Anda di halaman 1dari 22

SIFAT FISIK BAHAN PELEDAK

 Merupakan suatu kenampakan nyata dari sifat


bahan peledak ketika menghadapi perubahan
kondisi lingkungan sekitarnya.
 Sifat fisik handak meliputi :
1. Densitas
2. Sensitifitas
3. Ketahanan terhadap air (water resistance)
4. Kestabilan kimia (chemical stability)
5. Karakteristik gas (fumes characteristics)
DENSITAS
Adalah angka yang menyatakan perbandingan berat
per volume.

Pernyataan densitas pada handak dapat


diekspresikan sebagai berikut :
1. Densitas handak adalah berat handak per unit
volume yang dinyatakan dalam satuan gr/cc.
2. Densitas pengisian (loading density) adalah berat
handak per meter kolom lubang ledak (kg/m)
3. Cartrige count atau stick count adalah jumlah
cartrige (handak berbentuk pasta yang sudah
dikemas) dengan ukuran 1¼” x 8” dalam
kotak seberat 50 lb atau 140 dibagi berat jenis
bahan peledak.
Densitas handak berkisar antara 0,6 – 1,7 gr/cc (exp :
Densitas ANFO antara 0,8 – 0,85 gr/cc).

Umumnya handak berdensitas tinggi akan menghasilkan


kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi.

Bila dalam merencanakan peledakan diinginkan fragmen


hasil peledakan berukuran kecil, maka diperlukan handak
dengan densitas tinggi.

Contoh cara menghitung Densitas Pengisian (Loading


Density)
- Diameter lubang ledak 4 inchi = 102 mm
- Tinggi lubang ledak = 1 m,maka V = πr2t = 8.170 cm3/m
- Bila densitas ANFO = 0,80 gr/cc
 Vol. ANFO per meter lubang ledak
= 0,80 gr/cc x 8.170 cm3/m = 6.5346 gr/mm = 6,54 kg/m
SENSITIFITAS
Adalah sifat yang menunjukkan tingkat kemudahan
inisiasi bahan peledak.
Sifat sensitif handak bergantung pada : komposisi
kimia, diameter, temperatur and tekanan.
Untuk menguji sensitifitas handak, digunakan cara
sederhana yang disebut air gap test, sbb :
1. Siapkan 2 buah handak berbentuk cartrige
berdiameter (D) sama.
2. Dekatkan kedua handak tersebut hingga berjarak
1,1D kemudian gabungkan keduanya menggunakan
selongsong dari karton.
3. Pasang detonator no. 8 atau detonating cord 10
gr/m pada salah satu handak (disebut donor),
kemudian ledakkan.
4. Apabila handak yang satunya lagi (disebut
aseptor) turut meledak maka dikatakan bahwa
bahan peledak tsb sensitif, sebaliknya bila tidak
meledak berarti bahan peledak tersebut tidak
sensitif. Karton Detonator

D Air gap

1,1D Handak
Handak
Aseptor Donor

Handak ANFO tidak sensitif terhadap detonator No. 8


dan untuk meledakkannya diperlukan primer (yaitu
booster yang sudah dilengkapi detonator No. 8 atau
detonating cord 10 gr/m) didalam lubang ledak. Oleh
sebab itu ANFO disebut handak peka (sensitif)
terhadap primer atau “peka primer”
WATER RESISTENCE
 Adalah ukuran kemampuan suatu handak
untuk melawan air disekitarnya tanpa
kehilangan sensitifitas atau efisiensinya.
 Bila handak mudah larut dlm air, maka
dikategorikan sbg handak dengan ketahanan
air “buruk” atau “poor”.
 Sebaliknya, bila handak sulit larut dlm air,
dikategorikan sbg handak “sangat baik” atau
“excellent”.
 Contoh :
• ANFO  Poor
• Handak jenis emulsi, watergel/slurries  Excellent
CHEMICAL STABILITY
 Adalah kemampuan handak untuk tidak berubah
secara kimia dan tetap mempertahankan sensitifitas
selama dalam penyimpanan didalam gudang dengan
kondisi tertentu.
 Faktor-faktor yang mempercepat ketidakstabilan
kimiawi antara lain : panas, dingin, kelembaban,
kualitas bahan baku, kontaminasi, pengepakan dan
fasilitas gudang handak.
 Tanda-tanda kerusakan handak : kristalisasi,
penambahan viskositas, dan penambahan densitas.
 Contoh handak yang tidak stabil : handak berbasis
Nitrogliserin (NG). Umur efektif ANFO = 6 bulan.
 Gudang handak bawah tanah akan mengurangi efek
perubahan temperatur.
KARAKTERISTIK GAS
 Detonasi handak menghasilkan gas tidak beracun
(non toxic) maupun gas beracun (toxic)
 Gas yang tidak beracun, spt : uap air (H2O),
karbondioksida (CO2) dan nitrogen (N2).
 Contoh gas beracun : nitrogenmonoksida (NO),
nitrogenoksida (NO2) dan karbonmonoksida (CO).
 Pada peledakan underground mining, perlu
mendapat perhatian khusus terhadap gas-gas
beracun seperti dengan sistem ventilasi yang
memadai, penyemprotan air sehabis melakukan
peledakan.
 Untuk tambang terbuka, kewaspadaan terhadap gas-
gas beracun ditingkatkan bila gerakan angin rendah.
 Faktor-faktor penyabab timbulnya gas beracun :
• Pencampuran ramuan handak yang meliputi unsur
oksida dan bahan bakar (fuel) tidak seimbang,
sehingga tidak mencapai zero oxygen balance.
• Letak primer yang tidak tepat.
• Kurang tertutup karena pemasangan stemming
kurang padat dan kuat.
• Sistem waktu tunda (delay time system) tidak
tepat.
• Kemungkinan adanya reaksi antara handak
dengan batuan (sulfida atau karbonat).
 Warna gas hasil peledakan melihatkan warna yang
berbeda setelah peledakan terjadi :
• Warna gas coklat-orange  gas NO
• Warna gas putih  uap air (H2O)
• Gas warna hitam  hasil pembakaran tdk
sempurna
KARAKTERISTIK DETONASI
BAHAN PELEDAK
 Karakter detonasi menggambarkan
perilaku suatu bahan peledak ketika
meledak untuk menghancurkan batuan.
 Beberapa karakter detonasi yang penting
diketahui adalah :
• Kekuatan (strength) bahan peledak.
• Kecepatan detonasi (detonation velocity)
• Tekanan detonasi (detonation pressure)
• Tekanan pada lubang ledak (borehole
pressure)
KEKUATAN HANDAK
 Kekuatan handak berkaitan dengan energi yang
mampu dihasilkan oleh suatu bahan peledak.
 Pada hakekatnya kekuatan suatu bahan peledak
tergntung pada campuran kimiawi yang mampu
menghasilkan energi panas ketika terjadi inisiasi.
 Kekuatan handak, meliputi :
• Kekuatan berat absolut (absolute weight
strength atau AWS).
• Kekuatan berat relatif (relative weight strength
atau RWS)
• Kekuatan volume absolut (absolute bulk
strength atau ABS)
• Kekuatan volume relatif (relative bulk strenght
atau RBS
ABSOLUTE WEIGHT STRENGTH
(AWS)
 Energi panas maksimum handak
teoritis didasarkan pada campuran
kimiawinya.
 Energi per unit berat handak dalam
joule/gram
 AWSANFO = 373 kJ/gr dengan
campuran 94 % ammonium nitrat
dan 6 % solar.
RELATIVE WEIGHT STRENGTH
(RWS)
 Adalah kekuatan bahan peledak lain
(dalam berat) dibanding dengan ANFO
 RWSHANDAK = x 100
 Contoh : AWS
HANDAK

AWS
Bila AWSEMULSI = 410 kJ/gr
ANFO

 RWSEMULSI =
= 109 410kJ / gr
x100
373kJ / gr
ABSOLUTE BULK STRENGTH
(ABS)
 Energi per volume, dinyatakan dalam
joule/cc
 ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas
 ABSANFO = 373 kJ/gr x 0,85 gr/cc
= 317 kJ/cc
RELATIVE BULK STRENGTH
(RBS)
 Adalah kekuatan suatu bahan peledak
curah (bulk) dibanding ANFO.
ABS
 RBSHANDAK = ABS HANDAK
x100
ANFO

