Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PENURUNAN BERAT MINYAK DAN ASPAL


(LOSS ON HEATING)

3.1. Pendahuluan

Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal. Kerusakan yang
timbul berasal dari sinar matahari yang mungkin akan merusak molekul aspal,
dibantu oleh faktor dan cairan pelarut lainnya. Kerusakan molekul dengan cara
ini dinamakan fotooksidasi yang untungnya, sinar yang merusak ini hanya
dapat memperngaruhi beberapa lapis molekul pada lapisan atas aspal, oleh
karena itu fotooksidasi dianggap kecil pengaruhnya apabila diliat dari
atas lapisan aspal. Oleh karena itu fotooksidasi dianggap kecil
pengaruhnya apabila diliat dari tebal aspal secara keseluruhan. Namun
proses di atas tidak bisa diabaikan dalam konstribusi tebal aspal secara
keseluruhan. Namun proses di atas tidak bisa diabaikan dalam konstribusi
terhadap proses pengrusakan akibat cuaca pada lapisan permukaan tipis aspal
pada agregat.

3.2. Tujuan Percobaan

Pengujian ini bertujuan menetapkan kehilangan berat minyak dengan cara


pemanasan dan tebal tertentu yang dinyatakan dalam persen berat semula.

3.3. Benda Uji

Terdapat alat dan bahan pada percobaan kali ini, yang akan disertai gambar agar
mudah dipahami.

KELOMPOK 1
3.3.1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan kehilangan berat minyak dan aspal adalah:
a. Oven yang dilengkapi dengan :
o
1. Pengatur suhu untuk memanasi sampai (180 ± 1) C
2. Pinggan logam berdiameter 25 cm, menggantung dalam oven pada poros
dan berputar dengan kecepatan 5 sampai 6 putaran per menit

Gambar 3.1. Oven

b. Cawan, yaitu berupa logam atau gelas berbentuk silinder, dengan dasar
yang rata.
Ukuran dalam diameter 55 mm dan tinggi 35 mm

Gambar 3.2. Cawan

KELOMPOK 1
c. Neraca analitik dengan kapasitas (200 ± 0,01) gram

Gambar 3.3. Neraca

3.3.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan kehilangan berat minyak dan aspal
adalah:
a. Aspal atau bitumen

Gambar 3.4. Aspal atau bitumen

b. Menyiapkan benda uji ganda

Gambar 3.5. Benda Uji

KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
3.4. Teori Dasar

Karakteristik campuran aspal khususnya mengenai durabilitas sangat tergantung.


Pada karakteristik yang tersedia pada lapisan tipis aspal. Untuk mengevaluasi
durabilitas material aspal tersedia prosedur yang disebut Thin film Oven Test
(TFOT) dengan melakukan pembatasan evaluasinya hanya pada karakteristik
aspal, seperti kehilangan berat. Pada pengujian ini kita menggnakan metoda
TFOT, dimana suatu sampel tipis di panaskan dalam oven selama periode tertentu,
dan karakteristik sampel sesudah dipanaskan kemudian diperiksa untuk meneliti
indikasi adanya proses pengerasan dari material aspal.

Pengujian TFOT bertujuan mengetahui kehilangan minyak pada aspal akibat


pemanasan berulang, pengujian ini mengukur perubahan kinerja aspal akibat
kehilangan berat. Cahaya diketahui mempunyai efek yang merusak pada aspal
karena kerusakan yang ditimbulkan sering berasal dari matahari dan dibantu oleh
aspek air dan cairan pelarut lainnya. Kerusakan molekul aspal ini dinamakan
oksidasi. Ini dianggap kecil pengaruhnya apabila dari tebak aspal keseluruhannya,
namun proses diatas akibat cuaca pada lapisan permukaan agregat. Karakteristik
campuran khususnya durabilitas aspal sangat tergantung pada karakteristik lapis
tipis aspal. Pada Pengujian ini, suatu sampel tipis dipanaskan. Kemudian diperiksa
untuk meneliti adanya proses pengerasan atau proses pelapukan atau proses
pelapukan material aspal.

Pengujian kehilangan berat ini, umumnya tidak terpisah dengan evaluasi


karakteristik sebelum dan sesudah kehilangan berat yang dilihat adalah nilai
penetrasi titik lembek dan daktalitas. Untuk itu sangat dianjurkan saat penyiapan
sampel dibuat 2 buah sampel. Untuk mendapatkan material aspal yang akan
dipakai untuk campuran, diharapkan pengujian TFOT dan penurunan berat ini
tidak terlalu besar, besarnya nilai penurunan berat ini tidak terlalu besar , selisih
dari nilai penetrasi sebelum dan sesudah menunjukkan bahwa aspal tersebut peka
terhadap cuaca dan suhu.

KELOMPOK 1
Untuk menentuakan nilai kehilangan berat akibat pemanasan dapat menggunakan
rumus

( W 2−W 1 )−(W 3−W 1)


Kehilangan Berat (%) = x 100
(W 2−W 1)
(3.1)

Dimana :
W1 : Berat cawan (gram)
W2 : Berat cawan + aspal sebelum dioven (gram)
W3 : Berat cawan + aspal sesudah dioven (gram)

3.5. Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :


1. Menyiapkan benda uji dengan cara mengaduk contoh minyak atau
aspal serta
memanaskan bila perlu untuk mendapatkan campuran yang merata.

Gambar 3.6. Memanaskan Benda Uji

2. Menimbang cawan yang akan digunakan dengan ketelitian 0,01 gram


(didapat berat W1 gram).

KELOMPOK 1
Gambar 3.7. Menimbang Cawan
3. Menuangkan contoh kira-kira (50 ± 0,5) gram ke dalam 2 cawan
untuk sampel 1 dan sampel 2 kemudian setelah dingin menimbang
dengan ketelitian 0,01 gram (didapat berat W2 gram).

Gambar 3.8. Menuangkan Contoh Sampel

4. Meletakkan 2 benda uji di atas pinggan logam setelah oven mencapai suhu
o
(163 ± 1) C.

Gambar 3.9. Meletakan Benda Uji ke Dalam Oven

5. Mengambil benda uji dari oven setelah 5 jam.

KELOMPOK 1
Gambar 3.10. Mengambil Benda Uji Dari Dalam Oven

6. Menimbang benda uji pada suhu ruang, kemudian menimbang dengan


ketelitian 0,01 gram (didapat berat W3 gram).

Gambar 3.11. Menimbang Benda Uji

3.6. Data Hasil Percobaan

Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.1. Data Hasil Percobaan Kehilangan Berat Minyak dan Aspal
Sampel W1 (gram) W2 (gram) W3 (gram)

1 9,9 62,9 62,9

2 10,1 59 59,1

Dimana :
W1 : Berat cawan (gram)
W2 : Berat cawan + aspal sebelum dioven (gram)

KELOMPOK 1
W3 : Berat cawan + aspal sesudah dioven (gram)

KELOMPOK 1
3.7. Perhitungan

Kehilangan Berat (%) = x 100

a. Sampel 1
( 62,9−9,9 )−(69,9−9,9)
Kehilangan Berat (%) = x 100
(62,9−9,9)
= 0%

b. Sampel 2
( 59−10,1 )−(59,1−10,1)
Kehilangan Berat (%) = x 100
(59−10,1)
= -0,003%

0 %+(−0,003 %)
Jadi Kehilangan Berat Rata-Rata (%)=
2
= -0,0015%

3.8. Analisis

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan perhitungan dari pengujian yang dilakukan,


maka didapat bahwa faktor oksidasi dari sampel tersebut relatif kecil karena
dilihat dari hasil pengujian kehilangan berat rerata yaitu sebesar -0,015%. Jadi
sampel tersebut bisa digunakan untuk campuran beraspal untuk jalan aspal
(perkerasan jalan lentur) dan didukung oleh SNI 06-2440-1991 bahwa sampel
tersebut telah memenuhi persyaratan yaitu untuk penetrasi 60 maksimum
kehilangan berat 0,8 %.

3.9. Simpulan

Nilai kehilangan berat ini tidak boleh terlalu besar, karena dalam pemakaian akan
berdampak pada kehilangan berat yang berakibat pada hilangnya berat minyak
yang minyak pada aspal ini sangat penting karena sebagai pelapis nantinya.
Apabila pada jalan yang sudah dipakai lama maka zat minyaknya sudah hilang

KELOMPOK 1
dan mengakibatkan jalan tersebut menjadi getas/ pecah-pecah dan berlubang. Zat
minyal pada aspal ini berfungsi sebagai pelapis pekerasan jalan dari suhu yang
berubah-ubah

3.10. Saran

Hal-hal dibawah ini untuk dipertimbangkan:


1. Sebaiknya praktikan memperhatikan waktu praktikum. Jam datang harus
tepat waktu dan lebih serius dalam praktikum.
2. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan efisiensi dan efektifitas kerja,
sehingga dicapai hasil percobaan dan pengamatan yang baik.

KELOMPOK 1
DAFTAR PUSTAKA

Modul III Pengujian Berat Minyak dan Aspal, Laboratorium Inti Jalan Rata
ITERA.

Fahri, Mokhamad, 2015 https://dokumen.tips/documents/penurunan-berat-


minyak-dan-aspal.html

KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai