Anda di halaman 1dari 7

ISSN 2685-0605

Penggunaan Software Plaxis Dalam Menganalisis Stabilitas Lereng Dan Tinggi


Kritis Timbunan Pada Perencanaan Escape Hill Dengan Pemodelan Material Set

Novia Afrianti1 Munirwansyah2


1
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia
2
Dosen, jurusan Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 23111, Indonesia.
email : noviaafrianti@rocketmail.com

Abstract
Aceh province is the prone areas to the threat of earthquake and tsunami. Therefore, the government needs to build
the rescue construction fot the evacuation center to the community as a form of quick action of disaster response
considering to the potential tsunami aftershocks can still occur. This study aims to analyze the ability of the ground
soil (bearing capacity) in holding the hill load and the stability of the hillside using Plaxis software with the
modeling of material sets varying the value of cohesion and soil shear angle. From this research, it is found that the
escape hill height is 12 m with the total decrease of 9,117 cm and the security factor 1,507 for the result of the
existing analysis. Maximum decrease of 9,112 cm and safety factor 1,850 for result of material model set analysis by
combining value (cnature + 100%) and (φnature + 30%). Based on these values it is concluded that the value of the
security factor increases every cohesion value and the shear angle of the improved material set (improve) and the
slope to be stable and secure against landslide.

Keywords: earthquake, tsunami, evacuation, escape hill, slope stability, plaxis, safety factor.

Abstrak
Provinsi Aceh merupakan daerah yang rawan terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami. Untuk itu, pemerintah
perlu membangun suatu konstruksi penyelamatan untuk pusat evakuasi bagi masyarakat sebagai bentuk aksi cepat
tanggap bencana mengingat gempa susulan berpotensi tsunami masih dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kemampuan tanah dasar dalam menahan beban bukit timbunan dan stabilitas lereng bukit
menggunakan software Plaxis dengan pemodelan material set memvariasikan nilai kohesi dan sudut geser tanah.
Dari hasil penelitian didapat tinggi timbunan escape hill sebesar 12 m dengan penurunan total 9,117 cm dan faktor
keamanan 1,507 untuk hasil analisis existing. Penurunan total maksimal 9,112 cm dan faktor keamanan 1,850 untuk
hasil analisis pemodelan material set dengan dengan mengkombinasikan nilai (cnature + 100%) dan (φnature + 30%) .
Berdasarkan nilai tersebut disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan meningkat setiap nilai kohesi dan sudut geser
dari material set yang di naikkan (improve) sehingga lereng menjadi stabil dan aman terhadap longsor.

Kata kunci: gempa, tsunami, evakuasi, escape hill, stabilitas lereng, plaxis, faktor keamanan.

1. Pendahuluan penyelamatan untuk pusat evakuasi bagi masyarakat


sebagai bentuk aksi cepat tanggap apabila sewaktu-
Provinsi Aceh merupakan daerah yang rawan waktu bencana tsunami dating. Salah satu bentuk dari
terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami. Tsunami konstruksi penyelamatan tersebut adalah escape
sendiri pernah terjadi di Aceh pada tanggal 26 building atau gedung penyelamatan yang didesain
Desember 2004 yang disebabkan oleh gempa bumi khusus untuk dapat menahan beban dan goncangan
berkekuatan 9,3 SR yang berpusat di 3,3 LU - 95,98 besar.
BT. Merujuk data dari BNPB sebanyak 173.741 jiwa Dalam penelitian ini lokasi pembangunan escape
meninggal, 116.368 orang dinyatakan hilang, ribuan hill direncanakan di desa Deah Baro, Kec. Meuraxa,
rumah dan bangunan rusak, serta hampir 500.000 Kota Banda Aceh dengan tinggi run up 7,0 m.
orang menjadi pengungsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Tingginya angka korban jiwa pada saat itu kemampuan tanah dasar (bearing capacity) dalam
dikarenakan rendahnya kesiapsiagaan pemerintah dan menahan beban bukit timbunan dan stabilitas lereng
kesadaran masyarakat akan ancaman bencana bukit menggunakan program Plaxis.
tsunami. Untuk itu pemerintah perlu membangun
sistem peringatan dini serta suatu konstruksi

