Bahan peledak telah dikenal manusia sejak abad ke 13 oleh bangsa Cina
jaman dinasti Sung,terutama sebagai mesiu atau serbuk hitam, yang
dikenal dengan nama black powder. RogerBacon (1242) telah menulis
formula dari black powder. Berthold Schwarz (1300) juga menulis tentang
black powder sebagai senjata api. Tiga abad kemudian Kasper Weindl
(1627), untuk pertama kalinya black powder digunakan pada operasi
penambangan di Hungaria. Amerika ( 1675) membangun pabriknya di
Massachusetts. Selanjutnya Inggris (1689) menggunakan bahan ini untuk
penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland (1696)
menggunakannya untuk konstruksi jalan.Sedangkan di Amerika (1705)
digunakan untuk penambangan tembaga..Perang dunia I (1917)
menghabiskan sebanyak kurang lebih 115.000 ton black powder,akhirnya
pada tahun 1940 pemakaian black powder berkurang dan banyak pabrik
tutup,selanjutnya bahan ini jarang digunakan dalam dunia pertambangan
dan diganti bahan peledak lain yang lebih aman dan ekonomis, sementara
untuk keperluan militer masih dipakai sebagai mesiu (proyektil peluru).
Bahan peledak black powder terindikasi oleh pihak penyidik kepolisian
sebagai bahan peledak lemah (low explosive) yang digunakan oleh pelaku
terror bom untuk mengeksekusi hotel JW. Marriott dan Ritz Carlton
beberapa waktu lalu.Apapun jenis dan bentuk bahan peledaknya yang
jelas sifat utama bahan peledak adalah tetap berbahaya bagi keselamatan
orang-orang yang berada disekitarnya dan efeknya dapat merusak dan
membunuh, apabila ditangani oleh orang-orang yang mempunyai niat
untuk suatu kejahatan.
2. SIFAT UMUM BAHAN PELEDAK
a) KEKUATAN/STRENGTH
b) BERAT JENIS/DENSITY
c) KEPEKAAN/SENSITIVITY
d) CEPAT RAMBAT/VELOCITY OF DETONATION
e) SIFAT GAS BERACUN/FUMES CHARACTER
f) DAYA TAHAN TERHADAP AIR/WATER RESISTANCE
g) KEBOLEHAN/PERMISSIBILITY
h) STABILITAS KIMIA/CHEMICAL STABILITY
i) KEMASAN/PACKAGING
a) KEKUATAN/STRENGTH
Adalah jumlah energi yang dilepaskan saat peledakan
Cara pengukuran kekuatan :
1. Weight Strength, berdasarkan berat jenis bahan peledak
2. Volume Strength, berdasarkan volume bahan peledak
b) BERAT JENIS/DENSITY
Adalah berat per satuan volume.
Density bisa dinyatakan dalam 3 (tiga) cara:
1. Berat per unit volume
2. Loading density (berat bahan peledak per unit panjang kolom isian,
lb/ft)
3. Cartidge count, banyaknya cartridge atau batang bahan peledak
dengan ukuran 1 x 8 in dalam peti seberat 22,5 kg
c) KEPEKAAN/SENSITIVITY
Adalah ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakkan dari bahan
2. Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah bahan
peledak kuat dengan VoD tinggi, fungsinya adalah menerima gelombang
kejut dan meledak dengan kekuatan besarnya tergantung pada berat isian
dasar tersebut.
Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian
dasarnya. Jenis-jenis detonator :
1.
Detonator biasa (plain detonator)
2.
Detonator listrik (electric detonator)
3.
Detonator nonel (nonel detonator)
4.
Detonator elektronik (electronic detonator)
2. Sumbu Peledakan Yang dimaksud dengan sumbu peledakan disini
adalah sumbu api dan sumbu ledak. Sumbu api adalah sumbu yang
disambung ke detonator biasa pada peledakan dengan menggunakan
detonator biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu api merupakan pasangan
detonator biasa, karena detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa
sumbu. Fungsi sumbu api adalah untuk merambatkan api dengan
kecepatan tetap pada detonator biasa. Sedangkan sumbu ledak adalah
sumbu yng pada bagian intinya terdapat bahan peledak PETN. Fungsi
sumbu ledak adalah untuk merangkai suatu sistem peledakan tanpa
menggunakan detonator didalam lubang ledak. Sumbu ledak mempunyai
sifat tidak sensitive terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik
statis.
6. CARA MELAKUKAN PELEDAKAN
Cara melakukan peledakan
1. Peledakan bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam
lubang atau sumur dangkal untuk menimbulkan getaran guna
penyelidikan geofisika cara seismik bias.
2. Peledakan bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder
untuk pengecilan ukuran bongkah batuan dengan cara membuat lobang
tembak berdiameter kecil dan diisi sedikit bahan peledak
3. Peledakan di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi
seismik di permukaan bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara
4. Peledakan lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang
dilakukan di luar jam gilir kerja
5. Peledakan lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara
peledakan jenjang kuari atau tambang terbuka dengan menggunakan
lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan tinggi jenjang
6. Peledakan parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam
pembuatan parit
7. Peledakan teredam (cushion blasting)merupakan Cara peledakan
dengan membuat rongga udara antara bahan peledak dan sumbat ledak
atau membuat lubang tembak yang lebih besar dari diameter dodol
sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut
6.1 TAHAP PERSIAPAN
Setelah mempelajari pengertian dan klasifikasi bahan peledak kita
memasuki tahapan persiapan peledakan.Dalam pekerjaan peledakan
perlu diperhatikan faktor faktor efisiensi hasil produksi,keselamatan
=
=
Volume
Burden
Tinggi
batuan
semu
Jenjang
(m)
(m)
yang
;
(m 3)
diledakkan,
S
atau
=
(H-J)
Spacing
x
Sin
(m)
Pemakaian
Bahan
Peledak
Bahan peledak yang dipakai perusahaan saat ini adalah ANFO dari PT.
Dahana, Tasikmalaya. Dengan perbandingan 94,5% berat AN (Amonium
Nitrat) berbentuk butiran dan 5,5% FO (Foil Oil). Sebagai primer
digunakan powergel magnum 3151 dengan kekuatan 80% berbentuk
dodol dengan ukuran berat 1 batang adalah 0,154 kg. Pemakaian bahan
peledak untuk setiap kali peedakan adalah tidak sama, tergantung dari
jumlah
lubang
ledak
Pola
yang
diledakkan.
Penyalaan
Pola penyalaan yang diterapkan dilapangan CV. Gunung Batujajar saat ini
adalah peledakan secara 5 atau 6 lubang ledak dalam satu row hingga
lubang tembak yang diinginkan. Hal ini sangat berpengaruh sekali dengan
keadaan lingkungan, dimana lokasi peledakan tidak berapa jauh dari
pemukiman penduduk dan diakibatkan getaran terlalu tinggi apabila
peledakan 7 lubang ledak keatas sekaligus. Dimana rumah penduduk
berada
di
antara
radius
Letak
350
meter.
Primer
pada
Primer
ditempatkan
harus
bagian
bawah
pada
titik
bottom
yang
primming).
paling
terkurung
dan
ditempatkan pada lapisan batuad yang lebih keras. Letak primer ini akan
menentukan bagian jenjang yang akan ditekan dan dipindahkan. Dimana
primer
ini
berfungsi
Pembongkaran
Hasil
dari
untuk
dan
peledakan
menerima
penggalak
Pemuatan
berupa
dari
Hasil
detonator.
Peledakan
bongkahan-bongkahan
yang
masih
digunakan
Hydrolic
Pengangkutan
Excavator
Material
atau
(Backhoe)
Hasil
CAT
322.
