Anda di halaman 1dari 15

https://www.scribd.

com/doc/87001200/MAKALAH-TEKNIK-PELEDAKAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan


menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan
mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakaisesuai dengan metode
peledakan yang diterapkan.Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu
hendaknyaterlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan
(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakanberulang kali, misalnya blasting machine,
crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali
proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.Untuk setiap metode peledakan,
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda.

Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, makadibuat sistematika
berdasarkan tiap tiap metode peledakan dalam artibahwa perlengkapan dan peralatan
akandikelompokan berdasarkanmetodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh
bahaya.Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hatiagar tidak terjadi
kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus
mengerti benar tentang carakerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena
persiapanpeledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasilyang tidak
sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadapkeselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam
hal ini pemilihan metodepeledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan
jugaberpengaruh terhadap hasil yang dicapai.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Sejarah Perusahaan

Sejarah pendirian UBPE Pongkor ini dimulai ketika PT. Aneka TambangTbk., melalui salah
satu unit kerjanya (unit geologi) memulai eksplorasi padatahun 1974 sampai dengan tahun 1981 di
daerah Gunung Limbung, sebelahbarat Gunung Pongkor, dengan tujuan utamanya adalah mencari
cebakan bijihlogam dasar (base metal ) yang pada saat itu kebutuhannya masih sangat tinggi.Pada
akhir tahun 1979, saat eksplorasi di daerah Gunung Limbung, justrudiperoleh informasi adanya
mineralisasi sulfida pirit di daerah Gunung Pongkor.Selanjutnya pada tahun 1981 team unit geologi
melakukan reconnaissance (survei tinjau) ke daerah Gunung Pongkor dan menemukan urat kuarsa
dengankandungan logam Au = 4 ppm dan logam Ag = 126 ppm di lokasi Pasir Jawa.Dari hasil
tinjauan ini direncanakan untuk mengambil KP, yang mana didapatkanKP eksplorasi seluas 4.339 ha
(KP. DU 562/Jabar).Pada tahun 1983 sampai dengan tahun 1988 kegiatan eksplorasi disekitar Gunung
Pongkor ditangguhkan, hal ini disebabkan fokus perusahaanyang sedang mencari mineral logam
dasar.Pada tahun 1988 sampai dengan1991 dilaksanakan kegiatan eksplorasi lanjutan yang lebih
sistematis danlengkap sehingga ditemukan beberapa lokasi daerah prospek logam. Kemudianpada
tahun 1992, sambil meneruskan kegiatan eksplorasi, dilakukan studikelayakan tambang dan
perencanaan tambang yang dilanjutkan development.

Setelah melakukan studi kelayakan, PT. ANEKA TAMBANG Tbkmendapatkan Kuasa


Pertambangan Eksploitasi (KP DU 893/JABAR) seluas4.058 Ha yang berada dalam wilayah KP
eksplorasi DU 868/JABAR seluas8829.25 Ha. Dengan mendapatkan Kuasa Pertambangan
tersebut,pembangunan mulai dilakukan. Pertama kali yang di lakukan adalah pembuatan jalan masuk
Parempeng ke Pongkor sepanjang 12,5 km dan pembangunan fisikpabrik dengan kapasitas 2,5 ton
emas dan Tailing Dam.

Awal produksi bulan April tahun 1994 dan pada tahun yang sama pabrikpengolahan emas
digabung menjadi satu unit produksi dengan nama UnitPertambangan Emas (UPE) Pongkor.
Kemudian kegiatan penambangandiperluas ke daerah Ciurug dan dilakukan pembangunan pabrik
kedua untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5 ton emas pertahun. Pada tanggal 1Agustus
2000 UPE Pongkor mendapatkan Kuasa Pertambangan Eksploitasiyang baru yaitu KW 98 PP 0138
seluas 6.047 Ha. Kemudian PT. Antam Tbkmelakukan restrukturisasi dan mengubah Unit
Pertambangan Emas (UPE)Pongkor menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor .
2.2Definisi dan Jenis Bahan Peledak.

Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material(batuan) dengan


menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan.Suatu operasi peledakan batuan akan
mencapai hasil optimal apabilaperlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode
peledakan yangditerapkan.

Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yangdidefinisikan sebagai
suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuranberbentuk padat, cair, atau campurannya yang
apabila diberi aksi panas,benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi
kimiaeksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnyaberbentuk gas disertai
panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebihstabil.

Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000°C. Adapun tekanannya,
menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapailebih dari 100.000 atm setara dengan
101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang
ditimbulkan sekitar 25.000 MWatau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian
besar itubukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahanpeledak begitu
besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yangsangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 -
7500 meter per second (m/s). Olehsebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja
yang lambatlaun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2.3Reaksi dan produk peledakan

Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkankarena tergantung pada
kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yangmempengaruhi kualitas bahan kimia
pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan
kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi
danterakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut: Pembakaran
adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijagakeberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan
dari reaksi itu sendiri danproduknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur
oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material
yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukupdengan mengisolasi material yang terbakar dari
oksigen.

Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksidekomposisi


didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasimerupakan fenomena reaksi permukaan yang
reaksinya meningkat menjadiledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan
kecepatanrambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara(subsonic).
Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat darigas menjadi bervolume
lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efekmekanis yang merusak. Dari definisi tersebut
dapat tersirat bahwa ledakan tidakmelibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh
transfer energi kegerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas danbunyi
yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnyameledak, tangki BBM terkena
panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.d) Detonasi adalah proses kimia-fisika yang
mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar
yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula.

2.4 Klasifikasi Bahan Peledak

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahanpeledak


mekanik, kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak darisumber kimia lebih luas dibanding
dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan.
Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah,penanganan teknis lebih mudah, lebih
banyak variasi waktu tunda (delay time)dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Bahan
peledak permissibledalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena tidak semua merupakan
bahanpeledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara
ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak
kuatSampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada
umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.Menurut R.L. Ash (1962),
bahan peledak kimia dibagimenjadi. Bahan peledak kuat (high explosive) Bila memiliki sifat detonasi
ataumeledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s)Bahan peledak
lemah (low explosive) Bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000
fps (1.650 m/s).

2.5Sifat Bahan Peledak

Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu :Kekuatan (Strength)
Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengankandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak
tersebut dan merupakanukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja,
biasanyadinyatakan dalam %.

2.6Kecepatan Detonasi

Kecepatan Detonasi (velocity of detonation = VOD) merupakankecepatan gelombang


detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian bahanpeledak, dinyatakan dalam meter/detik.
kecapatannya tergantung dari : jenisbahan peledak (ukuran butir, bobot isi), diameter dodol (diameter
lubang leda
2.7Kepekaan (Sensivity)

Kepekaan (Sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukanoleh bahan peledak
untuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakankeseluruh isian. Kepekaan ini tergantung
pada : komposisi kimia, ukuran butir,bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur.Bobot Isi
Bahan Peledak(density) adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak,dinyatakan
dalam gr/cm3. Bobot isi ini biasanya dinyatakan dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau
loading density (de)Tekanan Detonasi (DetonationPressure) Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)
merupakan penyebarantekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan
dalamkilobar (kb).
BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pola Pemboran

Untuk membuat lubang maju dalam tambang bawah tanah atau tunnelperlu diciptakan suatu
bidang bebas (free face) untuk kebutuhan peledak. Untuk menambahkan free face dibutuhkan “Cut
Hole”. Cut Hole adalah suatulubang buka yang diciptakan pada suatu face yang tidak mempunyai free
face berupa lubang bor sedalam kemajuan yang diperoleh. Pola pemboran yangdigunakan dalam
persiapan peledakan tambang bawah tanah terdiri atas :

a. Wedge Cut atau V – Cut, yaitu pembuatan lubang tembak yang membentuksudut ± 600

terhadap bidang bebas (free face)

b. Pyramid Cut atau Diamond Cut, yaitu pola pemboran yang merupakan variasidari
wedge cut dimana ujung dari lubang ledak mengarah pada titik pusat dariface
yang berbentuk pyramid

Gambar 3.3Penampang atas Pemboran Pyramid Cut


Gambar 3.4Penampang Depan Pemboran Pyramid Cut
Gambar 3.5Penampang atas pemboran Fan Cut

c. Fan Cut, yaitu pola pemboran yang merupakan setengah dari wedge cut.Pola ini
sangat baik digunakan pada vein yang tipis.

Gambar 3.6Penampang Depan Pemboran Fan Cut

Gambar 3.7Penampang Pemboran Burn Cut

d.Burn Cut, yaitu pola peledakan dimana lubang ledak tegak lurus terhadapbidang vertikal
atau pada free face.

3.2 Metoda Peledakan Pada Underground Blasting

Metoda peledakan yang banyak dipakai dalam tambang bawah tanah(underground blasting)
adalah metoda smooth blasting, yaitu merupakan salah satu metoda dari contour blasting yang
bertujuan untuk memperhalus batasterluar atau keliling dari hasil peledakan.Smooth blasting telah
dikembangkan dan diteliti di Swedia tahun 1950 dantahun 60-an. Aplikasi dari metoda ini, yaitu dapat
dugunakan pada penggalian surface dan underground. Metoda ini dimanfaatkan dalam countur
blasting(dalam tambang bawah tanah digunakan untuk meledakkan wall and roof holes)yang
bertujuan untuk memperhalus permukaan hasil peledakan.

Dalam pelaksanaan metoda smooth blasting ini, untuk mendapatkan hasilyang baik maka
ratio S/B sebaiknya ≤ 0.8. Artinya burden sebaiknya lebih besar dari pada spasinya. Bahan peledak
baru telah dikembangkan untuk keperluansmooth blasting yang mempunyai diameter explosive kecil
dengan VOD rendahdan relative menghasilkan gas yang rendah, telah dicoba dan hasilnya sangatbaik.
Bahan peledak tersebut adalah Gurit, yaitu sebuah nitroglycerin sebagaiisian dasar yang mengandung
kieselguhr. Gurit tersedia dalam ukuran 11, 17dan 22 mm cartridges yang disesuaikan dengan aplikasi
dilapangan.Seperti yang telah dikatakan sebelumya, smooth blasting dilaksanakandengan special
bahan peledak dengan spasi yang lebih dekat. Berikut ini adalahtabel yang memberikan geometri
peledakan untuk tiap diameter perimeter holesyang berbeda-beda.

Tabel 3.1Geometri Peledakan Smooth Blasting

Perimeter ChargeConcentration( Charge Type Burden spasi


HoleDiameter kg/m)
(m)
25-32 0.11 11mm gurit 0.3-0.5 0.25-0.35
25-48 0.23 17 mm gurit 0.7-0.9 0.50-0.70
51-64 0.42 22 mm gurit 1.0-1.1 0.80-0.90
51-64 0.45 22 mm gurit 1.1-1.2 0.80-0.90

3.3Geometri Peledakan

Sebelum operasi pemboran dimulai penentuan letak lubang bor harusdievaluasi dengan hati-
hati agar diperoleh hasil yang optimum dari bahanpeledak yang dipilih. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam mendesainpeledakan antara lain :

➢Diameter lubang bor

➢Burden dan Spasi

➢Type bahan peledak yang akan digunakan.

Perbedaan utama antara peledakan terowongan dan peledakan jenjangadalah pada peledakan
terowongan peledakan dilakukan dengan mengarahpada satu bidang bebas (free face) yang dibuat
(Empty Hole) sedangkan padapeledakan jenjang peledakan dapat di desain menuju ke lebih dari satu
bidangbebas (free face).

3.3.1Desain guidelines

Dimensi yang digunakan dalam perencanaan peledakan terowongandapat diintruksikan secara


geometris pada gambar 3.8. yang terdiri atas Floor holes, Wall holes, Cut hole, Stoping hole dan Roof
holes.Dalam mendesain suatu peledakan (penentuan spasi dan burden), makabagian-bagian tersebut
diatas harus diperhitungkan dengan baik yang mengacupada besarnya diameter “Empty Hole” yang
berfungsi sebagai free face.

Gambar Dimensi Bidang Lubang Ledak

3.3.2Diameter Empty Hole

Pemilihan diameter empty hole tergantung pada tingkat kemajuanterowongan yang


dinginkan. Semakin besar kemajuan terowongan yangdinginkan maka semakin besar
diameter empty hole yang diperlukan. Besarnyaukuran diameter empty hole dapat dilihat dari
grafik atau jika mempergunakanbeberapa empty holer diameter khayalnya dapat dihitung
dengan mempergunakan rumus : D = d n

Dimana : D = Besarnya diameter khayal empty holed= Diameter lubang bor n= Jumlah
lubangDalam usaha menghitung burden dikotak pertama, jika menggunakansatu empty hole
maka diameter yang digunakan adalah diameter empty hole itusendiri, tetapi jika
menggunakan lebih dari satu empty hole maka yang digunakanadalah diameter khayal.

3.3.3Desain Cut Hole

Jika kita melihat grafik 7.10 kita menemukan jarak antara lubang ledakdan empty hole
sebaiknya tidak lebar dari 1.5 φ untuk menghasilkan peledakanyang baik. Jika jaraknya lebih
panjang, hanya terdapat keruskan tetapi jika jaraknya lebih pendek resikonya besar karena
lubang ledak dan empty hole akan bertemu.
Gambar Hubungan Antara Jarak Lubang Ledak Dengan
Empty HoleSerta Hasil Peledakannya dan desain cut hole

A. Desain Square I

Jadi posisi lubang ledak di kotak pertama dapat ditunjukkan sebagai :Dimana a = C – C jarak
antara lubang ledak dengan empty hole φ = Diameter empty hole

Dalam kasus ini beberapa empty hole hubungannya dapat ditunjukkan sebagai :

a1 = 1.5

DW1= a 2

Dimana: a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak

D = Diameter Khayal

W = Jarak antar lubang ledak

Parameter yang perlu diketahui dalam menentukan jumlah pengisianbahan peledak (Q) pada
cut holes terdiri atas stemming dan konsentrasipengisian bahan peledak (lc). Konsentrasi
pengisian bahan peledak yang dipakaipada kotak pertama dapat dilihat dari grafik 7.12.

Stemming Kotak Pertama (ho) = a


Jadi , Q = lc (H - ho)

Dimana : Q= Jumlah pengisian bahan peledak, kgl

c= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m

H= Kedalaman lubang ledak, m

Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak pertama adalah :

a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak

W= Jarak antar lubang ledak

Q= Jumlah bahan peledak

Grafik Konsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum Jarak C – C (m)Untuk Diameter Empty
Hole Yang Berbeda-Beda

B. Desain Square II

B1= W1

a2= 1.5 W1

W2= 1.5 W1 2

Dimana a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledakW = Jarak antar
lubang ledakB = BurdenKonsentrasi pengisian bahan peledak yang dipakai pada kotak kedua
dankotak berikutnya dapat dilihat dari grafik 7.13.
Stemming Kotak Kedua (ho) = 0.5 x B

Jadi, Q = lc(H - ho)

Dimana : Q= Jumlah pengisian bahan peledak, kgl

c= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m

H= Kedalaman lubang ledak, m

Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak kedua dan kotakberikutnya
adalah :B = Burden

W= Jarak antar lubang ledak

Q= Jumlah bahan peledak

C. Desai Square III

B2= W2

a3= 1.5 W2

W3= 1.5 W2 2

Jumlah pengisian bahan peledak pada kotak ketiga ini caranya samadengan penentuan jumlah
pengisian bahan peledak pada kotak kedua.