Journal of The Civil Engineering Student 15


Vol. 2. No. 1, April 2020, Halaman 15-21
ISSN 2685-0605

1. Tinjauan kepustakaan tanah agar tidak terjadi resonansi yang


2.1 Kuat Geser Tanah mengakibatkan bangunan runtuh.
Hardiyatmo[1] mengatakan bahwa kuat geser 2.3 Penurunan Timbunan
tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh
Teori konsolidasi Terzaghi banyak digunakan
butiran tanah terhadap desakan atau tarikan. Berikut
dalam memperkirakan penurunan jangka panjang
rumus mencari nilai kuat geser.
pada timbunan yang dibangun di atas tanah lunak.
Apabila besarnya penurunan konsolidasi melebihi
  c   tan  kriteria yang ditetapkan, maka kemungkinan
stabilisasi dangkal dibutuhkan untuk mengurangi
di mana : penurunan tersebut.
τ = kuat geser tanah (kg/cm2);
c = kohesi tanah (kg/cm2); 2.4 Tinggi Timbunan Kritis (Hcrit)
σ = tegangan normal pada bidang runtuh (kg/cm2) Tanah yang di atasnya akan didirikan suatu
ϕ = sudut geser dalam tanah (o). konstruksi harus mendapatkan perlakuan khusus atau
harus direkayasa sedemikian rupa sehingga daya
2.2 Daya Dukung Tanah dukung tanah mencukupi sesuai beban yang
Daya dukung tanah merupakan kemampuan tanah direncanakan. Untuk mencegah terjadi gelinciran
untuk menahan beban pondasi tanpa mengalami (sliding) dan jembulan tanah (spreading) disekitar
keruntuhan akibat geser yang juga ditentukan oleh timbunan pada tanah dasar dalam kondisi jenuh,
kekuatan geser tanah. Berikut rumus daya dukung maka perlu mengetahui keruntuhan daya dukung
tanah berdasarkan teori Terzaghi. tanah dasar akibat timbunan tanah, hal yang paling
mudah adalah dengan memperhitungkan tinggi
qult = c.Nc + γ.D.Nq + 0,5 .γ.B.Nγ timbunan kritis (Hcrit).
𝐶𝑢.𝑁𝑐
dimana : Hcrit =
𝛾𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛
qult = daya dukung ultimit tanah (kPa)
c = kohesi (kPa) dimana :
γ = berat isi tanah (kN/m³)
D = kedalaman tanah yang ditinjau (m) Hcrit = Tinggi timbunan kritis (m)
B = lebar pondasi atau timbunan (m) Cu = cohesion undrained
Nc,Nq,Nγ= faktor daya dukung berdasarkan Nc = Fellenius(1921) = 5,50
besarnya sudut geser dalam tanah Terzaghi (1943) = 5,70
(ϕ) Atkinson (1980) = 6,00
γtimbunan = berat isi tanah timbunan
Setelah mendapatkan nilai daya dukung ultimit
tanah (qult), langkah selanjutnya menghitung daya
dukung izin tanah (qall) yaitu :

qult = c.Nc + γ.D.Nq + 0,5 .γ.B.Nγ


dimana :
qall = daya dukung izin tanah (kPa)
qult = daya dukung ultimit tanah (kPa)
FK = faktor keamanan
Munirwansyah,dkk[2] mengatakan bahwa Gambar 1. Tinggi timbunan kritis (Hcrit)
frekuensi getaran bangunan (f) tidak boleh sama
dengan frekuensi getaran alami tanah (fn)
dikarenakan apabila frekuensi getaran tersebut sama 2.5 Konsep Kestabilan Lereng
maka akan terjadi resonansi yang mengakibatkan Sejalan dengan meningkatnya penggunaan lereng
bangunan tersebut runtuh saat getaran yang untuk berbagai kepentingan manusia maka
disebabkan gempa terjadi. Sehingga untuk diperlukan pengembangan konsep kestabilan lereng
pembangunan escape hill perlu dilakukan identifikasi yang bertujuan untuk mengatasi masalah keruntuhan
lereng. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut

Journal of The Civil Engineering Student 16


Vol. 2. No. 1, April 2020, Halaman 15-21
ISSN 2685-0605

diperlukan pemahaman terhadap faktor-faktor yang 3 FK > 1,25


Longsor jarang terjadi (lereng
berhubungan dengan keruntuhan lereng, analisis relatif stabil)
lereng, dan pemilihan metoda perkuatan lereng yang Sumber: Bowles (1989)
efektif.
Hasyim[5] menunjukkan nilai faktor keamanan
2.6 Keruntuhan Lereng desain yang diperlihatkan pada tabel berikut.

Berdasarkan Highway Research Board (1978) Tabel 2. Nilai Faktor Keamanan untuk Desain
yang dikutip oleh Sundary[3] mengemukakan
No Faktor Keamanan Arti
beberapa penyebab keruntuhan lereng, yaitu:
Faktor penyebab meningkatnya tegangan geser 1 Kurang dari 1,0 Tidak aman
pada lereng:
2 1,0 – 1,2 Keamanan yang diragukan
1. Berkurangnya daya dukung lereng disebabkan
erosi, gerakan lereng alami dan aktifitas Aman untuk galian, timbunan
3 1,3 – 1,4
manusia. diragukan
2. Penambahan beban yang berlebih disebabkan 4 1,5 – 1,75 Aman
kondisi alam dan aktifitas manusia
Sumber: Hasyim (2007 : 9)
3. Pengaruh terjadinya gempa atau sumber getaran
lainnya
4. Pemindahan material pada keliling dasar lereng 2.8 Konsep Program Komputer Plaxis
disebabkan aliran sungai maupun gelombang Menurut Brinkgreve dan Vermeer[6] model
laut. Mohr-Coloumb sangat dianjurkan untuk digunakan
5. Meningkatnya tekanan tanah lateral disebabkan sebagai analisis awal suatu permasalahan. Model ini
retakan-retakan tanah. juga dapat digunakan untuk menghitung faktor
keamanan dengan pendekatan ‘Reduksi Phi-c’. Pada
Faktor penyebab berkurangnya kuat geser pada model ini, kekakuan tanah dianggap konstan
lereng: sehingga analisis menggunakan model ini dianggap
1. Faktor yang melekat pada material tersebut: sebagai analisis pendekatan awal untuk
komposisi, struktur, dan struktur keduanya atau menggambarkan perilaku mekanis pada tanah. Akibat
stratifikasi. kekakuan yang konstan perhitungan dalam program
2. Perubahan akibat iklim dan phisiokimia: proses akan lebih cepat dan dapat menghasilkan perkiraan
pengeringan, pembasahan dan hidrasi. deformasi dari perhitungan tersebut. Model Mohr-
3. Pengaruh tekanan air pori Coloumb termasuk dalam model elasto plastic
4. Perubahan strukturnya: penurunan tegangan dan dengan dua parameter kuat geser yaitu kohesi (c) dan
degradasi struktur. sudut geser (ϕ).
Parameter yang digunakan untuk model Mohr-
2.7 Konsep Faktor Keamanan Coloumb adalah kohesi (c). program Plaxis akan
dapat menangani model dengan nilai parameter
Bowles[4] menyebutkan bahwa pada umumnya
kohesi (c), sudut geser (ϕ), sudut dilatasi (Ѱ) di mana
nilai faktor keamanan lebih besar sama dengan satu
pada pasir sudut dilatasi tergantung pada kerapatan
(FK  1,25) adalah desain normal untuk memberikan dan sudut geser, konstanta modulus young (E), dan
perkiraan faktor keamanan dalam analisis stabilitas
poison ratio (v) yang umumnya nilai poison ratio
lereng. Hal ini penting untuk menyakinkan bahwa berkisar 0,3-0,4 tergantung pada jenis dan kondisi
desain lereng aman dan untuk mencegah faktor yang
tanah.
tidak terduga selama analisis dan konstruksi.
Bowles[4] juga mengeluarkan angka keamanan
lereng dengan hubungan intensitas longsor seperti
3. Metodelogi penelitian
3.1 Lokasi Studi Kasus
diperlihatkan pada tabel berikut.
Berdasarkan data dan peninjauan di lapangan
Tabel 1. Hubungan nilai faktor keamanan lereng
terhadap Tsunami Height Memorial Poles yang
dan intensitas longsor
diperoleh dari penelitian Iemura[7] lokasi tinjauan
No. Nilai Faktor Kejadian Intensitas Longsor
Keamanan
dilakukan pada Desa Deah Baro, Kecamatan
Longsor terjadi biasa/sering Meuraxa dengan tinggi Run Up maksimum pada saat
1 FK < 1,07 tsunami 2004 mencapai 7,0 m, lebih besar dari
(lereng labil)
2 1,07 < FK < 1,25 Longsor pernah terjadi (lereng daerah lainnya di Kecamatan Meuraxa dimana tinggi
kritis) Run Up < 7,0 m.

Journal of The Civil Engineering Student 17


Vol. 2. No. 1, April 2020, Halaman 15-21
ISSN 2685-0605

Karan[8] dalam bukunya mengatakan bahwa


tinggi tsunami run up wave pada Kecamatan Friction angle (φ) 32.3 37.6 °
Meuraxa adalah 10 m, sehingga escape hill yang Dilatacy angle (ᴪ) 0 0 °
dibangun adalah setinggi > 10 m.

3.2 Prosedur Penelitian Tanah yang dijadikan sebagai tanah timbunan


mengacu pada kriteria klasifikasi material dalam
Prosedur penelitian mencakup pengambilan
pedoman pelaksanaan kostruksi bangunan dan bukit
sampel tanah, dilanjutkan dengan pekerjaan
tes tsunami.
penelitian di laboratorium, yaitu pengukuran sifat
fisis dan sifat mekanis tanah. Hasil dari pengujian Tabel 4. Parameter Tanah Timbunan kategori A-
kuat geser yang tediri dari nilai kohesi (c), dan sudut 1-b (AASHTO) dan SW (USCS).
geser tanah (φ) dipakai sebagai data parameter tanah Tanah
dalam pemodelan menggunakan program plaxis. Parameter Tanah Timbunan Satuan

3.3 Proses Pengolahan dan Analisis Data Material model MC


Analisis stabilitas lereng dilakukan dengan trial Type of behaviour Drained
dan error pada program Plaxis. Permodelan dibuat
dengan memvariasikan tinggi timbunan dengan Dry soil weight (ϒdry) 1.61 gr/cm³
parameter tanah. Adapun analisis pada program Wet soil weight(ϒwet) 1.924 gr/cm³
plaxis memiliki tiga tahapan yaitu:
Horizontal permeability (kx) 4.53E-03 cm/sec
1. Tahapan masukan data (Input)
2. Tahapan kalkulasi data (Calculation) Vertical permeability (ky) 4.53E-03 cm/sec
3. Tahapan keluaran data (Output) Young's modulus (Eref) 1000 Kg/cm²

4. Hasil dan Pembahasan Poisson's ratio (v) 0.3


4.1 Parameter Tanah Cohession (c) 0.0434 Kg/cm²

Parameter tanah dasar dan tanah timbunan yang Friction angle (φ) 30.923 °
digunakan dalam analisis ini dari hasil uji sampel Dilatacy angle (ᴪ) 0 °
tanah di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas
Syiah Kuala.
4.2 Geometri Esacpe hill
Tabel 3. Parameter Tanah Dasar Hasil Uji
Laboratorium Tanah Existing pada Desa Deah Koordinat pemodelan geometri yang digunakan
Baro Kec.Meuraxa dalam analisis stabilitas lereng pada tahap masukan
Depth 1,6 Depth 3,0 data pada program plaxis dibuat berdasarkan kriteria
Parameter Tanah m m Satuan desain bukit buatan dalam pedoman pelaksanaan
konstruksi bangunan dan bukit tes tsunami. Sudut
Material model MC MC
lereng escape hill sebesar 23◦ dengan lebar timbunan
Type of behaviour Undrained Undrained 35 m dan tinggi timbunan 12 m.
Dry soil weight
(ϒdry) 10.3 9.7 kN/m³
(0:15) (7:15)
Wet soil
weight(ϒwet) 13.9 13.9 kN/m³
Horizontal
permeability (kx) 8.64E-01 8.64E-01 m/hari
Vertical
permeability (ky) 8.64E-01 8.64E-01 m/hari
23°
Young's modulus (40:3)
(Eref) 10000 19610 kN/m² (35:3)

