Anda di halaman 1dari 21

YNS Investing

This report is published for educational


purposes only by YNS Investing PT Wijaya Karya Beton Tbk.
competing in Week of Stock Competition
Universitas Negeri Surabaya

YNS Investing
11 September 2019 Rekomendasi : BUY
Closing Price : IDR 498/lembar Target Price : IDR 674/lembar

Kami memberikan rekomendasi BUY untuk saham PT Wijaya


Karya Beton Tbk. (WTON) dengan target price IDR 674/lembar
saham dari harga penutupan per tanggal 11 September 2019 yakni
IDR 498/lembar saham. Valuasi yang digunakan berdasarkan
metode DCF (Discounted Cash Flow) dengan Free Cash Flow to
Firm (FCFF).

Rekomendasi ini juga berdasarkan point-point utama dari analisis:


Kondisi Makro Ekonomi dan Industri
Untuk tahun 2019 sendiri walaupun Infrastruktur tidak lagi menjadi
agenda prioritas utama pemerintah, pemerintah tetap akan berupaya
melanjutkan dan menyelesaikan target pembangunan infrastruktur
yang telah dirintis sejak 2014. Hal ini tentunya merupakan katalis
positif bagi industri beton di tahun 2019 dan memberikan optimisme
tersendiri bagi WTON untuk membukukan kinerja yang lebih baik
di tahun depan.

Performa Keuangan dengan Harga Undervalue


Pendapatan yang rata-rata terus bertumbuh dari tahun 2016-2018
GRAFIK PERBANDINGAN sebesar 42%. Laba bersih meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2018
HARGA SAHAM WTON DENGAN IHSG sebesar 42,94% dimana pertumbuhan kinerja keuangan WTON
yang positif. Dengan kinerja perusahaan yang baik dari 3 tahun
terakhir yang dilihat dari laporan keuangan didukung dengan harga
saham WTON yang masih undervalue. Selain itu perbandingan
rasio-rasio keuangan yang cukup baik diatas rata-rata industri.

Pertimbangan Risiko
Berbagai macam risiko muncul antara risiko industri, likuiditas,
operasional, negara, dan keuangan. Risiko-risiko tersebut dapat
ditangani WTON dengan penerapan manajemen risiko yang baik
sehingga WTON dapat mencapai pertumbuhan pendapatan yang
signifikan hingga mencapai target yang telah ditetapkan.
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) didirikan pada 11 Maret 1997
dimana sebelumnya PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) merupakan
salah satu divisi dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Wijaya
STRUKTUR PEMEGANG
SAHAM
Karya (Persero) Tbk, yaitu Divisi Produk Beton, dimana artinya WTON
telah berpengalaman selama lebih dari 4 dasawarsa di industry beton
pracetak. Lalu pada tahun 2014 WTON melakukan Initial Public Offering
(IPO) dengan menawarkan 2.045.466.600 lembar saham kepada publik.

Kegiatan usaha PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) meliputi Segmen


Usaha Beton, Segmen Usaha Quarry, dan Segmen Jasa Instalasi.
Segmen Usaha Beton
Segmen Beton merupakan bisnis inti WTON yang dilakukan melalui
produksi beton baik pracetak maupun Ready Mix. Pada tahun 2018,
segmen beton merupakan kontributor terbesar terhadap pendapatan usaha
WTON dengan kontribusi sebesar 87,41% dan pertumbuhan sebesar
26,9% atau setara dengan Rp. 1,29 triliun dibandingkan tahun
sebelumnya. Saat ini WTON telah dikenal sebagai produsen yang telah
berpengalaman selama empat dekade dan telah memiliki pengembangan
teknologi terdepan di Indonesia.

Segmen Usaha Quarry


Segmen Quarry merupakan bagian dari proses produksi beton yang
dilakukan WTON yang meliputi kegiatan penambangan dan produksi
material split, screen, dan lain sebagainya, yang dilakukan di 3 (tiga)
Crushing Plant milik WTON, yaitu Crushing Plant Bogor, Crushing Plant
Lampung Selatan, Crushing Plant Donggala. Crushing Plant ini
merupakan lini unit bisnis baru WTON di bidang hulu industri Pracetak
SEGMEN USAHA Beton maupun konstruksi untuk memasok kebutuhan material alam. Pada
tahun 2018, segmen quarry memberikan kontribusi sebesar 0,75%
terhadap pendapatan usaha WTON dengan pertumbuhan sebesar 15,45%
dibandingkan tahun sebelumnya.

