Anda di halaman 1dari 13

BAHAN PELEDAK

KLASIFIKASI

Bahan cat
SUMBER KECEPATAN
Bahan Peledak
PENGGUNAAN BENTUK,
Ledakan
KOMPOSISI KEPEKAAN
MODUL 3.3
ENERGI REAKSI WUJUD

Mekanik High
Explosive
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK
Industri Serbuk Senyawa
Tunggal
Initiating
Explosive

Kimia KOMPETENSI
Low DASAR:
Militer Semiplastik Campuran Non Initiating
ExpLosive Explosive

Nuklir 3.3 Memahami macam-macam


Plastikpenggolongan bahan peledak
4.3 Menyajikan macam-macam bahan peledak

Indikator:
1. Mengklasifikasikan jenis-jenis bahan peledak
2. Menjelaskan jenis-jenis bahan peledak berdasarkan kekuatan ledak
3. Mengelompokkan bahan peledak berdasarkan penggunaan
4. Menjelaskan jenis dan tipe bahan peledak industri

PENDAHULUAN
Materi pelajaran teknik peledakan terdiri dari empat pokok bahasan, yaitu
bahan peledak, klasifikasi bahan peledak, peralatan dan perlengkapan peledakan
serta persiapan peledakan. Keempat pokok bahasan tersebut akan dibahas
secara rinci dalam empat modul. Pada modul ini akan dibahas mengenai
klasifikasi bahan peledak. Materi yang dibahas pada modul ini terdiri dari dua sub
bahasan, klasifikasi bahan peledak serta jenis dan tipe bahan peledak industri.
Modul ini berisikan materi, rangkuman materi dan soal-soal latihan untuk
menguji pemahaman siswa terkait materi yang sudah dipelajari. Materi yang
dibahas pada modul ini adalah pengenalan untuk bahan peledak. Diharapkan
setelah mempelajari modul ini, siswa mampu mencapai kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
Tujuan pekerjaan pemboran dan peledakan ialah Memecah atau
membongkar batuan padat menjadi material yang cocok untuk dikerjakan dalam
proses produksi berikutnya.
Tujuan perencanaan pemboran dan peledakan pada batuan: menghasilkan
batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi sesuai dengan tujuan
yang akan capai. Hasil peledakan ini sangat mempengaruhi produktivitas dan
biaya operasi berikutnya.Fragmentasi batuan dapat dikontrol dengan merubah
pola pemboran atau mengatur powder faktor atau menggunakan kombinasi kedua
faktor tersebut.Apabila derajat fragmentasi bertambah maka biaya pemboran dan
peledakan juga akan bertambah.Fragmentasi yang kecil akan meningkatkan
produktivitas, mengurangi keausan dan kerusakan peralatan sehingga
menurunkan biaya pemuatan, pengangkutan dan proses selanjutnya. Hal ini juga
akan mengurangi secondary blasting.
Untuk mencapai hasil optimal pada pekerjaan pemboran dan peledakan
diperlukan pengetahuan: Batuan dan struktur geologi, bahan peledak dan
perlengkapannya, teknik peledakan, merencanakan suatu pekerjaan peledakan
dan menghitung biaya peledakan.
https://theroris.files.wordpress.com/2012/07/070912_0450_blastingwor13.jpg?w=812

A. KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK


Saat ini terdapat berbagai cara dalam pengklasifikasian bahan peledak.
Bahan peledak dapat diklasifikasikan berdasarkan:
● Sumber energi
● Kecepatan reaksi 1
● Penggunaan
● Berdasarkan bentuk dan wujudnya
● Komposisi dan
● Kepekaannya.

1. Klasifikasi bahan peledak berdasarkan sumber energinya


J.J.Manon menglasifikasikan bahan peledak menjadi tiga golongan, yaitu

a. Bahan Peledak Mekanik (Mechanical Explosive)


Senyawa dalam bahan peledak mekanis akan segera bereaksi dan
berubah menjadi gas akibat suatu elemen panas yang dimasukkan ke
dalam bahan peledak tersebut. Contohnya adalah Cordox yaitu bahan
peledak yang terdiri dari suatu tabung dengan penutup yang mudah retak
yang berisi CO2 cair.

b. Bahan Peledak Kimia (chemical Explosive)


Bahan peledak kimia akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

c. Bahan Peledak Nuklir (Nuclear Explosive)


bahan peledak nuklir umumnya terbuat dari Plutonium, Uranium 235, atau
bahan-bahan sejenis yang mempunyai sifat atom aktif.

