Anda di halaman 1dari 7

Exit Price Accounting

Pendapatan dan Modal

Exit Price Accounting adalah suatu sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar
untuk mengukur laporan keuangan perusahaan dan performa perusahaan. Menurut Edwards and
Bell (1961) exit value adalah harga maksimum dari asset yang saat ini ditahan apabila dijual dan
dikurangi dengan biaya transaksi.dengan sebutan exit value disebut juga dengan nilai realisasi
bersih (net reazable value) dari asset.
Terdapat beberapa titik yang dilakukan menyangkut penggunaan nilai realisasi bersih.
Terutama adalah nilai ini mempunyai kelemahan dalam segi objektivitas. Maksudnya penentuan
harga jual atas asset yang sebenarnya tidak ditujukan untuk dijual akan menimbulkan kesulitan
karena dua penilai yang berbeda sangat mungkin membuat hasil yang berbeda sangat mungkin
membuat hasil yang berbeda dalam penerapan net realizable value. Selain itu entitas yang tidak
memiliki pengetahuan pasar yang mencukupi tentang penjualan asset ( karena memang bukan
bidangnya) tentu akan kesulitan menentukan nilai yang lebih tepat.
Terdapat dua hal utama dari conventional historical cost accounting:
Nilai dari non-monetary asset disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar
asset tersebut dan nilai tersebut sudah termasuk pendapatan unrealized gain.
Perubahan dalam daya beli uang digunakan untuk pertimbangan dalam mengukur modal
keuangan dan hasil operasi .
Asset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili
nilai pasar wajar kepada perusahaan dalam likuidasi, yaitu tidak dalam situasi fire-sale.
Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi dari
asset induk. Oleh karena itu laba diukur dengan konsep komprehensif yang mengukur perubahan
nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili akuntani suplus bersih .
akuntansi suplus bersih adalah ketika laporan laba rugi menghubungkan keseimbangan neraca
penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat langsung ke cadangan.

A. Argumen pendukung untuk exit price accounting


1. Menyediakan informasi yang berguna
Perusahaan bisnis terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra
kelompok kecil. Sehingga Akuntan memiliki kewajiban untuk menyiapkan menyiapkan laporan
keuangan hanya untuk dua pihak yaitu untuk pemilik, yang mengelola bisnis dan tahu semua
rinciannya, dan kreditur yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar
rekening atau pinjaman saat jatuh tempo. Pada masa sekarang dengan banyaknya jumlah
pemegang saham pada suatu perusahaan menyebabkan laporan keuangan perusahaan sebagai
media informasi utama mengenai perusahaan tersebut, sehingga laporan keuangan dari akuntan
eksternal menjadi sangat penting.
Solusi ideal dipandang untuk akuntan adalah melaporkan semua keuntungan dan kerugian seperti
nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua aset memiliki
nilai pasar. Oleh karena itu MacNeal menyarankan bahwa harus bisa diterapkan ke nilai:
efek aset pada harga pasar (exit price). Asset yang dapat dipasaran pada harga pasar
aktiva yang dapat diandalkan dengan biaya pengganti. aset tidak dapat dipasarkan yang
tidak dapat direproduksi pada pasar historis.
kadang-kadang non-marketable, non-reproducible aset pada biaya historis. Asset tidak
dapat dipasarkan yang tidak dapat direproduksi pada biaya histori.
2. Pengambilan/Pembuatan keputusan yang adaptif
Chambers mengemukakan secara komprehensif dari exit price accounting, atau yang
disebut continuously contemporary accounting (CoCoA) dan memutakhirkan ke current
cash equivalent (CCE). Chambers melihat bisnis perusahaan sebagai entitas yang adaptif
dalam jual beli barang dan jasa. Dalam bisnisnya, sebuah perusahaan harus dapat ikut serta
dalam transaksi pasar dan hal ini diungkap dalam laporan keuangan. Pada lingkungan pasar,
monetary asset dan liabilities dapat ditentukan dengan harga pasar pasar, contohnya harga
beli atau current cost tidak menampakan kemampuan masuk kedalam pasar dengan cash
untuk tujuan adaptasi. Sedangkan harga jual atau current cash equivalent menunjukan harga
realisasi pada dasar likuidasi.
Ketika perusahan membeli aktiva tidak lancer, ia akan mengubah kemampuannya untuk
beradaptasi. Jika asset tersebut dibli untuk kas, penurunan saldo kas perusahaan
menyebabkan berkurangnya kebebasan untuk beinvestasi kepada yang lain. Jika asset
tersebut dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh
kredit, hal ini mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut.
Tetapi konsep perilaku adaptif melihat perusahaan selalu siap untuk tindakan membuang
asset jika hal itu merupakan yag terbaik. Maka, perusahaan akan menjaga aktiva tidak lancar
hanya apabila nilai sekarang dari arus kas masa depan bersih dari penggunaan aktiva lebih
besar dari nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan bersih dari investasi alternative exit
value asset tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah
kesempatan alternative memberi keuntungan yang lebih besar jika asset non-lancaar mereka
jual atau diinvestasi. Ini adalah konsep opportunity cost, yang menggunkan harga jual dan
bukan harga penggantian asset, sebagai basis pengukuran.
Chambers mengakui bahwa setiap asset, pada prisipnya merupakan sebuah nilai tukar
(exit price) dan nilai pakai. Nilai paka (nilai sekarang) pada dasarnya adalah sejumlah nilai
yang dihitung dari harapan sekarang dan chambers berpendapat bahwa hal itu merupakan
keyakinan tentang masa depan , bukan fakta sekarang.

3. Informasi yang relevan dan dapat dipercaya


Sterling berpendapat bahwa ia yakin ada suatu metode terbaik dalam menetukan keuntungan.
Kriteria dalam menetukan metode penilaian mana yang terbaik adalah metode yang memberikan
informasi lebih banyak dimana isi informasi tersebut harus relevan dan dapat di percaya.
Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna laporan
akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk menentukan
tindakan yang diambil dari beberapa alternatif. Jika tidak ada kendala, informasi dapat
dikumpulkan yang relevan untuk setiap user atau untuk setiap masalah yang diberikan dan model
keputusan. Namun, kendala ada karena informasi sumber daya produksi langka dan mahal. Maka
menjadi kendala untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model
untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat tindakan.
Contohnya, seorang pedagang gandum pada pasar sempurna dan harga yang stabil. Dia
mengartikan keuntungannya sebagai perbedaan antara modal pada dua hal diwaktu yang berbeda
antara tambahan investasi atau distribusi ke pemilik. Untuk pedagang tersebut dapat dilihat 3
keputusan dan permasalahan.
Melanjutkan keputusan untuk masuk dan tetap didalam pasar.
Melanjutkan keputuan untuk menahan cash gandum
Mengevaluasi keputusan yang lalu.
Sterling menjelaskan bahwa untuk kasus pedagang gandum motode penilaian yang paling tepat
dan relevan adalah present selling prices. Keputusan sterling, present market method valuation
mempunyai unsur :relevan kepada semua, dapat dipercaya, bermakna empiris, additive,
konsisten, suatu penilaian, lebih informative.
4. Additivity
Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung
akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi - neraca dan laporan laba
rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta
dan menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau komersial
dapat dideduksi dari agregat - mereka tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama.
Sebagai contoh, kita idak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang),
beberapa asset sebesar biaya penggantian (persedian), yang lain sebesar nilai kini (sewa asset)
dan yang lain setara kas (debitur) dan memperoleh neraca yang sesuai. Juga tidak bisa kita
gunakan untuk mencampuradukan biaya historis pada tanggal yang berbeda dan makna berbeda
pada perhitungan aktiva bersih.
Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara uang
mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap
perusahaan manapun. Sistem ini berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting
uang dan setara uang. Itu membuat tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.
5. Alokasi
Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan current) sangat
bergantung pada alokasi biaya untuk penilaian asset dan penetuan keuntungan. Ia berpendapat
exit price accounting dimasa mendatang mempunyai laporan keuangan bebas alokasi. Laporan
laba-rugi tidak dapat melaporkan perubahan dalam jumlah yang dialokasikan, tapi melaporkan
arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan kewajiban dalam
suatu periode tertentu. Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih,
tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.
6. Kenyataan
Exit price melibatkan referensi untuk contoh-contoh yang nyata karena, berpendapat bahwa
setiap contoh mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya. Penyusutan tidak didefinisikan
dengan cara konvensional, namun dalam arti ekonomi penurunan harga pasar. Penyusutan tidak
mungkin terjadi dalam beberapa tahun jika harga naik atau tetap konstan.jika tidak ada nilai
realisasi dapat dikaitkan dengan item, maka item tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu,
dipertukarkan adalah bagian dari definisi suatu asset sehingga goodwill tidak dapat dijual secara
terpisah, tidak termasuk dari pertimbangan. Dengan dua kendala dipertukarkan dan adanya harga
jual semua item pada laporan keuangan dapat dibuktikan dengan nyata.
7. Obyektifitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun, beberapa studi
penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada kebanyakan orang
percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk
exit price dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di
antara penilai. Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam
pengukuran.menggunakan 148 peusahaan bisnis, parker menunjukan bahwa untuk mengukur
objektivitas dan omparatif, exit price mengungkapkan dipersi yang sedikit dari jumlah tercatat.
Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dipersi estimasi akuntansi di
masa manfaat dan nilai sisa.
McKeown juga mnerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan konstruksi jalan berukuran
sedang, dan menyimpulkan dengan analisa statistic bahwa metode yang digunakan untuk
menentukan exit price adalah objektivitas lebih (diverifikasi) daripada metode berdasarkan
financial Accounting standard, dalam studi lain , McKeown dibandingan empat modl (exit price,
current replacement, historical cost in specific level, historical cost in general level) yang
diusulkan degan metod GAAP untuk objektivitas mereka (verifiability) dan menyimpulkan
bahwa modl CCE adalah yang paling objektivitas
8. Ukuran risiko
Exit price dan perubahan exit price juga bsa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian
asset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian asset dengan exit price, maka asset tersebut
secara signifikan dari entry price, maka asset tersebut adalah proposisi beresiko. Informasi
keuangan menunjukan bahwa pembelian asset tersebut harus merupakan proposisi jangka
panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, sebaliknya, jika exit price
meningkat secara drastic, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioprasikan dengan lebih
efisien.
Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan
kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan dengan rancangan standar akan
membutuhkan:
1. Deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan serta
kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
2. Informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan
laporan kinerja keuangan.
3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan
nilai wajar instrumen keuangan.
B. Argumen yang bertentangan dengan exit price.
1. Konsep laba
Mengingat bahwa keuntungan adalah ukuran efektivitas kinerja actual perusahaan dalam
menggunakan sumber daya yang dipercayakan, Bell menyatakan Aktiva tertentu telah dibeli
dengan rencana operasi yang direncanakan. Rencana itu, operasi-operasi, memang orang-orang
yang telah mengembangkan rencana harus dievaluasi alternatif-altenatif tentang masa depan
yang dianggap, dan tugas akuntan untuk memberikan data untuk mengevaluasi.
Setelah evaluasi ini dibuat, perusahaan dapat memutuskan apakah akan terus
menggunakan asset yang diperoleh untuk tujuan tersebut atau untuk menjualnya dan
menggunkan hasil itu dalam beberapa alternative lain. Konsep bermakna laba, oleh karena itu
pengukuran kinerja dalam hal yang seharusnya. Hanya setelah rencana yang diharapkan dalam
hal hasil yang dibuat dapat kita melanjutkan ke tahap berikutnya untuk menentukan apakah
rencana itu harus diubah dan aktiva yang dijual. Disisi lain, keluar pengukuran harga
memerlukan konsep keuntungan dimana rencana selalu untuk memaksimalkan setara kas aktiva
bersih selama periode pendek perioe yang berurutan. Bell berpendapat bahwa untuk peusahaan
lain dari satu yang berkaitan dalam operasi perdangan paling sederhana, seperti pandangan dari
