Anda di halaman 1dari 21

Makalah Studi Islam

“Islam dan permasalahan aktual HAM”

Dosen Pengampu :

Lina Nur Anisa, M.H.I

Penyusun :

Rosyidi Agus Marufi

EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NGAWI

Jln. Ir. Soekarno (Ringroad Barat) No. 99 Ngawi

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................... 2

BAB II.......................................................................................................... 3

A. Pengertian Islam .............................................................................. 3


B. Pengertian Hak Asasi Manusia ....................................................... 4
C. HAM dalam Islam............................................................................ 8

BAB III........................................................................................................ 12

A. Kesimpulan...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hak asasi manusia atau biasa disingkat HAM merupakan sebuah hal yang
menjadi keharusan dari sebuah negara untuk menjaminnya dalam konstitusinya.
Melalui deklarasi universal ham 10 desember 1948 merupakan tonggak
bersejarah berlakunya penjaminan hak mengenai manusia sebagai manusia.
Sejarah HAM dimulai dari magna charta di inggris pada tahun 1252 yang
kemudian kemudian berlanjut pada “bill of rights” dan kemudian berpangkal pada
DUHAM PBB. Dalam konteks ke Indonesiaan penegakan HAM masih bisa
dibilang kurang memuaskan. Banyak faktor yang menyebabkan penegakan HAM
di Indonesia terhambat seperti problem politik, dualisme peradilan dan prosedural
acara (kontras, 2004;160)
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah
sebagai way of life yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para
penganutnya merupakan konsep yang lengkap mengatur segala aspek kehidupan
manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi manusia Islam pun
mengatur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama rahmatan lil alamin
yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dalam ketidakadilan sosial
sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum mustadhafin yang harus
dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai
tempat tersendiri dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi
dengan Islam sebenarnya yang telah mendorong adanya wacana HAM dalam
Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan terhadap hak asasi manusia mendapat
tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran tentang demokrasi dapat dengan
mudah kita temukan didalamnya konsep tentang penegakan HAM.

1
Bahkan HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang
lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan bahwa Islam tidak
memiliki konsep tentang pengakuan HAM. berangkat dari itu makalah ini akan
mencoba memberikan sedikit penerangan mengenai wacana HAM dalam Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah islam itu?
2. Apakah HAM itu?
3. Adakah HAM dalam islam?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apakah Islam itu
2. Untuk mengetahui apakah HAM itu
3. Untuk mengetahui apakah ada HAM dalam Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Islam

Apakah islam itu sebenarnya? Kata Islam berasal dari bahasa arab, dari
kata aslama, yuslimu, islaman yang berarti menyerah patuh (DR Zainuddin
Nainggolan, 2000;9). Menurut Nurcholish Madjid yang dikutip dari buku Junaidi
Idrus (2004;87) Islam itu adalah sikap pasrah kehadirat Tuhan. Kepasrahan
merupakan karakteristik pokok semua agama yang benar. Inilah world view Al-
Qur’an, bahwa semua agama yang benar adalah Al-Islam, yakni sikap berserah
diri kehadirat Tuhan. Dan bagi orang yang pasrah kepada Tuhan adalah muslim.
Menurut Masdar F. Mas’udi (1993;29) klaim kepasrahan dalam pengertian
Islam termaktub dalam tiga tataran. Pertama, Islam sebagai aqidah, yaitu sebagai
komitmen nurani untuk pasrah kepada Tuhan. Kedua, Islam sebagai syari’ah,
yakni ajaran mengenai bagaimana kepasrahan itu dipahami. Ketika, Islam sebagai
akhlak, yakni suatu wujud perilaku manusia yang pasrah, baik dalam dimensi diri
personalnya maupun dalam dimensi sosial kolektifnya. Berangkat dari pengertian
diatas Islam adalah agama yang mengajarkan seseorang untuk menyerah pasrah
kepada aturan Allah (Sunnatullah) baik tertulis maupun tidak tertulis. Dan orang
yang menyerah pasrah kepada Tuhan dan hukum-Nya disebut seorang muslim.
Dalam Islam itu terdapat dua kelompok sumber ajaran Islam. Kelompok
pertama disebut ajaran dasar (qat’I al-dalalah), yaitu Al-Qur’an dan Hadist
sebagai dua pilar utama ajaran Islam. Al-Qur’an mengandung 6236 ayat dan dari
ayat-ayat itu, menurut para ulama hanya 500 ayat yang mengandung ajaran
mengenai dunia dan akhirat selebihnya merupakan bagian terbesar mengandung
penjelasan tentang para nabi, rasul, kitab dan ajaran moral maupun sejarah ummat
terdahulu. Kelompok kedua disebut ajaran bukan dasar (zhanni al-dalalah), yaitu
ajaran yang merupakan produk ulama yang melakukan ijtihad dan muatan
ajarannya bersifat relative, nisbi, bisa berubah dan tidak harus dipandang suci,
sakaral ataupun mengikat (Junaidi Idrus, 2004;95-96).