Poisson's ratio (v) 0.3 0.3 (0:0) (40:0)

Cohession (c) 10.7 0.4 kN/m² Gambar 2. Penampang Melintang Escape Hill

Journal of The Civil Engineering Student 18


Vol. 2. No. 1, April 2020, Halaman 15-21
ISSN 2685-0605

Tabel 5. Koordinat Pemodelan Geometri Escape pemodelan dengan plaxis tersebut dapat dilihat pada
Hill Tabel 6.
Point x y Satuan
Tabel 6. Pemodelan Varian Kohesi Dengan Sudut
0 0,00 0,00 m Geser
1 40,0 0,00 m Kohesi Utot Safety
Sudut geser (°)
(kg/cm²) (m) Factor
2 40,0 3,00 m
91,17E
3 35,0 3,00 m c 0.04 φ 30.923 -03 1.507
c+ 91,12E
4 7,00 15,0 m
25% 0.05 φ 30.923 -03 1.598
5 0,00 15,0 m c+ 91,12E
50% 0.06 φ 30.923 -03 1.621
c+ 91,12E
4.3 Hasil Analisis Pemodelan Escape Hill Dengan 100% 0.08 φ 30.923 -03 1.660
φ+
Program Plaxis
10 91,12E
Perhitungan dengan menggunakan program c 0.04 % 34.015 -03 1.646
Plaxis menggunakan delapan pemodelan. Pemodelan φ+
20 91,12E
parameter tanah timbunan untuk escape hill
c 0.04 % 38.035 -03 1.747
dilakukaan dengan memvariasikan nilai kohesi (c) φ+
dan sudut geser (◦) asli dari parameter tanah 30 91,12E
timbunan dengan meninjau bidang gelincir lereng c 0.04 % 40.199 -03 1.771
yang paling aman. Pemodelan pertama menggunakan φ+
parameter tanah timbunan asli dari tanah di Desa `C + 30 91,12E
Desa Laelangge Kota Subulussalam dengan 100% 0.08 % 40.199 -03 1.850
ketinggian timbunan escape hill sebesar 12 m,
dimana tahap perhitungan pembebanan tanah
dihitung disetiap kenaikan 2 m. 4.4 Output dengan parameter tanah timbunan asli
Dari pemodelan pertama didapat angka
Analisis dilakukan menggunakan tanah dasar
penurunan sebesar 9,117 cm dengan angka faktor
dilokasi (natural subgrade) dan nilai parameter asli
keamanan sebesar 1,577. Pemodelan kedua dengan
tanah timbunan (natural embakment), dengan jenis
menambah nilai kohesi sebesar 25%, didapat angka
tanah timbunan yaitu pasir. Tinggi timbunan
penurunan sebesar 9,112 cm dan angka faktor
pemodelan adalah 12 m yang dibuat secara
keamanan 1,598. Pemodelan ketiga dengan
bertahapper 2 m.
menambah nilai kohesi sebesar 50%, didapat angka
penurunan sebesar 9,112 dan angka faktor keamanan
1,621.
Pemodelan keempat dengan menambah nilai
kohesi sebesar 100%, didapat angka penurunan
sebesar 9,112 cm dan angka faktor keamanan sebesar
1,660. Pemodelan kelima dengan nilai kohesi asli
namun dengan menambah nilai sudut geser sebesar
10%, didapat angka penurunan sebesar 9,112 cm dan
angka faktor keamanan sebesar 1,646. Pemodelan
Jaringan Elemen Terdeformasi
keenam dengan menambah nilai sudut geser sebesar Perpindahan Total Ekstrim 91.17 x 10-3 m
20%, didapat angka penurunan sebesar 9,112 cm dan Perpindahan diskalakan 20.00 kali
angka factor keamanan sebesar 1,747.
Pemodelan ketujuh dengan menambah nilai Gambar 3. Deformasi
sudutgeser sebesar 30%, didapat angka penurunan
9,112 cm dan angkat factor keamanan sebesar 1,771. Pada gambar 3 diperlihatkan bahwa penurunan
Pemodelan kedelapan dengan mengkombinasikan total yang terjadi adalah 91,17 x 10 -3 m dengan angka
nilai (cnature + 100%) dengan (φnature + 30%), didapat faktor keamanan diambang batas izin yaitu 1,507.
angka penurunan sebesar 9,112 cm dan angka faktor
keamanan 1,850. Berdasarkan hasil analisis