AWS EMULSI x  EMULSI


 RBSEMULSI = AWS ANFO x  ANFO
x 100

410 kJ / gr x 1,2
= 373 kJ / gr x 0,85 x 100

= 115
KECEPATAN DETONASI
 Disebut juga dengan velocity of detonation atau
VoD merupakan sifat handak yang sangat penting
yang secara umum dapat diartikan sebagai laju
rambatan detonasi sepanjang handak dengan satuan
meter per sekon (m/s) atau feet per sekon (fps)
 Kecepatan detonasi diukur dalam kondisi terkurung
(confined detonation velocity) atau tidak terkurung
(unconfined detonation velocity)
 Kecepatan detonasi terkurung adalah ukuran
kecepatan gelombang detonasi(detonation wave)
yang merambat melalui kolom bahan peledak di
dalam lubang peledak atau ruang terkurung lainnya.
 Kecepatan detonasi tidak terkurung menunjukkan
kecepatan detonasi bahan peledak apabila bahan
peledak tersebut diledakkan dalam keadaan
terbuka.
 Karena bahan peledak umumnya digunakan dalam
keadaan derajat pengurungan tertentu, maka harga
kecepatan detonasi dalam keadaan terbuka menjadi
lebih berarti.
 Kecepatan detonasi handak harus melebihi
kecepatan suara massa batuan (impedance
matching), sehingga akan menimbulkan energi kejut
(shock energy) yang mampu memecahkan batu.
 Untuk peledakan batuan keras, dipakai handak yang
mempunyai kecepatan detonasi tinggi (sifat
shattering effect).
 Sedangkan untuk peledakan batuan lemah, dipakai
handak yang kecepatan detonasinya rendah (sifat
heaving effect)
 Nilai kecepatan detonasi bervariasi tergantung :
diameter, densitas, dan ukuran partikel handak.
 Kecepatan detonasi tidak terkurung umumnya 70 –
80 % kecepatan detonasi terkurung.
 Keceptan detonasi handak komersial bervariasi
antara 1500 – 8500 m/s atau sekitar 5000 – 25000
fps.
 Kecepatan detonasi ANFO antara 2500 – 4500 m/s
tergantung pada diameter lubang ledak.
 Bila diameter lubang ledak dikurangi sampai batas
tertentu akan terjadi gagal ledak (missfire) karena
perambatan tidak dapat berlangsung, diameter ini
disebut “diameter kritis atau critical diameter.
 Kecepatan detonasi handak ANFO akan menurun
seiring dengan bertambahnya air karena ANFO
dapat larut terhadap air.
PENURUNAN KECEPATAN DETONASI
ANFO AKIBAT KANDUNGAN AIR

4000
3500
3000
VoD (m/s)

2500
2000
1500
1000
500
0
0 2 4 6 8 10
Kandungan air (%)
TEKANAN DETONASI
 Adalah tekanan yang terjadi disepanjang zona reaksi
peledakan hingga terbentuk reaksi kimia seimbang
sampai ujung bahan peledak yang disebut dengan
bidang chapman-Jouguet (C-J Plane), umumnya
mempunyai satuan MPa.
 Tekanan ini merupakan fungsi dari kecepatan detonasi
dan densitas handak.
 Penelitian oleh Cook menggunakan foto sinar-X
diperoleh rumus sbb :
PD = ρe x VoD x Up Dimana : PD = tek. Detonasi,
kPa
Up = 0,25 x VoD ρe = densitas, gr/cc
PD = (ρe x VoD2)/4 VoD= kec. Detonasi, m/s
TEKANAN PADA LUBANG
LEDAK
 Gas hasil detonasi handak akan memberikan
tekanan terhadap dinding lubang ledak dan terus
berekspansi menembus media untuk mencapai
keseimbangan.
 Keseimbangan tekanan gas tercapai setelah gas
tersebut terbebaskan, yaitu ketika telah mencapai
udara luar.
 Umumnya tekanan gas pada dinding lubang ledak
sekitar 50 % dari tekanan detonasi.
 Volume dan laju kecepatan gas yang dihasilkan
peledakan akan mengontrol tumpukan dan
lemparan fragmen batuan. Makin besar tekanan
pada dinding lubang ledak menghasilkan jarak
lemparan tumpukan hasil peledakan semakin jauh.

Anda mungkin juga menyukai