Anda di halaman 1dari 18

8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

DESAIN KONSTRUKSI KAKI SERIBU


UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG PONDASI

1.  Pendahuluan

Permasalahan pada tanah lunak (soft clay) pada umunya berada pada daya dukungnya yang
rendah. Tanah jenis lempung memang memiliki sifat-sifat khusus yang harus diperhatikan
 jika di atasnya akan didirikan konstruksi. Pada tanah lempung ekspansif, mineral yang
terkandung didominasi oleh montmorilonite yang mengakibatkan sifat lempung mampu
menerima air, namun susah untuk mengalirkan kembali. Hal ini disebabkan muatan listrik
yang terkandung pada mineral lempung menahan molekul air sehingga tidak mampu
teralirkan dari pori-porinya.

Secara fisik tanah ekspansif memiliki sifat keras jika dalam keadaan kering. Namun, jika
terkena air atau terendam dalam waktu tertentu, sifatnya berubah menjadi lembek atau
sangat lunak. Daya dukung yang dimiliki ketika keadaan kering menurun secara drastis jika
tanah lunak berada pada kondisi saturated  atau jenuh air.

Selain itu, sifat yang merugikan konstruksi adalah sifat kembang kempis yang mampu
menimbulkan tekanan terhadap konstruksi. Tak jarang, tekanan akibat pengembangan ini
 juga mengakibatkan kerusakan konstruksi yang berada di atasnya. Kemampuan lempung
untuk menghasilkan sifat semacam ini biasanya diukur dari besarnya swelling potential dan
swelling pressure.  Dalam literatur lain juga disebutkan bahwa angka aktivitas juga mampu
menggambarkan seberapa besar kekuatan tanah ekspansif. Angka aktivitas diukur dari nilai
indeks plastisitas tanah (PI) dan fraksi lempung yang terkandung di dalam tanah.

Dari sifat-sifat yang merugikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanah lunak yang di
atasnya akan didirikan suatu konstruksi harus mendapatkan perlakukan khusus atau harus
direkayasa sedemikian rupa sehingga daya dukung tanah mencukupi sesuai beban yang
direncanakan. Tanah lunak sangat berbahaya jika di atasnya ada timbunan yang cukup
tinggi. Jika berat dan tingginya melampaui nilai dukungan tanah dasar, bisa jadi keruntuhan
dan gerakan lateral tanah akan terjadi. Selanjutnya, tanah di sekitar konstruksi akan
mengalami kenaikan elevasi (heaving) akibat terdesak massa tanah yang begerak lateral
tersebut. Gerakan lateral tanah yang menghantam konstruksi bisa mengakibatkan kerusakan
yang serius, bahkan sampai kegagalan bangunan.
Untuk mencegah terjadinya sliding, amblesan dan spreading (jembulan tanah) disekitar
timbunan pada tanah dasar dalam kondisi jenuh, maka perlu mengetahui keruntuhan daya

dukung tanah dasar


memperhitungkan akibat
tinggi timbunan
timbunan tanah, hal yang paling mudah adalah dengan
kritis (Hcr.).
󰀮
 Hcr. =  


Dimana :
Hcr = tinggi timbunan kritis (m)

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 1/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

  H ijin = tinggi timbunan tanpa mengakibatkan keruntuhan


Cu = kohesi undrained  data sondir nilai konus resistance (qc), kg/cm2.

Nc = faktor daya dukung tanah → 5,14 – 5,70

γ timb = berat isi timbunan tanah (t/m3)


FS = faktor keamanan ( 1,2 – 2,0 )
Bilamana tinggi timbunan yang direncanakan lebih rendah dari H-ijin, maka timbunan tidak
terjadi sliding, runtuh, ambles atau spreading disekitar timbunan, akan tetapi proses
penurunan tanah dibawah timbunan masih tetap terjadi, meskipun tidak terlalu besar.

