Anda di halaman 1dari 191

BAB VIII

SPESIFIKASI TEKNIS
SPAM

VIII-A. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

PASAL – 1. PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan gambar-
gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan
mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam
konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua
sumber daya dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus
disepakati, harus diterapkan baik pada bagian di mana spesifikasi tersebut ditemukan maupun
bagian-bagian lain dari pekerjaan di mana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

PASAL – 2. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi pekerjaan berada di Desa Rangdu, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Propinsi
Bali, sebagaimana ditunjuk oleh Direksi Teknis Lapangan dan dapat di lihat pada gambar
rencana.

PASAL – 3. PAPAN NAMA DAN PAPAN INFORMASI PROYEK

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara tanda atau papan nama yang
diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi. Tanda atau papan nama tersebut memuat
informasi antara lain Nama Instansi Pemilik Pekerjaan, Nama Penyedia Barang/Jasa; Nama
Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi, Nama Paket Pekerjaan; Nilai Kontrak, Jangka Waktu
Pelaksanaan, dan Sumber Pendanaan.

Papan Informasi Proyek harus disediakan di samping Papan Nama dengan gambaran lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan yang dilengkapi dengan gambar desain bangunan setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan. Substansi dan tampilan di dalam Papan Informasi Proyek harus
dikoordinasikan dengan Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi Pekerjaan.

VIII - 1
Apabila diperlukan di dalam Papan Informasi Proyek dapat ditambahkan dengan gambar/peta lokasi
yang menunjukkan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan perubahan arus lalu
lintas dan sebagainya sebagai informasi kepada masyarakat luas. Informasi jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan rencana perubahan lalu lintas harus dikoordinasikan dengan Pihak Berwenang sebelum
ditampilkan.

Papan Nama dan Papan Informasi Proyek harus disetujui oleh Pemilik Pekerjaan sebelum di pasang.
Papan-papan tersebut harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh Direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus segera disingkirkan.

PASAL – 4. PERIZINAN

Setelah Penyedia Barang/Jasa ditunjuk, apabila pekerjaan ini memerlukan izin dari instansi lain yang
berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus mengurus dan menyelesaikan
perizinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan
surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perizinan tersebut merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Pekerjaan di lapangan dapat dimulai setelah memperoleh
perizinan yang diperlukan.

Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang menghalangi
pekerjaan, dan jika untuk membongkar bangunan/material tersebut harus memerlukan perizinan dan
biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari
jalan keluarnya.

PASAL – 5. JALAN AKSES

Jalan akses ke lokasi, baik yang sudah ada (eksisting) maupun yang belum ada (sementara), berikut
sarana perlengkapan lain seperti rambu-rambu, jembatan dan sebagainya yang diperlukan harus
disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana tersebut dan
setelah tidak dipergunakan lagi atau selesai pelaksanaan pekerjaan maka harus dibongkar, dirapihkan
kembali seperti keadaan semula/lebih baik, atau dikondisikan sebagaimana yang disyaratkan oleh
Direksi. Jalan sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus dipersiapkan dan
dikerjaan dengan tetap menjaga keselamatan, keamanan, dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Jalan eksisting yang dipergunakan untuk jalan akses harus dipelihara dan dikembalikan
kondisinya sesuai dengan kondisi awal atau lebih baik.

VIII - 2
Biaya untuk jalan akses tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan untuk biaya
tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk memenuhi kebutuhan air dan/atau
pembuangan semua air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan
sementara yang ditimbulkan di mana saja. Cara pengambilan air dan/atau pembuangan air tidak boleh
merusak lingkungan setempat serta tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
terhadap tanah atau saluran/anak sungai di mana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.

Biaya untuk pembuatan saluran tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan untuk biaya
tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.

PASAL – 6. KANTOR SEMENTARA DAN GUDANG SEMENTARA

Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan sendiri
oleh Penyedia Barang/Jasa agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Kantor dan
gudang sementara ditempatkan pada lokasi di dekat pekerjaan utama dan lokasi lainnya apabila
diperlukan sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Penempatan lokasi kantor sementara dan/atau
gudang sementara yang tidak berada di dalam lokasi proyek harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dan harus telah disetujui oleh pemilik tanah. Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara
dan gudang tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan desain untuk memperoleh
persetujuan direksi.

Biaya untuk kantor sementara dan gudang sementara diperhitungkan berdasarkan luasan yang
diperlukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi. Segala biaya yang diperlukan untuk kantor
sementara dan gudang sementara tersebut, misalnya biaya sewa lahan, biaya utilitas yang diperlukan
(listrik, air bersih, air kotor, dll), perizinan, perlengkapan kantor, peralatan P3K dan K3L dan
sebagainya dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran per luasan kantor sementara dan
gudang sementara.
1. Kantor Sementara

Kantor sementara harus memiliki ruangan yang cukup aman dan nyaman untuk bekerja di lapangan.
Kantor sementara terdiri dari ruang untuk Penyedia Barang/Jasa, ruang untuk Konsultan
Supervisi/Manajemen Konstruksi, ruang untuk Direksi, ruang untuk rapat, ruang untuk perawatan
darurat, ruang untuk beribadah, dan ruang lain sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan peralatan kantor dan mebel sesuai dengan yang diperlukan.
Kantor harus dilengkapi dengan:
VIII - 3
a. Fasilitas listrik dan penerangan

b. Fasilitas air bersih yang memadai

c. Kamar kecil (toilet) dan tangki septik dengan bidang resapannya


2. Gudang Sementara
Gudang sementara meliputi gudang untuk arsip administrasi proyek, gudang peralatan, gudang
material, dan lainnya yang diperlukan. Gudang sementara harus memadai untuk penyimpanan yang
terlindung dari panas, hujan, pencurian, dan resiko lainnya yang mungkin timbul. Lantai gudang
harus bebas dari rembesan air tanah. Keamanan gudang dijaga dari kemungkinan pencurian dan
kerusakan selama periode pelaksanaan pembangunan.

PASAL - 7. PEKERJAAAN PERBAIKAN KEMBALI

Setelah penyelesaian konstruksi, bila diperintahkan oleh Direksi, pekerjaan-pekerjaan sementara


tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula atau dengan kondisi yang lebih
baik. Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan menutup lokasi
pekerjaan semula. Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula atau lebih baik.

Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan biaya untuk perbaikan kembali yang mungkin timbul
apabila tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Oleh karena itu, segala keperluan untuk
biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.

PASAL – 8. PENYEDIAAN AIR, TENAGA LISTRIK DAN LAMPU PENERANGAN

Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk menyediakan air ke lokasi pekerjaan,
sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan
pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.

Biaya untuk penyediaan air tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan untuk biaya
tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.

Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia
barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas
pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan

VIII - 4
pekerjaan. Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara wajar
bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

Biaya untuk penyediaan listrik dan penerangan tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan
untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.

PASAL – 9. GAMBAR-GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)


Gambar-gambar rencana (apabila ada) untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada Penyedia
Barang/Jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan
merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Di dalam pelaksanaan, gambar-gambar rencana dapat
dikaji ulang bersama dengan Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi lapangan. Penyedia Barang/Jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar
dan spesifikasi yang ditentukan berdasarkan pengkajian ulang, baik ada perubahan maupun tidak.
Apabila ada perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal
tersebut, harus dilaporkan kepada Direksi untuk ditentukan lebih lanjut yang harus dilaksanakan.
Gambar rencana yang akan dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi serta diketahui oleh Pemilik Pekerjaan.

Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada


gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata
terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, Penyedia Barang/Jasa
harus mengajukannya kepada Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi secara
tertulis. Perbedaan tersebut harus diusulkan untuk dibahas dan dikaji ulang bersama antara Penyedia
Barang/Jasa, Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi, dan Direksi dengan diketahui oleh Pemilik
Pekerjaan. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan
ditentukan oleh Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi dan disampaikan secara
tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa dan diketahui oleh Pemilik Pekerjaan.

Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-gambar
tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terakhir. Penyedia
barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukkan perbedaan antara gambar
rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi sebelum pekerjaan
dimulai. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus

VIII - 5
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk
perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.

Shop drawing harus dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai komponen-komponen
yang ada dalam suatu instalasi, meliputi lokasi/posisi, tipe, ukuran-ukuran peralatan dan pekerjaan
pengelasan, yang seluruhnya harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.

Selama waktu yang ditentukan di dalam time schedule, Penyedia barang/jasa harus mengajukan shop
drawing untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa. Gambar yang disetujui akan ditanda tangani atau
ditandai oleh pengguna barang/jasa.

Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pengguna barang/jasa harus segera diperbaiki oleh
Penyedia barang/jasa sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa dan harus segera diserahkan
kembali. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam shop
drawing.

PASAL -10. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan disampaikan dalam bentuk kurva-S dengan rincian per
komponen pekerjaan. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa harus menyampaikan jadwal pengerahan
material, peralatan, dan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan. Khusus untuk pekerjaan utama
(masing-masing unit bangunan sesua ruang lingkup pekerjaan), Penyedia Barang/Jasa wajib
membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan dan jadwal pengerahan material, peralatan, dan tenaga kerja.

Rencana jadwal pelaksanaan dapat dilakukan penyesuaian setelah dilakukan pemeriksaan bersama
pada awal pekerjaan (mutual check 0%/MC0). Adanya perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana yang disampaikan dalam penawaran harus dimasukkan ke dalam Adendum Kontrak.
Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang terjadi pada saat MC0 tidak boleh melebihi jangka
waktu sebagaimana ditentukan di dalam kontrak awal.

Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan setelah MC0 dimungkinkan dengan ketentuan mengikuti
Syarat-Syarat Khusus dan Umum Kontrak, setelah mendapatkan persetujuan dari Pemilik Pekerjaan.

PASAL – 11. GAMBAR PURNA LAKSANA (AS BUILT DRAWING)

Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar purna laksana (as-built drawing) yang digambar
dengan skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut harus
diserahkan selama pekerjaan berlangsung untuk pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan maupun
setelah penyelesaian pekerjaan. Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan

VIII - 6
instalasi, baik bangunan, sistem perpompaan, sistem kabel, sistem drainasi, sistem pipa
(fittings/accessories) serta perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang
kontrol (manholes), ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya
pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan permanen.

PASAL – 12. UKURAN-UKURAN GAMBAR

Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya meskipun gambar tersebut
adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka Penyedia
Barang/Jasa harus segera meminta pertimbangan dari Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi
dan Direksi untuk menetapkan ukuran yang benar.

PASAL – 13. PERALATAN DAN MOBILISASI


Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa harus mempersiapkan
seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan
di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
persetujuan dari Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi. Tanpa persetujuan direksi,
Penyedia Barang/Jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi
pekerjaan.

Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga kelancaran pelaksanaan
pekerjaan diyakini dapat dimulai.

PASAL – 14. PENYEDIAAN MATERIAL


Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan segala material seperti yang disebutkan dalam daftar
Kuantitas dan Harga (daftar rencana anggaran biaya) maupun material lain yang diperlukan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kecuali ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.

Untuk material-material yang disediakan oleh Direksi/Pemilik Pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengusahakan pengangkutan dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Sebelum Penyedia
Barang/Jasa mengambil material tersebut, harus dilakukan pemeriksaan bersama. Penyedia
Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas pengangkutan material tersebut sampai di lokasi
pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa harus mengganti material yang rusak atau melengkapi yang kurang
akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian setelah dilaksanakan
pemeriksaan bersama.

VIII - 7
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Dokumentasi nama produsen material
dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi
penting lainnya mengenai hal ini harus tersedia. Bila menurut pendapat Konsultan
Supervisi/Manajemen Konstruksi dan/atau Direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
Penyedia Barang/Jasa.

Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan
lainnya.

PASAL – 16. CONTOH-CONTOH MATERIAL


Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh
menurut Acuan Normatif yang disetujui Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi.
Contoh-contoh harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus didokumentasikan dan
disimpan terpisah sehingga tidak tercampur atau terkotori yang berakibat dapat mengurangi kualitas
material tersebut.

Biaya untuk penyediaan contoh-contoh material tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala
keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia
Barang/Jasa.

Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dari jenis atau
merek tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi untuk menentukan jenis atau merek material yang baik
dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia Barang/Jasa
dapat mengusulkan untuk mengganti dengan produk atau merek material yang baik dan
diperbolehkan dengan ketentuan sekurang-kurangnya mempunyai kualitas dan spesifikasi yang setara
atau lebih baik yang telah ditetapkan. Usulan perubahan/penggantian tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan diketahui oleh Pemilik Pekerjaan sebelum diadakan.

PASAL – 17. PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA

Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk mengusahakan upaya yang diperlukan untuk
melindungi material, peralatan, dan hasil pekerjaan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena

VIII - 8
pengaruh cuaca. Biaya untuk perlindungan terhadap pengaruh cuaca tersebut tidak termasuk di
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh
karena itu, segala keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran
Penyedia Barang/Jasa.

PASAL – 18. PEMATOKAN

Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan
Direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi
pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.

Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia Barang/Jasa harus memberitahukan


kepada Direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari kerja sebelumnya, sehingga Direksi dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.

Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia Barang/Jasa untuk mendapat
persetujuan Direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan alat-alat ukur
dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk
melakukan pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.

Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi atau dipasang sendiri oleh Penyedia
Barang/Jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh Penyedia Barang/Jasa. Apabila ada
yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari Direksi.
Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan 3 (tiga)
rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu salinan gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada Penyedia Barang/Jasa. Setelah diperbaiki, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan kembali
gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat dengan aplikasi piranti lunak untuk
gambar teknis (Computer Aided Design) CAD agar memungkinkan untuk direproduksi kembali
dengan kualitas yang baik. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada
Direksi dalam cetakan plotting sebanyak 3 (tiga) salinan. Ukuran dan huruf yang digunakan pada
gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi.

PASAL – 19. RAMBU-RAMBU DAN TANDA

VIII - 9
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan rambu-rambu
untuk keperluan kelancaran lalu lintas, baik di dalam lokasi proyek maupun di luar lokasi proyek
bilaman diperlukan serta dapat menempatkan petugas pengatur lalu lintas (apabila diperlukan).
Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan pekerja, lalu lintas, maupun
pihak lain yang terpengaruh. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu
lintas padat, Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari dengan rambu dan penerangan yang memadai.

Biaya untuk pemasangan rambu-rambu dan pengaturan lalu lintas tersebut tidak termasuk di dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena
itu, segala keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran
Penyedia Barang/Jasa.

PASAL – 20. JADWAL PELAKSANAAN DAN PROGRAM KERJA

Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada
direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai. Rencana
kerja tersebut harus mencakup:
Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai material dan bagian
pekerjaan.
Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
Usulan jumlah tenaga kerja yang dipakai dan jam kerja pada setiap tahapan pekerjaan dengan
disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Cara/metode pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.

PASAL- 21. PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN (REQUEST)

Penyedia Barang/Jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila Direksi
memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu
tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun, Penyedia

VIII - 10
Barang/Jasa tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi sebelum
memulai pekerjaan, agar Direksi mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan
persetujuannya.

Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut Direksi penting, harus dihadiri dan diawasi langsung
oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan
tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

PASAL – 22. RAPAT-RAPAT


Rapat dilaksanakan secara berkala mingguan yang minimal dihadiri oleh konsultan supervisi
dan penyedia jasa. Hal yang dibahas dalam rapat mencakup (tidak terbatas pada) : progress
pekerjaan, kendala di lapangan, rencana tindak lanjut. Hasil rapat mingguan harus dituangkan
secara tertulis dalam bentuk risalah rapat yang ditandatangani konsultan supervisi dan penyedia
dan selanjutnya dilaporkan kepada Direksi Teknis/lapangan paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah rapat dilaksanakan.

Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan
dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan
ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.
Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh seluruh
pihak yang berkepentingan.

PASAL – 23. PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN


Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah persentase pekerjaan yang telah diselesaikan
Penyedia Barang/Jasa dan disetujui oleh Direksi. Persentase pekerjaan ini dihitung dengan
membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan.

Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam kontrak.

PASAL – 24. PENYELESAIAN PEKERJAAN

VIII - 11
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara khusus
dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.

Penyedia Barang/Jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai
dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang
tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan
sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.

PASAL – 25. LAPORAN-LAPORAN


Selama periode pekerjaan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat sekurang-
kurangnya informasi yang mencakup:
1. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
2. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
3. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
4. Kondisi cuaca.

VIII – B. PEKERJAAN SIPIL


PASAL – 1. REFERENSI DAN STANDAR
Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut:

SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja

SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding

SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.

SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan

SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah

SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah

SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium

SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L


VIII - 12
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton

SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton

SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat
kasar untuk beton

SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat
kasar untuk beton

SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton

SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton

SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah

SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah

SNI 03-1966-1990 Metode pengujian batas plastis

SNI 03-1967-1990 Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande

SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan
kasar

SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar

SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus

SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat

SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton

SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton

SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles

SNI 03-2455-1991 Metode pengujian laboratorium traxial A

SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar

SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium

VIII - 13
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton

SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland

SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland

SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung

SNI 03-2813-1992 Metode pengujian geser langsung tanah terkonsolidasi dengan


drainase

SNI 03-2815-1992 Metode pengujian laboratorium traxial B (benda uji tanah)

SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk


campuran mortar dan beton

SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan
alat ukur tipe baling-banling

SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir

SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah


maksimum dengan kadar air optimum.

SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air

SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural

SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat

SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah

SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer

SNI 15-2049-1994 Semen Portland

SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton

SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan

SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,0075 mm)

VIII - 14
SNI 03-4431-1997 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik
pembebanan

SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.

SNI 03-6154-1999 Kawat boronjong.

SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding

SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

SNI 03-6451-2000 Metode pengujian kuat lentur semen hidrolik

SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.

SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton

SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung

SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.

SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat
ringan.

SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral

SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah


dengan beban statis pada pondasi dangkal

SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural

SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan


beton

SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton

SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan


plesteran dengan bahan dasar semen

VIII - 15
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding

SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland


untuk pekerjaan sipil

SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari


besi/baja)

SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural

SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan

SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat

SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding

AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang

PASAL – 2. PEKERJAAN TANAH


Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada
kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa harus meminta
persetujuan Direksi untuk menetapkannya.

Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan
lain sebagainya harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm dan
harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m (kecuali dinyatakan lain
dalam gambar rencana). Lubang drainase tersebut diletakkan sedikit di atas peil pembuangan
air.

Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah
atau pelindung-pelindung erosi.

2.1. Pembersihan Tempat Pekerjaan


Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas pekerjaan untuk
seluruh panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 1 m pada kedua ujung dari bangunan
harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan
dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di dalam
syarat-syarat khusus dan gambar rencana.

VIII - 16
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm dan
ditimbun di satu tempat yang layak. Apabila diperlukan, tanah tersebut dapat digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran
kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi dan
persetujuan dari pengguna barang/jasa.

Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa pepohonan rindang
dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus
dijaga betul dari kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada pepohonan atau tanaman ornamen
tersebut, perbaikan/penggantiannya dibebankan atas biaya Penyedia barang/jasa sendiri.
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak merusak
pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar dan
sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah permukaan tanah asli
dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah). Bersama-sama
dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang telah
ditentukan dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.

Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa izin
khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya menyingkirkan pohon-
pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula dengan persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Pembakaran sampah sangat tidak
dianjurkan. Namun, apabila akan dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia
barang/jasa harus meminta persetujuan kepada Direksi dan memberitahukan kepada penghuni
terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia
barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai
pembakaran di tempat terbuka.

Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak


mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan
pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan
bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan
petunjuk Direksi.

2.2. Galian Tanah


Galian tanah dilaksanakan pada:

VIII - 17
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
2. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dengan elevasi yang benar-benar tepat sesuai
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa dapat mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.

Pada Galian Tanah/Pasir/Batu/Lumpur/Cadas:


a. Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, Pemborong wajib mengadakan check bersama
Pengawas pekerjaan atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehingga apabila terdapat
kelainan/perbedaan yang menjolok dengan gambar rencana dapat segera diketahui secara
dini dan melaporkannya kepada Direksi. Pengajuan klaim atas perbedaan/kelainan setelah
Pemborong melakukan pekerjaan galian, tidak dapat diterima.
b. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan, kecuali ditetapkan lain
oleh Direksi berhubung keadaan setempat.
c. Galian yang diperlukan untuk pondasi konstruksi dibuat dengan ukuran yang sesuai untuk
keperluan pekerjaannya.
d. Kemiringan galian dibuat secukupnya untuk amannya terhadap longsoran. Bila terpaksa
dibuat tegak harus diadakan tindakan pengamanannya.
e. Dalam hal galian tanah tertimbun kembali sebagai akibat dari adanya :
• Longsoran tebing galian dan sejenisnya.
• Adanya rembesan.
Teknis pelaksanaan galian yang dilakukan dengan maksud untuk memperbesar volume
pekerjaan tanah oleh hal tersebut diatas, tidak dapat diperhitungkan sebagai pekerjaan
tambah.
f. Galian yang telah sampai pada kedalaman yang ditentukan harus segera dilaporkan kepada
Direksi untuk diadakan pemeriksaan. Sebelum ada persetujuan Direksi Atas kebenaran
kedalaman galian tersebut, Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan konstruksi
pondasi/pekerjaan utama diatasnya. Dalam hal rawan banjir pemeriksaan agar dilakukan
sekurang-kurangnya satu hari sekali.
g. Tanah hasil galian bilamana nantinya tidak akan dipergunakan untuk meninggikan atau
menimbun lokasi pekerjaan lain, maka tanah galian tersebut harus diangkut
keluar/disingkirkan dari tempat pekerjaan menurut petunjuk Direksi.

VIII - 18
h. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan peralatan
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
i. Galian tanah yang mengandung batu atau batuan yang terdiri dari pecahan batu, atau batu-
batu besar dengan kuantitas satu meter kubik atau lebih besar dikategorikan sebagai : galian
tanah berbatu . Tanah yang mengandung cadas atau bahan konglomerat yang keras dapat
dikategorikan sebagai : galian tanah keras / cadas. Untuk galian tanah seperti dimaksud
dapat menggunakan peralatan kerja seperti linggis, panyong, peneumatik, bor atau peledak.
j. Semua penggalian lain, seperti : batu, batuan , dengan volume lebih kecil dari 1 m3, pasir,
lumpur/ tanah basah dan material lain selain butir (i) diatas dianggap sebagai galian tanah
biasa.
k. Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang memotong jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan metode pelaksanaan galian setengah lebar jalan, atau satu sisi jalur
untuk lalu lintas dua arah dan diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap
terbuka untuk lalu lintas setiap waktu.
l. Semua bahan-bahan galian yang dapat dimanfaatkan kembali, dimana mungkin akan
digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi pematang atau untuk
urugan kembali.
m. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut berisikan akar-akar
atau barang-barang tumbuhan yang layak dan juga tanah yang mudah mengembang, yang
menurut pendapat Direksi Teknik akan menghalangi pemadatan bahan lapisan diatasnya
atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau kehancuran akan
diklasifikasikan sebagai bahan tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam pekerjaan
permanen.
n. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau setiap bahan yang tidak
disetujui Direksi menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam
lapisan-lapisan tipis oleh kontraktor diluar daerah rencana kerja atau tempat lain sesuai
arahan Direksi.
o. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa
bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel konduit atau struktur dibawah permukaan lainnya
yang dapat dipengaruhi oleh penggalian dan harus bertanggung jawab untuk biaya
perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
Daerah yang bukan termasuk daerah galian, yang terlanjur digali atau daerah dimana telah
bercerai-berai atau berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan terpilih dan
dikembalikan pada kondisi seperti semula.
2.2.1. Klasifikasi Galian

VIII - 19
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:

a) Galian tanah biasa


b) Galian tanah sedang, misalnya: pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya
c) Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
d) Galian di mana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.
2.2.2. Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan
tanah yang belum diganggu. Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas yang diperlukan
untuk inspeksi semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan dalam air. Permukaan
tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa seizin dari
Direksi.

Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar
rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar
penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar
rencana mudah dilaksanakan.

Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh dianggap
bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai pondasi jika
dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu besar,
kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang.
Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan Direksi akan hal ini, dan
tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan
lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material-material
pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua
retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi), serta
semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.
2.2.3. Cofferdam

Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan cofferdam.
Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus memberikan gambar rencana
cofferdam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.

VIII - 20
Cofferdam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar pondasi
yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar
keselamatan kerja terjamin. Luas cofferdam harus direncanakan cukup untuk penempatan
perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Cofferdam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk melindungi
beton muda dari arus air deras atau erosi. Silang-silang penguat dan atau bagian-bagian lain
dari cofferdam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian permanen dari pondasi
tanpa persetujuan Direksi, sehingga harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak
konstruksi.
2.2.4. Genangan Air Dalam Galian
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga, agar lubang galian
tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air atau
rembesan dari tempat lain. Apabila lubang galian digenangi air, maka Penyedia barang/jasa
harus mengeluarkan air dengan jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit
pembuang. Bila terjadi keadaan di mana menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin
memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan
adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai pondasi beton seal dengan
dimensi cukup, agar penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan
sebagaimana layaknya.

Usaha pemompaan air ini tidak langsung dari cofferdam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan
sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam proses
pemompaan. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup
menjadi keras.
2.2.5. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian
Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu oleh
pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi akan segera memberitahukan
kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes secara tepat
kepadatannya.

Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan tahap konstruksi
berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam jangka waktu
lama untuk hal-hal yang tidak perlu.
2.2.6. Penggunaan Material Bekas Galian
Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-
VIII - 21
pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan
sebagainya.
Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya keras
dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis
material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.

2.2.7. Urugan Tanah

Urugan dilaksanakan pada:


a. Semua bekas lubang pondasi
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan urugan tanah harus
dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk
perataan dan penyelesaian tanah halaman di sekitarnya.
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.

Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk pekerjaan
yang sifatnya besar/luas, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain. Pengurugan
dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai nantinya tidak akan
timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
2.2.8. Urugan Pasir

Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan. Material pasir yang akan digunakan harus sesuai dengan
spesifikasi dan/atau gambar rencana yang telah ditetapkan dan bebas dari bahan-bahan
pengotor.
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih,
bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.
2.2.9. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan

Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian yang diukur

dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3 dari tanah yang
dipadatkan pada pekerjaan urugan.

VIII - 22
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi bidang-
bidang, sebagai berikut:

a. Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling

Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang dasar
pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga tidak
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan,
longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.

Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat pendekatan
dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan
pembiayaan.

Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar tersendiri,
yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20cm di bawah muka air tanah konstan
pada lubang galian.

Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan cara di mana
material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan
yang akan disebut di bawah ini. Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang
perlu dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-
baiknya.
Untuk Pekerjaan Galian Parit Pipa :

a. Galian Parit pemasangan pipa disebut galian parit pipa.

b. Lebar dasar parit harus berukuran minimal diameter luar pipa ditambah 300 mm
dan maksimum diameter luar pipa ditambah 500 mm, atau sesuai petunjuk direksi.

c. Dasar parit harus dibuat sama rata dengan dasar pipa, sehingga dasar setiap
bagian pipa yang dipasang harus mengenai tanah sepanjang jalur pipa.

d. Pada sambungan pipa harus digali lebih dalam untuk memudahkan


penyambungan pipa, apabila penyambungan memungkinkan dilakukan pada parit pipa.

VIII - 23
Galian pada sambungan tersebut harus dikerjakan oleh rekanan dan sudah diperhitungkan
dalam penawaran.

e. Bila ada bagian parit yang longsor, rekanan harus menyingkirkan tanah longsor
itu, biaya yang timbul sebagai akibat longsoran itu ditanggung oleh rekanan.

f. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan
peralatan bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
2.3. Pekerjaan Timbunan
2.3.1. Pemadatan Tanah

i. Material tanah yang dimanfaatkan kembali untuk penimbunan harus sesuai kondisi/keadaan
tanah ditempat pekerjaan.

ii. Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar rencana atau atas
petunjuk Direksi

iii. Pemadatan dengan tenaga manusia:


 Tanah yang memenuhi syarat untuk ditimbun dihampar setebal 20 cm merata.
 Sesuai dengan kadar yang diperlukan untuk pemadatan maka hamparan tanah
tersebut disiram air.
 Setelah disiram air dimulai pemadatannya dengan menimbris tanah tersebut
dengan alat yang beratnya 15-20 Kg dan tinggi jatuh alat timbris ± 30 cm.
 Setelah padat betul baru dihampar dengan tanah berikutnya setebal 20 cm,
disiram air dipadatkan, begitu seterusnya sampai selesai.
iv. Pemadatan dengan mesin pemadat disesuaikan dengan aturan/manual dari peralatan yang
digunakan.
2.3.2. Timbunan Parit Pipa

a. Parit pipa khususnya untuk pipa HDPE harus diurug dengan pasir mulai dari
sebelah bawah pipa sampai diatas pipa sesuai dengan gambar.

b. Urugan pasir disebelah menyebelah pipa harus merata.

c. Sisanya harus diurug kembali dengan tanah galian lapis demi lapis, dimana setiap
lapisnya harus dibasahi dan dipadatkan dengan hati-hati.

d. Selama proses pemasangan pipa, bahan-bahan urugan secukupnya harus


diletakkan dengan hati-hati dan dipadatkan disekitar pipa itu untuk memegangnya dengan
kuat dalam posisinya.

VIII - 24
e. Timbunan parit pipa yang bersentuhan dengan aspal / perkerasan jalan , dibawah
lapisan aspal diatas lapisan pasir diisi agregat A , Agregat B dengan ketentuan dan
spesifikasi yang telah ditetapkan.

f. Timbunan yan tidak bersentuhan dengan aspal / perkerasan jalan, setelah urugan
pasir diisi timbunan pilihan / tanah yang dipadatkan, dengan metode dan syarat kwalitas
bahan yang dipakai sesuai dengan yang ditetapkan pada spesifikasi ini.

g. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan
peralatan bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

h. Test Sand Cone diperlukan untuk mengetahui kadar pemadatan yang telah
dilakukan
2.3.3. Pemadatan Urugan Standar AASHTO
Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan
menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi
sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan sebagai berikut :

i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm harus dipadatkan setandard minimum yang


ditetapkan sesuai AASHTO T.99

ii. Lapisan-lapisan didalam 30 cm atau kurang, harus dipadatkan sampai 100 % kepadatan
kering setandard maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T.99 (PB.0111-76).

iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan dilapangan dengan metode kerucut pasir harus
dilakukan diatas masing-masing lapisan urugan yang telah didapatkan, sesuai dengan
AASHTO T.191 (PB.0103-76). Dan jika hasil sesuatu pengujian penunjukkan bahwa
kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki
pekerjaan tersebut. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan
dilokasi yang ditunjukkan oleh Direksi.
2.3.4. Syarat Kwalitas
i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan
batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa diatas dan yang jika diuji
untuk CBR Laboratorium akan memiliki nilai minimum 10 %.

ii. Untuk pekerjaan stabilitasasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana
diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang akan terdiri dari

VIII - 25
urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran lempung/ kerikil
dengan indeks plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10 %.

iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh, urugan
pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya dengan
indeks plastisitas tidak lebih besar dari 6 %.
2.3.5. Perbaikan urugan yang tidak memuaskan atau tidak stabil
a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan diatas, harus diperbaiki dengan
membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-bahan yang
diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembahan seperti ditentukan atau seperti diperintahkan oleh Direksi, harus diperbaiki
dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi, yang diikuti dengan penyiraman yang memadai dan pencampuran secara
menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain yang disetujui.

c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban yang ditentukan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi, harus
diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering dengan menggarukkan bahan-bahan tersebut
diikuti dengan pengerjaan sebentar-sebentar alat grader atau peralatan lain yang disetujui,
dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika
pengeringan yang cukup tidak dapat di capai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut.
Direksi dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan
diganti dengan bahan yang cocok dan kering.
Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat
bahan spesifikasi ini, dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain yang
cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan / atau
pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi.
2.3.6. Pekerjaan Pondasi
Penyedia Barang/Jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan
atau yang diperlihatkan dalam gambar.
A. Pondasi langsung
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di lapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana penggalian
dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
VIII - 26
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh d ilaku kan sebelum diperoleh persetujuan
dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir atau batu pecah
sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan
ketebalan maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali
sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang direncanakan
sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan diperoleh tanah
dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi tidak sesuai
untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut
sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.
B. Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan dalam
gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Kepala pancang
direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam bangunan bawah sedalam 10 cm.

PASAL – 3. PEKERJAAN BETON


3.1. Lingkup Pekerjaan

Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di
dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus
berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain
sebagaimana disyaratkan.

Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi
jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara agregat
kasar dan terdapat sedikit sisa untuk penyelesaian akhir (finishing).

VIII - 27
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam
adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi
yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.

Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Acuan
Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu Acuan Normatif
yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan
apabila sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.

3.2.Persyaratan Bahan
Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan ”Peraturan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (NI – 3 )”, British Standard yang relevan atau yang setara. Penyedia
barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton
untuk memperoleh persetujuan dari Direksi. Penyedia Barang/Jasa tidak boleh memesan bahan
tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan.

Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan, pengiriman-
pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh tersebut. Penyedia
barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap contoh yang sudah
disetujui, tanpa persetujuan dari direksi. Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera
disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.

3.2.1. Mutu Semen


Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-
2049-1994. Semua semen berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam wadah lain dari pabrikan yang
sudah disetujui. Penyedia barang/jasa harus memberikan kepada Direksi satu faktur untuk setiap
pengiriman semen, di mana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim,
bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang dikirim
sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.

Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta dilindungi
dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal atau yang
rusak kantongnya akan ditolak. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan
Acuan Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang
tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.

VIII - 28
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.

Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang sesuai
untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering,
berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus

30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang di lantai. Ketika diangkut ke
lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain
yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap
semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air
dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.

Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-semen harus
disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih
dahulu (first in first out).

3.2.2. Agregat

Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5mm dan agregat halus adalah
agregat yang lolos saringan 5mm.

Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25 mm
sampai 5 mm. Pemakaian agregat all–in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.

Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm. Sebelum pembetonan dimulai,
sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang representatif
dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812: 1968 atau yang setara.

Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber

VIII - 29
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus dilakukan
sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25ton yang dipasok atau setiap kali pengiriman
agregat.

Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber pemasokan atau
di lapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna
menjaga kesinambungan kerja.
3.2.3. Unsur – Unsur Tambahan / Additif

Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan dengan terlebih dahulu
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.

Untuk beton kelas K-225 dianjurkan pemakaian super plasticizer, pada dasarnya
untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Penyedia barang/jasa harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika dipakai aditif
ini, penyedia barang/jasa harus memberikan usulan secara terinci.
3.3. Manajemen Pelaksanaan Pengadukan dan Pengecoran Beton
3.3.1. Adukan Percobaan

Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 11/3
kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan. Direksi berwenang untuk meminta agar
penyedia barang/jasa menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu tertentu dari
beton yang dicor dalam pekerjaan dan penyedia barang/jasa harus sudah
memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia barang/jasa.

Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6 kubus beton dari
tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia barang/jasa
harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa
gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design). Penyedia barang/jasa tidak boleh
melakukan pengecoran sebelum Direksi menyetujui rencana campuran.

Tabel 12.1 Kelas Beton

Mutu Beton Ukuran Agregat Rasio Air/Semen Maks Kadar semen min.
Maks.(mm) (terhadap berat) (kg/m3 dari campuran)

VIII - 30
37 0,45 315
K-350 25 0,45 335
19 0,45 365

37 0,45 300
K-300 25 0,45 320
19 0,45 350

37 0,50 290
K-250 25 0,50 310
19 0,50 340

K-175 - 0,57 300


K-125 - 0,60 250

Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan
yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa yang dipakai
bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.

Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu
lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.

Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk mencapai kekuatan rencana.

Tabel 12.2 Mutu Beton

Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) SLUMP [mm]


Mutu Benda uji kubus 15x15x15 Benda Uji silinder 15x30 Tidak
Beton cm3 cm digetarkan
digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K350 250 350 210 290 20-50 50-100

K300 215 300 180 250 20-50 50-100

K250 180 250 150 210 20-50 50-100

K225 150 225 125 190 20-50 50-100

K175 115 175 95 145 20-50 50-100

K125 80 125 70 105 20-50 50-100

3.3.2. Pengujian Beton dan Bahan-Bahan Beton

Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat
juga mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat
VIII - 31
percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
lapangan oleh penyedia barang/jasa. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan
prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.

Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-

kurangnya 1 kubus untuk tiap 5 m3 atau minimal 3 kubus tiap hari.

Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi
yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi. Biaya
percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.

3.3.3. Pengontrolan Baku Beton dan Pengujian Kekuatan di Lapangan

Penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang


seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan alat
penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang
sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan
untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk direksi.

3.3.4. Penolakan Beton


Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang
ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana kubus-
kubus tersebut diambil.

Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan
akhirnya tidak baik. Dalam hal ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan beton yang
ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut
penilaian Direksi sudah memuaskan.
3.3.5. Pengukuran Bahan-Bahan Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang
boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut volume terpisah
dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ±1%. Pengukuran volume
dapat diizinkan asal disetujui oleh Direksi.

VIII - 32
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum beton
dicor.
3.3.5.1. Pengadukan Beton

Beton harus diaduk di tempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor, pengadukan
harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu serta mempunyai

kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan kecepatan
sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.

Pengadukan beton dengan tangan tidak diizinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi
untuk mutu beton tertentu. Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke
seluruh massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang
homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
3.3.5.2. Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya di mana beton akan dicor. Isi
pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus
diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.

Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong.
Metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari
Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut. Alat-
alat yang dipakai untuk mengangkut dan mengecor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap
hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit.

Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada umumnya beton
tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter tetapi jika bagian pekerjaan
tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka dikerjakan sedemikian
sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh
operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.

VIII - 33
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang- kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh izin tertulis
dari Direksi.

Pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari
kecuali jika sudah diperoleh izin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari. Izin tersebut tidak
akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang memadai
yang disetujui oleh Direksi.

Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi pada saat pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan. Catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
3.3.5.3. Pemadatan Beton

Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan terlatih.

Hasil pekerjaan beton berupa massa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan sarang
lebah (Honey Comb), memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.

Vibrator bertipe ”Rotary Out of Balance” (berputar di luar keseimbangan) dengan frekuensi
tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar 69 pada
beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa
timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.

Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus
pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai di dalam suatu
pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga menyediakan
sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.

3.3.5.4. Lantai Kerja

Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain. Oleh karena itu, harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah
sebelum tulangan beton ditempatkan.
3.3.5.5.Blok – Blok Beton

Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya maka
tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh
VIII - 34
direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan tanda-tanda retak ataupun
cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.

Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
Portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Tegangan tekan minimum dari
blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30kg/cm² pada umur 40hari.
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk
jangka waktu paling tidak 10hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai
karung basah.
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam dengan menarik
garis lurus di antara kedua ujungnya. Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok
sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direksi.
3.3.5.6. Perlindungan dan Pengeringan Beton

Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari sinar matahari langsung ataupun dari
pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan. Semua
beton harus dijaga tetap lembab dengan cara dibasahi setelah pengecoran. Perlindungan
diberikan dengan cara menutupi beton dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm,
atau dengan kantong-kantong goni basah.

Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi
beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul akibat
pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh penyedia
barang/jasa atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.
3.3.5.7. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen

Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yang
dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertekstur kasar. Sebelum pengerasan
pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok di mana perlu untuk
menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton
yang terbuka.
3.3.5.8. Siar – Siar Konstruksi

Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus
berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika perlu dibor guna melewati
penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka
dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar
VIII - 35
ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam istirahat. Oleh karena itu, Penyedia
Barang/Jasa harus memperhitungkan kontinuitas pengecoran secara terus menerus tersebut.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus benar-benar horizontal atau vertikal.
Jika diperlukan dapat dipasang beading di dalam dinding bekisting pada permukaan yang
terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru
pada beton yang sudah mengeras. Permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan
seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.

Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan penyikatan
seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan
tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus dengan pasir (Sand Blasted) untuk
memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi
bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana
ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
3.3.5.9.Cacat Pada Beton

Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang ternyata
memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut:

a. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya sesuai dengan yang diperlihatkan pada
gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan c. Beton mengandung kayu atau
benda asing lainnya

Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi dengan
spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama seperti beton
yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan memakai kikir atau alat
lain yang sesuai.
3.3.5.10. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran yang
berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi dapat meminta agar
dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada Penyedia
barang/jasa.

PASAL – 4. PEKERJAAN BEKISTING

VIII - 36
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka waktu
yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.

Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta
cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan
dan mengeras. Bekisting dari kayu dan multiplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah
dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat
baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai, bagian dari
pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus
berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul
akibat pengikat atau pengantara harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka
dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.

Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus dilapisi
dengan multiplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.

Pada umumnya bekisting akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum memasang kayu
bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang. Panil kayu lapis yang
ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu
permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting. Semua sudut kolom dan
balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom
dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat disingkirkan
sebelum beton dicorkan.
Untuk menghasilkan akhir yang halus, Penyedia barang/jasa harus melakukan percobaan
finishing untuk permukaan halus. Percobaan ini akan dilakukan pada balok pondasi dan kepala
tiang menurut petunjuk Direksi.

Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan dalam
spesifikasi ini, Penyedia barang/jasa harus mengubah rencana campuran beton dan/atau
rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar beton
muka halus yang disetujui oleh Direksi.

Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam jangka
waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.

PASAL – 5. BAJA TULANGAN

VIII - 37
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat
lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak
boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard
No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan bertegangan tinggi
harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau yang
setara untuk baja ulir yang bertegangan tinggi. Tegangan baja tulangan bertegangan tinggi
harus minimal 40,0 kg/cm².

Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari muka tanah
atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.

Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan (Bending
Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut
bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard
4466: 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi semua
tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.

Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan,
tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak
boleh dipakai. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.

Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus
ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut
kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding dengan diameter tidak
kurang dari 2,6mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.

Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-kurangnya
harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang
sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang
ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.

Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar kontruksi atau
lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah
VIII - 38
mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan
dalam tenggang waktu yang cukup. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk
sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

PASAL – 6. BETON READY MIX


Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No. 1926, 1962,
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan pengiriman serta
pemasukan beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari persyaratan dalam
spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali persetujuannya dan mengharuskan
penyedia barang/jasa mengganti pemasok.

Penyedia barang/jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan-saringan


standar dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah
direncanakan. Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat
beton ready mix bilamana diperlukan.

Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan. Catatan tersebut


antara lain mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan kepada
Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat dalam
dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan kadar air
agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus disesuaikan menurut hasil
tes tersebut. Biaya untuk segala pengujian beton ready mix merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa dan sudah harus dimasukkan dalam penawaran.

Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan penambahan
air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori/truk molen dan ditandatangani oleh pencatat
waktu yang bertanggungjawab di tempat pengadukan.

Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini:

a. Waktu kedatangan lori/truk molen


b. Waktu registrasi lori/truk molen dan nama depot (batching plant)
c. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan

VIII - 39
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum. Posisi di
mana beton dicorkan
e. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
f. Slump (atau faktur kompaksi)

Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam waktu 1
jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk. Buku catatan harus selalu
tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.
6.1. Toleransi Untuk Beton Yang Tidak Terbuka (Tidak diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat dalam batas-
batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran bagian antara lain
pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi –0,3cm sampai +0,3cm.
6.2. Toleransi Dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6cm, posisi bagian struktur
maksimum 0,3cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh
melebihi 0,1cm dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian struktur harus dalam batas
0,1%. Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
6.3. Pemasangan Kolom – Kolom Pencetak
Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan
pada kolom. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan
memakai blok-blok batas yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh Direksi.
Posisi kolom yang dapat bergerak selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-
penopang yang didesain dengan baik dan diangkur pada balok atau pelat pondasi.

Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi, tetapi tidak
boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan. Direksi berhak untuk menolak kolom yang
mengalami kerusakan.
6.4. Pemberian Lapisan Permukaan

Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dilapisi dengan pengeras
lantai yang tidak mengandung Volatile Organic Compund (VOC) dan memiliki ketahanan

pemakaian (wear resistence) antara 4,5-9,8 kg/m2. Pemberian lapisan harus mengikuti petunjuk
dari pabrikan/supplier.

PASAL – 7. PENGUJIAN STRUKTUR – STRUKTUR HIDROLIS

VIII - 40
Dalam rangka pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya
kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas. Setiap Konstruksi harus diisi air bersih
dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air selama
waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air. Penurunan
maksimum yang diizinkan selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.

Untuk bangunan air yang cukup besar, antara lain Bangunan Aerasi, Prasedimentasi, IPA,
Reservoir, dan IPAL, pengisian air untuk pengujian dilakukan secara bertahap mulai dari 1/3
volume bangunan. Apabila tidak ditemukan kebocoran dan/atau permasalahan lain misalnya
pergeseran bangunan, pergerakan muka tanah, dan sebagainya maka pengujian dapat
dilanjutkan untuk 2/3 volume bangunan. Selanjutnya pengujian dapat diteruskan hingga
kapasitas penuh volume bangunan apabila memenuhi persyaratan pengujian struktur hidrolis.
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diizinkan, penyedia barang/jasa harus
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri. Setelah perbaikan selesai, metoda
pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.

Pengujian tidak perlu diulangi jika:

a. Tidak terlihat adanya kebocoran;


b. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu maksimal 1cm;
c. Tidak terjadi pergeseran bangunan, pondasi, penurunan muka tanah, dan lain
sebagainya;

Semua bahan harus dipakai dan diterapkan untuk perbaikan harus tepat sesuai dengan
petunjuk pabrikan.

PASAL – 8. PEKERJAAN BAJA


8.1. Ketentuan Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis SS 400/ASTM
36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin dengan sertifikat produk. Baja
konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran, penimbangan
pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan dingin. Jika dipandang perlu Direksi dapat
memerintahkan untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi tersebut sesuai dengan
persyaratan pengujian yang berlaku.
8.2. Pabrikasi

VIII - 41
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan
dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan yang
dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana,
Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia barang/jasa
harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

8.3. Pola (mal) Pengukuran


Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa. Semua pengukuran harus dilakukan
dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan baja yang
tertera pada gambar rencana dianggap kurang pada suhu 25˚ (normal)

8.4.Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
digunakan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.

8.5.Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus
menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari plat
penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang
tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung dengan
memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada
sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0,1mm dan tidak untuk sambungan
batang tarik maksimum 0,2 mm untuk setiap titik sambungan.

8.6. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda


Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, kecuali seperti apa yang
disebut di atas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang maksimal

VIII - 42
3mm pada plat yang mempunyai tebal 12mm, 6mm untuk plat yang mempunyai tebal 12mm
dan 6mm untuk plat dengan tebal 24mm.

8.7.Memotong dan Las Memotong


Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak
dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus.
Untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan menggunakan las
pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang bergerak searah dengan arah las
pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran tadi.

8.9. Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las


Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las di bawah pengawasan langsung seorang
yang menurut anggapan Direksi mempunyai training dan pengalaman yang sesuai untuk
pekerjaan semacam itu. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai dan setelah mendapat
persetujuan maka cara tersebut tidak akan mengubah lagi tanpa persetujuan tertulis lebih lanjut.
Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan, jenis dan
ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut harus diajukan oleh Penyedia barang/jasa untuk mendapat persetujuan dari Direksi
terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat dilakukan. Ukuran elektrode, arus
dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan pada las listrik harus yang
seperti tidak akan dibuatnya penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi. Plat dan
potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak, gemuk cat dan lainnya yang
dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak, susut, retak pada bahan dasar,
berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.

8.10. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu
lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.

8.11. Menuang dan Menempa

VIII - 43
Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacat-cacat lain. Segera
setelah tuangan dikeluarkan dari cetakan maka Direksi harus diberi tahu sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak diperkenankan untuk diperbaiki dan
hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan
tempaan harus disempurnakan dengan mesin bubut untuk diselesaikan dan dicocokkan
dengan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.

Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat Direksi
dalam penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik,
maka harus diolah dengan mesin perkakas terlebih dahulu dan biaya-biaya untuk pekerjaan
tersebut dibebankan atas resiko Penyedia barang/jasa.
8.12. Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut cincin
baut dan sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10%
dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut pada saat pengiriman,
kepada Direksi. Penyedia barang/jasa menyerahkan montase (kalau diperlukan pihak ke-3) dua
copy daftar paku keling dan bautnya yang menyatakan jumlah, ukuran, kualitas serta letaknya di
mana akan dipakai pada pekerjaan.

1. Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum dipanaskan.
Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris dengan batangnya
dan berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta cukup untuk lubang.

2. Baut, Mur dan Cincin Baut (Selain dari Baja


Keras)
Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa tepat konsentris
dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal (kecuali jika jenis
kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah lurus dan baik. Bila
dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera dalam gambar rencana.
Baut, mur, dan cincin baut haruslah dikelompokkan dengan cermat sesuai dengan ukuran
panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang cincin baut adalah 1,50mm lebih
besar dari diameter baut. Baut stall haruslah baut hitam yang 1,5mm lebih kecil dari
diameter lubang di mana digunakan. Baut baja keras, mur dan cincin baut harus berukuran
seperti yang tertera pada gambar rencana dan harus memenuhi Acuan Normatif.

VIII - 44
8.13. Pengangkutan dan Penanganan

Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan dan apabila dipakai pihak ketiga
dalam pekerjaan pemasangan, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk sewa gudang,
semua penyerahan dan untuk setiap kehilangan serta yang dapat terjadi disebabkan oleh
kelalaian dan kegagalan untuk menerima pekerjaan baja.

Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan baja, Pihak Ketiga harus segera menyampaikan
secara tertulis kepada Direksi dengan tembusan kepada Penyedia Barang/Jasa adanya setiap
kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda. Kalau tidak demikian, Pihak Ketiga harus
memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi di luar dan sesudah
penyerahan atas biaya sendiri.

8.14. Pemasangan
a. Umum

Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
dan mendirikannya di tempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut atau las
seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian harus
dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Drift yang dipakai mempunyai
diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut dan digunakan untuk
membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti sebagaimana diisyaratkan. Penggunaan
martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material tidak
diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan
montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan
drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas
harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50%
sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40% dari lubang diisi
dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10% dari lubang pada suatu kelompok
dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat
(disingkirkan).

b. Drift, Paku Keling Baut Steel dan Sebagainya


Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua paralel drift
untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila dipindahkan

VIII - 45
dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan dan semua stel, setiap
paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi atas biaya Penyedia
barang/jasa.

c. Drift Paralel Untuk Montase


Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.

d. Pemasangan Paku Keling


Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling. Drift
dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak akan
digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran yang lebih
besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku keling dipasang
dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di setujui. Setiap paku
keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan ukuran standar dan harus
bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada permukaan sepotong logam.
Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah menyeluruh pada saat dimasukkan
dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama masih panas. Semua paku keling yang
longgar serta paku keling yang retak terbentuk jelek atau dengan kepala yang cacat atau
dengan kepala yang sangat eksentris terhadap batangnya harus dipotong dan diganti dengan
paku keling yang baik, membentuk kembali kepala paku keling tidak diperkenankan.
Kepala paku keling yang agak pipih dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau
ditentukan oleh Direksi.

8.15. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir


a. Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian serta plat
berhubungan rapat dengan baut secara menyeluruh. Sebanyak 50% dari lubang harus diisi
dengan baut stel dan minimal 10% atau pada setiap potongan dan plat minimal 2 lubang
diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada ”Paralel Drift untuk
Montase” baut baja kerja harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah di
bawah kepala baut dan sebuah lagi di mur. Harus diperhatikan bahwa cincin baut itu
terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.

VIII - 46
Memasukkan dan mengencangkan baut baja keras dimulai setelah sambungan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut tidak boleh menyimpang
dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat. Pemakaian cincin baut
miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu. Baut yang menonjol melalui mur
tidak kurang dari 1,5mm dan tidak melebihi 4,5 mm. Baut stel yang digunakan untuk
membuat permulaan awal pekerjaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.

b. Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang digerakkan
dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukkan torsi
yang tercapai sesuai yang disyaratkan.
8.16. Plat Baja Yang Digalvanisir
a. Bahan
Bila ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki adalah galvanisasi celup
panas. Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, baik untuk saluran air hujan,
bubungan dan pinggul pada atap sirap atau pada tempat lain yang ditunjukkan pada
gambar, harus dipakai baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan.
Ketebalan lembaran plat baja dan jumlah seng pelindungnya harus sesuai dengan tabel
berikut:

Tabel 12.3 Pelat Baja Digalvanisir


BWG No. Tebal Plat Baja Berat Seng
(gr/m 2
22 0,71 534 )
24 0,56 534
26 0,46 380
28 0,36 380

b. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan.
Kelim patrian harus benar-benar kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau
berlimpah.

VIII - 47
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera dalam
gambar.

c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½ timah
putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat tersebut.

8.17. Pengecatan Baja


a. Umum
Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu dicat di pabrik dengan cat dasar yang telah
disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya
pada perletakan cat lapangan yang terdiri dari:
Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah dicat di
bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi, karena telah rusak pada saat
pengangkutan dan pemasangan serta bidang-bidang lain yang diperintahkan oleh
Direksi.
Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang dicat di semua bagian yang
disebutkan pekerjaan besi tersebut
Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu, untuk
seluruh bidang terbuka pekerjaan besi tersebut.

b. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blasting atau
cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket padanya.
Proses pelaksanaan pembersihan dengan sand blasting harus disaksikan langsung oleh
wakil direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan cat dasar dan
dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.

c. Penggunaan Cat
Pengecatan dapat dilaksanakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh
Direksi. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau pada
cuaca lain yang jelek. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu.

Lapisan berikutnya boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian

VIII - 48
maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di
atas.

Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapukan dengan kuat
pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut, sambungan pada setiap bagian
yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, dan bahan/tempat lain yang disetujui
oleh Direksi.

PASAL – 9. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata ada
kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa harus meminta
persetujuan Direksi untuk menetapkannya.

Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan
lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0cm.
Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana maka lubang-lubang drainase tersebut harus
ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5m dan diletakkan sedikit di atas peil
pembuangan air.

Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah
atau pelindung-pelindung erosi.
9.1.Bahan-Bahan
1. Semen Portland dan Spesi Semen
Semen yang dipakai di sini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan
secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen Portland
Indonesia NI-8.
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus yang
ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada satu landasan kayu atau
logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras atau
telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi
yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.
2. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

VIII - 49
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan b.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
b. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanya zat-zat
organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang sedang
kepekatannya
c. Bagian yang hancur pada pengujian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak boleh
lebih dari 10%
d. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6%
alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat
reaktif terhadap alkali
e. Kekuatan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding yaitu yang
menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65% pada
pengujian 7 hari.
f. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
g. Butir-butir pasir harus dapat melalui ayakan berlubang 3mm.
3. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:

a. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya


b. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
c. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak hitam, biru
atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai kekerasan yang tinggi
serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
4. Batu Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat yang melalui proses pembakaran. Dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6cm x 12cm x 24cm dengan ukuran yang tidak
jauh menyimpang. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna merah tua
yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum harus mempunyai
daya tekan ultimate 30kg/cm².

Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian Portland
Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Blok-blok semen yang baru dicetak
harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan
membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.

VIII - 50
5. Air
Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti
yang dipakai untuk pekerjaan beton.

6. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi.

7. Lain – Lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan
lain- lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau seperti yang disyaratkan pada
saat rapat penjelasan.
9.2. Adukan
1. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata
dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.

Apabila tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan secara
manual (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang
merata.

Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.

Tabel 12.4 Komposisi Adukan


Jenis Spesi
M1 1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr

9.2. Pasangan Bata Merah

Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20cm di atas
bidang lantai harus dipakai mortar tiype M2. Untuk penembokan kamar mandi, toilet, tempat
mencuci, dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai setinggi 150cm di atas bidang lantai.
Jika tidak disebutkan untuk dilakukan dengan cara lain maka untuk selebihnya dipakai mortar
tipe M1. Penembokan harus harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran seperti pada gambar

VIII - 51
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan, bata merah harus dibasahi
dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata merah.
Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata
merah yang satu dengan yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca
yang baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus.
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5cm agar daya pelekat antara mortar
plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
9.4. Pasangan Batu

Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan ukuran
yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak. Pemasangan batu-batu tersebut
harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat dipakai
campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan reservoir ataupun
bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam gambar rencana atau spesifikasi teknis.

PASAL – 10. PEKERJAAN KAYU

Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Penyedia barang/jasa harus mempersiapkan rencana
kerja, material, serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga
pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Harus ada kepala tukang kayu yang
ahli yang mengawasi selama pekerjaan berlangsung.

Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus
memenuhisyarat-syarat dalam:
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.
10.1.Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus
kayu dengan mutu A sesuai dengan PKKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-
cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami
proses pengeringan udara minimum 3bulan.

10.2.Kadar Air

VIII - 52
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil atau sama dengan
15%. Sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar harus lebih kecil atau sama dengan
20%. Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan,
pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.

10.3. Macam-Macam Kayu

Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan
pada saat rapat penjelasan.

10.4. Penyimpanan Kayu

Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu disimpan dengan tidak
secara langsung menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi.

Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak kurang
dari 7,5cm dari batang yang berdampingan.

Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di
bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan dari
bentuk kayu.

Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan dengan jarak
horizontal 2,5cm.

Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila
kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan
harus diganti oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya.

10.5. Ukuran – Ukuran


Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-
penyimpangan sedikit akibat penggergajian. Ukuran-ukuran yang menyimpang harus
disesuaikan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

10.6. Permukaan Kayu Yang Terbuka

Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya terbuka, misalnya pada
pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan sebagainya, permukaan harus dikerjakan kembali jika
tidak ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan konstruksi kayu harus
dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak ditentukan bahwa harus dikerjakan lagi.

VIII - 53
10.7. Penyusutan Kayu

Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa
sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak
mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan
secara terus menerus.

10.8. Pabrikasi

Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan
pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup,
paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan
gambar rencana. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk
pemasangan seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan memasang
konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.