Segmen Jasa Instalasi


Segmen Jasa merupakan layanan yang dikembangkan WTON sejalan
dengan inovasi bisnis dan teknologi yang terus dilakukan WTON.
Pengembangan inovasi segmen ini berangkat dari kebutuhan pelanggan
yang tidak hanya membutuhkan produk, tapi juga solusi engineering
menyeluruh yang dapat menyelesaikan semua masalah yang dihadapi.
WTON tidak lagi hanya menawarkan produk, tapi sudah proaktif
menawarkan penuntasan dari permasalahan engineering yang dihadapi
pelanggan. Pada tahun 2018, segmen jasa instalasi memberikan kontribusi
sebesar 11,84% terhadap pendapatan usaha WTON dengan pertumbuhan
sebesar 50,63% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2019 ini perekonomian dunia dihadapkan dengan perlambatan
ekonomi global yang kian nyata hal ini disebabkan oleh peristiwa – peristiwa
GRAFIK PERTUMBUHAN
ekonomi yang terjadi sejak 2018 seperti No Deal Brexit, The Fed yang
EKONOMI DUNIA menaikkan suku bunga secara agresif, Economic Crises yang terjadi dibeberapa
negara berkembang, serta penurunan kinerja ekonomi di negara – negara zona
Eropa, AS dan China. International Monetary Fund (IMF) juga memangkas
proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019, IMF memprediksi pertumbuhan
ekonomi global 2019 sebesar 3,3%, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi
2018 yang sebesar 3,6%. Untuk kawasan Asia, IMF memprediksi ekonomi Asia
akan tumbuh 5,3% pada 2019 dan IMF mengingatkan untuk terus waspada
terhadap situasi global. Untuk ekonomi Indonesia diprediksi akan tetap tumbuh
positif, fundamental ekonomi Indonesia dinilai cukup kuat dalam menghadapi
berbagai tantangan ekonomi global. Kendati tidak akan ada lonjakan yang
signifikan, namun Bank Indonesia memprediksi ekonomi Indonesia akan
tumbuh pada kisaran 5,0% - 5,4%.
Berlanjutnya ketegangan hubungan dagang dan sejumlah risiko geopolitik
membuat pertumbuhan ekonomi dunia cukup tertekan. Hal ini terlihat dari
GRAFIK PERTUMBUHAN pertumbuhan ekonomi beberapa belahan dunia pada triwulan II 2019 yang
PDB INDONESIA
mengalami perlambatan, seperti pertumbuhan ekonomi AS yang tercatat sebesar
2,3% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,2% (yoy).
Untuk zona Eropa pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
1,1% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,2% (yoy).
Dan untuk China pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2019 tercatat sebesar
6,2% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 6,3% (yoy).
Hal ini juga otomatis membuat volume perdagangan dunia menurun,
World Trade Organization (WTO) memprediksi bahwa pertumbuhan volume
perdagangan dunia akan melambat di tahun 2019 menjadi 2,6% dan akan
kembali naik pada tahun 2020 menjadi 3%. Hal – hal tersebut akan berpengaruh
terhadap fluktuasi harga komoditas yang digunakan WTON serta fluktuasi nilai
tukar mata uang asing terhadap rupiah yang tentu akan berpengaruh terhadap
GRAFIK PERTUMBUHAN
WTON walaupun tidak signifikan.
EKONOMI BEBERAPA NEGARA
TRIWULAN II Untuk Segmen Operasi Beton, yang merupakan kontributor terbesar
dalam pendapatan usaha WTON dengan kontribusi sebesar 87% atau setara
dengan Rp. 6,05 trilliun, dimana tahun 2018 meningkat sebesar 26,9%
dibandingkan tahun 2017, hal ini didukung oleh banyaknya proyek strategis
yang ditangani WTON ditahun 2018 yang memiliki tingkat profitabilitas besar.
Untuk tahun 2019 sendiri walaupun Infrastruktur tidak lagi menjadi agenda
prioritas utama pemerintah, pemerintah tetap akan berupaya melanjutkan dan
menyelesaikan target pembangunan infrastruktur yang telah dirintis sejak 2014
dimana alokasi anggaran untuk hal tersebut ditingkatkan hingga mencapai
Rp415 triliun dalam APBN 2019. Hal ini tentunya merupakan katalis positif
bagi industri beton di tahun 2019 dan memberikan optimisme tersendiri bagi
WTON untuk membukukan kinerja yang lebih baik di tahun depan.
Semakin banyaknya perusahaan yang terjun ke industri beton
menyebabkan persaingan dalam industri ini semakin ketat. Namun
ANGGARAN INFRASTRUKTUR demikian, WTON tetap mampu meningkatkan pangsa pasarnya di tahun
PADA APBN 2019 2018 dan berhasil menempati posisi market leader pada pasar beton pracetak
di Indonesia.
Pada tahun 2017, dari 10 perusahaan produsen beton pracetak yang
teridentifikasi, aktual produksi didominasi oleh kelompok usaha BUMN
yang mencapai 72%. Sisanya dimiliki oleh Non BUMN sebesar 28%.
Berdasarkan 10 produsen beton pracetak, WTON menguasai 27,8% pasar
beton pracetak Indonesia. Sisanya sebesar 72,2% dikontribusikan oleh 9
produsen lainnya.
Pada tahun 2019 ini WTON semakin mantap untuk mewujudkan
visinya “Menjadi Perusahaan Terkemuka dalam Bidang Engineering,
Production, Installation (EPI) Industri Beton di Asia Tenggara”. Hal
SASARAN TARGET tersebut semakin terlihat dari adanya optimisme dalam menentukan
PEMBANGUNAN proyeksi pertumbuhan yang tinggi. Pendapatan Usaha WTON pada tahun
2019 diproyeksikan meningkat 14,77%. Segmen Beton diproyeksikan
tumbuh 15,43%, Segmen Quarry tumbuh 76,73%. dan Segmen Jasa tumbuh
hingga 5,94%. Pemenuhan target ini tentunya tidak lepas dari beberapa
faktor seperti kondisi eksternal berupa permintaan pasar, meningkatnya
daya saing serta kualitas yang menjadi perhatian WTON. Dan berdasarkan
identifikasi terhadap beberapa aspek, terdapat aspek-aspek yang diyakini
memberikan pengaruh terhadap kelangsungan usaha WTON.
Pada bulan desember kemarin WTON siap melakukan ekspansi usaha
bidang beton pracetak di wilayah Indonesia Timur melalui penandatanganan
Perjanjian Penggunaan Tanah Industri antara PT Wijaya Karya Beton Tbk
(WTON) dengan PT Kawasan Industri Makassar (PT KIMA) seluas + 4,45
Ha. Peluang pasar beton pracetak di Indonesia Timur yang terbilang cukup
besar hingga 5 tahun mendatang membuat WTON melalui Pabrik Produk
Beton Sulawesi Selatan (PPB Sulsel) mengembangkan jalur produksinya.
PENANDATANGAN PERJANJIAN Kedepannya, lahan ini akan digunakan untuk menunjang pelaksanaan
PENGGUNAAN TANAH INDUSTRI
proyek strategis lainnya di wilayah Indonesia Timur.
Untuk infrastruktur sendiri, walaupun tidak lagi menjadi agenda
prioritas utama pemerintah, pemerintah tetap akan berupaya melanjutkan
dan menyelesaikan target pembangunan infrastruktur yang telah dirintis
sejak 2014 dimana alokasi anggaran untuk hal tersebut ditingkatkan hingga
mencapai Rp415 triliun dalam APBN 2019. Hal ini tentunya berdampak
positif bagi perkembangan industri beton di tahun 2019 dan memberikan
optimisme tersendiri bagi Perseroan untuk membukukan kinerja yang lebih
baik di tahun depan.
Dengan prospek usaha yang cukup menjanjikan tersebut, WTON cukup
optimis untuk membukukan kinerja yang lebih baik di tahun mendatang.
PORTER’S ANALYSIS 1. Bargaining Power of Consumer (Moderate Threat)
Dikarenakan WTON merupakan penghasil beton yang
menjadi supporting untuk sektor konstruksi, otomatis
WTON bergantung terhadap sektor konstruksi itu sendiri
dimana WTON membutuhkan proyek – proyek konstruksi
untuk bisa men-supply beton didalam proyek tersebut,
dimana seperti yang kita ketahui kebutuhan akan
infrastruktur di Indonesia masih sangatlah tinggi dan terus
didorong oleh pemerintah sehingga industry ini akan ikut
bertumbuh mengikuti sektor konstruksi yang juga tumbuh.