Apabila timbunan sudah tidak dimungkinkan untuk dilakukan, maka dapat diperkuat dengan
trucuk bambu pada tanah dasar. Selain dengan trucuk bambu, timbunan dapat diganti dengan
konstruksi kaki seribu. Prinsipnya sama dengan trucuk bambu. Kaki seribu berupa kumpulan
tiang pancang yang menggantikan timbunan.

2.  Landasan Teori


Kuat geser tanah merupakan fungsi dari beberapa faktor yang sangat komplek, secara
keseluruhan persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut :

S = f (C,c,e,ø,σ’,ε,ε’,H,st,γ,w)

Dimana : C : tekanan kompresi ε’ : kecepatan regangan


c : kohesi tanah H : sejarah pembebanan
e : angka pori tanah st : struktur tanah
ø : sudut geser dalam tanah γ  : berat isi tanah
σ’ : tegangan efektif tanah w : kadar air 
ε  : regangan

Secara phisik kekuatan geser tanah merupakan sumbungan dari tiga komponen pada tanah
yang bersangkutan, yaitu :
•  Sifat bidang geser antar partikel
•  Kohesi dan adhesi partikel tanah
•  Bidang kontak yang saling mengunci antar partikel tanah untuk menahan
deformasi.

Secara teoritis kuat geser tanah ditentukan oleh banyak fariabel, akan tetapi fariabel yang
dominan adalah : kohesi tanah (c) dan sudut geser tanah (ø). Pada tahun 1910 oleh Mohr-
Coulomb, mendefinisikan kuat geser tanah sebagai berikut :

S = c + σ tan ø

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 2/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Kuat geser tanah efektif dapat ditulis sebagai berikut :

S = c + (σ-u) tan ø = c + σ’ tan ø

Untuk kondisi tanah yang jenuh air, dimana φ = 0 maka persamaan tersebut menjadi berikut

: S = Cu

Daya Dukung Tanah Pada Pondasi Tiang Pancang Akibat Beban Vertikal

Konstruksi kaki seribu adalah kumpulan tiang pancang yang diatur sedemikian rupa
sehingga mampu menggantikan timbunan pada oprit jembatan Banyak para pakar telah
merumuskan besarnya kapasitas daya dukung tanah, seperti : Terzaghi, Mayerhof, Hansen,
Vesic dan lainnya. Daya dukung tanah merupakan fungsi dari nilai kuat geser tanah (ø),
kohesi tanah (c), berat isi tanah (γ), kedalaman pondasi (D) dan bentuk pondasi, dapat
diterangkan secara umum sebagai berikut :

q ult. = f (c,ø,γ,D)

Secara prinsip, perhitungan daya dukung tanah untuk pondasi dalam tidak berbeda dengan
pondasi dangkal. Perbedaannya, pondasi dalam akan mendapatkan tahanan friksi akibat
gesekan tanah dan pondasi dalam. Persamaan Terzaghi telah dikembangkan berbagai pakar
geoteknik untuk menghitung point bearing dari pondasi dalam.

. Gambar 1. Prinsip Daya Dukung Pondasi Dalam

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 3/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa tiang pancang mendapatkan suatu Gaya Vertikal
(Qu). Gaya vertikal ini dilawan oleh gabungan antar Qp dan Qf. Qp adalah daya dukung
point atau tahanan ujung tiang pancang, sedangkan Qf adalah tahanan yang disumbangkan
oleh gesekan tanah dan tiang pancang. Jika dituliskan ke dalam persamaan, maka persamaan
daya dukung tiang adalah sebagai berikut:

Q(ult) = Qp + Qf

Persamaan umum daya dukung tanah untuk pondasi dangkal dapat dituliskan sebagai
berikut:

Dari persamaan di atas, kita tahu bahwa daya dukung tanah dipengaruhi oleh kuat geser
tanah, berat jenis tanah, kedalaman pondasi, sudut pondasi dan faktor bentuk pondasi.
Namun, bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi:

Untuk persamaan tiang pancang, variabel B diganti dengan D atau diameter dari tiang.
Biasanya, diameter atau lebar tiang sangatlah kecil. Pengaruh bentuk dan besar tiang tidak
memberikan pengaruh yang besar terhadap daya dukung tiang. Maka, kita dapat mengambil
bentuk persamaan yang lebih sederhana.

Kemudian substitusikan ke dalam persamaan:

Untuk menghitung daya dukung friksi, secara umum persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut:

Dimana:
p = perimeter atau keliling tiang (m)
∆L = tebal tiap layer tanah (m)
 f s =  frictional resistance atau interface shear strength antara tanah dan
permukaan sepanjang pile.

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 4/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Perhitungan nilai tahanan f iksi adalah jumlah dari gaya gesekan yang terjadi pada selimut
tiang dan tiap lapisan tana . Hingga sekarang, telah banyak berkembang berbagai macam
metode perhitungan daya dukung tiang pancang terhadap beban vertikal.

Daya Dukung Tanah Pada Pondasi Tiang Pancang Akibat Beban Horiz ontal

Selain  memiliki tahanan te hadap gaya vertikal, pondasi tiang juga memi iki nilai tahanan
terhadap gaya horizontal. ahanan horizontal dimaksud untuk antisipa i terhadap gaya
lateral seperti beban gempa dan beban timbukan. Perhitungan daya dukun terhadap beban
lateral ditentukan oleh peril ku tiang itu sendiri, apakah tiang tersebut ditin jau sebagai tiang
pendek atau tiang panjang. Perilaku tiang perlu diketahui karena mode kegagalan tanah
antara tiang pendek dan tiang panjang sangat berebeda.

Gambar 2. Mode Kegagalan Pada Tiang Pendek

Gambar 3. Mode Kegagalan Pada Tiang Panjang

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 5/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Perhitungan tahanan lateral didasarkan pada idealisasi bahwa tanah merupakan material
yang didefinisikan sebagai pegas atau springs. Pendekatan ini disebut sebagai pendekatan
Reaksi Subgrade. Sesuai dengan teori balok di atas pondasi elastik (di atas tanah). Jika balok
diberikan beban, maka tanah akan memberikan reaksi yang dimodelkan sebagai pegas yang
berjejer di bawah balok. Sama halnya dengan tiang, pegas akan dimodelkan di sepanjang

tiang. Selanjutnya, digunakan persamaan diferensial untuk analisa beam on elastic


foundation.

Gambar 4. Permodelan Tiang Akibat Beban Lateral.

Oleh karena itu, tanah juga memiliki kekakuan pegas yang akan memberikan reaksi kepada
tiang. Untuk mengetahui besarya kekakuan pegas dari tanah, maka dilakukan pendekatan
berdasarkan modulus reaksi tanah dasar. Beberapa peneliti telah memberikan nilai reaksi
tanah dasar berdasarkan jenis tanah.

Tabel 1. Korelasi Cu dengan Modulus Reaksi Subgrade untuk Tanah Berkohesi

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 6/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

 
Gambar 5. Korelasi Dr dengan Modulus Reaksi Subgrade untuk Tanah Tak Berkohesi

3.  Startifikasi dan Penentuan Parameter Kuat Geser Tanah.

Untuk perhitungan tiang pancang, kita perlu mendapatkan soil properties yang digunakan
sebagai acuan dalam desain. Metode yang ada bermacam-macam.

Tabel 2. Taksiran Berat Jenis Tanah Berdasarkan Klasifikasi Tanah

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 7/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

 
Tabel 3. Korelasi Cu Berdasarkan N-SPT

(catatan: biasanya diambil nilai Cu = 3 - 7 N-SPT)

Berdasarkan beberapa acuan atau referensi penentuan lapisan dan kuat geser tanah, data
lapangan Bor Hole 1 dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4. Tabel Klasifikasi Tanah dan Taksiran Berat Jenis Tanah Jenuh

