Anda di halaman 1dari 15

KOMITMEN INDONESIA ATAS HAK ASASI MANUSIA

DANU
(FH UNIDA BOGOR)

A. Sejarah dan Pengertian Hak Asasi Manusia


Membahas Hak Asasi Manusia maka kita akan membicarakan hal yang
sangat tua, saya kira kita semua sepakat bahwa pada dasarnya Para Rasul dan Nabi
Allah adalah pejuang-pejuang penegak hak asasi manusia yang
memperjuangkannya dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan. Mereka tidak
sekedar membawa serangkaian pernyataan akan hak-hak asasi manusia
sebagaimana termuat dalam Kitab-kitab Suci, seperti Zabur, Taurat, Injil, dan al-
Qur'an.
Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman membawa misi kenabian yakti
untuk menyempurnakan ahlak sebagaimana hadis dengan terjemahan sebagai
berikut:
‫ِإنَّ َما بُ ِع ْث ُ ُأل‬
ِ ‫ار َم اَأل ْخ‬
‫الق‬ ِ ‫ت تَ ِّم َم َم َك‬

Artinya: Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan


keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).Membahas menyempurnakan keshalihan
akhlak maka erat sekali kaitannya dengan Hak Asasi Manusia, dimana dengan
adanya kesempurnaan ahlak maka akan terjagalah interaksi manusia atau hak asasi
manusia akan terjaga dengan demikian tewujudlah Hablum Minallah Wa Hablum
Minannas Yang baik. Dalam dalil yang lain dijelaskan bahwa di samping
mengajarkan hubungannya dengan sang Pencipta (Hablummin Allah) Islam juga
menegaskan tentang pentingnya hubungan antar manusia (hablum min al-nas) (QS.
3:112). Tonggak sejarah keberpihakan Islam terhadap HAM, yaitu pada pendekatan
Piagam Madinah yang dilanjutkan dengan Deklarasi Kairo (Cairo Declaration).
Piagam Madinah merupakan konstitusi yang berfungsi menjadi dasar hidup
bersama yang disepakati masyarakat Madinah yang heterogen di bawah
kepemimpinan Nabi Muhammad saw. pada paruh akhir tahun 1 H. Sementara
Deklarasi Kairo merupakan common platform yang disepakati negara-negara
muslim anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada tahun 1993.
Piagam Madinah dan Deklarasi Kairo mengandung prinsip-prinsip HAM
dan punya relevansi dengan universalitas HAM. Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia
yang dikandung oleh Piagam Madinah dan punya relevansi dengan universalitas
HAM, ialah:
1. Hak atas kebebasan beragama;
2. Hak atas persamaan di hadapan hukum;
3. Hak untuk hidup; dan
4. Hak memperoleh keadilan.
Adapun prinsip-prinsip HAM yang dikandung oleh Deklarasi Kairo dan
punya relevansi dengan universalitas HAM, ialah:
1. Landasan Dasar HAM;
2. Hak untuk hidup;
3. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
4. Hak atas pendidikan
5. Hak atas kebebasan berpendapat;
6. Hak memperoleh keadilan;
7. Hak atas kebebasan beragama;
8. Hak atas kemerdekaan diri;
9. Hak atas kebebasan berdomisili dan bermigrasi;
10. Hak memperoleh suaka negara lain;
11. Hak atas rasa aman;
12. Hak atas kesejahteraan;
13. Hak atas kepemilikan;
14. Hak turut serta dalam pemerintahan;
15. Hak perempuan, dan
16. Hak anak.
Secara terminologis Hak Asasi Manusia (HAM), Salah satu pemikir tafsir
kontemporer yaitu Muhammad Khalfullah Ahmad telah memberikan pengertian
bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati
dan fundamental sebagai suatu amanah dan anugerah Allah SWT yang harus dijaga,
dihormati dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
Dengan demikian, hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM
dalam konsep Islam ialah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh dan
adanya keseimbangan, yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan umum.
