Anda di halaman 1dari 19

SISTEM PENILAIAN

AKUNTANSI
Jarot Triono, SE., MM., Ak., CA., CPA
- KAP Jarot & Rekan

- Institute Perbanas
PENDAHULUAN
 Tujuan akuntansi dalam memberikan informasi kepada pemakainya.

 Pengukuran jumlah-jumlah yang ada dalam informasi yang disajikan.

 Penggunaan informasi akuntansi sebagai dasar evaluasi dan kebijakan


dalam pengambilan keputusan di masa depan

Terdapat 3 sistem pengukuran yang utama dalam akuntansi:


1. Historical cost accounting
2. Current cost accounting
3. Exit price accounting
HISTORICAL COST ACCOUNTING
 Pencatatan dan penilaian sesuai dengan harga perolehan historis
 Mulai muncul setelah runtuhnya Wall Street 1929, dan merupakan sistem yang fundamental dalam akuntansi.

Tujuan
 Terkait dengan konsep stewardship, dimana sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya untuk memenuhi tujuan perusahaan.
 Laporan laba rugi adalah menjadi yang terpenting karena mengungkapkan hasil dari operasi bisnis.

Modal dan laba


Laba sebagai ukuran kinerja perusahaan ditentukan dari kenaikan modal (aset dikurangi kewajiban yang dihitung
dengan biaya perolehan historis) selama satu periode. Dengan demikian, pendapatan merupakan kenaikan modal
yang menunjukkan pencapaian perusahaan, sedangkan biaya merupakan upaya yang dikeluarkan.

Matching cost
Biaya akan dihubungkan dan dicatat sesuai dengan periode pendapatan untuk mendapatkan laba. Biaya/arus keluar
residual/tersisa yang belum ada pengakuan pendapatannya, akan ditangguhkan di neraca sampai dengan
dialokasikan menjadi beban.

Konservatisme
Jika ada menjadi beban/kerugian/penurunan nilai aset harus segera diakui; akan tetapi jika ada potensi
pendapatan/kentungan/kenaikan nilai aset harus diakui sampai saat terealisasi.
Argumen/dukungan historical cost accounting
 Relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi
 Berdasarkan transaksi sesungguhnya yang aktual terjadi
 Data yang lebih berguna dalam sejarahnya/pengalamannya
 Konsep terbaik dan mudah dalam memahami laba dari selisih
harga jual dan biaya historis
 Akuntan harus menjaga integritas data dari modifikasi internal
 Laba berdasarkan alternatif mungkin tidak berguna
 Perubahan harga pasar dapat menjadi data pelengkap
 Ada bukti yang cukup
Kritik atas historical cost accounting

1. Tujuan akuntansi
 Stewardship hanyalah tujuan sekunder; tujuan utama adalah menyediakan informasi dalam
pengambilan keputusan para pengguna; data historical cost dianggap kurang relevan dalam
beberapa hal
 Informasi dalam historical cost bisa menjadi tidak objektif; dapat dengan mudah dimanipulasi; dan
tidak bisa memelihara modal entitas (terkait estimasi dan prinsip konservatisme)

2. Informasi untuk pengambilan Keputusan


 Tidak relevan saat mengevaluasi keputusan di masa lalu, dengan kondisi saat ini
 Setelah masa akuisisi/perolehan, data historical cost tidak relevan lagi
 Pengukuran modal yang tidak relevan; Definisi modal dapat dilihat dari beberapa cara, misalnya:
kemampuan operasi perusahaan; kemampuan untuk mempertahankan produksi dan daya beli.
Dalam historical cost, modal adalah investasi moneter dari pemilik
 Menghasilkan pengukuran keuntungan yang kurang tepat; tidak memperhatikan kenaikan harga
pada saat penjualan.
3. Dasar historical cost
 Asumsi kelangsungan usaha tidak menjustifikasi penggunaan historical cost, karena: banyak bisnis gagal; tidak ada
bisnis yang dipastikan berkelanjutan hanya dari apa yang ada atau yang telah dilakukan saat ini; unsur
ketidakpastian masa depan
 Semua bisnis memiliki alternatif dan pilihan ke depannya

4. Matching cost
 Masalah arbitrary allocation
 Neraca merupakan laporan keuangan yang penting
 Menghasilkan non-aset yang diklasifikasikan sebagai aset dan non-kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban

5. Kebutuhan investor
 Mendistorsi dan menyembunyikan informasi dalam pengukuran laba
 Tujuannya tidak dipahami dengan baik
 Creative accounting adalah hal yang lumrah
 Insentif untuk menghasilkan data yang menyesatkan
 Terkadang investor kurang memperhatikan data akuntansi historical cost tentang sebuah perusahaan
CURRENT COST ACCOUNTING
Current cost accounting menilai aset pada harga beli saat ini dan keuntungan ditentukan menggunakan alokasi
biaya yang sesuai berdasarkan biaya saat ini.

Keputusan bisnis yang dilakukan manajemen dalam mengalokasikan sumber daya yang ada untuk
memaksimalkan laba: (1) Berapa jumlah aset harus diakuisisi pada waktu tertentu (ekspansi); (2) Apa saja
bentuk aset tersebut (komposisi); (3) Bagaimana aset tersebut akan dibiayai (pembiayaan).