3
B. Pengertian Hak Asasi Manusia

Tonggak berlakunya HAM internasional ialah pada Deklarasi


Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada 10 Desember 1948 di
Paris, Prancis. Disini tonggak deklarasi universal mengenai hak asasi
manusia yang mengakui hak setiap orang diseluruh dunia. Deklarasi ini
ditanda tangani oleh 48 negara dari 58 negara anggota PBB dan disetujui
oleh majelis umum PBB. Perumusan penghormatan dan pengakuan
norma-norma HAM yang bersifat universal, nondiskriminasi, dan
imparsial telah berlangsung dalam sebuah proses yang sangat panjang.
Sejarah awal hak asasi manusia di barat berkembang sejak tahun 1215
yaitu dalam Magna Charta yang berisi aturan mengenai tindakan dan
kebijakan negara supaya tidak berjalan sewenang-wenang. Isi dari Magna
Charta ialah bermaksud untuk mengurangi kekuasan penguasa. Usaha
untuk diadakannya Magna Charta ini dimulai dari perjuangan tuan tanah
dan gereja untuk membatasi kekuasaan raja dan para anggota keluarga.
Pada periode awal ini hubungan antara isi dasar HAM adalah mengenai
(hubungan) antara anggota masyarakat yang berada dibawaha kekuasaan
yang diatur kebendaanya.
Sekelompok tuan tanah dan ksatria menggalang kekuatan dan
mereka berhasil mendesak raja untuk tidak lagi memberlakukan tindakan
penahan, penghukuman dan perampasan benda benda secara sewenag-
wenang. Raja Jhon terpaksa menyetujui tuntutan ini dengan memberikan
cap pengesahan yang berlangsung pada juni 1215 di Runnymede, sebuah
padang rumput di pinggir sungai Thames. Isi dari Magna Charta ini ada
tiga. Pertama, raja dilarang menarik pajak sewenang wenang. Kedua,
pejabat pemerintah dilarang mengambil jagung dengan tanpa membayar.
Dan yang ketiga, tidak seorang pun dapat dipenjara tanpa saksi yang jelas.
Pengesahan ini menjadi dokumen tertulis yang pertama tentang hak-hak
tuan tanah, gereja, ksatria dan orang merdeka atau orang sipil yang belum
menikmati kebebasan.

4
Berlanjut setelah keberhasilan tuan tanah, bangsawan dan orang
merdeka untuk memperjuangkan hak-hak mereka di hadapan raja
membangkitkan kesadaran diberbagai kalangan masyarakat terhadap
pentingnya hak-hak untuk dihormati dan dilindungi. Pada 1628, kaum
bangsawan menuntut hak-hak mereka

4
kepada raja. Mereka mencetuskan Petition Of Right. Yang menuntut sebuah
negara yang konstitusional, termasuk didalamnya fungsi parlemen dan fungsi
pengadilan. Jhon locke (1632-1704) bersama lord Ashley merumuskan tuntutan
bagi toleransi beragama. Selain itu, juga menyatakan bahwa semua orang
diciptakan sama dan memiliki hak-hak alamiah yang tidak data dicabut seperti hak
untuk hidup, kemerdekaan hak milik dan hak untuk meraih kebahagiaan.
Salah satu karya Locke yang terkenal ialah second treaties on civil
government yang berisi mengenai negara atau pemerintah harus berfungsi untuk
melindungi hak milik pribadi. Pemerintah dibentuk guna menjamin kehidupan,
harta benda dan kesejahteraan rakyat. Gagasan locke ini sesuai dengan
perkembangan didalam masyarakat inggris yang mulai berubah dari nehgara
kerajaan yang absolut menuju kerajaan yang konstitusional.
Pada 1653 instrument of government berhasil didesakkan. Pembatasan
kekuasaan raja semakin dikukuhkan dengan lahirnya Habeas Corpus Act pada
Mei 1679. Lonceng kebebasan terus berdentang dan pada 16 desember 1689 Bill
Of Rights lahir. Mereka tidak hanya berhasil membebaskan diri dari
kesewenangan raja. Dan mereka juga berhasil membentuk parlemen yang
mempunyai kewenangan untuk mengontrol kekuasaan raja. Itulah sekilas sejarah
awal dari HAM yang berkembang di barat khususnya yang berkembang diwilayah
Inggris.
Ada tiga prinsip utama dalam pandangan normatif hak asasi manusia, yaitu
berlaku secara universal, bersifat non-diskriminasi dan imparsial.
Prinsip keuniversalan ini dimaksudkan agar gagasan dan norma-
norma HAM telah diakui dan diharapkan dapat diberlakukan secara
universal atau internasional. Prinsip ini didasarkan atas keyakinan bahwa
umat manusia berada dimana-mana,disetiap bagian dunia baik di pusat-
pusat kota maupun di pelosok pelosok bumi yang terpencil. Berdasar hal
itu ham tidak bisa didasarkan secara partikular yang hanya diakui
kedaerahahan dan diakui secara local.
Prinsip kedua dalam norma HAM adalah sifatnya yang non-
diskriminasi. Prinsip ini bersumber dari pandangan bahwa semua manusia

5
setara (all human being are equal). Pandangan ini dipetik dari salah satu
semboyan Revolusi

5
Prancis, yakni persamaan (egalite). Setiap orang harus diperlakukan setara.
Seseorang tidak boleh dibeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. Akan
tetapi latar belakang kebudayaan sosial dan tradisi setiap manusia diwilayahnya
berbeda-beda. Hal ini tidak bisa dipandang sebagai suatu hal yang negatif,
melainkan harus dipandang sebagai kekayaan umat manusia. Karena manusia
berasal dari keanekaragaman warna kulit seperti kulit putih,hitam, kuning dan
lainnya. Keanekaragam kebangsaan dan suku bangsa atau etnisitas.
Kenekaragaman agama juga merupakan sesuatu hal yang mendapat tempat dalam
sifat non-diskriminasi ini. Pembatasan sesorang dalam beragama merupakan
sebuah pelanggaran HAM.
Prinsip ketiga ialah imparsialitas. Maksud dari prinsip ini
penyelesaian sengketa tidak memihak pada suatu pihak atau golongan
tertentu dalam masyarakat. Umat manusia mempunyai beragam latar
belakang sosial aupun latar belakang kultur yang berbeda antara satu
dengan yang lain hal ini meupakan sebuah keniscayaan. Prinsip imparsial
ini diimaksudkan agar hukum tidak memihak pada suatu golongan. Prinsip
ini juga dimaksudkan agar pengadilan sebuah kasus diselesaikan secara
adil atau tidak meihak pada salah satu pihak. Pemihakan hanyalah pada
norma-norma ham itu sendiri.
Terdapat dua garis besar pembagian hak asasi manusia yaitu Hak
Negatif dan Hak Positif. Pembagian hak-hak ini berhubungan dengan
dengan ukuran keterlibatan negara dalam pemenuhan hak asasi manusia.
Pembagian ini tidak berdasarkan baik atau buruk dalam hak yang
terkandung di dalamnya. Mengenai Hak Negatif adalah hak
meminimalkan peran campur tangan negara, maka semakin terpenuhi pula
hak-hak sipil dan politik. Sebaliknya, bila negara terlalu banyak
melakukan campur tangan, maka semakin terhambat pula pelaksanaan
hak-hak sipil politik warganya. Peminimalisiran peran negara dalam
pemenuhan hak-hak sipil dan politik karena hak-hak yang berkaitan
dengan sipil dan politik adalah hak yang berkaitan dengan kebebasan.

6
Karena sebagian besar kandungan hak-hak sipil politik adalah hak-hak atas
kebebasan (rights to liberty).
Hak yang terkandung dalam hak sipil dan politik ada dua puluh
dua hak. Pertama hak atas kehidupan, karena hidup seseorang harus
dilindungi. Kedua hak

6
untuk tidak disiksa dan diperlakukan secara keji. Karena setiap orang berhak
untuk memperoleh perlakuan secara manusiawi dan tidak merendahkan martabat.
Ketiga, hak untuk tidak dperbudak dan dipekerjakan secara paksa. Keempat, hak
atas kebebasan dan keselamatan pribadi. Kelima, hak setiap orang yang ditahan
untuk diperlakukan secara manusiawi. Keenam, hak setiap orang untuk tidak
dipenjara akibat tidak mampu memenuhi kewajiban kontrak. Ketidakmampuan
sesorang dalam memenuhi suatu perjanjian kontrak, tidak boleh dipenjara. Hanya
boleh melalui hukum perdata hanya melalui penyitaan. Ketujuh, hak atas
kebebasan bergerak dan memilih tempat tinggal. Kedelapan hak setiap warga
asing. Kesembilan, hak atas pengadilan yang berwenang, independen dan tidak
memihak. Kesepuluh, hak atas perlindungan dari kesewenangan hukum pidana.
Kesebelas, hak atas perlakuan yang sama didepan hukum. Keduabelas, hak atas
urusan pribadi. Ketigabelas, hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan
beragama. Keempatbelas, hak berpendapat dan berekspresi. Kelimabelas, hak atas
kebeasan berkumpul. Keenambelas, hak atas kebebasan berserikat. Ketujuh belas,
hak untuk menikah dan membentuk keluarga. Kedelapanbelas, hak anak atas
perlindungan bagi perkembangannya. Kesembilanbelas, hak untuk berpartisipasi
dalam politik. Keduapuluh, hak atas kedudukan dan perlindungan yang sama
didepan hukum. Keduapuluhsatu, hak bagi golongan minoritas. Keduapuluhdua,
larangan propaganda perang dan diskriminasi.
Selain hak hak sipil dan politik diatas hak asasi manusia juga
mencakup hak dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya. Hak ini
termasuk dalam pembagan hak positif yang mengusahakan peran negara
secara maksimal dalam pemenuhannya. Adanya hak ini dalam HAM
universal adalah buah dari perdebatan blok sosialis eropa timur dengan
blok liberal. Karena blok sosialis lebih berpegangan pada ekonomi sebagai
dasar masyarakat. Kebijakan negara sosialis lebih menitikberatkan pada
pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya seperti pendidikan gratis.
Sedangkan masyarakat blok liberal lebih menekankan manusia sebagai
individu yang bebas. Namun, akhirnya usulan dari blok sosialis diterima.

7
Sehingga HAM universal menganjurkan melindungi dan memnuhi hak-
hak ekonomi, sosial dan budaya setiap warganya.

7
Pengakuan dan perlindungan universal atau jaminan normatif atas
terpenuhinya hak-hak ekonomi, sosial dan budaya tercantum dalam
Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(international covenant on economic, social and culture rights). Ada
sepuluh hak yang diakui dalam kovenan tersebut. Hak-hak tersebut dapat
diuraikan sebaagai berikut.
Pertama, hak untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya.
Kedua, hak atas pekerjaan. Ketiga, hak atas upah yang layak, kondisi kerja
yang aman dan sehat, peluang karir dan liburan. Keempat, hak berserikat
dan mogok kerja bagi buruh. Kelima, hak atas jaminan sosial. Keenam,
hak atas perlindungan keluarga termasuk ibu dan anak. Ketujuh, hak atas
standar hidup yang layak, yakni sandang, pangan dan perumahan.
Kedelapan, hak atas kesehatandan lingkungan yang sehat. Kesembilan,
hak atas pendidikan. Kesepuluh, hak untuk berpartisipasi dalam
kebudayaan.
Itulah sekilas gambaran singkat mengenai HAM internasional. Dari mulai
sejarah awal Magna Charta sampai ke isi dari HAM internasional yang dibagi atas
dua pokok garis besar yaitu hak positif dan hak negatif. Kedua hak itu didasarkan
atas partisipasi negara dalam pemenuhannya.

C. HAM dalam Islam

Pertanyaan adakah ham dalam Islam harus dirunut secara sejarah


dialektika HAM dalam Islam. Menurut Anas Urbaningrum hak asasi manusia atau
lebih dikenal manusia modern sebagai HAM, telah lebih dahulu diwacanakan oleh
Islam sejak empat belas abad silam. Hal ini memberi kepastian bahwa pandangan
Islam yang khas tentang HAM sebenarnya telah hadir sebelum deklarasi universal
HAM PBB pada 18 Shafar 1369 Hijriyah atau bertepatan dengan 10 Desember
1948 Masehi (Anas, 2004;91). Secara internasional umat Islam yang
terlembagakan dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 5 Agustus 1990
mengeluarkan deklarasi tentang HAM dari perspektif Islam. Deklarasi yang juga

8
dikenal sebagai “Deklarasi Kairo” mengandung prinsip dan ketentuan tentang
HAM berdasarkan syari’ah (Azra).

8
HAM dalam Islam telah dibicarakan sejak empat belas tahun yang lalu
(Anas Urbaningrum, 2004;91). Ini dibuktikan oleh adanya Piagam Madinah
(mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi Muhammad berhijrah ke kota
Madinah. Dalam Dokumen Madinah atau Piagam Madinah itu berisi antara lain
pengakuan dan penegasan bahwa semua kelompok di kota Nabi itu, baik umat
yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri, adalah merupakan satu bangsa
(Idris, 2004;102). Dari pengakuan terhadap semua pihak untuk bekerja sama
sebagai satu bangsa, didalam piagam itu terdapat pengakuan mengenai HAM bagi
masing-masing pihak yang bersepakat dalam piagam itu. Secara langsung dapat
kita lihat bahwa dalam piagam madinah itu HAM sudah mendapatkan pengkuan
oleh Islam.
Memang, terdapat prinsip-prinsip HAM yang universal; sama dengan
adanya perspektif Islam universal tentang HAM (huqul al-insan), yang dalam
banyak hal kompatibel dengan Deklarasi Universal HAM (DUHAM). Tetapi juga
harus diakui, terdapat upaya-upaya di kalangan sarjana Muslim dan negara Islam
di Timur Tengah untuk lebih mengkontekstualisasikan DUHAM dengan
interpretasi tertentu dalam Islam dan bahkan dengan lingkungan sosial dan budaya
masyarakat-masyarakat Muslim tertentu pula. Islam sebagai agama universal
membuka wacana signifikan bagi HAM. tema-tema HAM dalam Islam,
sesungguhnya merupakan tema yang senantiasa muncul, terutama jika dikaitkan
dengan sejarah panjang penegakan agama Islam. Menurut Syekh Syaukat Hussain
yang diambil dari bukunya Anas Urbaningrum, HAM dikategotrikan dalam dua
klasifikasi. Pertama, HAM yang didasarkan oleh Islam bagi seseorang sebagai
manusia. Dan kedua, HAM yang diserahkan kepada seseorang atau kelompok
tertentu yang berbeda. Contohnya seperti hak-hak khusus bagi non-muslim, kaum
wanita, buruh, anak-anak dan sebagainya, merupakan kategori yang kedua ini
(Anas, 2004;92).
Berdasarkan temuan diatas akan kita coba mencari kesamaan atau
kompatibilitas antara HAM yang terkandung dalam Islam. Akan kita coba
membagi hak asasi manusia secara klasifikasi hak negatif dan hak positif. Dalam
hal ini hak negatif yang dimaksud adalah hak yang memberian kebebasan kepada

9
setiap individu dalam pemenuhannya. Yang pertama adalah hak negatif yaitu
memberikan kebebasan kepada menusia dalam pemenuhannya. Bebrapa yang
dapat kita ambil sebagai contoh yaitu: Hak atas hidup, dan menghargai hidup
manusia. Islam menegaskan bahwa pembunuhan terhadap seorang manusia ibarat
membunuh seluruh umat manusia. Hak ini terkandung dalam surah Al-Maidah
ayat 63 yang berbunyi : Oleh karena itu kami tetapkan (suatu hukum) bagi bani
israil, bahwa: barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang
itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi,
maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa
yang memlihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keternagan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantar amereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. (QS 5;63)
Hak untuk mendapat perlindungan dari hukuman yang sewenarg wenang.
yaitu dalam surat Al An’am : 164 dan surat Fathir 18 yang masing masing
berbunyi : Katakanlah: “Apakah aku mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia
adalah tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah sesorang membuat dosa melainkan
kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak
akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan
akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan”. (QS 6;164)
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika
sesorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu
tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu)
kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-
orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya
dan mereka mendirikan sembahyang. Dan barangsiapa yang mensucikan dirinya,
sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada
Allah-lah kembali(mu). (QS 35;18)
Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An Nisa
ayat 58 dan surat Al-Hujurat : 6 yang berbunyi seperti ini: Sesungguhnya Allah

