3.1 Geologi
a. Litologi
1) Fisiografi
Berdasarkan lembar peta Geologi Palangka Raya dimulai dari jaman Trias
dengan terbentuknya batuan kuarsit dan batuan gunung api. Pada jaman Kapur terjadi
pengangkatan yang disertai penerobosan batuan granit, mungkin bagian dari
pegunungan Schwaner. Pengangkatan berikutnya diduga terjadi pada kala Eosen atau
Oligosen yang disertai penerobosan basal.
Sejak Trias daerah ini berupa daratan, baru pada kala Miosen Tengah sampai
Plio-Plistosen mengalami penurunan sehingga terendapkan formasi Dahor dalam
lingkungan Paralik yang kemudian ditutupi oleh endapan alluvial.dari arah timur ke
barat tidak menampakan adanya struktur geologi pada daerah tersebut. Wilayah utara
kota Palangka raya memiliki struktur batuan yang terbentuk dari endapan mineral
batu kuarsa, kaolin, dan granodiorit yang memiliki sifat daya tekan yang kuat dan
kestabilan tanah dan batuan yang tinggi. Pada bagian selatan peta terdapat sungai
Mentahai yang memanjang ke utara mengarah ke Sungai Katingan. Pada bagian
tenggara, Gunung Kaki diintrusi oleh Gunung Cinta Birahi.
2) Stratigrafi Regional
Kalimantan Tengah tersusun dari batuan yang berumur tua ke yang berumur
muda, sebagai berikut:
b. Struktur
Perhitungan sumber daya pasir pasang bisa dilakukan dengan beberapa cara,
mulai dari cara manual sampai dengan penggunaan software khusus. Berbagai cara
tersebut masing masing mempunyai kelebihan dan kekurangan yang pada umumnya
dipilih sesuai dengan keadaan zona potensi, estimasi dimensi pasir pasang dan
beberapa komposisi yang dibutuhkan dalam perhitungan. Dalam perhitungan
sumberdaya menggunakan metode kontur dengan klasifikasi sumber daya terukur.
metode kontur dilakukan dengan cara membagi endapan mineral menjadi blok-blok
mendatar dengan interval tertentu yang dibatasi oleh dua buah penampang yang
mewakili elevasi yang telah ditentukan. Kemudian dihitung luas masing-masing
sayatan agar dapat menentukan volume dengan cara mengalikan luas rata-rata antara
dua sayatan denganjarak antar sayatan.
Pada metode ini pembuatan penampang dilakukan dengan cara membuat garis
sayatan yang memotong topografi dengan elevasinya. Pembuatan garis sayatan
dimulai dari batas ketinggian terendah sampai dengan batas elevasi tertinggi yang
telah ditentukan, lalu diplotkan pada peta topografi dan kemudian didapatkan gambar
penampang dari sayatan tersebut berupa model endapan pasir batu. Kemudian
dihitung luas model endapan pasir batu dari tiap penampang dan akhirnya akan
didapatkan luas dan volume dengan mengalikan jarak antar sayatan.
Keterangan :