Peledakan
sistem
pulang
pergi
melalui
satu
jalan,
setelah
jalan
6.3
yang
PEKERJAAN
Sesudah
peledakan,
sama.
SETELAH
maka
yang
PELEDAKAN
harus
dilakukan
adalah
dalam
jangka
waktu
30
menit
- Setelah melampaui batas waktu tersebut maka juru ledak harus terlebih
dahulu memeriksa dan membuktikan bahwa daerah tersebut sudah bebas
dari
pengaruh
gas-gas
yang
berbahaya,
misfire
dan
batu-batu
tempat
kerja
tersebut.
- Pada lubang ledak yang misfire harus diberi tanda dengan menutup
lubang ledak tersebut dengan sumbat/ tongkat kayu yang dapat dilihat
dengan jelas dan tidak dibenarkan mengorek keluar material stemming
lubang
ledak
tersebut.
Kepala
Teknik
Tambang.
DALAM
Keselamatan
PELEDAKAN
Kerja
ANFO
Ammonium
Ammonium
Nitrate-Fuel
Oil
Bahan
peledak
ANFO
Nitrate-Fuel
Oil
merupakan
bahan
peledak
yang
Peledak,
7.2
Detonator.
Kecelakaan
Kerja
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak
diharapkan karena
penderitaan
bagi
yang
mengalaminya
sebenarnya
Lingkungan
Hidup
lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa temanteman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang
ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah
serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik
berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai
macam benda mati yang ada di sekitar. industri pertambangan dalam
banyak kasus memiliki posisi dominan dalam pembangunan sosio-
ekosistem
penambangan
dapat
hutan.
Apabila
menyebabkan
tidak
dikelola
kerusakan
dengan
lingkungan
baik,
secara
semula.
8.
KESIMPULAN
Bahan peledak adalah Zat yang berbentuk padat, cair, gas ataupun
campurannya yang apabila terkena suatu aksi, berupa panas, benturan,
tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik maupun
kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Memberikan suasana kerja atau
lingkungan yang aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan
dan bebas dari segala bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat,
material
ataupun
metode
kerja
pada
saat
dilakukannya
operasi
peledakan.
PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/93327671/PELEDAK
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CC0QFjAA&url=http
%3A%2F%2F180.245.203.132%2Fpower_point%2FPENGETAHUAN
%2520DASAR%2520BAHAN%2520PELEDAK
%25201.ppt&ei=3ROvUPaPHoerrAecoYD4Dw&usg=AFQjCNFYJFN4JBbSKY7
XNvF1Yvofb8_QMw
http://www.miningsite.info/bahan-peledak
http://tambangunsri.blogspot.com/2011/05/peledakan-tambang.html
http://tambangunsri.blogspot.com/2011/08/blasting.html
http://akubernapas.blogspot.com/2009/06/bahan-explosive.html
http://suyitno01.wordpress.com/pertambangan/peledakanblasting/pengetahuan-dasar-bahan-peledak-komersil/
http://kasmui.blog.com/archives/213/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.explosives.org/index.php/component/banners/click/10
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.infoplease.com/encyclopedia/science/explosiveapplications-explosives.html
http://www.anekatambang.net/berita-tambang/istilah-populer-duniapertambangan.html
http://www.miningsite.info/bahan-peledak
http://www.scribd.com/doc/42119480/MAKALAH-TEKNIK-PELEDAKAN
http://www.scribd.com/doc/95553765/PENANGANAN-BAHAN-PELEDAK
http://geotambang.blogspot.com/
http://selvifoni.blogspot.com/2012/05/metoda-penambangan.html
http://migasnet05niko8045.blogspot.com/2010/01/bagaimana-eksplorasidan-eksploitasi.html
A. BAHAN PELEDAK
Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang didefinisikan
sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, atau
campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan
mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau
seluruhnya berbentuk gas disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih
stabil.
