Anda di halaman 1dari 4

BAB III

GEOLOGI DAN KEDAAN ENDAPAN

3.1 Geologi

a. Litologi

1) Fisiografi

Berdasarkan lembar peta Geologi Palangka Raya dimulai dari jaman Trias
dengan terbentuknya batuan kuarsit dan batuan gunung api. Pada jaman Kapur terjadi
pengangkatan yang disertai penerobosan batuan granit, mungkin bagian dari
pegunungan Schwaner. Pengangkatan berikutnya diduga terjadi pada kala Eosen atau
Oligosen yang disertai penerobosan basal.

Sejak Trias daerah ini berupa daratan, baru pada kala Miosen Tengah sampai
Plio-Plistosen mengalami penurunan sehingga terendapkan formasi Dahor dalam
lingkungan Paralik yang kemudian ditutupi oleh endapan alluvial.dari arah timur ke
barat tidak menampakan adanya struktur geologi pada daerah tersebut. Wilayah utara
kota Palangka raya memiliki struktur batuan yang terbentuk dari endapan mineral
batu kuarsa, kaolin, dan granodiorit yang memiliki sifat daya tekan yang kuat dan
kestabilan tanah dan batuan yang tinggi. Pada bagian selatan peta terdapat sungai
Mentahai yang memanjang ke utara mengarah ke Sungai Katingan. Pada bagian
tenggara, Gunung Kaki diintrusi oleh Gunung Cinta Birahi.

2) Stratigrafi Regional

Kalimantan Tengah tersusun dari batuan yang berumur tua ke yang berumur
muda, sebagai berikut:

a) Batuan Kuarsit berwarna coklat kekuningan, jika teroksidasi berwarna


kemerahan.
b) Batuan Gunungapi yaitu breksi gunungapi, kelabu kehijauan, sangat kompak,
komponen terdiri atas andesit, basal dan rijang, berdiameter 2-3 cm, setempat
kaya akan bijih besi dan limonit.
c) Batuan Granit yaitu batuan plutonik dengan komposisi granit-granodiorit,
berwarna putih berbintik hitam, kasat mata, berhablur penuh, berbutir
menengah, hipidiomorf.
d) Batuan Basal berwarna kelabu kehijauan, berhablur penuh tak sama, halus-
sedang, profiritik dengan massa sulung plagioklas dan piroksen tertanam
dalam massa dasar plagioklas dan piroksen.
e) Formasi Dahor : Konglomerat, coklat kehitaman, agak padat komponen terdiri
dari fragmen kuarsit dan basal, berukuran 1 sampai 3 cm, kemas terbuka
dengan matriks berukuran pasir. Batulempung warna kelabu, agak lunak,
karbonan setempat mengandung lignit, tersingkap sebagai sisipan dalam
batupasir dengan ketebalan 20-60 cm.
f) Aluvium : Gambut berwarna coklat kehitaman (endapan rawa), pasir lepas
berwarna kekuningan halus-kasar, tak berlapis (endapan sungai), lempung
kelabu kecoklatan, mengandung sisa tumbuhan, sangat lunak (daerah pasang
surut) dan lempung kaolinan berwarna putih kekuningan, bersifat liat, tebal
berkisar dari 50-100 m.

b. Struktur

Hampir seluruh wilayah perencanaan ditempati formasi batuan yang masih


muda, yaitu plistosen hingga holosen. Struktur geologi Kota Palangka Raya sebagian
besar disusun dari batuan kwarsa dan endapan kuarter. Endapan kuarter ini
membentuk lahan gambut. Lahan jenis ini terdapat di wilayah selatan Palangka Raya,
yaitu Kecamatan Sabangau.
c. Geoteknik

3.2 Keadaan Endapan

3.2.1 Bentuk dan Penyebaran Endapan

Dalam kegiatan eksplorasi di area, kami mendapatkan data penyelidikan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan serta citra satelit diperoleh


informasi litologi adalah pasir penyebaran pasir dan lempung. Dengan warna hitam
dan pelapukan yang sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari kenampakkan soil yang
tebal.

3.2.2 Estimasi Sumber Daya

Perhitungan sumber daya pasir pasang bisa dilakukan dengan beberapa cara,
mulai dari cara manual sampai dengan penggunaan software khusus. Berbagai cara
tersebut masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang pada umumnya
dipilih sesuai dengan keadaan zona potensi, estimasi dimensi pasir pasang dan
beberapa komposisi yang dibutuhkan dalam perhitungan. Dalam perhitungan
sumberdaya menggunakan metode kontur dengan klasifikasi sumber daya terukur.
metode kontur dilakukan dengan cara membagi endapan mineral menjadi blok-blok
mendatar dengan interval tertentu yang dibatasi oleh dua buah penampang yang
mewakili elevasi yang telah ditentukan. Kemudian dihitung luas masing-masing
sayatan agar dapat menentukan volume dengan cara mengalikan luas rata-rata antara
dua sayatan denganjarak antar sayatan.
Pada metode ini pembuatan penampang dilakukan dengan cara membuat garis
sayatan yang memotong topografi dengan elevasinya. Pembuatan garis sayatan
dimulai dari batas ketinggian terendah sampai dengan batas elevasi tertinggi yang
telah ditentukan, lalu diplotkan pada peta topografi dan kemudian didapatkan gambar
penampang dari sayatan tersebut berupa model endapan pasir batu. Kemudian
dihitung luas model endapan pasir batu dari tiap penampang dan akhirnya akan
didapatkan luas dan volume dengan mengalikan jarak antar sayatan.

Persamaan mean area merupakan salah satu persamaan yang digunakan


untukmenghitung volume suatu endapan. Persamaan ini digunakan apabila terdapat
dua buah penampang dengan luas S1 dan S2 dengan jarak t. Adapun persamaan untuk
mengestimasi volume dengan menggunakan persamaan Mean Area adalah sebagai
berikut:

Keterangan :

S1 : luas penampang 1 (m2)

S2 : luas penampang 2 (m2)

t : jarak antar penampang (m)

V : volume pasirbatu (m3)

Anda mungkin juga menyukai