Anda di halaman 1dari 16

REKAYASA PONDASI I

CIVIL ENGINEERING

BAB I
PONDASI DANGKAL

1. Pengertian Pondasi
Pondasi adalah bagian dari bangunan bawah yang meneruskan beban ke tanah pendukung.

2. Persyaratan Pondasi
Kekuatan → Kapasitas Daya dukung
Deformasi → penurunan (Batas–batas yang diperbolehkan berdasarkan struktur dan arsitektur).
Perbedaan penurunan ∆S antar kolom 1/150L hingga 1/300L.Agar syarat terpenuhi,dapat
digunakan balok sloof struktur (saran dari struktur).Tetapi menjadi tidak ekonomis pada bangunan
5-6 lantai karena dimensi balok sloof struktur dapat mencapai 150 cm.Sehingga selama ini sloof
hanya direncanakan terhadap beban aksialtarik yang nilainya adalah 10% beban kolom.Selain itu
dapat digunakan rekayasa daya dukung tanah dengan didasarkan kapasitas daya dukung dengan
penurunan 1 inchi.

3. Jenis Pondasi Berdasarkan Rasio D/B


a) Pondasi dangkal (kriteria D/B ≤ 1)
Telapak: Individual spread footing (murah),Continious footing (belum tentu lebih murah
dibandingkan mini piles),Combine footing,mat footing/raft,Pondasi batu kali.
b) Pondasi Dalam (kriteria D/B ≥ 4-5)
Tiang pancang,tiang bor (digali mesin),sumuran/kaison (digali manusia dan lebih murah
dibandingkan Continious footing).

4. Jenis Pondasi Berdasarkan Jenis Bangunan


 Pondasi untuk Gedung
Gedung Sederhana :Continious footing batu kali.
Tingkat tinggi : Dengan atau tanpa basement.Kegunaan basement yang biasanya 2-3 lantai
adalah :
 Segi fungsi sub-base.
 Kepentingan stabilitas bangunan (tertahan lebih baik terhadap goyangan).
 Mengurangi settlement jika beban tanah yang diambil sama denganbeban bangunan
diatasnya (∆p=0).Sedangkan masalah yang dihadapi adalah rembesan yang dapat diatasi
dengan kedap air atau drainase.

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

 Pondasi untuk Mesin direncanakan terhadap getaran


 Pondasi untuk Menara Tugu,cerobong asap,pemancar radio/TV,tower lisrtik (gaya aksial
kecil,gaya horizontal besar).
 Pondasi di Bawah Air Jembatan dan Dermaga (gaya tarik aksial dan horizontal besar).
Pondasi harus mempertimbangkan erosi,korosi,gaya luar (ombak/arus air),scouring
(penggerusan tanah dasar).

5. Kapasitas Dukung Tanah untuk Beban Statik

Gambar 1. Penyebaran Beban


Sumber: Buku Harry Christady (Hal 108)

Daya dukung batas (qult) didefenisikan sebagai tekanan terkecil yang dapat menyebabkan
keruntuhan geser pada tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling pondasi.Ada 3
kemungkinan pola keruntuhan kapasitas pendukung tanah,yakni:

General Shear Failure (Keruntuhan Geser Umum)


 Kondisi kesetimbangan plastis terjadi penuh diatas
failure plane.
 Muka tanah disekitar mengembang (naik).
 Keruntuhan (slip) terjadi disatu sisi sehinggan
pondasi miring.
Gambar 2. General Shear Failure
Sumber : Buku Harry Christady (hal 109)
 Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas rendah
(padat atau kaku).
 Kapasitas ultimit (qult) bisa diamati dengan baik.

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

Local Shear Failure (Keruntuhan Geser Lokal)


 Muka tanah disekitar kurang berarti
pengembangannya, karena cukup besar desakan
kebawah pondasi.
 Kondisi kesetimbangan plastis hanya terjadi pada
sebagian tanah saja.
Gambar 3. Local Shear Failure
Sumber : Buku Harry Christady (hal 109) Miring pada pondasi diperkirakan tidak akan terjadi.
 Kapasitas ultimit (qult) sulit dipastikan sehingga
sulitdianalisis, hanya bisa dibatasi settlementnya
saja.

Punching Shear Failure (Keruntuhan Geser Penetrasi)


 Terjadi jika terdapat desakan pada tanah dibawah
pondasi yang disertai pergeseran arah vertikal
disepanjang tepi.
 Tidak terjadi kemiringan dan pengangkatan pada
permukaan tanah.
 Penurunan relatif besar.