Pemakaian bahan peledak kimia lebih luas dibandingkan sumber energy


lainnya. Pertimbangan menggunakan bahan peledak kimia antara lain:
● Harga relative murah
● Penanganan teknis lebih mudah
● Lebih banyak variasi waktu tunda (delay time), dan
● Bahayanya lebih rendah dibandingkan nuklir.

2. Klasifikasi bahan peledak berdasarkan kecepatan reaksinya


a. Menurut R.L Ash, bahan peledak kimia dibagi menjadi:
1) Bahan peledak kuat (High explosive)
2) Bahan peledak lemah (Low explosive)

b. Menurut Anon (1977), bahan peledak kimia dibagi menjadi tiga jenis
seperti pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Klasifikasi Bahan Peledak Menurut Anon

No Jenis Reaksi Contoh

1 Bahan peledak lemah (low explosive) Deflagrate Black powder

2 Bahan peledak kuat (high explosive) Detonate NG. TNT, PETN

3 Blasting agent Detonate ANFO, Slurry, Emulsi

1) Bahan peledak kuat (high explosive)


Ciri-cirinya:
Memiliki kecepatan reaksi sangat tinggi yaitu 5000 – 24000 fps (1650
– 8000 m/s atau 1 – 6 mil/s).
Tekanan yang dihasilkan sangat tinggi yaitu 50.000 – 4.000.000 psi.
Sifat reaksinya detonasi atau meledak

Bahan peledak kuat dapat dibagi 2 yaitu:


a) Primary explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak bila
terkena api, benturan, atau gesekan. Misalnya PbN6, Hg(ONC)2.

b) Secondary explosive yaitu bahan peledak yang hanya akan meledak


apabila ada ledakan yang mendahuluinya seperti ledakan dari
sebuah detonator atau primer. Contoh bahan peledaknya yaitu TNT
dan PETN.
Tri Nitro Toluena (TNT)

TNT adalah singkatan dari senyawa kimia dengan nama IUPAC 2,4,6-Trinitrotoluene dan
rumus kimia C6H2(NO2)3CH3. Senyawa kimia ini memiliki warna kuning pucat. TNT
memiliki bentuk padat pada suhu normal dan akan melebur (menjadi wujud cair) pada
suhu 81 derajat celcius.

Dilihat dari struktur molekul kimianya, TNT mengandung senyawa karbon, nitrogen, dan
oksigen yang jika terbakar akan menghasilkan senyawa gas yang stabil (CO, NO2, dan
CO2) dan energi. Selain itu TNT memiliki kecepatan Detonasi (kecepatan gelombang
kejut yang dihasilkan sesaat setelah ledakan) sebesar 6.490 m/s, jika dibandingkan
dengan gasolin dengan kecepatan Detonasi hanya 1.680 m/s. Hal ini membuat TNT
cocok sebagai bahan peledak.

Sumber https://www.idntimes.com/science/discovery/deny-hung/fakta-tnt-bahan-peledak-yang-awalnya-digunakan-sebagai-cat-exp-c1c2/6

2) Bahan peledak lemah (Low Explosive)


Cirri-cirinya:
Memiliki kecepatan reaksi yang rendah yaitu kurang dari 5.000 fps
(< 1.650 m/s).
Tekanan yang dihasilkan kurang dari 50.000 psi.
Sifat reaksinya deflagrasi atau terbakar.
Umumnya digunakan pada tambang batubara.

3. Klasifikasi bahan peledak berdasarkan penggunaannya


Berdasarkan Keppres No. 5/ 1998 juga SK Menhankam No.
SKEP/974/VI/1998 membagi bahan peledak (eksplosive) menjadi dua
golongan besar yaitu:
a. Bahan peledak industry (komersial).
b. Bahan peledak militer.

1) Bahan peledak industry (komersial).


Bahan peledak komersial harus memiliki beberapa persyaratan,
antara lain:
Peka terhadap suatu reaksi : panas, getaran, gesekan atau
benturan
Mempunyai kecepatan detonasi tertentu (High And Low Explosive).
Memiliki daya tahan air terbatas ( Water Resistance)
Dapat disimpan dengan stabil
Menghasilkan gas-gas hasil peledakan dalam bentuk molekul lebih
stabil.
Memerlukan steaming / penyumbatan dalam penggunaannya

Macam-macam bahan peledak komersil:


● Dinamit, yang dikenal dengan nama Nitro Glycerin Based
Explosive, Blasting Agent, Dan Water Based Explosive.
● Bahan peledak pembantu antara lain primer (booster),
detonator, sumbu api, sumbu peledak, MS connector
(detonating delay) dan sejenisnya.

Kegunaan bahan peledak komersil antara lain:


● Pekerjaan tambang, yaitu untuk melepaskan batuan dari batuan
induknya serta untuk operasi penambangan minyak dan gas bumi.
● Pekerjaan umum, diantaranya
Untuk pembuatan jalan raya
Pembuatan jalan kereta api
Pembuatan lapangan terbang
Pembuatan terowongan
Pembuatan waduk dan irigasi
Pembersihan pelabuhan
Penghancuran bangunan tua.

2) Bahan peledak militer


Bahan peledak militer harus memenuhi beberapa persyaratan, antara
lain:
Harus memiliki daya hancur yang dahsyat
Tidak peka terhadap pukulan atau tumbukan
Tidak mudah terbakar
Dapat disimpan dengan stabil
Tidak menyerap air
Tidak reaktif terhadap logam
Dapat dibuat dengan cepat
Macam-macam bahan peledak militer:
● Isian utama (main Charges): TNT, RDX, PTEN,
TATP/triacetontriperoksida, Tetryl, Asam Pikrat, Amatol, Tritonal,
Pentolite, Pikratol, Amonal, Ednatol, Explosive D, Composition B,
HMK dan sejenisnya
● Isian pendorong (propellant):
Nitro glycerin based, seperti single base propellants,
doeble base propellants, extruded impregnated propellants
(EIP), dan sejenisnya
Composite, seperti Hydroxyl Terminated Poly Butadiene
(HTPB), Carboxyl Terminated Poly Butadiene (CTPB) Poly
Sulfide, Poly Urethane dan sejenisnya.
Kegunaan bahan peledak militer antara lain untuk latihan dan
operasi militer serta untuk destruksi / demolition.

4. Klasifikasi bahan peledak berdasarkan bentuk dan wujudnya


a. Bahan peledak serbuk
Contoh: Mesiu, Serbuk Petasan, Serbuk Hitan, ANFO, dan lainnya
b. Bahan peledak semi plastic
Contoh: Dinamit, Power Gel, Dya Gel, dan lainnya
c. Bahan peledak plastic
Contoh: bahan peledak emulsi, C1-C4, dan lainnya.

5. Klasifikasi bahan peledak berdasarkan komposisinya


a. Bahan peledak senyawa tunggal, yaitu bahan peledak yang terdiri dari
satu senyawa misal, PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri Nitro
Toluena).
b. Bahan peledak Campuran, yaitu bahan peledak yang ter diri dari
berbagai senyawa tunggal seperti: Dynamit (Booster) Black Powder,
ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).

6. Klasifikasi bahan peledak berdasarkan kepekaannya


a. Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang mudah meledak karena
adanya api, panas benturan , gesekan dsb à misal: bahan2 isian
detonator (PbN6, Hg(ONC)2
b. Non Initiating explosive, yaitu bahan peledak yang sukar meledak yang
akan meledak setelah terjadi peledakan sebelumnya, misal: ANFO,
Dynamit dsb.

B. JENIS DAN TIPE BAHAN PELEDAK INDUSTRI


1. Agen Peledakan (Blasting Agent)

Agen peledakan adalah campuran bahan kimia yang tidak diklasifikasikan


sebagai bahan peledak, dimana campuran tersebut terdiri dari bahan bakar
(fuel) dan oksida. Agen peledakan disebut juga dengan Nitrocarbonitrate
karena kandungan utamanya nitrat sebagai oksidator yang diambil dari
Ammonium Nitrat (NH4NO3) dan Karbon sebagai bahan bakar.
Keuntungan dari agen peledakan adalah aman dalam pengangkutan,
penyimpanan dan penanganannya murah. Agen peledakan mempunyai
ketahanan terhadap air yang buruk atau mudah larut dalam air, kecuali jika
sudah diubah kebentuk bahan peledak slurry atau watergel.sifat agen
peledakan sangat sulit untuk ditentukan secara tepat karena sifat tersebut akan
berubah tergantung dari ukuran butir bahan, densitas, derajat pengurungan
(confined degree), diameter muatan, kondisi air, coupling ratio, dan jumlah
primer.

a. Ammonium Nitrat (AN)


Ammonium nitrat (NH4NO3) merupakan bahan dasar yang berperan
sebagai penyuplai oksida pada bahan peledak. Sebagai penyuplai oksigen,
apabila suatu zat yang mudah terbakar dicampur dengan AN akan
memperkuat intensitas proses pembakaran dibandingkan jika dibakar pada
kondisi normal.
Ammonium nitrat tidak digolongkan kedalam bahan peledak, namun
bila dicampur atau diselubungi dengan zat yang mudah terbakar, maka AN
akan memiliki sifat bahan peledak dengan sensitifitas rendah. Sifat-sifat AN
yang penting untuk agen peledakan adalah:
● Densitas
● Porositas
● Ukuran partikel
● Tingkat kelarutan terhadap air
b. ANFO
ANFO adalah singkatan dari ammonium nitrat fue oil. Ammonium nitrat
(AN) sebagai pengoksida dan Fuel oil (FO) sebagai bahan bakar. Pada
tahun 1950-an, amerika masih menggunakan serbuk batubara sebagai
bahan bakar dan sekarang sudah diganti dengan bahan bakar minyak
khususnya solar.
Penggunaan serbuk batubara sebagai bahan bakar memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya:
● Preparasi membuat bahan peledak ANFO menjadi mahal
● Tingkat homogenitas campuran antara serbuk batubara dengan
dengan AN sulit dicapai
● Sensitifitas kurang
● Debu serbuk batubara berbahaya terhadap pernafasan pada saat
dilakukan pencampuran.
Minyak tanah atau bensin juga dapat digunakan sebagai bahan bakar,
namun terdapat beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan, yaitu:
● Akan menambah derajat sensitifitas, tetapi tidak memberikan
penambahan kekuatan (strength) yang berarti
● Mempunyai titik bakar rendah sehingga akan menimbulkan resiko
yang sangat berbahaya ketika dilakukan pencampuran dengan AN
atau pada saat operasi pengisian ke dalam lubang ledak. Bila
digunakan minyak sebagai FO pada ANFO, maka harus
o
mempunyai titik bakar lebih besar dari 61 C.
Penggunaan solar sebagai FO lebih menguntungkan dibandingkan
jenis FO lainnya karena:
● Harganya relative murah
● Pencampuran dengan AN lebih mudah untuk mencapai derajat
homogenitas
● Solar mempunyai viskositas relative lebih besar dibanding FO cair
lainnya sehingga solar tidak menyerap kedalam butiran AN tetapi
hanya menyelimuti bagian permukaan butiran AN saja
● Karena viskositasnya besar menjadikan ANFO bertambah
densitasnya
Komposisi bahan bakar yang tepat yaitu 5,7% atau 6% dapat
memaksimumkan kekuatan bahan peledak dan meminimumkan fumes.
Pada komposisi ANFO yang tepat dengan AN 94,3% dan FO 5,7% akan
diperoleh zero oxygen balance. Kelebihan FO disebut overfuelled akan
menghasilkan reaksi peledakan dengan konsentrasi CO berlebih,
sedangkan kekurangan FO atau underfuelled akan menambah jumlah NO2.

c. Slurries (Watergel)
Slurries dan Watergel memiliki arti yang sama yaitu campuran
oksidator, bahan bakar dan pemeka (Sensitizer) didalam media air yang
dikentalkan memakai gums, semacam perekat sehingga campuran
tersebutberbentuk jeli atau slurries yang mempunyai ketahanan terhadap
air sempurna. Sebagai oksidator, digunakan sodium nitrat atau ammonium
nitrat, bahan peledaknya adalah solar atau minyak diesel dan pemekanya
bisa berupa bahan peledak atau bukan bahan peledak yang diaduk dalam
15% media air.
Agen peledakan slurry yang mengandung bahan pemeka yang bukan
jenis bahan peledak misalnya Solar, Sulfur atau Aluminium, tidak peka
terhadap detonasi (Non-cap sensitive). Sedangkan slurry yang
mengandung bahan pemeka dari jenis bahan peledak seperti TNT akan
peka ternadap detonator (Cap sensitive). Jenis slurry cap sensitive bukan
agen peledakan namun benar-benar bahan peledak (Slurry explosive) dan
peka terhadap detonator. Slurry umumnya dikenal berdasarkan bahan
bakarnya seperti Aluminized Slurry, TNT Slurry, atau Smokeless Powder
Slurry.
d. Bahan peledak berbasis emulsi
Bahan peledak emulsi terbuat dari campuran antara fase larutan
oksidator berbutir sangat halus sekitar 0,001 mm (disebut Droplets) dengan
lapisan tipis matrik minyak karbonat. Emulsi disebut juga tipe air dalam
minyak (Water In Oil Emulsion). Emulsifier ditambahkan untuk
mempertahankan fase emulsi. Untuk membuat emulsi inui cukup sulit
karena untuk mencapai oxygen balance dibutuhkan 6% berat minyak
didalam emulsi harus menyelimuti 94% berat butir droplets.
Karena butiran oksidator terlalu halus, maka diperlukan peningkatan
kepekaan bahan peledak emulsi dengan manambahkan zat pemeka
(sensitizen) misalnya agen gassing kimia agar terbentuk gelembung udara
untuk menimbulkan fenomena hot spot. Zat pemeka lainnya adalah glass
microballons dan kadang ditambah pula dengan aluminium untuk
meningkatkan kekuatan. Konsistensi bahan peledak tergantung pada
karakteristik ketahanan fase emulsi dan efek emulsi tersebut terhadap
adanya perubahan viskositas yang merupakan fungsi dari pada waktu
penimbunan.

e. Bahan peledak heavy ANFO


Bahan peledak heavy ANFO adalah campuran emulsi dengan ANFO
dengan perbandingan yang bervariasi. Keuntungan dari heavy ANFO
sangat tergantung dari perbandingannya. Keuntungan penting dari
percampuran ini adalah:
● Energy bertambah
● Sensitifitas lebih baik
● Sangat tahan terhadap air
● Memberikan kemungkinan variasi energy disepanjang lubang ledak.

2. Bahan Peledak Berbasis Nitrogliserin

Kandungan utama dari bahan peledak ini adalah Nitrogliserin, Nitoglikol,


Nitrocotton Dan Material Selulosa. Nitrogliserin merupakan zat kimi berbentuk
cair yag tidak stabil dan mudah meledak sehingga penangkutannya sangat
beresiko tinggi. Upaya yang dilakukan untuk peningkayan keselamatan dalam
pengangkutan maupun pengemasan adalah dengan mencampur nitroglierin
dengan bahan yang mudah menyerap cairan seperti serbuk gergaji. Alfred
Nobel menemukan Kiieselguhr sebagai penyerap Nitrogliserin yang baik dan
hasil campurannya dinamakan bahan peledak dinamit.
Bahan peledak berbais Nitrogliserin memiliki sifat plastis yang konsisten,
berkekuatan yang tinggi, densitas tinggi dan ketahanan terhadap air sangat
baik sehingga dapat digunakan langsung pada lubang ledak yang berair.
Bahan peledak dikemas (dibungkus) oleh kertas yang mengandung
Polyethylene untuk mencegah penyerapan air dari udara bebas.
Kelemahan dari bahan peledak berbasis nitrogliserin antara lain:
Mengandung resiko kecelakaan tinggi pada saat pembuatan
dipabrik maupun pengangkutan
Sensitive terhadap gesekan sehingga sangat berbahaya
apabila tertabrak atau tergilas oleh kendaraan
Membuat kepala pusing
Tidak dapat digunakan pada lokasi peledakan yang
bertemperature tinggi
Biaya pembuatan tinggi

