Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

AS - 06
KEHILANGAN BERAT MINYAK DAN ASPAL
(Loss on Heating)
dan
THIN-FILM OVEN TEST
(SNI 06-2440-1991)

1. Tujuan Umum dan Sasaran Praktikum

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan penurunan berat minyak dan


aspal dengan cara pemanasan dan tebal tertentu, yang dinyatakan dalam persen berat
semula.

Sedangkan sasaran praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu :


a) Menyiapkan campuran sampel secara benar
b) Melakukan pemeriksaan penetrasi, daktilitas dan titik lembek sebelum dan
sesudah penurunan berat dengan benar;
c) Menentukan presentase penurunan berat minyak dan aspal akibat pemanasan.

2. Terminologi
a. Penetrasi
Suatu nilai (dalam 0.1 mm) yang menyatakan tingkat kekerasan material aspal.
b. Daktilitas
Suatu nilai yang menyatakan kuat tidaknya suatu material aspal dalam menahan gaya
tarik (dinyatakan lebih atau kurang dari 100 cm).
c. Titik lembek
Suhu pada saat aspal mulai melunak.

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

3. Teori Dasar

Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal. Kerusakan yang
timbul sering berasal dari sinar matahari, yang mungkin akan merusak molekul aspal,
dibantu oleh faktor air dan cairan pelarut lainnya. Kerusakan molekul dengan cara ini
dinamakan fotooksidasi. Untungnya, sinar yang merusak ini hanya dapat
mempengaruhi beberapa lapis molekul pada lapisan atas aspal. Oleh karena itu
fotooksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila dilihat dari tebal aspal secara
keseluruhan. Namun, proses di atas tidak bisa diabaikan dalam kontribusinya terhadap
proses pengrusakan akibat cuaca pada lapisan permukaan tipis aspal pada agregat.

Efek pelapukan mungkin tidak terlalu signifikan, kecuali pada permukaan yang
sangat tipis. Fenomena yang terjadi ketika aspal dipanaskan dan kemudian didinginkan
kembali pada suhu ruang, dimana pengerasan (hardening) akan berlanjut terus
tergantung pada proses oksidasi dan penyinaran. Proses pengerasan ini berlangsung
lebih cepat pada beberapa jam pertama dan kemudian berangsur-angsur berkurang.
Sesudah kira-kira setahun, tingkat pengerasan ini bisa diabaikan.

Di Indonesia, prosedur yang tersedia untuk mengevaluasi durabilitas material


aspal adalah Thin Film Oven Test (TFOT), dengan melakukan pembatasan evaluasi
hanya pada beberapa karakteristik aspal, seperti kehilangan berat (loss on heating),
penetrasi, daktilitas dan titik lembek.
Karakteristik campuran, khususnya mengenai durabilitas, sangat tergantung pada
karakteristik lapisan tipis aspal. Pada pengujian ini, suatu sampel tipis dipanaskan
dalam oven selama periode tertentu, dan karakteristik sampel sesudah dipanaskan
kemudian diperiksa untuk meneliti indikasi adanya proses pengerasan atau proses
pelapukan dari material aspal.

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

4. Prosedur Praktikum (AASHTO T 47 – 83 dan AASHTO T 179-88)

4.1 Peralatan yang Digunakan

1) Termometer;
2) Oven yang dilengkapi dengan :
i. Pengatur suhu untuk memanasi sampai (180  1)° C;
ii. Pinggan logam berdiameter 25 cm, menggantung dalam oven pada
poros vertical dan berputar dengan kecepatan 5 sampai 6 putaran
menit (lihat Gambar No. 1)

Gambar 1. Oven dengan Pinggan Logam


Sumber :Laboratorium Jalan Raya Tahun 2019
3) Cawan Logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata.
Ukuran dalam, diameter 15 mm dan tinggi 35 mm
4) Neraca analitik, dengan kapasitas (200  0.001) gram

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

4.2 Penyiapan Sampel

1) Sebelum dilakukan pemanasan, melakukan pada sampel pengetesan


penetrasi (AASHTO T 49 – 89), titik lembek (AASHTO T 53 –89) dan
daktilitas (AASHTO T 51 – 81) sesuai prosedur yang ada.
2) Mempersiapkan pemanasan. mengaduk contoh minyak atau aspal serta
memanaskan bila perlu untuk mendapatkan campuran yang merata
3) Menuangkan contoh kira-kira (50.0  0.5) gram ke dalam cawan dan
setelah dingin,menimbang dengan ketelitian 0.01 gram (A) yaitu;
a. Menimbang cawan bersih untuk mendapatkan berat cawan.
b. Menimbang cawan bersih yang terisi dengan aspal untuk mendapatkan
berat cawan + aspal sebelum pengujian.
c. Kemudian menghitung berat aspal dengan rumus berat cawan + aspal
dikurang berat cawan bersih.
4) Sampel yang diperiksa harus bebas air.
5) Menyiapkan sampel ganda.

4.3 Pengujian

1) Meletakkan sampel di atas pinggan setelah oven mencapai suhu


(163  1)° C.
2) Memasang termometer pada dudukannya sehingga terletak pada jarak 1.9
cm dari pinggir pinggan dengan ujung 6 mm di atas pinggan.
3) Mengambil sampel dari oven setelah 5 jam sampai dengan 5 jam 15 menit.
4) Mendinginkan sampel pada suhu ruang, kemudian menimbang dengan
ketelitian 0.01 gram (B) yaitu:
a. Menimbang Cawan + aspal sesudah pengujian

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

b. Kemudian menghitung berat aspal sesudah pengujian dengan rumus


berat cawan + aspal sesudah pengujian dikurangi dengan berat cawan
bersih.
5) Melakukan kembali pada sampel pengetesan penetrasi (AASHTO T 49 –
89), titik lembek (AASHTO T 53 –89) dan daktilitas (AASHTO T 51 –
81) sesuai prosedur yang ada.

5. Perhitungan Dan Laporan

o Menghitung Kehilangan Berat dengan Persamaan :

𝐶−𝐸
Kehilangan Berat % = 𝐶
x 100 %

Dimana :

C = Berat Aspal sebelum Pengujian (gram)

E = Berat Aspal setelah Pengujian (gram)

 No. Cawan I
Berat Cawan (A) = 11,01 gram
Berat Cawan + Contoh sebelum Pengujian (B) = 66,94 gram
Berat aspal (C) = B – A = 66,94 – 11,01
= 55,93 gram

Berat Cawan (A) = 11,01 gram


Berat Cawan + Contoh setelah Pengujian (D) = 66,83 gram
Berat Aspal (E) = D – A = 66,83 – 11,01
= 55,82 gram

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

55,93−55,82
Maka, Kehilangan Berat (%)= x 100 %
55,93
= 0,196 %
 No. Cawan II
Berat Cawan (A) = 10,93 gram
Berat Cawan + Contoh sebelum Pengujian (B) = 62,17 gram
Berat Aspal (C) = B – A = 62,17 – 10,93
= 51,24 gram

Berat Cawan (A) = 10,93 gram


Berat Cawan + Contoh setelah Pengujian (D) = 62,05 gram
Berat Aspal (E) = D – A = 62,05 – 10,93
= 51,12 gram

51,24−51,12
Maka, Kehilangan Berat (%)= x 100 %
51,24
= 0,234 %
 Rata – rata
𝑁𝑜. 𝐶𝑎𝑤𝑎𝑛 𝐼 + 𝑁𝑜. 𝐶𝑎𝑤𝑎𝑛 𝐼𝐼
=
2
0,196 + 0,234
=
2
= 0,215 %

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

6. Pembahasan
Pada pemeriksaan beberapa sampel yang dilakukan bersama-sama dalam
Pinggan Logam :

 Apabila data hasil pengujian kehilangan berat minyak dan aspal diperoleh dari
beberapa sampel sama,maka tidak perlu melakukan pengujian ulang.
 Apabila hasil pengujian beberapa sampel tersebut berbeda jauh,maka perlu
dilakukan pengujian ulang dan data tidak bisa dirata-ratakan.Karena mungkin
salah satu data pengujian keliru dalam pelaksanaan pengujiannya.

Percobaan tersebut diharapkan dapat mengetahui mutu aspal yang digunakkan


terhadap kehilangan berat minyak dan aspal,serta mengetahui berapa ukuran atau
takaran aspal yang akan ditambah jika aspal mengalami kehilangan beratnya.

Nilai kehilangan berat minyak dan aspal akibat pemanasan tidak boleh
besar,sebab pada lapisan permukaan perkerasan jalan yang sudah lama,zat minyaknya
sudah berkurang yang mengakibatkan jalan tersebut retak-retak,zat minyak pada
aspal inilah yang berfungsi sebagai pelapis perkerasan jalan dari suhu yang berubah-
ubah.

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

7. Kesimpulan dan Saran

7.1. Kesimpulan

Pengujian kehilangan berat minyak dan aspal bertujuan untuk menetapkan


penurunan berat minyak dan aspal dengan cara pemanasan ,dan tebal tertentu yang
dinyatakan dalam persen berat semula. Pemanasan yang terjadi di lapangan akibat
sinar matahari yang mengakibatkan aspal tersebut kehilangan minyak sehingga jalan
tersebut menjadi getas/pecah-pecah dan berlubang. Zat minyak pada aspal ini
berfungsi sebagai pelapis perkerasan jalan dari suhu yang berubah-ubah. Berdasarkan
hasil percobaan dan perhitungan pada kedua sampel,diperoleh presetase kehilangan
berat minyak dan aspal akibat pemanasan yaitu :

 Sampel 1 = 0,196 %
 Sampel 2 = 0,234 %

Diperoleh rata-rata kedua sampel yaitu 0,215%,berarti aspal tersebut telah


memenuhi persyaratan aspal keras dengan standar Bina marga yaitu maksimum 0,8
% (sumber spesifikasi binamarga 2010 revisi 3)

7.2. Saran

Sebaiknya dalam melakukan percobaan ini, khususnya dalam pengambilan data


saat menimbang cawan contoh, harus diperhatikan dengan teliti agar data yang
diperoleh lebih akurat.

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

Tabel 1.1. Persyaratan aspal keras spesifikasi umum bina marga tahun 2010 revisi 3

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

Pada spesifikasi 2010 adanya nilai indeks penetrasi, dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut :
Indeks Penetrasi = (20-500A) / (50A+1)
A = [Log(Penetrasi pada temperatur titik lembek) log(Penetrasi pada 25ᵒC)]/ ( titik lembek - 25ᵒ C
)
Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Edisi 2010

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

Lampiran

Gambar 2. Pengujian Kehilangan Berat Minyak Dan Aspal


Sumber : Laboratorium Transportasi & Jalan Raya Fatek Untad Tahun 2019

Gambar 3. Sampe; Aspal


Sumber : Laboratorium Transportasi & Jalan Raya Fatek Untad Tahun 2019

Kelompok 13
LAPORAN PRAKTIKUM JALAN RAYA

Gambar 4. Pengujian Kehilangan Berat Minyak Dan Aspal


Sumber : Laboratorium Transportasi & Jalan Raya Fatek Untad Tahun 2019

Kelompok 13

Anda mungkin juga menyukai