10.9. Pengawetan dan Pengecatan Kayu

Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan kayu jika
dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun penggunaan ter. Semua
sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada penyelesaian
pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-sambungan.

Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan
pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki selama atau segera setelah hujann
atau selama permukaan kayu masih basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang
setiap penggunaan minyak pada bagian yang sama.

Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan
sebagainya bisa dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.

Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka dapat
dilapisi dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui. Setelah lapisan menie
maka harus diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapisi dengan tiga lapis cat yang
disetujui mutunya. Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat dicapai setelah
pemasangan kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi menie 2 kali sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mengecat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau
selama permukaan kayu atau besi masih basah.

VIII - 54
Setelah sekurang-kurangnya 24jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap
lapisan cat harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan.

PASAL – 11. PEKERJAAN DRAINASE


11.1. Sistem Drainase
A. Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus merupakan garis lurus
dengan kedalaman dengan kemiringan sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana.
Parit tersebut harus mempunyai lebar yang cukup sehingga memungkinkan pekerja dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Tanah galian tidak diperbolehkan ditimbun melebihi

50cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya. Jika
diperlukan untuk menjaga penggalian tanah melebihi dari yang direncanakan maka harus
ditutup dengan beton tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi.

Tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar tanah
tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan. Bagian bawah dari galian
tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat mendukung beban yang akan
bekerja di atasnya. Juga harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekejaan.

B. Pipa PVC untuk Drainase


Jika digunakan pipa PVC untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana maka
harus dipakai pipa PVC dari jenis serta merk yang disetujui oleh Direksi.

C. Pipa Beton/ Buis Beton


Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar rencana. Bentuk pipa
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Pipa harus lurus dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan tidak rusak
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa cacat berupa
lubang-lubang atau retak-retak
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang
d. Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan dengan
mortar dengan perbandingan campuran 1 pc:3 pasir

D. Letak Pipa Drainase

VIII - 55
Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat pekerjaan. Pipa-pipa
yang tidak sempurna tidak boleh dipakai dan harus dipisahkan. Pipa drainase harus diletakkan
merupakan garis lurus dan dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.

Perhatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil yang
direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.

E. Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan pengetesan.
Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang lebih 30mm di atas harus
dari material yang terpilih. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus
dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak merusak pipa.

F. Test Sistem Drinase


Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus ditest terlebih dahulu untuk menguji apakah
seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus menunjukkan hasil yang baik dan
tidak boleh menunjukkan hambatan, yang berarti kurang berfungsinya seluruh sistem dengan
baik. Jika dipandang perlu oleh Direksi maka bagian yang cacat tersebut harus dibongkar dan
diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia barang/jasa.

G. Pembetulan Jalan, Lahan dan Sebagainya


Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangannya berakhir bagian
bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut harus dikembalikan seperti semula.
Kerusakan akibat pemasangan pipa dan sebagainya harus diperbaiki seperti sediakala, dan
segala biaya yang dikeluarkan akibat kerusakan tersebut menjadi tanggungan Penyedia
barang/jasa.

11.2. Pagar dan Pintu Halaman


Pagar dan pintu halaman harus dibuat dan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana dan gambar detil. Pekerjaan tersebut harus rapi sehingga di samping
berfungsi sebagai pelindung halaman juga untuk memperindah halaman. Pagar dan pintu
halaman harus menonjolkan ornamen arsitektur khas budaya lokal.

PASAL – 12. PEKERJAAN KACA


A. Material Kaca
Material yang harus dipakai adalah produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai tebal 3mm
atau 5mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca yang akan dipasang mati
VIII - 56
ataupun tidak, bagian yang tajam dari kaca tersebut harus dikelilingi pelindung pada kedua sisi
permukaannya.

Kaca yang terekspos dengan lingkungan luar harus memiliki spesifikasi material yang tidak

reflektif/memantulkan cahaya (kaca dove) dan memiliki U-value kurang dari 5 atau R-value
lebih dari 0,2 (misalnya jendela kaca dengan frame aluminium atau kayu atau polimer dengan
kaca ganda dengan tebal kaca 3mm dan spasi antar kaca sebesar 6mm).

U-value adalah kemampuan untuk menghantarkan panas. Semakin rendah U-value maka
semakin rendah kemampuan suatu material untuk menghantarkan panas.

Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka kayu halus
yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-bahan tersebut diterima dalam keadaan
baik dan tidak mengeras pada tempatnya.

B. Pemasangan Kaca Pada Rangka Kayu


Celah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus dibersihkan, dipaku dan dicat
satu lapis dengan minyak cat sebelum pemasangan kaca. Kaca dipotong sedikit lebih dari
ukuran sebenarnya dan dijepit dengan lis kayu pada tempat yang benar memakai sekrup yang
sesuai ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup kembali dengan memakai
dempul atau bahan yang sesuai untuk maksud tertentu.

C. Pemasangan Rangka Pada Rangka Logam


Kaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan mengurangi ukuran
bersih 1mm pada keempat sisinya kemudian baru disisipkan dan dipasang pada rangka. Di
antara rangka luar dan dalam harus dipasang thermal break untuk mengurangi transmisi panas
dari luar ke dalam ruangan.

D. Pembersihan dan Perbaikan

Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti atau diperbaiki
kalau retak, pecah, cacat dan lainnya.

PASAL – 13. PEKERJAAN PENGECATAN


A. Material

Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi dan
mengajukan material/produk yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan. Semua

VIII - 57
material yang akan digunakan harus disetujui oleh Direksi. Pengecatan tidak boleh dilakukan
sebelum adanya persetujuan oleh Direksi.

B. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi
sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedangkan untuk finishing pekerjaan-
pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing digunakan dari jenis synthetic
resin dan yang khusus diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi. Cat-cat yang dipergunakan
untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam bangunan dari jenis emulsion paint yang
terdiri dari alkyd resin.
C. Daftar Bahan
Semua jenis material/produk yang akan digunakan harus memenuhi standar
nasional/internasional (seperti SNI 3564:2009 atau 06-0347-1989 dan lainnya yang terkait) dan
yang telah disetujui oleh Direksi. Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman
yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu
serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta
pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.

D. Pemilihan Warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia barang/jasa dari
contoh-contoh yang diberikan penyedia (supplier).

E. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran dan
debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan terlebih dahulu dengan
peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.

Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan
dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu
dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya sampai
halus.

Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat dua
lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35mikron.

VIII - 58
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah pembersihan dari
pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate Primer” dari merek yang disetujui, tebal dari setiap
pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan,
permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu. Pengecatan
harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.

Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan pengecatan
tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-cacat harus
diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak
ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan kemudian
memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.

F. Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari:
1. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
2. Kayu (divernis)
Dua lapis vernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
3. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari ”Opoxemuel” yang dicampur dulu dengan ”upox hardener” dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan masing-masing tebalnya
40 microns.
4. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis cat emulsion
untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah luar.

VIII – C. INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)


PASAL -1. KRITERIA UMUM UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA)
Secara garis besar Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus memenuhi beberapa
kriteria secara umum sebagai berikut:

VIII - 59
1. Perlu diperhatikan kekuatan, umur dan kesesuaian jenis material bahan Instalasi pengolah
air di lapangan terhadap kualitas air baku dan/atau lokasi daerah.
2. IPA harus memiliki kapasitas operasional 165 L/detik
3. IPA harus mampu mengolah air baku dari sumber air dengan kualitas air baku yang
ada
4. Kualitas air hasil pengolahan Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) harus dapat
memenuhi standar kualitas air minum Indonesia sesuai Permenkes Rl No
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
5. Setiap bangunan di lokasi IPA harus dipasang di atas tanah yang stabil. Bila kondisi
tidak memungkinkan wajib diberi pondasi khusus sesuai kebutuhan untuk menopang
bangunan di IPA
6. IPA harus dapat dioperasikan dan dirawat secara mudah menurut petunjuk
pengoperasian dan perawatan IPA
7. Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus terdiri dari unit untuk pengolahan
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi, mudah untuk dikontrol dan
mudah pemeliharaannya serta dilengkapi dengan bangunan penampung air minum
(reservoir).
8. Permukaan bagian luar dan dalam setiap bangunan tidak cacat dan kedap air.
9. Perletakan unit-unit tersebut harus disetujui oleh pengguna barang/jasa untuk dapat
disesuaikan dengan perencanaan pada tahap-tahap berikutnya.
10. Hendaknya menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang memerlukan hemat energi
listrik sehingga biaya operasi tidak mahal (hemat energi).
11. Zat-zat kimia yang diperlukan untuk pengolahan air tersebut harus mudah didapatkan di
pasaran dalam negeri dan harganya relatif murah.
12. Diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan Pemerintah dalam pengadaan/
pemakaian bahan-bahan bangunan produksi dalam negeri, kecuali beberapa bagian yang
memang belum dapat diproduksi dalam negeri.
13. Perlengkapan-perlengkapan tersebut hendaknya sesuai dengan standar nasional/
internasional yang ada sehingga mudah diperluas atau diperbaiki, suku cadang diusahakan
untuk mudah didapatkan di pasaran dalam negeri.

Spesifikasi ini adalah bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk unit
instalasi pengolahan air (IPA), material/bahan, pekerjaan konstruksi, pekerjaan Instalasi
perangkat/ peralatan, daya dan lainnya yang berkaitan. Pekerjaan yang harus dilaksanakan
adalah:

VIII - 60
1. Mereview perencanaan secara rinci proses pengolahan dan konstruksi lengkap sesuai
kebutuhan, terkait kuantitas dan kualitas air baku yang datanya telah disediakan oleh
Pengguna Barang/Jasa atau Konsultan Perencana:
2. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dan menganalisis ulang kualitas air baku.
3. Pengadaan bangunan-bangunan pengolahan air (IPA) berikut bangunan penunjang dan
perlengkapan-perlengkapannya yang terdiri dari bahan-bahan yang kedap air (waterproof)
dan dilindungi dengan anti karat.
4. Pengadaan dan pemasangan instalasi perpipaan unit IPA, peralatan listrik (motor,
pompa, injector, kompresor, panel, blower, crane, kabel-kabel), valve dan lain-lain.
5. Uji coba (trial run) dan commisioning sampai dengan hasil produksi memenuhi kapasitas
yang direncanakan dengan standar kualitas air minum yang dipersyaratkan, termasuk di
dalamnya pemeriksaan hasil kualitas air baku dan air olahan di laboratorium selama masa
uji coba.
6. Jaminan (guarantee) bahwa unit IPA ini mampu mengolah air baku menjadi air minum
yang memenuhi standar kualitas air minum sesuai Permenkes Rl No 492/MENKES/PER/
IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
7. Penyedia barang/jasa dapat mengajukan usulan perbaikan system untuk mencapai
kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan, sesuai dengan standar yang berlaku
dengan memperhatikan perkembangan teknologi terakhir.
8. Penyedia barang/jasa wajib memasukkan/menyertakan semua brosur/data teknis dari
peralatan/perlengkapan yang akan digunakan/ditawarkan untuk membangun unit Instalasi
Pengolah Air ini.
9. Semua usulan dari Penyedia barang/jasa akan menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan/pemilihan penyedia barang/jasa.
10. Penyedia barang/jasa harus menawarkan sistem monitoring dan kontrol otomatis dari
operasional IPA secara terpusat dari ruang control IPA.
11. Penyedia Barang/Jasa wajib menyusun dan menyerahkan buku pedoman dan manual
pengoperasian dan pemeliharaan bangunan pengolahan, bangunan penunjang beserta
peralatan dan perlengkapannya.

PASAL – 2. ACUAN NORMATIF


SNI 06-0112-1987 Pipa poliester serat gelas untuk saluran air bertekanan dan
saluran air buangan

VIII - 61
SNl 06-0162-1987 Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar
bangunan.

SNI 07-0071-1987 Mutu dan cara uji pipa baja las spiral.

SNI 07-2225-1991 Pipa baja saluran air.

SNI 05-0141.2-1996 Unjuk kerja pompa sentrifugal

SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000).


SNI 06-0084-2002 Pipa PVC untuk saluran air minum.

PASAL – 3. KINERJA PROSES PENGOLAHAN


Bangunan-bangunan/unit-unit pengolahan yang ada dalam Unit Instalasi Pengolahan Air
(IPA) tersebut minimum memiliki 2 unit/kompartemen (agar terjamin kontinuitas pengaliran
pada saat ada pemeliharaan/perbaikan/penggantian pada salah satu unit). Proses pengolahan
antara lain terdiri dari:
Tabel 12.6. Proses Pengolahan

No Komponen Jenis
1 Komponen Utama
1) Unit pengambil air baku 1) Air Waduk
2) Pengukur aliran Air 2) Elektromagnetik atau ultrasonik.
3) Aerasi 3) terjunan
4) Pembubuh Larutan Kimia 4) Pompa dosing
5) Mixer 5) Hidrolis terjunan
6) Koagulasi 6) Hidrolis terjunan
7) Flokulasi 7) Hidrolis
8) Sedimentasi/ klarifikasi 8) Gravitasi
9) Filtrasi 9) Saringan pasir cepat
media tunggal (single media)
10) Desinfeksi 10) Pompa dosing
2 Komponen Penunjang
1) Penampung air minum 1) Ground Reservoir
2) Ruang genset
3) Laboratorium
4) Workshop/bengkel kerja
5) Kantor
6) Padmasana
7) Pos jaga

VIII - 62
8) Utilitas lokasi dan lansekap

VIII - 63
Unit IPA harus mempunyai kinerja sesuai dengan kualitas, kuantitas air baku yang
tersedia, dan air yang diolah/dihasilkan memenuhi ketentuan dan syarat yang berlaku.
Baku mutu dari air yang dihasilkan harus memenuhi kualitas sesuai dengan Permenkes Rl No
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

PASAL - 4. KOAGULASI (PENGADUK CEPAT)

4.1. Fungsi
Untuk mencampur bahan kimia yang akan bereaksi dengan air baku, membentuk
partikel koloid yang disebut flok.

4.2. Bentuk
Bentuk Unit Pengaduk cepat menggunakan kecepatan pengaliran dalam pipa dan
dikombinasikan dengan terjunan yang memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi
terjunan air.

4.3. Ukuran
Ukuran unit koagulasi (koagulator) harus sesuai dengan perhitungan/gambar.

a. Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa GIP dengan diameter
yang disesuaikan dengan kapasitas IPA yang dibuat.

b. Jarak pembubuhan sampai bak penampungan antara 5-20 m.

c. Untuk terjunan air, tinggi terjunan sekurang-kurangnya 50cm untuk mendapatkan


gradien kecepatan yang memenuhi persyaratan.

4.4. Kinerja
Unit Koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi:

a. pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang digunakan (misainya:
alum 5 - 7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
b. Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan G >750/det,

GTd 104 -105, sesuai dengan SNI 19-6774 - 2002, tata cara perencanaan paket unit
IPA
c. Waktu detensi 1-3 detik
d. Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Reynold NRe >10.000

VIII - 64
e. Bentuk dan ukuran peralatan pengaduk cepat disesuaikan dengan teknologi IPA
namun mampu menghasilkan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam butir a – d

PASAL – 5. FLOKULASI (PENGADUK LAMBAT)


5.1. Fungsi
Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel tidak stabil setelah
pembubuhan koagulan dan pengadukan pada proses koagulasi sehingga terbentuk flok
yang mudah mengendap.

5.2. Bentuk
Bentuk unit flokulasi dibuat nilai gradien kecepatan menurun dari 80/det sampai 20/det.
Dasar setiap bak dibuat sludge hopper dilengkapi pipa pembuang Lumpur.

5.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulasi (flokulator) harus sesuai
dengan perhitungan/gambar. Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit
pengolahan dan waktu retensi selama 40-20 menit.

5.4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali. Faktor yang sangat
berpengaruh adalah :

a. Waktu kontak (td): 40-20


menit

b. Gradien Kecepatan (G) : 80-20/det

5.5. Struktur Bangunan


Seluruh bangunan terletak di atas permukaan tanah di atas pondasi. Untuk jenis tanah
lembek (P tanah <5) maka pondasi dibuat di atas cerucuk/minipile/pile sesuai
perhitungan pondasi.

5.6. Pekerjaan Manual


Pekerjaan pemasangan pipa-pipa pembuangan lumpur harus terbuat dari pipa baja
sehingga dijamin tidak bocor dan berkarat.

VIII - 65
PASAL – 6. SEDIMENTASI (PLATE SETTLER)
6.1. Fungsi
Untuk memisahkan flok yang sudah terbentuk dari unit flokulasi dengan pengendapan
secara gravitasi sehingga mudah dibuang.

6.2. Bentuk
Bak unit sedimentasi berdinding rata. Bentuk pengendap pada unit sedimentasi
menggunakan pelat pengendap (plate settler) dengan kecepatan pengendapan tinggi
(highrate) dengan NRe <500.

Spesifikasi pelat pengendap adalah sebagai berikut:

a. Pelat pengendap menggunakan material dari baja tahan karat (stainless steel)
minimal SS 304 d e n g a n k a d a r N i 8 % atau lebih baik dengan ketebalan 0,5-

.
1,2 mm dan tahan pada temperature operasional maksimal hingga 55℃.

b. Material dasar stainless steel yang digunakan harus yang baru (prime) dan bukan
merupakan hasil daur ulang, serta bersifat kaku dan aman untuk air minu m (food
grade).
c. Modul pelat pengendap yang dipasang harus mampu untuk menahan bebannya
sendiri, beban rangka struktur, weir, gutter, baffle, dan beban bergerak terpusat
(misalnya personel dengan peralatan).
d. Rangka struktur untuk plate settler dan kancing pengikat (fastener) module plate
settler harus terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) minimal 304 SS atau
lebih baik.
e. Modul plate settler harus dilengkapi dengan kisi-kisi pelindung permukaan yang
cukup kuat namun tidak mempengaruhi kinerja proses pengendapan
f. Pemasangan modul plate settler harus sesuai dengan level yang ditentukan dalam
gambar dengan toleransi maksimal 10 mm dan toleransi jarak antar modul plat
settler maksimal 5 mm. Tidak diperkenankan adanya kumulatif toleransi.
g. Plate settler memerlukan pembersihan dan perawatan secara berkala. Oleh karena
itu, pemasangan plate settler harus memperhitungkan akses masuk bagi operator
untuk melakukan pembersihan dan perawatan.
h. Fabrikasi Plate settler menggunakan mesin CNC, laser cutting dengan gas nitrogen
dan harus dibuat oleh perusahaan/pebrikan yang berpengalaman dan memiliki
keahlian dalam bidangnya.

VIII - 66
i. Perusahaan/pabrikan penyedia plate settler harus menyediakan sertifikat fabrikasi,
sertifikat kendali mutu, dan gambar detail serta data desain untuk semua komponen
plate settler yang disuplai
j. Perhitungan desain (memo/design note) harus diserahkan dan disahkan oleh
Tenaga Ahli Penyedia Barang/Jasa dan Konsultan Supervisi .

6.3. Ukuran
Ukuran panjang 2400mm, lebar 1130- 1140mm atau diameter serta tinggi unit
sedimentasi harus sesuai dengan perhitungan/gambar. Dimensi bak pengendap dihitung

berdasarkan kriteria beban permukaan yang berkisar antara 2,5-6 m3/m2/jam dengan
dimensi plate settler sebagaimana ditentukan di atas.

6.4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali dan dapat
mengendap semaksimal mungkin. Faktor yang sangat berpengaruh adalah:

a. Beban permukaan 1–4 m3/m2/jam


b. Waktu detensi >25 menit
c. Kecepatan hidrolis <0,5 m/jam
d. Nilai Reynolds <500
e. Nilai Froude
f. Beban pelimpah >10-5

PASAL – 7. FILTRASI
7.1. Fungsi
Untuk menyaring partikel-partikel pengotor dari air yang tidak terendapkan selama proses
sedimentasi.

7.2. Bentuk
Penyaringan dilakukan dalam bak terbuka dengan menggunakan saringan pasir cepat
yang terdiri dari media tunggal pasir. Jenis pengaliran cepat (high rate filtration) dengan
aliran ke bawah (gravitasi). Jenis filter adalah aliran konstan (constant rate filtration)
dengan kompensasi perubahan kehilangan air (muka air filtrasi meningkat seiring waktu
berjalannya operasional filter). Dengan spesifikasi gravity (berat jenis): 2.6kg/liter (min),
bulk density : 1.5kg/liter (min), kadar silica : 98% (min).

VIII - 67
7.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit filtrasi harus sesuai dengan
perhitungan/gambar. Berikut adalah ukuran media yang digunakan dalam filter

Tabel 12.8 Filter Single Media Pasir Silika


Jenis Pasir Silika
Ketebalan Lapisan Media Pasir 0,5 – 0,75 m
Ukuran Efektif Pasir (def) 0,3 – 0,7 mm
Koefisien Keseragaman Pasir (UC) 1,2 – 1,4
Ketebalan Lapisan Media 0,2 – 0,35 m
Kerikil
Diameter kerikil (2 - 65) mm

Sistem underdrain menggunakan nozzle yang dipasang pada lantai (slab beton pre- cast).
Lantai filter harus kuat untuk menahan beban media pasir, media kerikil, air pada saat
tinggi muka air maksimum, dan beban lain yang mungkin ada.

Nozzle filter yang digunakan harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:


a. Tahan terhadap tekanan dan benturan (shockproof and impact
resistance)
b. Material memiliki umur pakai yang lama dengan kestabilan dimensi no zzle,
baik bentuk dan ukurannya, termasuk lubang bukaan nozzle dan salurannya
Material nozzle tahan pada temperature hingga 60°C

d. Tahan pada beberapa larutan kimia antara lain ammonia 10%, formaldehyde 10%
isopropanol segala konsentrasi, methanol 50%, caustic soda 50%, hydrochloric acid

sulfuric acid 50%, soda water, ozone pada suhu 20°C-50 pphm
50%,

7.4. Kinerja

Untuk mendapatkan hasil filtrasi yang memenuhi syarat kualitas air maka kriteria
disain filter adalah sebagai berikut:
a. Kecepatan filtrasi 6-11m/jam.
b. Kecepatan pencucian filter 36-50m/jam.
c. Pencucian dengan menggunakan udara yang dikombinasikan dengan air filtrate.
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash dengan
persyaratan umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving head sebesar 3-
15 ft (0,91–4,57m).

VIII - 68
d. Pengaturan debit yang masuk dan keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur dengan
mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran (flowmeter) yang
sudah termasuk dalam pekerjaan ini.

PASAL – 8. DESINFEKSI

Unit desinfeksi untuk SPAM Titab menggunakan proses elektroklorinasi dengan material
utama dari konsentrat larutan garam dalam air lunak dan listrik untuk memproduksi larutan
natrium hipoklorit (NaOCL).

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan sistem elektroklorinasi dan menyertakan


perlengkapannya sebagaimana diperlukan sesuai dengan yang tertera di dalam Daftar
Kuantitas, gambar rencana, dan/atau di dalam brosur/data dukung penawaran . Sistem
elektroklorinasi dan perlengkapannya yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan
barang bekas atau bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat
spesifikasi teknis yang ditentukan yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) dan
Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik. Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan
sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier minimal 2 tahun setelah serah terima
pekerjaan (PHO) dan ketersediaan suku cadang selama minimal 5 tahun. Di dalam
pemasangan sistem elektroklorinasi, pihak pabrik/supplier wajib melakukan
supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan dan syarat dari
berlakunya jaminan sistem elektroklorinasi.

Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai sesuai
kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.

PASAL- 10. BAK PENGERING LUMPUR (SLUDGE DRYING BED)


10.1. Definisi
Bak Pengering Lumpur (Sludge Drying Bed) adalah bangunan untuk mengurangi
mengurangi kadar air lumpur hasil proses pengolahan air, khususnya proses sedimentasi
dan filtrasi, sehingga lebih memudahkan dan mengefisienkan pembuangan lumpur
IPA.

VIII - 69
10.2. Bentuk
Pengeringan lumpur dilakukan di bak/kolam terbuka dengan pengendapan air dan
penguapan. Jumlah bak yang disediakan sebanyak 3 unit untuk pengoperasian secara
bergantian dan memberikan waktu pengendapan air dan penguapan. Pengangkutan
lumpur dari IPA menuju bak pengering lumpur dilakukan melalui saluran terbuka secara
gravitasi. Dimensi dan kemiringan saluran harus mampu mengalirkan lumpur dengan
kapasitas dan kecepatan pengaliran yang cukup aman dan meminimalkan terjadinya
pengendapan lumpur dalam saluran.

10.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi bak pengering lumpur dan saluran
pengalirannya harus sesuai dengan perhitungan/gambar, termasuk komponen
peralatan dan perlengkapan pendukungnya.

10.4. Kriteria Perencanaan Unit Sludge Drying Bed

Tabel 12.9 Kriteria Perencanaan Unit Sludge Drying Bed

BED
Jumlah Bed Minimum 2
Ukuran Sel (bed) P = 6 - 30 m ; L = 6 m
Ketebalan Lapisan Lumpur 20 - 30 cm
Kecepatan Alir Lumpur dalam Pipa > 0.75 m/det
Jenis Pipa Pengalir Lumpur Pipa Besi / Plastik
Peletakan Pipa Pengalir Minimum 17'' di atas Permukaan
Jarak Unit dari Permukiman > 100 m
Perlengkapan Tambahan - Bak Pembagi Aliran
- Splash Plates (untuk Meratakan Lumpur)
KERIKIL
Kedalaman Total 6''
Pemasangan Di atas Pipa Underdrain Paling Atas
Peletakan 2 atau Lebih Lapisan
Ukuran Top 3" dari Partikel Kerikil 1/8" - 1/4"
Kualitas Dinilai dengan Baik untuk Tingkat Permukaan
PASIR
Tebal Lapisan Pasir 23 - 30 cm
Ukuran Partikel 0.8 - 1.6 mm
UC Pasir < 4.0
ES Pasir 0.3 - 0.75 mm
Jenis Pasir Pasir Kasar yang Bersih dan Sudah Dicuci
Kualitas Dinilai dengan Baik untuk Tingkat Permukaan
UNDERDRAIN
Kemiringan Pipa Perforasi 1%
Jarak antara Pipa Perforasi 2.5 - 6 m
Pemasangan Dengan Sambungan Terbuka
Bahan - Bahan dengan Kekuatan yang Cukup
- Bahan Tahan Karat
Kekuatan Dapat Menahan Kerikil

VIII - 70
PASAL – 11. PENGUJIAN BANGUNAN PENGOLAH AIR
11.1. Umum
Pengujian bangunan-bangunan pengolah/penampung air, perlu dilakukan untuk
membuktikan kekedapan air dari pertemuan antara pipa dengan beton, dilakukan terhadap bak
sedimentasi, bak koagulasi-flokulasi, bak pengendapan, bak filter, reservoir air, bak pengering
lumpur, dan bangunan air lainnya.

11.2. Cara Pengujian


Setelah selesai dikerjakan, semua dinding harus dibersihkan dari bekas tanah urugan
sehingga setiap kebocoran dinding dapat terlihat. Semua bagian bangunan selama pengujian
harus diisi dengan air bersih dan ditahan sekurang-kurang selama 48 jam.

Pengisian dilaksanakan secara bertahap mulai dari sepertiga volume bangunan.


Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama waktu tersebut di atas. Penurunan tinggi
permukaan air di dalam bangunan air diperbolehkan sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Ketentuan nilai penurunan selama 24jam adalah sebagai berikut:


1. Reservoir air bersih : kurang dari 1cm
2. Bangunan pengolahan : kurang dari 1cm

Jika kebocoran melampaui nilai-nilai di atas, penyedia barang/jasa diharuskan


memperbaikinya dengan biaya sendiri.

Apabila pengujian pada sepertiga volume bangunan memenuhi ketentuan yang


dipersyaratkan maka dilanjutkan dengan pengujian dengan pengisian dua pertiga volume
bangunan. Dan seterusnya dilanjutkan sampai kapasitas penuh bangunan apabila memenuhi
seluruh ketentuan pengujian yang dipersyaratkan.

11.3. Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam nomor B di atas harus
diulangi. Pengujian tidak perlu diulang jika:

1. Tidak ditemukan lagi kebocoran


2. Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan dalam nomor 1 dan 2 di atas
3. Tidak ditemukan adanya pergeseran tanah, pergeseran bangunan, perubahan bentuk
bangunan, dan lain sebagainya.

VIII - 71
Biaya yang timbul sudah termasuk dalam biaya pengujian memperoleh air untuk mengisi
bangunan pengolahan/penampungan pada saat pengujian, termasuk memperbaiki kebocoran
dan segala kerusakan yang mungkin timbul.
11.4. Uji coba (Trial Run)
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukkan dalam penawaran biaya untuk uji
coba (trial&running) masing-masing bangunan dan peralatan. Penawaran biaya untuk
pelaksanaan uji coba meliputi daya listrik, bahan bakar, bahan kimia, dan lainnya yang
diperlukan dan digunakan untuk mencapai hasil konstruksi dan hasil kinerja proses sesuai
standar/mutu/kualitas produksi air olahan yang telah ditentukan dan sesuai dengan dengan
kapasitas desain.

Sebelum melaksanakan uji coba masing-masing bangunan, Penyedia Barang/Jasa wajib


menyampaikan kepada Direksi dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi untuk
dapat bersama-sama menyaksikan proses uji coba tersebut. Penyedia Barang/Jasa wajib
menyediakan segala material dan peralatan yang diperlukan untuk uji coba tersebut, antara
lain (dan tidak terbatas pada) Sambungan Listrik PLN, Genset dengan bahan bakar dan
pelumas, sumber air bersih, bahan kimia alum, soda abu, dan klor, lampu penerangan, pompa
portable, compressor, dsb. Uji coba dapat dilaksanakan apabila segala material dan
peralatan yang diperlukan telah disiapkan di lokasi pekerjaan.

Uji coba setiap bangunan meliputi uji coba kelengkapan bangunan dan peralatan, uji coba
pengaliran air, uji coba kebocoran, uji coba peralatan mekanikal elektrikal (pompa, valve,
listrik, genset, lampu penerangan, piranti lunak, komunikasi, dsb). Hasil uji coba yang telah
diterima oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dituangkan ke dalam Berita Acara
Hasil Uji Coba.

Catatan, koreksi, dan rekomendasi hasil pelaksanaan uji coba harus ditindaklan juti
olehPenyedia Barang/Jasa dengan segera atas biaya Penyedia Barang/Jasa. Komisioning
keseluruhan sistem hanya dapat dilaksanakan setelah uji coba masing-masing bangunan
selesai dilaksanakan dan segala catatan/koreksi/rekomendasi yang ada telah dinyatakan
diterima.
11.5. Uji Sistem (Komisioning)

Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukkan dalam penawaran biaya untuk uji sistem
secara keseluruhan (komisioning) SPAM Titab (IPA Titab Atas dan IPA Totab Bawah), meliputi
dari air baku (intake) hingga titik penyadapan air curah (tapping). Pengujian dilaksanakan

VIII - 72
selama 5x24 jam dengan kapasitas penuh (IPA Titab Atas 165 L/dt dan IPA Titab Bawah 185
L/dt) dan menghasilkan kualitas air minum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Komisioning SPAM Titab (IPA Titab Atas dan IPA Totab Bawah) dapat dilaksanakan setelah uji
coba masing-masing bangunan (trial run) telah dilaksanakan dan dinyatakan telah diterima.
Sebelum pelaksanaan komisioning, Penyedia Barang/Jasa wajib menyampaikan kepada
Pemilik Pekerjaan untuk dapat mengkoordinasikan kepada pihak-pihak terkait, antara lain
(dan tidak terbatas pada) Direktorat PAM, Pemprov Bali, Pemkab/Pemkot Terkait, Tim
Komisioning, Instansi Pengelola SPAM Titab, Instansi Pemanfaat Air (PDAM terkait), serta
pihak-pihak lain yang diperlukan. Penyedia Barang/Jasa harus mempersiapkan segala
material, peralatan, dan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan komisioning.
Komisioning dapat dilaksanakan setelah seluruh material, peralatan, dan sumber daya
siap di lokasi pekerjaan.

Pelaksanaan komisioning IPA mengacu kepada SNI 0004-2008 tentang Tata cara
commissioning instalasi pengolahan air.
11.6. Data Instalasi dan Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan IPA
Data instalasi asli (original) harus diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pemilik
Pekerjaan dalam bentuk tercetak (hardcopy), file (softcopy), dan/atau program (software)
yang meliputi sebagai berikut:

1. Desain dan diagram system kabel dan kelistrikan serta perpipaan berikut daftar
material dan peralatan
2. Desain dan diagram system instrumentasi dan control berikut daftar material dan
peralatan
3. Desain dan diagram/gambar struktur, baik baja/besi, beton, kayu, dan/atau material
lainnya
4. Buku Manual dan Data masing-masing peralatan (dari pabrikan/supplier)
5. Buku Petunjuk Mengatasi Masalah untuk semua peralatan (Troubleshooting)
6. Sertifikat, hasil pengujian, jaminan, izin-izin yang terkait dengan pelaksanaan dan
setiap material dan peralatan yang digunakan di IPA
7. System operasi, piranti lunak program, dan lainnya yang digunakan dan dipasang di
IPA

Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus dibuat dengan
rinci, jelas dan dilengkapi dengan skematik/ gambar-gambar yang mudah dipahami, dalam
bahasa Indonesia. Buku-buku tersebut terdiri dari:

VIII - 73
1. Buku referensi nama, kode, dan lokasi setiap peralatan dan perlengkapan di IPA yang
dilengkapi dengan gambar lokasi
2. Buku Manual Sistem operasi IPA secara keseluruhan (Operation Manual)
3. Buku Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lokasi IPA (Health and Safety Work
and Environment)
4. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Perawatan untuk semua Peralatan (Maintenance)

Penyedia Barang/Jasa dapat memegang salinan dari data/dokumen tersebut di atas untuk
memenuhi kelengkapan administrasi. Penggunaan data/dokumen tersebut di atas untuk
keperluan lain harus dengan seizin Pemilik Pekerjaan.

VII – D. PEKERJAAN PERPIPAAN


PASAL – 1. Pengadaan Pipa dan Perlengkapannya
Semua material yang ditawarkan diupayakan menggunakan produksi dalam negeri dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI). Apabila belum ada SNI untuk produk/material tersebut
dan/atau belum diproduksi di dalam negeri, maka yang produk/material yang ditawarkan
dapat menggunakan standar internasional lain atau sesuai dengan standar negara produsennya,
dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
ditetapkan dalam dokumen lelang ini, misalnya:

 AWWA - American Water Works Association


 ASTM - American Society for Testing and Materials
 ANSI - American National Standard Institute.
 BS - British Standard
 DIN - Deutsche Industrie Norm
 ISO - International for Standardization Organization
 JIS - Japanese Industrial Standard
 KS - Korea Standard

Semua material yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas atau bukan
barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) atau Certificate of
Manufacture (COM) dari pabrik. Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat
jaminan dari pabrikan/supplier minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan (PHO). Di

VIII - 74
dalam pemasangan pipa, pihak pabrik/supplier wajib melakukan supervisi/asistensi kepada
Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan pipa.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting/aksesoris
(mur, baut, gasket, material penyambung dan lainnya) sebagaimana diperlukan sesuai dengan
yang tertera di dalam Daftar Kuantitas dan/atau di dalam gambar rencana. Semua semua pipa
dan fitting/aksesoris harus sesuai dengan untuk pemakaian di

daerah tropis pantai, beriklim lembab dan bersuhu udara sekitar 20-40°C, temperatur air
yang mengalir antara 15-35°C dan pH antara 5 sampai dengan 9.

Material pipa yang ditawarkan dapat berlainan sesuai dengan alternatif material pipa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini. Untuk material pipa lain yang ditawarkan disyaratkan
bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai spesifikasi dan kualitas secara keseluruhan
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini atau
yang lebih baik. Pengajuan alternatif material pipa lain harus didukung dengan kajian teknis
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi.
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit
yang disuplai sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana
diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan
tersebut sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus
diizinkan untuk melakukan inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan
pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.

PASAL – 2. Pengadaan Pipa PVC


Pipa PVC harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk saluran air minum serta
SNI 06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar
bangunan. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan
Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Pipa dan fitting PVC yang disediakan
harus memiliki penandaan yang sesuai dengan SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa
PVC Bertekanan Diamater 110-315 mm untuk Air Minum. Penyedia Jasa Pengadaan juga
harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di
pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.

VIII - 75
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kgf/cm2 atau setara Pipa PVC
seri S-10 (sesuai SNI 06-0084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian
minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Barang/Jasa Pengadaan harus menyertakan
tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.

Material yang digunakan adalah yang memenuhi standar dengan panjang efektif tidak lebih
dari 6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk
penggunaan di Indonesia, serta memenuhi SNI.

Setiap pipa dan fitting harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan
diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan merek dagang (sesuai SNI 03-6419-
2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315 mm untuk Air Minum). Bila
dianggap perlu, atas permintaan Direksi harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja
pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Penyedia Barang/Jasa. Jumlah
pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi. Apabila
ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai/tidak memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan, maka Penyedia Barang/Jasa wajib mengganti dengan pipa dan/atau fitting
yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan.

1.1. Referensi
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah:
 SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Jangka Sorong.
 SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Hidrostatik.
 SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air
Minum.
 SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC untuk
Air Minum
 SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum
 SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Uji Tungku
 SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Metilen Khlorida

VIII - 76
 SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum
dengan THF
 SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Pita Meter
 SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan
Sistem Drainase di dalam tanah.
 SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm
untuk Air Bersih.
 SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
 SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315 mm
untuk Air Minum
 RSNI T-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa PVC
untuk Penyediaan Air Minum.

1. Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), kelas pipa yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal minimal 100 kgf/cm2 setara seri S-10)
menurut standard SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter. Ketebalan
minimum dinding pipa dan diameter luar mengikuti tabel berikut:

Tabel 12.10 Diameter luar dan ketebalan dinding pipa polyvinyl chloride
(pvc) seri S-10
Rata-rata Diamter Luar Tebal Dinding Nominal
(mm) (mm)
63 2,4
75 3,6
90 4,3
110 5,3
140 6,0
160 7,7
200 9,6
250 11,9
315 15,0
355 16,9

VIII - 77
400 19,1
450 21,5
500 23,9
560 26,7
630 30,0

2. Sambungan
a) Push On Rubber Ring Joint

Kecuali ditentukan lain maka sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain
dibevel dengan sudut kurang lebih 15°. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk
pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.
b) Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa PVC
dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.

c) Ring Karet dan Gasket


Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyambungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk sambungan
flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain yang tepat untuk pipa
air minum.

d) Sambungan Solvent Cement

Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40mm dan lebih kecil dapat
disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan standar pabrik.

Bila digunakan sambungan solvent cement ini, Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan
imbuhan 10%. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan

memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50 oC tanpa mengganggu kekedapan
pipa terhadap air.

e) Adaptor

VIII - 78
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange pada
satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan mekanikal
maupun push-on.

f) Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak disebutkan
 SNI
dalam 07-0068-1987
Volume Pekerjaan (Bill Pipa Baja untukmaka
of Quantity) konstruksi
sistemumum, mutu dan
sambungan cara uji.
menggunakan
sistem
 SNIrubber ring joint. Semua fitting
0039-1987 direncanakan
Pipa Baja mempunyai tekanan kerja 1,23MPa
Bergalvanis
 SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
(12.5kg/cm2). Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection
 SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
molded atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan
 SNI 07-1338-1989 Baja dengan
karbon tempa.
karakteristik dan kekuatan yang sama pipa yang disambung.
 SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang
 SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi
ductile (Ductile Cast Iron). Bellyang
andkelabu.
Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai
flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pad
 SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,
ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung -
penyambung.
ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange.
 SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen,
 SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
yaitu SNI
coal07-2196-1991
tar atau aspheltic base, yang pipa,
Flensa mempunyai
toleransiketebalan
dimensi. kering tidak kurang dari
0,3mm.
 SNIPermukaan dalam dari fitting
07-3080-1991 tersebut
Pipa spigot danharus dilapisi
socket epoxy
dari besi ataumodular
tuang coal taruntuk
epoxy
jaringan
yang dipakai untuk lining harus pipa bertekanan,
dari bahan yang tepatbagian
untuk 2.pipa air minum dan
dilengkapi sertifikasi dari instansiPersyaratan
 SNI 07-3025-1992 yang berwenang
las- (public healthUmum,
Ketentuan authorities). Baut dan
Persyaratan
servis dan
mur yang akan dipakai untuk flange untuksambungan
sambunganmekanikal
las. harus dari baja yang
 SNI 07-3026-1992
digalvanis. Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu
struktur las.

PASAL – SNI 07-3027-1992


3. Pengadaan Faktor-faktor
Pipa Baja Dan yang harus di pertimbangkan dalam
Perlengkapannya
penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai
Semua pipa dan alat penyambungcara
harusutama
didisain untuk menerima tekanan kerja minimum
pabrikasi.
sebesar 200 meter kolom air atau (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
 SNI 19-3993-1995 Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja las busur
1.1. Referensi listrik
SNI
Standar lain 07-3073-1992
yang digunakan adalah: Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
 SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam
dan luar pada pelapisan air dari baja

 SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las
tumpu.
 SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe

 ISO 7/1Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made on The


Threads VIII - 79
 ISO 1461 Dip Galvanzing Guilding Principles
Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on
Fabricated Ferrous Products Requirments
VIII - 80
 ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel
Plates, Shapes and Bars

ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural
 AWWA C 200 Quality
Steel Water Pipi 6 Inches and Larger

 AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel


Water Pipelines Enamel and Tape Hot Applied

 AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel
Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
 AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
 AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and

Exterior Steel Water Pipe.


 JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
 JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
 JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
 JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
 JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
 JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

1.2. Pipa Baja dan Fitting


A. Material dan Fabrikasi
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya menggunakan
pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di pabrik, dites dan
dibersihkan.

Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :

 SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.

 SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.

 SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.

 ASTM A 283, Grade D

 ASTM A 570, Grade 33

 JIS G 3101, Class 2

VIII - 81
 JIS G 3452, SGP

 JIS G 3457, STPY

Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang
sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling
untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.

Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat
baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

B. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum dilapisi pelindung dalam
dan luar sebagai berikut :

Tabel 12.11 Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding Pipa Baja

Diameter Diameter Ketebalan


Nominal Luar Dinding
(mm)
100 (mm) Minimum
114.3 4.5
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6,0
400 406.4 6.0

C. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian

VIII - 82
luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang
dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai
dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar berikut ini :
 Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
 Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.

"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri
dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5
derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend.
Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat
potongan bend.
1.3. Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting" termasuk
"coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan
produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.

Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh Pemilik,
harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan
dipilih oleh Direksi.

A. Proteksi Bagian Luar


1. Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi coal
tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana dispesifikasikan
pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan coal tar enamel adalah
sebagai berikut ;
 Primer: Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
 Coal Tar Enamel: Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA C203.
Konstruksi dari proteksi luar sepertidiuraikan di atas h arus terdiri dari berikut ini :
a) Primer, type B yang dispesifikasikan di atas
b) Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering
2,4 mm +/- 0,8 mm.
c) Bonded asbestos felt

VIII - 83
d) Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm
minimum.
e) Bonded asbestos felt; dan
f) Satu lapisan water resistant whitewash

Lapisan pelindung digunakan ada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri dari :
 "Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan dengan

pengelasan)

 "Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve Coupling°), dan

 Petrolatum Corrosin Protective Tape S ' Nsteni" (untuk sambungan expansi)


(expansion joints).
Spesifikasi ini mencakup hanya hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat
dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
a. Head – Shrinkable Sleeve atau Sheet
Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus dilindungi dengan
"Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".

Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pekerjaan pemasangan, di bawah petunjuk


instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan
diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa oleh Pemilik, dan semua biaya bagi penugasan
Instruktur tersebut menjadi beban Penyedia Barang/Jasa.

Pemasangan "Sleeve"

Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan
sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut harus berada di
tempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah pengelasan harus
disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai, dan setiap permukaan pipa akan ditutup
dengan "sleeve" harus dihaluskan terlebih dahulu.

Pemanasan Pendahuluan Pada Pipa

VIII - 84
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu dengan pembakar (burner)
sampai kurang lebih 60 derajat, dan "wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi
daerah sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".

Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan
harus lebih besar dari 50 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"


Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui oleh Direksi. mulai dari
bagian tengah "sleeve". Udara yang berada di antara "sleeve" dan pipa, harus disingkirkan
seluruh secara perlahan dan pastil. Pengerutan akan berlanjut secara merata, sampai sifat
adhesive "sleeve" timbul.

Head – Shrinkable Sheet


Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan i) "Head-Shrinkable Sleeve". Kata
"Sleeve" harus dibaca "sheet",

Pemanasan Pendahuluan Pipa


Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus dipanaskan dahulu dengan
pembakar sampai kurang lebih 60 derajat.

Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan harus
lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus lebih dari 100 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"


Setelah melakukan 'sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus dikerutkan dengan pembakar,

secara merata, dan udara yang berada diantara -sheet" dan pipa harus disingkirkan seluruhnya
secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari "sheet".

b. Pelapisan Epoxy atau Pelapisan Coat Tar Epoxy


"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik dilindungi dengan bahan khusus. Penyedia
Barang/Jasa harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati jangan sampai merusak
ataupun menggores permukaan bahan pelapis.

Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan
pelindung "sleeve coupliiig" harus diberi lapisan kembali sebagaimana berikut ini.

VIII - 85
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy°' atau pelapisan "coal tar epoxy'', tenaga
kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Barang/Jasa harus memasukan data teknis dan contoh (sample)bahan


pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.

 Pelapisan Epoxy
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer
- Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
 Pelapisan Coal Tar Epoxy

- Satu (1) lapisan "epoxy primer',


- Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"

c. Pipa Pelindung Korosi Petrolatum

Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung korosi "petrolatum"


Bahan harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah pengawasan


instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.

Penyedia Barang/Jasa harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut
besarnya dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk
persetujuan Direksi.

Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebui, harus dilanjutkan ke bagian beton tidak
kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.

Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum" harus dibersihkan. Karat,
kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang
akan dilapisi.

Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup dengan pasta.


Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (filler) sampai permukaan rata dan halus.
Pasta tersebut dan bahan pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung
korosi "petrolatum".

Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar
cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus ditekan
dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap. Dalam hal pita yang

VIII - 86
disediakan pemilik habis, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan pita yang sama atau
setara yang disetujui Direksi atas biaya Penyedia Barang/Jasa sendiri.

2. Pemasangan di atas tanah


Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di luar/dapat
terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan pertama (first
coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini:

 Persiapan permukaan: SSPC-SP-6 atau SP-3


 Primer: Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20mikron.

Lapisan pertama: Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35
mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel
Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etching
Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive Paint, Class
1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan persetujuan
Pengguna Barang.
Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi tiga
lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan
dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
 Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35 microns.
 Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering, 25 microns.
 Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.

Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint. Class 2"
atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau yang setara.

Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika mungkin haruslah produk dari pabrik yang sama
sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah
produk terdaftar.

VIII - 87
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan
untuk pipa dan "fitting", yang mana mereka terpisah

2. Lapisan Pelindung Dalam


Semua pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus diberi lapisan dalam dari
adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai dengan AWWA C.210.
Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy atau coal tar epoxy sebagai lapisan
dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air bersih
harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan masyarakat
yang berwenang untuk penggunaan pada air minum. Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyerahkan sertifikat cat yang menjamin persyaratan untuk saluran air minum.

a. Lapisan Adukan Semen (Coment Mortar Lining)


Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar internasional
lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi dari pada standar yang telah
disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali pada
sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan harus dibiarkan
menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan lapisan harus mengikuti tabel
dibawah ini.
Tabel 12.12. Ketebalan Cement Mortar
Lining
Ketebalan Lining Toleransi untuk
( mm ) ( mm) Ujung Pipa

100 sampai 250 6 -1.6 to +3.2


300 sampai 600 8 -1.6 to +3.2

b. Sistem Lapisan Epoxy atau Coal Tar Epoxy


Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan AWWA C.210 dan
dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari sebagai berikut :
1. Sistem pelapisan dengan epoxy
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak mengandung
coal tar.

VIII - 88
2. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.

Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy
yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus memenuhi
persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai
lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400
mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
3. Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa
a. Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining yang sesuai
spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar, lebih dari
370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang
dispesifikasikan pada bagian 7.3.1. Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung
datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang pada
perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat adalah
panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.
b. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
Tabel 6.13. Lining dan coating
Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)

80 - 350 100 80 3±1

400 - 700 150 80 3±1

Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub
bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.

c. Ujung Flange

VIII - 89
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan
dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy.

d. Coating dan Lining Untuk Pipa – Pipa Khusus dan Fitting


Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitt ing khusus berikut ini
harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian 7.3.1.
Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam (Coating
dan Lining) ;
1. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap korosi pada
semua sambungan pipa dengan pengelasan di lapangan dan tertanam di dalam tanah dan
harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat shrinkable sleeve or sheet).

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai deengan
spesifikasi dan memasukkannya ke dalam Bill of Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit
ini harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perincian dari
volume bahan tersebut.

2. Selubung atau Lembaran Tahan Panas – Susut (Heat Shrinkable Sleeve or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan dalam.
Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl rubber based
adhesive.

Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :
Ketebalan Minimum Ketebalan Minimum dan
Diameter Pipa Lapisan Luar Lapisan Dalam
(mm)
(mm) (mm)

< = 350 0.6 0.6

400 0.9 0.6

450 1.2 0.6

Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut :
 Karakteristik Fisik Lapisan Luar
 Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
 Kekuatan Tarik:

VIII - 90
- circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K 6760)
- axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)
 Elongasi:
- circumferential (Min.,N/mm2) : 250 (JIS K 6760)
- axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
 Identification hardness
Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
 Dielectric Strenght
(Min., kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
 Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
 Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm2) : 40
- circumferential (Min.,N/mm2) :8

Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan


* Pada 200 derajat celcius untuk 20 menit.
Kriteria Fisik Lapisan Dalam
 Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
 Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)
 Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)
 Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)

Catatan: (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan. Penyedia barang
harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink flame.
Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum pembakaran
dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas dengan pengukur
tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar dan pengatur tekanan gas
harus juga disediakan.
f. Pengecatan Tanda (Working)
Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada bagian
tengahnya. Bahan cat tersebut harus memenuhi standar nasional/internasional yang berlaku dan
sudah disetujui oleh Direksi untuk dipergunakan.
g. Pita Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrotion Protection Tape)

VIII - 91
Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan korosi dan
harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan
kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi organik, serta pengawet organik.
Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan mengikat
adhesif, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti mikroorganisme,dan lain-
lain.

Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi dengan


pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa PVC adhesif atau
material lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Pita pembungkus harus dari pabrik yang
sama dengan pelindung korosi petrolatum.

4. Lapisan Coating
a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot fusion
bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar 150 mikron. Baut
dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special nylon coating tersebut, sehingga
ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.

b. Sarana di atas tanah


Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian luarnya dan
sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya sesuai dengan yang
ditentukan pada bagian 7.3.2.3. Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar harus
dicat dengan lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7. Semua mur dan
baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.

PASAL – 4. PENGADAAN KATUP DAN PELENGKAP SISTEM PERPIPAAN


Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan katup-katup dan perlengkapan perpipaan
lainnya sebagaimana diperlukan sesuai dengan yang tertera di dalam Daftar Kuantitas,
dan/atau gambar rencana. Katup-katup dan perlengkapannya yang diadakan harus merupakan
barang baru (bukan barang bekas atau bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik
dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan yang dilengkapi dengan
Certificate of Origine (COO) dan Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik. Penyedia
Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier minimal 10
tahun. Di dalam pemasangan katup-katup dan perlengkapan perpipaan lainnya, pihak
pabrik/supplier dapat melakukan supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai

VIII - 92
dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan katup-katup dan perlengkapan
perpipaan lainnya.

Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai sesuai
kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.

Ketentuan lain yang harus diperhatikan oleh Penyedia Barang/Jasa adalah:


1. Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan
menurut standar yang disetujui.
2. Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan
huruf timbul yang dapat menunjukkan:
a. Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
b. Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
c. Tekanan kerja
d. Diameter nominal
e. Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
3. Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa atau
jenis sambungan dari sambungan ulir.
4. Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipe threads where pressure tight joint are
made in the thread”
5. Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange
dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
6. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna
Barang.
7. Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh Valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.

VIII - 93
8. Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum
jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
9. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
10. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti
gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
11. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat
dari karet sintetis.
12. Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan
kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaanharus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
13. Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain -
lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter
epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur
Pengawas.
14. Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating
dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating
setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus harus
dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
15. Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 3 (enam) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
16. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan
bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta sesuai dengan standar yang
diacu.
17. Semua material yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas
atau bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi
teknis yang ditentukan yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) atau
Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik/supplier. Penyedia Barang/Jasa wajib
melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier minimal 10 tahun.
18. Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi,

VIII - 94
bilamana diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk
pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia
Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk
menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.

4.1. Gate Valve


a. Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
b. Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liquids” (AWWA
C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya dan
didesain khusus untuk tekanan kerja.
c. Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T
(Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang seukuran.
d. Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface box/street cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
e. Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
f. Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
g. Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
h. Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge
gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal mounting).
Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang mempunyai
diameter fidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
i. Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak
boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari asbes
atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari hemp atau
jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas persetujuan
Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling
sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian
dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
j. Stem terbuat dari perunggu alau stainless steel.

VIII - 95
k. Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
l. Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus
disertakan pada surface box tersebut dan diberi tanda tercetak pada bagian atasnya
dengan informasi penamaan dan kode valve. Tanda yang tercetak harus permanen,
tahan terhadap cuaca dan pengaruh lainnya serta mudah diidentifikasikan.
m. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.
n. Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
4.2. Gate Valve Perunggu (Bronze)
a. Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau

ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98Mpa (10.0kg/cm 2).
Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
b. Valve dengan ukuran 80mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji),
skrup dalam dan tangkai pengungkit.
c. Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,

kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm 2 (20
kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari
kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang

mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm 2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus
terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.
4.3. Katup Udara (Air Release Valve)
i. Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai
berikut :
 Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
 Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
 Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
 Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
 Aman terhadap vakum
ii. Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan
pada uraian pekerjaan.

VIII - 96
iii. Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung
dariebonit,stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
iv. Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
v. Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
vi. Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
vii. Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah
untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan spesifikasi
sebagai berikut:
 Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber seal, disc,
valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti 'Standards for
Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504) atau standard
Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi kualitasnya dari yang
disebutkan.
 Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
 Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
 Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
 Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat
mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak mengakibatkan
piringan berpindah dari tempatnya semula.
 Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup rapat)
sama dengan rate tekanan pada pipa.
 Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
 Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for Grey
Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM Designation A
126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.

Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung pada ukuran
pipa yang dipasang.

VIII - 97
Tabel 6.16. Tipe Air
Valve

Ukuran Pipa Diameter Nominal Air Valve


Tipe Air Valve
(mm) (mm)
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice kecil / 25 mm dan lebih kecil
tunggal

350 dan lebih besar Tipe dengan dua 75 mm dan lebih besar
Orifice atau kombinasi

Tipe air valve adalah sebagai berikut:


1. Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis yang akan
mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.

2. Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi


Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan secara
otomatis, sehingga akan:
a) Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan
menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
b) Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi tekanan rendah,
mengisi badan valve selama operasi pengisian.
c) Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi, dan
d) Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh dalam pipa.
4.4. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball valve.
Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan unluk

tekanan kerja sebesar 0.98Mpa (10.0 kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve
harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan
valve dan bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dil apangan tanpa menggunakan alat
khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing
stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa
pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile cast iron pada
tiap operasi.
4.5. Plug Valve

VIII - 98
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan badan
valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan
chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi
dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.

Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple Buna - N Packing Rings. Pada
saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan
bagian valve.
4.6. Check Valve
1. Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve / KIep
Tabok dengan sambungan flange.
2. Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank -flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan.
3. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya diameter, tekanan
kerja, dan arah aliran air.
4. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
5. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang berkualitas baik.
6. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
7. Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus
mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan
khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
8. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal dengan
aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran bersih (a
net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
4.8.Sambungan Fleksible dan Kopling
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum

sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm2) kecuali ditentukan lain.

Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut:

 AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe


 JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
 JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service

VIII - 99
 JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
 JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
 JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
 JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
 JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service

5. Sambungan Fleksible Mekanikal


Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gaya
- gaya yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan gaya -
gaya lain pada jalur pipa. Sambungan mekanikal fleksibel yang akan dipasang harus
diusulkan untuk disetujui oleh Direksi.

Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi


kondisi operasi sebagai berikut :
1. Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat jenis 2.0

ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20ton.


2. Lendutan geser minimum sebesar 100mm.
3. Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini:
Diameter Panjang Maksimum Minimum Ekspansi Minimum Kontraksi
Nominal Peletakan yang diizinkan Yang diizinkan
(mm) (mm) (mm) (mm)

300 to 400 1600 230 80


500 & 600 1700 270 80

Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring
karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta ujung
flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja yang
mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101
Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502 class
2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus da ri styrene
butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi
primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung

VIII - 100
dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini.
Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau
sistem coal tar epoxy.
4.9. Sleeve Coupling
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung pipa
pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan mur baut
untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi sesuai dengan
AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan Pengguna
Barang.
A. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang digunakan
dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast iron (besi tuang)
yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari persyaratan di bawah ini.

 Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
 Ductile Iron

ASTM A 536 Grade 65-45-12


JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12

 Melleable Cast Iron

ASTM A 47 Grade 32510 or 35018.


JIS G 5702 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t
Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini:
Tabel 12.17. Panjang Center Sleeve
Diameter Nominal Panjang Minimum Center Sleeve
(mm) (mm)
12. 5 - 50 89
65 - 250 102

VIII - 101
30 0 - 4 50 127

B. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau
ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan.

C. End Rings / Ring Ujung


End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang (malleable cast
iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
 Carbon Steel

ASTM A 576 Grade 1020


JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36

D. Mur dan Baut


Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
persyaratan dari JIS G B101 Class 2.

4.10. Special Sleeve Couplings


Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos dari
berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti diberikan
dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket serta
mur dan baut untuk pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut:

Diameter Nominal Range Diameter Luar (mm) Dan Toleransinya


(mm) (°I°) Min - max
50 6 0 . 2 ± 1 . 0 - 6 3 . 0+
80 0.6
100 88.9 ± 1.0 - 98.0 + 2,2
150 11 0. 0± 0. 6 - 1 18. 0+
200 1. 7
1 6 0. 0± 0. 6 - 1 7 0. 0+

Center sleeve dan end ring harus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang bisa
ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS 6681 Grade

VIII - 102
B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur dan baut harus dibuat dari
carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di vulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau
ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan. Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari
persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar
150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan galvanis
ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 70 mikron.
4.11. Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga agar
bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang dispesifikasikan
untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak boleh kurang dari 50
megohms sebelum dan sesudah pekerjaan pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang
diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci logam.

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan


kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insulasi.

PASAL – 5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan


pipa, penyambungan, dan pengembalian kondisi dengan cara yang memuaskan Direksi sesuai
dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja. Penyedia
Barang/Jasa wajib meminta supervisi dan/atau asistensi dari Pabrikan/Supplier pipa dan
fitting/aksesoris agar segala ketentuan yang dipersyaratkan demi berlakunya jaminan
produk yang dipasang tetap diterima sesuai dengan masa laku jaminan.

Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan, penurunan,

VIII - 103
pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pekerjaan. Kerusakan pada bahan
pipa yang akibat ketidaksesuaian penanganan pada hal-hal disebutkan di atas harus
diperbaiki/diganti hingga memuaskan direksi atas beban biaya Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Barang/Jasa juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan
oleh pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.

Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.

Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal perkakas dan
peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, Penyedia Barang/Jasa harus memberi
kompensasi kepada pemilik.

Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada
gambar rencana untuk memasang:
a. Sistem perpipaan distribusi air bersih untuk gedung/bangunan tertentu.
b. Sistem pembuangan air kotor dan drainase
c. Pelengkap perpipaan
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan pemasangan
seluruh sistem perpipaan sampai pada pengetesan/pengujian sehingga semua sistem bekerja
dengan baik, aman, tanpa kebocoran sesuai dengan rencana.

a. Material
Semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).

b. Pipa-Pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan Acuan Normatif dan Standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).

Material-material pelengkap seperti wastafel, urinoir, water closet, dan sebagainya harus
disesuaikan dengan gambar. Apabila tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua perlengkapan
tersebut harus dari jenis/kualitas-1 dan merek yang disetujui. Semua unit perlengkapan tersebut
harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku dan kuat yang dikerjakan oleh
tenaga-tenaga yang ahli.

VIII - 104
d. Penyesuaian Dengan Peraturan Yang Ada
Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Acuan
Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Atau apabila
tidak ada maka harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bawah pengawasan
seorang seorang Ahli yang berpengalaman, sesuai prosedur pabrikan.

e. Klem dan Pendukung


Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih dari 2,5m
untuk yang berdiameter 100mm atau lebih besar, dan 2m untuk yang berdiameter kurang
dari 100mm.

f. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti
tersebut dibawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus
2. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang lebih
pendek daripada panjang pipa.
3. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata dan
material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari batu
besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4. Pemasangan pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk menjamin
lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan air kotor dan juga untuk
memudahkan pengontrolan dari sistem.
5. Ujung-ujung pipa yang terbuka harus ditutup selama jangka waktu pelaksanaan untuk
menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan masuk ke dalam pipa.
6. Test tekan (uji kebocoran) yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat
bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
7. Semua pipa harus diberi warna tertentu sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan
arahan Direksi/Pengawas, guna membedakan dengan pipa-pipa instalasi lainnya.

PASAL – 6. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA


a. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan
bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan
cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian, penggelontoran

VIII - 105
(flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi
teknis ini.

Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai
dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di Indonesia dan
menurut perintah direksi.

Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah
sekitarnya disimpan oleh pemilik dan Penyedia Barang/Jasa akan diizinkan dan
menelitinya di kantor proyek.

Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang digunakan,
menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur dalam SNI, standar
yang digunakan merujuk kepada:

AISI : American Iron and Steel Institute


ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA: American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of water supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia

b. Trase dan Elevasi Pipa


i Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan di bawah ini.

VIII - 106
Penyedia Barang/Jasa harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut pada
musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh tersebut,
Penyedia Barang/Jasa harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan
dan berada di bawah pengarahan direksi.

Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut:


1) Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut. Survey
ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa. Penyedia Barang/Jasa harus
memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang atau direksi, karena trase
mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.
2) Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding,
pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus dilaksanakan
sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan
untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.

ii Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa


Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi (ketinggian)
jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase tersebut dilapangan. Penyedia
Barang/Jasa harus membayar sejumlah biaya untuk pemeriksaan dan pematokan tersebut
kepada instansi yang berwenang.

iii Tanggung Jawab


Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk
diletakkan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan fitting,
valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini, Penyedia
Barang/Jasa harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas biaya Penyedia
Barang/Jasa sendiri.

iv Penyimpangan Akibat Bangunan Lain


Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik berhak
untuk merubah rencana tersebut.
Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan
volume pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Barang/Jasa, maka perubahan volume

VIII - 107
pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal
tersebut dalam persyaratan umum.

v Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan
dalam gambar dan spesifikasi.

3) Pembersihan dan Pengupasan


Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurugan.

Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,


perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu disingkirkan
secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan digali.

Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh Penyedia Barang/Jasa
tanpa persetujuan direksi.

Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan
dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh Penyedia Barang/Jasa dengan cara yang baik, kecuali
bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.

Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya
akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.

4) Pengeringan (Dewatering)
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan
pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian
pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika Penyedia Barang/Jasa memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.

VIII - 108
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.

5) Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (Sub Surface) dan Lubang


Pengujian (Test Pit)
Penyedia Barang/Jasa harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga
lokasi tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila
pecah atau rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pencarian
tersebut atas biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.
Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, Penyedia
Barang/Jasa harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh direksi. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lubang
pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang
diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut. Lubang
pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di depan jalur
pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

PASAL – 7. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI


PERMUKAAN
Dalam bagian ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan, tenaga kerja,
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang
baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran;
penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali; pemilihan bahan untuk
pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan; peralatan, pemindahan pagar
dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian
(test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta
benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua peralatan kerja sesuai dengan
dokumen kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh direksi

i. Penggalian Permukaan dan Perbaikan

VIII - 109
Sebelum penggalian, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang
nantinya mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan. Dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik. Setelah
perbaikan kembali, Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa secara bulanan cekungan yang
terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus diperbaiki sampai
pada ketinggian semula.
a. Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua
benda pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak
belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur pipa, untuk
perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.

Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan menuntut
penebangan pohon untuk pemasangan pipa, Penyedia Barang/Jasanya sebelumnya harus
mendapatkan izin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang memeliharanya dan
melaporkannya pada direksi.

Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri.

b. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari bahan
galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman terpadatkan yang
sama dengan kondisi semula.

Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak
karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan.

Bilamana karena pekerjaan Penyedia Barang/Jasa, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan
memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.

VIII - 110
c. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila dalam
gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi mengizinkan dapat
dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakkan diatas tanah berbatu tersebut.

d. Daerah Persawahan / Perkebunan


Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, Penyedia Barang/Jasa
sebelumnya harus mendapatkan izin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi),
harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi
tersebut.

e. Jalan Batu dan Bahu Jalan


Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus diganti
dengan batu sebaimana telah ditentukan.

f. Jalan Yang Diperkeras


Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.

g. Jalur Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki harus diganti sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar.

h. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan


Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama sedemikian
pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua pemotongan beton harus
pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu digunakan alat pemotong.

ii. Penggalian
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam
gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.

Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak
sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

VIII - 111
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara semua
pendukung dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua
pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan
air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber
yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun
kepemilikan yang berada didekatnya.

Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan,
membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan
lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang ada
disekitarnya.

a. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada


Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di
dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, Penyedia Barang/Jasa harus
melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan, atau
menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.

Lebih lanjut Penyedia Barang/Jasa harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan
adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah terganggu
selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.

b. Penggalian Tanpa Izin


Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang
ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa izin harus
diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diizinkan tersebut


memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.

c. Galian Terbuka
1. Umum

VIII - 112
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan kedalaman
yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa sebagaimana
yang diizinkan oleh direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama
pekerjaan agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.

2. Lebar Galian Terbuka


Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang telah
ditentukan.

Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun
penanganan khusus lainnya.

3. Lubang galian untuk penyambungan


Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.

4. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diizinkan
direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan perletakan
pipa terakhir.

Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan


dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi
dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus
lalu lintas kendaraan.

5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa


Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus dan
seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada setiap titik
diantara lubang galian sambungan.

Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman
yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan.

VIII - 113
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan
tangan (manual).

Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar memberikan
jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting untuk pipa
dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan
diameter lebih besar 600 mm.

6. Penggalian Tanah Yang Kondisinya Buruk


Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang baik
seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan tersebut
harus disingkirkan, Penyedia Barang/Jasa harus menggali dan menyingkirkan bahan
tersebut.

7. Penopangan dan Penurapan


Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak
gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan dan
bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas atau
yang diperintahkan oleh direksi.

Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika
terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang
penopang dan turap, Penyedia Barang/Jasa harus memberi tahu lokasi galian dengan turap
dan penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari
direksi.

Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan sepanjang
jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan penopangan.

Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati- hati
tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada, atau
kepemilikan yang berada didekatnya.

Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali
dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat ya ng sesuai
dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.

Direksi dapat memerintahkan Penyedia Barang/Jasa secara tertulis setiap saat selama
pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk

VIII - 114
ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan
kepemilikan.

Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain ditinggalkan/
dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di fihak direksi
untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan hak seperti itu
tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa terhadap kerusakan yang terjadi
pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan
sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau
bergeraknya tanah.

8. Penimbunan Bahan Galian


Penyedia Barang/Jasa harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga
tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan nasional. Bahan hasil
galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat menggunakan kotak penampung
tanah galian agar tidak menghambat arus lalu lintas.

Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan
cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.

Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, Penyedia Barang/Jasa harus


mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.

iii. Urugan
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua ba han untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan tidak
boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.

Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana
ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa
terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.

A. Bahan Urugan
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk urugan
ditentukan sebagai berikut :

VIII - 115
B. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam
bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak
atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).

C. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga sedang,
tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan lainnya yang
menurut pendapat direksi dapat ditolak.

Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan
keseluruhan.

D. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang kuat
berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak mengandung batu
besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.

Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau bahan
yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.

E. Urugan Pada Galian Lapisan Atas


Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.
Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan ketebalan
tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui
direksi pada kepadatan kering maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti pasir
pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh direksi.

Urugan di Bawah Pipa


Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui, dengan tenaga
manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, diletakan secara berlapis
dengan ketebalan tidak lebih dari 15cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat pada
ketebalan kering maksimum 95%.

VIII - 116
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing -masing
sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.

Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam ”Urugan
Sampai Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.

Urugan di Atas Pipa


Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10cm diatas pipa baja
(steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara mekanis lainnya
yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar rencana, dan
ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95%.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak
merusak pipa.

Urugan Sampai Permukaan


Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug dengan
peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan ketebalan
tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan tongkat pemadat untuk mencegah
amblasnya permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.

Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak merusak
pipa.

iv. Pengujian Kepadatan di Lapangan


Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam ASTM
D-1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard
compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas
zona pipa.

v. Perlindungan Terhadap Lereng Sungai, Saluran dan Selokan

VIII - 117
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng dengan
menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah
runtuhnya kemiringan tersebut.

Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki
kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN”. Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu
hingga ke dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk
topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung
dilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.

Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.

Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.

Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan


batu untuk persetujuan direksi.

Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.

Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang dipe
rlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

PASAL – 8. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL)


Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik . Penopang
pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun bahan penopang tidak
diperlihatkan dalam gambar kerja.

VIII - 118
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran di sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi
selama pemasangan pipa dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada
setiap akhir hari kerja.

Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyemen akhir
harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.

Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda secara
permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.

Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.

Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan di
dalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
”coupling”.

Jika Penyedia Barang/Jasa mengusulkan menggunakan ”Heat – shinkable sleeves” untuk


lapisan pelindung sambungan daripada ”Heat – shinkable sleeves”, ”sleeves” tersebut
perlu dipasang pada pipa sebelum diletakkan.

Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk ”Heat
– shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.

A. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan perkakas dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa, fitting, dan valve harus diturunkan secara hati-hati ke dalam galian
satu persatu dengan batasan diameter memakai “crane”, derek, tali, atau dengan
mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai dan dengan cara sedemikian
rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective

VIII - 119
coating) serta lapisan pelindung dalam (Lining). Barang-barang tersebut sama sekali
tidak diperkenankan dijatuhkan dan/atau dilemparkan ke dalam galian. Jika
kerusakan terjadi pada pipa, valve dan/atau perlengkapan lainnya pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan
pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.

Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.

Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh
direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya
untuk diganti dengan yang baik.

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.

Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.

Selama berlangsungnya peletakan tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,


ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.

Setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa
dipasang dan ditempatkan pada jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan dan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan
dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.

VIII - 120
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.

5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau untuk tujuan
lainnya harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai serta dengan cara yang
rapih dan baik tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya. Ujung pipa harus halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.

Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.

Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot yang dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada Penyedia Barang/Jasa dari Direksi.

B. Penyambungan Dengan Pengelasan di Lapangan


1. Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu
pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini:
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan
Bila pengelasan dilakukan di dalam galian maka galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan dengan benar sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan di
atas permukaan tanah, serta cara peletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

VIII - 121
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam Bagian sebelumnya PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA
PENGELASAN DI LAPANGAN atau dengan cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan
las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double- welded
butt joint) sesuai yang ditentukan.

2. Juru Las
Penyedia Barang/Jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las
yang diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan serta memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.

Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5% untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).

Mesin las harus menggunakan mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding
Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bevel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur
tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan
diameter 700 mm dan yang lebih kecil dari pada permukaan dalam (interior) untuk
pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.

Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt

VIII - 122
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).

Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.

“Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan.

Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.

Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus memperhatikan


keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak
boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa
perlindungan atau persetujuan dari Direksi.

Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.

C. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan


1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan
dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan pemnembus dengan perwarna (dye
penetrant test).

Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang


memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.

Penyedia Barang/Jasa harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa


yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala
pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.

VIII - 123
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.

Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.

Penyedia Barang/Jasa harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang


bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan
pengelasan.

Penyedia Barang/Jasa harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil


pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi.
Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya;
yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy kepada
Direksi.

2. Pemeriksaan Secara Amatan (Visual Inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia
Barang/Jasa harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.

 Adanya lubang (pit) dipermukaan


 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
 Adanya tumpang tindih (overlap)
 Adanya penguatan berlebihan
Ketebalan Maximum
Dinding Reinforcement
12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dari 12,7 4,8


 Butiran yang tidak merata (uneven beads), dan
 Adanya kerusakan akibat nyala (flare strike)

3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan
harus memenuhi rekomendasi pabrik.

VIII - 124
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Penyedia Barang/Jasa sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Penyedia Barang/Jasa dapat diterima atas dasar pengujian yang
diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen

PASAL – 9. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA POLY VINYL CHLORIDE


A. Umum
Singkatan ”PVC” yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti poly vinil cloride.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, ”valve dan Fitting” Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

B. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa bagi keamanan dan kelancaran
pekerjaan.
Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi.
Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau
sesudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari
retakan dan kerusakan.

VIII - 125
Ujung ”Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak
selama penanganannya. Pipa atau ”Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh Direksi.

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus dsing kirkan dari
”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa
dipasang bagian dalam ”bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari
lemak Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang
telah terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran.
Tindakan pencegahan harus berupa penggunaan kain pembersih selama pemasangan
dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.

4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadual
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke
posisinya alinyemen dan gradien akhir harus dicek dengan peralatan survey.

Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak
boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan
kedalam pipa.

Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan
ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang
benar.

Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan


merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.

Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.

Khususnya pada musim hujan, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan tindakan


untuk mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke
pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung

VIII - 126
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.

Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong serong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama dengan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai denga
rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat
diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
C. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Chloride
Jenis sambungan pipa yang dipakai dalam proyek adalah sebagai berikut :
1. ”Push-On Rubbering” yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm – 300 mm
2. Sambungan ”Solvencement”, yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm – 40 mm
3. Semua bahan pelicin (lubricant) untuk sambungan ”Push-On Rubbe Ring” dan
”solvencement” untuk sambungan ”Solvencement” untuk PVC harus disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan data teknis dan contoh
untuk persetujuan untuk Direksi

PASAL – 10. KONSTRUKSI BANGUNAN PERPIPAAN KHUSUS


10.1. Pembuatan Perlintasan Pipa
A. Jembatan Pipa
1. Bahan yang digunakan
 Pipa dan accesories
 Beton
2. Spesifikasi Teknis

 Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku


 Beton, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air Nomor : SK SNI S –
36 – 1990 - 03
B. Syphon3
1. Bahan yang digunakan

 Pipa dan accesories

VIII - 127
 Beton selubung

2. Spesifikasi Teknis

 Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku


 Beton selubung, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air Nomor :
SK SNI S – 36 – 1990 – 03
10.2.Konstruksi Jembatan Pipa
A. Umum
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya
yang diperlukan, di luar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditentukan
di dalam dokumen ini.

Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan ”flexible”
dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alinyamen jembatan dan jalur pipa,
diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi
lapangan.

Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.

Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar
sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.

Penyedia Barang/Jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan
membantu Pemilik mendapatkan izin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

B. Gambar Kerja dan Jadwal


Pelaksanaan
Penyedia Barang/Jasa berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut,
harus menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan
semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan

VIII - 128
sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau, membuat
lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan
yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya, sebelum
memulai pekerjan pembangunannya.

Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambah dengan cairan desinf ektan yang sudah disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa di
bor.

Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga
air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.

Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus
dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorida yang
berlebihan.

Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum pemberi-
an desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di atas, Penyedia
Barang/Jasa harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.

Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air minum maka terlebih dahulu harus
dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan mensterilkan
pipa dari kuman-kuman patogen dengan larutan desinfektan.

C. Perancah
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan perancah yang memadai untuk melintas sungai
atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan
mengecat pipa dan melaksanakan pekerjaan pemasangan pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di
lokasi jembatan di mana pendirian pilar termasuk ke dalam pekerjaan, sehingga dapat me-
nopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan
dari pelaksanaan pancang.

D. Konstruksi Bangunan Bawah

VIII - 129
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan turap atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dalam kondisi kering
dan aman.

1. Pondasi
Penyedia Barang/Jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuha n yan g
diten tu ka n at au yan g d ip e rliha tkan d a la m ga mba r.

a. Pondasi langsung
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung
tanah di lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang
disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh d ilaku kan sebe lu m
dipero leh pe rse tujuan da ri Dire ksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm
dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana
disetujui oleh direksi.

Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian


yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas
daya dukung.

Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan
diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.

Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi
tidak sesuai untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lebih
dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana
diperintahkan Direksi.

b. Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.

VIII - 130
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.

2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Penyedia Barang/Jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".

Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 k g / c m ' ).
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantap kan ke besi tulangan
dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula
selama pengecoran beton.

E. Konstruksi
Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Penyedia Barang/Jasa harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan
ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cuku p sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua
bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja
sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran
sungai atau saluran.

F. Konstruksi Bangunan Atas


Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose
dan peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding beton untuk bangunan air.

G. Pemasangan Pipa
Penyedia Barang/Jasa harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting" dan
"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
1. Anti Lendutan (cambering)

VIII - 131
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Penyedia
Barang/Jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci
bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti
lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah
pekerjaan pemasangan pipa.

2. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)


"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin
yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan
Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.

Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk
cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.

3. Pengujian Pengecatan
a. Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.

Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam


(interior),sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat. b.
Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan


untuk pengujian radiografi hasil pengelasan. Pengujian radiografi harus
dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki pengalaman dan kualifikasi yang
cukup untuk pekerjaan penguijian.

Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang


dimilikinya untuk persetujuan Direksi. Semua pelak sanaan pengujian harus
dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya.

VIII - 132
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104
"Method of Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara
pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar
lain yang dapat diterima oleh Direksi.

Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai berikut


:
Kelas 1 2 3
Ti ngkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 tidak ada
tingkatan
Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan
kelas 2, tingkat 1 sampai 3. Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan
tingkat lain dari pada yang disebutkan di atas, Penyedia Barang/Jasa harus
mengelas dan menguji Ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang
diperoleh diterima oleh Direksi.

c. Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam


Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan dan pipa yang akan
dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan dalam
bagian ”LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN PELINDUNG
DALAM”.
H. Pekerjaan Penembusan Pipa (Pipe Driving Work)
A. Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa induk
berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameternya 600 mm atau lebih kecil,
bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus
disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, bahan, perkakas dam


peralatan, kecuali yang ditetapkan dalam Bagian Syarat Khusus dan keperluan lain guna
melaksanakan pekerjaan penembusan pipa sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dan/atau ditetapkan di sini.

Sebelum pekerjaan konstruksi, Penyedia Barang/Jasa harus menye lidiki struktur lapisan
bawah yang ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan supaya tidak
merusak fasilitas tersebut selama tahap pembangunan.

VIII - 133
Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Penyedia Barang/Jasa harus
membuat pengukuran secara mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang
ada dan muka air sumur, jika ada, dan harus melakukan penanggulangan yang memadai
terhadap penurunan ketinggian tersebut. Bilamana diketahui adanya penurunan
ketinggian, Penyedia Barang/Jasa harus segera menghentikan pekerjaan penembusan
dan hal tersebut segera pula dilaporkan ke Direksi.

Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah, peralatan


dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus diperbaiki dan/atau diperbarui
oleh Penyedia Barang/Jasa atas beban biayanya sendiri hingg a memuaskan
Direksi .

Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai
dengan butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.

Penyedia Barang/Jasa atas biayanya sendiri harus mengecek semua ukuran yang
diperlihatkan dalam gambar dengan mensurvei sendiri lokasi pekerjaan.

B. Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa diizinkan untuk
melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan
keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.

Penyedia Barang/Jasa harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup
pengujian penetrasi standar (standard - p en e tra t io n t e st ) di lubang bor.
Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari
pengeboran

tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai
banding rongga (void rat io ) dan kandungan air.

Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

C. Gambar Kerja, Perhitungan dan Data Yang Berkaitan Lainnya


Penyedia Barang/Jasa berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus
menghitung tenaga penembusan (d riving powe r) yang diperlukan. Bila memang
diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan " s o l v e n t c e m e n

VIII - 134
t " agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

D. Tanah Penutup Kedalaman


Pipa
Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan
setempat.

E. Ruang Penembus (driving pit)


Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi
pekerja untuk menurunkan, me nembuskan dan menyambung pipa secara aman dan

efisien dalam ruang, tersebut.

Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas harus
benar-benar dipenuhi oleh Penyedia Barang/Jasa.

Di dasar setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa yang
menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan. Setiap ruang
penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh pipa dan
peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:

1. Penurapan dan Penopangan


Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (St ee l se e t p i le ) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn
gambar dan sebagaimana ditentukan di sini.

Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang


dipasang sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai
pedoman pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama
pemancangan

Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang
dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan
sedemikian agar mampu mendukung tiang turap yang dipancang di sisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang
turap dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau
demikian kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.

VIII - 135
2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan
Setelah dilakukan perataan maka dilakukan pemasangan pondasi batuan pada
permukaan dasar ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh
permukaannya.

Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E
dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta
penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dengan lebar 2 meter.

Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya
dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti
ditunjukkan pada gambar.

Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan, berdasarkan pada


kebutuhan daya dorong, Penyedia Barang/Jasa harus, menghitung kekuatan tulangan
beton yang diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton
dan harus menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata-letak
tulangannya.

F. Ruang Penerima Tembusan (arriving pit)


Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Penyedia Barang/Jasa
sedemikian rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang tepat. Selain itu, di dalam ruang penerima tembusan juga harus
dapat dilakukan penyambungan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan pada gambar
setelah ujung pipa penembus diangkat.

G. Penembusan Pipa – Pipa


Penyedia Barang/Jasa harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi Pabrik
pembuatnya serta persyaratan berikut ini:

1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus
tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa
ditembuskan pada bukaan yang dibuat.

VIII - 136
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketerampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama, ruangan antara pipa dan bukaan turap harus
diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetului oleh Direksi untuk
mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.

2. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (leading pipe)


Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan pada
gambar.

Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebagai usaha


meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh permu kaan
dari ujung pipa tembus yang didorong.

3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan secara
terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara pipa
dengan tanah.

Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran


kekuatan untuk kondisi tertentu, Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini
tanpa menunda, kepada Direksi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang
sesuai.

Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendo rong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut
bekerja secara serempak.

4. Penyambungan Pipa – Pipa Penembus


Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu penyambungan,
penyambungan dengan pipa berikutnya dilakukan di dalam ruang penembus.

Penyambungan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan dari bab-bab yang


telah disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan
cara yang memuaskan Direksi.

VIII - 137
5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa
Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang
lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama
pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan pada
lapisan lindung dalam pipa.

6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa melakukan
pengukuran datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan pipa
sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.

H. Pengujian Sambungan
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa yang diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana , Penyedia Barang/Jasa harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.

Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya
hingga memuaskan Direksi.

I. Pemasangan Pipa – Pipa


Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut, sebagaimana
ditunjukkan pada gambar :
 Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung
sebagai bagian dari jalur pipa utama
 Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa -pipa lain seperti
Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang ke dalam
selubung tersebut.
1. Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron
Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukkan pada gambar. Semua
bagian pipa yang menanjak termasuk “bend” atau "fitting" harus dilindungi
dengan selimut beton bertulang dengan cara yang sama seperti blok- blok penahan
tekanan untuk "bend” vertikal.

VIII - 138
Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada butir
sebelumnya.

2. Pemasangan Pipa Baja dan PVC


a. Penyambungan

Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan pe nyambungannya di


dalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di dorong
masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai serta hati-
hati.

b. Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada
spesifikasi.

Bilamana kebocoran teijadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan biaya
sendiri hingga memenuhi syarat.

c. Perlindungan dengan beton


Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk "bend"
atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana
layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk "bend" vertikal.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya.

d. Penyelubungan dengan beton


Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa yang
dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk (kelas E) memakai
pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk beton kelas E sebesar 25 mm.

J. Pengurugan Ruang Penembus


Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang p enerima, beton penahan
desakan, bila diminta oleh Direksi, h arus dibuang dari ruang-ruang tersebut.

Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana di maksudkan


telah selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan pelindung dalam pada

VIII - 139
setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan di muka, serta Direksi menyetujui untuk
keperluan tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus mengurug ruang-ruang yang dimaksud.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga ke
dasar selubung beton.

Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan pemadat


tangan atau peralatan yang disetujui. Bagian selanjutnya, di atas timbunan pasir atau batu
pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan material terpilih sesuai
dengan persyaratan pada butir yang sesuai dengan spesifikasi ini.
11. Perletakan Pipa di Bawah Air
a. Penyelam
Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan biaya bagi penyelam-penyelam bilamana diperlukan berdasarkan instruksi
Penyedia Barang/Jasa atau Direksi.

Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalaman dan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk ”
pipe locator” (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Penyedia Barang/Jasa
harus mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.

b. Survey dan Penyelidikan


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan survey antara
lain:
1. Kedalaman sungai rata-rata.
2. Perbedaan muka air pada saat pasang.
3. Kecepatan arus sungai.
4. Penyelidikan tanah di sungai.

c. Persiapan Pekerjaan Bawah Air


Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air. Penyedia Barang/Jasa harus
mempersiapkan antara lain:
1. mengajukan usulan metoda kerja.
2. mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang.
3. Mengatur lalu lintas sungai bila ada.
4. Mengurus perizinan untuk memulai kerja kepada Direksi.

VIII - 140
d. Tegangan Tarik (Tensile Stress)
Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan
tegangan tarik maksimum yang diizinkan pada setiap tempat di dinding pipa, pada setiap
saat selama pekerjaan penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban
tanah, beban luar (eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dari 20
kg/mm2.

e. Penempatan Pipa
Urutan pelaksanaan pekeijaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah sebagai berikut :

 Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.


 Memonitor progres pekerjaan selama pengerukan
 Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile parit
 yang diinginkan telah dicapai.
 Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada parit
yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan selesai,
survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.
 Memonitor pekerjaan penempatan pipa untuk memastikan posisi perpipaan dan
penempatan head.
 Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1) untuk memastikan
posisi perpipaan.
 Bila penimbunan diperlukan, memonitor penimbunan parit kembali terutama bila
terjadi sesuatu.
 Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan
penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik.
 Bila perlu dapat dilakukan survey-survey lain atas permintaan Direksi.

f. Pengujian Setelah Penempatan Pipa


Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:
1. Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.
2. Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang pipa, tidak
lebih dari 5 persen kurang lebihnya daripada nominal internal diameter di setiap
tempat.

VIII - 141
PASAL – 11. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, katup dan perlengkapan pipa lainnya,
bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan
perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan
spesifikasi ini.

Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (permanent thrust block)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.

Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Penyedia Barang/Jasa dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan
biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test
pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang- gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan
oleh Tenaga Ahli. Seluruh pengujian wajib dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi. Apabila
diperlukan oleh Penyedia Barang/Jasa, pengujian dapat dilakukan bersama dengan wakil
dari Pabrik/Supplier untuk memastikan berlakunya jaminan produk terhadap setiap material
yang dipasang. Tidak ada atau tidak hadirnya wakil dari Pabrik/Supplier produk bukan
merupakan alasan dan/atau tidak berarti jaminan produk tidak berlaku/tidak valid.

a. Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-2549-1991. Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis
pada tekanan paling sedikit 2 (dua) kali dari tekanan nominal pipa.

b. Uji Tekan

VIII - 142
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus diuji di lapangan/lokasi dengan tekanan hidrostatis minimal 2 kali
tekanan kerja.
1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut:
1. Tidak boleh lebih kecil dari kali tekanan hidrostatis yang ditentukan

2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan

3. Paling sedikit dilaksanakan selama 4 jam

4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian

5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diizinkan
untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.

Catatan :

Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah

melebihi tekanan yang diizinkan

6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diizinkan bila batas tekanan bagian yang
diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau
katup buterfly.

2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yabg dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang
diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara
menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan
tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diizinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan
hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia
Barang/Jasa harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat
dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup

VIII - 143
cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan
disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.

4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara
cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada
saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan
diulangi sampai memuaskan pemilik.
c. Uji Kebocoran
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
i. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disupply ke dalam pipa yang baru
dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi
(0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah
dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan
tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.

ii. Kebocoran Yang Diizinkan


Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut :

SD P
L
133200

Dimana :

VIII - 144
L : Kebocoran yang diizinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge
Dalam satuan metrik :
SD P
Lm
2816

Dimana :
Lm : Kebocoran yang diizinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diizinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter
nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diizinkan dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diizinkan.
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup
iii. Penerimaan Hasil Pemasangan
Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diizinkan. Bila pada
suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan maka Penyedia Barang/Jasa harus mengidentifikasi lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan yang diperlukan sampai dengan kebocoran sesuai persyaratan yang
diizinkan, dan atas Penyedia Barang/Jasa.
Tabel 12.18. Bocoran yang diizinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa * gph †
Tekanan uji Diameter Normal Pipa
rata-rata psi
(bar) 3 4 6 8 10 12 14 16(inch)18 20 24 30 36 42 48 54
450 (31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05

 Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
† Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785

VIII - 146
4. Penggelontoran Pipa
Air untuk penggelontoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan sudah
harus diperhitungkan di dalam biaya penawaran.
Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang
pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran se lama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun
hasil uji kebocoran sebelumnya yang disebutkan di atas telah dilaksanakan dan disetujui.

5. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi,
semu a pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada
dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut
ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
a) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
b) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut dapat
dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
c) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine , berikut air bersih dan bahan kimia yang
diperlukan merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk
dalam biaya penawaran.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah
pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

VIII - 147
6. Test Pelayanan Sistem Air Bersih
Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus dites dengan tekanan hidrolis sesuai dengan
tekanan yang nantinya akan bekerja dengan kapasitas penuh sesuai rencana. Air harus
diberikan pada sistem tersebut dengan pompa tekan dan diberikan secara terus menerus selama
1 hari tanpa ada penurunan tekanan Uji. Tidak boleh ada pipa-pipa potongan ataupun
peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau ditimbun kembali tanpa ada persetujuan dari
Direksi. Sesudah selesainya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai maka untuk
mematikan kuman-kuman diberi larutan desinfektan (klor atau kaporit) yang ditentukan oleh
Direksi.

VII –E. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PASAL – 1. KETENTUAN UMUM PENGADAAN DAN PEMASANGAN


Sebelum melakukan pemesanan barang/jasa untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal,
Penyedia Barang/Jasa wajib minta persetujuan kepada Pemilik Pekerjaan dalam bentuk izin
pelaksanaan kerja ( work request) dan/atau izin pengadaan barang/jasa ( material/service
approval). Pemilik Pekerjaan dan/atau Panitia Pemeriksa Barang/Pekerjaan dapat menunda
dan/atau menolak pelaksanaan pekerjaan dan/atau pengadaan barang/jasa yang belum dan/atau
sedang dalam proses persetujuan bilamana diperlukan. Akibat dari penundaan/penolakan
hasil/proses pekerjaan yang belum mendapatkan izin merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.

Pengajuan request/ approval oleh Penyedia Barang/Jasa ditujukan kepada Pemilik Pekerjaan
dengan tembusan kepada Konsultan Pengawas. Di dalam request/approval harus
mencantumkan item pekerjaan, merek dagang, kelas/kualitas/spesifikasi, daftar dokumen
pendukung yang akan disertakan, sumber material/barang (quarry/supplier), jangka waktu

pelaksanaan, volume/jumlah, dan keterangan/penjelasan lainnya yang diperlukan.

Request/approval yang telah diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa harus segera ditelaah oleh
Konsultan Pengawas yang hasilnya harus disampaikan kepada Pemilik Pekerjaan dan
ditembuskan kepada Penyedia Barang/Jasa dalam jangka waktu paling lama 5 hari kerja sejak
tanggal pengajuan request/ approval oleh Penyedia Barang/Jasa. Pemilik Pekerjaan

VIII - 148
dapat memberikan persetujuan berdasarkan telaahan Konsultan Pengawas atau meminta
pembahasan lebih lanjut dengan pemberitahuan dalam jangka waktu paling lambat 5 hari kerja
sejak diterimanya hasil telaahan Konsultan Pengawas. Pengajuan request/ approval dari
Penyedia Barang/Jasa, penyampaian hasil telaahan, maupun persetujuan/penundaan/penolakan
request/approval oleh Pemilik Pekerjaan dapat disampaikan secara tertulis melalui surat
maupun email. Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas, dan Penyedia Barang/Jasa dapat
saling mengingatkan batas waktu terhadap kewajiban masing-masing.

Request/ approval yang telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan harus segera diproses dan
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa. Konsultan Pengawas dapat memberitahukan kepada
Pemilik Pekerjaan dengan tembusan kepada Penyedia Barang/Jasa apabila izin tersebut tidak
segera ditindaklanjuti atau akan melewati batas waktu. Pemilik Pekerjaan dapat memberikan
teguran kepada Penyedia Barang/Jasa apabila izin tersebut tidak segera dilaksanakan dalam
batas waktu yang telah ditentukan, dapat mengevaluasi ulang dan/atau mencabut izin yang
telah diberikan apabila terjadi pelanggaran, perubahan kondisi lapangan, perubahan kebijakan
umum, kondisi darurat.

Dalam hal proses pengadaan barang, Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan


pemesanan/pembuatan barang sesuai dengan approval yang telah ditelaah oleh Konsultan
Pengawass dan disetujui oleh Pemilik Pekerjaan. Apabila Penyedia Barang/Jasa melakukan
pemesanan/pembuatan barang yang belum mendapatkan persetujuan, maka resiko terhadap
perubahan, penolakan, maupun pembatalan pengadaan barang tersebut sepenuhnya merupakan
resiko Penyedia Barang/Jasa.

Sebelum dikemas dan dikirim, barang yang telah diproduksi dan/atau diuji di pabrik/lab
pengujian wajib didokumentasikan dan direkam (register) oleh pabrik/supplier/agen. Salinan
dokumen identitas barang (register), COO, COM, sertifikat hasil uji, dan/atau foto dokumentasi
bentuk fisik harus dikirim secara elektronik (email) kepada penyedia barang/jasa untuk
selanjutnya diberitahukan kepada pemilik pekerjaan dengan tembusan kepada konsultan
pengawas.

Terhadap barang yang telah diadakan, Panitia Pemeriksa Barang/Pekerjaan akan memeriksa
kelengkapan dokumen pengadaan barang tersebut dan serta meneliti kesesuaian barang
tersebut dengan persyaratan/spesifikasi yang ditentukan. Panitia Penerima Barang/Pekerjaan
berhak menolak, mengklarifikasi, menguji, dan/atau meneliti keseuaian barang yang diadakan
kepada sumber lain terkait bila dianggap perlu. Akibat dari ketidaklengkapan/ketidaksesuaian

VIII - 149
dokumen dengan barang yang diadakan sehingga barang perlu disesuaikan/diganti/ditolak
sepenuhnya merupakan resiko Penyedia Barang/Jasa. Biaya pengujian kesesuaian barang
tersebut dibebankan pada Penyedia Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk di dalam harga
satuan item barang tersebut.

Penyedia Barang/Jasa dapat mengajukan tagihan terhadap barang yang telah diadakan, telah
diperiksa dan telah diterima oleh Panitia Pemeriksa Barang/Pekerjaan meskipun belum
terpasang ( material on site). Besaran nilai pengajuan tagihan barang tersebut maksimal 25%
untuk material konstruksi khusus besi (besi tulangan dan besi baja) serta bekisting, maksimal
60% untuk barang produksi pabrikan (pompa, pipa dan fitting, instrument, dsb). Khusus untuk
barang aplikasi program ( software), tagihan material on site tidak berlaku. Perlindungan,
pemeliharaan, dan pengamanan terhadap barang yang telah ditagihkan dan dibayarkan tetap
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sampai dengan berakhirnya kontrak. Masa
laku garansi terhadap barang yang diadakan sebelum PHO tetap diperhitungkan minimal 12
bulan sejak setelah PHO. Item pembayaran pengadaan dan pemasangan suatu barang yang
terpisah tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa beserta
Pabrik/Supplier/Agen pendukungnya terhadap kesesuaian pengadaan barang dengan
pemasangannya (satu kesatuan tanggung jawab dan garansi pengadaan dan pemasangan).

PASAL -2. POMPA


Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan pompa dan menyertakan segala
perlengkapannya sebagaimana diperlukan sesuai dengan yang tertera di dalam Daftar
Kuantitas dan/atau di dalam brosur/data dukung penawaran. Pompa dan perlengkapannya
yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas atau bukan barang
rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan yang
dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) dan Certificate of Manufacture (COM) dari
pabrik. Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat jaminan dari
pabrikan/supplier minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan (PHO) dan ketersediaan
suku cadang selama minimal 5 tahun. Di dalam pemasangan pompa, pihak pabrik/supplier
wajib melakukan supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan
dan syarat dari berlakunya jaminan pompa.

Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai
sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk

VIII - 150
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.

1. Pompa Distribusi
Spesifikasi pompa distribusi adalah sebagai berikut:

a. Type : Horizontal Split Case


b. Kapasitas : 35 Ltr/det
c. Head : 170 m
d. Power motor maks. : 80 kW / 3 x 380 V / 50 Hz / 4 Pole
Panel selain sebagai sarana untuk menghidupkan dan mematikan pompa melalui tombol
manual start-stop juga harus berfungsi sebagai alat kontrol yang berupa relay, lampu
indikasi, meter penunjuk tegangan, ampere, kwh meter dan pengaman pompa dari
beban lebih, kesalahan phasa, kehilangan phasa, dry running. Spesifikasi Panel
Kontrol panel pompa distribusi adalah sebagai berikut:

a. Daya : 80 kW
b. Tegangan : 380 V, 3 phasa
c. Frekuensi : 50 Hz.
d. Metode Starting : Variable speed drive
e. Sistem : Otomatis
f. Komunikasi : Modbus/Profibus

PASAL – 3. DIESEL GENERATOR SET


Fungsi genset adalah sebagai cadangan suplai daya listrik pada saat kondisi darurat, pada
sat suplai listrik utama dari PLN terputus atau tidak stabil, dan pada saat-saat tertentu lainnya
apabila diperlukan.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan genset dan menyertakan perlengkapannya


sebagaimana diperlukan sesuai dengan yang tertera di dalam Daftar Kuantitas dan/atau di
dalam brosur/data dukung penawaran. Genset dan perlengkapannya yang diadakan harus
merupakan barang baru (bukan barang bekas atau bukan barang rekondisi), dalam
keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan yang dilengkapi
dengan Certificate of Origine (COO) dan Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik.
Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier
minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan (PHO) dan ketersediaan suku cadang selama

VIII - 151
minimal 5 tahun. Di dalam pemasangan genset, pihak pabrik/supplier wajib melakukan
supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan dan syarat dari
berlakunya jaminan genset.

Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai
sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.

Diesel generator set dari type terbuka (Open) terdiri dari:


1. Mesin penggerak dan generator dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Mesin diesel, dengan turbo charger, direct injection, pendingin air (radiator)
dan/atau udara lengkap Power Command Control (PCC);
b. Sistem ini dihidupkan dengan motor starter yang mendapat power supply dari
batere 24 Volt, dengan negative ground;
c. Putaran nominal 1.500 rpm, dengan atau tanpa beban dan Regulasi teg +/- 1%;
d. Pengkopelan antara mesin diesel dengan generator harus compartible dengan PTO
(power take over), dan exhaust port dilengkapi dengan silencer;
e. Pemasangan harus memakai vibration mounting dan harus dilengkapi dengan
Automatic Voltage Regulator (AVR), serta pondasi Genset khusus;
f. Komponen-komponen yang terhubung ke mesin genset, seperti kaki/dudukan
genset ke pondasi (skid anchor), saluran udara keluaran radiator (radiator
discharge air ducts), perpipaan pembuangan, perpipaan pendinginan, saluran
bahan bakar, dan saluran kabel harus dilengkapi dengan peralatan dan/atau
sambungan fleksibel peredam getaran dan suara
g. Kapasitas generator tidak kurang dari 500 kVA (Prime Rating), menggunakan
turbo charger; dilengkapi dengan Sistem Kontrol yang berbasis Microprosesor
(Power Comand Control), termasuk untuk proteksi mesin terhadap: Overspeed,
Pressure Oli yang rendah, Mesin over temperature engine, Underspeed/gagal
Shutdown, gagal Starter maupun Voltage Battery tidak normal (Low/High).

VIII - 152
h. Mesin diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas sebesar 10%
selama 2jam dalam setiap periode 24jam, tanpa ada gangguan mekanik dan
kenaikan temperatur yang tinggi;

2. Cerobong asap (exhaust) dan pengambilan udara (air intake) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Cerobong asap (exhaust) diupayakan ujung pengeluaran mengarah ke atas untuk
membuang asap agar segera terdispersi ke udara secara merata
b. Cerobong asap harus terlindung dari air hujan tanpa mempengaruhi pengeluaran
asap dari cerobong
c. Lokasi dan arah bukaan cerobong asap harus memiliki jarak yang aman dari
pepohonan, dari material yang mudah terbakar, dari lalu lintas dan jalur pejalan
kaki, dan dari bangunan/lokasi kegiatan manusia (operator)
d. Posisi cerobong asap harus jauh/berlawanan terhadap posisi pengambilan udara
e. (air intake)
f. Cerobong asap harus dilengkapi dengan peredam suara (exhaust silencer/muffler)
g. dengan material dari aluminium untuk mencegah korosi akibar udara pantai
h. Lubang-lubang untuk udara masuk (air intake) juga harus diberi peredam khusus
i. (silencer grill)
j. Saluran (ducting) untuk udara panas harus terbuat dari bahan plat seng tebal,
diberikan rangka yang cukup, serta lapisan untuk meredam getaran mesin dan
udara.

3. Perlengkapan standar untuk generator set:


a. Satu set batere 24volt
b. Satu set tangki bahan bakar kapasitas minimal 2.000Liter
c. Satu buah buku petunjuk operasi, pemasangan dan pemeliharaan generator set
d. Water sepator pada penyaluran/saringan untuk bahan bakar yang dilengkapi
dengan dua kali spin pada element paper
e. Cadangan bahan bakar dengan kapasitas 5.000Liter untuk operasional IPA dengan
kondisi pengolahan normal pada kapasitas produksi sesuai rencana

4. Panel kontrol dan monitoring mesin harus mempunyai:


a. Satu panel untuk mati hidup switch;
b. Satu panel untuk pengukur tekanan oli;

VIII - 153
c. Satu panel untuk pengukur temperatur air;
d. Satu panel Control yang berbasis microprosesor (PCC), dalam keadaan darurat
dapat mematikan mesin, dan dapat bekerja secara otomatis bilamana temperatur
air pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran naik, dan
sebagainya;
e. Satu panel tekanan bahan bakar;
f. Satu panel ampmeter arus pengisi accu;
g. Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
h. Satu panel penunjuk putaran (tacho meter);
i. Satu set panel indikator kerja dengan dengan Lampu LED;

5. Panel generator harus mempunyai (analog ataupun digital):


a. Satu panel control yang dilengkapi dengan Sistem Kontrol dan Monitoring yang
berbasis Microprosesor (Power Command Control), termasuk sistem pengaman;
b. Satu control switch yang mengatur mode-mode RUN/OFF/AUTO;
c. Set indicator LED untuk Genset Running, Failed Start, Overspeed, Tekanan Oli
rendah, Over Temp, tidak pada Mode Auto, warna LED berbeda sesuai info;
d. Satu panel Frekuensi meter, Volt meter dengan selector switch, Watt meter;
e. Sensor 3 phase, untuk mengatur Tegangan output, status display secara digital;
f. Satu tombol, reset lampu panel dan proteksi over current pada Alternator.

A. Ruangan Genset
Ruangan Genset harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Ruangan genset harus ditempatkan pada lokasi yang bebas dari banjir atau
genangan
b. Ruangan genset terbuat dari beton cor, baik lantai, dinding maupun atap. Pintu dan
jendela ruang genset harus dibpasang dengan gasket karet
c. Pondasi untuk genset harus terpisah dari lantai dan pondasi bangunan dan disekat
dengan material yang dapat meredam getaran genset
d. Lantai ruangan genset harus dilengkapi drainase dan penampung ceceran oli atau
minyak serta permukaannya harus mudah dibersihkan
e. Ruangan genset harus cukup untuk mobilitas operator atau teknisi berikut
peralatan yang diperlukan untuk menjangkau genset dari segala sisi
f. Ruangan genset harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup

VIII - 154
g. Ruangan genset harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang sesuai
dengan jenis potensi kebakaran yang terjadi, dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Jenis APAR tabung dari bubuk kimia kering (dry powder) tipe ABC atau
bubuk kering multiguna (multipurposes) dengan kapasitas tangki minimal 9kg
sebanyak 1 unit dan cadangan APAR troli dengan kapasitas 50kg sebanyak 1
unit
ii. Jenis APAR troli dari karbondioksida (CO2) dengan kapasitas tangki
minimal 9 kg sebanyak 1 unit
iii. Alat Pemadam Kebakaran diletakkan di dekat pintu keluar, di tempat yang
strategis dan yang mudah dijangkau, diletakkan menggantung dengan
ketinggian maksimal 120cm atau diletakkan di dalam lemari yang tidak
terkunci dan dilengkapi dengan kaca pengaman
iv. Alat Pemadam Kebakaran diberi warna merah dengan panel berwarna biru
(pemadam tipe bubuk kering) di atas label petunjuk penggunaan dengan
tulisan yang mudah dibaca
v. Lokasi Alat Pemadam Kebakaran diberi tanda petunjuk arah yang mudah
terlihat
h. Bagian dalam (dinding dan langit-langit) ruangan genset harus dipasang peredam
suara rockwool dengan ketebalan minimum 2inchi (5cm), diberi lapisan
khusus yang mudah dibersihkan dan tahan terhadap percikan oli atau bahan bakar,
dan dilindungi dengan kawat jaring (kawat ayam). Suara yang keluar dari ruang
genset tidak boleh melebihi 72dB pada jarak 1 meter di luar dinding dengan
memberi peredam pada bagian dalam ruangan;

B. Sistem penyimpanan bahan bakar


Sistem penyimpanan bahan bakar harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memasang sistem penyimpanan bahan
bakar yang meliputi (dan tidak terbatas pada):
i. Tangki bahan bakar berikut perlengkapan/aksesorisnya
ii. Sistem perpipaan penyaluran bahan bakar berikut perlengkapan/aksesorisnya
iii. Sistem pengisian tangki penyimpanan bahan bakar
iv. Sistem pemantauan level/volume bahan bakar dan kebocoran
v. Saringan bahan bakar

VIII - 155
vi. Struktur, bangunan, dan prasarana pendukung lokasi tangki bahan
bakar, pengisian tangki, pengurasan tangki, dan lainnya yang diperlukan
untuk kemudahan pemasangan, operasional, dan pemeliharaan

b. Penyedia sistem penyimpanan bahan bakar harus memenuhi ketentuan sebagai


berikut:
i. Pabrik/produsen peralatan dan perlengkapan untuk pemasangan sistem
penyimpanan bahan bakar harus memiliki keahlian/spesialisasi dan pengalaman
dalam pekerjaan sejenis
ii. Pekerja yang melakukan pemasangan harus memiliki keahlian, keterampilan,
dan pengalaman dalam pekerjaan sejenis
iii. Penyedia barang/jasa harus mengusulkan rencana pengadaan dan pemasangan
sistem penyimpanan bahan bakar kepada Pengawas dan Direksi
pekerjaan sebelum pelaksanaan untuk dipertimbangkan dan disetujui

c. Penyedia Barang/Jasa harus menyusun usulan rencana dan spesifikasi sistem penyimpanan
bahan bakar yang dilengkapi dengan gambar kerja (shop drawing), skema kontrol,
diagram pengkabelan, dan data teknis lainnya yang diperlukan

d. Konstruksi tangki penyimpan bahan bakar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
i. Terbuat dari baja karbon dengan dinding ganda. Ketebalan dinding tangki dalam
minimal 6,3mm dan ketebalan dinding luar minimal 0,45mm.
ii. Ruang antara dinding dalam dan dinding luar dapat dialiri oleh cairan bahan bakar
apabila terjadi kebocoran pada dinding bagian dalam. Ruang antara harus dilengkapi
dengan pipa/selang/kaca periksa untuk mengetahui apabila terjadi kebocoran
iii. Tangki penyimpan bahan bakar harus dilengkapi dengan saluran drainase bahan bakar
dan bak penampung kebocoran atau tumpahan minyak
iv. Tangki penyimpan bahan bakar dan perlengkapannya harus dilengkapi dengan atap
pelindung (kanopi) sebagai pelindung dari panas matahari dan dari hujan
v. Struktur penopang tangki bahan bakar harus diangkur pada lantai/pondasi beton dan
cukup kuat untuk menahan tangki berikut kapasitas bahan bakar penuh
vi. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan tangga akses konstruksi baja
dengan sambungan las dan dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir
vii. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan ventilasi dengan ketinggian bukaan
minimal 30cm di atas permukaan tanah tertinggi di sekitar lokasi tangki bahan bakar

VIII - 156
viii. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan perangkat pembumian (grounding)
ix. Tangki bahan bakar harus dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir dari bahan
urethane mengkilap (gloss) warna putih untuk memudahkan pengamatan apabila terjadi
kebocoran atau tumpahan minyak. Cat dasar dan cat akhir harus tahan lama dan
tahan minyak (tidak larut)

PASAL -4. TANGKI PEMBUBUH DAN SALURAN BAHAN KIMIA


Tangki pembubuh larutan kimia harus mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Tangki pembubuh terbuat dari bahan Polyetilene (PE) atau Polypropylene (PP) yang
tahan terhadap larutan kimia, terutama alum (tawas), kalsium karbonat, feriklorida, dan
natrium hidroksida. Dimensi, kapasitas dan bentuk sesuai dengan perhitungan dan
gambar

2. Material yang digunakan harus aman untuk air minum (food


grade)

3. angki harus dicetak utuh dari pabrik dan tanpa kelim/sambungan (seamless). Tangki
yang dicetak setempat atau cetak berlapis (laminated) tidak akan diterima.

4. Tangki harus mampu dan tahan untuk menyimpan larutan kimia pada suhu dan
tekanan atmosfer (ruangan)

5. Tangki didesain untuk di pasang di atas tanah dan harus dilapisi dengan pelindung
sinar ultraviolet (UV) dan penghambat jamur dan lumut

6. Tangki dilengkapi dengan pengukur level visual (sight level gage) atau pengukur level
mengambang (float level gage) untuk mengetahui level larutan yang ada dalam tangki.
Indikator posisi muka air harus diberi garis dan tanda jumlah volume larutan yang
tersedia.

7. Tangki kimia harus diberi tanda/label pada dindingnya dengan warna kontras dan

ukuran huruf yang dapat dijelas dibaca dari jarak minimal 15m. Tanda/label harus
tidak luntur, tahan lama, dan mudah dibersihkan

8. Tanda/label yang harus dipasang pada dinding tangki bahan kimia sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai:

VIII - 157
a. Jenis cairan/larutan yang ditampung
b. Konsentrasi larutan yang ditampung
c. Kapasitas maksimum tangki
d. Simbol bahaya untuk bahan kimia sesuai European Hazard Symbols atau Standar
Jerman DIN 4844-2 atau ISO 7010
e. Nomor kode tangki

9. Penyedia harus menyuplai seluruh material, perlengkapan, peralatan, dan tena ga yang

diperlukan untuk pemasangan sistem tangki kimia dan pengaduknya

10. Penyedia harus menyampaikan kartu garansi, petunjuk penggunaan dan pemasangan,
serta data teknis lainnya

11. Penyedia Barang/Jasa harus menyusun dan menyerahkan gambar dan spesifikasi de til

sistem tangki pembubuh dan pengaduknya, termasuk kelengkapan lainnya yang terkait

12. Saluran perpipaan termasuk fitting (aksesoris) untuk larutan kimia pembubuh terbuat
dari bahan Polyetilene (PE), Polypropylene (PP), atau PVC yang tahan terhadap
larutan kimia terutama alum (tawas), kalsium karbonat, feriklorida, dan natrium
hidroksida

13. Saluran perpipaan harus diberi warna sesuai dengan jenis larutannya dan tanda/label
yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Jenis cairan/larutan kimia yang dialirkannya
b. Arah aliran
c. Nomor kode saluran pipa

PASAL -5. BORDES, TANGGA DAN JALAN INSPEKSI


Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan inspeksi untuk
operasi dan pemeliharaan. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk bordes, tangga dan
jalan inspeksi adalah:
 Unit IPA harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan inspeksi untuk
keperluan
 inspeksi maupun pemeliharaan atau perbaikan

VIII - 158
 Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus mampu menahan beban orang dan barang
sekurang-kurangnya 300kg
 Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus dilengkapi dengan pagar tangga (railing)
yang
 dapat menjamin keselamatan orang yang melaluinya
 Lebar tangga dan jalan inspeksi sekurang-kurangnya 80cm
 Beda tinggi antar anak tangga 20cm
 Lebar anak tangga sekurang-kurangnya 30cm
 Kemiringan tangga maksimal 45°
 Bordes, tangga, dan jalan inspeksi harus terbuat dari plat baja (checkered plate),
dengan ketebalan sekurang-kurangnya 3mm dan dilapisi dengan pelindung anti karat

PASAL – 6. BLOWER DAN KOMPRESOR

Adapun Persyaratan Teknis Blower Udara dan Air Compressor Pencucian, sebagai berikut:

1. Blower atau air compressor dimaksudkan untuk dapat bekerja secara effektif
selama 24 jam setiap hari dan mampu difungsikan pada tekanan tinggi serta dapat
beroperasi dalam jangka waktu yang lama.

Spesifikasi teknis Blower Udara :

Tipe : Tri Lobe Roots Blower


Kapasitas : 3.5 m3/min
Daya : 5.5 kW
Tegangan : 3 phase, 380V/50Hz
Tegangan Kerja : 0.5 – 0.8 bar

dengan ukuran/size 125 mm, serta dilengkapi safety valve.

2. Spesifikasi teknis Air Compressor :


Tipe : Belt driven compressor
Kapasitas : 1 m3/min
Daya : 7.5 kW
Tegangan : 3 phase, 380V/50Hz
Tegangan Kerja : 6 – 10 bar

3.

VIII - 159
termasuk refrigerated air dryer, liquid separator filter, particulate filter, oil removal
filter, air receiver tank 1000 lt, pressure switch, indikator tekanan atau pressure,
safety valve, air drain, dan perpipaan.

PASAL – 7. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


Lingkup Pekerjaan
Apabila tidak ditentukan lain maka pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan
material, peralatan kerja, serta tenaga kerja untuk keperluan instalasi/pemasangannya tenaga
listrik. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan setiap peralatan elektrikal
sebagaimana diperlukan sesuai dengan yang tertera di dalam Daftar Kuantitas, di dalam
gambar rencana dan/atau di dalam brosur/data dukung penawaran. Material yang
diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas atau bukan barang
rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan
yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) atau Certificate of Manufacture
(COM) dari pabrik, khususnya pada peralatan elektrikal yang diimpor. Penyedia
Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier
minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan ( PHO ) dan ketersediaan suku cadang
selama minimal 5 tahun. Di dalam pemasangan peralatan elektrikal, pihak
pabrik/supplier dapat melakukan supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan barang/produk. Pengujian quality
assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai sesuai kontrak, baik di
lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh Direksi/Pengguna
Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk di dalam
harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.

A. Ketentuan Standar
Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum, sedangkan apabila diperlukan
persyaratan khusus maka akan dibuat secara khusus pada buku ini. Semua pemasangan dari
instalasi listrik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara (SPLN), baik SNI dan SII
2. Standar-standar lain (seperti Standard IEC’76, JIS, VDE, NEMA, ANSI, ISO, dan
lainnya yang terkait) yang dapat digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan.

VIII - 160
3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Indonesia yang terakhir,
beserta perubahannya.

