Kelompok II:
Alamsyah 042001010
Novita 042001015
La Ode Dandi 042001022
Lusiana 042001016
Rabiatul Muthma Innah 042001018
Fakiatu Rahma 042001019
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan segala bentuk kenikmatan-Nya kepada kita semua
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang di
harapkan. Dan tak lupa penulis mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan
kita Nabiullah Muhammad Saw sebagai rahmatan lil’alamin.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini dengan segenap keikhlasan dan semoga
dapat bermanfaat bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak dasar yang dimiliki manusia,
universal, artinya keberlakuannya tidak dibatasi oleh ruang atau tempat, tidak
dibatasi oleh waktu, serta tidak terbatas hanya pada orang-orang tertentu. HAM
nya dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam bergaul atau berhubungan dengan
menghormati HAM orang lain, demi terlaksana atau tegaknya HAM itu sendiri.
Sangat penting disadari bahwa “Setiap hak pasti melekat suatu kewajiban”.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan “Di mana ada ’hak asasi’ disitu pula
pasti ada ‘kewajiban asasi’ bagi manusia lainya”. Itulah sebabnya dalam setiap
“hak asasi” serta "kewajiban asasi”. Terkait penjelasan singkat di atas, maka pada
makalah ini akan membahas sejarah perkembangan HAM. Hal ini mencakup
1
2
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan dibahas terkait beberapa permasalahan, diantaranya yaitu:
C. Tujuan
kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang antara lain memuat
Artinya, dalam Magna Charta tersebut hak absolutisme raja dihilangkan. Kalau
telah ada sebelum perang dunia II. Dalam sejarah peradaban Barat, hak-hak
perjuangan hak asasi seperti Magna Charta Inggris (1215). Isi pokok Dokumen
tidak melakukan pelanggaran terhadap hak milik dan kebebasan pribadi seorang
pun dari rakyat. Kedua, keluarnya Bill of Rights pada tahun 1628 yang berisi
penegasan tentang pembatasan kekuasaan raja dan dihilangkannya hak raja untuk
menyiksa, dan mengirimkan tentara kepada siapa pun tanpa dasar hukum. Ketiga,
deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat pada tanggal 6 Juli 1776 yang memuat
dan kebebasan dengan hak-hak untuk hidup dan mengejar kebahagiaan, serta
ketentuan dasar tersebut. Keempat, deklarasi hak-hak asasi manusia dan warga
negara dari Prancis pada 4 Agustus 1789. Deklarasi Prancis menegaskan lima
Inggris pada tahun 1689. Pada masa itu mulai timbul pandangan yang intinya
bahwa manusia sama di muka hukum (equality before the law). Adagium ini
right melahirkan atas persamaan harus diwujudkan, betapapun berat resiko yang
dihadapi, karena hak kebebasan baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan.
Untuk mewujudkan semua itu, maka lahirlah teori kontrak sosial J.J. Rosseau,
teori trias politika Mountesqueiu, Jhon Locke di Inggris dengan hukum kodrati,
dirancangkan.
tradisi filsafat Yunani, Bangsa Romawi dan abad pertengahan. Para ahli teori hak
asasi manusia sering mengacu pada contoh klasik dari literatur Yunani tentang
kasus Antigone dengan Raja Creon. Raja Creon mencela Antigone karena
5
dianggap bertentangan dengan hukum kota besar. Antigone menjawab bahwa hal
itu harus dilakukan untuk mengikuti sesuatu yang lebih tinggi dari hukum positif,
yaitu konvensi.
Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut Ibunya,
sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir, ia harus dibelenggu. Selanjutnya, pada
tahun 1789 lahirnya the French Delaration (Deklarasi Prancis), dimana ketentuan
tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam the rule of law yang
antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan dan penahan yang semena-
mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang sah atau penahan tanpa surat
perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip
dan dituduh, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan
yang berkekuatan hukum. Kemudian prinsip itu dipertegas oleh prinsip Freedom
menganut agama yang dikehendaki), the riht of property (perlindungan hak milik),
dan hak-hak dasar lainnya. Jadi, dalam French Declaration sudah tercakup hak-
Bangsa Eropa juga telah menyadari bahwa perbudakan yang terjadi sangat
bertentangan dengan nilai-nilai politik mereka. Dalam kaitan itu bangsa Eropa
1890, enam belas bangsa-bangsa membentuk suatu sistem yang menyeluruh untuk
melawan perdagangan budak. Inggris juga melakukan hal itu dengan membuat
Para sarjana hukum internasional terkemuka dari berbagai penjuru dunia yang
bergabung dalam suatu badan usaha swasta yang bernama Institut Hukum
perjanjian hak asasi manusia internasional. Draft pertama yang mereka kenalkan
dalamnya adalah hak untuk hidup, kebebasan hak milik, kebebasan ilmu bahasa,
internasional serta menyediakan suatu forum diskusi dan mediasi guna mengatasi
ganti dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB). PBB telah banyak memainkan peran dalam
Pada deklarasi Perserikatan Bangsa- Bangsa yang terbit pada 1 Januari 1942,
awal Piagam PBB (1942 dan 1943) memuat ketentuan tentang hak asasi manusia
yang harus dianut oleh negara manapun yang bergabung di dalam organisasi
tersebut.