10
menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(QS 4;58)
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang yang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS 49;6).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas dan pembahasan diatas dapat ditarik


keimpulan berdasarkan beberapa analisis. Dari analisis diatas antara HAM yang
berkembang di dunia internasional tidak bertentangan antara satu sama lain.
Bahkan organisasi Islam internasional yang terlembagakan dalam Organisasi
Konferensi Islam (OKI) pada 5 Agustus 1990 mengeluarkan deklarasi HAM.
Kemudian Islam mematahkan bahwa dalam Islam telah dibicarakan sejak empat
belas tahun yang lalu (Anas Urbaningrum, 2004;91). Fakta ini mematahkan
bahwa Islam tidak memiliki konsep tentang pengakuan HAM. Ini dibuktikan oleh
adanya piagam madinah (mitsaq Al-Madinah) yang terjadi pada saat Nabi
Muhammad berhijrah ke kota Madinah. Dalam dokumen madinah atau piagam
madinah itu berisi antara lain pengakuan dan penegasan bahwa semua kelompok
di kota Nabi itu, baik umat yahudi, umat nasrani maupun umat Islam sendiri,
adalah merupakan satu bangsa (Idris, 2004;102). Dalam dokumen itu dapat
disimpulkan bahwa HAM sudah pernah ditegakkan oleh Islam.
Berdasar analisis diatas Islam mengandung pengaturan mengenai HAM
secara tersirat. Dapat kita bagi menjadi sembilan bagian hak asasi manusia dalam
islam yang pengaturannya secara tersirat. Hak atas hidup, dan menghargai hidup
manusia. surah Al-Maidah ayat 63. Hak untuk mendapat pelindungan dari
hukuman yang sewenag wenang yaitu dalam surat Al An’am : 164 dan surat
Fathir 18. Hak atas keamanan dan kemerdekaan pribadi terdapat dalam surat An
Nisa ayat 58 dan surat Al-Hujurat ayat 6. Hak atas kebebasan beragama memilih
keyakinan berdasar hati nurani secara tersirat dalam surat Al Baqarah ayat 256
dan surat Al Ankabut ayat 46. Hak atas persamaan hak didepan hukum secara
tersirat terdapat dalam surat An-Nisa ayat 1 dan 135 dan Al Hujurat ayat13.
Dalam hal kebebasan berserikat Islam juga memberikan dalam surat Ali Imran
ayat 104-105. Dalam memberikan suatu protes terhadap pemerintahan yang

12
zhalim dan bersifat tirani secara tersirat dapat dilihat pada surat an-nisa ayat 148,
surat al maidah 78-79, surat Al A’raf ayat 165, surat Ali Imran ayat 110.
Dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti bentuk hak positif dalam
hak ekonomi sosial dan budaya Islam pun mengandung secara tersirat mengenai
hak ini. Hak mendapatkan kebutuhan dasar hidup manusia secara tersirat terdapat
dalam surat Al Baqarah ayat 29, surat Ad-Dzariyat ayat 19, surat Al Jumu’ah ayat
10. Dalam hak mendapatkan pendidikan Islam juga memiliki pengaturan secara
tersirat dalam surat Yunus ayat 101, surat Al-Alaq ayat 1-5, surat Al Mujadilah
ayat 11 dan surat Az-Zumar ayat 9.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://id.search.yahoo.com/
search;_ylt=Awrx1BRBT7Vhii8ADwDLQwx.;_ylc=X1MDMjExNDczMzAwM
wRfcgMyBGZyA3NmcARmcjIDc2ItdG9wBGdwcmlkA3M2RXB0MUUzUXJL
TkoxZHY2cEV5X0EEbl9yc2x0AzAEbl9zdWdnAzAEb3JpZ2luA2lkLnNlYXJja
C55YWhvby5jb20EcG9zAzAEcHFzdHIDBHBxc3RybAMwBHFzdHJsAzI3BH
F1ZXJ5A21ha2FsYWglMjBoYW0lMjBkYWxhbSUyMGlzbGFtJTIwZG9jBHRf
c3RtcAMxNjM5Mjc3Njcw?p=makalah+ham+dalam+islam+doc&fr2=sb-
top&fr=sfp

https://harianggarahamdan.wordpress.com/2013/09/22/makalah-ham-dalam-
islam/

14

Anda mungkin juga menyukai