D Air gap
1,1D Handak
Handak
Aseptor Donor
AWS
Bila AWSEMULSI = 410 kJ/gr
ANFO
RWSEMULSI =
= 109 410kJ / gr
x100
373kJ / gr
ABSOLUTE BULK STRENGTH
(ABS)
Energi per volume, dinyatakan dalam
joule/cc
ABSHANDAK = AWSHANDAK x densitas
ABSANFO = 373 kJ/gr x 0,85 gr/cc
= 317 kJ/cc
RELATIVE BULK STRENGTH
(RBS)
Adalah kekuatan suatu bahan peledak
curah (bulk) dibanding ANFO.
ABS
RBSHANDAK = ABS HANDAK
x100
ANFO
410 kJ / gr x 1,2
= 373 kJ / gr x 0,85 x 100
= 115
KECEPATAN DETONASI
Disebut juga dengan velocity of detonation atau
VoD merupakan sifat handak yang sangat penting
yang secara umum dapat diartikan sebagai laju
rambatan detonasi sepanjang handak dengan satuan
meter per sekon (m/s) atau feet per sekon (fps)
Kecepatan detonasi diukur dalam kondisi terkurung
(confined detonation velocity) atau tidak terkurung
(unconfined detonation velocity)
Kecepatan detonasi terkurung adalah ukuran
kecepatan gelombang detonasi(detonation wave)
yang merambat melalui kolom bahan peledak di
dalam lubang peledak atau ruang terkurung lainnya.
Kecepatan detonasi tidak terkurung menunjukkan
kecepatan detonasi bahan peledak apabila bahan
peledak tersebut diledakkan dalam keadaan
terbuka.
Karena bahan peledak umumnya digunakan dalam
keadaan derajat pengurungan tertentu, maka harga
kecepatan detonasi dalam keadaan terbuka menjadi
lebih berarti.
Kecepatan detonasi handak harus melebihi
kecepatan suara massa batuan (impedance
matching), sehingga akan menimbulkan energi kejut
(shock energy) yang mampu memecahkan batu.
Untuk peledakan batuan keras, dipakai handak yang
mempunyai kecepatan detonasi tinggi (sifat
shattering effect).
Sedangkan untuk peledakan batuan lemah, dipakai
handak yang kecepatan detonasinya rendah (sifat
heaving effect)
Nilai kecepatan detonasi bervariasi tergantung :
diameter, densitas, dan ukuran partikel handak.
Kecepatan detonasi tidak terkurung umumnya 70 –
80 % kecepatan detonasi terkurung.
Keceptan detonasi handak komersial bervariasi
antara 1500 – 8500 m/s atau sekitar 5000 – 25000
fps.
Kecepatan detonasi ANFO antara 2500 – 4500 m/s
tergantung pada diameter lubang ledak.
Bila diameter lubang ledak dikurangi sampai batas
tertentu akan terjadi gagal ledak (missfire) karena
perambatan tidak dapat berlangsung, diameter ini
disebut “diameter kritis atau critical diameter.
Kecepatan detonasi handak ANFO akan menurun
seiring dengan bertambahnya air karena ANFO
dapat larut terhadap air.
PENURUNAN KECEPATAN DETONASI
ANFO AKIBAT KANDUNGAN AIR
4000
3500
3000
VoD (m/s)
2500
2000
1500
1000
500
0
0 2 4 6 8 10
Kandungan air (%)
TEKANAN DETONASI
Adalah tekanan yang terjadi disepanjang zona reaksi
peledakan hingga terbentuk reaksi kimia seimbang
sampai ujung bahan peledak yang disebut dengan
bidang chapman-Jouguet (C-J Plane), umumnya
mempunyai satuan MPa.
Tekanan ini merupakan fungsi dari kecepatan detonasi
dan densitas handak.
Penelitian oleh Cook menggunakan foto sinar-X
diperoleh rumus sbb :
PD = ρe x VoD x Up Dimana : PD = tek. Detonasi,
kPa
Up = 0,25 x VoD ρe = densitas, gr/cc
PD = (ρe x VoD2)/4 VoD= kec. Detonasi, m/s
TEKANAN PADA LUBANG
LEDAK
Gas hasil detonasi handak akan memberikan
tekanan terhadap dinding lubang ledak dan terus
berekspansi menembus media untuk mencapai
keseimbangan.
Keseimbangan tekanan gas tercapai setelah gas
tersebut terbebaskan, yaitu ketika telah mencapai
udara luar.
Umumnya tekanan gas pada dinding lubang ledak
sekitar 50 % dari tekanan detonasi.
Volume dan laju kecepatan gas yang dihasilkan
peledakan akan mengontrol tumpukan dan
lemparan fragmen batuan. Makin besar tekanan
pada dinding lubang ledak menghasilkan jarak
lemparan tumpukan hasil peledakan semakin jauh.