D. Desain Kotak IV

B3= W3

a4= 1.5 W3

W4= 1.5 W3 2
Gambar geometri peledakan pada cut hole

Jika jarak antara lubang ledak (W) terlalu lebar dan burden (B)berdasarkan rumus diatas
sama dengan (W) sehingga besar pada cutholes lebih besar dari burden pada stoping, maka
burden pada cutholes dan perhitungan jumlah bahan peledak yang dipakai harus
diatursehingga sama dengan stoping holes.

Pada umumnya bahan peledak yang digunakan dalam tambang bawahtanah (peledakan
terowongan) adalah bahan peledak yang telah dikemas dalam bentuk paper cartridge atau
plastic tube yang telah memepunyai diameter (mm)dan charge concentration (kg/m)
tertentu.Bahan peledak yang sering digunakan adalah Emulite, Dynamex, danANFO, yang
dipakai untuk meledakkan cut holes, stoping holes dan floor holes.Sedangkan untuk
meledakkan wall holes dan roof holes bahan peledak yangiasa dipakai adalah Gurit.

3.3.4Desain Stoping

Setelah cut holes telah dihitung, sisa dari geometri tunel yang terdiri atasfloor holes, wall
holes, roof holes, stoping holes dapat dihitung.Untuk menghitung burden (B) dan mengisi
setiap bagian yang berbedapada tunnel dapat dilihat dari grafik 3.4 yang dapat digunakan
sebagai dasar.

Burden Dalam Hubungannya Dengan Konsentrasi Pengisian


Bahan PeledakUntuk Diameter Lubang Ledak Dan Bahan Peledak Yang Berbeda

Bila burden (B), kedalaman lubang ledak (H) dan konsentarasi bottomcharge (lb) telah
diketahui, tabel dibawah ini akan memberikan geometripemboran dan pengisian handak
disetiap bagian dari tunnel.

Part of The Burden(m) Spacing(m) ChargeConcentration Stemming(m)


Round Bottom(kg/m) Column(kg/m)

Heigth
Bottom
Charge(m)
Floor 1xB 1.1 x B B1/3 x H lb 1.0 x lb 0.2 x B
Wall 0.9 x B 1.1 x B B1/6 x H lb 0.4 x lb 0.5 x B
Roof 0.9 x B 1.1 x B B1/6 x H lb 0.3 x lb 0.5 x B
Stoping :
B1/3 x H lb 0.5 x lb
Upwards 1xB 1.1 x B 0.5 x B
B1/3 x H lb 0.5 x lb
Horizontal 1xB 1.1 x B 0.5 x B
B1/3 x H lb 0.5 x lb
Downwards 1 x B 1.2 x B 0.5 x B
Tabel .Geometri Peledakan Pada Stoping Hole

BAB IVKESIMPULAN

4.1Kesimpulan

Dari penjelasan di atas mengenai peledakan maka dapat ditarikkesimpulan bahwa proses
peledakan didalam dunia pertambangan sangatpenting sekali demi berjalannya proses gali
yang bagian dari proses industrypertambangan. Kita tahu bahwa peledakan sendiri dilakukan
apabila materialyang akanb kita gali sudah tidak memungkinkan dengan alat gali mekanis
jadidilakukan proses peledakan. Jenis jenis bahan peledak itu sendiri sangatbervariasi
macamnya dari mulai ANFO, dinamit dan banyak lagi macamnya Jenis jenis bahan peledak
itu sendiri sangat bervariasi macamnya dari mulai ANFO,dinamit dan banyak lagi
macamnya. Dan tentang peledakan dan meode yangdigunakan di tambang ANTAM sangat
bermacam – macan sekali metodenya,sesuai dengan kebutuhan yangh digunakan. Oleh sebab
itu kita sebagai ahlitambang sudah seharusnya memepelajari tentang teknik peledakan dan
carapeledakanitu sendiri

Anda mungkin juga menyukai