NIM : 135020300111061
Kelas : CA
BAB 5 :
Teori Akuntansi Normatif Kasus Perubahan Harga
CPPA Sering disebut juga daya beli akuntansi yang berlaku umum atau akuntansi tingkat
harga umum atau akuntansi tingkat dolar konstan. Konsep ini menilai uang menurut daya
belinya pada barang dan jasa secara umum. Tujuan konsep ini untuk mempertahankan nilai
modal menurut harganya yang tetap, dengan ukuran indeks harga. Nilai harta, hutang dan
modal yang terpengaruh oleh perubahan harga disesuaikan dengan faktor indeks harga,
sehingga dapat dinyatakan dengan nilai uang yang sama.
Konsep ini digunakan pada saat kenaikan harga, jika suatu entitas mendistribusikan
keuntungan yang disesuaikan berdasarkan harga perolehan hasilnya bisa menjadi penurunan
nilai riil dari suatu entitas. Dimana secara riil entitas bisa mengambil risiko mendistribusikan
sebagian dari modal. Saat menerapkan konsep ini maka indeks harga dibutuhkan. Indeks
harga adalah rata-rata tertimbang dari harga saat barang dan jasa yang berhubungan dengan
rata-rata tertimbang harga dalam periode sebelumnya (periode dasar). Indeks harga yang
digunakan dalam konsep ini dapat indeks harga umum maupun indeks harga khusus.
Penyeseuaian dalam CPPA dilakukan pada akhir periode akuntansi atau yang biasanya
dilakukan pada saat akhir tahun. Penyesuaian ini dapat dilakukan ke semua akun akun biaya
historis sebagai penyesuaian terhadap keadaan saat ini. Akun kewajiban dianggap sebagai
akun moneter, akun moneter yaitu akun yang tidak berpengaruh nilainya terhadap kenaikan
harga, sehingga tingkat kepastiannya menjadi jelas.
Selain itu, pada saat inflasi, pemegang aktiva moneter akan kehilangan secara riil pemegang
keuntungan kewajiban moneter, mengingat mereka harus mengalami penurunan daya beli
pada akhir periode jika dibandingkan dengan awal periode sedangkan pemegang aktiva non-
moneter tidak mengalami perubahan daya beli. Keuntungan atau kerugian daya beli yang
timbul dicatat dalam laba rugi periode berjalan.
Namun konsep Current Purchasing Power Accounting (CPPA) tidak terlepas dari
kekurangan. Beberapa kekurangan dari CCPA yaitu Perubahan dalam harga barang dan jasa
yang termasuk dalam indeks harga umum mungkintidak merefleksikan barang dan jasa di
industri yang berbeda. Ini membuat tingkat perbandingan antar industri menjadi berkurang
dan prediksi atau penilaian yang dilakukan menjadi tidak valid. Kekurangan berikutnya yaitu
pengguna akan mengira nilai yang disesuaikan adalah asset tertentu, padahal semua asset
menggunakan indeks yang sama sehingga hal ini akan membuat pengguna menjadi bingung.
Dengan semua kekurangan tersebut maka banyak yang menganggap bahwa data yang
disajikan CPPA tidak relevan terhadap pengambilan keputusan.
Konsep dimana menyatakan nilai pos-pos laporan keuangan dengan harga perolehan
sekarang yaitu dengan harga perolehan dari pos yang mempunyai umur dan kapsitas yang
sama.
Kelebihan :
Current cost menunjukan jumlah yang seharusnya dibayar oleh perusahaan dalam
periode berjalan untuk memperoleh aktiva atau jasa.
Current cost memungkinkan identifikasi dari penyimpangan laba atau rugi,sehingga
mencerminkan hasil-hasil keputusan manajmen asset dan dampak dari lingkungan
atas perusahaan yang tidak tercermin dalam transaksi rutin.
Current cost menggambarkan nilai aktiva pada perusahaan jika perusahaan
melanjutkan untuk memperoleh aktiva tersebut dan jika nilainya belum ditambah
aktiva tersebut.
Penjumlahan aktiva yang dinyatakan dalam nilai sekarang lebih bearti dari pada
penambahan biaya historis yang terjadi pada periode yang berbeda.
Current cost memungkinkan pelaporan current operating profit,yang dapat digunakan
untuk meramalkan arus kas masa depan.
Kelemahan :
Pengguna current cost adalah subyektif karena sangat sulit menentukan harga
perolehan sekarang yang pasti setiap saat.
Masalah utama yang dihadapi dalam pelaksanaan Akuntansi Nilai Sekarang adalah
pengukuran dari nilai sekarang (current value) itu sendiri. Menurut Martin A. Miller ada dua
metode yang paling sering digunakan dalam perhitungan yaitu : Sistem Nilai Masukan (Entry
Value System) dari Sistem Nilai Keluaran (Exit Value System).
Entry Value System didasarkan atas dasar harga pokok penggantian (Replacement Cost) atau
harga pokok, untuk memproduksi (Reproduksi Cost). Yang dimaksud dengan Replacement
Cost adalah estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh aktiva baru atau
ekuivalennya pada harga sekarang (current prices) setelah disesuaikan dengan depresiasi.
Sedangkan Reproduction Cost dimaksud sebagai estimasi biaya yang harus dikeluarkan untuk
memproduksi aktiva baru atau ekuivalennya pada harga sekarang setelah diasumsikan dengan
depresiasinya.
Exit Value Sistem biasanya didasarkan atas nilai bersih yang dapat direalisasi (Net Realizable
Value) dalam keadaan usaha yang biasa atau kadang-kadang berdasarkan atas Discounted
Cash Flow. Yang dimaksudkan dengan Net Realizable Value adalah estimasi harga penjualan
atas aktiva setelah didukungi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual aktiva tersebut.
Sedangkan Discounted Future Cash Flow dimaksudkan sebagai nilai sekarang (present value)
dari estimasi pemasukan kas (Cash Inflow) atau cast saving yang dijual pada tingkat bunga
yang sesuai.
Dalam current cost accounting elemen-elemen di neraca perlu juga dibedakan dalam elemen
moneter dan non moneter.
Elemen non moneter adalah semua elemen yang bukan merupakan elemen moneter. Seperti
juga halnya dengan elemen moneter, elemen non moneter juga dibagi kedalam aktiva dan
kewajiban non moneter. Untuk elemen non moneter umumnya ditetapkan kembali untuk
menghadapi perubahan harga sekarang (changes in current value).
Dalam menerapkan metode ini kesimpulan atas aktiva moneter dan non moneter adalah
sebgai berikut:
Karena aktiva moneter telah ditetapkan dalam jumlah uang yang tetap, mereka itu
menggambarkan sejumlah uang yang diharapkan untuk direalisasikan dalam waktu dekat,
oleh karenanya aktiva moneter secara efektif telah ditetapkan kembali untuk current value
financial statement (laporan keuangan dengan nilai sekarang). Namun aktiva non moneter
tidak ditetapkan dalam sejumlah uang yang tetap dan karena itu menggambarkan Net
Realizables Value mereka. Oleh karena itu, aktiva non moneter harus ditetapkan kembali
untuk disajikan pada Current Value.
Holding gain dan losser timbul dikarenakan adanya perbedaan antara perbedaan antara harga
pokok historis atau aktiva dengan harga pokoknya sekarang.
a) Realized Holding Gains yang dihasilkan dari penyelesaian (disposal) aktiva, apakah
aktiva itu dijual/digunakan dalam suatu periode akuntansi.
b) Unrealized Holding Gains yang dihasilkan dari penambahan dalam nilai sekarang
(current value) suatu aktiva dalam suatu periode akuntansi dimana aktiva tersebut
masih ditahan oleh perusahaan.
a) Tetapkan jumlah nilai berjalan persediaan, harta tak bergerak, pabrik, dan peralatan.
b) Terapkan tes jumlah yang dapat diganti kembali ke jumlah nilai berjalan dan pilih
yang lebih rendah.
c) Berdasarkan hasil langka b), hitunglah harga pokok penjualan, penyusutan dan
amortisasi.
d) Tetapkan perubahan dalam nilai berjalan persediaan dan harta tak bergerak, pabrik,
dan peralatan menurut jumlah nominal dan juga rupiah konstan.
Bila perusahaan beranggapan bahwa perubahan nilai sekarang (current cost) atau persediaan,
harta tak gerak, pabrik, dan peralatan tidaklah besar dan tidak memberikan pengaruh yang
berarti atas laporan keuangan, maka pengungkapan atas current cost ini tidak perlu dibuat,
namun dalam catatan informasi tambahan perlu disebutkan alasan yang mendukung.
Continuously Contemporary Accounting (CoCoA)
Menurut Continuously Contemporary Accounting (CoCoA), daya beli uang tidak konstan,
tapi saat ini dan terus berubah. Mengingat lingkungan yang berkembang di mana perusahaan
dan bisnis beroperasi, menurut model, nilai uang atau nilai realisasi bersih dari bisnis adalah
setara kas saat ini aset. Ini adalah sistem akuntansi yang mengukur aktiva dan kewajiban pada
harga tunai mereka saat ini, misalnya, nilai realisasi bersih dari aset jika dijual dalam kondisi
bisnis saat ini.
