Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

RENCANA TEKNIS JALAN ANGKUT

Pada bulan Januari 2003, PT.Semen Cibinong,Tbk akan membuka daerah baru
penambangan batugamping. Penambangan batugamping tersebut berada di
Nusakambangan di zone C dan terletak di sebelah barat penambangan sebelumnya.
Untuk perencanaan pertama pihak perusahaan merencanakan pembuatan jalan angkut
yang merupakan unsur yang sangat vital untuk mobilitas alat-alat berat.
Dikarenakan jalan angkut dari crusher menuju zone C terhalang oleh adanya
sungai, maka terlebih dahulu dibuat jembatan yang lebarnya disesuaikan dengan lebar
jalan yang direncanakan , yang dalam hal ini lebar jalan lurus yaitu 13,5 meter dan
panjang jembatan 7 meter dengan kedalaman 5 meter. Jembatan yang dibuat harus
mampu menahan beban dari kendaraan yang melewatinya Setelah pembuatan jembatan
selesai, pembuatan jalan dimulai dari sebelah barat jembatan dan disesuaikan dengan
kondisi lapangan menuju kearah barat sampai batas zone C. Panjang jalan angkut yang
direncananakan adalah 994,5 meter (lihat peta).
.Untuk memudahkan dalam perhitungan, maka rencana jalan angkut pada zone C
ini dibagi menjadi 10 segmen jalan yaitu.
Tabel 4.1
Pembagian segmen jalan

Catatan : T = Jalan tikungan, L = Jalan lurus


28
29

Pembagian ini didasarkan pada keadaan jalan yaitu jalan berupa jalan lurus atau
tikungan dan disesuaikan dengan kemiringan rencana jalan.
Adapun faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi keadaan jalan angkut
pada tambang terbuka adalah:

4.1 Konstruksi Jalan Angkut


Untuk mengetahui daya dukung material penyusun jalan yang diperlukan sekali
adalah spesifikasi dari alat angkut itu sendiri, yaitu alat angkut terbesar yang digunakan
di penambangan batugamping Nusakambangan adalah Dump Truck Caterpillar 773B
bermuatan.

4.1.1 Daya Dukung Material Penyusun Jalan


Berdasarkan spesifikasi alat angkut dump truck caterpillar tipe 773 B (lampiran B)
didapat data sebagai berikut:
Berat total kendaraan : 204.000 lb
Berat untuk poros depan : 67.320 lb
Berat untuk poros belakang : 136.680 lb
Tekanan udara ban depan: 100 psi
Tekanan udara ban belakang: 100 psi
Jumlah roda depan : 2 buah
Jumlah roda belakang : 4 buah (terdiri dari 2 set roda ganda)
Berat beban pada roda depan yang diterima oleh permukaan jalan adalah 14.400 lb/ft2.
Berat beban pada roda belakang yang diterima oleh permukaan jalan adalah 14.400 lb/ft 2
(Lampiran G).
Berdasarkan pengujian kuat tekan batuan, besar daya dukung batugamping di
Nusakambangan adalah 80.000 lb/ft2 (Sumber PT.Semen Cibinong Tbk Pabrik Cilacap) ,
sedangkan berat beban terbesar yang akan diterima jalan angkut adalah 14.400 lb/ft 2.
Berarti jalan angkut yang dibuat dengan material batugamping setempat akan mampu
30

untuk mengatasi tekanan dari alat angkut sehingga tidak diperlukan perkerasan jalan.
Jalan angkut ini hanya memerlukan perataan tanah dengan menggunakan Grader.

4.2 Geometri Jalan Angkut


4.2.1 Lebar Jalan
4.2.1.1 Lebar Jalan Angkut Lurus
Berdasarkan spesifikasi dari alat angkut tersebut (Lampiran B) maka kita dapat
menentukan lebar jalan angkut minimumnya.
Pada spesifikasi alat, lebar truck 773 B (Wt) = 3,79 m
Setelah dihitung pada Lampiran H, didapat lebar jalan lurus yaitu 13,5 m

4.2.1.2 Lebar Jalan Pada Tikungan


Berdasarkan spesifikasi alat angkut Dump Truck 773B, maka kita dapat
menghitung lebar jalan minimum pada jalan tikungan :
Diketahui :
Sudut penyimpanan roda depan  = 35 0
Jarak juntai depan = 1,52 m
Jarak juntai belakang = 0,91m
Setelah dihitung pada Lampiran H, didapat lebar jalan pada tikungan yaitu 16 m

4.2.2 Jari-jari Belokan dan Superelevasi Jalan Angkut


Jari-jari tikungan (belokan) jalan angkut berhubungan dengan konstruksi
kendaraan atau alat yang digunakan. Berdasarkan data spesifikasi alat dan nilai super
elevasi yang diijinkan untuk suatu tikungan dengan kecepatan kendaraan tertentu maka
nilai R minimum ditikungan adalah:
Rencana kecepatan kendaraan = 35 km/jam (< 80 km/jam)
Superelevasi maksimum = 10 %
Jari-jari belokan didapat 36 m (Lampiran I).
31

4.2.3 Derajat lengkung Maksimum


e maks : 10 %
f maks : 0,169 (Lampiran I)
V : 35 km/jam
Derajat lengkung maksmimumnya adalah 400 (Lampiran J)

4.2.4 Kemiringan Jalan


a. Rimpull yang tersedia
Efisiensi mesin untuk kendaraan beroda ban 85% 9).
Tenaga = 682 HP (Lampiran B)
Rimpull yang tersedia pada gigi 1 = 7,2 mph
Rimpull yang tersedia = 30.193 lb
b. Rimpull yang diperlukan
- Besarnya rimpull untuk mengatasi tahanan guling:
w = 92.534 ton
Nilai tahanan guling = 65 lb/ton (Tabel 3.2).
Rimpull untuk mengatasi tahanan guling adalah 6.015 lb
- Rimpull untuk mengatasi tanjakan
Rpt = 20 lb/ton/% (Lampiran F).
w = 92.534 ton.
Rimpull yang dibutuhkan untuk mengatasi tanjakan adalah 1851 lb.
Sehingga kemiringan rencana jalan akan dibuat sebesar 13 % (Lampiran K)

4.2.5 Kemiringan Melintang (cross slope)


Seperti telah diterangkan pada bab sebelumnya,untuk menghindari agar diasaat
hujan, air tidak tergenang pada jalan, maka pembuatan cross slope dilakukan dengan
cara membuat bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian tepi jalan. Berdasarkan hasil
perhitungan pada Lampiran L, maka untuk jalan angkut dengan lebar 13,5 m, beda
32

tinggi yang harus dibuat antara bagian tengah dari jalan dengan bagian tepi jalan adalah
27 cm.

4.3 Hal-hal Pendukung Keamanan dan Keselamatan Kerja pada Jalan


4.3.1 Jarak Berhenti Kendaraan
V = Kecepatan rencana sebesar 35 km/jam
t = Waktu reaksi baik pada saat pengenalan situasi sampai keputusan
menginjak rem sampai waktu yang dibutuhkan untuk menginjak rem
sebesar 2,5 detik
fm = Koefisien gesekan memanjang jalan
- berdasarkan kecepatan = 0,382 (Gambar 3.4)
- berdasarkan kondisi jalan (termasuk tanah padat) = 0,55 (Tabel 3.3)
Koefisien gesekan memanjang rata-rata (fm)

= 0,466
g : 9,8 m/dt2
Berdasarkan perhitungan pada Lampiran M, jarak berhenti kendaraan sebesar 35
meter.

4.3.2 Jarak Pandang Pengemudi


Jarak pandang adalah jarak yang diperlukan oleh pengemudi (operator) untuk
melihat kedepan secara bebas pada suatu tikungan, baik pandangan horisontal maupun
vertikal. Jarak pandang yang aman adalah minimum sama dengan jarak berhenti dari
kendaraan sedang bergerak yang secara tiba-tiba direm yaitu sebesar 35 m

4.3.3 Rambu-rambu Lalu Lintas


Rambu-rambu jalan yang diperlukan pada rencana jalan diantaranya adalah rambu
batas kecepatan maksimum yaitu 35 km/jam, ini dimaksudkan agar operator mengetahui
33

batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan pada saat melewati jalan tersebut.
Rambu menandakan adanya tikungan (yaitu rambu penunjuk arah membelok baik
membelok kanan maupun kiri) dan adanya tanjakan atau turunan ini dipasang pada
setiap jalan lurus sebelum jalan tikungan, tanjakan atau turunan yaitu berjarak 35 m
dari tikungan , tanjakan atau turunan.

4.3.4 Tanggul Pengaman (Safety Berm)


Untuk menghindari tergulingnya alat angkut pada tepi jalan dan juga untuk
menghindari segala bahaya yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan peralatan,
maka pada setiap tepi jalan yang berbatasan dengan jurang perlu dibuat safety berm.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran N, didapat nilai satic rolling radius
dari dump truck 773 B sebesar 81,19 cm atau 0,81 meter. Dengan slope safety berm
sebesar 11/2 (alas) : 1 (tinggi) dan berdasarkan nilai dari static rolling radius tersebut,
maka dimensi dari safety berm adalah sebagai berikut :
- Slope safety berm = 11/2 : 1
- Tinggi safety berm (B) = 0,81 m (Gambar 4.1)
- Lebar bagian bawah safey berm (A) = 2,43 m (Gambar 4.1)

0,81 m

2,43 m

Gambar 4.1
Penampang safety berm berbentuk triangular
34

4.4 Pembuatan Jembatan


Pada perencanaan jalan ini pembuatan jembatan dilakukan terlebih dahulu. Hal ini
dikarenakan jalan angkut kuari yang sekarang masih ditambang apabila akan menuju
daerah yang direncanakan ini (zone C) terhambat oleh Sungai Bisikan. Sungai Bisikan
ini mempunyai lebar 7 m, kedalaman 5 m dengan tinggi aliran air sekitar 0,5 m,
sedangkan berat beban terbesar alat angkut adalah 14.400 lb/ft2 (708 kN/m2)
Kuat tekan yang direncanakan pada pembuatan jembatan ini adalan sebesar 14.879
lb/ft2 (731.869 kN/m2 ), sehingga jembatan mampu menahan berat beban terbesar dari
alat angkut. Untuk lebih jelasnya lihat Lampiran Q.

4.5 Perhitungan Volume Tanah


Pada rancangan jalan angkut sering dijumpai tinggi tanah permukaan yang belum
sesuai dengan kemiringan jalan yang diinginkan. Oleh karena itu perlu adanya
penyesuaian, yaitu dengan melakukan penggalian atau penimbunan tanah permukaan
sehingga dihasilkan kemiringan jalan yang diinginkan.
Dalam perhitungan volume ini akan dilakukan dengan menggunakan metode
perhitungan grafis. Dengan membagi jalan menjadi beberapa bagian. Hasil perhitungan
luas tiap bagian dikalikan dengan lebar jalan. Hasil perhitungan penggalian dan
penimbunan dengan menggunakan luasan sayatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil perhitungan volume penggalian dan penimbunan tiap segmen

Catatan :
T = Tikungan , L = Jalan Lurus
35

Sehingga Volume keseluruhan pada penggalian dan penimbunan tanah permukaan


untuk pembuatan jalan pada zone C ini adalah 284.493,65 m3. Untuk lebih jelasnya lihat
Lampiran O.

4.6 Saluran Penirisan


Berdasarkan data perusahaan, saluran penirisan berbentuk trapesium dengan
dimensi sebagai berikut :

d a

0
b
d : kedalaman saluran (100cm)
b : lebar dasar saluran (150 cm)
a : panjang sisi saluran (102 cm)
B : lebar permukaan aliran (185 cm)
 : kemiringan dinding saluran (80 )

Gambar 4.2
Penampang saluran penirisan berbentuk trapesium

Anda mungkin juga menyukai