1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari kerja praktek ini adalah:
1. Menguraikan Jenis Bahan Peledak yang digunakan
2. Menentukan berapa banyak bahan peledak yang akan digunakan
3. Menentukan tahap pencampuran bahan peledak
Untuk mencapai lokasi penambangan PT. Bagus Jaya Abadi dapat ditempuh
melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat
dengan jarak tempuh dari Aimas kurang lebih 32 km.
1.4.3 Vegetasi
Vegetasi pada daerah penambangan PT. Bagus Jaya Abadi yaitu didominasi
oleh tumbuhan kelapa, pohon matoa, pohon gersen, pohon pisang dan alang-
alang.
2. Startigrafi
Secara regional stratigrafi daerah penambangan PT. Bagus Jaya Abadi
berada pada formasi Tmdo (batuan gunung api tidore) dengan struktur batuan
lava, breksi lava, tufa, andesit sampai basalt dan batuan gunung api klastika.
Formasi Tmdo yang berumur miosen memiliki ketebalan 1000m.
2022
Kegiatan
Maret April Mei Juni
Studi Literatur
Pemgambilan data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan KP
Tabel 1.2 Waktu Kerja Perusahaan (Sumber PT. Bagus Jaya Abadi)
2.1 Peledakan
Peledakan adalah kegiatan yang memecah atau membongkar batuan padat
atau material berharga yang bersifat kompak dari batuan induknya menjadi
material yang sesuai untuk di produksi. Tujuan peledakan pada batuan yaitu untuk
menghasilkan batuan lepas, yang dinyatakan dalam derajat fragmentasi sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Hasil peledakan ini sangat mempengaruhi
produktifitas.
2.3.1 Densitas
Densitas secara umum adalah angka yang menyatakan perbandingan berat
per volume. Pernyataan densitas pada bahan peledak dapat mengekspresikan
beberapa pengertian yaitu:
1. Densitas bahan peledak adalah berat bahan peledak per unit volume
dinyatakan dalam satuan gr/cc.
2. Densitas pengisian (loading density) adalah berat bahan peledak per meter
kolom lubang tembak (kg/m)
3. Cartridge count atau stick count adalah jumlah cartridge (bahan peledak
berbentuk pasta yang sudah dikemas) dengan ukuran 1¼” x 8” di dalam
kotak seberat 50 lb atau 140 dibagi berat jenis bahan peledak.
Densitas bahan peledak berkisar antara 0,6 – 1,7 gr/cc, sebagai contoh
densitas ANFO antara 0,8 – 0,85 gr/cc. Biasanya bahan peledak yang mempunyai
densitas tinggi akan menghasilkan kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi.
Bila diharapkan fragmentasi hasil peledakan berukuran kecil-kecil diperlukan
bahan peledak dengan densitas tinggi; bila sebaliknya digunakan bahan peledak
dengan densitas rendah. Demikian pula, bila batuan yang akan diledakkan
berbentuk massif atau keras, maka digunakan bahan peledak yang mempunyai
densitas tinggi; sebaliknya pada batuan berstruktur atau lunak dapat digunakan
bahan peledak dengan densitas rendah.
2.3.2 Sensitifitas
Sensitifitas adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan inisiasi
bahan peledak atau ukuran minimal booster yang diperlukan. Sifat sensitifitas
bahan peledak bervariasi tergantung pada kompisisi kimia bahan peledak,
diameter, temperature, dan tekanan ambient.
2.3.3 Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance)
Ketahanan bahan peledak terhadap air adalah ukuran kemampuan suatu
bahan peledak untuk melawan air disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau
efisiensi. Apabila suatu bahan peledak larut dalam air dalam waktu yang pendek
(mudah larut), berarti bahan peledak tersebut dikatagorikan mempunyai ketahanan
terhadap air yang “buruk” atau poor, sebaliknya bila tidak larut dalam air disebut
“sangat baik” atau excellent. Contoh bahan peledak yang mempunyai ketahanan
terhadap air “buruk” adalah ANFO, sedangkan untuk bahan peledak jenis emulsi,
watergel atau slurries dan bahan peledak berbentuk cartridge “sangat baik” daya
tahannya terhadap air. Apabila di dalam lubang ledak terdapat air dan akan
digunakan ANFO sebagai bahan peledaknya, umumnya digunakan selubung
7angka7 khusus untuk membungkus ANFO tersebut sebelum dimasukkan ke
dalam lubang ledak.
2. Low Explosive
Low explosive adalah bahan peledak yang memiliki daya ledak rendah
dengan kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400 – 800 m/s.
Bandingkan dengan bahan peledak high explosive yang mempunyai kecepatan
detonasi antara 1.000-8.500 meter per detik. Bahan peledak low explosive ini
sering disebut propelan (pendorong). Sebab, jenis bahan peledak tersebut banyak
digunakan sebagai propelan peluru dan roket. Jenis bahan peledak low explosive
yang dikenal adalah black powder (gun powder) dan smokeless powder. Bagi
masyarakat Indonesia, black powder tersebut banyak digunakan sebagai pembuat
petasan di kalangan masyarakat Pasuruan dan sekitarnya. Bahan peledak ini
digunakan sebagai bahan pembuatan mercon banting serta bom ikan. Black
powder adalah jenis bahan peledak tertua, yang ditemukan oleh bangsa China
pada abad ke-9, sebagai bahan pembuatan petasan dan kembang api. Black
powder saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket signal,
petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.
Menggunakan bahan bakar minyak selain solar atau minyak disel, misalnya
minyak tanah atau bensin dapat juga dilakukan, namun beberapa kelemahan harus
dipertimbangkan, yaitu:
1. Akan menambah derajat sensitifitas, tapi tidak memberikan penambanhan
kekuatan (strength) yang berarti,
2. Mempunyai titik bakar rendah, sehingga akan menimbulkan resiko yang
sangat berbahaya ketika dilakukan pencampuran dengan AN atau pada saat
operasi pengisian ke dalam lubang ledak. Bila akan digunakan bahan bakar
minyak sebagai FO pada ANFO harus mempunyai titik bakar lebih besar
dari 61 C.
Oksidator
Reduktor
Asetilen Karbid
Benzen Metanol
C. Katalisator
Bahan tambahan sebagai katalisator merupakan bahan kimia yang dapat
mempercepat proses reaksi peledakan, menimbulkan efek bakar, efek racun dan
panas yang tinggi. Jenis-jenis katalisator dapat dilihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Jenis-jenis Katalisator
Katalisator
Termit Fe2O3
2.8 Perlengkapan Peledakan
Perlengkapan peledakan adalah komponen peledakan yang hanya dapat
dipakai satu kali peledakan. Perlengkapan peledakan itu antara lain :
2.8.1 Detonator
Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk
letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap
bahan peledak peka detonator atau primer. Kekuatan detonator ditentukan oleh
isian bahan galian. Ada beberapa macam detonator, antara lain :
A. Detonator Biasa
Detonator biasa adalah jenis detonator yang penyalaannya dengan api atau
panas yang dihantarkan melalui sumbu bakar, jadi dapat dikatakan bahwa
detonator biasa selalu digunakan bersama-sama dengan sumbu bakar.
Adapun keuntungan menggunakan detonator biasa adalah:
1) Cukup kuat terhadap gesekan
2) Kedap terhadap air dan minyak
3) Bila terdapat pengaruh tekanan dari luar misalnya pengaruh stemming yang
terlalu padat, maka penurunan kecepatan rambat api didalam sumbu tidak
lebih dari 10%.
4) Variasi cepat rambat 85-160 detik/meter
B. Detonator Listrik
Detonator listrik merupakan jenis detonator yang penyalaannya dengan arus
listrik yang dihantarkan melalui kabel khusus, untuk itu pada kedua ujung kabel
kedalam tabung detonator listrik dilengkapi dengan jenis kawar yang halus.
Detonator ini cocok untuk menyalakan peledakan tunggal atau beberapa
peledakan beruntun dalam satu ronde.
Alat pemicu pada peledakan listrik dinamakan blasting machine (BM) atau
exploder merupakan sumber energi penghantar arus listrik menuju detonator dan
detonator listrik ini dilengkapi dengan dua kawat yang dinamakan leg wire. Cara
kerja BM pada umumnya didasarkan atas penyimpanan atau pengumpulan arus
pada sejenis kapasitor dan arus tersebut dilepaskan seketika pada saat yang
dikehendaki. Pengumpulan arus listrik dapat dihasilkan malalui:
1. Gerakan mekanis untuk tipe generator, yaitu dengan cara memutar engkol
(handle) yang telah disediakan. Putaran engkol dihentikan setelah lampu
indikator menyala yang menandakan arus sudah maksimum dan siap
dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah jarang digunakan.
2. Melalui baterai untuk tipe kapasitor, yaitu dengan cara mengontakkan kunci
kearah starter dan setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus
sudah terkumpul maksimum dan siap dilepaskan.
C. Detonator Nonel
Detonator nonel merupakan jenis detonator yang cara penyalaannya bukan
dengan api atau panas(sumbu bakar) atau dengan arus listrik, tetapi dengan
detonasi yang dihantarkan dengan suatu pipa plastik kecil (3 mm) yang berisi
suatu bahan yang sangat mudah bereaksi. Bahan isian yang sangat mudah
bereaksi. Bahan isian pipa plastik ini menghantarkan gelombang detonasi sampai
2000 m/detik (6000 Feet/second), atau dapat dikatakan bahwa detonator ini
diinisiasi oleh signal yang menimbulkan gelombang kejut yang menghasilkan gas
yang panas. Adapun keuntungan dari detonator nonel adalah :
1. Relatif aman terhadap kilat
2. Anan terhadap pengaruh listrik dan gelombang radio
3. Pipa plastiknya cukup kuat terhadap gesekan dan pukulan.
Maka dari data yang diketahui, kita dapat menghitung muatan lubang lebak
dalam setiap lubang ledak yang tersedia, adapaun perhitungan nya sebagai
berikut:
1. Untuk menghitung Volume
V = π r2 t
= 3.14 x (0.72/2)2 x 1
= 0.453 m3/m
= 453.416 cm3/m
2. Menghitung banyaknya bahan peledak tiap lubang
Banyak bahan peledak = Densitas x Volume x Kedalaman Lubang
= 0.80 gr/cc x 453.416 cm3/m
= 362.733 gr/m
= 0.363 kg/m
Pada tiap lubang memiliki kedalaman 6 meter, maka akan di kalikan 6
= 0.363 kg/m x 6 m
= 2.176 kg/lubang.
2. Blasting Machine
Blasting Machine merupakan alat ledak yang berfungsi sebagai penghasil
arus listrik untuk meledakkan detonator listrik