2. Threat of New Entrants (Low Threat)


Pada dasarnya, pendatang baru akan menghadapi halangan yang besar ketika ingin masuk ke dalam
industri beton, dikarenakan perusahaan membutuhkan jumlah modal investasi yang besar untuk
membangun dan mengembangkan fasilitas serta pabrik yang baik dan berkualitas, serta sangat sulit
untuk bersaing dan mengambil pangsa pasar WTON yang merupakan BUMN market leader di sektor
beton dengan pangsa pasar yang sudah luas.
3. Bargaining Power of Supplier (Low Threat)
Terkait dengan pengadaan bahan baku dan kerja sama dengan supplier, WTON memiliki beberapa
tahapan penyeleksian yang disertai pertimbangan atas kinerja, mutu, dan konsistensi dalam
pengiriman bahan baku ke pabrik WTON. Selama ini WTON tidak tergantung pada satu pemasok
tertentu dalam memenuhi kebutuhan bahan baku mereka, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya single vendor supplier. Jika WTON membutuhkan bahan baku yang dapat dipenuhi oleh
WIKA Group, maka kebutuhan tersebut akan dipenuhi dari WIKA Group dengan memperhatikan
kewajaran transaksi.
4. Rivalry Among Competitor (Moderate Threat)
Dengan melihat kebutuhan Indonesia terhadap infrastruktur yang masih sangat tinggi serta
pemerintah yang terus mendorong pertumbuhan infrastruktur, yang bisa dilihat di APBN setiap tahun
anggaran infrastruktur terus meningkat, membuat semakin banyaknya perusahaan yang terjun ke
industri beton sehingga menyebabkan persaingan dalam industri ini semakin ketat. Namun demikian,
WTON tetap mampu meningkatkan pangsa pasarnya di tahun 2018 dan berhasil menempati posisi
market leader pada pasar beton pracetak di Indonesia.
5. Threat of Substitute Product (Low Threat)
Hingga saat ini, Beton masih menjadi komponen utama dalam dunia konstruksi. Kegunaan beton
sebagai bahan baku konstruksi dalam proyek bangunan, gedung, rumah tinggal, apartemen, jalan
raya, jembatan, fly over, bendungan, tiang pancang, dan berbagai proyek pembangunan infrastruktur
yang sedang marak saat ini masih belum dapat digantikan oleh produk sejenis lainnya. Hal ini terbukti
dari tingkat permintaan Beton yang masih tinggi setiap tahunnya, serta penjualan beton yang
meningkat setiap tahunnya. Bahkan saat ini dengan terus berkembangnya sektor konstruksi di
Indonesia tentu beton semakin diminati dan dibutuhkan dan otomatis permintaan terhadap beton akan
ikut tumbuh.
Kapasitas produksi beton WTON pada tahun 2018 sebanyak 3,6 juta ton,
meningkat 16,1% dibandingkan kapasitas produksi tahun 2017 yang sebesar
3,1 juta ton.