Banyak ayat-ayat dalam al-Qur'an mengisyaratkan mengenai Hak Asasi
Manusia, salah satunya dalam QS. An-Nahl ayat 90, yang berbunyi:
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Dalam pustaka barat, sejarah hak asasi manusia biasanya dibahas mulai dari
negara-negara Eropa Barat yang mencapai kemenangan. Mengingat sangat
pentingnya hak asasi manusia, setelah Perang Dunia II berakhir, PBB mulai
menyusun dan merumuskan Piagam Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of
Human Rights). Penghargaan atas hak asasi mempunyai latar belakang yang
panjang. Lahirnya hak asasi manusia itu berhubungan erat dengan perjuangan
bangsa-bangsa di dunia ratusan tahun yang lalu. Sejarah perkembangan hak asasi
manusia sebagai berikut.
1. Hukum Raja Hammurabi di Babylonia (1200-612 SM)
Hukum Raja Hammurabi ditulis dalam sebuah buku yang terdiri atas 4.000
baris. Hukum itu berisi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan
rakyat, seperti persyaratan menjadi anggota tentara, tata cara pengadilan, tata
cara mendirikan bangunan, pengorbanan, kedudukan para budak, urusan
keluarga, hukum terhadap berbagai kejahatan, penentuan harga, dan upah.
2. Majelis Rakyat (Ecclesia) di Athena (600 SM)
Majelis Rakyat yang disebut Ecclesia dibentuk oleh Solon di Athena.
3. Peraturan Hukum di Romawi (527 SM)
Di Romawi (527 SM) pada zaman Kaisar Flavius Anicius Justinian diciptakan
suatu peraturan hukum yang menjadi dasar dan pola sistem hkum modern di
negara Barat.
4. Ajaran Aristoteles
Aristoteles (428-348 SM) mengajarkan bahwa pemerintahan harus berdasarkan
atas kemauan dan cita-cita mayoritas warga negaranya.
Perkembangan sejarah hak asasi manusia sejak abad ke-13 oleh rakyat
Eropa terjadi secara bertahap.
1. Pada tanggal 15 juni 1215, Raja John Lockland di Inggris terpaksa
menandatangani Magna Charta (Piagam Besar) yang merupakan lambang
piagam hak asasi manusia karena mengajarkan bahwa hukum dan undang-
undang lebih tinggi dari pada kekuasaan raja. Kekuasaan raja harus dibatasi
dengan undang-undang dan segala sesuatunya harus berdasarkan hukum. Isi
piagam Magna Charta di antaranya bahwa orang bebas tidak boleh ditahan,
dipenjarakan, dibuang, atau dihukum mati, tanpa perlindungan hukum dan
undang-undang.
2. Pada tahun 1628 Petition of Rights (Pernyataan Hak Asasi) diumumkan.
Pernyataan hak asasi itu terjadi karena adanya pertentangan antara raja dan
parlemen Inggris. Pada pertentangan itu parlemen keluar sebagai pemenang. Isi
Petition of Rights sebagai berikut.
a. Tentara tidak di perkenankan menggunakan hukum perang dalam keadaan
damai.
b. Pajak istimewa harus mendapat persetujuan parlemen.
c. Seseorang tidak boleh ditahan tanpa tuduhan yang beralasan.
3. Pada tahun 1679 Raja Charles II menandatangani sebuah piagam yang disebut
Habeas Corpus Act. Isi pokoknya bahwa penanganan seseorang harus
berdasarkan alasan yang sah menurut hukum, pemeriksaannya harus
dilaksanakan dalam dua hari setelah penangkapan.