Unit Weight at
Depth
No Klasifikasi Tanah Saturated
(m)
(kN/m3)
1 0 - 1,5 Lanau Kelempungan 16
2 1,5 - 7 Lempung Kepasiran Halus 16
3 7 - 15,5 Lempung 16
4 15,5 - 20 Lempung 18
5 20 -22 Lempung Kepasiran Halus 18
6 22 -27 Lempung 18
7 27 - 30 Lempung Kepasiran 18
8 30 - 33 Lempung 20

9 33 - 36 Lempung Kepasiran 20
10 36 - 39 Pasir Kelempungan 20
11 39 - 50 Lempung 20

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 8/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Tabel . Korelasi N-SPT dan Nilai Kuat Geser Cu

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 9/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

4.  Analisis dan Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang

Daya Dukung Vertikal

Design for Pile

Outside Diameter 0,6 m qo 336,22 kN/m²


Inside Diameter 0,4 m Average Cu 82,71 kN/m²
f'c 25 MPa
Area of Pile tip 0,2826 m2
Perimeter 1,884 m
Pile Length 40 (+3) m

Bearing Capacity of Single Pile

Point Bearing

Mayerhoff
Qp = 9.Cu.Ap
then Qp 330,642 KN

Janbu
Qp = Ap(c.Nc + q.Nq)
Qp 305,8919 KN

Braja M. Das 520, table 11.6


Soil classification at the tip of pile is Hard Clay, then we may assume that η = 75 
So Nc 5,74
Nq 1
Angle friction 0

Vesiq (Braja M. Das)


Assume that Irr = 200
qo = 1394,896
A1 32
A2 996,0638
A3 1698,82

A4 2852,7

(distribution of vertical stress)

Ko = 1
1394,896 Nc = 10,04
Ns= 1

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 10/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

qb = 2700,096 kN/m2 
Qp 763,0471 KN

Skin Cu/
Friction  stress alfa Lambda
2
Layer 1 effective vertical stress 32 kN/m   0,195 1 0,127
2
2 Cohession 6,25 kN/m  
2
Layer 2 effective vertical stress 115,565 kN/m   0,081 1
13,5 Cohession 9,375 kN/m2 
Layer 3 effective vertical stress 234,32 kN/m2  0,224 1
14,5 Cohession 52,5 kN/m2 
Layer 4 effective vertical stress 336,22 kN/m2  0,419 0,78
10 Cohession 140,8333 kN/m2 

Alfa-Method
then
Layer 1 23,55 kN/m2 
Layer 2 238,4438 kN/m2 
Layer 3 1434,195 kN/m2 
Layer 4 2069,574 kN/m2 
Qs 3765,763 kN

Lambda
Cu 43,27604 kN/m2  A1 6,25 kN/m2 
average stress 159,792 kN/m2  A2 996,0638 kN/m2 
fav 31,2857 kN/m2  A3 2536,666 kN/m2 
Qs 3241,824 kN A4 2852,7 kN/m2 
Average 159,792 kN/m2 

󰀬󰀬󰀬
Qp =  = 466,527 kN

󰀬󰀬
Qs =   = 3503,79 kN
󰀬 󰀬
Q allowable =   󰀫  = 2491,317 kN 
 󰀬

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 11/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Daya Dukung Horizontal

Kurva p - y dapat digunakan untuk menentukan defleksi tiang pancang dimana terjadi gaya
yang sangat besar sehingga membuat tiang pancang tidak dapat kembali pada keadaan
semula (tanah telah mencapai tegangan leleh).

Gambar 6. P - Y Curve
Dari diagram di atas, defleksi maksimum disyaratkan untuk jembatan adalah 75mm atau 7,5
cm, maka dibutuhkan gaya sebesar 126,95 kN di kepala tiang.