Continuously Contemporary Accounting (CoCoA) adalah model mudah bagi akuntan untuk
mempekerjakan dalam mengembangkan neraca dan laporan keuangan. Laporan terus
menyarankan perusahaan atas aset yang diperlukan untuk menjual dan membeli dan, karena
itu, membantu badan untuk bertahan hidup dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.
Berbeda dengan sistem biaya historis, di mana ada tingkat error lebih besar, memprediksi
biaya mengalokasikan untuk depresiasi jauh lebih sederhana dan lebih akurat di bawah
Continuously Contemporary Accounting (CoCoA). Karena neraca Continuously
Contemporary Accounting (CoCoA) memperkirakan apa yang perusahaan akan menerima
jika dijual setiap aset pada tanggal saat ini, laporan adalah panduan yang berguna bagi
pemegang saham untuk menilai risiko investasi dan manfaat.
BAB 6
Suatu sistem yang koheren antara tujuan dan landasan-landasan yang saling terkait
dan diharapkan mengarah kepada suatu standar yang konsisten. (Statement of
Financial Accounting Concepts No. 1: Objectives of Financial Reporting by Business
Enterprises 1978)
Tujuan kerangka konseptual adalah untuk memberikan teori akuntansi yang terstruktur.
Pada Tahun 1961 dan 1962 Moonitz, dan Moonitz dan Sprouse, menentukan bahwa
praktik akuntansi harus didasarkan pada current value, bukan historical cost. Namun hal ini
mendapat banyak kritikan karena dianggap terlalu ekstrim. Pada 1965, Grady
mengembangkan teori yang didasarkan pada deskripsi praktik yang ada (mendasari
munculnya APB Statement No. 4). Namun juga mendapat kritikan.
Tingkat perkembangan yang lambat dan sampai saat ini hanya 4 SAC yang telah
dirilis. SAC kelima, yang berkaitan dengan masalah pengukuran, belum dirilis. Tahun 2005 ,
Australia mengadopsi Kerangka Kerja IASB, karena Australia memutuskan untuk
menggunakan IFRS.
Pada tahun 1976, Inggris mengembangkan panduan yang berkaitan dengan tujuan dan
identifikasi pengguna Laporan Keuangan (peduli dengan hak-hak masyarakat untuk
mendapatakan akses terhadap informasi keuangan) dan disebut The Corporate Report.
Namun hal tersebut ternyata tidak diterima secara luas oleh profesi akuntansi di Inggris.
Tujuan menurut FASB, menyediakan informasi yang berguna untuk ivestor sekarang,
potensial (calon) investor, dan kreditor, dan pengguna lain dalam membuat investasi, kredit,
dan keputusan lainnya.
SAC No. 2 mengidentifikasi tiga kelompok pengguna utama untuk Laporan Keuangan:
1. penyedia sumber daya
(karyawan, kreditur, pemasok, investor)
2. penerima barang dan jasa
(pelanggan dan penerima manfaat )
3. pihak yang melakukan reviu atau fungsi pengawasan
(parlemen, pemerintah, lembaga regulator, analis, serikat buruh, kelompok pengusaha,
media dan kelompok kepentingan khusus)
... Manfaat ekonomi masa depan dikendalikan oleh entitas sebagai akibat transaksi
masa lalu dan peristiwa masa lalu lainnya (IASB framework paragraph 49(a))
Tiga karakteristik kunci:
1. harus menjadi manfaat ekonomis masa depan
2. entitas pelaporan harus mengontrol manfaat ekonomi masa depan
3. transaksi atau peristiwa masa lalu lainnya menimbulkan kontrol pelaporan
entitas harus terjadi.
2. Kewajiban :
Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan sumber daya
dan manfaat ekonomi. ((IASB framework paragraph 49(a))
Tiga karakteristik kunci:
1. harus berupa pengeluaran/transfer di masa mendatang kepada entitas lain.
2. Merupakan kewajiban masa kini/sekarang
3. Akibat dari transaksi masa lalu.
3. Ekuitas:
... Nilai sisa dari aset suatu entitas setelah dikurangi dengan semua kewajiban (IASB
framework paragraph 49(c))
4. Income
kenaikan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk kas masuk,
atau penambahan aset, atau penurunan kewajiban, yang menyebabkan kenaikan
ekuitas, namun bukan merupakan penambahan kontribusi (modal) oleh pemilik (IASB
framework paragraph 70(a))
5. Biaya
... Penurunan keuntungan ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk kas keluar,
atau pengurangan aset, atau peningkatan kewajiban yang menyebabkan penurunan
ekuitas, namun bukan dalam berupa pembagian kepada pemilik (IASB framework
paragraph 70(b))