Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kadek Devi Arianti

Nim : 2017051110
Kelas : 4D
Materi : Tahap Penyelesaian Audit (Bagian Pertama)

A. Penyelesaian Pekerjaan Lapangan


Dalam menyelesaikan atau melengkapi pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan
beberapa prosedur audit untuk menghimpun tambahan bahan bukti audit. Adapun lima
prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor yakni:
1. Melakukan penelaahan peristiwa kemudian;
2. Membaca notulen rapat;
3. Mengajukan pertanyaan atau melakukan konfirmasi dengan penasihat hukum klien;
4. Menghimpun surat representasi klien;
5. Melaksanakan prosedur analitis komprehensif.

B. Melakukan Penelahaan Peristiwa Kemudian (Subsequent Event Review)


Periode peristiwa kemudian adalah periode yang dihitung sejak tanggal neraca
sampai dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan (tanggal laporan audit). Jadi,
bukan sampai dengan tanggal dipublikasikannya atau diserahkannya laporan audit.
Dalam periode tersebut, auditor disyaratkan untuk menemukan terjadinya peristiwa
kemudian. Sedangkan terhadap peristiwa setelah tanggal berakhirnya pekerjaan
lapangan, auditor tidak bertanggung jawab untuk menemukan peristiwa kemudian.
Dalam hal ini standar audit mewajibkan prosedur audit untuk memverifikasi
peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca untuk menentukan apakah transaksi atau
peristiwa tersebut mempengaruhi kewajaran penyajian atau pengungkapan laporan
keuangan atau tidak. Prosedur audit tersebut disebut review atas subsequent events
atau post-balance-sheet-review. Selain itu, disini terdapat juga dua jenis peristiwa
kemudian yang mewajibkan pertimbangan oleh manajemen dan evaluasi oleh auditor.
Dalam hal ini terdapat dua jenis peristiwa kemudian yakni sebagai berikut:
1. Tipe peristiwa kemudian I. Tipe ini meliputi peristiwa yang memberikan tambahan
bukti yang berhubungan dengan kondisi pada tanggal neraca dan berdampak
terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan.
2. Tipe peristiwa kemudian II. Tipe ini meliputi peristiwa-peristiwa yang memberikan
tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca yang dilaporkan, tetapi kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca.
C. Menelaah Notulen Rapat
Notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya (komite
keuangan dan komite audit) dapat berisi hal-hal yang secara signifikan berkaitan erat
dengan audit yang dilaksanakan, misalnya:
1. Otorisasi pengeluaran obligasi.
2. Otorisasi pengeluaran saham baru.
3. Otorisasi pembelian kembali saham sendiri.
4. Otorisasi pembayaran dividen.
5. Otorisasi penghentian jenis produk tertentu.

D. Mengajukan Pertanyaan atau Konfirmasi Kepada Nasihat Hukum Klien


Pengajuan pertanyaan atau konfirmasi dilakukan untuk memperoleh bukti
mengenai keberadaan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang
mempengaruhi usaha dan keuangan klien di masa datang. Kadang kejadian ekonomi
lebih mempengaruhi posisi keuangan daripada suatu transaksi kas atau transaksi
lainnya. sebagai contoh adalah kewajiban kontilejensi. Kontilejensi adalah keadaan,
situasi, atau kondisi yang meliputi ketidakpastian yang mungkin melibatkan
keuntungan atau kerugian di masa datang. Tujuan auditor untuk memverifikasi
kewajiban kontinjensi adalah untuk mengevaluasi perlakuan akuntansi dari kewajiban
kontinjensi dalam menentukan apakah menajemen telah mengklasifikasikan
kontinjensi secara layak (klasifikasi penyajian dan pengungkapan), dan
mengidentifikasi derajat kontinjensi yang belum teridentifikasi oleh manajemen
(kelengkapan penyajian dan pengungkapan). Selain itu, dalam hal ini auditor juga
harus melaksanakan prosedur pengauditan untuk mencari kewajiban bersyarat selama
pelaksanaan audit (pekerjaan lapangan). Dalam hal ini, auditor harus menghimpun
bahan bukti mengenai beberapa hal yakni, sebagai berikut:
1. Keberadaan keadaan, situasi, atau kondisi yang meliputi ketidakpastian yang
mungkin mengakibatkan kerugian pada perusahaan sebagai akibat adanya
tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
2. Periode atau waktu terjadinya kejadian yang menyebabkan tindakan hukum.
3. Tingkat kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah kerugian potensial.
Dan prosedur yang dapat dilaksanakan auditor untuk itu, adalah: (1) Mengajukan
pertanyaan dan diskusi dengan manajemen; (2) Membaca notulen rapat dewan
komisaris; (3) Menelaah perjanjian kontrak atau pinjaman; (4) Konfirmasi dengan bank
mengenai adanya jaminan pinjaman; (5) Auditor meminta manajemen perusahaan
membuat letter of inquiry yang isinya meminta penasihat hukum klien untuk
menerangkan secara langsung tentang masalah hukum klien.