Gambar 4. Punching Shear Failure  Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi
Sumber : Buku Harry Christady (hal 109) dan kompresibilitas rendah jika pondasi agak dalam.
 Kapasitas ultimit (qult) tidak bisa dipastikan.

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

6. Cara Keruntuhan Secara Umum Tergantung pada Komprebilitasnya dan Kedalaman


Pondasi Relatif Terhadap Lebarnya.
Analisis kapasitas dukung didasarkan pada kondisi general shear failure, gaya-gaya yang
bekerja dapat dianalisis.

Gambar 5. Mekanisme Keruntuhan Untuk Pondasi Menerus


Sumber : Buku Harry Christady (hal 108)

Gambar diatas adalah mekanisme keruntuhan untuk pondasi menerus dengan lebar b dan
panjang tak terbatas,memikul suatu tekanan merata (qult) diatas permukaan tanah yang homogen
dan isotropik. Parameter kekuatan geser tanah adalah c dan φ tetapi berat isi tanah diasumsikan
sama dengan nol.Pondasi akan tertekan kebawah dan menghasilakn suatu kesetimbangan plastis
dalam bentuk zona segi tiga dibawah pondasi dengan sudut
ABC = BAC = 450 + φ/2.
Gerakan bagian tanah ABC kebawah mendorong tanah disampingnya ke samping.Zona rankine
pasif ADE kebawah terbentuk dengan sudut
DEA = GFB = 450 - φ/2.
Transisi antara gerakan kebawah bagian ABC dan gerakan lateral bagian ADE dan BGF akan
terjadi disepanjang zona geser radial ACD dan BCG. Kesetimbangan plastis akan terjadi pada
permukaan EDCGF sedangkan sisa tanah lainnya berada dalam kesetimbangan elastis. Biasanya
pondasi tidak diletakkan pada permukaan tanah, dalam praktek diasumsikan kenaikan geser tanah
antara permukaan dan kedalaman Df diabaikan, tanah tersebut hanya diperhitungkan sebagai
beban yang menambah tekan merata q pada elevasi pondasi, hal ini disebabkan tanah diatas
elevasi pondasi biasanya lebih lemah, khususnya jika diurung, dari pada tanah ditempat yang lebih
dalam. Kapasitas dukung ultimit dibawah pondasi menerus dapat dinyatakan dengan persamaan
Terzaghi (1943)

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

qult = c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ . . . . . (1)
φ,c,γ nilainya diambil dibawah pondasidengan :
q = γ.Df . . . . . (2)
γ nilainya diambil diatas elevasi pondasi.
dimana :
c = kohesi
q = tegangan efektif dibawah pondasi
γ = berat isi tanah
B = lebar pondasi ( jika pondasi lingkaran B=diameter)
 Untuk pondasi telapak berbetuk bujur sangkar (B = L) :

qult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,4 b γ Nγ . . . . . (3)

 Untuk pondasi telapak berbetuk lingkaran :

qult = 1,3 c Nc + q Nq + 0,3 b γ Nγ . . . . . (4)

 Untuk pondasi telapak berbentuk empat persegi panjang memakai factor modifikasi
Meyerhof (1963) (B ≠ L) dari Terzaghi :
Persamaan sebelumnya tidak memperhitungkan pondasi persegi (0<B/L<1) juga tahanan
geser sepanjangpermukaan runtuh pada tanah di atas dasar pondasi. Beban pondasi pun
mungkin miring.
qult = c’ Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqs Fqd Fqi + ½γBFγsFγdFγi . . . . . (5)

dimana,
Fcs,Fqs,Fγs = Faktor Bentuk
Fcd,Fqd,Fγd = Faktor Kedalaman
Fci,Fqi,Fγi = Faktor Kemiringan Beban
 Faktor Bentuk (Shape Factor)
𝐵 𝑁𝑞
𝐹𝑐𝑠 = 1 + ( ) ( )
𝐿 𝑁𝑐
𝐵
𝐹𝑞𝑠 = 1 + ( ) tan ∅
𝐿
𝐵
𝐹𝛾𝑠 = 1 − 0.4 ( )
𝐿

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

 Faktor Kedalaman (Depth Factor)


𝑫𝒇
≤𝟏
𝑩
 Untuk Ø =0
𝐷𝑓
-Fcd =1+ 0.4( )
𝐵

- Fqd = 1
- Fγd = 1
 Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
 Fcd=Fqd-𝑁𝑐 tan Ø
𝐷𝑓
 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝐵

 𝐹𝛾𝑑 = 1
𝑫𝒇
>1
𝑩
 Untuk Ø =0
𝑫𝒇
-Fcd =1+ 0.4tan-1 ( 𝑩 )(dalam Radians)

- Fqd = 1
- Fγd = 1
 Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
 Fcd = Fqd - 𝑁𝑐 tan Ø
𝑫𝒇
 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝒕𝒂𝒏−𝟏 ( 𝑩 )(dalam Radians)

 𝐹𝛾𝑑 = 1
 Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor)
𝛽0
 𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − 900 )2
𝛽0
 𝐹𝛾𝑖 = (1 − )

𝛽 merupakan sudut yang dibentuk akibat kemiringan beban diukur dari garis vertikal pada pusat
pondasi. (Sumber Braja M Das (Principles of Foundation Engineering)

 Untuk kasus Tanah Lempung Kuat diatas dan Tanah Lempung Lemah dibawah rumus yang
dipakai adalah sebagai berikut:

𝐵 𝐵 2𝐶𝑎𝐻 .... (6)


𝑞𝑢 = (1 + 0,2 ) 5,14 𝐶2 + (1 + ) ( ) + 𝛾1 𝐷𝑓 ≤ 𝑞𝑡
𝐿 𝐿 𝐵

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

dimana:
𝐵
𝑞𝑏 = (1 + 0,2 ) 5,14 𝐶2 + 𝛾1 (𝐷𝑓 + 𝐻)
𝐿 . . . . (7)
dan:
𝐵
𝑞𝑡 = (1 + 0,2 ) 5,14 𝐶1 + 𝛾1 𝐷𝑓
𝐿 . . . . (8)
Nilai Ca, Ditentukan dari rumus berikut:
𝑞2 5,14 𝐶2 𝐶2
= = <1 . . . . (9)
𝑞1 5,14 𝐶1 𝐶1

7. Pengaruh Air Terhadap Kapasitas Dukung Tanah


Air dapat mengurangi kapasitas dukung tanah hingga setengahnya (Terzaghi), untuk pasir
pendapat ini terlalu kecil dan untuk lempung pendapat ini terlalu besar. Berdasarkan elevasi MAT
(muka air tanah) terhadap pondasi nilai qult menjadi :

0 ≤D1≤Df
q = D1 γb + D2 γ’
qult= c Nc + q Nq + ½ b γ’ Nγ
γ’ = γsat - γw
D1 > Df,0≤d ≤ B
q = Df.γ
qult= c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ
γ = γ’ + d/B (γ - γ’)
γ’ = γsat - γw Gambar 6. Pengaruh Air Terhadap Daya
d≥ Dukung Tanah
Sumber : Buku Braja M. Das

Pada kedalaman tersebut , air tidak memberikan pengaruh terhadap daya dukung ultimit.
Sebenarnya perlu juga koreksi nilai φ dan c senilai γ akibat adanya M.A.T. namun dilapangan
didapat nilai φ dan c terlemah.

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

8. Kapasitas Dukung Tanah diatas Tanah Berlapis

Gambar 7. Kapasitas Tanah di atas Tanah Berlapis


Sumber : Buku Braja M. Das

Tanah tak padat diatas tanah yang lebih padat :


 Jika tanah kurang padat lebih tebal – gunakan kapasitas dukung lapisan tersebut.
 Jika tanah kurang padat lebih tipis – pengaruh lapisan yang lebih padat.
Tanah lebih padat diatas tanah kurang padat :
 Jika tanah lebih padat tebal – kapasitas dukung tanah yang lebih padat dan cek settlement
lapisan kurang padat.
 Jika tanah lebih padat tipis – pertimbangkan patah pons (pada lapisan cadas) jika pondasi
diletakkan diatas lapisan cadas sehingga gunakan kapasitas dukung lapisan kurang padat.
9. Definisi Faktor Keamanan (FS)
Nilai FS tidak ada batasannya,namun karena banyak ketidakpastian nilai φ dan c, maka secara
umum FS diambil minimum = 3 dengan pertimbangan tanah tidak homogen, dan tidak isotropis.
Tiga definisi kapasitas dukung izin pada pondasi dangkal.
 Groos Allowable Bearing Capacity.
qall = qult / FS . . . . . (10)
Diharapkan tidak akan terjadi kegagalan bearing capacity (bukan kegagalan settlement ),
beban yang bekerja pada pondasi :

(WS + WD + WF + WS) ≤ qall


A
 Beban Hidup (WL)
 Beban Mati ( WD )
 Berat sendiri pondasi ( WS )
 Berat tanah diatas pondasi ( WS )

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

 Net Allowable Bearing Capacity.


Beban tambahan yang di ijinkan persatuan luas selain berat sendiri tanah (
tegangan yang telah ada ) pada level dasar pondasi
q(Net) u = qu – q = C.Nc.Fcs.Fcd
qall(Net)= (qu – q)/ FS
Dalam praktek qall(Net) digunakan terhadap beban bangun diatas saja, berat pondasi
dan tanah diatasnya dianggap berat tanah saja.

(WL + WD) ≤ qall (NET)


A
Secara teoritis jika Wbangunan = Wtanah yang digali, maka penurunan tidak
terjadi.
 Groos Allowable Bearing Capacity Dengan factor aman pada kuat geser tanah
Hanya Untuk memuaskan dan jarang digunakan
Cd = C / FS
Tan φ d = tan φ / FS
qall = Cd Nc + q Nq + ½ by Ny
FS pada penyelesaian ini antara 2-3 kira – kira sama dengan hasil FS 3-4 untuk dua
metode sebelumnya.

Catatan :
 Daya dukung batas (qult) belum memperhatikan settlement, jari FS biasa 4,5,…. Untuk
mengatursettlement.
 Jika menggunakan rumus qult settlementyang terjadi 5-25 % x b untuk tanah pasir
dan 3 – 15 % pada tanah lempung. pondasi matfooting / raft memiliki settlement
relatif besar karena b besar.

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

10. Penurunan Pada Tanah


Penambahan beban di atas suatu permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan tanah
dibawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya deformasi
partikel tanah, relokasi tanah, keluarnya air atau udara dari dalam pori. Secara umum, penurunan
pada tanah yang disebabkan oleh pembebanan yaitu :
1. Penurunan Konsolidasi (Consolidation Settlement), yang merupakan hasil dari penurunan
volume tanah jenuh air sebagai akibat dari keluarnya air yang menempati pori-pori tanah.

𝐶𝑐𝐻
𝑆𝑐 = 1+𝑒
log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 . . . . . (11)
𝑃𝑜

𝐶𝑠𝐻
𝑆𝑐 = 1+𝑒
log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑂𝑣𝑒𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 . . . . . (12)
𝑃𝑜

2. Penurunan Segera (immediate Settlement), yang merupakan akibat dari deformasi elastik
tanah kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air. Perhitungan penurunan
segera umumnya didasarkan pada penurunan yang diturunkan dari teori elastisitas.
1−𝜇2
𝑆𝑖 = 𝑞𝑜𝐵 𝐸𝑠
𝛼 . . . . . (13)

 μ,Diperoleh dari tabel angka poisson


 α,Diperoleh dari tabel faktor pengaruh untuk pondasi kaku
 Es,Diperoleh dari tabel perkiraan Modulus Elastisitas

11. Langkah Kerja Perhitungan


a. Menentukan nilai dimensi Df, L dan B dengan cara trial and error.
b. Menghitung nilai daya dukung batas (qu)
qu= c’ Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqs Fqd Fqi + ½γBNγFγsFγdFγi
dimana :

Nc,Nq, Nγ = Diperoleh dari tabel factor daya dukung tanah oleh after Vesic
Fcs,Fqs,Fγs = Faktor Bentuk
Fcd,Fqd,Fγd = Faktor Kedalaman
Fci,Fqi,Fγi = Faktor Kemiringan Beban

 Faktor Bentuk(Shape Factor)


𝐵 𝑁𝑞
𝐹𝑐𝑠 = 1 + ( 𝐿 ) (𝑁 ) . . . . . (14)
𝑐

𝐵
𝐹𝑞𝑠 = 1 + ( ) tan ∅
𝐿

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

𝐵
𝐹𝛾𝑠 = 1 − 0.4 ( )
𝐿
 Faktor Kedalaman (Depth Factor)
𝑫𝒇
 𝑩
≤𝟏

 Untuk Ø =0
𝐷𝑓
 Fcd = 1+ 0.4 ( 𝐵 )

 Fqd = 1
 Fγd = 1
 Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
 Fcd = Fqd –
𝑁𝑐 tan Ø
𝐷𝑓
 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝐵

 𝐹𝛾𝑑 = 1
𝑫𝒇
 >1
𝑩

 Untuk Ø =0
𝑫𝒇
 Fcd =1+ 0.4tan-1 ( 𝑩 ) (dalam Radians)

 Fqd = 1
 Fγd = 1
 Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
 Fcd = Fqd –
𝑁𝑐 tan Ø
𝑫𝒇
 𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝒕𝒂𝒏−𝟏 ( 𝑩 ) (dalam Radians)

 𝐹𝛾𝑑 = 1
 Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor)
2
𝛽0
 𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − 900 )

𝛽0
 𝐹𝛾𝑖 = (1 − ∅
)

c. Menghitung qmaks
P
Qmaks = A
. . . . . (15)

d. Menentukan nilai Faktor Keamanan


qu
Fs = . . . . . (16)
qmaks

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

e. Menghitung Penurunan yang terjadi pada pondasi


Penurunan Segera
1−𝜇2
𝑆𝑖 = 𝑞𝑜𝐵 𝐼𝑝 . . . . . (17)
𝐸𝑠

Dimana :
 μ, Diperoleh dari tabel angka poisson
 Ip, Diperoleh dari tabel faktor pengaruh untuk pondasi kaku
 E, Diperoleh dari tabel perkiraan Modulus Elastisitas
Penurunan Konsolidasi

𝐶𝑐 𝐻
𝑆𝑐 = 1+𝑒
log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑃𝑜 > ∆𝑃 . . . . . (18)
𝑃𝑜

Dimana :

𝐶𝑐 = 0.009(𝐿𝐿 − 10)
𝐿2
𝑃𝑜 = 𝛾𝑏(𝐿1 − 𝐷𝑓) + (𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤 )
2
𝑞𝐿𝐵
∆𝑃 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 =
(𝐿 + 𝑍)(𝐵 + 𝑍)
∆𝑃𝑡 + 4 ∆𝑃𝑚 + ∆𝑃𝑏
∆𝑃 =
6

Maka, Penurunan total yang terjadi yaitu : S = Si + Sc


Penurunan yang diizinkan (Sijin) yaitu ≤ 1 inci (2,54 cm), dimensi pondasi diperbesar
jika penurunan yang terjadi melebihi penurunan yang diizinkan.

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

Tabel 1.Bearing Capacity Factors


ɸ Nc Nq Nɣ ɸ Nc Nq Nɣ
0 5.14 1.00 0.00 26 22.25 11.85 12.54
1 5.38 1.09 0.07 27 23.94 13.20 14.47
2 5.63 1.20 0.15 28 25.80 14.72 16.72
3 5.90 1.31 0.24 29 27.86 16.44 19.34
4 6.19 1.43 0.34 30 30.14 18.40 22.40
5 6.49 1.57 0.45 31 32.67 20.63 25.99
6 6.81 1.72 0.57 32 35.49 23.18 30.22
7 7.16 1.88 0.71 33 38.64 26.09 35.19
8 7.53 2.06 0.86 34 42.16 29.44 41.06
9 7.92 2.25 1.03 35 46.12 33.30 48.03
10 8.35 2.47 1.22 36 50.59 37.75 56.31
11 8.80 2.71 1.44 37 55.63 42.92 66.19
12 9.28 2.97 1.69 38 61.35 48.93 78.03
13 9.81 3.26 1.97 39 67.87 55.96 92.25
14 10.37 3.59 2.29 40 75.31 64.20 109.41
15 10.98 3.94 2.65 41 83.86 73.90 130.22
16 11.63 4.34 3.06 42 93.71 85.38 155.55
17 12.34 4.77 3.53 43 105.11 99.02 186.54
18 13.10 5.26 4.07 44 118.37 115.31 224.64
19 13.93 5.80 4.68 45 133.88 134.88 271.76
20 14.83 6.40 5.39 46 152.10 158.51 330.35
21 15.82 7.07 6.20 47 173.64 187.21 403.67
22 16.88 7.82 7.13 48 199.26 222.31 496.01
23 18.05 8.66 8.20 49 229.93 265.51 613.16
24 19.32 9.60 9.44 50 266.89 319.07 762.89
25 20.72 10.66 10.88
* After Vesic (1973)
Sumber : Braja M. Das, General Bearing Equation

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

Tabel 2. Perkiraan Angka Poison ( μ ) (Bowles, 1968)


Macam Tanah μ
Lempung Jenuh 0,4 - 0,5
Lempung Tak Jenuh 0,1 - 0,3
Lempung Berpasir 0,2 - 0,3
Lanau 0,3 - 0,35
Pasir Padat 0,2 - 0,4
Pasir Kasar ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 ) 0,15
Pasir Halus ( angka pori, e = 0,4 - 0,7 ) 0,25
Batu ( agak tergantung dari macamnya ) 0,1 - 0,4
Loess 0,1 - 0,3

Sumber: (Teknik pondasi I, Hary Christady Hardiy)

Tabel 3. Perkiraan Modulus Elastisitas ( E ) (Bowles,1977)


Macam Tanah E ( kN/m2 )
Lempung
Sangat Lunak 300 – 3000
Lunak 2000 – 4000
Sedang 4500 – 9000
Keras 7000 – 20000
Berpasir 30000 – 42500
Pasir
Berlanau 5000 – 20000
tidak padat 10000 – 25000
Padat 50000 – 100000
Pasir dan Kerikil
Padat 80000 – 200000
Tidak padat 50000 – 140000
Lanau 200 – 20000
Loess 15000 – 60000
Serpih 140000 – 1400000

Sumber: (Teknik Pondasi I , Hary Christady Hardiyatmo)

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

Tabel 4. Faktor Pengaruh Im (Lee, 1962) dan Ip (Schleicher, 1962) untuk fondasi
kaku, dan faktor pengatuh untuk fleksibel (Terzaghi,1943)

Fleksibel Kaku
Bentuk Pondasi
Pusat Sudut Rata – rata Ip Im
Lingkaran 1,00 0,64 0,85 0,88
Bujur Sangkar 1,12 0,36 0,95 0,82 3,70
Empat Persegi Panjang
L/B = 1,5 1,36 0,68 1,20 1,06 4,12
2,0 1,53 0,77 1,31 1,20 4,38
5,0 2,10 1,05 1,83 1,70 4,82
10,0 2,52 1,26 2,25 2,10 4,93
100,0 3,38 1,69 2,96 3,40 5,06

Sumber: (Teknik Pondasi I, Hary Christady Hardiyatmo)

SYAFRIZAL / F111 17 264


REKAYASA PONDASI I
CIVIL ENGINEERING

Tabel 5. Terzaghi’s Modified Bearing Capacity Factors


ɸ N’c N’q N’ɣ ɸ N’c N’q N’ɣ
0 5.70 1.00 0.00 26 15.53 6.05 2.59
1 5.90 1.07 0.005 27 16.30 6.54 2.88
2 6.10 1.14 0.02 28 17.13 7.07 3.29
3 6.30 1.22 0.04 29 18.03 7.66 3.76
4 6.51 1.30 0.055 30 18.99 8.31 4.39
5 6.74 1.39 0.074 31 20.03 9.03 4.83
6 6.97 1.49 0.10 32 21.16 9.82 5.51
7 7.22 1.59 0.128 33 22.39 10.69 6.32
8 7.47 1.70 0.16 34 23.72 11.67 7.22
9 7.74 1.82 0.20 35 25.18 12.57 8.35
10 8.02 1.94 0.24
0 36 26.77 13.97 9.41
11 8.32 2.08 0.30 37 28.51 15.32 10.90
12 8.63 2.22 0.35 38 30.43 16.85 12.75
13 8.96 2.38 0.42 39 32.53 18.56 14.71
14 9.31 2.55 0.48 40 34.87 20.50 17.22
15 9.67 2.73 0.57 41 37.45 22.70 19.75
16 10.06 2.92 0.67 42 40.33 25.21 22.50
17 10.47 3.13 0.76 43 43.54 28.06 26.25
18 10.90 3.36 0.88 44 47.13 31.34 30.40
19 11.36 3.61 1.03 45 51.17 35.11 36.00
20 11.85 3.88 1.12 46 55.73 39.48 41.70
21 12.37 4.17 1.35 47 60.91 44.45 49.30
22 12.92 4.48 1.55 48 66.80 50.46 59.25
23 13.51 4.82 1.74 49 73.55 57.41 71.45
24 14.14 5.20 1.97 50 81.31 65.60 85.75
25 14.80 5.60 2.25

Sumber: Braja M Das (Principles of Foundation Engineering) hal. 128

SYAFRIZAL / F111 17 264

Anda mungkin juga menyukai