Sensitifitas adalah sifat yang menunjukan kemudahan inisiasi bahan peledak atau ukuran
minimal booster yang diperlukan
Detonator adalah alat pemicu awal yang menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan (ledakan
kecil) sebagai bentuk aksi yang memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka
detonator atau primer. Terdapat dua jenis muatan bahan peledak dalam detonator yang
masing-masing fungsinya berbeda, yaitu:
1.
Isian utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitive), fungsinya
untuk menerima efek panas dengan sangat cepat dan meledak sehingga menimbulkan
gelombang kejut.
2. Isian dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak kuat dengan VoD
tinggi, fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan meledak dengan kekuatan besarnya
tergantung pada berat isian dasar tersebut.
Kekuatan ledak (strength) detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya. Jenis-jenis
detonator :
1. Detonator biasa (plain detonator)
2. Detonator listrik (electric detonator)
3. Detonator nonel (nonel detonator)
4. Detonator elektronik (electronic detonator)
Yang dimaksud dengan sumbu peledakan disini adalah sumbu api dan sumbu ledak.
Sumbu api adalah sumbu yang disambung ke detonator biasa pada peledakan dengan
menggunakan detonator biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu api merupakan pasangan
detonator biasa, karena detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa sumbu. Fungsi sumbu api
adalah untuk merambatkan
api dengan kecepatan tetap pada detonator biasa. Sedangkan sumbu ledak adalah sumbu yng
pada bagian intinya terdapat bahan peledak PETN. Fungsi sumbu ledak adalah untuk
merangkai suatu sistem peledakan tanpa menggunakan detonator didalam lubang ledak.
Sumbu ledak mempunyai sifat tidak sensitive terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik
statis.
C. PERALATAN PELEDAKAN
Peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat
dipakai berulang kali. Peralatan peledakan dapat dikelompokan menjadi :
1.
2.
Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead in line)
Alat pendukung utama, berhubungan dengan aspek keselamatan dan keamanan kerja, serta
lingkungan, misalnya alat mengangkut dan alat pengaman
b. Alat pendukung tambahan terfokus pada penelitian peledakan yang tidak selalu dipakai pada
peledakan rutin, misalnya alat pengukur kecepatan detonasi, pengukur getaran dan pengukur
kebisingan.
EKNIK PELEDAKAN
Terdapat perbedaan antara teknik peledakan pada sistem penambangan terbuka
dengan sistem penambangan bawah tanah, perbedaan itu disebabkan oleh beberapa faktor
seperti luas area, volume hasil ledakan, suplai udara segar, dan keselamatan kerja.
A. Pola pengeboran
TABEL 1.
PENYEBAB YANG MEMBEDAKAN POLA PENGEBORAN DI TAMBANG TERBUKA
DAN BAWAH TANAH
faktor
Tambang terbuka
Luas area
Volume
peledakan
Suplai
segar
Keselamatan
kerja
Pola persegi panjang (rectangular system), yaitu jarak spasi dalam satu baris lebih besar
dibanding burden
3. Pola zig-zag (staggered pattern), yaitu antara lubang bor dibuat zigzag yang berasal dari pola
bujur sangkar maupun persegi panjang
b. Pola pengeboran pada bukaan bawah tanah
Pada pengeboran bukaan bawah tanah umumnya hanya terdapat satu bidang bebas,
yaitu pemuka kerja atau face. Untuk itu, perlu dibuat tambahan bidang bebas yang disebut
cut. Secara umum terdapat empat tipe cut yaitu :
1. Center cut disebut juga pyramid atau diamond cut, empat atau enam lubang dengan diameter
yang sama dibor kearah satu titik sehingga membentuk pyramid.
2.
Wedge cut atau V- cut, angled cut atau cut berbentuk baji, setiap pasang dari empat atau
enam lubang dengan diameter yang sama dibor kearah satu titik, tetapi lubang bor antar
pasangan sejajar, sehingga terbentuk baji. Cara ini lebih mudah dari pyramid cut tetapi
kurang efektif untuk batuan yang keras.
3.
Drag cut atau pola kipas, bentuknya mirip dengan baji perbedaannya terletak pada posisi
bajinya tidak ditengah-tengah bukaan, tetapi terletak pada bagian lantai atau dinding bukaan.
Cara membuat dengan cara lubang bor dibuat miring untuk membentuk rongga di lantai atau
di dinding. Cara ini efektif pada batuan berlapis dan tidak keras dan pula berperan sebagai
controlled blasting.
4. Burn cut disebut juga cylinder cut, pola ini sangat cocok untuk batu yang keras dan regas
seperti batu pasir (sandstone) atau batuan beku dan tidak cocok untuk struktur berlapis.
Secara umum pola peledakan menunjukan urutan atau sekuensial ledakan dari sejumlah
lubang ledak Adanya urutan peledakan berarti terdapat jeda waktu ledakan yang disebut
dengan waktu tunda (delay time). Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan
waktu tunda pada sistem peledakan yaitu :
1. Mengurangi getaran
2. Mengurangi overbreak dan batu terbang (fly rock)
3. Mengurangi gegeran akibat airblast dan suara (noise)
4. Dapat mengarahkan lemparan fragmentasi batuan
5. Dapat memperbaiki ukuran fragmentasi batuan hasil ledakan
B. DESAIN PELEDAKAN
Kondisi-kondisi tertentu pada operasi akan mempengaruhi secara detail daripada
desain peledakan. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam mendesain suatu peledakan
antara lain :
1. Diameter lubang ledak
2. Tinggi jenjang
3. Fragmentasi
4. Burden dan spacing
5. Struktur batuan
6. Kestabilan jenjang
7. Dampak terhadap lingkungan
8. Tipe bahan peledak yang akan digunakan
besar pula, dengan persyaratan alat bor dan kondisi batuan sama. Faktor yang membatasi
diameter lubang ledak adalah :
Isian bahan peledak utama harus dikurangi atau lebih kecil dari perhitungan teknis karena
pertimbangan vibrasi bumi atau ekonomi
Dimana :
GAMBAR 1
HUBUNGAN DIAMETER LUBANG BOR DENGAN KETINGGIAN JENJANG
3. Fragmentasi
Fragmentasi adalah istilah umum untuk menunjukan ukuran setiap bongkah dari batuan
hasil peledakan. Ukuran fragmentasi tergantung pada proses selanjutnya. Beberapa ketentuan
umum tentang hubungan fragmentasi dengan lubang ledak :
a) Ukuran lubang ledak yang besar akan menghasilkan bongkahan fragmentasi, maka dikurangi
dengan menggunakan bahan peledak yang lebih kuat
b) Penambahan bahan peledak akan menambah lemparan
c)
Batuan dengan intensitas tinggi dan jumlah bahan peledak sedikit dikombinasikan dengan
jarak spasi pendek akan menghasilkan fragmentasi kecil
C. Geometri Peledakan
a. Burden (B)
Burden adalah dimensi yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu pekerjaan
peledakan. Untuk menentukan besarnya burden perlu diketahui harga dari burden ratio. Halhal yang harus diperhatikan dalam menentukan burden adalah :
Burden harus merupakan jarak dari muatan (charges) tegak lurus terhadap free face
terdekat, dan arah dimana pemindahan akan terjadi
Besarnya burden tergantung dari karekteristik batuan, karekteristik bahan peledak, dan lain
sebagainya.
b. Spasing
Spasing adalah jarak antara lubang-lubang bor yang dirangkai dalam satu baris (row) dan
diukur sejajar terhadap pit wall. Biasanya spasing tergantung pada burden, kedalaman
lubang bor, letak primer, waktu tunda dan arah struktur bidang batuan. Untuk material
(batuan) yang homogen B = S, sedangkan untuk struktur batuan yang kompleks, misalnya
orientasi joint sejajar dengan jenjang maka burden dapat dirapatkan dan spasi dapat
dijarangkan. Bila orientasi joint tegak lurus jenjang maka burden dapat dijarangkan dan spasi
agak dirapatkan. Sedangkan untuk struktur batuan dengan orientasi kesegala arah /rock
fracture.
