Anda di halaman 1dari 5

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN
PEKERJAAN
LOKASI

: OPTIMALISASI FUNGSI JARINGAN IRIGASI YANG TELAH


DIBANGUN
: PENINGKATAN SAL. SEKUNDER JAMAN (OTSUS)
: KABUPATEN PIDIE PROVINSI ACEH

A. PENDAHULUAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Peningkatan Saluran Sekunder Jaman
(OTSUS) meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Saluran
2. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLAN)
Perencanaan kegiatan lapangan (site Plan) direncanakan untuk mengatur penempatan
peralatan, penyimpanan material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembanguanan, misalnya: Direksi keet, gudang, barak kerja, posisi
peralatan.
Dalam menempatkan material untuk kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di
lokasi terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
.Tidak mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan
. Memudahkan pemeriksaaan dan pengecekan
. Mudah dalam pengambilannya
. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
. Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja
. Terjamin kebersihannya
Lalu lintas keluar masuk kenderaan proyek akan diberi rambu-rambu sehingga tidak
menimbulkan gangguan lalu lintas.
3. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan Pelaksanaan pekerjaan akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman dalam penanganan bidangnya, sehingga keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan akan benar-benar terjamin,sesuai dengan apa yang diharapkan
a. Struktur Organisasi
Proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin kepala proyek, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga pelaksana lapangan beserta pembantu
pembantunya. Struktur organisasi proyek tersebut adalah sebagaimana struktur dibawah
ini sedangkan personil dapat dilihat dilampiran lain.

SITE MANAGER
SITE MANAGER

JURU UKUR
JURU UKUR

PENGAWAS
PENGAWAS
LAPANGAN
LAPANGAN

JURU GAMBAR
JURU GAMBAR

ADM TEKNIK
ADM TEKNIK

ADM UMUM &


ADM UMUM &
KEUANGAN
KEUANGAN

b. Koordinasi
Dalam kegiatan pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan
pihak lain antara lain owner, pengawas, suplier dan pihak lainnya yang berkaitan dengan
pelaksaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak
dalam mengelola proyek, agar pekerjaan menjadi lancar.
Kepala proyek dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh antara lain :
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, kepala proyek dibantu oleh
bagian teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian
personalia dan keuangan beserta stafnya
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada
Direktur yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan.
Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan. Dengan
sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar.
4. METHODE PENCAPAIAN SASARAN
Untuk menjamin sistem manjemen dapat berlangsung dengan baik, kami melaksanakan
setiap item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
a. Sistem pengendalian Proyek
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam
bentuk daftar
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, dilapangan dijabar lagi
secara lebih rinci. Dibuat Program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftardaftar isian laporan kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dibuat methode kerja yang
rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drarwing) yang mudah
dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai
dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan
yakni biaya hemat, mutu akurat dan waktu tepat. Kebutuhan peralatan minimun yang
ditentukan merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan.
c. Material
Kebutuhan pokok bahan pada proyek ini yang merupakan material pabrikan adalah
semen dan dan besi. Disamping itu ada material penunjang non pabrikan seperti : pasir,
kerikil, batu gunung, dll. Atau material yang harus diolah dulu di suatu plant.
Sumber material :
- Pasir dan kerikil/agregat didatangkan dari sumber terdekat yang dapat memenuhi
spesifikasi teknis
- Batu Gunung/Kali didatangkan dari beberapa sumber terdekat yang dapat memenuhi
spesifikasi teknis
- Material lain yang bersifat khusus akan didatangkan dari tempat khusus
Sebelum digunakan, material diperiksa terhadap kualitasnya, atau jika dipersyaratkan
untuk uji laboratorium maka akan dilakukan pengujian. Material harus sudah didatangkan
sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan hanya karena
material belum datang.
Jadwal mobilisasi material akan dibuat setelah mempelajari kondisi lapangan secara
detail dan sarana angkutan yang ada.
d. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ;
- Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek
- Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas,mekanik dan operator.
- Pekerja diambil tenaga kerja lokal yang banyak terdapat didaerah sekitar lokasi
proyek untuk menghindari kesenjangan sosial, sedangkan untuk pekerja yang terampil
dan terlatih bila ada akan diambil dan didatangkan dari daerah lain.
e. Pengaman ( Security )
Untuk pengawas dan pengamanan proyek, kami sebagai pelaksana kegiatan akan
menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas
untuk :
1. Pengawas terhadap para pekerja
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak didinginkan di proyek,
baik ditempat pekerjaan maupun dikantor proyek..
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu-rambu pengamanan ditempat
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menganggu kegiatan proyek.
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadi keributan di lingkungan proyek.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan
akan diawasi oleh tenaga keamanan.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), baik oleh para
petugas Keamanan, para pelaksana (Supervisor) dan petugas-petugas lain yang
memerlukan hubungan secara menerus.

f. Pengendalian Mutu ( Quality Control )


Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang
disyaratkan, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan
pemeriksaan secara telaten dan teratur baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerja.
Alat ukur secara berkala dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan
yang lain setiap selesai digunakan dibersihkan dan bagian bagian yang secara berkala
perlu dilumasi. Setiap bagian diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu.
Meskipun untuk hal hal tersebut diatas sudah ada penanggung jawabnya langsung,
kiranya ditunjuk petugas khusus quality control yang dikoordinasi oleh bagian teknik.

B. METODE PELAKSANAAN
I. Pekerjaan Persiapan

1. Pembersihan Lapangan
Semua lokasi kerja yang akan dikerjakan diadakan pembersihan. Lokasi kerja
dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak dan bahan yang mengganggu lainnya dan
bahan tersebut akan dibuang ketempat yang telah disediakan. Sisa-sisa bongkaran
bangunan harus dibuang ketempat sesuai persetujuan Direksi. Kerusakan terhadap
pekerja atau bangunan masyarakat atau Pemerintah yang disebabkan pelaksana
kontraktor didalam pembersihan akan diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.
2. Dewatering
Pekerjaan di dalam air perlu dilakukan pengamanan dengan cara melakukan pengalihan
aliran air dengan pembuatan kisdam agar tidak mengganggu pekerjaan didalam air.
Kisdam dibuat dengan baik sehingga tidak terjadi rembesan air pada saat pekerjaan.
Peralatan pengeringan seperti pompa air akan disediakan dengan jumlah yang cukup
oleh kontraktor. Setelah pekerjaan pengeringan selesai, kisdam akan dibongkar
kembali.
II.

Pekerjaan Pokok

1. Galian Tanah
Galian dilakukan pada lokasi yang ditentukan pada gambar atau petunjuk dari direksi.
Galian dimulai dari permukaan tanah dan turun sedemikian rupa sehingga mencapai
elevasi yang diinginkan. Pada galian saluran akan dilaksanakan dengan cara yang tepat
sehingga stabilitas kemiringan lereng dapat terjamin. Permukaan sisi tanggul akan
dirapikan sesuai dengan kemiringan yang ada dalam gambar. Bahan hasil galian yang
tidak sesuai atau tidak bisa digunakan lagi untuk timbunan, akan diangkut ketempat
yang tidak mengganggu pekerjaan.
2. Timbunan Tanah Dari Bekas Galian
Bahan timbunan berasal dari Bekas galian yang masih dapat digunakan untuk
timbunan, dikerjakan sampai mencapai elevasi yang telah ditentukan oleh Direksi atau
yang tertera di gambar. Timbunan akan diletakkan pada bagian belakang konstruksi
atau pada bagian tanggul.

3. Pasangan Batu Kali 1 : 4


Material batu yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu berupa batu kali
yang bersih, keras dan tahan lama. Batu diambil dari sumber yang disetujui oleh
Direksi.
Pengadukan campuran mortal dilakukan dengan alat pengaduk semen dan alat bantu
lainnya. Pelaksanaan tidak dilanjutkan selama hujan yang cukup lebat atau cukup lama,
kecuali bila ada usaha-usaha lain yang memungkinkan, sehingga lokasi pekerjaan tidak
terkena hujan.
Batu yang akan digunakan akan dibersihkan dari kotoran yang dapat mengganggu mutu
pasangan. Batu yang akan dipasang dibasahi dengan air sampai basah merata sebelum
dipasang. Pelaksanaan pemasangan batu akan dilakukan dengan cara manual/tenaga
manusia dengan jumlah pekerja sesuai kebutuhan/volume pekerjaan.
Pemasangan akan dilakukan dengan menyusun batu satu demi satu dengan
menempatkan adukan semen/mortal diantara batu. Pasangan akan dibuat sesuai dengan
ukuran yang tertera dalam gambar rencana.
4. Plesteran 1 : 3
Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada bangunan setelah pasangan batu bagian luar atau
teratas selesai. Permukaan yang akan diplester dibersihkan dari kotoran yang
menempel, adukan dilabur pada permukaan objek dengan menggunakan raskam sambil
digosok-gosok dengan sedikit menekan. Campuran plesteran yang akan digunakan
adalah 1 semen : 3 pasir. Jumlah tenaga kerja yang digunakan disesuaikan dengan
kebutuhan/volume pekerjaan.
5. Pekerjaan Drain Hole Dia. 1
Untuk mengurangi tekanan air tanah pada bagian dinding dipasang pipa drainase (Drain
Hole). Drain hole yang digunakan adalah berdiameter 1 dengan panjang 50 cm yang
dipasang pada lening saluran. Pipa yang akan dipasang diberikan ijuk yang diikat
dengan kawat dan diberi kerikil secukupnya pada sebelah dalam agar tidak masuk
kotoran, posisi pemasangan agak miring agar air yang masuk dapat mengalir dengan
lancar.
.

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, semua bangunan, sampah dan kotoran selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung akan dibersihkan, menimbun kembali lubang-lubang
dan merapikan tempat-tempat yang berongga yang ada selama pelaksanaan pekerjaan
sebelum meninggalkan wilayah kerja seperti semula.

Banda Aceh, 12 Maret 2010


PT. INDRAPURINDO MARGA BAKTI UTAMA

RIZAL FAHMI
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai