Anda di halaman 1dari 7

NAMA : MASNI

NIM : A31113326

PERBANDINGAN DARI KETIGA SISTEM PENGUKURAN AKUNTANSI

1. Historical Cost

Tujuan kepengurusan biaya historis menekankan pada sebuah hubungan kontrak konservatif
antara perusahaan dan mereka yang menyediakan sumber daya untuk itu dengan membuat
manajemen bertanggung jawab atas input dari aset operasional dan output berikutnya pada nilai
bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian, laporan laba rugi adalah mekanisme komunikasi
kunci.

Kritikus berpendapat bahwa historical cost  hanya melaporan penghasilan/pendapatan saja


(yang cocok dengan input/masukan pada konsep biaya historis) tanpa pengakuan atas perubahan
nilai aktiva dan kewajiban adalah menyesatkan dan menghasilkan kebijakan dividen yang tidak
benar.

Dalam rangka historical cost profit akan ditentukan, entitas akuntansi harus terlebih dahulu
mempertahankan jumlah modal yang sama (aset dikurangi kewajiban) yang dimiliki pada awal
periode - di mana semua aset dan kewajiban dinilai berdasarkan biaya pembelian historis
mereka. Dengan demikian, pendapatan adalah kenaikan modal biaya historis pada akhir periode
akuntansi.

Dalam historical cost, beban harus dialokasikan sesegera mungkin, sedangkan pendapatan
tidak harus diakui sampai ada kemungkinan besar bahwa mereka akan diterima. misalnya, jika
nilai aset meningkat karena peningkatan aliran potensi masa depan ekonomi kas; maka hanya
diakui secara perlahan dalam pendapatan sebagai potensi peningkatan arus pendapatan mereka
direalisasikan.

Salah satu pembenaran untuk penggunaan biaya historis adalah asumsi kelangsungan usaha.
Dianggap bahwa kehidupan perusahaan adalah tidak terbatas, sehingga harapan normal
mengenai item non moneter akan terpenuhi. Inventori dapat diharapkan akan dijual, dan aktiva
tidak lancar akan sepenuhnya digunakan dalam bisnis. Oleh karena itu, biaya historis aktiva, atau
yang sebagian dialokasikan itu, adalah jumlah yang tepat agar sesuai/setara dengan pendapatan.

a. Argumen mendukung biaya historis


1) Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai manajer yang
membuat keputusan mengenai komitmen masa depan, mereka membutuhkan data
transaksi masa lalu. Mereka harus dapat melakukan review atas upaya masa lalu
mereka dan ukuran dari upaya ini adalah biaya historis.
2) Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual, bukan hanya transaksi yang
mungkin terjadi.
3) Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah berguna.
4) Pemahaman terbaik konsep profit adalah kelebihan dari harga jual terhadap harga
perolehan/ historical cost.
5) Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.
6) Seberapa bergunanyakah informasi keuntungan berdasarkan biaya saat ini atau exit
price?
7) Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data tambahan.
8) tidak ada bukti yang cukup untuk membenarkan penolakan terhadap akuntansi biaya
historis.

b. Bukti kegunaan data akuntansi berdasar biaya historis

Bukti nilai prediktif

1. laba masa lalu digunakan untuk memprediksi laba masa depan.


kesimpulan : pendapatan apabila digambarkan secara statistik merupakan random walk
dengan kata lain, estimasi terbaik dari pendapatan masa depan adalah kinerja
pendapatan saat ini dari suatu entitas
2. triwulanan dan segmen data yang digunakan untuk memprediksi pendapatan tahunan.
kesimpulan : laporan triwulanan yang berurutan memungkinakan untuk meramalkan
laporan tahunan mendatang.
3. memprediksi kesulitan keuangan.
kesimpulan : berdasarkan pengetahuan tentang rasio keuangan, status kegagalan
perusahaan dapat diprediksi secara benar
4. memprediksi arus kas masa depan.

c. Kritik terhadap biaya historis

1. Menyediakan informasi dalam rangka melaksanakan fungsi penatagunaan


(stewardship function) manajemen merupakan interprestasi yang terlalu sempit atas
tujuan akuntansi
2. Akuntansi biaya historis, meskipun bermanfaat, namun tidak cukup untuk
mengevaluasi keputusan bisnis, pernyataan biaya historis mengaitkan pada barang/jasa
(cost attach theory) hanyalah fiksi.
3. Basis biaya historis yaitu going concern tidaklah realistis
4. Penggunaan konsep penandingan tidak menghasilkan informasi yang relevan dan
terpercaya.
5. Akuntansi biaya historis hanya menduga kebutuhan investor yang tertarik pada analisa
pasar bukan intelligent investor yang tertarik pada apa yang sebenarnya terjadi pada
perusahaan
6. Munculnya beberapa peraturan, standar akuntansi dan exposure draft yang menyerang
teori akuntansi biaya

2. Current Cost Accounting

Akuntansi biaya sekarang (CCA) adalah sistem akuntansi dimana aset dinilai berdasarkan
harga pasar saat membeli dan laba ditentukan oleh alokasi berdasarkan pada biaya saat ini.
Tujuan dari akuntansi biaya sekarang ini didasarkan pada perlunya pertimbangan manajer
dihadapkan dengan keputusan dalam menjalankan bisnis. Satu asumsi kita bisa buat adalah
bahwa manajer dari suatu perusahaan ingin mengetahui bagaimana mereka harus
mengalokasikan sumber daya perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan.

Berkenaan dengan laba, manajemen sering menghadapi dua keputusan:


a. Holding decisions tentang apakah akan 'ditahan' aset dan kewajiban atau untuk
membuangnya (misalnya melalui penjualan aset atau pembayaran utang)
b. Operating decisions tentang bagaimana menggunakan dan membiayai operasi entitas.
Untuk mengevaluasi baik holding dan operating keputusan manajer, Edwards dan Bell
menawarkan konsep laba yang mereka sebut 'laba bisnis' yang terdiri dari: laba operasi saat ini
dan penghematan biaya realisasi.
Berdasarkan sistem nilai pasar perhitungan laba bergantung pada ukuran modal. Artinya,
laba lebih tepat didefinisikan sebagai perubahan modal selama periode pelaporan dan bukan
sebagai alokasi biaya perolehan yang ditentukan oleh banyak konvensi akuntansi. Dalam
akuntansi current cost ada dua pandangan dasar dan bersaing tentang apa yang merupakan modal
awal dan akhir konsep keuangan dan konsep fisik.
a. Fitur Utama sistem kapasitas fisik
1) Pemeliharaan modal
 Modal yang dipelihara adalah kemampuan operasional entitas
 Dana yang perlu disiapkan adalah sebesar yang akan digunakan untuk mengganti
semua aset pada kapasitas di awal periode
 Didasarkan pada analisis marjinal dari pasar-pasar faktor produksi
2) Prinsip penilaian
 Pos-pos non-moneter dinilai sebesar biaya berjalan: harga beli di pasar, indeks
khusus bila harga pasar tidak tersedia atau potensi layanan dari pos identik untuk aset
khusus
 Dicatat pada akun Current Cost Reserve, kecuali bila penurunannya permanen
 Aset moneter dinilai sebesar nilai perolehannya dan disesuaikan dengan perubahan
purchasing power.
 Liabilitas moneter dinilai sebesar jumlah yang diperkirakan akan dibayar, yang juga
disesuaikan bila ada perubahan purchasing power
 Untuk pos moneter jangka pendek, laba/rugi moneter dihitung dengan menggunakan
indeks harga yang sesuai, kecuali bila aset moneter jangka pendek lebih kecil
daripada liabilitas moneter jangka pendek
 Untuk pos moneter jangka panjang (modal), laba atau rugi dari pos ini dihitung
dengan menggunakan indeks harga umum
 Aset yang tidak menambah kapasitas operasi (emas, perak, aset untuk tujuan
spekulatif, dan aset finansial yang dibeli dan dijual pada pasar yang sama) akan
dicatat sebagai gains/losses bila perubahan harganya berbeda dengan harga umum.
3) Perubahan sampai dengan harga umum dicatat sebagai current cost reserve
4) Persoalan kapasitas fisik: laba hanya berarti apabila 4 kondisi berikut terpenuhi:
 Selalu mengganti dengan unit yang identic
 Menghadapi biaya-biaya yang selalu meningkat
 Membeli dan menjual di pasar yang berbeda
 Menginvestasikan sepenuhnya dalam unit fisik

b. Argumen mendukung current cost


1) Unrealised holding gains adalah fenomena yang terjadi pada tahun berjalan, dan
memenuhi prinsip pengakuan bila cukup bukti objektif mendukung perubahan harga
2) Objektivitas sesuatu yang relatif, yang penting penentuan biaya memenuhi tingkat
obyektivitas minimum (misal penggunaan harga pasar pada LCM): standardisasi
prosedur dan ketersediaan harga pasar
3) Perubahan teknologi dapat diakomodasi dengan penerapan CCA. Laba pada CCA
dapat menjadi indikator apakah proses produksi saat ini masih yang terbaik ataukah
perusahaan perlu mengadopsi proses produksi alternatif. Perkembangan teknologi
yang memunculkan alternatif yang lebih baik akan membuat nilai berjalan dari
kapasitas produksi akan turun nilai berjalannya.
4) Entry price merupakan metode penilaian 'normal' karena:
 Exit price memunculkan penilaian anomali karena tidak memperhitungkan biaya
transportasi, biaya pembongkaran dan pemasangan dan akses yang tidak
sempurna atas pasar
 Exit price mengimplikasikan pendekatan jangka pendek. Laba yang positif
dengan pendekatan exit price berarti lebih berharga bertahan pada usaha yang
ada daripada dilikuidasi
 Penggunaan exit price pada persediaan barang jadi berarti mengantisipasi laba
sebelum titik penjualan, persediaan dinilai lebih besar daripada biaya berjalan
c. Kritik terhadap current cost
1) Dari pendukung biaya historis:
o Melanggar prinsip realisasi. Perusahaan memiliki aset untuk menggunakan bukan
menjual. Laba yang diharapkan (holding gains) belum tentu terjadi
o Subyektivitas dalam penentuan kenaikan biaya
2) Dari pendukung exit (selling) price:
o Tidak sesuai dengan prinsip opportunity cost, karena kesempatan selanjutnya
bukan membeli kembali, tetapi menjual atau menggunakan
o Masih ada persoalan alokasi, misalnya depresiasi atas aset tetap dengan current
cost
o Perubahan teknologi akan membuat model perhitungan laba dengan
mempertahankan kapasitas produksi saat ini menjadi menyesatkan
o Ada persoalan matematis karena menjumlahkan angka-angka dengan metode
pengukuran yang bervariasi
3) Dari pendukung exit price:
o Chambers: penggunakan indeks harga spesifik tidak tepat. Kecuali kebetulan,
tidak mungkin suatu perusahaan menghadapi perubahan harga yang sama dengan
perusahaan lain.
o Chambers: aset bernilai bagi perusahaan bukan karena penggantian, tetapi karena
dapat dibuat untuk hal lain, dapat digunakan untuk meminjam, menjadi kas ketika
dijual, dan berpotensi menjadi lindung nilai terhadap inflasi dalam aset-aset non
moneter

3. Exit Price Accounting


Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk
mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan. Memiliki dua hal utama dari biaya
historis konvensional:
a. Nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus
untuk aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum
direalisasi.
b. Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan
hasil usaha.
Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan inflasi
dari aset induk.

Argumen mendukung exit price

1. Menyediakan informasi yang berguna

Prinsip-prinsip Akuntansi yang Konvensional yang didasari Historical Cost berpotensi


menghasilkan laporan keuangan yang salah dan menyesatkan serta tidak berorientasi pada
keputusan pemilik saham.

2. Additivity
additif ini karena seluruh elemen laporan keuangan dinilai secara setara pada exit price,
tidak berbeda-beda sehingga secara logis dapat ditambahkan bersama-sama.

3. Alokasi

Thomas berpendapat Exit Price Accounting dimasa mendatang mempunyai laporan


keuangan bebas alokasi. Laporan laba-rugi tidak melaporkan perubahan dalam jumlah
yang dialokasikan, tapi melaporkan arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar
dari aset perusahaan dan kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba menampilkan
jumlah perubahan daya beli riil dari aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh
dan distribusi kepada pemilik.

4. Kenyataan (Reality)

exit price berdasar pada harga pasar yang nyata ada.

5. Obyektifitas

beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada
kebanyakan orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan
relatif dan objektivitas untuk exit price dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas
didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai. Komparatif didefinisikan sebagai
sebuah konsensus dalam pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker
menunjukkan bahwa untuk mengukur objektivitas dan komparatif, exit price
mengungkapkan dispersi yang sedikit dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari
kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat
dan nilai sisa.

6. Ukuran Risiko

Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan pembelian
aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset dengan exit price yang berbeda
secara signifikan dari entry price, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi
keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi jangka
panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika exit price
meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan
dengan lebih efisien.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah:


a. Tujuan kepengurusan biaya historis menekankan pada sebuah hubungan kontrak konservatif
antara perusahaan dan mereka yang menyediakan sumber daya untuk itu dengan membuat
manajemen bertanggung jawab atas input dari aset operasional dan output berikutnya pada
nilai bersih dari ekuitas operasi. Sedangkan Tujuan dari akuntansi biaya sekarang ini
didasarkan pada perlunya pertimbangan manajer dihadapkan dengan keputusan dalam
menjalankan bisnis.
b. Pada current cost accounting laba operasi lancar merupakan selisih lebih dari nilai saat ini
dari output terjual dengan biaya beli saat ini. Modal adalah konsep kepemilikan keuangan
real yang berarti laba yang ditentukan setelah nilai pembelian/ pembukaan (modal) pada
tingkat harga umum. Pada historical cost, dalam menentukan laba entitas akuntansi harus
terlebih dahulu mempertahankan jumlah modal yang sama (aset dikurangi kewajiban) yang
dimiliki pada awal periode di mana semua aset dan kewajiban dinilai berdasarkan biaya
pembelian historis mereka. Pada exit price, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang
mengukur perubahan nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili
akuntansi surplus bersih.

ANDAL, TEPAT DAN AKURAT

Andal adalah dapat dipercaya atau memberikan hasil yang sama pada ujian atau
percobaan yang berulang. Tepat berarti betul atau lurus (arah, jurusan) atau tidak ada selisih
sedikit pun. Misalnya dalam laporan keuangan, suatu laporan keuangan dianggap tepat jika
telah disajikan sesuai dengan GAAP. Sedangkan akurat berarti teliti, tepat, cermat, seksama,
akurat. Derajat kebebasan informasi dari kesalahan. Bebas dari kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan. Dalam informasi, informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi
harus akurat karena dari sumber informasi sampai penerima informasi kemungkinan banyak
terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak data tersebut.
Dari definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa tepat belum tentu andal dan
akurat, tetapi akurat sudah pasti tepat dan andal.

Anda mungkin juga menyukai