Journal of The Civil Engineering Student 19


Vol. 2. No. 1, April 2020, Halaman 15-21
ISSN 2685-0605

Analisis dilakukan menggunakan tanah dasar


dilokasi (natural subgrade) dengan pemodelan
parameter tanah timbunan, dengan jenis tanah
timbunan yaitu pasir. Nilai kohesi di naikkan 100%
dari nilai kohesi asli dan nilai sudut geser di naikkan
30% dari nilai sudut geser asli. Tinggi timbunan
pemodelan adalah 12 m yang dibuat secara bertahap
per 2 m.
Perpindahan Total (Utot)
Nilai ekstrim Utot 91.17 x 10-3 m

Gambar 4. Total Displacements (arrows)

Pada gambar 4 memperlihatkan potensi gelinciran


pada timbunan, dan kondisi lapisan tanah dasar
sanggup menahan beban. Timbunan masih aman
namun dalam keadaan diambang batas stabil.
Jaringan Elemen Terdeformasi
Perpindahan Total Ekstrim 91.12 x 10-3 m
Perpindahan diskalakan 20.00 kali

Gambar 7. Deformasi

Pada gambar 7 diperlihatkan bahwa penurunan


total yang terjadi adalah 91,12 x 10 -3 m dengan angka
faktor keamanan yaitu 1,850.

Perpindahan Total (Utot)


Nilai ekstrim Utot 91.17 x 10-3 m

Gambar 5. Total Displacements (shadings)


Pada gambar 5 memperlihatkan kondisi dari
bagian lapisan tanah timbunan yang terganggu akibat
pendistribusian beban.

Perpindahan Total (Utot)


Nilai ekstrim Utot 91.12 x 10-3 m

Gambar 8. Total Displacements (arrows)


Pada gambar 8 memperlihatkan potensi gelinciran
pada timbunan, dan kondisi lapisan tanah dasar
sanggup menahan beban. Timbunan aman dan stabil.

Tegangan total
Tegangan utama total ekstrim -234.70 kN/m
Gambar 6. Total Streses

Pada gambar 6 diperlihatkan timbunan dan tanah


dasar mampu menahan beban dan mendistribusikan
secara merata keseluruh lapisan.
Perpindahan Total (Utot)
4.5 Output dengan parameter tanah timbunan Nilai ekstrim Utot 91.17 x 10-3 m
pemodelan
Gambar 9. Total Displacements (shadings)

