Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

OLEH:

ANDI ALIF AKBAR


04020190187
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
C5

PROGRAM SARJANA
FAKULTAS HUKUM/ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
Kata pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
sehingga makalah “Asas-asas Hukum Administrasi Negara” dapat diselesaikan. Makalah ini
di buat demi memenuhi kewajiban tugas dari dosen Hukum Administrasi Negara. Penulis
berharap makalah tentang Asas-asas hukim administrasi negara ini dapat dijadikan salah satu
referensi.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan
dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat
lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan
maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang sempat saya sampaikan,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
orang lain terutama diri saya pribadi.

Sidrap, 24 Desember 2020

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB 1..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN..................................................................................................1
BAB 2..............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
1. SEJARAH HAM SECARA UNIVERSAL..........................................................................2
a. Maghna Charta Liberium Inggris (1215)..........................................................................2
b. Revolusi Amerika (Bagian Sejarah HAM 1776).................................................................2
c. Revolusi Prancis (1789)........................................................................................................2
d. African Charter on Human and People Rights (1981).........................................................3
e. Cairo Declration on Human Rights in Islam (1990).............................................................3
f. Deklarasi PBB atau Deklarasi Wina (1993).........................................................................3
2. SEJARAH HAM DI INDONESIA......................................................................................3
1. Sejarah Hak Asasi Manusia Sebelum Kemerdekaan........................................................3
2. Sejarah Penegakan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan...............................................4
3.PRINSIP-PRINSIP HAM.........................................................................................................4
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................6
B. SARAN.................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesadaran akan hak asasi manusia harga diri harkat dan martabat
kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak
hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati
yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini
sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.
Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di Indonesia,
terlebih dahulu kita membahas sekelumit sejarah perkembangan dan perumusan hak asasi
manusia di Dunia. Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara
perlahan dan beraneka ragam. Perkembangan tersebut antara lain dapat ditelusuri sebagai
berikut.
Diadopsi oleh Majelis umum PBB tahun 1948, DUHAM dianggap sebagai
pondasi pertahanan dan pemajuan HAM internasional yang modern. DUHAM dibangun
berdasarkan ide bahwa HAM didasarkan atas martabat yang melekat pada diri setiap
orang. Martabat ini, dan hak atas kebebasan dan kesetaraan yang merupakan turunannya,
tidak dapat diingkari.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Uraikan sejarah HAM secara universal maupun nasional?
2. jelaskan prinsip-prinsip yang terdapat pada Hak Asasi Manusia?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1.Agar para mahasiswa dapat mengetahui asal-usul terbentuknya Hukum Asasi Manusia
2.Dapat mengetahui prinsip-prinsip yang terdapat dalam HAM

1
BAB 2
PEMBAHASAN
1. SEJARAH HAM SECARA UNIVERSAL

a. Maghna Charta Liberium Inggris (1215)

Sejarah telah mencatat bahwa Inggris memberikan jaminan terhadap para bangsawan
serta keturunannya untuk tidak mempenjarakan mereka sebelum melalui proses pengadilan.
Jaminan tersebut diberikan bukan tanpa alasan, tapi dikarenakan para bangsawan telah berjasa
dalam membiayai kerajaan, sebagai bentuk balas budi, pihak kerajaan memberikan jaminan,
yang dinamakan magnha charta liberium. Jaminan atau perjanjian tersebut dibuat pada masa raja
Jhon tahun 1215 Masehi.