Jika diperhitungkan berdasarkan Reese & Matlock dengan menganggap bahwa gaya
horizontal yang terjadi adalah sebesar nilai yang dihitung dengan menggunakan metode
Brooms. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Cu 82,71 kPa EI 72097,036


L 43 m R 1,31 m
k 24813 kN/m^3 L/R 32,935 Long Pile
B 0,5 m
I 0,0031 m^4 Z 0,01227 m^3
f'c 25 Mpa Mu 101,243 kN.m
Ep 23500 Mpa

Mu/c*B^3 9,79
Qu/cu*B^2 1,2
Qu 24,813 kN
M 74,439 kN.m

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 12/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Tabel 6. Defleksi Reese & Matlock

At x Z Ay By ya yb y
0 0 1,4 1 0,00107 0,00176 0,00283
0,5 0,38 1,1 0,75 0,00084 0,00132 0,00216
1 0,77 0,7 0,4 0,00054 0,00070 0,00124
1,5 1,15 0,4 -0,1 0,00031 -0,00018 0,00013
2 1,53 0,3 0 0,00023 0,00000 0,00023

Dengan gaya sebesar 24,813 kN, maka kepala tiang hanya bergerak sejauh 0,0028 m atau
hanya sejauh 3mm. Ini lebih jauh dari yang diharapkan. Metode Brooms memperhitungkan
defleksi berdasarkan kemampuan atau tahanan material tiang pancang terhadap gaya yang
terjadi.

Asumsikan bahwa defleksi yang terjadi sebesar 75 mm, maka kita dapat menggambarkan
besarnya diagram geser, momen dan defleksi pada tiang pancang dengan menggunakan
pendekatan elastik. Dari p-y curve, defleksi 75 mm diperlukan gaya sebesar 126,95 kN.

Tabel 7. Perhitungan Dengan Pendekatan Elastik

Layers Loads
Length Subdivisions Type kN
40 40 Shear 126,95
Moment 380,85
Axial 2500

Soil
Shear
Stiffness, Pile EI X Deflection Moment
Force
kN/m/m
0 72097,0 0,00 0,125257 380,850 126,950
1875 72097,0 -1,00 0,081192 617,962 150,281
1875 72097,0 -2,00 0,045698 681,412 8,793
1875 72097,0 -3,00 0,019656 635,548 -75,310
1875 72097,0 -4,00 0,002429 530,792 -116,236
1875 72097,0 -5,00 -0,007436 403,076 -127,733
1875 72097,0 -6,00 -0,011710 275,326 -121,546
1875 72097,0 -7,00 -0,012165 159,984 -106,710
3750 72097,0 -8,00 -0,010402 61,906 -79,649
3750 72097,0 -9,0 -0,007779 0,687 -46,645

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 13/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

3750 72097,0 -10,0 -0,005147 -31,384 -21,875


3750 72097,0 -11,0 -0,002951 -43,063 -5,400
3750 72097,0 -12,0 -0,001352 -42,183 4,145
3750 72097,0 -13,0 -0,000337 -34,773 8,646
3750 72097,0 -14,0 0,000195 -24,892 9,948

3750
11250 72097,0
72097,0 -15,0
-16,0 0,000381
0,000361 -14,877
-5,776 9,558
7,168
11250 72097,0 -17,0 0,000262 -0,541 3,772
11250 72097,0 -18,0 0,000154 1,768 1,411
11250 72097,0 -19,0 0,000072 2,280 0,070
11250 72097,0 -20,0 0,000020 1,908 -0,520
19500 72097,0 -21,0 -0,000004 1,240 -0,647
19500 72097,0 -22,0 -0,000012 0,614 -0,521
19500 72097,0 -23,0 -0,000011 0,198 -0,314
19500 72097,0 -24,0 -0,000007 -0,014 -0,142
19500 72097,0 -25,0 -0,000004 -0,086 -0,036

19500
19500 72097,0
72097,0 -26,0
-27,0 -0,000001
0,000000 -0,085
-0,058 0,014
0,029
39000 72097,0 -28,0 0,000000 -0,027 0,025
39000 72097,0 -29,0 0,000000 -0,008 0,014
39000 72097,0 -30,0 0,000000 0,001 0,005
39000 72097,0 -31,0 0,000000 0,003 0,001
39000 72097,0 -32,0 0,000000 0,003 -0,001
39000 72097,0 -33,0 0,000000 0,001 -0,001
39000 72097,0 -34,0 0,000000 0,000 -0,001
39000 72097,0 -35,0 0,000000 0,000 0,000
39000 72097,0 -36,0 0,000000 0,000 0,000
39000 72097,0 -37,0 0,000000 0,000 0,000
39000 72097,0 -38,0 0,000000 0,000 0,000
39000 72097,0 -39,0 0,000000 0,000 0,000
39000 72097,0 -40,0 0,000000 0,000 0,000