Cost Breakdown
 Raw Material
Biaya material yang dikeluarkan meningkat sebesar 46,73% dari
tahun 2017 sebesar Rp 202,55 milliar menjadi Rp 297,21 milliar di
tahun 2018. Peningkatan biaya material juga diiringi oleh
peningkatan pendapatan usaha.
PENGELUARAN COST
TAHUN 2018  Workforce
(dalam milliar) Biaya upah tenaga kerja meningkat dari tahun 2017 sebesar Rp
21,02 milliar menjadi Rp 29,45 milliar di tahun 2018. Biaya upah
merupakan realisasi biaya yang dikeluarkan untuk para pekerja
langsung berkaitan dengan pelaksanaan proyek, baik upah harian,
mingguan maupun upah borong. Sepanjang tahun 2018, jumlah
karyawan WTON dan entitas anak tercatat sebanyak 1.450 orang
(termasuk pegawai honorer) atau meningkat 11,06% dari tahun
sebelumnya sebanyak 1.311 orang. Peningkatan jumlah karyawan
yang terjadi di tahun 2018 disebabkan oleh kebutuhan perusahaan.

 Overhead cost
Biaya overhead WTON terdiri dari biaya pemasaran dan penjualan,
admnistrasi dan umum, penyusutan, serta penelitian dan
pengembangan. Dimana biaya overhead mengalami peningkatan
37% dari tahun 2017 sebesar Rp 261,8 milliar menjadi Rp 358,69
milliar di tahun 2018. Persentase terbesar untuk pengeluaran biaya
overhead adalah biaya penyusutan sebesar 62,42% dari biaya
overhead.

Raw Material
Biaya material merupakan biaya - biaya yang timbul atas pekerjaan instalasi (penyerahan
terpasang) dan pengadaan material yang pemanfaatannya hanya untuk memenuhi kebutuhan
tiap proyek. Di tahun 2018 pengeluaran biaya material sebesar Rp 297,21 milliar. Bahan baku
utama untuk pembuatan beton WTON terdiri dari semen, air, dan agregat. Selain itu terdapat
material untuk beton pracetak antara lain pc strand, pc wire dan besi beton. Untuk material
terutama besi baja, WTON tidak melakukan impor namun produsen yang melakukan impor
sehingga harga material yang dibayarkan bergantung pada nilai tukar rupiah.
Sales breakdown by product
Pendapatan WTON diperoleh dari 3 segmen usaha. Yang pertama
SALES BREAKDWON BY
PRODUCT 2018 dari segment beton sebesar Rp 6.057 milliar dimana produk yang
(dalam milliar) dijual berupa beton pracetak non putar (Rp 2.867 milliar) dan beton
pracetak putar (Rp 3.021 milliar). Kedua dari segment quarry
sebesar 52 milliar, terdiri dari produk yang dihasilkan berupa batu
mineral alam yang dipecah menjadi batu split (ukuran 1-2 dan 2-3)
cm, batu screen, abu batu, dan material untuk kebutuhan pondasi
jalan raya seperti agregat (kelas A dan kelas B). Ketiga dari
segment jasa instalasi sebesar 820 milliar.

Sales breakdown by demography


Jika dilihat dari wilayah operasi, penjualan beton terbesar terdapat
di Jawa Timur sebesar Rp 1.762 milliar, DKI Jakarta sebesar Rp
1.315 milliar, dan Jawa Tengah sebesar Rp 784 milliar. Penjualan
konstruksi berdasarkan wilayah operasi adalah di wilayah Sulawesi
Selatan sebesar Rp 325 milliar. Untuk penjualan jasa instalasi
terbesar di Sumatera Utara sebesar Rp 203 milliar, DKI Jakarta
sebesar Rp125 milliar, dan Jawa Tengah sebesar Rp 107 milliar.