Tidaklah heran pada masa itu, para bangsawan meminta jaminan atau bisa dibilang
penegakkan hukum, Sebab kebanyakan raja jaman dahulu bertindak sesuka hati, membuat
hukum sendiri sedang raja kebal terhadap hukum. Hampir semua aturan yang dibuat
menguntungkan raja. Meskipun Maghna Charta tidak berlaku untuk semua, atau dalam artian
hanya untuk para bangsawan, akan tetapi kita tidak bisa memungkiri bahwa Maghna Charta
merupakan tonggak awal perkembangan HAM di dunia.

b. Revolusi Amerika (Bagian Sejarah HAM 1776)

Revolusi Amerika pada tahun 1776 merupakan peperangan rakyat Amerika melawan
penjajah Inggris. Hasil revolusi ini adalah kemerdekaan Amerika pada tahun 1776 dari Inggris.
Pada tahun yang sama amerika membuat sejarah dengan menegakan Hak Asasi Manusia, yaitu
memasukannya aturan HAM kedalam perundangan negara. Hak Asasi Manusia di Amerika
dalam perkembangannya lebih komplek dari pada HAM di Inggris. Bahkan HAM terus disuakan
sampai saat ini baik oleh pemerintah maupun rakyat.

c. Revolusi Prancis (1789)

Revolusi Prancis lebih populer dari pada revolusi Amerika, jika Amerika memerangi
penjajah Inggris untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan, supaya bisa berdiri sendiri dan
memiliki hak. Beda halnya dengan revolusi Prancis yang dilakukan rakyat memerangi rajanya
sendiri, yaitu raja Louis XVI. Rakyat Prancis melakukan hal tersebut dengan alasan, bahwa sang
raja bertndak sewenang – wenang terhadap rakyat dan memiliki sifat absolute. Revolusi Prancis
setidaknya menghasilkan aturan tentang hak, yaitu hak atas kebebasan, hak atas kesamaan dan
hak atas persaudaraan.

d. African Charter on Human and People Rights (1981)

7 Juni 1981 merupakan sejarah Hak Asasi Manusia bagi rakyat Afrika, sebab pada
tanggal ini negara – negara yang tergabung dalam negara perstuan Afrika mengadakan konfersi
mengenai Hak Asasi Manusia. Setiap negara dalam konfersi tersebut mnyatatakan dengan tegas
berkomitmen untuk memberantas segala bentuk kolonialisme dari tanah Afrika.

2
Hal tersebut dilakukan rakyat Afrika dalam bentuk menciptakan kehidupan bagi
masyarakat afrika yang lebih baik. Tentu hal tersebut menjadi bagian dari sejarah HAM yang
telah dilakukan untuk masyarakat Afrika, bawha mereka menyadari tindakan kolonialisme telah
merampas hak – hak kemanusian.

e. Cairo Declration on Human Rights in Islam (1990)

Deklarasi cairo telah menjadi bagian dari sejarah Hak Asasi Manusia teruma negara –
negara Islam.Pada waktu itu negara – negara Islam menegaskan bahwa satu – satu sumber adalah
Islam syariah. Deklarasi ini dilakukan pada tahun 1990 di Mesir dan bertuan untuk menjadi
pedoman anggota OKI dalam Hak Asasi Manusia.

f. Deklarasi PBB atau Deklarasi Wina (1993)

Deklarasi yang dilakukan PBB ini bersifat universal dan ditandatangani oleh seluh
anggota PBB. Deklarasi yang diselenggarakan di Ibu Kota Astria, Wina berhasil
mendeklarasikan hak asasi generasi ketiga, yaitu tentang hak pembangunan. Deklarasi Wina ini
menjadi bagian dari sejarah HAM yang dilakukan PBB, untuk menegakan hak asasi
disetiap negara.

2. SEJARAH HAM DI INDONESIA

Hak Asasi Manusia di Indonesia dianggap sakral, diperjuangkan sepenuh jiwa, serta sangat
sejalan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Indonesia telah ikut bersama negara lain untuk memperjuangkan HAM, memasukan rasa
kemanusian dalam perundangan, sebab hal tersebut merupakan fundamental.

Pancasila sebgai dasar negara Indonesia sepenuhnya mendukung dan menjungjung tinggi
penegakan Hak Asasi Manusia. Diawal kemerdekaan Indonesia, tokoh seperti Mochammad
Hatta merupakan orang yang paling vocal dalam menyuarakan HAM.