E. Menghimpun Surat Representasi Klien


Dalam hal ini auditor disyaratkan untuk memperoleh representasi tertulis dari
manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pengauditan. Auditor disini mengandalkan representasi klien untuk beberapa hal yakni
sebagai berikut: (1) Menginformasikan pernyataan lisan yang disampaikan pada
auditor; (2) Mendokumentasikan ketepatan representasi yang kontinu; (3) Menurunkan
kesalahpahaman mengenai representasi manajemen.
Selain itu representasi klien di sini Dapat digunakan untuk melengkapi dan
mendukung Prosedur audit lainnya. Adapun isi representasi klien meliputi:
1. Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan laporan
keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
2. Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan.
3. Kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat.
4. Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan transaksi yang tidak tercatat.
5. Informasi transaksi antar pihak yang Memiliki hubungan istimewa.
6. Ketidakpatuhan dengan berbagai isi perjanjian kontrak yang mungkin berdampak
pada laporan keuangan.
7. Informasi mengenai peristiwa kemudian.
8. Ketidakberesan yang melibatkan karyawan dan manajemen.
9. Komunikasi dari instansi pemerintah mengenai ketidakpatuhan terhadap atau
kelemahan dalam praktik pelaporan keuangan.
10. Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi dan lain sebagainya.

F. Melaksanakan Prosedur Analitis Komprehensif


Prosedur analitis ini mencangkup penggunaan rasio dan teknik perbandingan
lainnya. prosedur analitis disini digunakan dalam tahap penyelesaian audit sebagai alat
penelahaan menyeluruh atau penelahaan akhir atas laporan keuangan. Prosedur
analitis ini bertujuan untuk membantu auditor dalam mengambil kesimpulan mengenai
audit, dan mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Prosedur
analitis ini diterapkan pada laporan keuangan untuk menentukan apakah ada
hubungan yang tidak wajar masih ada atau tidak, dan apabila masih ada, maka auditor
perlu melaksanakan prosedur audit tambahan.
G. Pengevaluasian Temuan
Dalam hal ini auditor melaksanakan pengevaluasian atas temuan dengan beberapa
tujuan, antara lain: (1) Untuk menentukan jenis pendapat yang diberikan; (2) Untuk
menentukan apakah standar pengauditan telah dilaksanakan dengan baik dalam audit.
Selain itu, untuk mencapai tujuan tersebut auditor juga harus melaksanakan beberapa
langkah, antara lain:
1. Membuat penetapan akhir mengenai materialitas dan risiko audit.
2. Melakukan penelahaan teknis mengenai laporan keuangan.
3. Merumuskan pendapat dan membuat draft laporan audit.
4. Melakukan penelahaan akhir atas kertas kerja.

H. Membuat Penetapan Akhir Mengenai Materialitas & Risiko Audit


Pada tahap ini perlu dilakukan sebelum memutuskan pendapat yang akan
diberikan atas laporan keuangan klien. Titik awal proses ini adalah menjumlahkan
seluruh salah saji yang ditemukan dalam pemeriksaan atas seluruh akun yang tidak
dikoreksi oleh klien. Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah menentukan
pengaruh jumlah seluruh salah saji pada laba bersih dan elemen laporan keuangan
lain yang terkait dengan salah saji, seperti aktiva lancar dan utang lancar.

I. Melakukan Penelahaan Teknis Mengenai Laporan Keuangan


Dalam hal ini banyak Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mempunyai checklist
(daftar pengecek) rincian laporan keuangan. Daftar ini diisi oleh auditor yang
melakukan penelahaan. Checklist disini meliputi: hal-hal yang berhubungan dengan
bentuk dan isi setiap laporan keuangan, serta hal lain yang harus diungkapkan.

J. Merumuskan Pendapat dan Membuat Draft Laporan Audit


Dalam hal pelaksanaan pengujian audit dapat dilaksanakan oleh beberapa auditor
yang menangani area yang berbeda. Selanjutnya, setelah selesai dilaksanakannya
prosedur pengujian audit, staf yang melaksanakan prosedur tersebut diharapkan dapat
meringkas temuannya. Ringkasan temuan tersebut selanjutnya digabungkan dan
dievaluasi untuk menentukan pandapat yang akan diberikan atas laporan keuangan
tersebut. Proses ini biasanya dilaksanakan oleh partner, dan aktivitas ini bisa juga
dilakukan oleh manajer (manajer KAP) yang nantinya akan ditelaah kembali oleh
partner.

Anda mungkin juga menyukai