perusahaan, tujuan dan modus yang berpikir, hanya akan tampaknya tidak berlaku. Argument
yang bertentangan dengan exit price yang harus mengukur peristiwa masa lalu. Argument yang
bertentangan dengan exit price yang harus mengukur peristiwa masa lalu, yang benar-benar
terjadi jika perusahaan melalkukan sesuatu yang lain dari apa yang direncanakan.
2. Additivity
Pendukung exit price mengklaim bahwa pengukuran akuntansi, jika mereka harus objektif,
harus didasarkan hanya pada nilai masa lalu dan kini. Perhitungan antisipasi tidak dapat
ditambahkan bersama-sama dengan angka saat ini. Pengkritik menunjukkan, bagaimanapun, arus
kas yang setara aset ditentukan berdasarkan asumsi likuidasi bertahap dan teratur.
Jika itu terjadi, peristiwa masa depan harus diasumsikan ketika setara kas saat ini tercatat
pada tanggal neraca. Nilai realisasi untuk sebuah asset yang dijual segera ke dalam likuidasi
mungkin memaksa sangat menyimapang dari likuidasi. Jika, pada kenyataannya, antisipasi tidak
dapat dihindari dalam setara kas memastikan saat ini, maka model exit price sendiri melanggar
prinsip ekslusi perhitungan antisipatif.
3. Penilaian kewajiban
Chambers berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif berbentuk modal dan harus
dinyatakan sebesar nilai nominal, bukan di nilai pasar. Ini telah membuat inkonsistensi, karena
obligasi sebagai aktiva harus dinyatakan sebesar nilai pasar.
Dalam pertahanan, chambers menyatakan bahwa pada waktu tertentu, terlepas dari harga
pasar, peruahaan yang berhutang kepada pemegang obligasi hanya sebesar jumlah kontrak
obligasi, karena itu adalah jumlah kontrak yang relevan dalam menilai posisi keuangan saat ini.
Dalam kebanyakan kasus, ini setara dengan nilai nominal. Tapi kritikus tidak yakin karena,
menurut defiisi , posisi keuangan menunjukan kemampuan perusahaan unruk terlibat dalam
transaksi. Hal ini secara logis menyiratkan kemampuan perusahaan untuk pasar dalam membeli
obligasi sendiri dengan harga pasar.
4. Current Cost or Exit price
Satu pertanyaan sangat penting dalam memutuskan apakah akan menggunakan current cost
atau exit price. Di tahap mana dari siklus operasi , exit pice mendominasi penilaian asset?
Teori current cost berpendapat bahwa harga entri adalah 'metode penilaian normal'
dibandingakan exit price karena alasan berikut:
Menggunakan harga keluar (exit price) mengarah ke revaluasi anomaly atas perolehan
karena segera setelah nilai pembelian biasanya harga jatuh sehingga kurang dari harga
perolehan.
Menggunakan harga keluar (exit price) menyiratkan pendekatan jangka pendek untuk
operasi bisnis karena salah satu tertarik pada nilai-nilai disposisi dan likuidasi.
Menggunakan harga keluar (exit price) untuk persediaan barang jadi mengarah pada
antisipasi terhadap laba operasi sebelum titik skala karena persediaan dinilai lebih dari
biaya saat ini.
C. Value in Use VS Value in Exchange
Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap viewpoint :
Pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan keuangan.
Keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung
pada alokasi subjektif.
Aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama,
disesuaikan dengan pergerakan inflasi dan harga.
Ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang menggunakan kembali
akuntansi (EXA dan CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net present value (NPV) :
Jika CCA> EXA, dan CCA> NPV, maka aset memiliki nilai di saat inindigunakan -
mempertahankan operasi saat ini.
Jika EXA> CCA, dan CCA> NPV, lalu melikuidasi aset saat ini yang digunakan dan
terus-menerus aset tersebut beradaptasi untuk alternative investasi lainnya.
Jika EXA>CCA, dan CCA < NPV ,maka melikuidasi dan menghentikan semua operasi.

