Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Sekilas, peledakan dibayangkan sebagai suatu yang mengerikan, baik yang


disebabkan oleh tekanan ledakan berupa air blast maupun panas (thermal
effect). Dilihat dari kemanfaatannya maka penggunaan bahan peledak
dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: destruktif (merusak) dan konstruktif
(membangun).

I.1. PEMANFAATAN BAHAN PELEDAK SEBAGAI ALAT PERUSAK

Dengan daya rusaknya yang tinggi, maka peledakan sering dimanfaatkan


untuk berbagai kepentingan baik untuk memenuhi tujuan politis, ideologis,
alat perjuangan dan lain-lain. Kejadian-kejadian penting yang melibatkan
penggunaan bahan peledak sebagai alat dalam mencapai tujuan tertentu,
antara lain:
 Rajiv Gandhi (Perdana Menteri India), mati karena aksi bom bunuh
diri seorang wanita
 Bom-bom bunuh diri dari rakyat palestina melawan Israel
 Peledakan pesawat penumpang Boeing Pan Am nomor penerbangan
103 di atas Lockerbie, Skotlandia
 Peledakan Gedung Federal AS oleh Timothy Mc Voight (orang
Amerika sendiri)
 Peledakan Kedutaan Amerika di Nairobie
 Peledakan di depan Kedutaan Besar Filipina, Jakarta
 Peledakan di Bursa Efek Jakarta
 Teror Bom malam Natal Jakarta, dan Batam
 Bom Legian Bali, 12 Oktober 2002 yang menewaskan 180 orang
 Runtuhnya Gedung WTC Amerika, yang menggunakan bahan bakar
pesawat sebagai bahan peledak dengan cara menabrakan 2 pesawat
penumpang pada menara kembar tersebut
 Dan lain-lain

1.2. BAHAN PELEDAK UNTUK TUJUAN KONSTRUKTIF

Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya, oleh karena itu
harus dilakukan dengan perhitungan serta kehati-hati-an, agar tidak terjadi
kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu orang-orang yang melakukan
pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja,
karakteristik dan fungsi dari peralatan dan perlengkapan yang digunakan.

Sejak kira-kira pertengahan abad 13, bahan peledak secara harfiah telah
dikenal orang, terutama sebagai mesiu (gun powder/black powder). Tetapi
baru kira-kira tiga abad kemudian, yaitu pada tahun 1627, untuk pertama
kalinya “black powder” digunakan dalam operasi penambangan di Hongaria.

I-1
Kemudian sejak saat itu penggunaan bahan peledak untuk industri semakin
meluas, dan sejalan dengan itu, teknologi bahan peledak juga semakin
maju dan berkembang dengan pesat.

Bahan peledak dan kerja peledakan dalam arti yang luas dapat dikatakan
menyentuh banyak segi kehidupan manusia modern. Sebagai contoh, besi
dan baja serta logam-logam yang lain seperti aluminium, timah, tembaga,
emas, platina dan sebagainya, untuk memperoleh bijihnya diperlukan
penambangan yang tak jarang dilakukan dengan peledakan. Pembuatan
jalan raya di tempat-tempat yang sulit, bendungan raksasa dan sebagainya,
didalamnya operasi peledakan berperan sangat penting. Batubara untuk
energi diperoleh dari tambang, juga sering dengan cara peledakan. Masih
banyak lagi contoh-contoh lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu
disini. Jadi suatu bahan peledak dalam artian positif dapat dipandang
sebagai sarana untuk menyelesaikan suatu tahap pekerjaan, baik dalam
industri tambang, teknik sipil maupun kegiatan sejenis lainnya.

Bertitik tolak pada pandangan di atas, maka prinsip pada penggunaan


bahan peledak adalah : efektif, murah dan aman. Untuk itu mutlak
diperlukan penguasaan yang mendasar dan lengkap tentang bahan peledak,
mulai dari kelas-kelas bahan peledak, karakteristiknya, perlengkapan dan
peralatan peledakan, sampai pada cara-cara penanganannya di lapangan.
Kedaan batuan dan kondisi lapangan juga harus dipelajari sebelumnya, agar
dapat ditentukan jenis bahan peledak apa yang sesuai, dan metode yang
mana yang akan diterapkan sehingga hasilnya cocok dengan perencanaan.

Cara-cara pengangkutan dan penyimpanan bahan peledak juga harus


diperhatikan. Dalam hal tersebut, terdapat peraturan dan prosedur yang
harus ditaati, tidak hanya karena alasan keselamatan, tetapi juga agar
bahan peledak tidak mengalami kerusakan khususnya selama dalam
penyimpanan.

Teknologi bahan peledak komersial (bahan peledak Industri) semakin maju


dan berkembang, kearah peningkatan effisiensi dan keselamatan yang lebih
baik, tetapi bagaimanapun sifat utama bahan peledak adalah tetap, yaitu:
berbahaya. Oleh karena itu, di samping pengetahuan yang baik terhadap
bahan peledak dan teknik peledakan, ketrampilan mutlak diperlukan bagi
mereka yang berkecimpung di dalamnya.

Operasi peledakan batuan dikatakan berhasil apabila:


 pekerjaan tersebut menghasilkan produk yang sesuai dengan yang
direncanakan (baik dari segi jumlah maupun fragmentasi)
 tercapai stabilitas pada dinding yang ditinggalkan
 biayanya murah
 aman tanpa efek negatif apapun (kecelakaan)

Sebelum sampai pada desain peledakan, banyak hal yang harus diketahui
terlebih dahulu, yaitu yang berkaitan dengan :
 Parameter batuan

I-2
 Parameter bahan peledak
 Parameter pengisian

Dalam perancangan suatu peledakan, disamping tiga parameter diatas,


sebagai dasar perhitungan tentu harus diketahui terlebih dahulu mengenai
spesifikasi pekerjaannya, misalnya:
 Sasaran produksi
 Fragmentasi yang dikehendaki
 Kondisi lapangan

Yang dimaksud dengan kondisi lapangan disini misalnya curah hujan,


keadaan bangunan disekitarnya, dan faktor-faktor pembatas lainnya
misalnya kebisingan.

Salah satu aspek pendukung keberhasilan suatu operasi peledakan adalah


pengetahuan tentang metode peledakan. Meskipun harus diakui bahwa
faktor pengalaman sangat penting artinya. Pemilihan metode peledakan
yang tepat akan dapat menekan biaya peledakan.

I-3

Anda mungkin juga menyukai