Anda di halaman 1dari 8

INVESTASI DAN PASAR MODAL

KONSEP INVESTASI
Dosen Pengempu :
Putu Eka Dianita Marvilianti Dewi, S.S.T, Ak., M.Si

Oleh :
Kelompok 1
Karl Bagas Pamungkas Manullang (2017051134)
Sigit Wahyudi (2017051135)
Komang Jenika Puspayoni (2017051136)

PRODI S1 AKUNTANSI
JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
A. Pengertian Investasi
Menurut KBBI, investor adalah penanam uang atau modal. Maksudnya
adalah orang yang menanamkan uangnya dalam usaha dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Investor adalah setiap entitas atau orang yang menanamkan modal
dengan harapan akan mendapatkan imbalan berbentuk uang. Aktivitas
menanamkan modal tersebut dinamakan investasi. Penanam modal sangat
bergantung dengan instrumen keuangan yang berbeda-beda. Agar dapat mencapai
tujuan keuangan dan meningkatkan jumlah imbalan. Tidak berhenti di situ saja
mengenai makna investor, pengertian investor ini juga bisa diartikan dari jangka
waktu penyimpanan investasinya. Seorang investor adalah mereka yang
berorientasi pada pendanaan berperiode panjang, sedangkan jika berfokus pada
investasi jangka pendek, disebut sebagai trader.
Investor merupakan orang atau lembaga yang melakukan investasi ke dalam
suatu hal dengan tujuan untuk membuat keuntungan finansial. Sedangkan suatu hal
atau tempat dimana investor menginvestasikan uangnya dinamakan investee.
Investee disini bisa berupa orang atau perusahaan yang nantinya akan mengolah
dana investasi yang sudah diberikan oleh investor.

B. Jenis-Jenis Investasi
Terdapat dua jenis investasi yang dikategorikan berdasarkan jangka waktunya,
yakni:

1. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek merupakan investasi yang memungkinkan kamu


untuk mendapatkan keuntungan kurang dari tiga tahun dan dapat langsung
kamu konversikan dengan uang atau jual. Namun, perlu diingat bahwa
investasi jangka pendek ini memberikan return yang lebih kecil sehingga
cocok untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu dekat. Contoh dari investasi
jangka pendek adalah obligasi jangka pendek, pasar saham, sertifikat
deposito.

2. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi yang membutuhkan waktu lebih


dari tiga tahun untuk mendapatkan keuntungan. Kamu dapat menikmati
hasil dari investasi ini dalam lima tahun, belasan tahun, hingga puluhan
tahun yang akan datang. Return yang dihasilkan oleh investasi jangka
panjang tentu juga lebih besar dibandingkan investasi jangka pendek.
Investasi jenis ini sangat cocok bagi seseorang yang membutuhkan
tabungan untuk keperluan di masa depan seperti biaya pendidikan, dana
kebutuhan nikah, dana pensiun, dan lain sebagainya. Contoh dari investasi
jangka panjang adalah investasi saham dan investasi emas.
Jenis investasi lainnya :

1. Investasi kekayaan riil (real property)


Investasi yang dilakukan pada asset yang tampak secara nyata seperti tanah,
bangunan dan uang secara permanen melekat pada tanah seperti apartemen,
ruko dan sebagainya.
2. Investasi kekayaan pribadi yang tampak (tangible personal property)
Investasi yang dilakukan pada benda benda seperti emas, berlianm barang
atik dan termasuk benda benda seni seperti lukisan dan lainnya.
3. Investasi keuangan (financial investement)
Investasi yang dilakukan pada surat berharga baik ang ada di pasar uang
(money market) seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU maupun surat berharga di pasar
modal (capital market) seperti sahham, obligasi dan berbagai bentuk surat
berharga pasar modal lainnya.
4. Investasi komoditas (commodity investment)
Investasi yang dilakukan pada komoditas dalam artian barang seperti kopi,
kelapa sawit, dan lain lain. Investasi pada sektor ini disebut sebagaii
perdagangan berjangka

C. Peran Investasi
Berikut alasan lainnya mengapa investasi penting.
1) Inflasi
Tingkat inflasi setiap tahunnya pasti selalu meningkat.
Kekhawatiran itu sudah pasti tidak bisa dihindari. Menabung di bank
saja tidak akan cukup karena nilai mata uang akan menurun akibat
pengaruh nilai inflasi tersebut. Investasi merupakan cara yang tepat
untuk melindungi kekayaan yang dimiliki.
2) Kenaikan penghasilan cenderung lebih kecil dari inflasi
Kenaikan gaji yang kita terima setiap tahunnya tidak sebanding
dengan kenaikan inflasi sehingga sebagian dari kita sering kali
mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan pokok.
3) Kebutuhan hidup cenderung meningkat
Sebagian besar, orang-orang yang tinggal di kota-kota besar pasti
memiliki gaya hidup yang tinggi. Investasi menjadi alternatif untuk
mendapatkan hidup yang lebih baik.
D. Tipe-Tipe Investasi
1. Investasi Langsung (Direct Investment)
Apabila mereka yang memiliki dana yang dapat langsung berinvestasi
dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu
perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara atau berbagai cara
lainnya. Investasi secara langsung ada beberapa macam yaitu dapat
disarikan sebagai berikut.
a) Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan
 Tabungan
 Deposito
b) Investasi langsung dapat diperjualbelikan
 Investasi langsung di pasar uang meliputi: T-bill dan
deposito yang dapat dinegosiasikan.
 Investasi langsung di pasar inodal
 Surat-surat berharga pendapatan tetap meliputi: T-Bond,
federal agency securities, municipal bond, corporate
bond, convertible bond.
 Saham-saham, meliputi saham preferen dan saham biasa
 Investasi langusng di pasar turunan, meliputi opsi
(waran, opsi put, opsi cal) dan Future Contract.
2. Investasi Tidak Langsung (Indirect Investment)
Indirect investment (investasi tidak langsung) adalah mereka yang
memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak
terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup hanya
dengan memegang dalam bentuk saham dan obligasi saja. Mereka yang
melakukan kebijakan investasi tidak langsung umumnya cenderung tidak
terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan.
Contohnya membeli saham dan obligasi yang dijual di pasar modal dan itu
juga biasanya dilakukan melalui perusahaan investasi atau adanya
perantara. Dengan begitu kita dapat memahami bahwa perantara tersebut
akan mendapatkan sejumlah keuntungan yang dianggap sebagai fee.

E. Tujuan Investasi
Untuk mencapai suatu efektivitas dan efisiensi dalam keputusan
maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula
halnya dalam bidang investasi kita perlu menetapkan tujuan yang hendak
dicapai, yaitu :
1) terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut;
2) terciptanya profit yang maksimal atau keuntungan yang
diharapkan(profit actual);
3) terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham;
4) turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa;
5) mengurangi tekanan inflasi;
6) dorongan untuk menghemat pajak.

F. Proses Investasi
Setiap melakukan keputusan investasi adalah selalu saja
memerlukan proses, yang mana proses tersebut akan memberikan gambaran
setiap tahap yang akan ditempuh oleh perusahaan. Secara umum proses
manajemen investasi meliputi lima langkah.
1) Menetapkan Sasaran Investasi
Penetapan sasaran artinya melakukan keputusan yang bersifat fokus
atau menempatkan target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan.
Penetapan sasaran investasi adalah sangat disesuaikan dengan apa yang
akan ditujukan pada investasi tersebut. Jika sasaran investasi adalah
dalam bentuk penyaluran kredit maka berarti investasi tersebut dalam
bentuk lembaga perbankan, leasing, bank perkreditan dan sejenisnya
yang bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kepada publik yang mengalami kekurangan dana.
2) Membuat Kebijakan Investasi
Pada tahap proses yang kedua ini menyangkut dengan bagaimana
perusahaan mengelola dana yang berasal dari stock, bond dan lainnya
untuk kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan.
Perhitungan pendistribusian dana ini haruslah dilakukan dengan prinsip
kehati-hatian karena berbagai hal akan bisa timbul pada saat dana
tersebut tidak mampu untuk ditarik kembali. Juga perlu bagi pihak
perusahaan memperhitungkan tentang banyak beban pajak yang akan
ditanggung nantinya.
3) Memilih Strategi Portofolio
Ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak
perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Pada saat
perusahaan melakukan investasi aktif maka semua kondisi tentang
perusahaan akan dengan cepat tergambarkan di pasar saham. Investasi
aktif akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian
selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk
dilaksanakan. Sedangkan secara pasif hanya dapat dilihat pada indeks
rata-rata saja, atau dengan kata lain berdasarkan pada reaksi pasar saja
tanpa ada sikap atraktif.
4) Memilih Aset
Di sini pihak perusahaan berusaha memilih aset investasi yang
nantinya akan memberi return yang tertinggi. Return di sini dilihat
sebagai keuntungan yang akan mampu diperoleh.
5) Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Tahap ini adalah menjadi tahap revaluasi bagi perusahaan untuk
melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah
tindakan yang telah dilakukan selama ini telah betul-betul maksimal
atau belum. Jika belum maka sebaiknya segera melakukan perbaikan
agar kerugian tidak akan terjadi ke depan nantinya. Bagaimanapun
perusahaan berharap akan memeroleh keuntungan yang bersifat
sustainability dan bukan hanya keuntungan yang diperoleh sesaat saja
(stimulus profit).

G. Risiko investasi
Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan risiko dan
meningkatkan perolehan. Asumsi umum bahwa investor individu yang rasional
adalah seorang yang tidak menyukai risiko (risk aversive), sehingga investasi yang
berisiko harus dapat menawarkan tingkat perolehan yang tinggi (higher rates of
return), oleh karena itu investor sangat membutuhkan informasi mengenai risiko
dan pengembalian yang diinginkan.
Risiko investasi yang sering dihadapi oleh investor, yaitu: market risk
(risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan
menjadi turun ketika suku bunga meningkat yang mengakibatkan pemilik investasi
mengalami capital loss;
a. Market risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk,
nilai investasi akan menjadi turun Ketika suku bunga meningkat yang
mengakibatkanpemilik investasi mengalami capital loss.
b. Default risk adalah risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga
atau bahkan pokok aset;
c. Inflation risk adalah risiko menurutnya nilai riil aset karena inflasi;
d. Currency risk adalah risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai
tukar mata uang yang dipakai oleh aset;
e. Political risk adalah risiko menurunnya nilai aset karena perubahan
dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah.
Risiko tidak bisa dihindari, dan pada umumnya risiko muncul dari tiga
kemungkinan, (Brigham dan Houston, 2004):
a. Besarnya investasi
Suatu investasi yang besar lebih baik dibanding investasi kecil, terutama
dari unsur kegagalannya. Apabila proyek dengan investasi besar gagal,
maka kegagalannya bisa mengakibatkan perusahaan menjadi bangkrut,
sedang investasi kecil mempunyai risiko yang kecil, artinya tidak terlalu
banyak menggangu opersional perusahaan secara keseluruhan.
b. Penanaman kembali dari Cashflow
Apakah perusahaan akan menerima proyek investasi dengan 24% selama
2 tahun atau yang mendatangkan keuntungan 20% selama 4 tahun?.
Jawabannya adalah seberapa besar kemungkinan hasil dari penanaman
kembali investasi dengan hasil 24%. Apabila risiko dari penanaman
kembali proyek pertama tersebut besar, maka proyek dengan hasil 20%
lebih diutamakan.
c. Penyimpangan dari cashflow
Seperti diuraikan di atas bahwa cashflow perusahaan didapat dari
penerimaan keuntungan di masa yang akan dating. Cashflow tersebut
untuk masing-masing proyek investasi tidak sama, ada yang variasinya
besar dan ada yang variasinya kecil. Bila variasi penerimaan besar maka
resikonya juga besar, demikian sebaiknya bila variasinya kecil, risiko
yang di hadapi juga kecil.

H. Tipe investor
Berikut adalah beberapa tipe investor dalam berinvestasi.
a. Risk avoider (takut pada risiko)
Investor dengan tipe risk avoider cenderung berhati-hati dan menghindari
risiko yang akan timbul sehingga disebut juga dengan safety player. Risk
avoider akan kesulitan menjadi pemimpin dan lebih banyak menjadi
follower bukan seorang inovator.
b. Risk indifference (hati-hati pada risiko)
Investor ini kecenderungan kehati-hatiannya begitu tinggi.maka biasanya
setelah keputusan tersebut diambil, investor tidak akan mengubahnya
begitu saja. Perhitungan atas segala dampak yang akan terjadi jika
keputusan dibuat selalu dipertimbangkan sehingga terkesan tipe peragu.
c. Risk seeker/risk lover (suka pada risiko)
Karakteristik investor ini sangat menyukai risiko karena beranggapan
semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang
akan diperoleh. Prinsip ini begitu menonjol dan memengaruhi besar
terhadap setiap keputusan yang akan diambil.
REFERENSI

Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi dan Diota Prameswari Vijaya. 2019. Investasi
dan Pasar Modal Indonesia. Ed. 1, Cet. 2. Depok: Rajawali Pers. Halaman:
4-5.

M,Arfan.2020.”Penjelasan singkat mengenai investor”.


https://misterexportir.com/pengertian-investor/ (diakses pada tanggal 07
September 2022)

Anda mungkin juga menyukai