1. Sejarah Hak Asasi Manusia Sebelum Kemerdekaan

Indonesia dalam memperjuangkan haknya sebagai bangsa harus melewati beberapa fase, seperti
halnya pembentukan organisasi. Organisasi yang didirikan tersebut mewadahi banyak orang
dimana untuk merasa sadar bersama – sama memiliki hak – hak yang harus diperjuangkan dan
dicapai.

Organisa – oraganisasi yang dibangun memperjuangkan hak – hak masyarakat dengan cara
berbeda, namum pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama untuk menghapuskan kolonialisme
di tanah Indonesia. Sehingga dengan begitu, masyarakat Indonesia dapat menjadi manusia yang
seutuhnya karena hak kemanusiaannya terpenuhi.

Sebagai contoh, Budi Oetomo memperjuangkan hak masyarakat dan kemanusian lewat petisi –
petisi dan surat yang disampaikan kepada kolonial belanda waktu itu. Kemudian ada Sarekat

3
Islam yang berusa memperjuangkan hak – hak kemanusiaan dan menghilangkan diskriminasi
secara rasial

2. Sejarah Penegakan HAM di Indonesia Pasca Kemerdekaan

 1945 – 1950 merupakan pasca lepasnya Indonesia dari Belanda serta secara sah telah merdeka.
Pada masa ini Indonesia memperjuangkan HAM, yang berkutan dengan masalah – masalah
kemerdekaan serta mengatur menyampaikan dan mengemukakan pendapat di muka umum.
 1950 -1959, masa dimana HAM mulai berhasil tegak, ditandai banyaknya partai politik dengan
ideologi masing – masing, serta pers memiliki kebebasan dalam menyampaikan fakta yang
terjadi.
 1966 – 1998, Masa dimana Presiden Soeharto menjabat 30 tahun lamanya, pada masa
pemerintahan ini lebih bersifat defensif serta pers tidak diberikan ruang untuk bergerak. Di masa
ini juga banyak tejadi pelangaran – pelanggaran HAM.
 1998 – Sekarang, Masa dimana pasca revormasi, jatuhnya kekuasaan rezim Soeharto. Beruha
mengkaji tindakan – tindakan yang telah dilakukan pada masa Orba, jangan sampaii terjadi lagi.

Sejarah panjang penegakan Hak Asasi Manusia tidak akan pernah berakhir, meski penjajahan
secara fisik sudahlah hilang dari muka bumi, namun bagaimana dengan penjajahan – penjajahan
jenis lain? Tentu hal tersebut harus kita lawan demi tegaknya hak asasi, supaya manusia bisa
benar – benar hidup seutuhnya.

3.PRINSIP-PRINSIP HAM

1. HAM bersifat universal (universality).


Semua orang di seluruh dunia terikat pada HAM. Universality merujuk pada nilai-nilai
moral dan etika tertentu yang dimiliki bersama di seluruh wilayah di dunia, dan Pemerintah serta
kelompok masyarakat harus mengakui serta menjunjungnya. Meskipun begitu, universalitas dari
hak bukan berarti bahwa hak-hak tersebut tidak dapat berubah ataupun harus dialami dengan
cara yang sama oleh semua orang. Universalitas HAM tercakup pada kata-kata di pasal 1
DUHAM: “Semua manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan hak.

2. HAM tidak dapat direnggut (inalienability).


Ini berarti hak yang dimiliki tiap orang tidak dapat dicabut, diserahkan atau dipindahkan.
HAM tidak dapat dipisah-pisah (indivisibility). Hal ini merujuk pada kepentingan yang setara
dari tiap-tiap hak asasi manusia, apakah itu sipil, politik, ekonomi, sosial ataupun budaya.
Seluruh hak asasi manusia memiliki status yang setara, dan tidak dapat ditempatkan pada
pengaturan yang bersifat hirarkis. Hak seseorang tidak dapat diingkari oleh karena orang lain
memutuskan bahwa hak tersebut kurang penting atau bukan yang utama. Prinsip indivisibility ini
diperkuat kembali oleh Deklarasi Wina, 1993
.

3. HAM bersifat saling tergantung (interdependency).


Hal ini merujuk pada kerangka kerja pelengkap dari hukum hak asasi manusia.
Pemenuhan satu hak seringkali tergantung, sepenuhnya atau sebagian, pada pemenuhan hak yang
lain. Sebagai contoh, pemenuhan hak atas kesehatan mungkin tergantung pada pemenuhan hak

4
atas pembangunan, atas pendidikan atau informasi. Sama saja, kehilangan satu hak juga akan
menyebabkan terabainya hak-hak yang lain.

4. Prinsip kesetaraan (Equality)


Merujuk pada pandangan bahwa seluruh manusia diberkati dengan hak asasi manusia
yang sama tanpa ada perbedaan. Kesetaraan bukan berarti memperlakukan orang secara sama,
tetapi lebih pada mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk lebih memajukan keadilan
sosial untuk semua.

5. Prinsip tanpa diskriminasi (non-discrimination)


Adalah satu kesatuan dengan konsep kesetaraan. Prinsip non-diskriminatif melingkupi
pandangan bahwa orang tidak dapat diperlaukan secara berbeda berdasarkan kriteria yang
bersifat tambahan dan tidak dapat diijinkan. Diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit,
kesukuan, jender, usia, bahasa, ketidak-mampuan, orientasi seksual, agama, politik atau pendapat
lainnya, asal-usul secara sosial atau geografis, kepemilikan, kelahiran atau status lainnya yang
dibuat oleh standard HAM internasional, melanggar HAM. Pandangan tentang partisipasi dan
inklusi (mengikutsertakan), seperti juga akuntabilitas dan supremasi hukum (rule of law”)
adalah paradigma penting ketika kita berbicara tentang HAM.

6. Prinsip partisipasi dan inklusi (participation and Inclusion):


Setiap orang dan semua orang memiliki hak untuk berpartisipasi dalam serta mengakses
informasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi
kehidupan dan keberadaannya. Pendekatan berbasis-hak membutuhkan partisipasi yang tinggi
dari komunitas, masyarakat sipil, minoritas, perempuan, pemuda/i, masyarakat adat dan
kelompok-kelompok lain.

7. Prinsip akuntabiltias dan supremasi hukum (accountability and rule of law).


Negara dan para pemangku kewajiban harus bisa menjawab mengenai kinerja HAM.
Dalam hal ini, mereka harus mematuhi norma-norma dan standard hukum yang dinyatakan
dalam instrumen HAM internasional. Jika mereka gagal mermatuhinya, para pemegang hak yang
menjadi korban memiliki hak untuk mengajukan penggantian yang sesuai di hadapan pengadilan
yang kompeten atau pengadil lainnya sesuai dengan aturan dan prosedur yang diatur oleh
hukum. Pribadi, media, masyarakat sipil dan komunitas internasional memainkan peranan
penting dalam membuat pemerintah akuntabel tentang kewajibannya untuk menjunjung tinggi
HAM.

5
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu
kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain. HAM setiap
individu dibatasi oleh HAM orang lain..
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan
HAM.

B. SARAN
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan
HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM
orang lain jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula
HAM kita dilanggar dan dinjak-injak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita
harus mampu menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang
lain

6
DAFTAR PUSTAKA
https://guratgarut.com/sejarah-ham/
http://herizal-effendi-arifin.blogspot.com/2011/08/ringkasan-pasal-pasal-deklarasi.html
http://lanlanrisdiana.blogspot.com/2013/03/makalah-sejarah-ham-di-dunia-dan-di.html

Anda mungkin juga menyukai