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 14/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

0.00
Bending Moment Shear Force
0.00
-200 0 200 400 600 800
-200 -100 0 100 200
-5.00
-5.00

-10.00
-10.00

-15.00
-15.00

-20.00
-20.00

-25.00
-25.00

-30.00 -30.00

-35.00 -35.00

-40.00 -40.00

-45.00 -45.00

Deflection

-0.05 0 0.05 0.1 0.15

0.00

-5.00

-10.00

-15.00

-20.00

-25.00

-30.00

-35.00

-40.00

-45.00

Gambar 7. Diagram Momen, Geser, dan Pergeseran Tiang

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 15/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Permodelan SAP

Dari perhitungan secara manual di atas, maka dibuat permodelan dengan software SAP
untuk dibandingkan hasilnya. Dalam membuat permodelan, yang harus diperhatikan adalah
pengambilan kekakuan pegas yang mewakili tanah. Perbedaan pada pemilihan nilai

kekakuan pegas akan membuat hasilnya pun bevariasi.

Gambar 8. Permodelan Struktur

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 16/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Gambar 9. Diagram Momen dan Aksial Pada Tiang Pancang

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 17/18
8/17/2019 Desain Konstruksi Kaki Seribu

Dengan memasukkan data beban yang disediakan, maka output dapat dihasilkan oleh
program SAP. Hasilnya defleksi tersebesar pada tiang adalah 6.58 mm. Gaya aksial pada
tiang adalah 408 kN dan momen maksimum yang terjadi adalah 259.18 kN.m. Hasil dari
SAP menunjukkan bahwa kegagalan dari tiang bukan karena material tanah sebagai
dukungannya, namun karena kekuatan material melebihi gaya ultimit yang terjadi.

Salah satu kelemahan dari program SAP adalah tidak mampu menampilkan soil failure atau
kegagalan karena tanah. Maka, setiap perhitungan SAP untuk desain struktur bawah, harus
dibandingkan dengan perhitungan manual.

5.  Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:


1.  Daya dukung vertikal tiang yang dihitung dari 3 metode dan dicari nilai rata-ratanya
memberikan nilai sebesar 2491,37 kN. Gaya ultimit yang terjadi hanya sebesar 408
kN. Gaya yang terjadi sangat jauh dari daya dukung yang diizinkan.
 
2. Daya dukung
kekuatan horizontal
material sebagaidari Brooms
syarat memberikan angka 24,813 kN dengan acuan
batasnya.
3.  Jika digunakan defleksi sebesar 75mm dan diplot dengan diagram p-y, maka didapat
angka 124 kN sebagai beban horizontal. Metode elastik digunakan untuk
memprediksi momen yang terjadi. Hasilnya melampau kekuatan material sehingga
tiang bisa patah.
4.  Permodelan SAP dengan beban riil menunjukkan bahwa momen maksimum yang
terjadi adalah 259.18 kN.m. Tiang tidak mampu menahan momen yang lebih dari
101,243 kN.m.
5.  Perbedaan hasil tersebut menunjukkan bahwa pemilihan nilai Spring Stiffness yang
menggantikan tanah sangat menentukan. Sekali lagi, dalam desain pondasi, software
tidak terlalu berperan, melainkan pengalaman dari desainer yang sangat menentukan.
Apalagi, tanah memiliki berbagai sifat yang tidak bisa hanya diukur dengan
parameter kuat geser.

http://slidepdf.com/reader/full/desain-konstruksi-kaki-seribu 18/18

Anda mungkin juga menyukai