Anda di halaman 1dari 21

EST.

1988

Dr. Ir. Awang Suwandhi, M.Sc


INISIASI 6 : KARAKTERISTIK BAHAN PELEDAK
1)Karakter fisik
2) Karakter kinerja detonasi

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


EST. 1988 2
Densitas (density)
Sensitivitas (sensitivity)
Ketahanan Thd. Air (water resistance)
Kestabilan Kimiawi (chemical stability)
Karakteristik Gas (Fumes characteristics)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


3
EST. 1988
• Berat bahan peledak per unit volume diekspresikan dalam
satuan gr/cc
• Densitas bhn.peledak yang tinggi akan lebih mudah
menghasilkan dead pressed (detonasi rendah akibat
kehilangan sensitivitas karena terhambatnya tekanan)
dibanding densitas yang rendah
• Loading density adalah berat bhn.peledak per meter kolom
lub.ledak (kg/m)
• Batuan masif - pakai densitas bhn. peledak tinggi
• Batuan berstruktur/lunak - pakai densitas bhn.peledak rendah
• Densitas ANFO 0,85 gr/cc

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


4
EST. 1988
 Sifat mudah atau tidaknya suatu bahan peledak terinisiasi
akibat adanya impuls/dorongan dari luar, yaitu benturan
(impact), gelombang kejut (shock wave), panas (heat atau
flame), atau gesekan (friction).
 Tingkat kepekaan tergantung pada kompisisi bhn.peledak,
diameter, temperatur dan tekanan ambient
 High explosive (1,1D) - sensitif terhadap detonator No.8
atau detonating cord 10 gr/m
 Blasting agent (1,5D) - tdk sensitif terhdp. detonator No.8;
memerlukan booster (primer)
 Beberapa blasting agent sensitif terhadap det.cord dan
dapat mencegah sekuen peledakan tunda downhole

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


5
EST. 1988
HUBUNGAN DENSITAS DAN
SENSITIVITAS B.P
 Densitas kritis terbentuk bila partikel2 pembentuk B.P
terlalu rapat, shg tidak terdapat voids sebagai ruang bagi
terbentuknya hot spots agar terjadi detonasi
 Densitas B.P berhubungan erat dengan sensitivitasnya.
 Deadpressing terbentuk
bila voids untuk gas
rusak, misalnya karena
tekanan, gelombang kejut,
sehingga mengurangi
sensitivitasnya.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


6
EST. 1988
 Kemampuan bhn.peledak untuk melawan air
disekitarnya tanpa kehilangan sensitifitas atau efisiensi
 Ketahanan thd air bhn.peledak bervariasi. ANFO tidak
tahan terhadap air (larut); sedangkan emulsi dan
watergels tahan air
 Fume berwarna coklat-orange dari gas NO
menandakan hasil peledakan yang tidak efisien akibat
bhn. peledak basah
 Ketahanan thd air dapat dilakukan dengan melapisi
lub. ledak atau menggunakan cartridge

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


7
EST. 1988
 Kemampuan untuk tidak berubah secara kimia dan tetap
mempertahankan sensitivitas selama dalam penyimpanan di
gudang dengan kondisi tertentu
 Bhn.peledak yang tdk stabil (mis. NG based) mempunyai
kemampuan stabil lebih pendek dan cepat rusak
 Faktor-faktor yang mempercepat ketdk stabilan kimiawi a.l:
panas, dingin, kelembaban, kualitas bahan baku,
kontaminasi, pengepakan, fasilitas gudang
 Tanda-tanda kerusakan a.l: kristalisasi, penambahan
viskositas, dan penambahan densitas
 Gudang bh.peledak bawah tanah akan mengurangi efek
perubahan temperatur

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


8
EST. 1988
• Detonasi bhn.peledak menghasilkan gas-gas non-
toxic (CO2, H2O, N2) dan toxic (NO, NO2, CO)
• Gas-gas ini perlu diperhatikan pada peledakan bawah
tanah atau terbuka bila gerakan angin yang rendah
• Faktor-faktor yang menimbulkan gas toxic a.l: letak
primer yang tidak tepat, kurang tertutup, air,
komposisi bhn.peledak tidak baik, timing (sistem
tunda) tidak tepat, dan adanya reaksi dengan batuan
mengandung sulfida atau karbonat