4. Pada tahun 1689 diumumkan Bill of Rights pada zaman Raja James II. Isinya
sebagai berikut.
a. Rakyat mempunyai kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
b. Rakyat mempunyai hak untuk memeluk agama menurut kepercayaannya
masing-masing.
c. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
5. John Locke (1632-1704) menyatakan semua orang diciptakan sama dan
memiliki hak-hak alamiah (Natural Rights) yang tidak dapat dilepaskan
(inalienable). yaitu hak hidup, hak kemerdekaan, hak milik, dan hak untuk
mengusahakan kebahagiaan. Pemikiran ini sangat berpengaruh terhadap
negara-negara jajahan Inggris, yaitu Amerika Serikat dan Prancis.
6. Pada tanggal 4 Juli 1776, Revolusi Amerika berhasil mendeklarasikan
kemerdekaannya yang tertuang dalam suatu piagam yang disebut Declaration
of Independence. Dalam deklarasi ini, dinyatakan bahwa manusia dicipta oleh
Tuhan sama derajatnya. Revolusi ini menuntut adanya hak bagi setiap orang
untuk hidup merdeka (bebas dari kekuasaan Inggris).
7. Revolusi Prancis pada tanggal 14 juli 1789 berhasil menyatakan hak-hak
warga negara yang tertuang dalam Declaration des Droit's del Homme et du
Cytoyen. Revolusi Prancis bertujuan untuk membebaskan warga negara
Prancis dari kekangan kekuasaan mutlak seorang raja penguasa tunggal negara
(Absolute Monarchy). Dalam pernyataan ini dikemukakan semboyan
liberte,egalite dan fraternite (kemerdakaan, persamaan, dan persaudaraan)
Abraham Lincoln, menentang adanya perbedaan warna kulit, agama dan jenis
kelamin dalam pemerintahan.
8. Pada tahun 1941 Franklin Delano Roosevelt menganjurkan untuk
melaksanakan empat macam kebebasan yaitu:
a. Kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat (freedom of speech and
expression).
b. Kebebasan memilih agama (freedom of relegion).
c. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
d. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want)
9. Tanggal 10 Desember 1948, PBB menerima dan menetapkan Piagam Hak
Asasi Manusia Sedunia (Universal Declaration of Human Rights), yaitu
Pernyataan Sedunia tentang Hak-Hak Asasi Manusia.
10. Tahun 1966, PBB secara aklamasi menyetujui hal berikut.
a. Perjanjian tentang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya (Covenant on
Economic, Social and culture Rights)
b. Perjanjian tentang hak-hak sipil dan publik (Covenant on Civil and
Political Rights).
c. Setiap manusia dari bangsa mana pun, pada hakikatnya mempunyai hak-
hak dan kebebasan dasar yang melekat padanya sejak lahir. Hak-hak
kebebasan dasar itulah yang disebut sebagai hak-hak asasi manusia.

Untuk memahami lebih terkait HAM, beberapa pengertian Hak Asasi


Manusia adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Prof. Koentjoro Poerbopranoto
HAM adalah suatu hak yang bersifat mendasar. Hak yang dimiliki
manusia sesuai dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan
sehingga bersifat suci.
3. Ahli Haar Tilar
HAM ialah hak-hak yang melekat pada diri setiap insan dan tanpa
memiliki hak-hak itu maka setiap insan tidak bisa hidup selayaknya manusia.
Hak tersebut didapatkan sejak lahir ke dunia.
4. John Locke
HAM ialah hak-hak yang langsung diberikan Tuhan yang esa kepada
manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh karenanya, tidak ada kekuatan
apapun di dunia yang bisa mencabutnya. HAM ini sifatnya fundamental atau
mendasar bagi kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci.
5. Miriam Budiarjo (2013),
HAM merupakan hak yang dimiliki setiap orang yang dibawa sejak lahir ke
dunia dan menurutnya hak itu sifatnya universal karena dimiliki tanpa adanya
perbedaan ras, kelamin, suku, budaya, agama dan lain sebagainya.
6. Jan Materson
Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB. Menurutnya HAM adalah
hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil
hidup sebagai manusia.
Banyak pengertian hak asasi manusia didefinisikan oleh para ahli. Namun,
secara umum dapat digarisbawahi bahwa hak asasi manusia adalah hak dasar yang
dimiliki manusia sejak lahir, sebagai pemberian Tuhan karena martabatnya sebagai
manusia. Jadi, hal asasi manusia tidak dapat dihilangkan oleh orang lain, oleh
masyarakat, maupun oleh negara. Karena bukan manusia yang memberikan hak
asasi. Meskipun pada pelaksanaannya banyak pelanggaran yang dilakukan terhadap
hak asasi manusia. Berdasarkan pengertian hak asasi manusia tersebut, maka
artinya hak asasi manusia berlaku universal (menyeluruh). Bahwa setiap manusia di
dunia ini mempunyai hak asasi yang sama ketika dilahirkan.

B. Macam-Macam HAM
Berikut ini adalah macam-macam HAM antara lain:
1. Hak Asasi Pribadi
Hak Asasi Pribadi adalah hak yang berhubungan dengan kehidupan pribadi
manusia. Contohnya adalah hak kebabasan bergerak, berpakaian rapi,
menyampaikan pendapat, berpindah tempat, kebebasan memilih, memeluk
agama dan berorganisasi.
2. Hak Asasi Politik
Hak asasi politik adalah hak yang berhubungan dengan politik. Contohnya ikut
serta program pemesintaj, berhak di pilih dan memilih pemilihan umum,
berhak mengajukan petisi, dan berhak mendirikan partai politik dengan
ketentuan yang ada.
3. Hak Asasi Hukum
Hak Asasi Hukum adalah hak yang berhubungan dengan kesamaan kedudukan
dalam hokum pemerintahan. Contohnya adalah berhak menjadi pegawai PNS,
berhak mendapat perlakukan yang sama di pemerintahan, berhak mendapatkan
layanan dan perlindungan hukum.
4. Hak Asasi Ekonomi
Hak Asasi Hukum adalah hak yang berhubungan dengan kegiatan ekonimi.
Contohnya hak jual beli, hak menjalin perjanjian kontrak, hak piutang dan
hutang, dan hak mendapat pekerjaan yang layak.
5. Hak Asasi Peradilan
Hak Asasi Peradilan adalah hak yang berhubungan dengan tata cara peradilan.
Contohnya berhak mendapat perlakuan sama di pengadilan, berhak malapor
dan di laporkan, hak persamaan penggeledahan penahanan penyelidikan dan
penangkapan.
6. Hak Asasi Sosial Budaya
Hak Asasi Sosial Budaya adalah hak untuk bermasyarakat dan hiburan.
Contohnya berhak mendapat Pendidikan, hak mendapat pengajaran, hak
mengembangkan budaya sesuai bakat dan minat

C. Komitmen Indonesia atas Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia yang telah menjadi tuntutan global mendesak Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1946 membentuk Komisi Hak Asasi Manusia
(Commission of Human Right) yang berikutnya berhasil membuat pernyataan HAM,
yang dikenal dengan sebutan Universal Declaration of Human Rights pada tanggal
10 Desember 1948, yang ditandatangani oleh 48 negara. Dalam pernyataan tersebut,
antara lain mengemukakan bahwa setiap manusia mempunyai hak asasi yaitu:
1. Hak untuk hidup.
2. Hak untuk kemerdekaan dan keamanan secara fisik.
3. Hak diakui kepribadiannya.
4. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum.
5. Hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara.
6. Hak mendapatkan kebangsaan atau kewarganegaraan.
7. Hak memiliki suatu benda dengan cara yang sah.
8. Hak untuk bebas mengeluarkan pikiran dan perasaan.
9. Hak untuk memilih dan memeluk agama.
10. Hak untuk bebas mengeluarkan pendapat.
11. Hak untuk mengadakan rapat dan berkumpul.
12. Hak untuk mendapatkan jaminan sosial atas hidupnya.
13. Hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
14. Hak untuk berdagang.
15. Hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakatnya masing-
masing.
16. Hak untuk menikmati kesenian.
17. Hak untuk turut serta memajukan keilmuan.
Menyikapi seruan Majelis Umum PBB yang menyerukan seluruh anggotanya
agar memajukan dan menjamin HAM di negaranya masing-masing. Indonesia
sendiri sudah mengakui hak asasi manusia tak lama setelah kemerdekaannya dengan
disahkannya UUD 1945 sebagai konstitusi negara. Konstitusi Indonesia, telah
dirancang oleh sidang kedua BPUPKI dan disahkan sehari setelah kemerdekaan, 18
Agustus 1945. Tercermin dalam UUD 1945 bahwa Indonesia saat itu sudah
mengakui hak asasi manusia. Contohnya dengan pernyataan,”bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa” dan tujuan pembangunan
nasional Indonesia, “mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan
umum, melindungi segenap bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia” yang
memiliki arti persamaan hak setiap individu Bangsa Indonesia.
Selain itu, pernyataan HAM juga tersirat dan tersurat dalam bunyi kelima
sila nilai-nilai dasar Pancasila yang juga tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea keempat. Sementara, pasal-pasal dalam UUD 1945 membahsa secara
terperinci satu persatu ahk asasi manusia dan aturannya. Hak asasi manusia tersebut
diatur dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945.
1. Pasal 27
Hak asasi manusia untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, di
mana ayat ini berbunyi “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak atas kemanusiaan”. Setiap warga negara berhak
mendapatkannya dengan cara yang sah menurut hukum dengan tidak melanggar
hak asasi orang lain. Ayat 3. Hak asasi manusia terhadap kewarganegaraan dan
kebangsaannya, di mana “ setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam pembelaan negara”. Sejak terakhir amandemen UUD 1945, pada tahun
2004, pasal 28 dijabarkan dengan lebih terperinci. Dengan bagian utama tetap
pada “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang” sebagai
berikut:
2. Pasal 28 B
Hak setiap orang untuk membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah,
sesuai dengan hukum agamanya masing-masing dan disahkan oleh negara sesuai
aturan yang berlaku. Pasal 28 B terdiri dari 2 ayat, di mana ayat kedua berisi
tentang hak setiap orang atas kelangsungan hidup. tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Negara
menjamin hal ini.
3. Pasal 28 C
Ayat 1, undang-undang yang mengatur tentang HAM di mana negara
memahami kebutuhan dasar / hak asasi tentang pengembangan diri. Artinya
negara menjamin hak setiap warganya atas pendidikan dan memperoleh manfaat
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan manusia. Ayat 2, mengandung
pernyataan hak setiap orang utnk memajukan diri secara kolektif untuk berbuat
sesuatu bagi bangsa dan negaranya.
4. Pasal 28 D
Terdiri dari 4 ayat yang secara keseluruhan saling menyambung satu sama lain.
Pasal ini mengandung pernyataan hak atas pengakuan, jaminan, dan
perlindungan hukum, hak untuk mendapatkan imbalan yang adil dalam
hubungan kerja, hak untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam
pemerintahan, dan hak yang sama dalam status kewarganegaraan.
5. Pasal 28 E
Ayat 1. Pada pasal ini sebenarnya menegaskan atau memperinci tentang
pelaksanaan pasal 29 UUD 1945 sebelum amandemen menegaskan tentang hak
setiap orang untuk memilih dan memeluk agamanya masing-masing tanpa
paksaan, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, serta memilih tempat
tinggal di wilayah negaranya dan berhak kembali.
Ayat 2. Mengandung pernyataak atas kebebasan setiap orang untuk bebas
meyakini kepercayaan, meyakatakan sikap dan pikiran, yang sesuai dengan ahti
nuraninya. Ayat 3. Pernyataan yang mengaskan ahk setiap orang untuk bebas
berkumpul, berserikat, dan berpendapat.
6. Pasal 28 F
Pasal ini dijelaskan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan media
saat ini. Berisikan tentang hak atau kebebasan pada setiap orang untuk
berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya. Selain itu, setiap orang juga berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, dan menyimpan informasi, serta menyebarkannya
dengan bertanggungjawab.
7. Pasal 28 G
Pernyataan pasal 28 F adalah perlindungan pemerintah dan negara atas hak
setiap orang untuk mendapatkan perlindungan dirinya dan keluarga atas harta
benda yang berada di bawah kekuasaannya, berhak untuk bebas dari ancaman
dan ketakutan, dan berhak untuk mendapatan suakan dari negara lain.
8. Pasal 28 H
Pasal 28 H ini terdiri dari 4 ayat, yang masing-masing berisi hak tentang : hak
setiap orang untuk kesejahteraan lahir dan bathin, mendapatkan tempat tinggal
yang layak, dan hak untuk pelayanan kesehatan yang layak ; hak setiap orang
untuk mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama untuk mencapai persamaan dan keadilan ;
hak setiap orang untuk jaminan sosial ; Hakaatas kepemilikan pribadi sesuai
aturan yang berlaku.
9. Pasal 28 I
Ayat 1. Hak tiap orang untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak agar tidak
dituntut atas hukum yang berlaku surut ; hak atas bebas dari perlakuan
diskriminatif ; perlindungan terhadap budaya dan hak masyarakat tradisional ;
semua perlindungan atas a negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara. Ayat 2. Mengandung pernyataan bahwa setiap
orang bebas dari perlakuan diskriminatif. Ayat 3. HAk dihormati identitas
budaya dan masyarakat tradisionalnya selaras dengan perkembangan
zaman. Ayat 4. Perlindungan dan penanggungjawab pelaksanaan HAM adalah
pemerintah Ayat 5. Pelaksanaan HAM di Indonesia diatur dengan lebih rinci
oleh peraturan perundang-undangan
10. Pasal 28 J
PAsal 28 J terdiri dari 2 ayat yang isinya mengenai kewajiban setiap orang
untuk menghormati hak asasi orang lain. Selain itu, pada pasal ini juga
menyatakan bahwa dalam hidup bernasyarakat dengan adanya jaminan
Perlindungan HAMdiberi pembatasan tertentu agar tetap sesuai dengan norma
dan menjaga ketertiban umum.
11. Pasal 29
Pasal 29, terdiri dari 2 ayat yang menyatakan dan menegaskan bahwa negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan setiap warga negara berhak
beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
12. Pasal 31
Pasal ini merupakan aturan tentang hak setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan dan kewajibannya mengikuti pendidikan dasar yang dibiayai oleh
pemerintah. Pasal ini menjamin hak asasi anak-anak terlantar dan fakir miskin,
yang semuanya dipelihara oleh negara. Pasal ini mengenai hak dan kewajiban
warga negara dalam pertahanan negara. Dalam pasal ini dinayatakn bahwa
negara menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
13. Pasal 33
Pasal 33 juga terdiri dari 3 ayat yang berisi pernyataan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ; cabang-cabang
produksi yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
negara ; dan bahwa penggunaan seluruh sumber daya alam yang ada dalam
bumi, air , dan tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Selain tersurat dalam UUD 1945 sebagaimana di atas, dalam Ketetapan
MPR yang merupakan peraturan perundang-undangan yang langsung berada di
bawah konstitusi, UUD 1945. Pengaturan HAM diatur dalam TAP MPR nomor
XVII tahun 1998 yang berisikan tentang pengaturan pelaksanaan undang-undang
yang mengatur tentang HAM dan sikap Bangsa Indonesia terhadap HAM dan
Piagam HAM Internasional. Adapun hak asasi manusia dalam undang-undang diatur
secara rinci tentang setiap jenis hak asasi. Oleh karena itu, ada banyak UU yang
mengatur HAM di Indonesia yang di antaranya adalah sebagai berikut :
1. UU Nomor 5 Tahun 1998 yang berisi tentang ratifikasi terhadap aturan anti
kekejaman, penyiksaan, perlakuan, atau penghukuman yang kejam, tidak
berperikemanusiaan, dan merendahkan martabat.
2. UU Nomor 9 TAhun 1998 yang berisi tentang kebebasan menyatakan pendapat
3. UU Nomor 11 Tahun 1998 yang mengatur tentang hak dan kewajiban buruh di
Indonesia
4. UU Nomor 8 Tahun 1999, berisikan tentang hak dan perlindungan konsumen.
5. UU Nomor 19, 20, dan 21 Tahun 1999, berisi tentang perburuhan. Dalam hal ini
UU mengatur tentang penghapusan ekrja paksa, upah minimum pekerja, dan
diskriminsai dalam pekerjaan.
6. UU Nomor 26 Tahun 1999, berisikan tentang pencabutan hukum subsversi yang
dianggap membatasi hak berpendapat.
7. UU Nomor 39 Tahun 1999 , berisikan tentang HAM.
8. UU Nomor 40 Tahun 1999, berisikan tentang pers, hak dan kewajibannya.
9. UU Nomor 26 TAhun 2006, berisikan tentang pengadilan terhadap pelanggar
HAM.
Hal-Hal tersebut di atas belum termasuk Keputusan Presiden dan Peraturan
Pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan.

D. Simpulan
Komitment Pemerintah Indonesia terhadap permasalahan Hak Asasi Manusia
dari sisi perangkat aturanhukum dari awal kemerdekaan memang sudah sangat baik
termasuk di akhir masa penguasaan Orde Baru dengan didirikannya Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) pada Tahun 1993. Kemudian pemerintahan
pada Orde Reformasi mempunyai perhatian yang besar dan serius terhadap masalah
HAM dan diwujudkan melalui dikeluarkannya Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Nomor XVII/MPR/1998, Tentang Hak Asasi Manusia, yang kemudian
dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Manusia dan Undang-Undang Nomor 26 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Selain itu adanya amandemen UUD 1945 merupakan kemajuan demokrasi
dalam membangun pondasai hukum bernegara dan semangat konstitusionalisme
Indonesia. Selain itu, dengan diratifikasinya berbagai konvensi internasional di
bidang Hak Asasi Manusia seperti ICCPR (International Covenant on Civil and
Political Rights) melalui UU Nomor 12 Tahun 2005 kemudian ICESCR (The
International Covenant on Economical, Social and Cultural Rights 1966) melalui
UU Nomor 11 tahun 2005, serta berbagai konvensi Internasional HAM lainnya,
menunjukan bahwa Bahwa komitmen Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
Internasional yang terikat pada perjanjian internasional.
Selain itu haruslah disadari bahwa penghormatan terhadap HAM merupakan
upaya menegakan prinsip rule of law, dan mencapai tujuan negara melindungi
segenap bangsa berdasarkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, juga semakin
mengukuhkan pelaksanaan prinsip demokrasi konstitusional berdasarkan UUD NRI
Tahun 1945 sehingga mendorong untuk mewujudkan Negara hukum yang
sebenarnya.
Namun demikian harus diakui bahwa itu semua adalah perangkat yang dalam
proses penegakan dan pelaksanaannya melibatkan banyak pihak yang merupakan
individu/per-individu, dimana penegakan hak asasi manusia bukanlah isu baru yang
mudah untuk ditegakan termasuk di Indonesia, sejauh ini penegakan Hak Asasi
Manusia di Indonesia dari sisi implementasi penegakan masih sering mengundang
banyak tanya yang tidak pernah menemukan jawaban yang utuh. Oleh karenanya
kedepan harus ada komitmen usaha hingga finis bukan hanya membentuk prangkat
aturan hukum atau prakat organisasional yang mandul.

Anda mungkin juga menyukai