Anda di halaman 1dari 4

Nama : RIZAL ARCHA MADHANI

NIM : 2021410452

Mata Kuliah : Kemuhammadiyahan

1. Bagaimana dinamika kehidupan umat Islam, khususnya di Timur Tengah, yang


melatarbelakangi lahirnya gerakan pembaharuan Islam (tajdidu fil Islam)? Apa ciri dan siapa
tokoh gerakan pembaharuan ini?

Jawaban :

Islam di timur tengah pada ke-18 dan ke-19 diwarnai oleh berbagai tantangan sosial,
politik,dan ekonomi.Pada masa tersebut, kehidupan umat islam dipengaruhi oleh
kolonialisme kebangkitan nasionalisme, kemajuan teknologi, dan pemikiranpemikiran
modern yang berkembang di Eropa.

Di tengah dinamika tersebut, muncul gerakan pembaharuan islam atau tajdidu fil islam yang
bertujuan untuk mereformasi praktik keagamaan dan memperbarui pemaham tentang agama
islam. Gerakan ini muncul sebagai repons atas kondisi umat islam yang saat itu cenderung
stagnan dan ketinggalan zaman dalam berbagai aspek

kehidupan.

Ciri dari gerakan pembaharuan islam ini adalah:

1. Mendapankan akal dan pemikiran rasional dalam memahami ajaran islam.

2. Mendorong kembali pada sumber sumber utama islam, yaitu Al- Quran dan

Sunnah Rasulullah, dengan pendekatan yang kontekstual dan sesuai dengan

perkembangan zaman.

3. Menolak pemahaman dogmatis dan literalistis terhadap ajaran islam.

4. Memperhatikan konteks sosial, politik, dan ekonomi dalam menerapkan ajaran

islam.

Tokoh - tokoh penting dalam gerakan pembaharuan Islam ini antara lain:

1. Muhammad Abduh ( Mesir )


2. Jamaluddin al- Afghani ( Iran )

3. Rifa’ah Rafi’al-Tahtawi ( Mesir )

2. Apa itu Muhammadiyah? Apa latar belakang yang menjadi faktor berdirinya

Muhammadiyah?

Jawaban :

Secara bahasa “Muhammadiyah” terdiri kata “Muhammad” yang berarti Nabi Muhammad
SAW, Nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Kemudian ditambah “ya nisbah” yang berarti
pengikut. Sehingga secara bahasa Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW.
Namun, secara istilah, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar, yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah, didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330

H/ 18 November 1912 M.

2. Faktor berdirinya Muhammadiyah :

- Secara bahasa “Muhammadiyah” terdiri kata “Muhammad” yang berarti Nabi Muhammad
SAW, Nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Kemudian ditambah “ya nisbah” yang berarti
pengikut. Sehingga secara bahasa Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW

- Secara istilah, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar,
yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah, didirikan di Yogyakarta pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M

• Faktor subyektif yaitu faktor yang terkait pribadi K.H. Ahmad Dahlan yang melakukan
kajian mendalam terkait ayat-ayat al-Qur’an, terutama surat

• Faktor obyektif terkait kondisi umat Islam yang mengalami penyimpangan dalam
pengamalan ajaran Islam dan rendahnya kualitas lembaga Pendidikan umat Islam. Hal ini
merupakan faktor obyektif yang berasal dari internal umat Islam Indonesia Faktor ini berupa
semakin gencar kegiatan kristenisasi di Indonesia melalui gerakan tiga “G” (glory, gold,
gospel), penetrasi Bangsa Eropa, terutama Belanda, dan adanya pengaruh gerakan
pembaharuan Islam di Timur Tengah. Hal ini merupakan faktor obyektif yang berasal dari
eksternal umat Islam Indonesia
• Prof. Dr. Mukti Ali menyampaikan bahwa dari sekian faktor yang melatarbelakangi
berdirinya Muhammadiyah, setidaknya ada empat hal yang

menonjol:

a. Ketidakbersihan dan campuraduknya pengamalan ajaran Islam oleh masyarakat

b. Tidak effisiennya lembaga pendidikan Islam

c. Aktivitas misi Katholik dan Protestan

d. Adanya sikap meremehkan Islam dari kelompok masyarakat intelegensia

3. Ungkapkan sosok pendiri Muhammadiyah, mulai riwayat hidup yang singkat,


pemikirannya tentang kehidupan akherat, dan cara beliau dalam mengajarkan dan
mengamalkan agama Islam? Serta sebutkan dua pelajaran hidup K.H. Ahmad Dahlan yang
bisa menjadi teladan bagi kehidupan saudara saat ini?

Jawaban :

K.H. Ahmad Dahlan adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah perkembangan
Islam di Indonesia, terutama melalui organisasi Muhammadiyah yang didirikannya pada
tahun 1912. Berikut adalah riwayat hidup singkat serta pemikirannya tentang kehidupan
akherat:

Riwayat Hidup :

K.H. Ahmad Dahlan lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Beliau berasal dari
keluarga bangsawan yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat. Setelah menyelesaikan
pendidikan di Madrasah Tsanawiyah, beliau melanjutkan studinya di Makkah dan berguru
pada ulama terkemuka di sana. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1893, beliau
menjadi seorang guru agama di Yogyakarta dan mendirikan sebuah pesantren yang kemudian
menjadi basis untuk organisasi Muhammadiyah yang didirikannya pada tahun 1912. K.H.
Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23

Februari 1923.

Pemikirannya tentang KeHidupan Akhirat:

K.H. Ahmad Dahlan memiliki pemikiran yang sangat kuat tentang pentingnya
mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Beliau percaya bahwa kehidupan dunia
hanyalah sementara, dan bahwa kehidupan sejati adalah kehidupan di akhirat. Oleh karena
itu, beliau menekankan pentingnya amal shalih dan pengorbanan diri untuk kepentingan
umat.

Cara Mengajarkan dan Mengamalkan Agama Islam:

K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang pendakwah yang sangat gigih dan tekun dalam
mengajarkan agama Islam. Beliau sangat peduli dengan kondisi umat Islam yang pada waktu
itu banyak terbelakang dan tidak terdidik. Oleh karena itu, beliau mendirikan pesantren dan
menyebarkan pendidikan Islam yang moderat dan toleran. Beliau juga mengajarkan
pentingnya toleransi antara umat Islam dan umat lainnya, serta menekankan bahwa Islam
adalah agama yang mengedepankan perdamaian dan keadilan.

Dua Pelajaran Hidup K.H. Ahmad Dahlan yang bisa menjadi Teladan:

Konsistensi dan kesabaran dalam menjalankan cita-cita: K.H. Ahmad Dahlan adalah

sosok yang sangat gigih dan tekun dalam menjalankan cita-citanya. Beliau selalu

berusaha keras untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan umat Islam, dan

tidak pernah berhenti dalam menghadapi rintangan dan tantangan. Pelajaran ini bisa

menjadi teladan bagi kita untuk selalu konsisten dan sabar dalam meraih cita-cita kita.

Pentingnya pendidikan dan pengabdian untuk umat: K.H. Ahmad Dahlan sangat

memperhatikan pendidikan dan pengabdian untuk umat. Beliau mengajarkan

pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas hidup umat Islam, serta

pengabdian untuk umat sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan terhadap nikmat

Allah. Pelajaran ini bisa menjadi teladan bagi kita untuk selalu memperhatikan

pendidikan dan pengabdian

Anda mungkin juga menyukai