Tujuan informasi akuntansi dalam hal ini meliputi:


 Manajemen membuat keputusan berdasarkan harapan tentang peristiwa masa depan, salah satunya dengan
mengevaluasi data dan kejadian di masa lalu serta keputusannya. Jika perbandingan aktual dan harapan di
masa lalu itu tidak akurat, keputusan ekonomi/harapan harus disesuaikan.
 Pemegang saham, investor, dan pihak lain dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan lebih baik.

Penilaian manajemen atas hasil operasi diantaranya meliputi:


 Laba operasional periode
Kelebihan nilai sekarang dari output yang dijual di atas cost dari input terkait sekarang
 Realisasi penghematan biaya
Kenaikan cost atas aset yang dimiliki saat ini (menahan keuntungan/kerugian dan direalisasikan atau tidak)
Financial capital versus physical capital
 Dalam market value accounting system, dikenal adanya financial capital dan physical capital

 Financial capital lebih menekankan pada nilai uang dari modal (aktiva dikurangi kewajiban) yang merupakan
kontribusi pemilik kepada perusahaan; sedangkan physical capital difokuskan pada kemampuan fisik dari modal
itu untuk memproduksi barang dan jasa, dan bukan pada nilai uangnya.

 Dukungan terhadap physical capital adalah karena modal menunjukkan kemampuan operasional perusahaan.
Contoh: Apabila mampu membeli 100 unit barang pada awal periode, maka pada akhir periode juga harus
mampu membeli 100 unit. Jika awalnya harga barang $100 dan naik menjadi $120, maka pada akhir periode butuh
tambahan $2,000. Nilai $2,000 bukan holding gains tetapi merupakan penyesuaian untuk capital maintenance.

 Unsur utama pada physical capital system adalah adanya capital maintenance; dan prinsip penilaian sbb:
(a) Elemen moneter: adalah elemen yang mempunyai klaim moneter dalam jumlah tetap;
(b) Elemen non moneter harus dinilai pada current cost;
(c) Elemen moneter ditunjukkan sesuai dengan nilai pada saat pertama kali masuk;
(d) Elemen non moneter di beli dan di jual pada pasar yang sama


 Laba merupakan perubahan modal dalam suatu periode
 Holding gain/loss dalam financial capital termasuk dalam laba; sedangkan dalam physical capital
tidak.
 Holding gain/loss merupakan peningkatan atau penurunan nilai asset atau liabilitas selama masih
didalam perusahaan

Contoh: Perusahaan mempunyai modal kas $1,000 digunakan untuk membeli 100 unit barang dengan harga
$10/unit. Pada akhir periode, semua unit barang tersebut terjual dengan harga masing-masing $18. Pada
tanggal akhir periode tersebut, harga unit  barang dari supplier telah naik menjadi $12/unit.
Sales revenue ($18 x 100) = $1,800
Cost of sales ($12 x 100) = $1,200
Current operating profit = $600
Holding gain ($2 x 100) = $200
Profit = $800
Kenaikan $2 dari harga barang pada tanggal pembelian dan periode laporan ($10 menjadi $12 per unit)
menjadi holding gain, karena telah terjadi cost saving, yakni  penghematan arus uang keluar (Pembelian
dilakukan pada saat barang lebih murah daripada pembelian dilakukan kemudian).
Argumen dan kritik untuk current cost accounting

Prinsip pengakuan
 Melanggar prinsip konservatisme, tetapi merupakan fenomena
yang sebenarnya;
 Apakah holding gain merupakan keuntungan atau penyesuaian
atas revaluasi?

Objektivitas current cost


 Sangat mungkin terjadi kurang objektivitas

Perubahan teknologi
 Mengabaikan kemajuan teknologi
Kritik dari pendukung historical cost accounting
 Melanggar prinsip realisasi; perusahaan menggunakan asetnya, bukan untuk tujuan
dijual, sehingga perubahan harga menjadi tidak relevan (misalnya: nilai aset tetap
terletak pada jasa/kapasitasnya, bukan pada nilai pasar)
 Subjektivitas meningkat; tidak ada pasar barang bekas untuk spesifikasi dan kondisi
yang sama persis

Kritik dari pendukung exit price accounting


 Pernyataan logis dari opportunity cost adalah harga jual saat ini; istilah ‘cost’
menyiratkan opportunity cost atau pengorbanan alternatif terbaik yakni untuk
menjual aset daripada menggunakannya (bukan untuk membelinya karena telah
dimiliki perusahaan). Exit price atau nilai yang dapat direalisasi merupakan
pernyataan yang logis dari opportunity cost.
 Arbitrary allocation of expenses yang berubah-ubah dan kurang pas dalam praktek;
EXIT PRICE ACCOUNTING
Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan
harga jual untuk mengukur posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan

Exit price = selling price = fair market value

Dua hal yang perlu diperhatikan:


 Nilai aset non moneter disesuaikan dengan harga jual pada saat ini
yang merupakan bagian dari laba yang belum terealisasi
 Perubahan daya beli diperhitungkan untuk mengukur financial capital
dan hasil operasi