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


9
EST. 1988
Level 1

Level Warna Nomor Pantone


Level 0 Level 2 Abu-abu terang 1C
Nomor gas NOx (RGB 244, 222, 217)
Level 1 Pantone 155C
Gas NOx ringan (RGB 244, 219, 170)
Level 2 Pantone 157C
Level 3
Gas berwarna kuning muda/oranye (RGB 237, 160, 79)
Level 3 Pantone 158C
Gas berwarna oranye (RGB 232, 117, 17)
Level 4 Pantone 1525C
Gas berwarna oranye/merah (RGB 181, 84, 0)
Level 5 Level 4 Pantone 161C
Asap berwarna merah/ungu (RGB 99, 58, 17)

Level 5

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


10
EST. 1988
Kekuatan Detonasi (strength) 
Kecepatan Detonasi (VOD) 
Tekanan Detonasi (detonation pressure) 
Tekanan Thd. Lub. Ledak (borehole pressure) 
Daya Ledakan (explosive power) 
Energi Efektif (effective energy) 

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


11
EST. 1988
KEKUATAN DETONASI
(detonation strength)
 Absolute Weight Strength (AWS)
 Energi panas maks handak teoritis didasarkan pada
campuran kimawinya
 Energi per unit berat B.P dalam joules/gram
 AWSANFO adl 373 kj/gr pd campuran 94% AN dan 6% FO

 Relative Weight Strength (RWS)


 Adalah kekuatan B.P (dalam berat) dibanding dgn ANFO

AWS BP
 RWSBP =
AWSANFO

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


12
EST. 1988
KEKUATAN DETONASI
(detonation strength)
lanjutan

 Absolute Bulk Strength (ABS)


 Energi per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc
 ABSBP = AWSBP x densitas
 ABS bulk ANFO = 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317 kj/cc

 Relative Bulk Strength (RBS)


 Adalah kekuatan B.P curah (bulk) dibanding ANFO

ABS BP
 RBS BP =
ABSANFO

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


13
EST. 1988
KECEPATAN DETONASI
(velocity of detonation / VOD)
 Laju rambatan gelom. detonasi sepanjang B.P (m/s atau fps)
 Nilainya bervariasi tergantung diameter, densitas, ukuran
partikel B.P. Untuk B.P komposit (non-ideal) tergantung pula
pada derajat ketertutupannya (confinement degree).
 Kecepatan ANFO antara 2500 – 4500 m/s tergantung pada
diameter lubang ledak
 Kecep detonasi merupakan komponen utama dari energi
kejut (shock energy) yang menimbulkan pecahnya batuan
 Kecep detonasi handak harus melebihi kecepatan suara
massa batuan (impedance matching).
 Dapat diukur untuk menentukan B.P yang efisien.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


14
EST. 1988
EFEK KANDUNGAN AIR
TERHADAP VODANFO

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


15
EST. 1988
TEKANAN DETONASI
(detonation pressure)
 Tekanan yg terjadi disepanjang zona reaksi peledakan
hingga terbentuk reaksi kimia seimbang sampai ujung
handak yang disebut bidang Chapman-Jouguet (C-J plane).

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


16
EST. 1988
TEKANAN DETONASI
(detonation pressure)
lanjutan

 Tekanan detonasi hasil penelitian Cook menggunakan foto


sinar-x adalah:

 Bila ANFO dgn densitas 0,85 gr/cc dan VOD 3700 m/s,
berapa MPa tekanan detonasinya?

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


17
EST. 1988
TEKANAN THD LUBANG LEDAK
(borehole pressure)
 Tekanan terhadap dinding
lubang ledak akibat ekspansi
detonasi gas
 Biasanya sekitar 50% dari
tekanan detonasi
 Volume dan laju kecep gas
yang dihasilkan peledakan
mengontrol tumpukan dan
lemparan fragmen batuan

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


18
EST. 1988
SEKUEN PROSES YANG TERJADI PADA BIDANG HORISONTAL
DARI MASSA BATUAN DI SEKITAR LUBANG LEDAK KETIKA
KOLOM LUBANG LEDAK TERINISIASI

a)

c)

b)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


19
EST. 1988
POWER (TENAGA)
PELEDAKAN
 Terbentuk laju tenaga peledakan.
 Tergantung pada AWS dan VOD.
 Bila dua jenis B.P mempunyai VOD sama,
maka B.P yang mempunyai AWS lebih tinggi
akan lebih bertenaga besar (powerful), shg
lebih banyak energi yang dilepaskan selama
periode yang sama.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA


20
EST. 1988
SELESAI INISIASI 6
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA
21
EST. 1988

Anda mungkin juga menyukai