Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

STUDI KASUS DESAIN PONDASI TELAPAK BERDASARKAN UJI


CPT DI DAERAH KUTA, BALI

Disusun Oleh:
Amiru Jiddan Yusuf 205060107111006
Fajri Welly Hidayat 205060101111050
Muhammad Afif Dhiya Ulhaq 205060107111051
Mukhammad Yusuf Mashuri 205060107111054
Nabilah Elsa Azzar 205060107111048

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 2
1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3
2.1. Kajian Teori ................................................................................................................... 3
2.1.1. Penyidikan Tanah di Lapangan ............................................................................... 3
2.1.2. Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan Data Lapangan (Sondir) ................. 3
2.1.3. Pondasi Dangkal ..................................................................................................... 4
2.1.4. Pondasi Dangkal dengan Beban Sentris.................................................................. 4
2.1.5. Pondasi Dangkal dengan Beban Tidak Sentris ....................................................... 5
2.1.6. Pondasi Dangkal dengan Beban Eksentrisitas Dua Arah........................................ 6
BAB III METODE DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 10
3.1. Metode Penelitian......................................................................................................... 10
3.1.1. Lokasi Penelitian dan Pengambilan Data.............................................................. 10
3.1.2. Tahapan Penelitian ................................................................................................ 12
3.2. Pembahasan .................................................................................................................. 13
3.2.1. Penyelidikan Tanah di Lapangan .......................................................................... 13
3.2.2. Analisis Struktur ................................................................................................... 14
3.2.3. Perhitungan Dimensi Pondasi ............................................................................... 15
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 22
4.1. Kesimpulan ................................................................................................................ 22
4.2. Saran .......................................................................................................................... 22

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini kota Bali merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sudah
bertaraf internasional. Karena hal tersebut, maka akan menyebabkan perkembangan
penggunaan lahan untuk membangun sarana pariwisata seperti penginapan, pertokoan,
restoran, dan lainnya. Namun terbatasnya lahan dan mahalnya harga lahan membuat
pemilik lahan memanfaatkan lahannya semaksimal mungkin. Dampak dari pemaksimalan
lahan tersebut adalah banyaknya bangunan yang dibuat rapat dengan bangunan lain. Maka
dari itu, diperlukan desain struktur dengan pondasi telapak yang benar.
Pondasi telapak sendiri masih banyak digunakan khususnya di daerah Kuta. Peran
pondasi sangatlah penting dalam suatu struktur bangunan karena letaknya yang di bawah,
maka fungsi pondasi adalah untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah
dibawahnya (Dharmayasa, 2017). Jika beban yang diterima bangunan tidak sesuai dengan
ukuran pondasi yang dibuat maka dapat menimbulkan kegagalan konstruksi dan dapat
berakibat fatal.

1.2. Identifikasi Masalah


Dengan jarak bangunan yang rapat pada daerah Kuta, maka diperlukan penelitian
mengenai tidak simetrisnya beban pondasi pada bangunan di daerah wisata Kuta, Bali.
Penelitian ini diperlukan untuk mendesain pondasi telapak yang memadai berdasarkan
data tanah dan beban struktur.

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui desain pondasi yang memadai pada bangunan di daerah wisata Kuta,
Bali.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Teori


2.1.1. Penyidikan Tanah di Lapangan
Penyelidikan tanah yang umumnya digunakan pada pekerjaan pondasi ialah
pengujian sondir. Sondir dilakukan dengan melakukan penetrasi oleh batang konus yang
akan diuji. Dari pengujian ini didapat nilai tahanan yang terjadi pada batang konus. Hasil
lalu dianalisis untuk mendapatkan nilai daya dukung pada suatu lokasi ataupun lapisan
tanah.

2.1.2. Daya Dukung Pondasi Dangkal Berdasarkan Data Lapangan (Sondir)


Menurut Meyhorf (1976) untuk pondasi dangkal pada tanah pasir lempung dihitung
berdasarkan persamaan:
𝑞𝑐 × 𝐵 𝐷𝑓
𝑞𝑢 = (1 + )
40 𝐵
dengan:
qult = kapasitas dukung ultimate pondasi
qc = nilai tahanan konus rata-rata dari sondir yaitu 0,5 meter diatas dan 1 meter
dibawah pondasi
Df = kedalaman pondasi
B = lebar pondasi

Persamaan daya dukung pondasi telapak dari data sondir berdasarkan penelitian
Bowles (1983).
Untuk B ≤ 1,2 m:
𝑞𝑐
𝑞𝑢 =
30
Untuk B > 1,2 m:
𝑞𝑐 0,3 2
𝑞𝑢 = (1 + )
50 𝐵
dengan:
qu = daya dukung tanah ultimate
qc = nilai tahanan konus rata-rata

3
B = lebar pondasi

Berdasarkan Redana (2010), dalam perhitungan daya dukung, umumnya nilai faktor
keamanan (FS) ≥ 2 untuk tanah pasir dan FS ≥ 3 untuk tanah lempung.
𝑞𝑢𝑙𝑡
𝑞𝑎 = 𝐹𝑆

dengan:
qa = daya dukung tanah
qu = daya dukung tanah ultimate
FS = faktor keamanan (diambil 3)

2.1.3. Pondasi Dangkal


Perancangan pondasi didasarkan pada beban momen dan beban aksial yang terjadi
sehingga mengakibatkan terjadinya gaya tekan pada dasar pondasi yang kemudian
diteruskan ke dalam tanah. Dalam pembahasan ini, dianggap bahwa pondasi sangat kaku
dan tekanan pondasi didistribusikan secara linier pada dasar pondasi.

2.1.4. Pondasi Dangkal dengan Beban Sentris


Tegangan tanah yang terjadi di bawah pondasi telapak yaitu:
𝑃 𝑀
𝑞𝑚𝑎𝑘𝑠 = +
𝐵𝐿 1 𝐵 2 𝐿
6
𝑃 𝑀
𝑞𝑚𝑖𝑛 = −
𝐵𝐿 1 2
6𝐵 𝐿
dengan:
qmaks = tegangan maksimum di bawah dasar pondasi telapak
qmin = tegangan minimum di bawah dasar pondasi telapak (≥ 0)
P = beban aksial
M = momen pada pondasi
BL = lebar pondasi

4
Gambar 2.1 Pondasi Telapak dengan Beban Tidak Sentris

2.1.5. Pondasi Dangkal dengan Beban Tidak Sentris

Gambar 2.2 Detail Pengaruh Eksentrisitas Beban Satu Arah pada Pondasi Segi Empat

Langkah perhitungan beban batas dan faktor keamanan pada pondasi satu arah
menurut Meyerhof yaitu:
● Jarak eksentrisitas jika beban Q tidak bekerja pada pusat berat pondasi yaitu:
𝑀
𝑒=
𝑄
● Tegangan pada dasar pondasi
𝑄 6𝑒
𝑞𝑚𝑎𝑥 = (1 + )
𝐵𝐿 𝐵
𝑄 6𝑒
𝑞𝑚𝑖𝑛 = (1 − )
𝐵𝐿 𝐵
● Jika e = B/6, maka qmin = 0, untuk e > B/6 maka qmin adalah negatif sehingga terjadi
tegangan tarik pada dasar pondasi dan tanah tidak dapat menerima gaya tarik.
Persamaan qmax:

5
4𝑄
𝑞𝑚𝑎𝑥 =
3𝐿(𝐵 − 2𝑒)
Jika beban eksentris pada arah lebar atau arah x (B), maka:
𝐵 ′ = 𝐵 − 2𝑒
𝐿′ = 𝐿
Jika beban eksentris pada arah memanjang atau arah y (L), maka:
𝐿′ = 𝐿 − 2𝑒
𝐵′ = 𝐵
Nilai terkecil diantara L’ dan B’ merupakan lebar efektif pondasi
● Kapasitas dukung ultimate pondasi (qu) berdasarkan data sondir sesuai persamaan qu
yang sudah disebutkan sebelumnya
● Beban batas total yang dapat diterima pondasi adalah:
𝑄𝑢 = 𝑞𝑢′ 𝐴′ → 𝐴′ = 𝑞𝑢′𝐵′𝐿′
● Faktor keamanan daya dukung adalah:
𝑄𝑢𝑙𝑡
𝐹𝑆 =
𝑄

2.1.6. Pondasi Dangkal dengan Beban Eksentrisitas Dua Arah

Gambar 2.3 Analisis Momen Dua Arah dari Pondasi Dangkal

Suatu beban Qult yang diletakkan eksentris pada pondasi dengan x = eB dan y = eL
seperti pada Gambar 3 (d), sehingga:
𝑀𝑦
𝑒𝐵 =
𝑄𝑢𝑙𝑡
𝑀𝑥
𝑒𝐿 =
𝑄𝑢𝑙𝑡