hak asasi manusia. Piagam itu sendiri menegaskan kembali keyakinan akan hak
asasi manusia yang mendasar, akan martabat dan harkat manusia, akan persamaan
hak antara laki-laki dan perempuan serta antara negara besar dan negara kecil.
mendasar untuk seluruh manusia, tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa
dan agama.
sesuai dengan konteks ruang dan jamannya. Secara garis besar perkembangan
8
pengertian HAM hanya berpusat pada bidang hukum dan politik. Pemikiran HAM
generasi pertama terfokus pada bidang hukum dan politik disebabkan oleh
dampak dan situasi perang dunia II, totaliterisme dan adanya keinginan negara-
negara yang baru merdeka untuk menciptakan suatu hukum yang baru.
Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis melainkan
hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran HAM generasi kedua
menunjukkan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak asasi manusia. Pada
Sosial and Cultural Right dan Internasional Covenant Civil and political Rights.
Generasi ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya,
politik dan hukum dalam satu keranjang yang disebut dengan hak-hak
Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang disebut
Declaration of the Basic Duties of Asia People and Government. Deklarasi ini
lebih maju dari rumusan generasi ketiga, karena tidak saja mencakup tuntutan
struktur tetapi juga kepada terciptanya tatanan sosial dan keadilan. Selain itu
deklarasi HAM Asia telah berbicara mengenai masalah kewajiban asasi bukan
hanya hak asasi. Deklarasi tesebut juga secara positif mengukuhkan keharusan
imperatif dari negara untuk memenuhi hak asasi rakyatnya. Deklarasi ini
9
Di antara hak-hak sipil dan politik yang dicanangkan adalah hak untuk bebas
bebas beragama; untuk bebas berpikir dan berekspresi; untuk bebas berkumpul
dan berserikat; untuk bebas dari penganiayaan dan hukuman kejam; untuk
perlindungan terhadap kehidupan pribadi (privasi); dan untuk bebas bergerak. Hak
sosial dan ekonomi di dalam deklarasi universal mencakup hak untuk menikah
keimanan, juga mencakup dimensi ajaran agama Islam yang dilandasi oleh
ketentuan-ketentuan berupa syariat atau fikih. Terkait dengan HAM dalam Islam,
HAM, dan tentu saja hal ini sejalan dengan Islam. HAM dalam Islam sudah ada
600 tahun sebelum Magna Charta bergema. Pernyataan ini diungkapan oleh
Bambang Cipto yang mempertegas bahwa konsep dan pemikiran Islam mengenai
hak-hak di bidang sosial, ekonomi dan budaya. Hal yang demikian telah jauh
bukanlah berasal manusia, melainkan berasal dari causa prima alam semesta ini
yaitu Allah Swt. hal yang demikian tentunya menjadi perbedaan yang mendasar
antara konsep HAM dalam Islam dengan konsep HAM Barat. Lain daripada itu,
didasarkan pada diri manusia sebagai khalifah di muka bumi, sedangkan bagi
Islam, pada hakikat-nya misi Rasulullah itu sendiri adalah untuk menegakkan
HAM. Rasulullah sebagai Rahmat Lil Alamin, dalam setiap kesempatan selalu
mendahulukan HAM. Keadilan sebagai ciri HAM adalah tuntunan jelas yang
tercantum dalam Al-Qur'an. Lebih lanjut terkait pembahasan HAM dalam Islam,
dapat dikasifikasikan dalam beberapa tingkat. Hal ini mengacu pada pendapat
Masdar F. Mas‟udi. Menurutunya ada tiga bentuk hak asasi manusia dalam Islam,
pertama, hak darury (hak dasar). HAM di sini yaitu sesuatu dianggap hak dasar
apabila hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusia sengsara, tetapi
bentuk petama ini seperti bila hak hidup seseorang dilanggar, maka berarti orang
itu mati. Kedua, hak sekunder, ialah hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan
hak hidup. Ketiga, hak tersier, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak
Konsep HAM dalam Islam, dapat dijumpai dalam sumber ajaran Islam itu
sendiri yaitu Al-Qur‟an dan Hadis. Kedua sumber tersebut di samping sebagai
sumber normatif juga merupakan sumber ajaran praktis dalam kehidupan umat
Islam. Untuk menelusuri kosenp dasar HAM dalam Islam, maka Dede Rosyada
beberapa peristiwa, salah satunya adalah peristiwa Piagam Madinah. Hal ini
menilik dari ajaran pokok dalam Piagam Madinah itu yaitu: Pertama, adanya
interaksi dan kerja sama secara baik dengan sesama, baik pemeluk Islam maupun
Ketiga, membela mereka yang tertindas. Keempat, saling menasihati. Dan kelima
Menurut Sudjana dapat dipahami jika Islam sebagai agama yang memiliki
hak-hak lahiriyah yang melekat pada diri manusia, termasuk dalam segala aspek.
