CIVIL ENGINEERING
BAB I
PONDASI DANGKAL
1. Pengertian Pondasi
Pondasi adalah bagian dari bangunan bawah yang meneruskan beban ke tanah pendukung.
2. Persyaratan Pondasi
Kekuatan → Kapasitas Daya dukung
Deformasi → penurunan (Batas–batas yang diperbolehkan berdasarkan struktur dan arsitektur).
Perbedaan penurunan ∆S antar kolom 1/150L hingga 1/300L.Agar syarat terpenuhi,dapat
digunakan balok sloof struktur (saran dari struktur).Tetapi menjadi tidak ekonomis pada bangunan
5-6 lantai karena dimensi balok sloof struktur dapat mencapai 150 cm.Sehingga selama ini sloof
hanya direncanakan terhadap beban aksialtarik yang nilainya adalah 10% beban kolom.Selain itu
dapat digunakan rekayasa daya dukung tanah dengan didasarkan kapasitas daya dukung dengan
penurunan 1 inchi.
Daya dukung batas (qult) didefenisikan sebagai tekanan terkecil yang dapat menyebabkan
keruntuhan geser pada tanah pendukung tepat dibawah dan disekeliling pondasi.Ada 3
kemungkinan pola keruntuhan kapasitas pendukung tanah,yakni:
Gambar 4. Punching Shear Failure Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi
Sumber : Buku Harry Christady (hal 109) dan kompresibilitas rendah jika pondasi agak dalam.
Kapasitas ultimit (qult) tidak bisa dipastikan.
Gambar diatas adalah mekanisme keruntuhan untuk pondasi menerus dengan lebar b dan
panjang tak terbatas,memikul suatu tekanan merata (qult) diatas permukaan tanah yang homogen
dan isotropik. Parameter kekuatan geser tanah adalah c dan φ tetapi berat isi tanah diasumsikan
sama dengan nol.Pondasi akan tertekan kebawah dan menghasilakn suatu kesetimbangan plastis
dalam bentuk zona segi tiga dibawah pondasi dengan sudut
ABC = BAC = 450 + φ/2.
Gerakan bagian tanah ABC kebawah mendorong tanah disampingnya ke samping.Zona rankine
pasif ADE kebawah terbentuk dengan sudut
DEA = GFB = 450 - φ/2.
Transisi antara gerakan kebawah bagian ABC dan gerakan lateral bagian ADE dan BGF akan
terjadi disepanjang zona geser radial ACD dan BCG. Kesetimbangan plastis akan terjadi pada
permukaan EDCGF sedangkan sisa tanah lainnya berada dalam kesetimbangan elastis. Biasanya
pondasi tidak diletakkan pada permukaan tanah, dalam praktek diasumsikan kenaikan geser tanah
antara permukaan dan kedalaman Df diabaikan, tanah tersebut hanya diperhitungkan sebagai
beban yang menambah tekan merata q pada elevasi pondasi, hal ini disebabkan tanah diatas
elevasi pondasi biasanya lebih lemah, khususnya jika diurung, dari pada tanah ditempat yang lebih
dalam. Kapasitas dukung ultimit dibawah pondasi menerus dapat dinyatakan dengan persamaan
Terzaghi (1943)
qult = c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ . . . . . (1)
φ,c,γ nilainya diambil dibawah pondasidengan :
q = γ.Df . . . . . (2)
γ nilainya diambil diatas elevasi pondasi.
dimana :
c = kohesi
q = tegangan efektif dibawah pondasi
γ = berat isi tanah
B = lebar pondasi ( jika pondasi lingkaran B=diameter)
Untuk pondasi telapak berbetuk bujur sangkar (B = L) :
Untuk pondasi telapak berbentuk empat persegi panjang memakai factor modifikasi
Meyerhof (1963) (B ≠ L) dari Terzaghi :
Persamaan sebelumnya tidak memperhitungkan pondasi persegi (0<B/L<1) juga tahanan
geser sepanjangpermukaan runtuh pada tanah di atas dasar pondasi. Beban pondasi pun
mungkin miring.
qult = c’ Nc Fcs Fcd Fci + qNq Fqs Fqd Fqi + ½γBFγsFγdFγi . . . . . (5)
dimana,
Fcs,Fqs,Fγs = Faktor Bentuk
Fcd,Fqd,Fγd = Faktor Kedalaman
Fci,Fqi,Fγi = Faktor Kemiringan Beban
Faktor Bentuk (Shape Factor)
𝐵 𝑁𝑞
𝐹𝑐𝑠 = 1 + ( ) ( )
𝐿 𝑁𝑐
𝐵
𝐹𝑞𝑠 = 1 + ( ) tan ∅
𝐿
𝐵
𝐹𝛾𝑠 = 1 − 0.4 ( )
𝐿
- Fqd = 1
- Fγd = 1
Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
Fcd=Fqd-𝑁𝑐 tan Ø
𝐷𝑓
𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝐵
𝐹𝛾𝑑 = 1
𝑫𝒇
>1
𝑩
Untuk Ø =0
𝑫𝒇
-Fcd =1+ 0.4tan-1 ( 𝑩 )(dalam Radians)
- Fqd = 1
- Fγd = 1
Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
Fcd = Fqd - 𝑁𝑐 tan Ø
𝑫𝒇
𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝒕𝒂𝒏−𝟏 ( 𝑩 )(dalam Radians)
𝐹𝛾𝑑 = 1
Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor)
𝛽0
𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − 900 )2
𝛽0
𝐹𝛾𝑖 = (1 − )
∅
𝛽 merupakan sudut yang dibentuk akibat kemiringan beban diukur dari garis vertikal pada pusat
pondasi. (Sumber Braja M Das (Principles of Foundation Engineering)
Untuk kasus Tanah Lempung Kuat diatas dan Tanah Lempung Lemah dibawah rumus yang
dipakai adalah sebagai berikut:
dimana:
𝐵
𝑞𝑏 = (1 + 0,2 ) 5,14 𝐶2 + 𝛾1 (𝐷𝑓 + 𝐻)
𝐿 . . . . (7)
dan:
𝐵
𝑞𝑡 = (1 + 0,2 ) 5,14 𝐶1 + 𝛾1 𝐷𝑓
𝐿 . . . . (8)
Nilai Ca, Ditentukan dari rumus berikut:
𝑞2 5,14 𝐶2 𝐶2
= = <1 . . . . (9)
𝑞1 5,14 𝐶1 𝐶1
0 ≤D1≤Df
q = D1 γb + D2 γ’
qult= c Nc + q Nq + ½ b γ’ Nγ
γ’ = γsat - γw
D1 > Df,0≤d ≤ B
q = Df.γ
qult= c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ
γ = γ’ + d/B (γ - γ’)
γ’ = γsat - γw Gambar 6. Pengaruh Air Terhadap Daya
d≥ Dukung Tanah
Sumber : Buku Braja M. Das
Pada kedalaman tersebut , air tidak memberikan pengaruh terhadap daya dukung ultimit.
Sebenarnya perlu juga koreksi nilai φ dan c senilai γ akibat adanya M.A.T. namun dilapangan
didapat nilai φ dan c terlemah.
Catatan :
Daya dukung batas (qult) belum memperhatikan settlement, jari FS biasa 4,5,…. Untuk
mengatursettlement.
Jika menggunakan rumus qult settlementyang terjadi 5-25 % x b untuk tanah pasir
dan 3 – 15 % pada tanah lempung. pondasi matfooting / raft memiliki settlement
relatif besar karena b besar.
𝐶𝑐𝐻
𝑆𝑐 = 1+𝑒
log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 . . . . . (11)
𝑃𝑜
𝐶𝑠𝐻
𝑆𝑐 = 1+𝑒
log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑂𝑣𝑒𝑟 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 . . . . . (12)
𝑃𝑜
2. Penurunan Segera (immediate Settlement), yang merupakan akibat dari deformasi elastik
tanah kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air. Perhitungan penurunan
segera umumnya didasarkan pada penurunan yang diturunkan dari teori elastisitas.
1−𝜇2
𝑆𝑖 = 𝑞𝑜𝐵 𝐸𝑠
𝛼 . . . . . (13)
Nc,Nq, Nγ = Diperoleh dari tabel factor daya dukung tanah oleh after Vesic
Fcs,Fqs,Fγs = Faktor Bentuk
Fcd,Fqd,Fγd = Faktor Kedalaman
Fci,Fqi,Fγi = Faktor Kemiringan Beban
𝐵
𝐹𝑞𝑠 = 1 + ( ) tan ∅
𝐿
𝐵
𝐹𝛾𝑠 = 1 − 0.4 ( )
𝐿
Faktor Kedalaman (Depth Factor)
𝑫𝒇
𝑩
≤𝟏
Untuk Ø =0
𝐷𝑓
Fcd = 1+ 0.4 ( 𝐵 )
Fqd = 1
Fγd = 1
Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
Fcd = Fqd –
𝑁𝑐 tan Ø
𝐷𝑓
𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝐵
𝐹𝛾𝑑 = 1
𝑫𝒇
>1
𝑩
Untuk Ø =0
𝑫𝒇
Fcd =1+ 0.4tan-1 ( 𝑩 ) (dalam Radians)
Fqd = 1
Fγd = 1
Untuk Ø >0
1−𝐹𝑞𝑑
Fcd = Fqd –
𝑁𝑐 tan Ø
𝑫𝒇
𝐹𝑞𝑑 = 1 + 2 tan ∅(1 − sin ∅)2 𝒕𝒂𝒏−𝟏 ( 𝑩 ) (dalam Radians)
𝐹𝛾𝑑 = 1
Faktor Kemiringan Beban(Inclination Factor)
2
𝛽0
𝐹𝑐𝑖 = 𝐹𝑞𝑖 = (1 − 900 )
𝛽0
𝐹𝛾𝑖 = (1 − ∅
)
c. Menghitung qmaks
P
Qmaks = A
. . . . . (15)
Dimana :
μ, Diperoleh dari tabel angka poisson
Ip, Diperoleh dari tabel faktor pengaruh untuk pondasi kaku
E, Diperoleh dari tabel perkiraan Modulus Elastisitas
Penurunan Konsolidasi
𝐶𝑐 𝐻
𝑆𝑐 = 1+𝑒
log 𝑃𝑜+ ∆𝑃 𝑃𝑜 > ∆𝑃 . . . . . (18)
𝑃𝑜
Dimana :
𝐶𝑐 = 0.009(𝐿𝐿 − 10)
𝐿2
𝑃𝑜 = 𝛾𝑏(𝐿1 − 𝐷𝑓) + (𝛾𝑠𝑎𝑡 − 𝛾𝑤 )
2
𝑞𝐿𝐵
∆𝑃 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑎𝑝𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔 =
(𝐿 + 𝑍)(𝐵 + 𝑍)
∆𝑃𝑡 + 4 ∆𝑃𝑚 + ∆𝑃𝑏
∆𝑃 =
6
Tabel 4. Faktor Pengaruh Im (Lee, 1962) dan Ip (Schleicher, 1962) untuk fondasi
kaku, dan faktor pengatuh untuk fleksibel (Terzaghi,1943)
Fleksibel Kaku
Bentuk Pondasi
Pusat Sudut Rata – rata Ip Im
Lingkaran 1,00 0,64 0,85 0,88
Bujur Sangkar 1,12 0,36 0,95 0,82 3,70
Empat Persegi Panjang
L/B = 1,5 1,36 0,68 1,20 1,06 4,12
2,0 1,53 0,77 1,31 1,20 4,38
5,0 2,10 1,05 1,83 1,70 4,82
10,0 2,52 1,26 2,25 2,10 4,93
100,0 3,38 1,69 2,96 3,40 5,06