Bahan peledak komersial, umumnya adalah terdiri dari kelas bahan peledak
kimia. Dalam hal ini detonator, sumbu ledak dan sumbu api serta NONEL harus
diklasifikasikan sebagai bahan peledak. Pabrik bahan peledak selalu
memberikan katalog dan keterangan mengenai spesifikasi bahan peledak yang
dihasilkan.
IV-1
Sifat fisik terdiri dari:
1. Bobot isi
2. Sensitivitas
3. Ketahanan air
4. Stabilitas kimia
5. Karakteristik gas peledakan
6. Karaketristik keselamatan
Kolom ANFO
Kolom ANFO
IV-2
Hubungan antara bobot isi atau berat jenis, “cartridge count” dan “loading
density”, adalah seperti persamaan di bawah.
Kepekaan adalah ukuran mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakan dari
bahan peledak akan terjadi dan relatif mudah atau tidaknya reaksi peledakan
dirambatkan ke seluruh muatan.
Ketahanan terhadap air adalah kemampuan dari suatu bahan peledak untuk
menahan perembesan air. Ketahanan air suatu bahan peledak ditentukan
dalam jam lamanya suatu bahan peledak dicelupkan dalam air, dimana masih
dapat diledakkan dengan baik. Apabila terdapat air dalam lubang tembak dan
waktu antara memuat dan meledakkan agak singkat, BP dengan nilai
ketahanan air baik sudah memenuhi. Jika waktu BP berada dalam lubang
tembak agak lama perlu dipakai BP dengan nilai ketahahan air yang sangat
baik atau memuaskan (excellent).
IV-3
waktu tidur (sleep time). Beberapa BP tidak bisa dibiarkan tidur untuk waktu
yang lama antara pemuatan dan penyalaan.
Uji standard ketahanan air dimaksudkan untuk BP dinamit (12,5 ” x 8”) dengan
melubanginya dengan ukuran 0,25 inchi sebanyak 16 lubang. Lalu uji
kemampuan ledaknya oleh detonator no.6 dengan sebelumnya dicelupkan
dalam air. Standard waktu ketahanan airnya diberikan pada tabel 4.1.
Umumnya Gelatin mempunyai ketahanan air paling baik, dinamit berbobot isi
tinggi mempunyai ketahanan air sedang sampai baik, dan dinamit berbobot isi
rendah mempunyai ketahanan air rendah sampai nol.
Semua BP selalu disimpan dalam gudang dalam waktu yang sangat bervariasi.
Gudang harus memiliki alat pendingin atau pemanas sehingga BP diperlakukan
dengan kondisi–kondisi ekstrim yang ada diberbagai tempat di dunia. Selama
penyimpanan perlu diperhatikan bahwa faktor keamanan dan sifat-sifatnya BP
tidak akan berubah. Kestabilan kimia BP dapat diperkirakan melalui pengujian
yang disebut Abel Heat Test. Uji ini menggunakan sejumlah kecil BP yang
dipanaskan hingga temperatur mencapai 70 0 C selama 10 menit dan
didasarkan atas standard warna gas yang dikeluarkan BP pada kertas Starch-
Iodide. Perubahan warna pada kertas uji ini menunjukkan dekomposisi awal
dari BP.
Secara kimia, bahan peledak tidak berubah bila dijaga pada kondisi
penyimpanan tertentu, namun demikian dapat dikatakan bahwa stabilitas
kimia akan berubah akibat beberapa hal. Berikut ini adalah beberapa faktor
yang mempengaruhi umur BP.
Formula (susunan campuran)
Kelembaban dan temperatur ekstrim
Kualitas bahan mentah
Kontaminasi
Fasilitas pergudangan
IV-4
Terjadi segregasi (khusus ANFO)
Gas-gas beracun ini disebut “fumes” dan “fumes class” dari suatu BP
menyatakan sifat dan jumlah dari gas-gas beracun yang terbentuk didalam
proses peledakan. Untuk kegiatan peledakan ditambang terbuka faktor gas
beracun tidak terlalu menjadi suatu persoalan. Di dalam pekerjaan tambang
bawah tanah atau pekerjaan dalam ruang tertutup atau terkurung, nilai gas
beracun dari suatu BP yang dipakai merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Kehadiran gas-gas beracun ini dapat disebabkan oleh
beberapa hal sebagai berikut :
Buruknya kontrol kualitas
Kerusakan pada BP
Pengepakan Bocor
Diameter muatan BP kurang atau
Waktu tidur yang terlalu lama
Untuk memilih BP yang sesuai, juru ledak harus mengetahui kondisi fisik
batuan (kekerasan, density, struktur geologi, dan sebagainya) dan kondisi
tempat kerja (keadaan air, ventilasi yang tersedia) dan tujuan dari pekerjaan
peledakan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dipilih BP yang
mempunyai sifat-sifat yang sesuai.
IV-5
Batang luncur
Projektil
Analisa panas differensial
Bakar dan
Elektrik statik (lihat Explosive and Rock Blasting, Atlas Bowder
Company,1987)
Sifat BP yang sangat penting adalah kecepatan detonasi yang dapat diukur
atau dinyatakan dalam angka terkurung (confined) atau harga tidak terkurung
dengan satuan meter per detik (mps). Kecepatan detonasi terkurung (confined
detonation velocity), adalah ukuran dari kecepatan gelombang detonasi
(detonation wave) yang merambat melalui kolom BP di dalam lubang tembak
atau ruang terkurung lainnya. Sedangkan kecepatan detonasi tidak terkurung
(unconfined detonatioan velocity) menunjukkan kecepatan detonasi BP
apabila Bp diledakkan dalam keadaan terbuka atau tidak terkurung. Karena BP
umumnya dipergunakan dalam keadaan tingkat pengurungan tertentu , harga
kecepatan detonasi dalam keadaan terbuka atau tidak terkurung lebih berarti.
IV-6
Tabel 4.2. Zone reaksi dan diameter kritis
Tekanan detonasi adalah fungsi dari kecepatan detonasi dan density suatu BP,
dan merupakan ukuran tekanan di dalam gelombang detonasi (detonation
wave). Walaupun hubungan kecepatan detonasi dan bobot isi dengan tekanan
detonasi adalah kompleks dan tergantung pada bahan-bahan yang terkandung
dalam suatu BP, namun dapat dibuat pendekatan seperti pada persamaan
sebagai berikut:
Pd=2.325x10-7xVOD2x
dimana,
Pd = tekanan detonasi, kbar (1 kbar=14.504 psi)
VOD = kecepatan detonasi, fps
= density, gr/cc
Tekanan lubang tembak (Pb) diakibatkan dari ekspansi gas-gas reaksi kimia
BP, oleh karenanya tidak mungkin diukur karena tekanan kejutnya sangat
besar di muka detonasi yang dapat merusakkan semua peralatana ukur.
IV-7
4.2.4. Kekuatan/Energi (Strenght)
Dua macam ukuran strenght yang dipakai untuk menilai BP komersial yaitu :
Weight Strenght, membandingkan kekuatan BP dengan berat yang sama
Dodol ledak atau “Bulk strenght”, membandingkan kekuatan BP dengan
volume yang sama.
Akan tetapi menurut versi baru (Scott, 1996) strenght atau energi yang
dilepaskan oleh suatu BP dapat dibandingkan dengan energi yang diberikan
oleh ekivalen berat BP ANFO. Weight strenght berguna untuk membandingkan
potensi kinerja suatu BP dengan basis faktor energi. Weight strenght biasanya
didefinisikan sebagai berikut,
IV-8
Secara umum kekuatan dinamit dinyatakan dengan dasar “weight strenght”
dan gelatin dinyatakan dengan dasar kekuatan dodol ledak, walupun hal ini
tidak selalu benar.
4.2.4.2. Bulk Strenght
Energi efektif (EF) adalah energi yang berguna dalam proses detonasi atau
energi yang dilepaskan oleh BP begitu tekanan gas ledakan menurun dan
berhenti dimana tekanan gas keluar dari massa batuan dan oleh karena itu
berhenti melakukan kerja efektif. Energi tersedia dapat diplot dalam bentuk
energi kumulatif dengan menurunnya tekanan gas. Energi efektif adalah
kumulatif pelepasan energi hingga terhenti, yaitu pada terkanan sekitar
100.000 kPa atau 1000 Bar.
IV-9
Gambar 4.2. Pembongkaran dan perpindahan massa batuan menurut
flexural rupture
Pengukuran dan perhitungan energi sulit untuk dilakukan, namun metode
eksperimen telah banyak dilakukan, antara lain:
Ballistic mortar
Trautzl lead block test
Underwater detonation test
Crater test
Langefors weight sterngth
Secara garis besar, parameter dalam pemilihan bahan peledak adalah meliputi
beberapa hal, antara lain:
Parameter bahan peledak
Parameter pengisian bahan peledak (charge loading)
Parameter batuan
IV-10
e. Spesifikasi pekerjaan (maksud dan tujuan peledakan)
Jenis bahan peledak kimia adalah bahan peledak yang paling luas
penggunaannya. Bahan peledak komersial jenis ini diproduksi oleh berbagai
pabrik dengan berbagai spesifikasi, komposisi, dan merk dagang. Masing-
masing mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri. Oleh karena
itu, pemilihannya harus betul-betul cermat.
Segala hal yang berkaitan dengan bahan peledak, mulai dari pengadaan
(pembelian), pengangkutan, penyimpanan sampai pada penggunaannya harus
mengikuti dan sesuai dengan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Biasanya hal tersebut diatur oleh pemerintah, misalnya mengenai
peraturan import bahan peledak, syarat-syarat penyimpanan dan
pengangkutan apabila melewati tempat umum, dan sebagainya.
Mengenai spesifikasi pekerjaan juga harus jelas tentang maksud dan tujuan
peledakkan. Apakah peledakan akan dilakukan di bawah tanah, di tambang
terbuka atau dibawah air. Tujuan peledakkan apakah untuk maksud
penggalian biasa, pembongkaran “overburden”, pembongkaran bijih, atau
untuk quarry. Juga harus diketahui produksi yang dikehendaki, fragmentasi
(ukuran) dan jangka waktu operasinya.
Semua hal tersebut di atas diperlukan sebagai titik tolak pemilihan bahan
peledak agar sesuai dengan kebutuhan, agar tercapai hasil yang sebaik-
baiknya.
IV-11
Lokasi penyimpanan bahan bahan peledak
IV-12
Agar bahan peledak tidak disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, pemerintah telah memberlakukan peraturan-peraturan
yang menyangkut pengadaan (pembuatan dan pembelian), pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaan bahan peledak.
IV-13