Value in use/ nilai pakai


Aset dimiliki tidak untuk dijual
Tidak semua aset dapat dijual secara terpisah
Aset digunakan untuk kegiatan perusahaan
Fokus pada kepentingan investor atau orientasi kegiatan produktif

Value in exchange/ nilai tukar


Pendekatan manajer dan kreditor
Lebih mengutamakan kinerja jangka pendek
Cukup berarti bagi perusahaan yang mempunyai masalah likuiditas
Perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan yang berubah secara cepat (perusahaan
sekuritas?

A Global Perspective And International Financial Reporting


Standars
Vasiasi dari current cost dan tingkat harga dalam akuntansi telah dicoba
dan diadopsi di beberapa negara.
Current cost in United States
Pada tahun 1979, FASB mencabut ASR 190 dan menerbitkan Statement
33 yang meminta pengungkapan tambahan dari rekening umum disesuaikan
inflasi dan data biaya saat ini. Dalam Statement 33, FASB mengharuskan
perusahaan untuk mengungkapkan informasi mengenai:
- Laba dari operasi yang dilanjutkan atas dasar biaya saat ini untuk tahun
keuangan saat ini.
- Biaya saat persediaan PPE pada akhir tahun keuangan saat ini.
- Perubahan dalam biaya saat ini untuk tahun keuangan saat ini persediaan
dan PPE, dengan menggunakan constant dollar basis.
FASB ragu apakah akan mendukung pandangan modal atau tampilan
modal fisik. Karena itu, diputuskan dalam Statement 33 untuk menyebut
perubahan pada biaya saat ini sebagai 'kenaikan atau penurunan biaya saat ini',
ketimbang holding gains (or losses) atau penyesuaian pemeliharaan modal.
Statement 33 awalnya dimaksudkan untuk percobaan selama 5 tahun. Setelah
mempertimbangkan bukti-bukti dan reaksi penolakan atas tambahan tersebut,
FASB mengeluarkan Statement 82 bulan November 1984 untuk membatalkan
aturan tersebut.
Current cost in United Kingdom
Pada tahun 1975, Sandilands Committee, yang didirikan oleh pemerintah
Inggris, merekomendasikan sistem akuntansi biaya saat ini. Komite
menyimpulkan bahwa laporan biaya perolehan, termasuk yang langsung
disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum, adalah kegunaan terbatas.
Dalam mempertimbangkan kebutuhan informasi dari berbagai pengguna,
diputuskan bahwa penilaian dari manfaat masa depan yang diperoleh dari aktiva
bersih perusahaan adalah relevansi khusus bagi pengguna. Oleh karena itu,
kapasitas fisik dan operasi tampilan modal didukung akuntansi biaya saat ini di
Inggris.
Lebih lanjut, Sandilands menetapkan bahwa holding gain mencerminkan
kondisi ekonomi saat ini yang umumnya di luar kendali manajemen dan bukan
merupakan indikasi aktivitas normal. Mereka memutuskan bahwa holding gain
harus diungkapkan tetapi tidak dimasukkan dalam laporan laba.
Proposal Sandilands Committee tersebut disahkan oleh pemerintah dan
diterima secara substansi oleh profesi akuntansi yang diwakili oleh Accounting
Standards Steering Committee. Telah disepakati bahwa pelaksaannya harus
dilakukan profesi akuntansi. The Inflation Accounting Steering Group (IASG)
kemudian dibentuk di awal tahun 1976 dan mengeluarkan exposure draft (ED 18)
di akhir tahun 1976 yang merupakan pedoman khusus untuk digunakan
perusahaan. Setelah banyak perdebatan, revisi, dan eksperimen, Accounting
Standards Committee (ASC) mengeluarkan Statement (SSAP 16) pada akuntansi
biaya saat ini pada Maret 1980. Persyaratan SSAP 16 dapat dipenuhi dengan
dengan menampilkan secara jelas tambahan data mengenai current cost atau
current cost ditampilkan sebagai data utama dan historical cost sebagai tambahan
data. Standar ini kemudian diaplikasikan pada semua perusahaan, tapi pada tahun
1985 setelah banyak perdebatan ASC akhirnya menarik SSAP 16.
Current cost in Australia
Di Australia, profesi akuntansi mengeluarkan DPS 1.1, Statement of
Provisional Accounting Standards (PAS) Current Cost Accounting pada Oktober
1976. Versi amandemen dari pernyataan tersebut (PAS 1) dan pedoman
pelasanaannya diterbitkan pada Agustus 1978. Rekomendasi sistem current cost
adalah berdasarkan mempertahankan kapasitas operasi perusahaan secara utuh.
Standar ini dipertimbangkan akan menjadi sistem baru untuk menggantikan
historycal cost ketika para user sudah mulai familiar. Namun, dikarenakan banyak
kritik yang masuk dan lobi dari perusahaan dan individu, serta kurangnya efek yang material, a
downgrade Statement of Accountung Practice (SAP) 1 Current
Cost Accounting dikeluarkan pada November 1983.
SAP 1 sangat merekomendasikan seluruh entitas menyajikan current cost
sebagai catatan tambahan di laporan keuangan historical cost, tapi bukan sebagai
suatu persyaratan. Alternatif lain current cost disajikan di laporan keuangan
menggantikan historical cost. yang material, a downgrade Statement of Accountung Practice
(SAP) 1 Current
Cost Accounting dikeluarkan pada November 1983.
SAP 1 sangat merekomendasikan seluruh entitas menyajikan current cost
sebagai catatan tambahan di laporan keuangan historical cost, tapi bukan sebagai
suatu persyaratan. Alternatif lain current cost disajikan di laporan keuangan
menggantikan historical cost.

Anda mungkin juga menyukai