Sales breakdown by customer


Presentase penjualan terbesar produk beton berdasarkan pelanggan
untuk tahun 2018 adalah penjualan ke PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk. sebesar Rp 2.245 milliar. Selain itu terjadi penjualan produk
beton yang signifikan kepada PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) dan PT Hutama Karya (Persero).

Untuk penjualan jasa instalasi terbesar adalah penjualan ke WIKA


Beton-Emrail KSO sebesar 90 milliar, MITSUI Eng &
Shipbuilding Co LTD sebesar 89 milliar, dan PT Adhi Karya
(Persero) Tbk sebesar 76 milliar.

Penjualan ke PT Wijaya Karya (WIKA) merupakan bagian dari


pengerjaan proyek besar tahun 2018 yang diperoleh WTON untuk
proyek infrastruktur Dermaga Kijing – Mempawah, Tol Kunciran
– Cengkareng, Jalan Tol Lampung Paket 4, dan Jembatan Tahang.
FINANCIAL RATIO
Pertumbuhan Pendapatan
Current 112% Pertumbuhan rata-rata pendapatan perusahaan dalam 3 tahun
Quick 89% LIQUIDITY terakhir (2016-2018) sebesar 42%. Laba bersih meningkat dari
RATIO tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 42,94% dimana
Cash 16%
pertumbuhan kinerja keuangan WTON yang positif terutama
Debt to Asset 65%
disebabkan peningkatan permintaan dan penyerapan pasar
SOLVA-
DER 183% BILITY industri beton sebagai bahan baku utama pembangunan
RATIO
Time Interest infrastruktur. Perolehan nilai kontrak proyek sebesar Rp7,663
7,53
Earned triliun di tahun 2018. Selain itu karena keberhasilan
Inventory
5,40 perusahaan dalam menjalankan strategi penjualan. Kontribusi
Turnover
ACTIVITY terbesar untuk pendapatan adalah segment beton sebesar
Asset Turnover 0,87
RATIO
87,41% dari total pendapatan.
Receivable
5,70
Turnover
Operating Profit
10,57%
Efisiensi Operasional Perusahaan
Margin
Perusahaan dapat menjaga efisiensi kegiatan operasional. Hal
Net Profit
7,02% ini dapat dilihat dari operating profit margin dan asset
Margin
PROFITAB- turnover. Dengan peningkatan operating profit margin dari
ROA 6,10%
ILITY
RATIO tahun 2017 sebesar 9,89% menjadi 10,57% di tahun 2018.
ROE 16,54%
Perputaran aset tahun 2018 sebesar 0,87 yang mana jika
ROI 13,39%
dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 0,68, WTON
EPS IDR 56 lebih baik.

Likuiditas Arus Pembayaran


Perusahaan diidentifikasi dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek dan jangka panjang cukup baik. Current ratio WTON
di tahun 2018 adalah sebesar 112%, naik 8,39% dibandingkan
REVENUE FORECAST
tahun 2017 sebesar 103%. Pada tahun 2018 perusahaan
(dalam triliun)
memperoleh pembiayaan dari pihak perbankan. Untuk
kewajiban jangka panjang, perusahaan mencatat Debt to
Equity ratio sebesar 183% pada tahun 2018, meningkat
16,50% dari tahun 2017 sebesar 157%. Kenaikan tersebut
disebabkan karena perusahaan memperoleh pendanaan dari
pihak perbankan dengan tingkat bunga yang bersaing untuk
menjaga aktivitas pendanaan.

Analisis Kebangkrutan
Berdasarkan perhitungan Altman Z score nilai Z untuk tahun
2018 lebih dari 3 (3,59) maka perusahaan dinyatakan sehat dan
tidak mungkin terjadi kebangkutan pada perusahaan sehingga
perusahaan mampu dalam memenuhi kewajiban keuangan dan
menjaga keberlangsungan usaha.
 Internal Factor Analysis (IFAS)

WEIGHTED
NO INTERNAL FACTORS WEIGHT RATING EXPLANATION
SCORE
Strengths
WTON memperoleh assessment score
GCG yang tinggi sebesar 88,46 dengan
Sistem tata kelola
kategori penilaian yang Sangat Baik,
S1 perusahaan yang 0,20 3 0,60
ini mencerminkan keberhasilan
baik
perusahaan dalam menerapkan GCG
secara efektif.
Sebagai market leader selama 40
Market leader
tahun, WTON memastikan kualitas
S2 dalam industri 0,20 4 0,80
produk yang unggul dan mampu
beton pracetak.
bersaing.
Sebagai BUMN dan entitas anak
WIKA, WTON tentunya tidak perlu
Perusahaan
diragukan lagi kinerjanya dalam
merupakan BUMN
S3 0,15 3 0,45 menjalankan kegiatan operasionalnya
dan sebagai entitas
dan menggarap sejumlah proyek
anak WIKA
strategis pemerintah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Weaknesses
WTON secara konsisten selalu
Meningkatnya
mengembangkan proses bisnisnya dan
biaya tetap yang
menjawab berbagai tantangan yang
harus dikeluarkan
dihadapi. Namun, dengan
W1 dalam rangka 0,20 4 0,80
meningkatnya jumlah fasilitas produksi
memenuhi target
dan tenaga kerja perusahaan membuat
perolehan
biaya tetap yang harus dikeluarkan
pekerjaan
meningkat.
Kegiatan usaha WTON masih terlalu
focus ke satu segmen usaha saja yaitu
Kegiatan segmen
segmen usaha beton, walaupun sudah
W2 usaha kurang 0,15 3 0,45
mulai terjadi peningkatan kontribusi di
merata
segmen jasa instalasi tetapi belum
cukup signifikan.

