Anda di halaman 1dari 3

Penanaman Modal Asing di Brunei Darussalam

Brunei Darussalam merupakan negara kecil yang kaya. Kondisi tersebut terjadi karena
Brunei Darussalam memiliki hasil tambang yang melimpah berupa gas alam dan minyak bumi
yang 90% penerimaan Negara berasal dari minyak. Hal tersebut mendorong para investor asing
untuk berlomba-lomba menanamkan modalnya di Brunei Darussalam. Menurut situs
https://en.portal.santandertrade.com dalam delapan tahun terakhir , arus masuk FDI di Brunei
sangatlah pesat. Akan tetapi karena harga minyak dan gas terus turun, maka PDP Brunei dari
tahun ke tahun sejak 2008 terus berkontraksi. Sementara di satu sisi tidak ada penerimaan di
sektor pajak, sebab kesultanan tidak menerapkan pengenaan pajak penghasilan dan penjualan.
Akibatnya Brunei yang sempat menikmati limpahan uang dari hasil minyak buminya, kini jatuh
dalam resesi.

Peluang investasi jasa seperti perhotelan tidak menarik investor asing untuk datang dan
menanamkan modalnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya larangan miras dan hiburan,
sementara di sektor perbankan syariah tidak bisa berkembang karena kredit konsumsi yang lesu
akibat harga barang yang melambung.
Sumber : https://www.ceicdata.com

Pada saat ini, menurut data dari https://www.ceicdata.com Penanaman Modal Asing
Brunei dilaporkan sebesar 67.7 USD mn pada 2015-12. Rekor ini turun dibanding sebelumnya
yaitu 69.7 USD mn untuk 2015-09. Untuk tahun kedua berturut-turut, aliran FDI Brunei

negatif. Pada 2017, itu mencapai -46 juta dolar, defisit lebih rendah dari tahun
sebelumnya (-150 juta). Stok FDI meningkat, mencapai $ 6,2 miliar pada 2017, atau 50%
dari PDB (World Investment Report, 2018, UNCTAD). Investasi asing terbesar yang
dicapai hingga hari ini adalah penyulingan metanol, sebagian dibiayai oleh Perusahaan
Gas Chemical Mitsubishi Jepang, sementara China juga hadir di sektor hidrokarbon.

Dikutip dari Kompas.com, kekalutan ekonomi lantas memaksa Brunei untuk meminta
bantuan pada China. Bantuan yang dimaksud ialah menanamkan modal Beijing ke Brunei
sebagai bagian dari politik infrastruktur negeri tirai bambu. Hasilnya kini China seperti merusak
tatanan Negara, sebab kini China sedang membangun proyek raksasa di Brunei yakni kilang
penyulingan minyak, bendungan, dan jalan tol. Hal tersebut pastinya akan lebih
menguntungkan China saja, sementara Brunei lama-kelamaan akan terjerat dalam hutang yang
semakin menggunung dan kemungkinan Brunei akan kesulitan dalam melunasi hutangnya.

Anda mungkin juga menyukai