MEASUREMENT
Tegangan horisontal
METODE PENGUKURAN
1)
2)
Metode Rosette
Metode Flat jack
Metode pengukuran di lubang bor :
Metode Overcoring
Metode uji rekah hidrolik
FLAT JACK
REKAH HIDROLIK
satu komponen tegangan dua komponen tegangan
6 komponen dalam
satu kali pengukuran
METODE ROSETTE
DEFORMASI
Prinsip :
Mengukur deformasi supervisial pada sebuah
permukaan bebas di dinding massa batuan
Hipotesa:
1) Tegangan bidang (plane stress), tegangan
yang tegak lurus bidang pengukuran sama
dengan nol.
2) Pembebasan tegangan adalah total.
3) Perilaku batuan adalah elastik linier.
lanjutan
Pengukuran :
Titik-titik pengukuran sebanyak delapan buah
yang dipasang pada lingkaran yang
berdiameter 20 cm.
Tegangan didapat dari (Bonvallet, 1976) :
lanjutan
1)
2)
3)
4)
Pengukuran :
Titik-titik pengukuran yang berupa baut besi dipasang
dengan jarak 10cm, masing-masing L1, L2, dan L3
Buat potongan pada batuan dengan bantuan gergaji
intan yang besarnya hampir sama dengan ukuran flat
jack
Titik-titik pengukuran diukur jaraknya. Sesudah
pengukuran selesai, ke dalam potongan dimasukkan
flat jack yang berupa 2 lembar potongan baja yang
dijadikan satu dengan mengelas ujungnya.
Flat jack dipompa dengan pompa hidrolik sampai L1,
L2, dan L3 menjadi nol.
lanjutan
Pengukuran modulus deformasi dengan flat
jack :
Perhitungan kestabilitas pada pekerjaan
bawah tanah perlu diketahuinya
karakteristik elastisitas batuan, terutama
modulus deformasi.
L = l1 + l2 + e
L + |L| = l1 + l1 + l2 + l2 + e + e
l1/l1 dan l2/l2 menggambarkan regangan
elastik dari batuan demikian juga dengan
L/L
e = perpindahan yang disebabkan oleh
relaksasi dari batuan pada lubang gergajian
sesudah pembebasan tegangan.
METODE OVERCORING
Prinsip
Membebaskan seluruh tegangan yang ada di massa batuan
dengan cara overcoring
Hipotesa
Batuan homogen dengan perilaku elastik reversible
Pengukuran
Mengukur arah dan besarnya tiga tegangan utama pada sebuah
titik yang ditentukan
Perpindahan radial
Pfr Po = (3 h-H+Rt-2Po) K
Didalam batuan yang permeabilitasnya sangat kecil, K dapat dianggap 1 sehingga
menjadi
Pfr = 3 h-H+Rt Po
Jika batuan tidak permeabel, Po = 0
Pfr = 3 h-H+Rt
Dengan membuka lagi rekahan maka persamaan menjadi (dengan menganggap Pr =
Pfr Rt)
Pfr Po = (3 h-H+Rt-2Po) K
H = 3H Pr
Dengan diketahuinya tekanan penutupan Pf dan tekanan pembukaan Pr yang
ditentukan pada saat uji, maka dapat ditentukan (paling tidak dari sudut teori)
h = Pr
H = 3 Pf Pr
Prinsip
Emisi akustik berhubungan dengan energy
gelombang elastic yang timbul karena
mekanisme pembentukan, pergerakan, dan
multiplikasi rekahan, proses friksi selama
penutupan dan pembukaan rekahan,
transformasi fasa propagasi rekahan mikro,
deformasi material, tumbukan, dan
pemadatan.
TERIMA KASIH