Merupakan clean surplus accounting, dimana laporan laba rugi


menjelaskan semua perbedaan antara modal awal dan akhir di neraca
Tujuan akuntansi
 Informasi harus sesuai untuk pengambilan keputusan yang adaptif
 Asumsinya adalah bahwa dunia bisnis itu bersifat dinamis dan bisnis harus beradaptasi
dengan memanfaatkan peluang dan persaingan pasar yang ada untuk kelangsungan
usahanya dan mencapai tujuannya dalam meningkatkan kemakmuran melalui
penciptaan laba
 Kemampuan untuk melakukan transaksi sesuai dengan pasar diungkapkan oleh posisi
keuangan bersih (net current market value)
 Pada akhirnya, hampir semua pengguna informasi akuntansi tertarik pada nilai tunai
dan setara kas
 Chambers:
...the single financial property which is uniformly relevant at a point of time
for all possible future actions in markets is the market selling price or
realisable price of any or all goods held
Argumen untuk exit price accounting
 Memberikan informasi yang bermanfaat
 Informasi yang relevan dan reliable
(a) Penentuan keuntungan yang lebih baik; (b) Agar relevan, informasi harus berguna dalam model
keputusan pengguna data akuntansi; (c) Harga jual saat ini adalah satu-satunya item informasi yang relevan
untuk semua keputusan
 Mempunyai sifat additive
(a) Penggunakan sistem pengukuran yg berbeda, tidak akan ada makna praktis/komersial yang dapat
disimpulkan dari agregatnya; (b) Bahkan ,jika menggunakan akuntansi historical cost sebagai satu-satunya
sistem pengukuran, campuran biaya historis pada tanggal yang berbeda tidak dapat memberikan arti apa pun
pada perhitungan aset atau laba bersih; (c) Exit price accounting tidak memiliki masalah ini
 Dapat digunakan sebagai dasar alokasi
 Sesuai dengan kenyataan (reality)
(a) Referensi ke dunia nyata di mana setiap jumlah yang diungkapkan mengacu pada harga pasar aktual saat
ini; (b) Exchangeability (kemampuan untuk dipertukarkan)
 Objective; karena mengacu ke harga pasar yang ada
 Dapat digunakan untuk mengukur risiko; apabila harga jual berbeda jauh dengan harga beli, menunjukkan
risiko yang tinggi
Kritik terhadap exit price accounting

 Konsep laba
(a) Tidak memberikan konsep keuntungan yang berarti;
(b) Peristiwa kritis tidak berhubungan dengan kinerja perusahaan;
(c) Tidak menghasilkan laporan keuangan yang realistis
 Kesulitan untuk melakukan menerapkan kemampuan additive
 Penilaian liabilitas; Dinilai tidak konsisten karena menilai kewajiban pada
nilai nominal dan bukan nilai pasar
Current Cost or Exit Price
Pada tahap siklus operasi, apakah exit price mendominasi penilaian
aset?

Current cost lebih banyak dipilih dari pada exit price dengan
alasan:
 Exit price perlu evaluasi karena setelah pembelian biasanya
harganya jatuh (lebih ke arah revaluasi anomali)
 Exit price lebih menekankan pada kegiatan usaha jangka pendek
(likuidasi)
 Exit price (pada persediaan) cenderung mengantisipasi laba
operasi sebelum terjadi penjualan, karena persediaan dinilai
lebih dari biaya saat ini.
Value in use vs value in exchange
 Hampir mirip ketika kondisi pasar yang likuid dan efisien
 Ada faktor yang sama untuk keduanya: (a) harga pasar lebih relevan untuk pengambilan
keputusan; (b) aditif dan keandalan adalah persyaratan utama; (c) akuntansi historical cost
memiliki kelemahan yang tidak relevan dengan nilai sekarang
 Mereka adalah sebagai pelengkap bukan pengganti
 Value in use menilai kelangsungan hidup jangka panjang (solvabilitas), sedangkan value in
exchange menilai kemampuan beradaptasi dalam jangka pendek (likuiditas)

Value in use
Aset dimiliki tidak untuk dijual; Tidak semua aset dapat dijual secara terpisah; Aset digunakan
untuk kegiatan perusahaan; Fokus pada kepentingan investor atau orientasi kegiatan produktif

Value in exchange
Pendekatan manajer dan kreditor; Lebih mengutamakan kinerja jangka pendek; Cukup berarti
bagi perusahaan yang mempunyai masalah likuiditas; Perusahaan yang melakukan kegiatan
perdagangan yang berubah secara cepat (misalnya perusahaan sekuritas)
International accounting standards
 IASB/FASB telah sepakat bahwa fair value adalah dasar pengukuran
terbaik
Jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu
kewajiban diselesaikan, antara pihak-pihak yang berpengetahuan
luas dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar
 Akuntansi historical cost masih diterapkan secara umum
 Fair value dalam pendekatannya bisa berarti current market entry,
current market selling price, historical cost dan discounted future cash
flow;
 Tidak disebutkan specifik dalam standar konsep capital maintenance
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai