Anda di halaman 1dari 4

LABORATORIUM INTI JALAN RAYA

MODUL X ITERA
PENGUJIAN KEKUATAN AGREGAT TERHADAP TEKANAN
(AGGREGATE CRUSHING VALUE)
BS 812: PART 3 : 1975
1. Pendahuluan
1.1. Landasan Teori
Seperti halnya percobaan AIV untuk menguji kekuatan batuan/agregat terhadap tumbukan,
maka percobaan ACV atau Aggregate Crushing Value juga merupakan simulasi
pemberian beban terhadap suatu sampel agregat. Prinsip percobaan di sini adalah sampel
agregat diberi kenaikan tekanan tertentu selama beberapa waktu. Agregat yang hancur
kemudian ditimbang dan dibandingkan dengan berat semula sampel. Perbandingan ini
merupakan nilai dari Aggregate Crushing Value (ACV).
Penekanan pada ACV hanya dilakukan pada arah aksial saja, berbeda dengan proses
penekanan yang dilakukan pada Aggregate Crushing Plant, di mana penekanan aksial
dikombinasikan dengan penekanan arah lateral. Selain itu kadang-kadang dengan
kombinasi beban tumbukan (impact). Hal ini disebabkan oleh tujuan kegiatan yang
memang berbeda, di mana ACV bertujuan untuk mengetahui kekuatan suatu sampel
terhadap beban tekanan sedangkan proses penekanan pada Aggregate Crushing Plant
adalah untuk menghancurkan bongkahan batuan untuk mendapatkan ukuran agregat yang
diharapkan.
Nilai Aggregate Crushing Value (ACV) adalah persentase perbandingan antara agregat
yang hancur dengan jumlah sampel yang ada. Agregat yang hancur dinyatakan dengan
jumlah agregat yang lolos saringan 2,36 mm. Berdasarkan British Standar maka agregat
yang mempunyai nilai ACV > 30% dikatakan tidak normal, jumlah agregat yang hancur
cukup besar dan relatif tidak terlalu kuat terhadap beban tekan. Perlu dilakukan pengujian
lebih lanjut lainnya, yaitu dengan tes ten percent fines value
Beberapa nilai ACV hasil pengujian yang dilakukan oleh Ramsay di Skotlandia
(Collist,1985)
Nilai ACV Variasi
Jenis Batuan
Basalt 16 16 – 17
Andesite 16 15 – 17
Dacite 13
Porphyry 12
Dolerite 19
Granite 26 23 – 30
Marble 26 25 – 28

1.2. Maksud dan Tujuan


Pengujian ini bertujuan untuk mengukur kekuatan relatif agregat terhadap tekanan
(crushing) dengan menyatakan nilai Aggregate Crushing Value (ACV) dan sebagai salah
satu simulasi kemampuan agregat terhadap slow load

31
LABORATORIUM INTI JALAN RAYA
MODUL X ITERA

2. Peralatan
a. Aggregate Crushing Machine yang dilengkapi dengan Mesin Penekan
(Commpression Machine) yang memiliki kapasitas untuk gaya sebesar 400 kN (± 40
ton) dan dapat dioperasikan untuk memberikan kecepatan beban yang seragam
sehingga gaya tersebut tercapai dalam 10 menit.
b. Silinder Pengujian terbuat dari baja, yaitu tempat sampel berbentuk silinder dengan
alas dan ukuran tertentu.
c. Saringan dengan diameter 14,0 mm ; 10,0 mm ; dan 2,36 mm.
d. Besi penusuk dengan panjang antara 450 mm sampai 600 mm serta memiliki
potongan melintang lingkaran berdiameter 16 mm.
e. Plunger (penekan).
f. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.

3. Benda Uji
Sampel yang digunakan adalah agregat yang lolos saringan 14,0 mm dan yang tertahan
saringan 10,0 mm. Untuk setiap pengujian dibuat dua sampel.
a. Saring sekitar 1000 gr agregat pada urutan saringan 14,0 mm dan 10,0 mm selama 10
menit. Sampel yang diambil adalah agregat yang lolos saringan 14,0 mm dan tertahan
di 10,0 mm.
b. Cuci sampel dengan air yang mengalir dan keringkan dalam oven (110 ± 5)°C selama
4 jam (kondisi kering oven).
c. Setelah suhu turun (atau sama dengan suhu ruangan, 25°C) sampel siap untuk
digunakan.

4. Prosedur Pengujian
a. Timbang silinder pengujian beserta alas, ketelitian 0.1 gram (W1).
b. Isilah silinder dengan sampel dalam tiga lapis yang sama tebal. Setiap lapis
dipadatkan dengan 25 kali tusukan besi penusuh secara merata di seluruh permukaan.
Tiap lapis, tongkat dijatuhkan secara bebas dengan ketinggian tidak lebih dari > 5 cm
dari permukaan lapisan. Pada lapis terakhir, isi cup dengan agregat agak menyembul
dan padatkan.
c. Ratakan permukaan sampel dengan besi penusuk dan timbang (W2).
d. Hitunglah berat awal sampel (A' = W2-W1).
e. Letakan Mesin Crushing Agregat pada lantai datar dan keras, seperti lantai beton.
f. Letakan silinder pengujian pada baseplate dan atur plunger (penekan) diatasnya.
g. Kemudian sampel ditekan melalui plunger dengan mesin penekan yang diberi gaya
dengan kecepatan mencapai 400 kN (40 ton) selama 10 menit.
h. Lepaskan beban dan pindahkan benda uji yang sudah ditekan pada sebuah wadah.
Pastikan tidak ada partikel yang hilang selama pemindahan atau yang tertinggal di
dalam silinder.
i. Saring benda uji dengan saringan 2,36 mm selama satu menit dan timbang berat yang
lolos dengan ketelitian 0,1 gram yang dinyatakan sebagai B gr. Pastikan tidak ada

32
LABORATORIUM INTI JALAN RAYA
MODUL X ITERA
partikel yang hilang selama proses tersebut. Jika jumlah berat agregat yang lolos dan
tertahan saringan 2,36 mm berbeda 1 gram dengan A, maka pengujian harus diulangi.
j. Ulangi prosedur tersebut untuk sisa sampel berikutnya.

5. Perhitungan
Aggregate Crushing Value (ACV) dihitung dengan rumus:
B
ACV = ×100 %
A
di mana:
ACV = Aggregate Crushing Value (%)
A = Berat awal sampel (gr)
B = Berat sampel lolos saringan 2,36 mm (gr)
Nilai ACV dilaporkan dalam persentase bilangan bulat.

6. Contoh Perhitungan
Sampel
Item Pengujian Indeks
1 2
1984,0
Berat Silinder Pengujian + Alas W1 1984,1 gr
gr
Berat Silinder Pengujian + Alas +
2242,5
Sampel W2 2196,9 gr
gr
(setelah dipadatkan)
A' = W2-
Berat Awal Sampel 258,5 gr 212,8 gr
W1
Setelah Penekanan dan Disaring 1
menit
     
Berat Sampel LEWAT saringan
B 36,4 gr 29,6 gr
2,36 mm
C 222 gr 183,0 gr
Berat Sampel TERTAHAN
saringan 2,36 mm
A=B+
Total 258,4 gr 212,6 gr
C
Selisih Total dengan Berat Awal
Sampel | A-A' | 0,1 gr 0,2 gr
(<1 gr )

33
LABORATORIUM INTI JALAN RAYA
MODUL X ITERA
Aggregate Crushing Value : B/A
B/A (%) 14,1% 13,9%
(%)
Rata-rata ACV (%)   14,0 %
7. Gambar Alat

Gambar 7.1. Aggregate Crushing Machine

Gambar 7.2. Silinder baja, besi penusuk dan plunger

34

Anda mungkin juga menyukai