Penurunan cash Penurunan cash flow pada tahun 2018


W3 0,10 2 0,20
flow perusahaan sebesar IDR 68 milliar.

Total Scores 1 3,30


 External Factor Analysis (EFAS)
WEIGTED
NO EXTERNAL FACTORS WEIGHT RATING EXPLANATION
SCORE
Opportunities
Pemerintah tetap akan berupaya
Pencapaian Target melanjutkan dan menyelesaikan target
pembangunan pembangunan infrastruktur yang telah
O1 infrastruktur 0,20 4 0,80 dirintis sejak 2014 dimana alokasi
Indonesia yang telah anggaran untuk hal tersebut ditingkatkan
dirintis sejak 2014 hingga mencapai Rp415 triliun dalam
APBN 2019.
Pemindahan ibu kota Indonesia dari
Jakarta ke Kalimantan Timur otomatis
membuat proyek infrastruktur
Pemindahan ibu kota pemerintah bertambah untuk
O2 0,20 4 0,80
Indonesia menjalankan pemindahan ibu kota
tersebut, hal ini merupakan peluang
besar bagi WTON yang berkecimpung di
industru beton pracetak di Indonesia.
Bahan baku Beton sebagian besar terbuat dari pasir
pembuatan beton beton. Bahan baku ini ternyata sangat
O3 yang sangat 0,10 3 0,30 melimpah di Indonesia sehingga
berlimpah di otomatis harganya relatif cukup murah
Indonesia dan mudah ditemukan di Indonesia.
Threats
Walaupun transaksi harus dilakukan
dalam mata uang Rupiah namun harga
sejumlah material utama seperti besi dan
baja mengacu kepada harga
Fluktuasi mata uang internasional yang mana hal ini sangat
T1 0,25 4 1
asing berpengaruh terhadap biaya produksi.
Namun demikian, secara keseluruhan
fluktuasi nilai tukar mata uang asing
tidak memiliki dampak yang signifikan
terhadap kinerja perusahaan.
Regulasi-regulasi yang diterapkan oleh
Kebijakan pemerintah berhubungan dengan industri
T2 0,15 3 0,45
pemerintah dan konstruksi akan berpengaruh secara
tidak langsung terhadap WTON.
Gangguan cuaca dan bencana alam bisa
menganggu produksi WTON seperti
Gangguan cuaca dan menggagalkan produksi, merusak
T3 0,10 2 0,20
bencana alam fasilitas pabrik, tidak tercapainya target
penjualan, inefisiensi pabrik, dan
keterlambatan penyelesaian produksi.
Total Scores 1 3,55

Kesimpulan : Faktor internal (3,30) dan eksternal (3,55) perusahaan masih di range normal
rata-rata industri sebesar 3.
Valuation Target Price : IDR 674/lembar
VALUATION SUMMARY Recommendation : BUY

Beta 1,66 Dengan menggunakan model penilaian DCF kami


Altman Z mengasumsikan pertumbuhan terminal sebesar 3,50%
3,59
Score dengan WACC 14,43% dan beta saham 1,66 maka kami
Target memperoleh target harga sebesar IDR 674/lembar dan dapat
IDR 674
Price
disimpulkan saham WTON masih dalam keadaan
Keterangan UNDERVALUE undervalue dimana harga pasar saat ini IDR 498lembar
Harga (closing Rabu, 11 September 2019).
Closing IDR 498
(11/09/2019)

DCF Model
Kami menggunakan Free Cash Flow to Firm (FCFF).
 Pertumbuhan Pendapatan
WTON mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 29,25% pada tahun 2017-2018. Tahun
2017 sebesar Rp 5.362 miliar dan meningkat di tahun 2018 sebesar Rp 6.930 miliar.
 Capital Expenditure
Dengan pengeluaran aset tetap sebesar Rp 439 miliar pada tahun 2018.
 Terminal Growth Rate
Tingkat pertumbuhan terminal yang digunakan untuk analisis FCFF adalah perkiraan
konservatif sebesar 3,50% dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
stabil selama 5 tahun terakhir, perkiraan pertumbuhan dan stabilitas di masa depan, dan kondisi
pasar yang diprediksi sejak tahun 2023 dan seterusnya.
 Weighted Average Cost of Capital (WACC)
Cost of Equity dihitung menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) sebesar 28,42%.
Risk Free Rate yang digunakan adalah 7,24% berdasarkan rata-rata fixed rate obligasi Negara
Indonesia. Market Return sebesar 20,00% dengan beta 1,66, kami mendapatkan cost of equity
sebesar 28,42%. Cost of Debt 6,79% adalah bagian dari suku bunga dari hutang jangka jangka
panjang dan jangka pendek dengan tarif pajak 25%, kami memperoleh WACC sebesar
14,43%.