Journal of The Civil Engineering Student 20


Vol. 2. No. 1, April 2020, Halaman 15-21
ISSN 2685-0605

Pada gambar 9 memperlihatkan kondisi dari nilai faktor keamanan meningkat setiap nilai
bagian lapisan tanah timbunan yang terganggu akibat kohesi dan sudut geser dari material set yang di
pendistribusian beban. naikkan (improve). Hal ini menunjukan bahwa
dengan adanya perkuatan menggunakan
pemodelan parameter tanah pada lereng
menjadi stabil dan aman terhadap longsor;
3. Pemodelan paling aman yang dicapai adalah
pemodelan material set dengan
mengkombinasikan nilai (cnature + 100%) dan
(φnature + 30%);
4. Tinggi timbunan escape hill adalah 12 m
dengan hasil output pemodelan dari program
Tegangan total plaxis yaitu penurunan maximal 9,112 cm dan
Tegangan utama total ekstrim -234.69 kN/m2 faktor keamanan 1,850.
Gambar 10. Total Streses
6. Daftar pustaka
[1] Hardiyatmo, H.C., 2006, Mekanika Tnajah 1,
Pada gambar 10 diperlihatkan timbunan dan tanah
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
dasar mampu menahan beban dan mendistribusikan
[2] Munirwansyah dkk, 2017, Analisa Resiko
secara merata keseluruh lapisan.
Gempa dan Studi Akurasi Perambatan
4.6. Pembahasan Gelombang Geser Dengan Variasi Modulus
Geser Berpengaruh Kondisi Lokal, Profesor
Dari hasil Analisa kestabilan lereng dengan Scheme Research 2017 Universitas Syiah Kuala,
program plaxis menggunakan tanah dasar dilokasi Laporan Penelitian Skim Profesor
(natural subgrade) dan tanah timbunan pasir dengan KEMENRISTEKDIKTI-LPPM Unsyiah No.
kategori tanah A-1-b, didapatkan penurunan total 1442/UN11/SP/PNBP 2017.
sebesar 91,17 x 10-3 m dengan angka faktor [3] Sundary, D., 2005, Studi Kestabilan Lereng
keamanan diambang batas izin yaitu 1,507 dimana Dengan Perkuatan Bored Pile Menggunakan
batas izin faktor keamanan untuk perencanaan Metode Elemen Hingga, Tesis Magister ITB
perkuatan lereng 1,5. Untuk itu dilakukan perkuatan Bidang Khusus Geoteknik Program Studi
dengan pemodelan material set dari parameter tanah Rekayasa Sipil, Bandung.
timbunan dengan menaikkan nilai kohesi dan sudut [4] Bowles, J.E., 1993, Sifat Fisis Dan Geoteknis
geser. Geometri escape hill dibuat setinggi 12 m (> Tanah, terjemahan J.K Hainim, Edisi Kedua,
tsunami run up wave) dengan perhitungan Erlangga, Jakarta.
pembebanan yang dibuat secara bertahap per 2 m. [5] Hasyim, A., 2007, Slope Stability Analysis in
Hasil output yang menjadi tinjauan adalah angka Saturated Slope, Faculty of Civil Engineering
penurunan dan faktor keamanan stabilitas lereng University of Teknologi Malaysia,
tersebut. inside.mindes.edu.Malaysia.
Dari hasil output pemodelan didapatkan angka [6] Brinkgreve, R. B.J, Vermeer, P. A., 1998, Finite
penurunan maximal sebesar 9,112 cm dan faktor Element Code for Soil and Rock Analysis,
keamanan maximal 1,850 dimana telah memenuhi Version 7, A.A Balkema, Rotterdam.
batas izin faktor keamanan untuk perencanaan [7] Iemura dkk., 2008, Information Dissemination
perkuatan lereng yaitu ≥1,5. For Reality-Based Tsunami Disaster Education,
The 14th World Conference on Earthquake
5. Kesimpulan Engineering, Beijing, China.
Berdasarkan hasil analisis dapat diambil [8] Karan. P.P, 2011, The Indian Ocean Tsunami:
kesimpulan antara lain: The Global Response to a Natural Disaster,
University Press of Kentucky.
1. Tanah timbunan yang dipakai sebagai material
timbunan untuk bukit escape hill adalah tanah
pasir yang termasuk dalam kategori A-1-b
(AASHTO) dan SW (USCS);
2. Dari hasil analisis menggunakan program plaxis
dengan pemodelan material set tanah timbunan,

Journal of The Civil Engineering Student 21


Vol. 2. No. 1, April 2020, Halaman 15-21

Anda mungkin juga menyukai