Selain itu, ajaran Islam juga sangat menekan pada hal persamaan yang dimiliki
oleh manusia di mata hukum. Persamaan ini tanpa melihat perbedaan etnis, agama
bangsa, keturunan, kelas, dan kekayaan. Juga tanpa dibedakan antara muslim, dan
Konsep lain dalam Islam terkait dengan HAM, dilihat dari konsep
manusia agar berbuat amar ma‟rūf nahī munkar. Hal ini mengindikasikan bahwa
Islam adalah agama yang rahmatan li al‟ālamīn. Sebagai agama yang rahmatan li
manusia sebagai nikmat karunia yang dianugerahkan oleh Allah Swt. Juga
mengakui dan menghormati hak-hak kolektivitas sebagai hak publik dalam rangka
menata kehidupan di muka bumi dengan konsep habl min Allāh wa habl min
alnās.
dalam Islam dapat dilihat dari berbagai dimensi dalam Islam seperti ajaran Islam
itu sendiri yaitu Al-Qur‟an dan Hadis, pada peristiwa yang salah satunya adalah
peristiwa Piagam Madinah. Hal lain seperti pada konsep maqâshid al-syarî’ah
yang mencakup perlindungan terhadap lima hal yang ditinjau dari kebutuhan
acuan dasar dalam merelevansikan konsep HAM dalam perspektif Islam. Hal ini
juga menandakan ajaran luhur Islam jauh sebelum lahirnya HAM di dunia Barat,
HAM dalam Islam sudah memiliki konsep dan fomulasi yang jelas, sehingga
periode itu telah terjadi kasus- kasus pelanggaran yang bersifat hak asasi
Pendiriannya dalam hal ini yang sedemikian kuatnya, sehingga amat sukar
yang menunjukan bahwa partai yang dipuji-pujinya itu diduga keras berada
hari tanggal 1 Oktober 1965. Tidak dapat dihindarkan bahwa konflik akan
Pada tahap awal pembangunan Orde Baru banyak yang menilai sebagai
era baru kebebasan politik. Sistem politik Orde Baru secara perlahan mulai
14
Pada rezim ini kita dapat menganalisis pola implementasi Hak Asasi
Manusia (HAM). Dalam era Orde Baru banyak persepsi buruk terutama
dalam hal kebebasan berpendapat, dari setiap individual baik para tokoh
politik atau aktivis yang muncul pada era itu. Pandangan yang muncul ini
beragam mulai dari adanya diskriminatif terhadap ide dan gagasan yang
saat itu maka gerakan tersebut dianggap bertentangan. Pada rezim orde baru
Negara hukum.
Arus reformasi yang bergulir di indonesia pada tahun 1998 yaitu ditandai
dengan runtuhnya rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama kurang lebih
32 tahun, telah membuka koridor bagi penegak hukum dan hak asasi
manusia.
hukum dan penegakan HAM. Terlebih lagi dalam mewujudkan civil society
masyarakat yang demokratis lebih memiliki makna dalam, terlebih lagi dalam
mengangkat harkat dan martabat manusia, selain itu, sivil society sangat
Bill of Rights, dan masih banyak lagi. Selain itu, dalam Islam konsep HAM telah
lama diakui dan diatur dalam Al-Qur'an dan Hadis, serta dalam dokumen-
dinamika yang kompleks, mulai dari era Orde Lama, Orde Baru, hingga masa
reformasi.
masih ada tantangan yang perlu diatasi, terutama terkait dengan pelanggaran
minoritas. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia
dan beradab.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis dengan tangan terbuka memperbolehkan jika terdapat kritik dan
saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hukum, J., & Fh, R. (2019). Universal Declaration of Human Rights. 7(7).
17