917
C. Permasalahan
Aisyiyah
Internal
Kepemimpinan
dan
Kelembagaan
Masih adanya pimpinan yang kurang sensitif terhadap berbagai isuisu perempuan dan anak (seperti KDRT KTD).
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk kepentingan penguatan
kepemimpinan dan perkembangan organisasi belum optimal
dilakukan.
- Belum optimal penguasaan keterampilan manajerial sebagai
pimpinan.
- Belum dimilikinya keterampilan analisis sosial secara merata di
kalangan pimpinan sebagai alat analisis perubahan sosial untuk
kepentingan penguatan dakwah.
- Belum optimalnya fungsi dan peran pimpinan.
- Belum
optimalnya
pimpinan
memanfaatkan
jaringan
dan
memperluas kerja sama, tidak mungkin Aisyiyah bekeraja sendiri.
- Kurangnya keterampilan di berbagai level pimpinan Aisyiyah
diantaranya penguasaan teknologi.
d. Permasalahan Pengkaderan
- Kedinamisan angkatan muda Muhammadiyah belum memadai baik
kuantitas maupun kualitas. Sebab belum optimal meratanya
pendataan dan perekrutan.
- Adanya perangkapan jabatan anggota Pimpinan Aisyiyah.
2. Permasalahan Kelembagaan
a. Sistem Komunikasi dan Informasi
Proses sosialisasi berbagai kabijakan organisasi dari pusat ke bawah
lama sampai ke tempat di sebabkan beberapa faktor :
- Kurangnya kesadaran berbagai informasi secara kelembagaan di
antara pimpinan organisasi secara horizontal maupun vertikal.
- Pemilikan kantor yang belum tetap masih menumpuk sehingga
dokumen tidak didistribusikan.
- Belum mampu menggunakan teknologi informasi.
b. Fungsi Manajerial dan SDM
- Program organisasi yang sudah ditetapkan dalam Muktamar masih
kurang optimal.
- Budaya monitoring dan evaluasi dalam berbagai kegiatan organisasi
perlu ditingkatkan.
- Belum merata kapasitas pimpinan organisasi terutama di tingkat
cabang dan ranting.
- Panduan administrasi organisasi dan manajemen keuangan masih
sederhana.
- Kegiatan sering bersifat insidential dan tidak mengacu pada
program yang telah ditata di musyawarah daerah .
- Juklak dan juknis menggerakan Aisyiyah di cabang dan ranting
masih belum cukup maksimal.
c. Pengelolaan Pengetahuan
- Dokumentasi pengetahuan dan pengalaman Aisyiyah.
- Bentuk
sosialisasi
hasil
pelatihan
masih
sebatas
pada
menginformasikan belum sampai pada mendiskusikan tidak lanjut.
d. Jaringan dan Sinergi Program
- Masih kurangnya implementasi pelaksanaan program yang bersifat
lintas majelis.
- Membangun jaringan dengan berbagai pihak belum maksimal
dilaksanakan.
1. Penguatan Kepemimpinan
a. Aspek Ideologi
- Melakukan penguatan ideologi Muhammadiyah.
- Meningkatkan kajian-kajian tarjih.
b. Aspek Komitmen
- Menumbuhkan kesadaran tentang amal saleh.
- Pemahaman kepemimpinan.
- Mengembangkan gaya kepemimpinan.
- Mengembangkan kapasitas kepemimpinan
c. Aspek Pengkaderan
Melakukan pemetaan kader di segala bidang. Angkatan
Muhammadiyah putri lebih diintensifkan pada semua jenjang.
muda
2. Penguatan Kelembagaan
a. Mengoptimalkan media informasi seperti majalah Suara Aisyiyah &
Pengelolaan website.
b. Pengelolaan Pengetahuan
Tukar pengalaman kunjungan silang ke cabang dan ranting sambil
membrikan hasil musyawarah dengan memberikan pemahaman dan
kesadaran prntingnya manajemen organisasi bagi seluruh pimpinan di
tiap tingkatan.
c. Jaringan dan Sinergi Program
- Menyusun strategi dakwah
- Penguatan penambahan cabang dan ranting dengan mendukung
terwujudnya Qoriyah Toyyibah.
- Meningkatkan fungsi kesekretariatan sebagai pusat data melalui
perbaikan sistem administrasi.
- Kegiatan pengawasan melalui monitoring dan evaluasi secara
berkala.
- Mendorong majelis/lembaga melaksanakan program yang bersifat
lintas majelis.
B. Pengembangan Masyarakat
Konsep pengembangan masyarakat adalah bagian dari pemberdayaan
masyarakat berusaha untuk menyadarkan dan menggerakan masyarakat
sertamengadakan perubahan terhadap kondisi lingkungan. Penerapan dakwah
denganvpendekatan pemberdayaan masyarakat.
Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakn suati proses bagi peningkatan
kualitas, dorongan dan bantuan dari luar masyarakat terkait secara finansial
maupun material. Bantuan dilihat sebagai semangat :
- Pembelajaran kepada masyarakat
- Partisipasi penuh
- Perlu sistem dan mekanisme dimulai dengan membangun kesadaran
diri untuk berubah
Dalam studi pembangunan ada tiga model pengembangan masyarakat :
1. Locality Development (Pengembangan Lokal)
Yang dikembangkan lokalnya, desanya, memerlukan keterlibatan dari
seluruh komponen masyarakat (Lurah, para pegawainya, ormas).
2. Social Sectoral Planning
Bersifat sektoral dan parsial, hanya mengembangkan bidang tertentu
misalnya bidang ekonomi saja, hanya kelompok tertentu saja dari suatu
desa (kelompok ekonomi lemah).
3. Social Action (Advocation)
Model pembelaan atau pendampingan bagi kelompok lemah atau
terpinggirkan.
Demi melaksanakan program tersebut secara berkelanjutan diantaranya
sebagai berikut :
a. Program harus menuju konsep menolong diri sendiri tidak
menyebabkan ketergantungan.
b. Harus orang dari dalam yang sebelumnya sudah dikuatkan kemampuan
dan komitmennya dibentuk kelompok kerja.
c. Sifat dan suasana kegiatan disesuaikan dengan dinamika kejiwaan
masyarakat setempat.
d. Objek garapan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
e. Rumusan refleksi normatif perlu ada untuk mendasari gerakan
pemberdayaan nilai-nilai agama atau budaya setempat. Bagi
masyarakat muslim dapat diambil dari ayat Al-Quran atau As-Sunnah ,
misal perigatan tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah
(bagi masyarakat pengemis yang menjadi binaan).
b.
c.
d.
e.
f.
D. Penutup
Penerapan dakwah dengan model pemberdayaan masyarakat memerlukan
keseriusan, ketekunan dan kerja keras dari para pimpinan dan aktifis Aisyiyah di
lokasi dakwah. Semakin penting untuk menguatkan posisi dan peran Aisyiyah di
basis jamaah. Terbentuknya masyarakat madani yang memberi penguatan
terhadap pembanguanan bangsa dan negara.
PANDUAN
MUSYAWARAH PIMPINAN DAERAH II
AISYIYAH
KABUPATEN SUMEDANG
2010 2015
Tema
Penguatan Gerakan Dakwah
Pemberdayaan Untuk Pencerahan
Masyarakat