B. Kabel-Kabel
1. Umum
Semua tipe kabel harus dari kualitas A yang kemampuannya serta ukurannya harus sesuai
dengan yang tegangan dan arus yang direncanakan. Kabel dan insulator pelindung yang
dipasang harus memenuhi SNI 04-6629-2006 tentang Kabel berinsulasi PVC dengan
tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V. Material kabel dari kawat tembaga
(copper) atau campuran antara timah dan tembaga (high strand tinned copper). Material
insulator (jaket pelindung kabel) terbuat dari bahan PVC atau XLPE yang tahan terhadap
paparan sinar matahari (sunlight resistant) dan tahan minyak (oil resistant).

Perbedaan dari rencana, penyesuaian, dan/atau penyimpangan terhadap pengadaan dan


pemasangan kabel yang diizinkan harus memenuhi standar-standar yang ada dengan
persetujuan Direksi.

2. Pelaksanaan Instalasi (penyambungan Kabel)


Penyedia barang/jasa harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli dan jika perlu tenaga
spesialis yang khusus yang didatangkan untuk keperluan tersebut. Penyedia barang/jasa
harus minta persetujuan dulu untuk memakai tenaga-tenaga tersebut.

Terminasi kabel harus mengunakan Sepatu Kabel. Jika sambungan dengan memakai
solder maka harus dengan panas minimal 185°C yang dipakai untuk menghasilkan
sambungan yang baik. Semua sambungan tersebut kemudian dilindungi dengan
memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan standard keperluan tersebut.

3. Sakelar, stop kontak dan kotak kontak


listrik
Pemasangan sakelar harus sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana yang telah
ditentukan. Pemasangan saklar untuk instalasi dengan tegangan sampai dengan 500Volt
dan arus sampai dengan 20Ampere harus mengikuti SNI 04-6203.1-2006 tentang Saklar
untuk Instalasi Tetap Rumah Tangga dan Sejenisnya. Sedangkan untuk saklar di atas
500Volt dan di atas 20 Ampere mengikuti ketentuan dan standar nasional atau
internasional yang berlaku dan atas petunjuk Direksi.

VIII - 161
Pemasangan stop kontak dan kotak kontak listrik harus sesuai dengan spesifikasi dan
gambar rencana yang telah ditentukan. Pemasangan stop kontak dan kotak kontak listrik
dengan arus kurang dari 16Ampere harus mengikuti SNI 04-3892.1-2006 tentang Tusuk
Kontak dan Kotak Kontak untuk Keperluan Rumah Tangga dan Sejenisnya. Untuk
arus 16 Ampere ke atas maka harus mengikuti standar nasional atau internasional yang
berlaku dan sesuai petunjuk dari Direksi.

C. Sekering dan Alat Proteksi Arus Berlebih


Sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sekering dan alat proteksi arus berlebih.
Pemasangannya harus mengikuti SNI 04-6507.1-2002 tentang Electrical Accesories: Circuit
Breakers for Overcurrent Protection for Households and Similar Installations.

D. Ujung-Ujung Kabel
Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel harus dijaga dengan cara tertentu agar air jangan
sampai memasuki ujung kabel sampai sambungan yang permanen selesai dibuat.

E. Kabel-Kabel dalam Tanah


Kabel-kabel yang ditanam langsung harus dipasang dengan kedalaman minimal 70 cm
lapisan sebelah atas. Semua kabel harus diletakkan sedapat mungkin pada lapisan yang
sama. Sebelum kabel-kabel diletakkan, bagian bawah dari parit harus diratakan dan ditutup
dengan lapisan pasir padat dengan tebal 7,5cm kemudian ditutup dengan tebal lapisan yang
sama setelah kabel-kabel diletakkan dan dilindungi dengan plat beton tebal 5cm.

F. Saluran Pipa Kabel


Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Pipa yang digunakan
untuk saluran kabel harus memenuhi SNI 04-1701-1989 tentang Pipa untuk Instalasi Listrik.
Apabila tidak ditentukan pada gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan diameter
minimal 100 mm dengan tebal 2,2mm atau seperti yang ditentukan oleh Direksi. Kalau saluran
kabel dibuat dari pipa PVC maka di sekeliling pipa tersebut harus diisi dengan pasir halus
tumbuk sampai 15cm di bawah atau di sekeliling pipa. Semua kabel harus dipasang dan ditarik
melewati saluran dengan tangan. Semua pemasangan kabel harus rapi dan dipasang oleh
tukang/tenaga yang berpengalaman dan persilangan sedapat mungkin dihindari.

G. Perlindungan Kabel

VIII - 162
Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus dilindungi dengan
pipa PVC AW atau pipa galvanis yang disediakan termasuk dalam pemasangan kabel.
Cara pemasangannya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.

H. Gambar dan Catatan


Penyedia barang/jasa harus menyusun catatan yang meliputi penamaan, penomoran, dan
penggambaran diagram kabel, layout seluruh kabel ditambah potongan melintang dan lokasi
kabel secara detil. Pencatatan tersebut harus diikuti dan disesuaikan dengan penandaan kabel
dan peralatan lainnya yang terpasang di lokasi/lapangan. Catatan-catatan asli dan satu salinan
berikut gambar-gambarnya diajukan Direksi untuk disetujui.

I. Pemasangan Lampu-Lampu Penerangan


Semua pemasangan lampu penerangan harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditunjukkan
pada gambar rencana dengan memperhatikan kode-kode yang ada. Penggunaan lampu
fluoresen harus mengikuti ketentuan yang ada dalam SNI 04-3559-1999 tentang Lampu
Fluoresen Bentuk Tabung untuk Penggunaan Umum. Sedangkan penggunaan lampu swa-
balast (self-ballasted) harus mengikuti ketentuan dalam SNI 04-6504-2001 tentang Lampu
Swa- balast untuk Pelayanan Pencahayaan Umum-Persyaratan Keselamatan.

Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan seperti
pada gambar rencana baik mengenai model, kapasitas, kualitas, warna dan sebagainya. Bila
ada kekurangan mengenai hal tersebut dan terdapat ketidakjelasan terhadap apa yang
ditunjukkan pada gambar, maka bisa dimintakan persetujuan Direksi untuk menetapkannya.

PASAL -8. PENGKABELAN DAN METODE INSTALASI


Secara garis besar, system distribusi listrik untuk seluruh bangunan dan komponen
penunjang di IPA harus dilaksanakan dengan ketentuan umum sebagai berikut:
1. Perkuatan dan cadangan daya listrik harus dilakukan untuk mencegah terputusnya
aliran listrik pada beberapa peralatan tertentu guna menjamin keamanan dan
kelancaran proses pengolahan air di IPA. Peralatan yang dijamin suplai listriknya
antara lain:
a. Sebagian lampu-lampu untuk keperluan darurat
b. System server dan computer
c. System perpompaan, pengadukan, dan dosing bahan kimia

VIII - 163
d. System operasional dan keamanan instalasi lainnya rentan sesuai dengan
keperluan

2. Perkuatan dan cadangan daya listrik harus memadai dalam jangka waktu yang cukup bagi
operator untuk melakukan tindakan penyesuaian dan pencegahan resiko bahaya dan
kerusakan pada peralatan yang vital

3. System kabel dan metode instalasi harus dapat mengakomodasi system cadangan
daya listrik otomatis (automatic power back up system) dari genset apabila suplai
listrik utama dari PLN mengalami gangguan (terputus atau tidak stabil)

4. System instalasi kabel untuk peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang vital,


mempunyai fungsi utama, dan rentan terhadap stabilitas suplai listrik perlu dipisahkan
dengan system instalasi kabel untuk peralatan-peralatan dan komponen-komponen
yang bersifat menunjang, tidak berpengaruh langsung pada operasional pengolahan,
serta tidak rentan terhadap stabilitas suplai listrik

5. Peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang vital, mempunyai fungsi utama,


dan rentan terhadap stabilitas suplai listrik harus dilengkapi dengan automatic power
back up system dari genset, misalnya system pemompaan, system dosing bahan
kimia, system computer, system pengatur katup, lampu darurat, dan lainnya yang
terkait

6. Peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang bersifat menunjang, tidak


berpengaruh langsung pada proses pengolahan, dan tidak rentan terhadap stabilitas
suplai listrik tidak harus didukung oleh automatic power back up system dari genset
agar tidak memperberat beban daya genset, misalnya pengatur suhu ruangan (AC),
mesin workshop, lampu penerangan, lampu hias, dan lain sebagainya. Apabila
diperlukan, peralatan-peralatan dan komponen-komponen tersebut dapat dinyalakan
secara manual oleh personel yang berwenang

7. Automatic power back up system harus dapat beroperasi dengan segera setelah suplai
listrik utama dari PLN terputus atau tidak stabil untuk menghindari kerusakan peralatan
mekanikal dan elektrikal di IPA serta menghindari terjadinya pukulan air (water
hammer) pada system perpipaan

Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi uPVC, memenuhi ketentuan:

VIII - 164
1. Jenis kabel terdiri dari NGA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel berisolasi uPVC;
2. Shaft terbuat dari baja
3. Perlengkapan Listrik:
a. Main Switch Gear (ECI)
Terletak di power house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel genset
diatur dan dimonitor didistribusikan melalui main switch charger, dialirkan ke panel
EC2, box lampu penerangan luar, box lampu penerangan dalam dan sekaligus
untuk panel penggerak pompa air bersih.

Main swith gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under
voltage,

under frequency, theonal dan single phasing.

Resisting dilakukan dengan manual. Panel free standing.box yang berisi bus bar.
b. Panel pompa air baku (WC2)
Masing-masing terletak di intake berisi antara
lain:

 Ampere meter
 Volt meter
 Tombol untuk menjalankan pompa
 Relay non bimetal
 On/off switch
 Lampu indikator untuk run, ready dan trip
 Fuse dan MCB
 20watt heater

c. Grounding untuk masing-masing panel dengan tahanan Grounding harus lebih kecil
dari 5 ohm (Rgrd <5ohm)

d. Penerangan di dalam ruangan


Penerangan secukupnya untuk di dalam bangunan pelengkap, lighting fixture
disediakan lampu-lampu T.L dilengkapi dengan stop kontak, receptacle dan normal
standard accessories. Lampu TL harus dilengkapi dengan kapasitor.

VIII - 165
e. Penerangan di luar ruangan
Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih serta intake
harus disediakan lampu luar dengan tiang lampu, masing-masing tiang dibuat
dari steel pipe. Lampu yang dipasang dan jenis yang tahan terhadap pengaruh panas
dan hujan (waterproof atau kedap air).

f. Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam
langsung harus dari jenis NYFGbY sedangkan kabel yang terpasang dalam air
harus jenis submarine. Penyedia Barang/Jasa harus menghitung sendiri ukuran kabel
yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi.

PASAL -9. PANEL LISTRIK, PENTANAHAN DAN PENGUJIAN


1. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar, dan atau list dalam tabel BoQ.
2. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,2mm dan dikerjakan oleh perusahaan perakit
Panel yang telah memiliki sertifikasi ISO dan memenuhi SNI, serta menggunakan
komponen-komponen dengan kualitas kelas 1 (grade A) (seperti: Merlin Gerin, Hitachi,
Omron, dll)
3. Bentuk panel listrik: untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya berdiri sendiri dan
untuk panel penerangan terbenam di dalam tembok, kecuali dinyatakan lain dalam
gambar atau spesifikasi.
4. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sebelah atas panel kecuali
stop kontak lantai.
5. Terminal kabel atau sepatu kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.
6. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug atau sepatu kabel yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran kabel.
7. Semua perkabelan harus terpasang secara rapi, aman/terlindung, sesuai arahan
Direksi, atau Pengawas yang ditunjuk.
8. Semua Panel Listrik (Daya, Motor, Penerangan, dan lainnya) harus dibumikan
(grounded). Tahanan Pembumian harus memenuhi Standar/Aturan yang berlaku untuk
itu.

VIII - 166
9. Seluruh Instalasi Listrik harus dilakukan test uji Instalasi (Test Isolasi dan lainnya)
dengan disaksikan Direksi/Pengawas yang ditunjuk, sebelum diberi beban dan daya
listrik serta dicatat/didokumentasikan dengan rapi dan teratur.

PASAL -10. PEMBUMIAN (GROUNDING)


Pembumian terdiri dari (diwajibkan pada):
1. Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian;
2. Tahanan tanah (Grounding) tidak boleh lebih dari 5Ohm;
3. Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.

PASAL -11. LEMARI HUBUNG BAGI (SWITCHBOARD)


Secara umum, lemari hubung bagi harus memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:
1. Semua peralatan dan komponen yang terhubung dengan lemari hubung bagi
diupayakan dari merek atau supplier yang sama untuk menjamin persediaan dan
keamanan pemasangan

2. Lemari hubung bagi harus menjamin insulasi antara bagian luar lemari dengan
komponen-komponen berarus listrik di bagian dalam lemari
3. Pintu lemari hubung bagi harus dilengkapi dengan system pengunci
4. Lemari hubung bagi adalah abu-abu muda metalik
5. Setiap kabel/saluran yang masuk dan keluar dari lemari hubung bagi harus diberi
tanda/kode identifikasi pada panel dan ditempatkan tepat di atas lubang/saluran
tersebut
6. Lemari hubung bagi harus dilengkapi dengan sasis yang dapat dilepas pasang
(removable) agar memudahkan pembongkaran dan pemasangan komponen-
komponen di bagian dalamnya
7. Perlindungan terhadap kerusakan akibat arus listrik kejutan (surge) dari sambaran
petir/kilat harus dilaksanakan. Setiap lemari hubung bagi harus dilindungi dengan titik-
titik penangkal petir yang dipasang dengan jarak tidak lebih dari 30m
8. Adanya fungsi yang tidak normal pada perlindungan arus listrik kejutan harus dapat
ditunjukkan melalui indicator pada panel
9. Setiap indicator posisi kontak harus ditunjukkan dengan jelas dan diberi tanda:
a. I (ON) untuk kontak tertutup/tersambung dan beraliran listrik

VIII - 167
b. O (OFF) untuk kontak terbuka/tidak tersambung dan tidak beraliran listrik
10. Bagian-bagian yang sering digunakan/dioperasikan misalnya indicator dan alat
pengukuran, tombol, saklar darurat, dan stop kontak yang ada di lemari hubung bagi
diupayakan dipasang pada sisi yang sama dan mudah untuk dicapai dan digunakan
oleh operator. Setiap bagian tersebut harus diberi tanda/kode identifikasi
11. Setiap lemari hubung bagi harus diberi nama/kode identifikasi sesuai fungsi dan lokasi
serta disesuaikan pengkodeannya dengan kunci masing-masing lemari hubung bagi
12. Pemasangan lemari hubung bagi harus memperhitungkan fungsional system,
kemudahan operasi dan pemeliharaan, serta memperhatikan estetika (kerapihan)
13. System kelistrikan di setiap unit yang melalui lemari hubung bagi harus diuji coba
oleh tenaga ahli yang berwenang. System dan peralatan yang telah lulus uji coba harus
disertifikasi oleh tenaga ahli yang berwenang dengan pemberian tanda dengan stiker
atau pelat yang menyatakan telah diuji dan layak untuk digunakan

Lemari hubung bagi juga memenuhi ketentuan khusus sebagai berikut:


1. Panel harus merupakan jenis indoor, dapat berdiri tegak tanpa penopang, dengan
penghantar bagi daya jenis penampang persegi empat (busbar);
2. Jumlah phase 3 (tiga) phase, 4 (empat) kabel;
3. Frekuensi kerja 50Hz;
4. Kapasitas isolasi untuk Voltage penghantar utama 600V AC; dan untuk Voltage
penghantar kontrol 250V AC;
5. Voltage kerja untuk penghantar utama 380V AC; dan untuk penghantar kontrol
220V AC dan 100V DC;
6. Pabrikasi dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat dari PLN dan/atau SNI;
7. Tebal pelat baja 1,2mm untuk dinding dan 2,0mm untuk pintu;
8. Pada sisi penghantar masuk minimal harus dipasang satu pengaman arus yang tidak
lebih dari arus nominal penghantar masuk tersebut dan minimal 10A;
9. Sakelar/pengaman masuk dari/pada MDP (Main Distribution Panel) harus diberi tanda
pengenal khusus, sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari sakelar lain;
10. Pada sisi penghantar keluar harus dipasang sakelar keluar, bilamana mensuplai 3
buah atau lebih MDP: atau 3 atau lebih motor-motor yang dayanya lebih dari 1,5kW:
atau dihubungkan ke tiga atau lebih kontak-kontak yang masing-masing mempunyai
arus nominal lebih dari 16A; atau mempunyai arus nominal 100A atau lebih;

VIII - 168
11. Pada sisi penghantar masuk dipasang pengaman lebur sebelum sakelar;
12. Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka;
13. Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus diperhitungkan agar tidak
terjadi panas yang berlebihan;
14. Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar, tetapi tidak
termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan polaritas atau phase berbeda
atau sama, harus mempunyai jarak minimal 5cm;
15. MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri;
16. Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukan;
17. Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik; sesuai ketentuan yang berlaku.
18. Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak akan
menyebabkan suhu lebih dari 65°C. Ukuran rel pada 35°C menurut Tabel 6.6 -1, Tabel
pembebanan penghantar yang diperbolehkan untuk tembaga, PUIL 2000, SNI 04-
0225-2000;
19. Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar magnit dan
kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai dengan penggunaannya
dan harus mempunyai tanda atau warna yang memudahkan operator untuk
melayaninya.
a. Perangkat kendali
b. Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
c. Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus motor macet;
d. Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta
kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga tidak ada kutub
yang dapat dioperasikan tersendiri;
e. Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya 115% dari
jumlah arus beban penuh;
20. Peralatan Laboratorium: minimal harus tersedia peralatan untuk pemeriksaan
kekeruhan, pH, sisa klor, electrical conductivity. Di samping itu, untuk mendukung
operasional IPA harus dilengkapi dengan pemeriksaan warna, jar test, tabung imhoff,

VIII - 169
timbangan dan peralatan gelas, dengan jumlah yang cukup serta peralatan dengan
kualitas 1.

PASAL -12. TRANSFORMATOR DAYA LISTRIK, PANEL TM DAN KABEL TM


Transformator Daya Listrik diutamakan produksi dalam negeri yang terpercaya dan telah
memenuhi Standard National dan International.
Transformator Daya TM/TR yaitu terdiri dari:
a. Kapasitas : 500 kVA;
b. Phase : 3;
c. Frekuensi : 50Hz;
d. Primary : 20 kVolt;
e. Secondary : 220/380 volt [Y];
f. Vector Group : Dyn5;
h. Type
g. Transformer
Standard : - Oil immersed;
- Distribution
- Hermatically Seal
- ONAN

2. Panel Tegangan Menengah dan kelengkapannya:


a. Satu buah panel/cubical Incoming TM dengan pengaman dan kelengkapannya.
b. Satu buah panel/cubical Outgoing TM dengan pengaman dan kelengkapannya
c. Grounding system dan kelengkapan lainnya sesuai dengan standard.
d. Pengaman-pengaman lainnya sesuai dengan Standard dan petunjuk Direksi.

3. Kabel Tegangan Menengah diutamakan dari produksi dalam negeri yang telah
memenuhi standar Nasional dan International:
a. Kabel TM dari Jaringan TM PLN ke Panel Incoming TM Power House IPA;
b. Kabel TM dari Panel Outgoing TM, ke Primary Transformer Power House IPA;
c. Sistem Proteksi/pengaman yang sesuai harus dipasangkan sesuai dengan
Standard/ketentuan yang berlaku;
d. Kabel TR yang menghubungkan antara Secondary Transformer, lengkap dengan
accessories-nya, dengan Incoming LVMDP;

1. Transformator Daya Listrik, Panel TM dan Kabel TM

VIII - 170
a.1. Umum
a. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.

b. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh


Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan ini.

c. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.

d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

a.2. Lingkup Pekerjaan


a. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk air terminal (batang penerima), down
conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang
berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya
seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

b. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan


testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.

c. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada


spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
d. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar
yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang

VIII - 171
bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis
khusus atau gambar dokumen.

a.3. Air Terminal


a. Air terminal haruslah jenis non radioaktif, self powered dan tidak mempunyai
bagian-bagian yang bergerak, dipasang oleh pelaksana yang direkomendasi oleh
pabrik pembuatnya.

b. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis terhadap terjadinya
down leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan
menyebabkan fotonisasi antar bagian yang ditanahkan dan bagian yang terisolasi.
Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impulse
8/20 mikrodetik dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang
mungkin terjadi.

c. Radius perlindungan dalam bentuk collective volume dengan radius perlindungan


minimal 70 meter.

d. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio
(high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya leader dan pada saat terjadinya
sambaran balik (main return strike).

e. Bentuk dari air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mengurangi


kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung runcingnya pada kondisi
medan statis guruh.

f. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.

g. Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang


dilindunginya pada seluruh kondisi.

h. Dilengkapi dengan FRP Support Mast dan Counter Stright.

a.4. Batang Peninggi


Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan, atau
sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan
gambar arsitek.
a.5. Saluran/Penghantar

VIII - 172
a. Saluran/penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari kabel
high voltage. Saluran penghantar ini  mampu mencegah terjadinya side flashing dan
electrification building. Penghantar dari batang peninggi/tiang ke bak
kontrol  pentanahan seperti gambar rencana.

b. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang
horizontal maupun yang vertical/jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut harus
menerus dan utuh tanpa sambungan.

a.6. Sambungan pada Bak Pengontrol


Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar
penghantar yang disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus diusahakan
agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah
(ground resistance).
a.7. Penambat/Klem
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.
a.8. Pentanahan
Tahanan  tanah  harus  lebih  kecil  dari  2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari
tembaga seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam  tanah secara vertikal sedalam
minimal 12 (dua belas) meter dan harus mencapai air tanah

a.9. Bak Kontrol


Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol). Sambungan
dari Down Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat dibuka untuk keperluan
pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai gambar rencana.
Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan tembaga.
a.10. Pemasangan Air Terminal/Penangkal Petir
Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.
a.11. Surat Ijin
a. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam
pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar
proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.

VIII - 173
b. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan
instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga
memperoleh sertifikasi/rekomendasi.
a.12. Pengujian/Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya.

Pengetesan yang harus dilakukan :


-          Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.
-          Continuity test :
Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing tersebut

a.13. Referensi Produk


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan
Kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis
dari Konsultan Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

a. Air Terminal : Jenis Non Radio aktif Radius perlindungan min 70 meter
b. Batang Penerima : Dilengkapi dengan FRP Support Mast dan Counter
Straight
c. Conductor : HV Cable N2XSY
d. Pipa Galvanized : Medium Class

PASAL – 13. SISTEM OTOMASI (AUTOMATION SYSTEM)


Sistem Instalasi Pengolah Air Minum (IPA) Titab Atas dan Titab Bawah harus
dilengkapi dengan sistem yang pemantauan dan operasional proses pengolahan, baik secara
kualitas maupun kuantitas dari awal hingga akhir pengolahan Air Minum, termasuk di titik
pengambilan di distribusinya (tapping points) dari satu stasiun pusat pengendali operasi IPA
di Kantor IPA. Sistem monitoring terpusat bersifat otomatis dan real time.

VIII - 174
Semua material yang diadakan untuk sistem otomasi harus merupakan barang
baru (bukan barang bekas atau bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi
syarat spesifikasi teknis yang ditentukan. Material yang disuplai juga harus dilengkapi
dengan Certificate of Origine (COO) atau Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik.
Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier
minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan (PHO) dan ketersediaan suku cadang
selama minimal 5 tahun. Di dalam pemasangan maupun pengujian sistem otomasi, pihak
pabrik/supplier wajib melakukan supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan material yang disuplai, termasuk piranti
lunak (program/aplikasi) yang diinstal.

Pengujian quality assurance terhadap materiap dan piranti lunak sesuai dengan
persyaratan harus dilakukan di lapangan (SAT) dan di lokasi produksi (SAT), bilamana
diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut
sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Ba rang/Jasa. Pengguna harus
diizinkan untuk melakukan inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan
pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
i. Titik Monitoring dan Kontrol Operasional IPA
Titik-titik monitoring/kontrol otomatis dan real time ditentukan di beberapa titik antara
lain:
 Bak pengumpul air baku (dari intake): kualitas air baku yang akan dikirim ke
unit selanjutnya (aerasi), dengan indikator kekeruhan (NTU) dan pH.
 Pompa intake: pompa-pompa yang beroperasi, durasi operasi (jam), tekanan
operasi (bar/atm/meter kolom air), debit aliran air baku (Liter/detik), tegangan, arus,
putaran motor, dan indicator lain yang diperlukan;
 Bak outlet prasedimentasi: kualitas air yang dikirim ke unit selanjutnya
(koagulasi), dengan indicator kekeruhan (NTU) dan pH.
 Pompa Efluen Prasedimentasi: pompa-pompa yang beroperasi, durasi operasi
(jam), tekanan operasi (atm/bar/meter kolom air), dan debit aliran efluen
(Liter/detik), tegangan, arus, putaran motor, dan indicator lain yang diperlukan;
 Proses Filtrasi: level air di unit filter (meter) dan unit filter yang sedang bekerja.
 Bak penampung air olahan (clear water tank): kualitas air yang dihasilkan/dikirim
ke unit selanjutnya (Reservoir), dengan indicator kekeruhan (NTU), pH serta sisa klor
(mg/L).

VIII - 175
 Reservoir: level air di reservoir (m) dan volume air di dalam reservoir (m 3) serta
kualitas air yang akan didistribusikan dengan indicator kekeruhan (NTU), pH, dan
sisa klor aktif (mg/Liter).
 Pompa Distribusi: pompa-pompa yang beroperasi, tekanan operasi
(atm/bar/meter kolom air), dan debit aliran distribusi (Liter/detik), tegangan, arus,
putaran motor, dan indicator lain yang diperlukan.
 Titik pengambilan (tapping points): debit aliran yang diambil (Liter/detik) dan
tekanan air (meter kolom air).
 Kualitas air dapat dimonitor secara online dan terpusat di ruang kendali IPA.
 Sistem monitoring dan kontrol dilengkapi dengan diagram proses pengolahan air
baku menjadi air minum di lokasi IPA dan diagram distribusi ke lokasi titik
pengambilan air, sesuai dengan proses yang ada yang dapat dibaca dengan mudah
dan jelas.
 Penempatan titik sensor untuk monitoring kualitas air diupayakan berdekatan
dengan titik pengambilan sampel air secara manual (sampling point).
 Sistem monitoring ini harus menggunakan pengukuran dan pembacaan digital
secara periodik.
 Data hasil pengukuran dan pembacaan dapat tersimpan secara otomatis ke dalam
system penyimpanan data di ruang kendali pusat.

Di samping system monitoring secara otomatis dan real time, IPA juga dilengkapi den gan
peralatan untuk memonitor operasional secara manual di lokasi secara langsung (on-site
gages).

ii. Desain Sistem Otomasi IPA


Ketentuan-ketentuan dari disain dan instalasi system otomatisasi yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1 Penyedia barang/ jasa dapat melaksanakan sendiri atau mensubkontrakan pengadaan dan
pemasangan system otomatisasi kepada Penyedia Spesialis Sistem Otomatisasi dengan
syarat utama bahwa segala ketentuan yang ada harus disertakan dan system otomatisasi
dapat berfungsi secara optimal dan aman. Sebelum mensubkontrakkan pekerjaan system
otomatisasi, Penyedia Barang/Jasa harus mengusulkan kepada Pemilik Pekerjaan dan
Direksi untuk dipertimbangkan dan disetujui.

VIII - 176
2 System otomatisasi harus dirancang, dibangun, diawasi, dan disertifikasi oleh tenaga
ahli/ penyedia system integrasi yang berkualifikasi (qualified system integrator).

3 Penyedia barang/ jasa harus menyusun rancangan prosedur operasi system


otomatisasi untuk diperiksa disetujui oleh pengawas dan Direksi Pekerjaan.

4 Prosedur Operasi Sistem Otomatisasi meliputi (dan tidak terbatas pada) Bagan alir
system operasi di IPA secara keseluruhan, daftar langkah-langkah operasional masing-
masing unit / perlatan / komponen, urutan operasional, persyaratan kendali
operasional, lokasi kode penamaan, dan lainya yang diperlukan.

5 Prosedur operasi system otomatisasi harus dilengkapi dengan strategi pengkabelan


untuk isolasi system/ peralatan yang dapat berjalan secara otomatis atau manual pada
saat tertentu.

6 Strategi isolasi system/ peralatan yang dimaksud diatas meliputi isolasi fungsi operasi
maupun isolasi aliran arus listrik dari dan ke system/ peralatan tersebut.

7 Bagan alir prosedur operasi system otomatisasi harus dilengkapi dan dipadukan

dengan system pembumian (grounding), system distribusi daya listrik, dan system
proteksi hubungan pendek arus listrik dan tegangan arus listrik berlebih.

8 Penyedia barang/ jasa harus menyusun layout panel dan peralatan antar muka mesin
dan manusia (Human Interface Device) yang sesuai dengan kebutuhan fungsional,
termasuk lokasi penempatan dan ukuran/dimensinya untuk diperiksa dan disetujui oleh
pengawas dan Direksi Pekerjaan.

9 Penyedia barang/ jasa harus menyusun diagram pengkabelan (wiring diagram/


interconnecting diagram) yang menghubungkan seluruh panel/ lemari kendali, kotak
penghubung, saluran kabel, jalur kabel, dan sebagainya. Diagram pengkabelan
memuat informasi ukuran saluran, jarak, jumlah konduktor antar peralatan, ukuran,
warna dan nomer kabel, serta yang lainya yang terkait.

10 Kabel-kabel dan peralatan-peralatan dengan arus listrik tinggi (240/480 VAC) dirancang

untuk ditempatkan di bagian atas panel untuk alasan keamanan, sedangkan kabel- kabel
dengan peralatan-peralatan dengan arus rendah (DC, modul PLC, dan sebagainya)
diletakkan di bawah.

VIII - 177
11 Kabel-kabel dan peralatan-peralatan dengan arus tinggi diupayakan dikelompokkan

tersendiri dari kabel-kabel dan peralatan-peralatan berarus rendah untuk memudahkan


identifikasi dan pemeliharaan.

12 Pada kasus-kasus tertentu, bagian yang berarus tinggi harus diberi partisi logam/metal
sebagai penangkal gangguan elektromagnetik (Electromagnetic Interference/EMI)
terhadap peralatan elektronik yang sensitif.

13 Kabel-kabel harus diatur sedemikian rupa dalam saluran kabel agar rapih, mudah
diidentifikasi, dan mudah dipelihara.

14 Penyedia barang/jasa harus menyusun daftar material dan peralatan yang dipasang
dengan informasi kode penamaan, merek dan tipe, jumlah dan satuan, serta deskripsi
lain yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan.
Daftar material dan peralatan harus sesuai dengan diagram dan sesuai dengan yang
terpasang di lokasi IPA untuk memudahkan identifikasi dan referensi dalam
pengolahan asset.

15 Semua diagram dan gambar-gambar lain dibuat dengan program CAD dan diserahkan
dalam bentu file (softcopy) dan cetak (plot).
iii. Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Otomasi IPA
Di dalam pelaksanaannya, Penyedia Barang/Jasa dapat mensubkontrakkan pelaksanaan
pekerjaan sistem otomasi kepada Penyedia Subkon yang memiliki kapasitas dan kompetensi
dalam pekerjaan tersebut. Ketentuan dalam pelaksanaan pengadaan Sistem Otomasi
(Automation System) yang harus diikuti adalah sebagai berikut:

1 Penyedia Barang/Jasa Subkon memiliki Sertifikasi Badan Usaha dalam Bidang


Elektrikal dengan Subbidang Instalasi Kontrol dan Instrumentasi (24009);
2 Penyedia Barang/Jasa Subkon harus menyediakan Tenaga Ahli Integrasi System yang
memiliki kualifikasi (Qualified System Integrator) untuk merancang, mengadakan,
memasang, dan menguji fungsionalisasi system otomatisasi IPA.
3 Keamanan dan keselamatan kerja baik pada waktu konstruksi, operasi maupun
pemeliharaan harus diutamakan dalam pemasangan sistem otomatisasi.
4 Resiko utama yang harus diatasi dan dikelola dalam system otomatisasi antara lain:

VIII - 178
a) Kebakaran dan/atau ledakan
b) Sengatan listrik
c) Bekerjanya suatu system/ peralatan pada saat yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan operator, baik pada saat operasi maupun pada saat pemeliharaan
(pemasangan atau perbaikan).
5 Seluruh peralatan mekanikal dan elektrikal yang disediakan dan dipasang harus telah
lolos uji (QC Certified) dari supplier/ pabrikan.
6 System otomatisasi harus dilengkapi dengan system manual yang cepat dan mudah
untuk menghentikan seluruh system, mesin, peralatan, atau proses dan memutus aliran
listrik pada saat kondisi darurat (emergency stop).
7 Setiap bagian/ unit/ peralatan harus disediakan system manual untuk isolasi setempat
dari system operasi yang lain.
8 Sistim otomatisasi harus dilengkapi dengan prosedur penghentian operasi secara
aman (orderly safe shutdown).
9 System otomatisasi harus dilengkapi pembumian (grounding) untuk mengurangi resiko
sengatan listrik, mengurangi radiasi elektronik dan gangguan (noise) pada peralatan
elektronik yang sensitif.
10 System otomatisasi harus dilengkapi dengan alat kendali distribusi daya (control power
distribution) dan setiap sirkuit dilindungi dengan sistem proteksi dari kelebihan
daya dan sambungan pendek dengan sekring, MCB, atau peralatan lainnya.
11 Sistem otomatisasi, baik program, panel kendali, maupun peralatan lain harus
dilengkapi system keamanan untuk mencegah akses dari pihak–pihak yang tidak
berwenang/ tidak berkepentingan.
12 Setiap tombol dan bagian permukaan dari panel/ lemari/ kemasan dari peralatan
system otomatisasi yang memungkinkan kontak dengan operator atau orang la in harus
dijamin aman dari resiko bahaya. Apabila tidak memungkinkan maka harus diberikan
pembatas dan tanda bahaya.
13 Penyedia barang atau jasa harus menyusun rencana system otomatisasi yang meliputi
(dan tidak terbatas pada) bagian–bagian yang akan diintergrasikan dalam system
otomatisasi, daftar peralatan yang akan dipasang berikut lokasi pemasangannya,
system operasi dan program/ piranti lunak yang akan diinstall, indicator dan mekanisme
kendali operasi, system input dan output, peralatan antar muka mesin dan manusia,
system peralatan berbasis PLC (Programmable Logic Control), dan sebagainya.

VIII - 179
14 System otomatisasi harus dapat mencatat data operasional secara rutin dengan
internal waktu tertentu melalui system SCADA.
15 Sistem otomatisasi harus dilengkapi dengan program permulaan operasi yang aman
(safe start up).
16 Safe start up harus mempertimbangkan konsumsi tegangan/ arus awal yang
dibutuhkan setiap peralatan (inrush current) sehingga seluruh system dapat beroperasi
tanpa gangguan suplai satu daya listrik, baik dari PLN maupun genset.

Pelaksanaan pekerjaan system otomatisasi mengikuti ketentuan-ketentuan di bawah ini:


1 Subpanel (komponen-komponen yang dipasang di dalam lemari panel) dipilih dari
jenis yang mudah dilepas pasang (removable) untuk kemudahan pemasangan dan
pemeliharaan.
2 Panel dirancang dan dipasang untuk memungkinkan pemasangan subpanel dari
bagian depan agar memudahkan pemasangan dan pemeliharaan.
3 Pemasangan kabel harus mengikuti dan menyesuaikan dengan ketentuan yang
dipersyaratkan untuk setiap peralatan yang dipasang.
4 Kabel yang dipasang dari satu titik ke titik lainnya harus merupakan kabel utuh
menerus tanpa sambungan.
5 Jalur kabel antar titik harus diupayakan sependek mungkin dengan tetap
memperhatikan fungsional sistem, keamanan dan kerapihan pemasangan.
6 Penempatan alat kendali dan alat antarmuka mesin dan manusia (HID) harus cukup
jauh dan aman dari saluran bertegangan tinggi.
7 Penempatan kabel menuju peralatan masukan (input device) diupayakan cukup jauh
dan aman dari peralatan keluaran (output device).
8 Penempatan kabel berarus bolak-balik (AC) diupayakan terpisah dari kabel berarus
searah (DC).
9 Pemasangan kabel diupayakan menghindari belokan/ tikungan yang tajam.
10 Pekerjaan pemasangan system otomatisasi harus memperhatikan keselamatan kerja
personel. Pekerjaan dilaksanakan pada keadaan system dan peralaran tanpa aliran
arus listrik. Pekerjaan yang memerlukan aliran listrik pada saat pemasangan harus
direncanakan dan dilaksanakan oleh personel yang terlatih/ terampil dengan
pengawasan dari tenaga ahli K3 yang kompeten.
iv. Peralatan Sistem Otomasi IPA

VIII - 180
Ketentuan yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan peralatan kendali
dalam system otomatisasi adalah:
1 Setiap perlatan yang digunakan dalam system operasi harus cocok untuk penggunaan
di lokasi pekerjaan (terutama daerah pesisir pantai) dan lokasi penempatan peralatan
tersebut di lokasi tertentu di instalasi, baik terkait dengan suhu operasi, kelembaban
udara, penggunaan di dalam/ di luar ruangan, paparan dari sinar matahari atau hujan
atau terendam, serta kondisi–kondisi lain yang dapat mempengaruhi kinerja peralatan.
2 Secara umum, alat kendali system otomatisasi digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu:
a) Peralatan masukan (input device)
b) Peralatan keluar (output device)
c) Unit pengolah/pemroses (processing unit)
3 System otomatisasi dikembangkan dengan basis PLC atau system kendali berbasis PC
untuk kemudahan operasional dan pemuktahiran system (upgrade)
4 System otomatisasi harus dikembangkan dengan memperhitungkan siklus
tugas/operasi (duty cycle) setiap peralatan, misalnya jam operasional pompa, jam
operasional filter, dan sebagainya.
5 Setiap peralatan harus dilindungi dengan peredam lonjakan tegangan (surge
suppression) untuk
6 Bilamana diperlukan, peralatan dilengkapi dengan pengatur suhu agar dapat
beroperasi secara potensial pada kisaran suhu yang sesuai dengan ketentuan
pabrikan/supplier, misalnya untuk computer server, peralatan computer, dan
sebagainya.
7 Bilamana diperlukan, khususnya pada kondisi kelembaban udara ≤ 30%, peralatan
dalam system otomatis harus dilengkapi dengan peralatan/ perlengkapan penangkal
listrik statis (anti-static electricity).
8 Ruang kendali system otomatisasi harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup,
baik untuk operasional sehari-hari maupun untuk pemeliharaan peralatan.

Spesifikasi kabel berpelindung (shielded cables) yang digunakan untuk system otomatisasi
mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:
1 Peralatan dan instrumentasi tertentu mensyaratkan penggunaan kabel berpelindung
untuk mengurangi gangguan listrik (Interference of Electrical Noise). Kabel

VIII - 181
berpelindung harus dipasang mengikuti ketentuan setiap peralatan/instrumentasi
terkait.
2 Jenis kabel berpelindung antara lain foil shield cable, braided shield cable, Spiral
shield cable, dan combination shield cable. Jenis kabel berpelindung harus dipasang
sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang ditentukan.

v. Pengujian Sistem Otomasi IPA


Ketentuan yang harus diikuti dalam hal pengujian system otomatisasi adalah
sebagai berikut:
1 Penyedia Barang/Jasa harus menyusun daftar periksa (checklist) untuk setiap
peralatan dan saluran/kabel yang akan diuji dan memuat informasi mengenai jenis dan
kriteria pengujian
2 Pengujian dari titik-ke titik antar peralatan harus dilaksanakan untuk memastikan
bahwa peralatan dan saluran/kabel telah terpasang dengan baik, benar, dan rapi serta
telah berfungsi sebagaimana seharusnya
3 Pengujian system otomatisasi secara keseluruhan harus dilakukan untuk memastikan
bahwa semua peralatan dan prosedur operasional telah tersambung, terkoordinasi, dan
berfungsi dengan baik, benar, dan rapi
4 Pengujian terhadap system otomatisasi juga meliputi pengujian terhadap ruang pusat
kendali, pengujian operasi system manual, pengujian system isolasi setempat baik
terhadap fungsi operasional maupun terhadap aliran listrik, serta pengujian terhadap
penghentian operasi untuk kondisi darurat (emergency stop)
5 Pada setiap peralatan dan system yang telah diuji dan telah berfungsi dengan baik
harus diberi tanda lulus uji dengan penempelan stiker/label/etiket. Tanda lulus uji harus
memuat informasi logo perusahaan (baik penyedia utama maupun subkontrak jika
ada), kode nama/nomor alat, tanggal pengujian, dan pernyataan “lulus uji”.
Panel kendali (dashboard panel control) di stasiun pusat kendali:
1 Panel kendali dikembangkan dan dapat dijalankan dengan system computer dalam
program dengan system operasi berbasis Windows
2 Sistem kendali dapat mencatat dan menyimpan histori data operasional (data logging
and data storing) secara periodic yang ditentukan per masing-masing indikator
3 Panel kendali unit intake dan pompa air baku harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indicator-indikator sebagai berikut:

VIII - 182
a) Kapasitas/debit operasional pompa intake dalam satuan Liter per detik (L/s), dicatat
dan disimpan per 6 jam.
b) Tekanan operasional pompa air baku (bar), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
c) Unit pompa intake yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi masing -masing
unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat pompa
dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi pompa
dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0 (nol) atau
direset apabila pompa dimatikan.
d) Kualitas air baku di bak/sumur pengumpul meliputi kekeruhan (NTU), pH,
dan kandungan oksigen terlarut/DO (mg/L), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
4 Panel kendali unit aerasi dan prasedimentasi harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indicator-indikator sebagai berikut:
a) Kapasitas/debit operasional pompa efluen prasedimentasi dalam satuan Liter per
detik (L/s), dicatat dan disimpan setiap 6
jam.
b) Tekanan operasional pompa efluen prasedimentasi (bar), dicatat dan disimpan
setiap 6 jam.
c) Unit pompa prasedimentasi yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi
masing-masing unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat
pompa dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi
pompa dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0
(nol) atau direset apabila pompa dimatikan.
d) Kualitas efluen prasedimentasi di bak/sumur pengumpul meliputi kekeruhan (NTU),
pH, dan kandungan oksigen terlarut/DO (mg/L), dicatat dan disimpan setiap 6
jam.
5 Panel kendali unit koagulasi-filtrasi harus dapat menunjukkan dan mengendalikan
indikator-indikator sebagai berikut:
a) Kapasitas/debit operasional pompa dosing koagulan dalam satuan Liter per jam
(L/h), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
b) Tekanan operasional pompa dosing (bar), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
c) Pompa dosing koagulan yang sedang bekerja dan durasi operasi pompa dosing
(jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat pompa dinyalakan

VIII - 183
dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi pompa dicatat dan
disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0 (nol) atau direset
apabila pompa dimatikan.
d) Filter yang sedang beroperasi dan level/ketinggian muka air di unit filter (m).
e) Kualitas air di bak penampung filtrate (clear water tank) meliputi kekeruhan
(NTU)
dan pH, dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
6 Panel kendali unit reservoir dan pompa distribusi harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indikator-indikator sebagai berikut:
a) Level/ketinggian muka air di reservoir (m) dan volume air di reservoir (m 3 ), dicatat
dan disimpan setiap 1 jam.
b) Kualitas air di reservoir meliputi kekeruhan (NTU), pH, dan sisa klor (mg/L),
dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
c) Kapasitas/debit operasional pompa distribusi dalam satuan Liter per detik (L/s),
dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
d) Tekanan operasional pompa distribusi (bar), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
e) Unit pompa distribusi yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi masing -
masing unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat pompa
dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi pompa
dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0 (nol) atau
direset apabila pompa dimatikan.
7 Panel kendali titik pengambilan air (tapping point) harus dapat menunjukkan
dan
mengendalikan indikator-indikator sebagai berikut:
a) Kualitas air di setiap titik pengambilan meliputi kekeruhan (NTU), pH, dan sisa klor
(mg/L), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
b) Kapasitas/debit pengambilan air di setiap titik pengambilan (L/s), dicatat dan
disimpan setiap 1 jam.
c) Volume pengambilan air per hari (m3/d), dicatat dan disimpan per hari serta total
volume yang diambil per bulan (m3/d), dicatat dan disimpan per bulan.

PASAL -14. SISTEM ULTRAVIOLET

VIII - 184
Pada system di IPA Titab ini akan dilengkapi dengan sistem preklorinasi (sebelum
pengolahan). Sebagai penggantinya, modifikasi koagulasi dan flokulasi akan dilakukan
sehingga dapat mengurangi zat organic yang berlebih di air baku serta mengendalikan
pertumbuhan alga dan mikroorganisme lainnya di dalam instalasi pengolahan. Sistem
ultraviolet digunakan untuk desinfeksi air hasil olahan sebagai pengganti gas klor/kaporit
dalam rangka Break Point Chlorination. Sistem ultraviolet dipasang pada aliran pipa (inline)
setelah bak penampung filtrate (clear well) menuju ke reservoir air minum.

Pengujian terhadap quality assurance harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan untuk
unit yang disuplai sesuai kontrak, di lokasi produksi ( Factory Acceptance Test) maupun di
lapangan ( Site Acceptance Test) oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa bersama Panitia
Penerima Barang/Pekerjaan. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk di
dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Jasa harus menyuplai sistem elektroklorinasi dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Penyedia Jasa wajib memberikan petunjuk dan pendampingan pada saat konstruksi
dan/atau selama proses awal pengolahan air (start-up) untuk optimalisasi/modifikasi
operasional koagulasi dan flokulasi sehingga dapat mendukung pengoperasian Sistem UV
yang optimal.

2. Sistem UV yang disuplai terdiri dari Reaktor UV dan Panel Kontrol berikut sistem kabel
catu daya dan kabel data/komunikasi.

3. Material reactor UV terbuat dari Stainless Steel 316L dengan proteksi IP 54.

4. Sistem koneksi dengan flange dan dapat dipasang pada

Posisi mendatar (horizontal) maupun melintang (vertical).

5. Jumlah lampu dalam reactor 4 unit dengan material pembungkus quartz F200nm.

6. Tekanan nominal minimal 10 bar dengan kapasitas hidrolik maksimal m3/jam.

7. Material lemari panel kontrol terbuat dari baja dicat dengan proteksi IP 54

VIII - 185
8. Sistem kontrol untuk UV dose outpus signal dengan sistem komunikasi Modbus

9. Catu daya utama 230/400V, 3L+N, 50/60Hz dengan konsumsi daya maksimum 13,1kW
(±5%).

PASAL –15. SISTEM ELEKTROKLORINASI


15.1. Ketentuan Umum
Elektroklorinasi sebagai hasil percampuran secara otomatis dari larutan sodium hipoklorit
dan campuran oksidan dari konsentrat Air garam melalui proses elektrolisis yang elektif.
Operasional dengan eletrisis, air lembut dan tepung garam (Food Grade, halus & bersih),
yang menghasilkan Larutan NaOCl Cair dengan konsentrasi 0,5 – 0,7 %.

Dalam system Electrochlorination sudah termasuk fitur sebagai berikut :

 Sistem klorinasi memilik konstruksi yang mudah di akses untuk


pemeliharaan/perbaikan, terdiri dari modul terbuka, susunan sel mendatar
(horizontal) dan setiap bagian berdiri sendiri (stand alone) anti karat dengan
kerangka yang mudah digeser atau di pindahkan.
 Lempeng elektroda (cells) yang tidak terpisah, dirancang untuk durasi
pemakaian yang lama, elektroda yang stabil dengan lapisan khusus untuk
mencapai efisiensi yang optimal. Setiap lempeng elektroda (cell) dapat
menghasilkan setara dengan min. 275 gr/jam Cl².
 Bahan / material cell Elektroklorinasi sebagai berikut :
- Cell Katode terbuat dari Titanium
- Cell Anode terbuat dari Titanium dan dilapisi oleh Platinum Oxide
 Sistem Electrochlorination harus memiliki fitur keamanan sebagai
berikut :
 System Elektroklorinasi harus dilengkapi dengan separator (pemisah)
Hydrogen yang terintegrasi dengan sel elektroda untuk tujuan
keselamatan (safety). Gas Hydrogen yang dihasilkan harus segera dilepas
(real time) ke atmosfer (Udara bebas). Akumulasi hydrogen pada pipa
menuju Tangki penyimpanan tidak dibenarkan.

VIII - 186
 Hydrogen & Product Discharge Monitoring, adalah Sensor yang
terpasang pada pipa pembuangan gas hydrogen & produk untuk mendeteksi
jika adanya penyumbatan gas hydrogen & produk. Sistem akan berhenti
beroperasional jika pipa pembuangan gas hydrogen & produk tidak
terbuang secara kontinu.
 Monitoring arus dan voltase Cell. Sistem akan berhenti beroperasional
jika arus dan tegangan Cell tidak sesuai dengan pengaturan.
 Monitoring suhu produk ditampilkan pada layar. Monitor Sistem akan
berhenti beroperasional jika suhu produk lebih tinggi dari setting awal
temperature yang telah ditentukan.
 Sistem akan memonitor aliran air lembut dan aliran air garam untuk
menjamin konsentrasi produk. Sistem akan berhenti beroperasional jika
arus tidak sesuai dengan spesifikasi.
 Control box akan menampilkan kode kesalahan atau error pada display
dan sistem akan berhenti jika terjadi kesalahan
 System harus dilengkapi dengan panel control yang dapat menunjukkan
Mode dan status Operasional. Kontrol Panel berupa layar LCD. Apabila
terjadi kegagalan system, panel control harus menunjukkan deskripsi
kesalahan sehingga memudahkan tindakan perbaikan (Trouble Shooting)
 Sistem dilengkapi dengan fitur tambahan seperti pengukuran Suhu,
Arus, Tegangan, tingkat tangki Produk dan persentase kapasitas system.
 Control permukaan untuk pengisian air lembut ke tangki Air Garam
bekerja otomatis.
 Kontrol permukaan untuk produksi (NaOCl) di Tangki penyimpanan
disinfektan bekerja secara otomatis. Apabila telah mencapai garis
permukaan maksimum, seluruh system akan mati dan hidup kembali
apabila volume berkurang (Automatic turning on and off subject to product
tank level)
 Pompa air garam (brine pump) yang terintegrasi (Peristaltic pump with
stepper motor) dan dapat di monitor melalui panel control utama.
 System elektroklorinasi harus dapat di pasang menempel pada dinding
(Wall Mounted) Bersamaan dengan pelembut air (minimum 1 set) 1 unit
tangki air garam dan 1 unit tangki penyimpanan produksi.

VIII - 187
 Pasokan air untuk system ± 0.5 m³/jam dengan tekanan 2.0-3.0 bar

Sistem elektroklorinasi harus memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Konstruksi modul dan rangka tahan karat dan terbuka untuk memudahkan akses
operasional dan pemeliharaan, dengan susunan sel secara horizontal.
2. Electrode bersifat tahan lama dan distabilisasi dengan lapisan khusus untuk menjaga
efisiensi proses yang optimal.
3. Sistem elektroklorinasi memiliki fitur keamanan terhadap hasil produk sampingan
dengan dilengkapi dengan sistem pengencer gas hydrogen dengan cepat.
4. Sistem elektroklorinasi dilengkapi dengan dua unit blower untuk mencegah akumulasi
gas hydrogen, baik di dalam perpipaan maupun tangki penyimpan.
5. Sistem elektroklorinasi harus dilengkapi dengan dua unit sensor udara/hydrogen untuk
mengantisipasi kegagalan sistem pengencer gas hydrogen. Proses elektroklorinasi secara
otomatis harus berhenti apabila sistem pengencer gas hydrogen gagal berfungsi.
6. Tangki larutan garam dilengkapi dengan level control untuk pengisian ulang air lunak
secara otomatis.
7. Tangki larutan NaOCL dilengkapi dengan level control untuk mengatur kapasitas
produksi sistem elektrolisis.
8. Sistem elektroklorinasi dilengkapi dengan sistem operasi dan control dengan koneksi
antar muka profibus/modbus/hart, dapat melalui jaringan kabel atau nirkabel.
9. Sistem elektroklorinasi harus dapat dipantau dan dikendalikan secara real time dan
terpadu dengan SCADA IPA.
10. Piranti lunak dan data operasional sistem elektroklorinasi harus dilengkapi dengan
sistem keamanan.
15.2. Sistem Produksi Air Lunak
1. Sistem produksi air lunak dilengkapi dengan pemantauan kualitas kesadahan sisa
secara otomatis.
Pelembut air bekerja secara otomatis, lengkap dengan alat pemantau ketebalan residu
(<0.1 dH), termasuk tangki penjenuhan garam (Salt saturation tank).
Setiap elektrolyser system masing – masing memiliki 1 (satu) set Pelembut Air
Pelembut Air dapat melakukan pembersihan (back wash) secara otomatis atau manual.
Setiap pelembut air dilengkapi dengan tangki air garam (Brine Tank).

Spesifikais tipikal pelembut :

VIII - 188
Kapasitas : 4 – 6 m³ / jam
Tekanan Awal (pre – pressure) : min 2.5 bar , max 4 bar
Sambungan pipa : ½” – 1”
Microprocessor : LED Display, storing setting of parameter
2. Masing-masing sistem elektroklorinasi minimal dilengkapi dengan 2 unit sistem
produksi air lunak (sebagai operasi dan sebagai cadangan).
3. Sistem produksi air lunak dilengkapi dengan sistem pencucian ulang dan sistem
pemindahan unit operasional (operasi/cadangan) secara otomatis.
4. Setiap unit sistem produksi air lunak harus dilengkapi dengan satu tangki larutan garam
untuk regenerasi.
5. Sistem filtrasi in-line harus mampu menghilangkan kotoran, endapan, partikulat, dan
mampu menghilangkan klorin dari air.
6. Casing filter terbuat dari material FRP atau stainless steel dengan tekanan kerja antara 3-
6 bar.
7. Sistem filtrasi in-line harus mudah dioperasikan dan dicuci, serta dilengkapi dengan
indicator tekanan air pada inlet dan outlet filter.
Filter harus dapat menyaring semua kotoran, endapan dan partikel pada aliran masuk
(incoming water), mudah dioperasikan dan dibersihkan secara manual. Pengukur tekanan
terpasang pada saluran air masuk (inlet) dan saluran air keluar (outlet) dari saringan.
Operating Flowrate : min 0.5 – 4.0 m³ / jam
Operating pressure : 2 - 5 bar
15.3. Pompa Penguat (Booster Pump)
1. Pompa penguat hanya digunakan untuk memompa air bersih, bukan larutan kimia.
2. Pompa penguat berikut control panelnya harus dipasang berikut cadangannya (satu
operasional dan satu siaga).
3. Pompa penguat berikut panelnya dipasang pada unit sistem elektroklorinasi dan unit
sistem dosing NaOCL dengan tekanan kerja minimal 5 bar.
4. Pompa penguat harus dapat dioperasikan secara otomatis dan kompatibel dengan
SCADA IPA.
15.4. Pompa Kimia
1. Pompa kimia digunakan untuk memompa larutan garam dan/atau larutan NaOCL.
2. Pompa kimia berikut control panelnya harus dipasang berikut cadangannya (Satu
operasional dan satu siaga) dengan tekanan minimal 5 bar.

VIII - 189
3. Pompa kimia harus terbuat dari material PVDF/PE/PP/Teflon untuk bagian yang basah
dan casing dari material yang tahan bahan kimia.
4. Pompa kimia harus dapat dioperasikan secara otomatis dan kompatibel dengan
SCADA IPA.
15.5. Tangki Larutan Garam
1. Tangki larutan garam harus terbuat dari HDPE/FRP tahan kimia dengan bukaan di atas
dan dilengkapi dengan tutup tangki.
2. Tangki larutan garam dilengkapi dengan dua lubang inlet, dua lubang outlet, dan dua
lubang penguras.
3. unit Tangki Air garam PE (Polyethylene) & chemical resistant, bagian atas terbuka untuk
penjenuhan larutan air garam untuk setiap system elektroklorinasi. Kapasitas setiap tangki
min. 200 liter.
15.6. Tangki Larutan NaOCL
5. Tangki larutan NaOCL harus terbuat dari HDPE/FRP tahan kimia dengan bahan baku
dari Vinyl Ester Resin dengan tiga lapis polyester gelas agar tahan terhadap larutan
Natrium Hipoklorit.
6. Tangki larutan NaOCL dengan bukaan di atas dan dilengkapi dengan tutup tangki.
7. Tangki larutan NaOCL dilengkapi dengan ventilasi udara, indicator level air, dua lubang
inlet, dan tiga lubang outlet.
15.7. Perpipaan
2. Pipa yang digunakan untuk sistem elektroklorinasi harus dari material uPVC Class D
atau yang lebih baik.
3. Fitting/aksesoris pipa yang digunakan harus kompatibel dan tahan bahan kimia.
15.8. Pompa Air Garam
Unit Pompa Air Garam (Peristaltic pump with stepper motor) yang sesuai untuk memasok
larutan air garam ke elektrolyser.
kapasitas : min. 9L/jam (50hz)
Tekanan : min 1.5 bar
Bahan Konstruksi (wet end) : PVDF/PP/PE/Teflon
Casing : Chemical resistant material
Kontrol Operasional : Serba otomatis, tersambung ke system
15.9. Tangki produksi
Unit tangki yang terbuat dari PE & chemical resistant, dengan kapasitas min. 200 liter,
bersifat resistan terhadap bahan kimia terbuat dari Polyethylene. Tangki harus dilengkapi
dengan 1 lubang overflow outlet dan 1 lubang pembuangan (outlet) dibagian bawah.

VIII - 190
Instalasi memenuhi kualifikasi : bebas ganguan – resiko bahaya untuk lingkungan
sekitarnya (Classified as non – hazardous area).
Pipa dan Katup Valve penyaluran bahan kimia harus sesuai (compatible) dengan jenis
bahan kimia yang digunakan.

VIII - 191

Anda mungkin juga menyukai