Brazil was seen as one on the world’s fastest-growing developing economies in the
2000-2010 perdiod. What were the foundations of the success?
2. Why did Brazil’s economic growth falter after 2012? How much of damage was self-
inflicted, and how much was due to factors outside of the country’s control?
Karena adanya penurunan permintaan untuk eksport dan turunnya harga komuditas
pasar global. Pada tahun 2010, export mencapai 11.6 persen namun pada tahun
2012 terhenti, dan pada tahun 2014 export yang dikontrak hanya satu persen.
Namun, Brazil mengalami permasalahan strukturan yang mengarah pada penurunan
permintaan domestic. Di bawah kepimipinan Presiden Dilma Rousseff, diantara
tahun 2011 hingga 2014, pemerintahnya mengeluarkan pengeluaran dana secara
boros pada pensiunan dan pajak yang non-produktif pada industri yang lebih disukai.
Ketika ekonomi melambat, pengangguran melonjak lebih dari 12 persen dan
penerimaan pajak merosot. Sebagai hasil dari pengeluaran yang melonjak tinggi dan
penerimaan pajak yang rendah, Brazil mengalami pembengkaan defisit fiskal, dari 2
persen dari GDP di tahun 2010 menjadi 10 persen pada tahun 2015. Hal ini
meningkatkan total hutang pemerintah menjadi 70 persen dari total GDP dan
membutuhkan suku bunga yang lebih tinggi untuk menjual obligasi pemerintah,
sehingga hal tersebut dipandang semakin berisiko. Pemerintah juga menaikkan suku
bunga untuk mengendalikan inflasi, yang secara historis menjadi masalah di Brazil.
Karena tingkat suku bunga yang tinggi, biaya untuk membayar hutang pemerintah
meningkat menjadi 7 persen dari GDP dan dari suku bunga yang lebih tinggi
tersebut, biaya pinjaman untuk konsumen dan bisnis menjadi naik, sehingga semakin
menekan aktivitas ekonomi.
3. What do you think of Temer’s economic reforms? Were they on the right track?
Reformasi dalam hal ekonomi yang dilakukan oleh Presiden Temer tidak sepenuhnya
tepat, Temer terbukti dapat menurunkan tingkat inflasi, dan meningkatkan harga
komuditas yang dapat meningkatkan eksport. Hal tersebut membuat Bank Sentral
mengurangi suku bunga menjadi 6.75 persen (sebelumnya sebesar 12 persen)
sehingga dengan demikian dapat meningkatkan aktivitas ekonomi. Namun, terdapat
alergi terhadap privatisasi, termasuk perusahaan elektrik yaitu Eletrobras,
sebagaimana pemerintah mencari tambahan modal dengan menjual aset
pemerintah dan mencoba meningkatkan efisiensi ekonomi. Apa yang masih tersisa
yaitu memperbaiki masalah pension. Hal tersebut membutuhkan peningkatan usia
pension secara signifikan.
4. What policies do you think Brazil should adopt going forward to reignite economic
growth? How easy would it be to implement these policies in Brazil?
Berdasarkan temuan SCD dan masukan yang dikumpulkan pada tahap diseminasi,
dihasilkan Country Partnership Framework (CPF) baru untuk periode 2018-2023
sebaiknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
1) Keberlanjutan fiskal dan peningkatan pelayanan. Pilar ini berfokus pada dukungan
penyesuaian fiskal di tingkat federal dan subnasional, termasuk sistem pensiun dan
perlindungan sosial. Ini juga membahas efisiensi yang lebih besar dalam
penyampaian layanan publik, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan.