Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kadek Devi Arianti

NIM : 2017051110
Kelas : 4D
Materi : Pelaporan Audit dan Jasa Lain KAP

Dalam pelaporan audit terdapat empat standar pelaporan. Standar pelaporan pertama
yaitu berisikan tentang (1) Kepatuhan terhadap Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum; dan (2)
Makna menyajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum,. Pada
standar pelaporan kedua berisikan tentang Konsistensi Penerapan Prinsip Akuntansi yang
Berterima Umum. Pada standar pelaporan ketiga berisikan tentang (1) Pengungkapan Memadai
dalam Laporan Keuangan, menyatakan bahwa pengungkapan informatif dalam laporan
keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan dalam laporan audit; dan (2)
Pelaporan Auditor atas Informasi Segmen yang meliputi informasi mengenai operasi
perusahaan di berbagai daerah industri yang berbeda, operasi di berbagai daerah produksi dan
pemasaran, operasi luar negeri dan penjualan ekspor, serta pelanggan utama. Pada standar
pelaporan keempat berisikan tentang Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan
untuk mencegah terjadinya salah tafsir tantang tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila
namannya dikaitkan dengan laporan keuangan.
Dalam laporan auditor atas laporan keuangan auditan, dijelaskan bahwa laporan audit
memiliki bentuk baku yang memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu
satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Laporan audit bentuk baku adalah yang paling banyak dikeluarkan auditor. Adapun unsur pokok
dalam laporan audit bentuk baku yaitu (1) Judul laporan yang berbunyi “Laporan Auditor
Independen”, (2) Pihak yang dituju, (3) Paragraf pengantar (Introductory paragraph), (4)
Paragraf lingkup audit, (5) Paragraf pendapat, (6) Tanda tangan auditor, nama, dan nomor
register negara auditor, dan (7) Tanggal.
Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor yaitu (1) Pendapat wajar
tanpa pengecualian (unqualified opinion) (2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan
tambahan bahasa penjelasan, (3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), (4)
Pendapat tidak wajar (adverse opinion), dan (5) Pernyataan tidak memberikan pendapat
(disclaimer of opinion atau no opinion). Selain itu juga terdapat pendapat tidak penuh
(piecemeal opinion) yang bukan merupakan jenis pendapat namun unsur tententu dalam
laporan keuangan. Terdapat pula faktor tertentu dalam pertimbangan pelaporan yaitu: (1)
Bagian Audit Dilaksanakan Oleh Auditor Independen Lain, dikarenakan adanya jarak yang
cukup jauh antara klien dengan auditor; (2) Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi Laporan
Keuangan Auditan, maksudnya adalah dokumen sebagai tambahan laporan keuanan auditan
dan laporan auditor independen; dan (3) Pelaporan atas Laporan Keuangan Ringkasan dan
Data Keuangan Pilihan, dimana auditor tidak boleh melaporkan laporan ringkasan ini
sebagaimana melaporkan laporan keuangan auditan dan harus diberi tanda yang jelas bahwa
laporan tersebut merupaka laporan keuangan ringkasan.
Jasa-jasa lain yang dilakukan oleh KAP adalah jasa atestasi, jasa atestasi yang
berkaitan dengan penugasan jasa konsultasi manajemen, dan jasa kompilasi dan review.
Dalam jasa atestasi, audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi
yang berterima umum merupakan satu diantara jasa atestasi yang dapat disediakan oleh KAP
kepada masyarakat. Penugasan atestasi adalah penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak
untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan
asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Standar atestasi membagi tiga tipe
penugasan atestasi meliputi: (1) Pemeriksaan, dimana ketika menyatakan pendapat positif,
praktisi harus dengan jelas menyatakan, menurut pendapatnya, apakah asersi dibuat sesuai
dengan standar yang ditetapkan atau telah dinyatakan; (2) Review, dimana dalam memberikan
keyakinan negatif, kesimpulan praktisi harus menyatakan apakah informasi yang diperoleh
praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukkan bahwa asersi tersebut tidak disajikan,
dalam segala hal yang material, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau yang telah
dinyatakan; dan (3) Prosedur yang disepakati bersama, dimana kesimpulan yang dibuat oleh
praktisi sebagai hasil penerapan prosedur yang disepakati bersama atas suatu penyajian asersi
harus berbentuk ringkasan temuan, keyakinan, atau keduanya.
Dalam jasa atestasi yang berkaitan dengan penugasan jasa konsultasi manajemen,
praktisi harus memberitahu klien mengenai perbedaan yang relevan antara dua tipe jasa
tersebut dan harus memperoleh persetujuan dari klien bahwa jasa atestasi harus dilaksanakan
berdasarkan persyaratan profesional yang memadai. Suatu jasa atestasi dapat mencakup
asersi tertulis, evaluasi terhadap kriteria, atau bukti atestasi yang dikembangkan selama atau
sebelum penugasan JKM. Evaluasi atas pernyataan yang terdapat dalam asersi tertulis pihak
lain dalam pelaksanaan JKM tidak dengan sendirinya merupakan pelaksanaan jasa atestasi.
Sebagai contoh, dalam pelaksanaan penugasan untuk membantu klien memilih suatu komputer
yang memenuhi kebutuhan klien, praktisi mungkin mengevaluasi asersi tertulis dari satu atau
lebih pemasok, dengan melaksanakan beberapa prosedur yang sama dengan yang diperlukan
dalam jasa atestasi.
Dalam jasa kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara garis besar
sifat transaksi satuan usaha tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para petugas
pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan serta
bentuk dan isi laporan keuangan. Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca
laporan keuangan yang telah dikompilasi dan mempertimbangkan laporan keuangan tersebut
layak bila ditinjau dari segi bentuknya dan bebas dari kekeliruan material yang nyata. Adapun
jenis kompilasi keuangan yaitu kompilasi dengan pengungkapan penuh, kompilasi dengan
mengecualikan semua pengungkapan secara substansial, dan kompilasi tanpa independensi.
Sedangkan dalam jasa review laporan keuangan, dimana hasil review yang
dilaksanakan melalui prosedur pengajuan pertanyaan dan analisis harus menjadi dasar yang
memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan. Prosedur pertanyaan dan analitis
biasanya mencakup hal: (1) Pengajuan pertanyaan mengenai prinsip dan praktik akuntansi
serta metode yang diterapkan oleh satuan usaha tersebut; (2) Pertanyaan tentang prosedur
pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi serta penghimpunan informasi
untuk diungkapkan dalam laporan keuangan; dan (3) Prosedur analitis yang dirancang untuk
mengidentifikasikan hubungan dan hal hal yang kelihatan tidak biasa.

Anda mungkin juga menyukai