6
Menurut Das (1990), ada empat kondisi yang mungkin terjadi yang berhubungan
dengan luas efektif A’, lebar efektif B’ dan panjang efektif L’.
● Jika eL/L ≥ ⅙ dan eB/B ≥ ⅙, seperti Gambar 2.4 maka:
1
𝐴′ = 𝐵′𝐿′
2
3𝑒𝐵
𝐵1 = 𝐵 (1,5 − )
𝐵
3𝑒𝐿
𝐿1 = 𝐿 (1,5 − )
𝐿
Nilai lebar efektif adalah:


𝐴′
𝐵 = ′
𝐿

Gambar 2.4 Area Efektif untuk eL/L≥ 1/6 dan eB/B ≥ ⅙

● Jika eL/L < 0.5 dan 0 < eB/B < ⅙ , seperti gambar 2.5 maka luas efektif:
𝐴′
𝐵′ =
𝐿′
1
𝐴′ = (𝐿1 + 𝐿2)𝐵
2
dengan:
L’ = L1 atau L2 (dipakai yang terbesar antara L1 dan L2)

7
Gambar 2.5 Area Efektif untuk Kasus eL/L < ½ dan 0 < eB/B < ⅙

● Jika eL/L < ⅙ dan 0 < eB/B < ½, seperti pada Gambar 2.6, maka luas efektif:
1
𝐴′ = (𝐵1 + 𝐵2)𝐿
2
𝐿′ = 𝐿


𝐴′
𝐵 = ′
𝐿

Gambar 2.6 Area Efektif untuk Kasus eL/L < ⅙ dan 0 < eB/B < ½

● Jika eL/L < ⅙ dan eB/B < ⅙, seperti pada Gambar 2.7, maka luas efektif adalah:
1
𝐴′ = 𝐿2 · 𝐵 + (𝐵 + 𝐵2) × (𝐿 − 𝐿2)
2
𝐿′ = 𝐿

8
𝐴′
𝐵′ =
𝐿′

Gambar 2.7 Area efektif untuk kasus eL/L < ⅙ dan eB/B < ⅙

9
BAB III
METODE DAN PEMBAHASAN

3.1. Metode Penelitian


3.1.1. Lokasi Penelitian dan Pengambilan Data
Data tanah untuk analisis daya dukung pondasi telapak diambil dari wilayah Kuta
dan daerah yang berdekatan dengan Kuta. Data dukung tanah dihitung berdasarkan dari
hasil penyondiran (CPT) seperti gambar berikut:

Gambar 3.1 Daerah Penelitian


(Sumber: Google Map 2024)

Penelitian dilakukan di daerah Kuta, Kabupaten Badung, Bali, yaitu di daerah Jalan
Legian, di daerah Jalan Batu Bolong dan di daerah Jalan Pangkung Sari seperti
ditunjukkan pada Gambar 9. Pada ketiga lokasi tersebut juga dilakukan pengujian dengan
sondir (CPT).

10
Gambar 3.2 Jalan Legian, Kuta, Kabupaten Badung, Bali

Gambar 3.3 Jalan Batu Bolong, Kuta, Kabupaten Badung, Bali

11
Gambar 3.4 Jalan Pangkung Sari, Kuta, Kabupaten Badung, Bali
(Sumber: Google Map 2024)

3.1.2. Tahapan Penelitian


Suatu penelitian perlu disusun suatu rencana atau proses pelaksanaan penelitian
agar penelitian dapat memenuhi sesuai tujuan yang akan dicapai. Rencana penelitian ini
juga penting untuk mempersiapkan peralatan dan biaya yang diperlukan. Berikut ini
adalah langkah – langkah penelitian yang akan dilakukan:
1. Penelitian daya dukung tanah dan desain pondasi diawali dengan mengidentifikasi
masalah yang ada.
2. Selanjutnya diikuti dengan pengujian tanah di lapangan berupa uji sondir (CPT).
Selanjutnya berdasarkan data tersebut dilakukan penghitungan daya dukung tanah
ultimit (qu) sesuai dengan persamaan 2 dan persamaan 3.
3. Setelah diperoleh nilai daya dukung tanah dilanjutkan dengan analisis beban struktur
dengan menggunakan software analisis struktur, sehingga diperoleh beban maksimum
yang bekerja pada pondasi. Analisis struktur dilakukan dengan dinamik analisis
Response Spectrum Analysis. dihitung Spektrum berdasarkan gempa lokasi bangunan
di Bali. Analisis pembebanan gempa berdasarkan SNI 1726:2012 tentang Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung.
4. Beban struktur yang dihasilkan dari analisis struktur dipakai untuk mendesain
sehingga dihasilkan pondasi ukuran pondasi yang memenuhi syarat. Perhitungan

12
pondasi berdasarkan SNI 03-2847:2002 yaitu tentang Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung.

3.2. Pembahasan
3.2.1. Penyelidikan Tanah di Lapangan
Penyelidikan tanah di lapangan berupa pengujian dengan sondir (CPT). Pengujian
sondir (CPT) dilakukan di daerah Jalan Legian, Kuta yaitu pada titik 1 dan titik 2, di
daerah Jalan Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara yaitu pada titik 3 dan titik 4 serta lokasi
pengujian tanah terakhir adalah di daerah Jalan Pangkung Sari, Petitenget, Kerobokan,
Kuta Utara yaitu pada titik 5 dan titik 6. Hasil pengujian tanah pada daerah ini dapat
dilihat dalam Tabel 1, sebagai berikut.

Tabel 1. Rangkuman Data dari Hasil Sondir

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah di lapangan dengan sondir (CPT), maka


diperoleh hasil nilai daya dukung ijin (qa) untuk tiga lokasi yaitu lokasi pertama di daerah
Jalan Legian, lokasi kedua di daerah Jalan Batu Bolong dan yang ketiga di daerah Jalan
Pangkung Sari. Nilai angka keamanan yang digunakan untuk perhitungan daya dukung
ijin adalah (SF) = 3. Hasil daya dukung ijin tanah (qall) pada kedalaman 1.6 m dirangkum
dalam Tabel 2, sebagai berikut:

13
Tabel 2. Rangkuman Daya Dukung Ijin Tanah (qall) pada Kedalaman 1.6

3.2.2. Analisis Struktur


Analisis struktur dilakukan dengan software analisis struktur dengan pemodelan
struktur tiga dimensi dan menggunakan analisis dinamik (response spectrum analysis).
Struktur dirancang untuk mampu menahan gempa sesuai peraturan SNI 03-1726-2002
tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung.
Elemen struktur balok, kolom dan pelat dari beton bertulang dengan mutu beton fc’
= 20 Mpa. Baja tulangan lentur digunakan baja dengan tegangan leleh fy = 390 Mpa dan
tulangan geser dengan tegangan leleh fy’ = 240 Mpa.

Gambar 3.5 Pemodelan Struktur dengan Software Analisis Struktur

Berikut ini adalah rangkuman beban aksial maksimum dan momen maksimum yang
bekerja pada pondasi untuk setiap bangunan yang ditampilkan pada Tabel 3. Beban-
beban struktur ini digunakan sebagai dasar perancangan pondasi (Dharmayasa, 2017).

14
Tabel 3. Rangkuman Beban Maksimum yang Bekerja pada Pondasi

3.2.3. Perhitungan Dimensi Pondasi


Berdasarkan hasil perhitungan struktur diperoleh gaya-gaya maksimum yang
bekerja pada pondasi yaitu Beban aksial yang bekerja pada pondasi (P) = 25750.88 kg =
25.750 t. Beban momen arah x (Mx) = 2529.70 kg m = 2.529 t m. Beban momen arah y
(My) = 2929.65 kg m = 2.929 t m. Ukuran telapak pondasi: B = 1.5 m dan L = 1.5 m.
Ukuran kolom: b = 30 cm dan h = 30 cm. Kedalaman pondasi telapak yang direncanakan
adalah (Df) = 1.6 m. Nilai daya dukung tanah terkecil berdasarkan data sondir adalah
dari titik 1 di Petitenget pada kedalaman 1.6 meter = 2.099 kg/cm2 = 20990 kg/m2 =
20.99 t/m2 Mutu beton / kuat tekan beton (f’c) = 20 Mpa = 2039.4 t/m2. Mutu baja
tulangan/kuat leleh baja (f’y) = 390 Mpa = 39768.3 t/m2.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung perencanaan desain pondasi
telapak di daerah Kuta.
1. Cek nilai eksentrisitas:

Karena e = 0.114 m < B/6 = 0.2 m, maka tidak terjadi tegangan tarik pada dasar
pondasi.

15
2. Cek tegangan tanah di dasar pondasi:

Daya dukung pondasi ijin (qa) untuk lebar 1.5 m x 1.5 m adalah 20.99 t/m2 >
qmax = 17.583 t/m2, sehingga telah memenuhi syarat.
3. Cek Geser Lentur (Satu Arah)

Gambar 3.6 Penampang Kritis pada Pelat Pondasi pada Geser Satu Arah

Tebal pondasi yang dipakai (t) = 580 mm. Selimut beton pada bagian bawah
pondasi d’ = 60 mm = 6 cm.

16
Gaya tekan keatas oleh tanah:

Gaya geser yang ditahan oleh beton:

4. Kontrol Geser Dua Arah

Gambar 3.7 Daerah Geser Aksi Dua Arah pada Pelat Pondasi

17
Dimensi kolom:
b = 300 mm = 0.3 m
h = 300 mm = 0.3 m
bk + d = 0.3 + 0.52 = 0.82 m
hk + d = 0.3 + 0.52 = 0.82 m

Gaya tekan keatas (geser pons):

ℎ𝑘 0,3
𝛽𝑐 = = =1
𝑏𝑘 0,3
bo = 2×[(bk + d) + ( hk + d)] = 3,28 m

Gaya geser yang ditahan beton:

Digunakan nilai yang terkecil yaitu


Vc3 = 25.675 t/m2
ØVc = 0.75 × 25.675
= 19.2561 t/m2 > Vu = 18.790 t/m2 (telah memenuhi)
5. Perhitungan Penulangan Pondasi
Jarak tegangan pada tanah

18
Tegangan yang terjadi pada tepi kolom:

Momen yang terjadi pada pelat pondasi akibat tegangan tanah:

Faktor momen pemikul K dan Kmaks:

K mak > K (telah memenuhi)

Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen (a):

Luas tulangan ditentukan oleh kondisi:

Untuk mutu beton beton (fc’) ≤ 31.36 Mpa

Untuk mutu beton beton (fc’) > 31.36 Mpa

19
Tulangan tarik yang digunakan (d) = 19 mm
Jarak tulangan (s):

Digunakan tulangan tarik D19 dengan jarak 15 cm.


6. Kontrol kuat dukung pondasi
Pu = Ø×0.85×fc’×Akolom
= Ø ×0.85×fc’×b×h
= 1071000 N
= 1071 kN
Pu,k = 25751 kg
= 257.51 kN Pu > Pu,k (telah memenuhi)

Gambar 3.8 Detail Penampang Pondasi

Untuk perhitungan dimensi pondasi dengan beban yang berbeda-beda


ditampilkan pada tabel 4 dibawah ini. Beban yang bekerja pada pondasi adalah beban
akibat beban aksial (P) dan momen (M) dengan ukuran kolom b = 30 cm × h = 30 cm.

20
Tabel 4. Rangkuman Perhitungan Pondasi Telapak

21
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari analisis pada studi kasus ini adalah:
1. Pada kedalaman 1,6 m dengan ukuran pondasi telapak 1,5 m × 1,5 m didapatkan daya
dukung tanah izin minimum (qa) berdasarkan hasil uji sondir yaitu 2,099 kg/cm2 =
20,99 t/m2.
2. Posisi tanah keras untuk di lokasi penelitian berada di kedalaman antara 2 m – 2,2 m.
3. Pada analisis struktur yang dilakukan pada struktur bangunan 2 lantai di daerah Kuta,
diperoleh beban aksial maksimum (P) pada pondasi yaitu 25750.88 kg/m2, momen arah
X (Mx) adalah 2529.70 kg m dan momen pada arah Y (My) adalah 2929.65 kg m.
4. Eksentrisitas beban yang bekerja pada pondasi berada pada pusat berat pondasi
sehingga tidak terjadi tegangan tarik pada tanah di bawah pondasi.
5. Dimensi pondasi yang memadai untuk menopang beban aksial (P) yang disebutkan
pada poin 3 yaitu 1,5 m × 1,5 m dengan tebal telapak (t) = 580 mm.
6. Tulangan lentur yang memenuhi adalah diameter 19mm dengan jarak 150 cm.

4.2. Saran
Beberapa saran pada analisis ini yang kemudian dapat disempurnakan yaitu:
1. Perlunya dilakukan penelitian di wilayah yang lebih luas agar didapatkan data yang
lebih akurat.
2. Penelitian pada pondasi telapak perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana
yang dapat mempengaruhi perkembangan pariwisata di Bali.

22

Anda mungkin juga menyukai