GAMBAR 2
ORIENTASI STRUKTUR BATUAN PADA JENJANG
b. Stemming (T)
Stemming disebut juga collar, harga stemming ini sangat menentukan stress balance
dalam lubang bor, fungsi lain adalah untuk mengurung gas yang timbul. Untuk mendapatkan
stress balance maka harga stemming sama dengan burden. Pada batuan kompak, jika
perbandingan antara stemming dan burden kurang dari satu maka akan terjadi cratering atau
back break, terutama pada collar proming. Biasanya harga standar tang dipakai adalah 0,70
dan ini sudah cukup untuk mengontrol air blast dan stress balance.
c.
e.
Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil daripada burden. Hal ini untuk menghindari
terjadi atau cratering. H = L SD
Dimana : L
Dimana : B = burden (ft), de = diameter bahan peledak (inci), e = berat jenis bahan peledak
dan r = berat jenis batuan
Spasi ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan dan kemungkinannya adalah :
H > 4B S = 2B
Berurutan dalam tiap baris lubang ledak (sequenced single row blastholes)
H < 4B
H > 4B S = 1,4B
Penentuan diameter lubang dan tinggi jenjang mempertimbangkan dua aspek, yaitu 1) efek
ukuran lubang ledak terhadap fragmentasi, air blast, flyrock, dan getaran tanah dan 2) biaya
pengeboran. Tinggi jenjang (H) dan burden (B) sangat erat hubungannya dengan keberhasilan
peledakan dan ratio H/B ( yang dinamakan stiftness ratio) yang bervariasi memberikan
respon berbeda terhadap fragmentasi, airblast, flyrock, dan getaran tanah yang hasilnya
seperti terlihat dalam table. Sementara diameter lubang ledak ditentukan secara sederhana
dengan menerapkan aturan lima (rule of five) , yaitu ketinggian jenjang (dalam feet)
lima kali diameter lubang ledaknya (dalam inci)
GAMBAR 3
TINGGI JENJANG MINIMUM BERDASARKAN ATURAN LIMA RULE OF FIVE
TABEL 2.
POTENSI YANG TERJADI AKIBAT VARIASI STIFFNES RATIO
Stifness
ratio
1
Fragmentasi
buruk
Ledakan
udara
besar
Batu
terbang
banyak
Getaran
tanah
besar
sedang
sedang
sedang
sedang
baik
kecil
sedikit
kecil
memuaskan
sangat
keci;
sangat
sedikit
sangat
kecil
Komentar
Banyak muncul back break
di bagian toe.Jangan di
lakukan dan rancang ulang
Bila memungkinkan
rancang ulang
Control dan fragmentasi
baik
Tidak akan menambah
keuntungan bila stiffnes
ratio diatas 4
Powder Faktor menunjukan jumlah bahan peledak (kg) yang dipakai untuk memperoleh satu
satuan volume atau berat fragmentasi peledakan, jadi satuannya biasa kg/m3 atau kg/ton.
Pemanfaatan PF cenderung berdasarkan pertimbangan ekonomis suatu proses peledakan
Perhitungan Volume yang akan diledakan
Prinsip volume yang kan diledakan adalah perkalian antara burden (B), spasi (S) dan tinggi
jenjang yang hasilnya berupa balok dan bukan volume yang telah terberai oleh proses
peledakan. Volume tersebut disebut volume padat (solid atau insitu atau bank), sedangkan
volume yang telah lepas disebut volume lepas (losse). Konversi dari volume padat ke volume
lepas menggunakan factor berai atau sweel factor yaitu :
SF = Vs/Vl x 100%, apabila Vs = B x S x H
Maka
Vl =
GAMBAR 4
TIPE SEKUEN INISIASI (ICI EXPLOSIVE)