Anda di halaman 1dari 4

NAMA: Farisan Gemilang

Npm: 2019510018

PAJAK DAN PUNGUTAN LAIN

A. Pengertian Pajak dan Pungutan Lain Selain Pajak


Ada banyak pengertian yang diberikan oleh para sarjana mengenai apa sebenarnya pajak
itu, berikut beberapa dantaranya:
1. Prof. Dr. Roehmat Soemitro, SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang bdapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
2. Dr. Soepaman Soemahamidjaja
Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan
norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum.
3. Prof.PJA. Adriani
Iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan ) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
diunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung
dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
B. Karakteristik dan Unsur Pajak
a. Pajak dipungut berdasarkan adanya undang-undang ataupun peraturan pelaksanaannya;
b. Terhadap pembayaran pajak tidak ada tegen prestasi yang dapat ditunjukkan secara langsung;
c. Pemungutannya dapat dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
sehingga ada istilah pajak pusat dan pajak daerah;
d. Hasil pejak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah,
e. Di samping mempunyai fungsi sebagai alat untuk memasuki dana dari rakyat ke dalam kas
Negara (fungsi budgeter)

Ciri –ciri tertentu yang melekat pada retribusi, antara lain;

a. Retribusi dipungut dengan berdasarkan undang-undang dan peraturan pelaksanannya yang


berlaku umum;
b. Dalam retribusi, adanya prestasi berupa pembayaran dari warga masyarakat akan
mendapatkan jasa timbal secara langsung yang tertuju pada individu yang membayarnya
(individual);
c. Uang hasil retribusi digunakan bagi pelayanan umum berkaitan dengan retribusi yang
bersangkutan;
d. Pelaksanaanya dapat dipaksa, dimana pelaksanaan itu umumnya bersifat ekonomis.

Pemberlakuan pajak terkadang memerlukan surat ketetapan pajak. Merupakan surat keputusan
yang isinya berupa penetapan utang pajak yang harus dibayar oleh seseorang atau suatu badan.

C. Jenis-Jenis Pajak
1. Dari Segi Administratif Yuridis
a. Segi Yuridis
Suatu jenis pajak dikatakan sebagai pajak langsung apabila dipungut secara periodic. Jadi
berulang-ulang, tidak hanya satu kali pungut dengan menggunakan penetapan sebagai dasar
dan kohir.
b. Segi Ekonomis
Suatu jenis pajak dikatakan pajak langsung apabila beban pajak tidak dapat dilimpahkan
kepada pihak lain.
2. Berdasarkan Titik Tolak Pungutannya
a. Pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya berpangkal pada diri orang/badan yang
dikenai pajak (wajib pajak).
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang pengenaanya berpangkal pada objek yang dikenai pajak, dan
untuk mengenakan pajaknya harus dicari subjeknya.
3. Berdasarkan Sifatnya
a. Pajak yang bersifat pribadi (persoonlijik), atau juga dapat disebut sebagai bersifat perorangan,
adalah pajak yang dalam penetapannya memperhatikan keadaan diri serta keluarga wajib
pajak.
b. Pajak yang bersifat kebendaan (zakelijik) adalah pajak yang dipungut tanpa memperhatikan
diri dan keadaan siwajib pajak.
4. Berdasarkan Kewenangan Pemungutannya
a. Pajak pusat, yakni pajak yang kewenangan pemungutannya berada pada pemerinah pusat.
b. Pajak daerah, yakni pajak yang kewenangan pemungutannya berada pada pemerintah daerah,
baik pada pemerintah propinsi maupun pemerintah kabupaten/kota.
(1) Jenis pajak propinsi terdiri dari
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air;
b. Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air;
c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor;
d. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
(2) Jenis pajak kabupaten/kota terdiri dari;
a. Pajak hotel
b. Pajak restoran
c. Pajak hiburan
d. Pajak reklame
e. Pajak penerangan jalan
f. Pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian golongan c
g. Pajak parker.
D. Fungsi Pajak
1. Fungsi Anggaran
Pajak lebih diarahkan sebagai instrument penarik dana dari masyarakat untuk dimasukkan ke
dalam kas Negara, digunakan sebagai penopang bagi penyelenggaraan dan aktifitas
pemerintahan.
2. Fungsi Mengatur
Untuk melaksanakan fungsi mengatur ini umumnya fiskus menggunakan dua cara, yaitu cara
umum dan khusus .
E. Subjek Pajak, Wajib Pajak, dan Penanggung Pajak
1. Subjek Pajak
Adalah orang atau badan yang telah memenuhi syarat subjektif. Undang-undang pajak
penghasilan, Misalnya, menyebutkan bahwa subjek pajak dapat berupa orang, badan, warisan
yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, termasuk bentuk usaha tetap (permanent
establishment).
2. Wajib Pajak
Wajib pajak adalah subjek pajak yang telah memenuhi syarat objektif, selain juga syarat
subjektif.
3. Penanggung Pajak
Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran
pajak sesuai ketentuan-ketentuan perundang-undangan perpajakan (pasal 1.28 UU KUTAP).
4. Fiskus
Jadi disini fiskus tidak hanya menangani pemungutan pajaknya. Bahkan sebernya kalau
diruntut dari awalnya fiskus berarti kantong utang.
F. Objek Pajak
1. Keadaan
2. Peristiwa
3. Perbuatan
G. Pendekatan Terhadap Pajak
1. Pajak Ditinjau dari Segi Hukum
2. Pajak Ditinjau daei Segi Ekonomi
3. Pajak Ditinjau dari Segi sosiologi\
4. Pajak Ditinjau dari Segi Finansial
5. Pajak Ditinjau dari Segi Pembangunan
6. Pajak Ditinjau dari Segi Politik

Anda mungkin juga menyukai