NIM : 2021410452
Jawaban :
Islam di timur tengah pada ke-18 dan ke-19 diwarnai oleh berbagai tantangan sosial,
politik,dan ekonomi.Pada masa tersebut, kehidupan umat islam dipengaruhi oleh
kolonialisme kebangkitan nasionalisme, kemajuan teknologi, dan pemikiranpemikiran
modern yang berkembang di Eropa.
Di tengah dinamika tersebut, muncul gerakan pembaharuan islam atau tajdidu fil islam yang
bertujuan untuk mereformasi praktik keagamaan dan memperbarui pemaham tentang agama
islam. Gerakan ini muncul sebagai repons atas kondisi umat islam yang saat itu cenderung
stagnan dan ketinggalan zaman dalam berbagai aspek
kehidupan.
2. Mendorong kembali pada sumber sumber utama islam, yaitu Al- Quran dan
perkembangan zaman.
islam.
Tokoh - tokoh penting dalam gerakan pembaharuan Islam ini antara lain:
2. Apa itu Muhammadiyah? Apa latar belakang yang menjadi faktor berdirinya
Muhammadiyah?
Jawaban :
Secara bahasa “Muhammadiyah” terdiri kata “Muhammad” yang berarti Nabi Muhammad
SAW, Nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Kemudian ditambah “ya nisbah” yang berarti
pengikut. Sehingga secara bahasa Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW.
Namun, secara istilah, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi
Mungkar, yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah, didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330
H/ 18 November 1912 M.
- Secara bahasa “Muhammadiyah” terdiri kata “Muhammad” yang berarti Nabi Muhammad
SAW, Nabi terakhir yang diutus Allah SWT. Kemudian ditambah “ya nisbah” yang berarti
pengikut. Sehingga secara bahasa Muhammadiyah berarti pengikut Nabi Muhammad SAW
- Secara istilah, Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar,
yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah, didirikan di Yogyakarta pada
tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 M
• Faktor subyektif yaitu faktor yang terkait pribadi K.H. Ahmad Dahlan yang melakukan
kajian mendalam terkait ayat-ayat al-Qur’an, terutama surat
• Faktor obyektif terkait kondisi umat Islam yang mengalami penyimpangan dalam
pengamalan ajaran Islam dan rendahnya kualitas lembaga Pendidikan umat Islam. Hal ini
merupakan faktor obyektif yang berasal dari internal umat Islam Indonesia Faktor ini berupa
semakin gencar kegiatan kristenisasi di Indonesia melalui gerakan tiga “G” (glory, gold,
gospel), penetrasi Bangsa Eropa, terutama Belanda, dan adanya pengaruh gerakan
pembaharuan Islam di Timur Tengah. Hal ini merupakan faktor obyektif yang berasal dari
eksternal umat Islam Indonesia
• Prof. Dr. Mukti Ali menyampaikan bahwa dari sekian faktor yang melatarbelakangi
berdirinya Muhammadiyah, setidaknya ada empat hal yang
menonjol:
Jawaban :
K.H. Ahmad Dahlan adalah sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah perkembangan
Islam di Indonesia, terutama melalui organisasi Muhammadiyah yang didirikannya pada
tahun 1912. Berikut adalah riwayat hidup singkat serta pemikirannya tentang kehidupan
akherat:
Riwayat Hidup :
K.H. Ahmad Dahlan lahir pada tanggal 1 Agustus 1868 di Yogyakarta. Beliau berasal dari
keluarga bangsawan yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat. Setelah menyelesaikan
pendidikan di Madrasah Tsanawiyah, beliau melanjutkan studinya di Makkah dan berguru
pada ulama terkemuka di sana. Setelah kembali ke Indonesia pada tahun 1893, beliau
menjadi seorang guru agama di Yogyakarta dan mendirikan sebuah pesantren yang kemudian
menjadi basis untuk organisasi Muhammadiyah yang didirikannya pada tahun 1912. K.H.
Ahmad Dahlan wafat pada tanggal 23
Februari 1923.
K.H. Ahmad Dahlan memiliki pemikiran yang sangat kuat tentang pentingnya
mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Beliau percaya bahwa kehidupan dunia
hanyalah sementara, dan bahwa kehidupan sejati adalah kehidupan di akhirat. Oleh karena
itu, beliau menekankan pentingnya amal shalih dan pengorbanan diri untuk kepentingan
umat.
K.H. Ahmad Dahlan merupakan seorang pendakwah yang sangat gigih dan tekun dalam
mengajarkan agama Islam. Beliau sangat peduli dengan kondisi umat Islam yang pada waktu
itu banyak terbelakang dan tidak terdidik. Oleh karena itu, beliau mendirikan pesantren dan
menyebarkan pendidikan Islam yang moderat dan toleran. Beliau juga mengajarkan
pentingnya toleransi antara umat Islam dan umat lainnya, serta menekankan bahwa Islam
adalah agama yang mengedepankan perdamaian dan keadilan.
Dua Pelajaran Hidup K.H. Ahmad Dahlan yang bisa menjadi Teladan:
Konsistensi dan kesabaran dalam menjalankan cita-cita: K.H. Ahmad Dahlan adalah
sosok yang sangat gigih dan tekun dalam menjalankan cita-citanya. Beliau selalu
berusaha keras untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan umat Islam, dan
tidak pernah berhenti dalam menghadapi rintangan dan tantangan. Pelajaran ini bisa
menjadi teladan bagi kita untuk selalu konsisten dan sabar dalam meraih cita-cita kita.
Pentingnya pendidikan dan pengabdian untuk umat: K.H. Ahmad Dahlan sangat
pengabdian untuk umat sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan terhadap nikmat
Allah. Pelajaran ini bisa menjadi teladan bagi kita untuk selalu memperhatikan