3. Bahan Peledak Permissible


Bahan peledak permissible adalah bahan peledak yang khusus digunakan
pada tambang batubara bawah tanah. Bahan peledak ini harus lulus beberapa
tahapan uji keselamatan yang ketat sbelum dipasarkan. Pengujian terutama
diarahkan pada keamanan peledakan dalam tambang batubara bawah tanah
yang umumnya berdebu agar bahan peledak tersebut tidak menimbulkan
kebakaran tambang.
Bahan peledak yang lulus uji akan diklasifikasikan kedalam “Permitted
Explosive” dengan rating P1 atau P5, dimana kode rating menunjukkan tingkat
kekuatan bahan peledak. Bahan peledak P1 dapat digunakan untuk
meledakan batubara keras, pembuatan vertical shaft, dan lubang bukaan
bawah tanah lainnya. Bahan peledak P5 lebih cocok untuk digunakan pada
tambang batubara bawah tanah yang berdebu.
Bahan peledak permissible bisa berbasis NG maupun emulsi. Komposisi
bahan peledak permissible ditambah dengan garam yang dapat menekan
temperature saat peledakan berlangsung, disebut fire Suppressant salts.
Derajat penekanan tersebut tergantung paada distribusi dan persentase garam
yng dapat memberikan jaminan keamanan agar tidak terjadi kebakaran debu
batubara pada udara ketika proses peledakan.
Cara lain untuk menekan temperature adalah dengan memanfaatkan
system pertukaran yang disebut Reinforced Safety. Bahan peledak ini biasanya
dibuat dengan persentase NG kecil ditambah dengan bahan bakar dan sodium
nitrat serta Ammonium Chloride. Hasilnya adalah Ammonium Nitrat sebagai
Oksidator dan Sodium Chloride akan menghasilkan daya pendingin yang
besar.

4. Bahan Peledak Black Powder


Black Powder atau Gun Powder pertama kali dibuat pada abad ke 13dan
digunakan untuk keperluan militer maupun pertambangan. Komposisi Black
Powder adalah Serbuk Batubara, Garam dan Belerang. Pada kondisi
terselubung, kecepatan rambat Black Powder bisa mencapai 100 ± 10 detik
per meter, tetapi tidak bisa meledak. Black powder diklasifikasikan sebagai
bahan peledak lemah (Low Explosive).
Kapabilitas black powder sangat dipengaruhi oleh cuaca yang
memperburuk kemampuan bakarnya. Setelah penemuan Nitrogliserin dan
bahan peledak berbasis emulsi, penggunaan Black Powder sebagai bahan
peledak utama dalam industry tambang menjadi tersingkirkan karena
kelemahannya tersebut. Saat ini Black Powder masih dimanfaatkan untuk
mengisi sumbu api atau sumbu bakar atau safety ruse untuk peledakan
dengan menggunakan detonator biasa.
Untuk keperluan militer, Black Powder digunakan sebagai mesiu didalam
selongsong peluru yang berfungsi sebagai pelontar proyektil peluru
(propellants)dan untuk keperluan piroteknik.

C. RANGKUMAN
1. Bahan peledak dapat diklasifikasikan berdasarkan:
Sumber energinya
Kecepatan reaksinya
Penggunaannya
Komposisinya
Wujud dan bentuknya
Kepekaannya
2. Berdasarkan sumber energinya, bahan peledak dibagi atas bahan
peledak mekanik, bahan peledak kimia dan bahan peledak nuklir.
3. Berdasarkan kecepatan reaksinya, bahan peledak dibedakan atas
bahan peledak kuat (High Explosive) dan bahan peledak lemah (Low
Explosive).
4. Berdasarkan penggunaannya, bahan pledak dibagi atas bahan
peledak komersil dan bahan peledak militer.
5. Berdasarkan komposisinya, bahan peledak dibagi atas
6. Berdasarkan wujud dan bentuknya, bahan peledak dibagi atas
7. Berdasarkan kepekaannya, bahan peledak dibagi atas
8. Bahan peledak industry terdiri atas
a. Agen peledakan (Blasting Agent)
1) Ammonium Nitrat (AN)
2) ANFO
3) Slurry atau Watergel
4) Bahan Peledak Berbasis Emulsi
5) Bahan Peledak Heavy ANFO
b. Bahan peledak berbasis Nitrogliserin
c. Bahan peledak Permissible
d. Black Powder

D. LATIHAN
Pilihlah satu jawaban A, B, C atau D yang kamu anggap benar!

1. R.L. Ash membagi bahan peledak menjadi …


A. Bahan peledak kuat dan blasting agent
B. Bahan peledak kuat, dan bahan peledak lemah
C. Bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir
D. Bahan peledak militer dan bahan peledak komersil

2. Berikut ini yang tidak termasuk sumber energi dari bahan peledak adalah
A. Mekanik C. Kimia
B. Nuklir D. Listrik

3. Bahan peledak yang memiliki kecapatan reaksi antara 5000-24000 fps


dikelompokkan kedalam
A. Bahan peledak lemah C. Blasting agent
B. Bahan peledak kuat D. Bahan peledak sedang

4. Berikut ini yang bukan merupakan bentuk dan wujud dari bahan peledak
adalah …
A. Bahan peledak serbuk C. Bahan peledak semi plastik
B. Bahan peledak plastic D. Bahan peledak padat

5. Bahan peledak yang kegunaannya untuk industri pertambangan adalah


bahan peledak …
A. Eksplosive C. Militer
B. Kimia D. Komersil

6. Bahan peledak senyawa tunggal dan bahan peledak campuran


dikelompokkan kedalam bahan peledak berdasarkan ….
A. Komposisinya C. Kepekaannya
B. Pemakaiannya D. Campurannya
7. Besar kecepatan reaksi bahan peledak lemah adalah …
A. Antara 5000 – 24.000 fps C. Kurang dari 8.000 m/s
B. Kurang dari 1.650 m/s D. Lebih dari 24.000 fps

8. Besar kecepatan detonasi bahan peledak kuat adalah …


A. Kurang dari 5.000 fps C. Antara 1.650 – 8.000 m/s
B. Kurang dari 1.650 m/s D. Antara 1.650 – 8.000 fps

9. Perhatikan pernyataan berikut!


1. Penggunaannya terbatas
2. Sangat peka dari segala aksi berupa panas, benturan dan gesekan
3. Sifatnya menghancurkan
4. Dipergunakan sebagai isian detonator
Pernyataan diatas merupakan cirri-ciri bahan peledak …
A. Initiator C. Industry
B. Komersil D. High explosive

10. Salah satu syarat bahan peledak militer adalah …


A. Peka terhadap suatu reaksi
B. Harus memiliki daya hancur yang dahsyat
C. Memerlukan steaming/ penyumbatan dalam penggunaanya
D. Dapat memledak tanpa casing/wadah tertentu

11. Salah satu contoh bahan peledak militer adalah …


A. ANFO C. Slurry
B. TNT D. Watergel

12. Bahan peledak militer digunakan untuk …


A. Konstruksi C. Destruksi atau demolition
B. pembuatan jalan raya D. Pembuatan waduk

13. Perhatikan pernyataan berikut:


1. Memiliki daya tahan air terbatas
2. Memerlukan steaming/penyumbatan dalam penggunaannya
3. Tidak peka terhadap pukulan atau tumbukan
4. Tidak reaktif terhadap logam
Yang merupakan persyaratan bahan peledak komersil adalah
A. 1 dan 2 C. 2 dan 3
B. 1 dan 3 D. 2 dan 4

14. Berikut ini yang termasuk bahan peledak komersil jenis blasting agent
adalah …
A. Slurry C. ANFO
B. TNT D. Water gel
15. Aman dalam pengangkutan, penyimpanan dan penanganannya mudah
merupakan keuntungan dari …
A. Ammonium nitrat C. ANFO
B. Blasting agent D. Heavy ANFO

16. Bahan dasar yang berperan sebagai penyuplai oksida pada bahan
peledak adalah …
A. Ammonium nitrat C. Fuel Oil
B. ANFO D. Slurry

17. Kegunaan dari ammonium nitrat pada bahan peledak adalah sebagai …
A. Bahan bakar C. Bahan peledak
B. Agen peledakan D. Penyuplai oksigen

18. Berikut ini merupakan sifat-sifat ammonium nitrat yang penting untuk agen
peledakan adalah kecuali …
A. Densitas C. Sensitifitas
B. Porositas D. Ukuran partikel

19. Perhatikan pernyataan berikut:


1. Harganya relative murah
2. Menambah derajat sensitifitas
3. Tinggat homogenitas campuran sulit dicapai
4. Memiliki visikositas relative lebih besar
Yang termasuk keuntungan dari pengunaan solar sebagai FO adalah …
A. 1 dan 3 C. 2 dan 3
B. 1 dan 4 D. 2 dan 4

20. Salah satu kelemahan penggunaan minyak tanah sebagai FO adalah …


A. Akan menambah derajat sensitifitas
B. Karena mempunyai visikositas relative lebih besar dibandingkan FO
cair lainnya
C. Preparasi membuat bahan peledak ANFO lebih mahal
D. Sensitifitas kurang

21. Komposisi bahan bakar ANFO harus tepat. Apabila terjadi underfuelled
maka, …
A. Akan menghasilkan reaksi peledakan dengan konsentrasi CO berlebih
B. Akan menambah jumlah NO 2

C. Akan diperoleh zero oxygen balance


D. Akan menambah jumlah NO

22. Bahan peledak yang merupakan campuran oksidator, bahan bakar dan
pemeka yang berbentuk jeli adalah …
A. ANFO C. Slurries
B. Nitrogliserin D. Emulsi

23. Jenis bahan bakar yang digunakan pada slurries adalah …


A. Minyak diesel C. Bensin
B. Minyak tanah D. debu batubara

24. Jenis bahan peledak emulsi disebut juga dengan tipe …


A. Watergel C. Water in oil
B. Oil in water D. Emulsifier
25. Perhatikan pernyataan berikut!
1. Energy bertambah
2. Sensitifitas lebih baik
3. Sangat tahan terhadap air
4. Memberikan kemungkinan variasi energy disepanjang lubang ledak
Pernyataan diatas merupakan keuntungan dari …
A. ANFO C. Slurries
B. Emulsi D. heavy ANFO

26. Berikut ini yang termasuk sifat bahan peledak berbasis Nitrogliserin
adalah …
A. Berkekuatan tinggi dan densitas tinggi
B. Kerkekuatan tinggi dan tidak tahan terhadap air
C. Bersifat plastis dan memiliki densitas rendah
D. Densitas rendah dan tahan terhadap air

27. Tujuan penambahan garam pada bahan peledak permissible adalah …


A. Untuk menambah temperature saat peledakan berlangsung
B. Untuk menekan temperature saat peledakan berlangsung
C. Agar tidak terjadi kebakaran
D. agar dapat memberikan jaminan keamanan

28. Komposisi utaman bahan peledak black powder adalah …


A. Debu Batubara, Garam dan Belerang
B. Debu batubara, Garam dan Solar
C. Debu batubara, Ammonium Nitrat dan Belerang
D. Ammonium Nitrat, Garam dan Belerang

29. Salah satu manfaat dari black powder adalah sebagai …


A. Pengisi bahan peledak C. Pengisi sumbu api atau sumbu bakar
B. Pengisi lubang ledak D. Bahan bakar

30. Kecepatan rambat bahan peledak black powder adalah …


A. 100 detik permeter C. 10 detik permeter
B. 100 ±10 detik permeter D. 10 ± 100 detik permeter

Anda mungkin juga menyukai