DCF Model Kami menggunakan beberapa penilaian intrinsik untuk melengkapi


Kami menggunakan Free Cash Flow to Firm
analisis DCF(FCFF).
kami. Secara khusus, kami menggunakan P/E
 Pertumbuhan Pendapatanmultiple untuk memperkirakan nilai intrinsik Dengan EPS WTON
WTON mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar
yang ditargetkan sebesar29,25%
IDR 70padapada
tahunakhir
2017-2018.
2019, Tahun
kami
2017 sebesar Rp 5.362 miliar dan meningkat di tahun 2018 sebesar Rp 6.930 miliar.
memperoleh nilai intrinsik target price WTON sebesar IDR 610,
 Capital Expenditure nilai tersebut 10% lebih rendah dibandingkan dengan penilaian
Dengan pengeluaran aset tetap sebesar
valuasi Rp 439 miliar
menggunakan padaDCF
metode tahun 2018.
kami.
 Terminal Growth Rate
Tingkat pertumbuhan terminal yang digunakan untuk analisis FCFF adalah perkiraan
konservatif sebesar 3,50% dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
stabil selama 5 tahun terakhir, perkiraan pertumbuhan dan stabilitas di masa depan, dan kondisi
Garis Support & Resistance menunjukkan harga saham WTON
layak untuk di BUY, dikarenakan harga saham WTON terlihat
Support & Resistance mengalami Rebound setelah menyentuh Garis Support dan
(BUY) terlihat akan membentuk Pola Double Bottom sehingga
berpotensi mengalami kenaikkan (Bullish) dalam beberapa
minggu kedepan.
Trendline Channel menunjukkan harga saham WTON layak
untuk di BUY, dikarenakan harga saham WTON masih bergerak
Trendline Channel
didalam Trendline Channel dan berhasil Rebound setelah
(BUY)
menyentuh Garis Trendline sehingga berpotensi mengalami
kenaikkan (Bullish) dalam beberapa minggu kedepan.
Indikator Moving Average Exponential menunjukkan bahwa
harga saham WTON layak untuk di BUY karena Indikator EMA
Moving Average Exponential
13 terlihat mulai mengarah keatas dan sudah terjadi Golden
(BUY)
Cross dengan EMA 21 sehingga berpotensi mengalami kenaikan
(Bullish).
Indikator MACD menunjukkan bahwa saham WTON masih
layak untuk di HOLD, dikarenakan indikator MACD berada di
MACD area negative tetapi Garis MACD terlihat mulai melandai
(HOLD) sehingga ada kemungkinan akan mengarah naik menuju area
positive mengikuti harga saham WTON yang akan mengalami
kenaikan (Bullish).
Indikator Stochastic menunjukkan bahwa saham WTON layak
untuk di BUY, dikarenakan indikator Stochastic terlihat sudah
Stochastic
mengalami Golden Cross dan akan mengarah keatas keluar dari
(BUY)
area Oversold sehingga berpotensi mengalami kenaikan
(Bullish).
RISK MATRIX
Country Risk [CR]
Risiko yang timbul karena ada perubahan ekonomi dan politik
negara terutama regulasi-regulasi yang diterapkan oleh pemerintah
berhubungan dengan industri dan konstruksi akan berpengaruh
secara tidak langsung terhadap WTON. Sama halnya dengan
perubahan nilai tukar mata uang asing, walaupun transaksi harus
dilakukan dalam mata uang Rupiah sesuai dengan kebijakan Bank
Indonesia, namun harga sejumlah material utama seperti besi dan
baja mengacu kepada harga internasional yang mana hal ini sangat
berpengaruh terhadap biaya produksi. Namun demikian, secara
keseluruhan fluktuasi nilai tukar mata uang asing tidak memiliki
dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Liquidity Risk [LR]
Risiko yang dikategorikan berhubungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Timbul ketika
WTON mengalami keterlambatan penerimaan pembayaran dari pelanggan. Sehingga
mengakibatkan likuiditas perusahaan terganggu, persyaratan administrasi dalam kontrak yang cukup
banyak untuk dipenuhi, timbulnya piutang macet. Untuk mencegah risiko ini WTON melakukan
beberapa cara, antara lain membuat persyaratan kontrak yang berimbang dan mudah untuk dipenuhi,
menggunakan lawyer perusahaan untuk menyelesaikan piutang macet.

Operational Risk [OR]


Risiko yang timbul apabila WTON tidak dapat memenuhi prosedur operasi standar yang disebabkan
oleh perubahan cuaca, bencana alam, gangguan teknologi dan peralatan sehingga menyebabkan
tidak tercapainya target produksi dan target penjualan, inefisiensi pabrik, dan keterlambatan
penyelesaian produksi. Selain itu kenaikan biaya operasional juga menjadi salah satu risiko. Namun
risiko-risiko operasional ini dapat diminimalisir WTON dengan beberapa cara antara lain melakukan
preventive maintenance, dan monitoring kondisi peralatan menjaga kestabilan operasi dan
monitoring terhadap kondisi pabrik, membangun pabrik baru dan produk baru, meningkatkan
prasarana dan modernisasi sistem produksi diseluruh pabrik yang dimiliki.

Industry Risk [CR]


Risiko yang berkaitan dengan bertambahnya pesaing di industri yang sama dan beralihnya
pelanggan potensial menjadi competitor. WTON berkeyakinan bahwa cara mengelola risiko ini yang
paling baik adalah meningkatkan program marketing intelligent yang lebih intensif, meningkatkan
daya saing dengan inovasi dan kualitas produk untuk memperoleh HPP yang lebih kompetitif, serta
memperluas kerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam industri konstruksi sebagai
captive market.

Financial Risk [FR]


Perusahaan memiliki nilai Altman Z Score lebih dari 3 sebesar 3,59 di tahun 2018 yang menunjukan
bahwa kemungkinan perusahaan untuk bangkrut rendah.
YNS Investing mengidentifikasi analisis
sensitivitas target price menggunakan 2
model parameter yang digunakan dalam
DCF Valuation Model yaitu WACC dan
terminal growth.

YNS Investing mengidentifikasi analisis


sensitivitas target price menggunakan 2
model parameter yang digunakan dalam DCF
Valuation Model yaitu WACC dan terminal
growth.

Dengan adanya analisa yang telah kami buat untuk saham PT Wijaya Karya Beton Tbk.
adalah kami merekomendasikan untuk BUY. Hal ini karena kondisi-kondisi yang memang
mendukung untuk perusahaan terus bertumbuh dan analisa fundamental berupa valuasi dan
perhitungan lainnya juga menunjukan bahwa saham tersebut UNDERVALUE.
Disclosures :

Kepemilikan dan materi konflik kepentingan :


Penulis atau anggota tim, dalam laporan ini tidak memiliki konflik kepentingan hal yang
menyangkut keuangan perusahaan yang dianalisis. Penulis atau anggota tim dalam laporan ini tidak
mengetahui adanya konflik kepentingan yang mungkin akan menyebabkan bias pada konten atau
publikasi dari laporan ini.

Penerimaan kompensasi :
Kompensasi penulis laporan ini tidak berdasarkan pendapatan investasi.

Posisi sebagai pegawai atau direktur :


Penulis atau anggota tim bukan merupakan pegawai, direktur atau anggota dewan penasehat dari
perusahaan yang dianalisis.

Discalimer :
Informasi yang tercantum dalam hasil analisis telah diperoleh atau berasal dari sumber-sumber yang
tersedia untuk umum dan diyakini oleh penulis dapat dipercaya, tetapi penulis tidak membuat
pernyataan atau jaminan, tersurat maupun tersirat, mengenai keakuratan atau kelengkapan.
Informasi ini bukan merupakan nasihat investasi, juga bukan tawaran atau ajakan untuk membeli
atau menjual surat berharga apapun. Laporan ini tidak dijadikan pertimbangan untuk menjadi
rekomendasi oleh siapapun yang berafiliasi dengan universitas asal peserta National Stock Case
Competition Galeri Investasi Fakultas Ekonomi Unesa.
Form Penilaian
National Stock Case Competition 2019

Nama Tim : YNS Investing


Asal Universitas : Trisakti School of Management
Skor
No Keterangan Skor (0-10)
Terbobot
1 ANALISIS FUNDAMENTAL (60%)
1.1. Analisis Industri (5%)
1.1.1. Persaingan ……………
1.1.2. Prospek Usaha ……………
1.2. Analisis Produksi (5%)
1.2.1. Cost Breakdown (raw material, workforce,
……………
overhead cost)
1.2.2. Raw Material ……………

1.3. Analisis Pemasaran (5%)


1.3.1. Sales breakdown by product ……………
1.3.2. Sales breakdown by demography ……………
1.3.3. Sales breakdown by customer ……………
1.4. Analis Laporan Keuangan (5%)
1.4.1. Rasio likuiditas ……………
1.4.2. Rasio aktivitas ……………
1.4.3. Rasio solvabilitas ……………
1.4.4. Profitabilitas ……………
1.5. Analisis SWOT (5%) ……………
1.6. Valuation (35%) ……………
2 ANALISIS TEKNIKAL (35%) ……………
3 KARYA TULIS (5%)
3.1. Format penulisan ……………
3.2. Tata bahasa ……………

TOTAL

Surabaya, September 2019

(………………JURI……………..)

Anda mungkin juga menyukai