Anda di halaman 1dari 4

A.

PENDAHULUAN
Sebagian besar penghasilan yang kita peroleh akan dipergunakan, untuk
kegiatan konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan Primer, sekunder,
maupun tersier. Akan tetapi, kebutuhan di masa yang akan datang, ataupun
kebutuhan mendesak terkadang tidak dimasukkan dalam alokasi pengeluaran
sebagai pengurang penghasilan. Di sinilah perlunya investasi untuk
mengalokasikan sebagian penghasilan yang kita peroleh untuk memenuhi
kebutuhan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, penundaan konsumsi
pada saat ini yang dimasukkan ke dalam suatu aktiva atau proses Produksi yang
produktif yang nanti hasilnya dapat dikonsumsi dapat dikatakan sebagai
investasi.
Terdapat berbagai alasan mengapa seseorang berinvestasi, anta lain ada
yang menginginkan memeroleh tambahan penghasilan di mx, depan atau di
masa pensiunnya dengan cara berinvestasi. Ada pula yang bertujuan ingin
melipat gandakan penghasilannya saat ini. Berbagai tujuan investor ini pada
dasarnya adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Investor dapat
memilih ingin mendapatkan keuntungan atau tambahan penghasilan dalam
jangka waktu pendek atau panjang yang juga nantinya akan berpengaruh pada
keputusan pemilihan instrumen investasi terdapat berbagai macam pilihan
instrumen investasi yang tersedia baik di pasar modal maupun pasar uang yang
disesuaikan dengan kemampua pendanaan kita. Pemilihan instrumen investasi
juga dipengaruhi oleh seberapa besar keuntungan yang kita harapkan dan risiko
investasi yang mengikuti instrumen investasi yang kita pilih tersebut

B. JENIS INVESTASI
Investasi menurut Abdul Halim (2005) pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memeroleh
keuntungan mendatang Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan
konsumsi sekarang untuk dimasukkan kedalam aktiva produktif selama periode
waktu tertentu. Berikut adalah jenis dari investasi :
1. Investasi kekayaan riil (real property) Investasi yang dilakukan pada aset
yang tampak secara nyata seperti tanah, bangunan dan yang secara
permanen melekat pada tanah termasuk apartemen, ruko, kondominium
dan sebagainya.
2. Investasi kekayaan pribadi yang tampak (tangible personal property)
Investasi yang dilakukan pada benda-benda seperti emas, berlian, barang
antik dan terrnasuk benda-benda seni seperti lukisan dan lain-lain.
3. Investasi keuangan (financial investment) Investasi yang dilakukan pada
surat berharga baik yang ada di pasar uang (money market) seperti
Deposito, SBI, SBPU maupun surat berharga di pasar modal (capital
market) seperti saham, obligasi, dan berbagai bentuk surat berharga pasar
modal lainnya.
4. Investasi komoditas (commodity investment) Investasi yang dilakukan
pada komoditas dalam artian barang seperti kopi, kelapa sawit dan lain-
lain. Investasi pada sektor ini disebut sebagai perdagangan berjangka.

Investasi Penting

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Keynes mengenai teori


multiplier, yaitu pengaruh anggaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi.
Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa untuk memengaruhi jalannya
perekonomian, pemerintah dapat memperbesar anggaran pengeluaran dalam
keadaan perekonomian mengalami kelesuan (recession), sehingga lapangan
pekerjaan meningkat dan akhirnya pendapatan riil masyarakat juga mengalami
peningkatan. Perubahan tersebut terjadi karena pengeluaran pemerintah akan
berpengaruh pada besarnya pendapatan nasional, sehingga menimbulkan
perubahan pada golongan pengeluaran tertentu dan pada akhirnya pendapatan
nasional akan bertambah beberapa kali lipat yang disebut dengan proses
multiplier. Dengan adanya multiplier effect, maka suatu negara akan mengalami
perubahan ekonomi ke arah yang dinamis.

C. Tipe-tipe Investasi
D. Tujuan Investasi

E. Proses Investasi

F. Risiko Investasi

Keinginan utama investor adalah untuk meningkatkan perolehan dan meminimalkan


risiko. Misalnya seorang investor individu yang rasional adalah seorang yang tidak
menyukai risiko (risk aversive), sehingga investasi yang berisiko harus dapat
menawarkan tingkat perolehan yang tinggi (higher rates of return), maka dari itu
investor membutuhkan informasi mengenai risiko dan pengembalikan yang diinginkan.

Berikut adalah beberapa risiko investasi yang sering dihadapi oleh investor,
yakni:

1. Market risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai
investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat yang mengakibatkan
pemilik investasi mengalami capital loss.
2. Default risk adalah risiko apabila penerbit asset gagal membayar bunga atau
bahkan pokok asset.
3. Inflation risk adalah risiko menurutnya nilai rill asset karena inflasi.
4. Currency risk adalah risiko menurunnya nilai asset karena penurunan nilai tukar
mata uang yang dipakai oleh asset.
5. Political risk adalah risiko menurunnya nilai asset karena penurunan nilai asset
karena perubahan dalam peraturan atas hukum karena perubahan kebijakan
pemerintah.
G. Tipe Investor

Terdapat beberapa tipe investor dalam berinvestasi:

1. Risk Avoider (Takut pada Risiko)


Investor dengan tipe risk avoider cenderung berhati-hati dan menghindari risiko
yang akan timbul sehingga disebut dengan safety player. Risk Avoider akan kesulitran
menjadi pemimpin dan lebih banyak menjadi follower bukan seorang inovator.

2. Risk Indifference (Hati-hati pada risiko)

Investor ini kecenderungan kehati-hatiannya bergitu tinggi maka biasanya


setelah keputusan tersebut diambil, investor tidak akan mengubahnya begitu saja.
Perhitungan atas segala dampak yang akan terjadi jika keputusan dibuat selalu
dipertimbangkan sehingga terkesan tipe peragu.

3. Risk Seeker/Risk Lover (Suka Pada Risiko)

Karakteristik investor ini sangat menyukai risiko karena beranggapan semakin


tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Prinsip
ini begitu menonjol dan mempengaruhi besar terhadap setiap keputusan yang akan
diambil.

Anda mungkin juga menyukai