SPESIFIKASI TEKNIS
SPAM
PASAL – 1. PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan gambar-
gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan
mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam
konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua
sumber daya dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus
disepakati, harus diterapkan baik pada bagian di mana spesifikasi tersebut ditemukan maupun
bagian-bagian lain dari pekerjaan di mana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara tanda atau papan nama yang
diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi. Tanda atau papan nama tersebut memuat
informasi antara lain Nama Instansi Pemilik Pekerjaan, Nama Penyedia Barang/Jasa; Nama
Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi, Nama Paket Pekerjaan; Nilai Kontrak, Jangka Waktu
Pelaksanaan, dan Sumber Pendanaan.
Papan Informasi Proyek harus disediakan di samping Papan Nama dengan gambaran lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan yang dilengkapi dengan gambar desain bangunan setelah selesai
pelaksanaan pekerjaan. Substansi dan tampilan di dalam Papan Informasi Proyek harus
dikoordinasikan dengan Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi Pekerjaan.
VIII - 1
Apabila diperlukan di dalam Papan Informasi Proyek dapat ditambahkan dengan gambar/peta lokasi
yang menunjukkan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan perubahan arus lalu
lintas dan sebagainya sebagai informasi kepada masyarakat luas. Informasi jadwal pelaksanaan
pekerjaan dan rencana perubahan lalu lintas harus dikoordinasikan dengan Pihak Berwenang sebelum
ditampilkan.
Papan Nama dan Papan Informasi Proyek harus disetujui oleh Pemilik Pekerjaan sebelum di pasang.
Papan-papan tersebut harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh Direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus segera disingkirkan.
PASAL – 4. PERIZINAN
Setelah Penyedia Barang/Jasa ditunjuk, apabila pekerjaan ini memerlukan izin dari instansi lain yang
berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus mengurus dan menyelesaikan
perizinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan
surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perizinan tersebut merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Pekerjaan di lapangan dapat dimulai setelah memperoleh
perizinan yang diperlukan.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang menghalangi
pekerjaan, dan jika untuk membongkar bangunan/material tersebut harus memerlukan perizinan dan
biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari
jalan keluarnya.
Jalan akses ke lokasi, baik yang sudah ada (eksisting) maupun yang belum ada (sementara), berikut
sarana perlengkapan lain seperti rambu-rambu, jembatan dan sebagainya yang diperlukan harus
disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana tersebut dan
setelah tidak dipergunakan lagi atau selesai pelaksanaan pekerjaan maka harus dibongkar, dirapihkan
kembali seperti keadaan semula/lebih baik, atau dikondisikan sebagaimana yang disyaratkan oleh
Direksi. Jalan sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus dipersiapkan dan
dikerjaan dengan tetap menjaga keselamatan, keamanan, dan kemudahan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Jalan eksisting yang dipergunakan untuk jalan akses harus dipelihara dan dikembalikan
kondisinya sesuai dengan kondisi awal atau lebih baik.
VIII - 2
Biaya untuk jalan akses tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan untuk biaya
tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk memenuhi kebutuhan air dan/atau
pembuangan semua air bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan
sementara yang ditimbulkan di mana saja. Cara pengambilan air dan/atau pembuangan air tidak boleh
merusak lingkungan setempat serta tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
terhadap tanah atau saluran/anak sungai di mana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.
Biaya untuk pembuatan saluran tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan untuk biaya
tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan sendiri
oleh Penyedia Barang/Jasa agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan. Kantor dan
gudang sementara ditempatkan pada lokasi di dekat pekerjaan utama dan lokasi lainnya apabila
diperlukan sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Penempatan lokasi kantor sementara dan/atau
gudang sementara yang tidak berada di dalam lokasi proyek harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dan harus telah disetujui oleh pemilik tanah. Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara
dan gudang tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan desain untuk memperoleh
persetujuan direksi.
Biaya untuk kantor sementara dan gudang sementara diperhitungkan berdasarkan luasan yang
diperlukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi. Segala biaya yang diperlukan untuk kantor
sementara dan gudang sementara tersebut, misalnya biaya sewa lahan, biaya utilitas yang diperlukan
(listrik, air bersih, air kotor, dll), perizinan, perlengkapan kantor, peralatan P3K dan K3L dan
sebagainya dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran per luasan kantor sementara dan
gudang sementara.
1. Kantor Sementara
Kantor sementara harus memiliki ruangan yang cukup aman dan nyaman untuk bekerja di lapangan.
Kantor sementara terdiri dari ruang untuk Penyedia Barang/Jasa, ruang untuk Konsultan
Supervisi/Manajemen Konstruksi, ruang untuk Direksi, ruang untuk rapat, ruang untuk perawatan
darurat, ruang untuk beribadah, dan ruang lain sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan peralatan kantor dan mebel sesuai dengan yang diperlukan.
Kantor harus dilengkapi dengan:
VIII - 3
a. Fasilitas listrik dan penerangan
Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan biaya untuk perbaikan kembali yang mungkin timbul
apabila tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Oleh karena itu, segala keperluan untuk
biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk menyediakan air ke lokasi pekerjaan,
sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan
pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Biaya untuk penyediaan air tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan untuk biaya
tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia
barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas
pengaman yang diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
VIII - 4
pekerjaan. Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara wajar
bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.
Biaya untuk penyediaan listrik dan penerangan tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala keperluan
untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-gambar
tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terakhir. Penyedia
barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukkan perbedaan antara gambar
rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi sebelum pekerjaan
dimulai. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
VIII - 5
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk
perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
Shop drawing harus dapat memberikan informasi yang lengkap mengenai komponen-komponen
yang ada dalam suatu instalasi, meliputi lokasi/posisi, tipe, ukuran-ukuran peralatan dan pekerjaan
pengelasan, yang seluruhnya harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan.
Selama waktu yang ditentukan di dalam time schedule, Penyedia barang/jasa harus mengajukan shop
drawing untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa. Gambar yang disetujui akan ditanda tangani atau
ditandai oleh pengguna barang/jasa.
Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pengguna barang/jasa harus segera diperbaiki oleh
Penyedia barang/jasa sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa dan harus segera diserahkan
kembali. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam shop
drawing.
Rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan disampaikan dalam bentuk kurva-S dengan rincian per
komponen pekerjaan. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa harus menyampaikan jadwal pengerahan
material, peralatan, dan tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan. Khusus untuk pekerjaan utama
(masing-masing unit bangunan sesua ruang lingkup pekerjaan), Penyedia Barang/Jasa wajib
membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan dan jadwal pengerahan material, peralatan, dan tenaga kerja.
Rencana jadwal pelaksanaan dapat dilakukan penyesuaian setelah dilakukan pemeriksaan bersama
pada awal pekerjaan (mutual check 0%/MC0). Adanya perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana yang disampaikan dalam penawaran harus dimasukkan ke dalam Adendum Kontrak.
Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang terjadi pada saat MC0 tidak boleh melebihi jangka
waktu sebagaimana ditentukan di dalam kontrak awal.
Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan setelah MC0 dimungkinkan dengan ketentuan mengikuti
Syarat-Syarat Khusus dan Umum Kontrak, setelah mendapatkan persetujuan dari Pemilik Pekerjaan.
Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar purna laksana (as-built drawing) yang digambar
dengan skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut harus
diserahkan selama pekerjaan berlangsung untuk pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan maupun
setelah penyelesaian pekerjaan. Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan
VIII - 6
instalasi, baik bangunan, sistem perpompaan, sistem kabel, sistem drainasi, sistem pipa
(fittings/accessories) serta perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang
kontrol (manholes), ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya
pengikatan terhadap muka tanah pada bangunan permanen.
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya meskipun gambar tersebut
adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka Penyedia
Barang/Jasa harus segera meminta pertimbangan dari Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi
dan Direksi untuk menetapkan ukuran yang benar.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu kelancaran
pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti sehingga kelancaran pelaksanaan
pekerjaan diyakini dapat dimulai.
Untuk material-material yang disediakan oleh Direksi/Pemilik Pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus
mengusahakan pengangkutan dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Sebelum Penyedia
Barang/Jasa mengambil material tersebut, harus dilakukan pemeriksaan bersama. Penyedia
Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas pengangkutan material tersebut sampai di lokasi
pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa harus mengganti material yang rusak atau melengkapi yang kurang
akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian setelah dilaksanakan
pemeriksaan bersama.
VIII - 7
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Dokumentasi nama produsen material
dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi
penting lainnya mengenai hal ini harus tersedia. Bila menurut pendapat Konsultan
Supervisi/Manajemen Konstruksi dan/atau Direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
Penyedia Barang/Jasa.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan
lainnya.
Biaya untuk penyediaan contoh-contoh material tersebut tidak termasuk di dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena itu, segala
keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia
Barang/Jasa.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dari jenis atau
merek tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Supervisi/Manajemen Konstruksi dan Direksi untuk menentukan jenis atau merek material yang baik
dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia Barang/Jasa
dapat mengusulkan untuk mengganti dengan produk atau merek material yang baik dan
diperbolehkan dengan ketentuan sekurang-kurangnya mempunyai kualitas dan spesifikasi yang setara
atau lebih baik yang telah ditetapkan. Usulan perubahan/penggantian tersebut harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi/Manajemen Konstruksi dan diketahui oleh Pemilik Pekerjaan sebelum diadakan.
Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk mengusahakan upaya yang diperlukan untuk
melindungi material, peralatan, dan hasil pekerjaan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena
VIII - 8
pengaruh cuaca. Biaya untuk perlindungan terhadap pengaruh cuaca tersebut tidak termasuk di
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh
karena itu, segala keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran
Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan
Direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi
pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan revisi
tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia Barang/Jasa untuk mendapat
persetujuan Direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Direksi yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan alat-alat ukur
dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi untuk
melakukan pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Direksi atau dipasang sendiri oleh Penyedia
Barang/Jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh Penyedia Barang/Jasa. Apabila ada
yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari Direksi.
Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan 3 (tiga)
rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda
tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu salinan gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada Penyedia Barang/Jasa. Setelah diperbaiki, Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan kembali
gambar hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat dengan aplikasi piranti lunak untuk
gambar teknis (Computer Aided Design) CAD agar memungkinkan untuk direproduksi kembali
dengan kualitas yang baik. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada
Direksi dalam cetakan plotting sebanyak 3 (tiga) salinan. Ukuran dan huruf yang digunakan pada
gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan Direksi.
VIII - 9
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan rambu-rambu
untuk keperluan kelancaran lalu lintas, baik di dalam lokasi proyek maupun di luar lokasi proyek
bilaman diperlukan serta dapat menempatkan petugas pengatur lalu lintas (apabila diperlukan).
Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan pekerja, lalu lintas, maupun
pihak lain yang terpengaruh. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu
lintas padat, Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila
dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari dengan rambu dan penerangan yang memadai.
Biaya untuk pemasangan rambu-rambu dan pengaturan lalu lintas tersebut tidak termasuk di dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, namun merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Oleh karena
itu, segala keperluan untuk biaya tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga penawaran
Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan kepada
direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan dimulai. Rencana
kerja tersebut harus mencakup:
Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai material dan bagian
pekerjaan.
Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke lapangan.
Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan dan/atau
pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
Usulan jumlah tenaga kerja yang dipakai dan jam kerja pada setiap tahapan pekerjaan dengan
disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan.
Cara/metode pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.
Penyedia Barang/Jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila Direksi
memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu
tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan apapun, Penyedia
VIII - 10
Barang/Jasa tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi sebelum
memulai pekerjaan, agar Direksi mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan
persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut Direksi penting, harus dihadiri dan diawasi langsung
oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan
tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan
dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan
ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.
Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh seluruh
pihak yang berkepentingan.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga satuan
yang tercantum dalam kontrak.
VIII - 11
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan secara khusus
dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Penyedia Barang/Jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai
dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian pekerjaan yang
tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan
sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat
kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat
kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan
kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
VIII - 13
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan
alat ukur tipe baling-banling
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer
SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,0075 mm)
VIII - 14
SNI 03-4431-1997 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik
pembebanan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat
ringan.
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
VIII - 15
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan
lain sebagainya harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm dan
harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m (kecuali dinyatakan lain
dalam gambar rencana). Lubang drainase tersebut diletakkan sedikit di atas peil pembuangan
air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah
atau pelindung-pelindung erosi.
VIII - 16
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm dan
ditimbun di satu tempat yang layak. Apabila diperlukan, tanah tersebut dapat digunakan lagi.
Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran
kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi dan
persetujuan dari pengguna barang/jasa.
Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa pepohonan rindang
dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus
dijaga betul dari kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada pepohonan atau tanaman ornamen
tersebut, perbaikan/penggantiannya dibebankan atas biaya Penyedia barang/jasa sendiri.
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak merusak
pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar dan
sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah permukaan tanah asli
dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah). Bersama-sama
dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang telah
ditentukan dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau dikubur.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa izin
khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya menyingkirkan pohon-
pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula dengan persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh
Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Pembakaran sampah sangat tidak
dianjurkan. Namun, apabila akan dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia
barang/jasa harus meminta persetujuan kepada Direksi dan memberitahukan kepada penghuni
terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia
barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai
pembakaran di tempat terbuka.
VIII - 17
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
2. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dengan elevasi yang benar-benar tepat sesuai
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa dapat mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.
VIII - 18
h. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan peralatan
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
i. Galian tanah yang mengandung batu atau batuan yang terdiri dari pecahan batu, atau batu-
batu besar dengan kuantitas satu meter kubik atau lebih besar dikategorikan sebagai : galian
tanah berbatu . Tanah yang mengandung cadas atau bahan konglomerat yang keras dapat
dikategorikan sebagai : galian tanah keras / cadas. Untuk galian tanah seperti dimaksud
dapat menggunakan peralatan kerja seperti linggis, panyong, peneumatik, bor atau peledak.
j. Semua penggalian lain, seperti : batu, batuan , dengan volume lebih kecil dari 1 m3, pasir,
lumpur/ tanah basah dan material lain selain butir (i) diatas dianggap sebagai galian tanah
biasa.
k. Pembuatan parit atau penggalian lainnya yang memotong jalan kendaraan harus
dilaksanakan dengan metode pelaksanaan galian setengah lebar jalan, atau satu sisi jalur
untuk lalu lintas dua arah dan diadakan perlindungan sehingga jalan tersebut dijaga tetap
terbuka untuk lalu lintas setiap waktu.
l. Semua bahan-bahan galian yang dapat dimanfaatkan kembali, dimana mungkin akan
digunakan dengan cara yang paling efektif, untuk pembuatan formasi pematang atau untuk
urugan kembali.
m. Bahan-bahan galian yang berisikan tanah-tanah sangat organis, gambut berisikan akar-akar
atau barang-barang tumbuhan yang layak dan juga tanah yang mudah mengembang, yang
menurut pendapat Direksi Teknik akan menghalangi pemadatan bahan lapisan diatasnya
atau dapat menimbulkan suatu penurunan yang tidak dikehendaki atau kehancuran akan
diklasifikasikan sebagai bahan tidak cocok digunakan sebagai urugan dalam pekerjaan
permanen.
n. Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan untuk timbunan atau setiap bahan yang tidak
disetujui Direksi menjadi bahan urugan yang cocok, harus dibuang dan diratakan dalam
lapisan-lapisan tipis oleh kontraktor diluar daerah rencana kerja atau tempat lain sesuai
arahan Direksi.
o. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan perlindungan bagi setiap pipa
bawah tanah yang berfungsi, kabel-kabel konduit atau struktur dibawah permukaan lainnya
yang dapat dipengaruhi oleh penggalian dan harus bertanggung jawab untuk biaya
perbaikan setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya.
Daerah yang bukan termasuk daerah galian, yang terlanjur digali atau daerah dimana telah
bercerai-berai atau berjatuhan, harus diurug kembali dengan urugan terpilih dan
dikembalikan pada kondisi seperti semula.
2.2.1. Klasifikasi Galian
VIII - 19
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar
rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar
penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar
rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh dianggap
bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai pondasi jika
dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu besar,
kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang.
Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan Direksi akan hal ini, dan
tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan
lantai pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material-material
pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua
retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi), serta
semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.
2.2.3. Cofferdam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan cofferdam.
Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus memberikan gambar rencana
cofferdam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
VIII - 20
Cofferdam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar pondasi
yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar
keselamatan kerja terjamin. Luas cofferdam harus direncanakan cukup untuk penempatan
perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Cofferdam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk melindungi
beton muda dari arus air deras atau erosi. Silang-silang penguat dan atau bagian-bagian lain
dari cofferdam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian permanen dari pondasi
tanpa persetujuan Direksi, sehingga harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak
konstruksi.
2.2.4. Genangan Air Dalam Galian
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga, agar lubang galian
tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air atau
rembesan dari tempat lain. Apabila lubang galian digenangi air, maka Penyedia barang/jasa
harus mengeluarkan air dengan jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit
pembuang. Bila terjadi keadaan di mana menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin
memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan
adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai pondasi beton seal dengan
dimensi cukup, agar penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan
sebagaimana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak langsung dari cofferdam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan
sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa dalam proses
pemompaan. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup
menjadi keras.
2.2.5. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian
Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu oleh
pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi akan segera memberitahukan
kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes secara tepat
kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan tahap konstruksi
berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam jangka waktu
lama untuk hal-hal yang tidak perlu.
2.2.6. Penggunaan Material Bekas Galian
Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-
VIII - 21
pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan
sebagainya.
Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya keras
dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan jenis-jenis
material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan dari Direksi.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk pekerjaan
yang sifatnya besar/luas, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain. Pengurugan
dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai nantinya tidak akan
timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.
2.2.8. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan. Material pasir yang akan digunakan harus sesuai dengan
spesifikasi dan/atau gambar rencana yang telah ditetapkan dan bebas dari bahan-bahan
pengotor.
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus bersih,
bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang diperuntukan.
2.2.9. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan
Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah kubikasi dalam m3 dari tanah galian yang diukur
dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m3 dari tanah yang
dipadatkan pada pekerjaan urugan.
VIII - 22
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi bidang-
bidang, sebagai berikut:
a. Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling
Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang dasar
pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga tidak
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan,
longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat pendekatan
dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa tambahan
pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar tersendiri,
yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20cm di bawah muka air tanah konstan
pada lubang galian.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan cara di mana
material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan
yang akan disebut di bawah ini. Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang
perlu dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-
baiknya.
Untuk Pekerjaan Galian Parit Pipa :
b. Lebar dasar parit harus berukuran minimal diameter luar pipa ditambah 300 mm
dan maksimum diameter luar pipa ditambah 500 mm, atau sesuai petunjuk direksi.
c. Dasar parit harus dibuat sama rata dengan dasar pipa, sehingga dasar setiap
bagian pipa yang dipasang harus mengenai tanah sepanjang jalur pipa.
VIII - 23
Galian pada sambungan tersebut harus dikerjakan oleh rekanan dan sudah diperhitungkan
dalam penawaran.
e. Bila ada bagian parit yang longsor, rekanan harus menyingkirkan tanah longsor
itu, biaya yang timbul sebagai akibat longsoran itu ditanggung oleh rekanan.
f. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan
peralatan bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
2.3. Pekerjaan Timbunan
2.3.1. Pemadatan Tanah
i. Material tanah yang dimanfaatkan kembali untuk penimbunan harus sesuai kondisi/keadaan
tanah ditempat pekerjaan.
ii. Bentuk dan metode penimbunan tanah harus sesuai dengan gambar rencana atau atas
petunjuk Direksi
a. Parit pipa khususnya untuk pipa HDPE harus diurug dengan pasir mulai dari
sebelah bawah pipa sampai diatas pipa sesuai dengan gambar.
c. Sisanya harus diurug kembali dengan tanah galian lapis demi lapis, dimana setiap
lapisnya harus dibasahi dan dipadatkan dengan hati-hati.
VIII - 24
e. Timbunan parit pipa yang bersentuhan dengan aspal / perkerasan jalan , dibawah
lapisan aspal diatas lapisan pasir diisi agregat A , Agregat B dengan ketentuan dan
spesifikasi yang telah ditetapkan.
f. Timbunan yan tidak bersentuhan dengan aspal / perkerasan jalan, setelah urugan
pasir diisi timbunan pilihan / tanah yang dipadatkan, dengan metode dan syarat kwalitas
bahan yang dipakai sesuai dengan yang ditetapkan pada spesifikasi ini.
g. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan Pemborong sudah termasuk upah dan
peralatan bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
h. Test Sand Cone diperlukan untuk mengetahui kadar pemadatan yang telah
dilakukan
2.3.3. Pemadatan Urugan Standar AASHTO
Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan harus dipadatkan
menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai yang disetujui oleh Direksi
sampai kepada persyaratan-persyaratan kepadatan sebagai berikut :
ii. Lapisan-lapisan didalam 30 cm atau kurang, harus dipadatkan sampai 100 % kepadatan
kering setandard maksimum yang ditetapkan sesuai AASHTO T.99 (PB.0111-76).
iii. Tergantung kepada jenis pelaksanaan dan persyaratan khusus Direksi Teknik,
pengujian-pengujian kepadatan dilapangan dengan metode kerucut pasir harus
dilakukan diatas masing-masing lapisan urugan yang telah didapatkan, sesuai dengan
AASHTO T.191 (PB.0103-76). Dan jika hasil sesuatu pengujian penunjukkan bahwa
kepadatannya kurang dari kepadatan yang diminta, kontraktor harus memperbaiki
pekerjaan tersebut. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh lapisan dan
dilokasi yang ditunjukkan oleh Direksi.
2.3.4. Syarat Kwalitas
i. Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan terdiri dari bahan tanah atau bahan
batu yang memenuhi persyaratan untuk urugan tanggul biasa diatas dan yang jika diuji
untuk CBR Laboratorium akan memiliki nilai minimum 10 %.
ii. Untuk pekerjaan stabilitasasi talud atau pematang atau pekerjaan-pekerjaan lain dimana
diperlukan adanya tegangan geser yang baik, urugan pilihan pematang akan terdiri dari
VIII - 25
urugan batu, atau lempung berpasiran bergradasi baik atau campuran lempung/ kerikil
dengan indeks plastisitas rendah tidak lebih tinggi dari 10 %.
iii. Bilamana harus dilakukan pemadatan dibawah kondisi banjir atau kondisi jenuh, urugan
pilihan pematang akan berupa pasir atau kerikil atau bahan butiran bersih lainnya dengan
indeks plastisitas tidak lebih besar dari 6 %.
2.3.5. Perbaikan urugan yang tidak memuaskan atau tidak stabil
a. Urugan terakhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang ditentukan atau
disetujui atau dengan toleransi permukaan yang ditentukan diatas, harus diperbaiki dengan
membuat terurai permukaan tersebut, dan membuang atau menambah bahan-bahan yang
diperlukan diikuti dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
b. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kandungan
kelembahan seperti ditentukan atau seperti diperintahkan oleh Direksi, harus diperbaiki
dengan menggaruk bahan tersebut sampai kedalaman 15 cm atau seperti yang diperintahkan
oleh Direksi, yang diikuti dengan penyiraman yang memadai dan pencampuran secara
menyeluruh dengan alat motor grader atau peralatan lain yang disetujui.
c. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti yang ditetapkan oleh batas-batas
kandungan kelembaban yang ditentukan atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi, harus
diperbaiki di bawah kondisi cuaca kering dengan menggarukkan bahan-bahan tersebut
diikuti dengan pengerjaan sebentar-sebentar alat grader atau peralatan lain yang disetujui,
dengan waktu istirahat diantara pekerjaan-pekerjaan tersebut. Secara alternatif atau jika
pengeringan yang cukup tidak dapat di capai dengan pengerjaan bahan lepas tersebut.
Direksi dapat memerintahkan supaya bahan tersebut dibuang dari tempat pekerjaan dan
diganti dengan bahan yang cocok dan kering.
Perbaikan urugan yang tidak memenuhi persyaratan kepadatan atau persyaratan sifat-sifat
bahan spesifikasi ini, dapat meliputi kebutuhan pencampuran dengan bahan lain yang
cocok, disertai dengan penambahan kebasahan, pemadatan yang lebih dan / atau
pembuangan serta penggantian atas perintah Direksi.
2.3.6. Pekerjaan Pondasi
Penyedia Barang/Jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan
atau yang diperlihatkan dalam gambar.
A. Pondasi langsung
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di lapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana penggalian
dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
VIII - 26
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh d ilaku kan sebelum diperoleh persetujuan
dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir atau batu pecah
sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan
ketebalan maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali
sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang direncanakan
sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan diperoleh tanah
dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi tidak sesuai
untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut
sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.
B. Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan dalam
gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Kepala pancang
direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam bangunan bawah sedalam 10 cm.
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di
dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus
berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain
sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya, tetapi
jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan semen akan
menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga di antara agregat
kasar dan terdapat sedikit sisa untuk penyelesaian akhir (finishing).
VIII - 27
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam
adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi
yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Acuan
Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu Acuan Normatif
yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula diterapkan
apabila sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.
3.2.Persyaratan Bahan
Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan ”Peraturan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (NI – 3 )”, British Standard yang relevan atau yang setara. Penyedia
barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton
untuk memperoleh persetujuan dari Direksi. Penyedia Barang/Jasa tidak boleh memesan bahan
tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan, pengiriman-
pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh tersebut. Penyedia
barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap contoh yang sudah
disetujui, tanpa persetujuan dari direksi. Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera
disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta dilindungi
dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal atau yang
rusak kantongnya akan ditolak. Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan
Acuan Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang
tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi dari pabrikan.
VIII - 28
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang sesuai
untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering,
berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus
30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang di lantai. Ketika diangkut ke
lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan penutup lain
yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap
semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air
dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-semen harus
disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat dipakai lebih
dahulu (first in first out).
3.2.2. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5mm dan agregat halus adalah
agregat yang lolos saringan 5mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25 mm
sampai 5 mm. Pemakaian agregat all–in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm. Sebelum pembetonan dimulai,
sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang representatif
dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812: 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa
harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
VIII - 29
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus dilakukan
sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25ton yang dipasok atau setiap kali pengiriman
agregat.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber pemasokan atau
di lapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah disetujui guna
menjaga kesinambungan kerja.
3.2.3. Unsur – Unsur Tambahan / Additif
Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan dengan terlebih dahulu
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K-225 dianjurkan pemakaian super plasticizer, pada dasarnya
untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Penyedia barang/jasa harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika dipakai aditif
ini, penyedia barang/jasa harus memberikan usulan secara terinci.
3.3. Manajemen Pelaksanaan Pengadukan dan Pengecoran Beton
3.3.1. Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 11/3
kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan. Direksi berwenang untuk meminta agar
penyedia barang/jasa menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu tertentu dari
beton yang dicor dalam pekerjaan dan penyedia barang/jasa harus sudah
memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia barang/jasa.
Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6 kubus beton dari
tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia barang/jasa
harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan analisa
gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design). Penyedia barang/jasa tidak boleh
melakukan pengecoran sebelum Direksi menyetujui rencana campuran.
Mutu Beton Ukuran Agregat Rasio Air/Semen Maks Kadar semen min.
Maks.(mm) (terhadap berat) (kg/m3 dari campuran)
VIII - 30
37 0,45 315
K-350 25 0,45 335
19 0,45 365
37 0,45 300
K-300 25 0,45 320
19 0,45 350
37 0,50 290
K-250 25 0,50 310
19 0,50 340
Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai kekuatan
yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan bahwa yang dipakai
bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu
lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk mencapai kekuatan rencana.
Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat
juga mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat
VIII - 31
percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
lapangan oleh penyedia barang/jasa. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus diterapkan
prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi
yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi. Biaya
percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang permukaan
akhirnya tidak baik. Dalam hal ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan beton yang
ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga hasilnya menurut
penilaian Direksi sudah memuaskan.
3.3.5. Pengukuran Bahan-Bahan Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang
boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut volume terpisah
dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ±1%. Pengukuran volume
dapat diizinkan asal disetujui oleh Direksi.
VIII - 32
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum beton
dicor.
3.3.5.1. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk di tempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor, pengadukan
harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu serta mempunyai
kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan dengan kecepatan
sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diizinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi
untuk mutu beton tertentu. Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke
seluruh massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang
homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
3.3.5.2. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya di mana beton akan dicor. Isi
pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus
diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong.
Metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari
Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut. Alat-
alat yang dipakai untuk mengangkut dan mengecor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap
hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada umumnya beton
tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter tetapi jika bagian pekerjaan
tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka dikerjakan sedemikian
sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh
operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.
VIII - 33
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang- kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh izin tertulis
dari Direksi.
Pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada siang hari
kecuali jika sudah diperoleh izin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari. Izin tersebut tidak
akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem penerimaan yang memadai
yang disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi pada saat pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan. Catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.
3.3.5.3. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa massa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan sarang
lebah (Honey Comb), memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
Vibrator bertipe ”Rotary Out of Balance” (berputar di luar keseimbangan) dengan frekuensi
tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar 69 pada
beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa
timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus
pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai di dalam suatu
pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga menyediakan
sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi kerusakan.
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain. Oleh karena itu, harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah
sebelum tulangan beton ditempatkan.
3.3.5.5.Blok – Blok Beton
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya maka
tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan disetujui oleh
VIII - 34
direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan tanda-tanda retak ataupun
cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
Portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Tegangan tekan minimum dari
blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30kg/cm² pada umur 40hari.
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk
jangka waktu paling tidak 10hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai
karung basah.
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam dengan menarik
garis lurus di antara kedua ujungnya. Ventilasi tersebut nantinya harus dicat dengan cat tembok
sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direksi.
3.3.5.6. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari sinar matahari langsung ataupun dari
pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan. Semua
beton harus dijaga tetap lembab dengan cara dibasahi setelah pengecoran. Perlindungan
diberikan dengan cara menutupi beton dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm,
atau dengan kantong-kantong goni basah.
Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi
beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul akibat
pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh penyedia
barang/jasa atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.
3.3.5.7. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yang
dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertekstur kasar. Sebelum pengerasan
pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok di mana perlu untuk
menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton
yang terbuka.
3.3.5.8. Siar – Siar Konstruksi
Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut harus
berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika perlu dibor guna melewati
penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai mengeras, maka
dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar
VIII - 35
ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam istirahat. Oleh karena itu, Penyedia
Barang/Jasa harus memperhitungkan kontinuitas pengecoran secara terus menerus tersebut.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus benar-benar horizontal atau vertikal.
Jika diperlukan dapat dipasang beading di dalam dinding bekisting pada permukaan yang
terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum menempatkan beton baru
pada beton yang sudah mengeras. Permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan
seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan penyikatan
seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan
tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus dengan pasir (Sand Blasted) untuk
memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan disetujui oleh Direksi
bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana
ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.
3.3.5.9.Cacat Pada Beton
Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang ternyata
memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut:
a. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya sesuai dengan yang diperlihatkan pada
gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan c. Beton mengandung kayu atau
benda asing lainnya
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi dengan
spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama seperti beton
yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan memakai kikir atau alat
lain yang sesuai.
3.3.5.10. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran yang
berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi dapat meminta agar
dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada Penyedia
barang/jasa.
VIII - 36
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka waktu
yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta
cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan, dipadatkan
dan mengeras. Bekisting dari kayu dan multiplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah
dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran. Pengikat
baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau dipakai, bagian dari
pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus
berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan beton yang timbul
akibat pengikat atau pengantara harus ditutup dengan rapi segera setelah bekisting dibuka
dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus dilapisi
dengan multiplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum memasang kayu
bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang. Panil kayu lapis yang
ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab atas mutu
permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting. Semua sudut kolom dan
balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh Direksi. Kolom
dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya dapat disingkirkan
sebelum beton dicorkan.
Untuk menghasilkan akhir yang halus, Penyedia barang/jasa harus melakukan percobaan
finishing untuk permukaan halus. Percobaan ini akan dilakukan pada balok pondasi dan kepala
tiang menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan dalam
spesifikasi ini, Penyedia barang/jasa harus mengubah rencana campuran beton dan/atau
rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan standar beton
muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam jangka
waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.
VIII - 37
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat
lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika
diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak
boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British Standard
No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan bertegangan tinggi
harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British Standard No. 4449 : 1969 atau yang
setara untuk baja ulir yang bertegangan tinggi. Tegangan baja tulangan bertegangan tinggi
harus minimal 40,0 kg/cm².
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari muka tanah
atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan (Bending
Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut
bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard
4466: 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi semua
tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan,
tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak
boleh dipakai. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan diameter batang yang
ditekuk.
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar dan harus
ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut
kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding dengan diameter tidak
kurang dari 2,6mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-kurangnya
harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang
sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang
ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar kontruksi atau
lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran kecuali diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang sudah
VIII - 38
mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh
Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan
dalam tenggang waktu yang cukup. Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk
sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan penambahan
air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori/truk molen dan ditandatangani oleh pencatat
waktu yang bertanggungjawab di tempat pengadukan.
VIII - 39
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum. Posisi di
mana beton dicorkan
e. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
f. Slump (atau faktur kompaksi)
Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam waktu 1
jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk. Buku catatan harus selalu
tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.
6.1. Toleransi Untuk Beton Yang Tidak Terbuka (Tidak diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat dalam batas-
batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran bagian antara lain
pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi –0,3cm sampai +0,3cm.
6.2. Toleransi Dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6cm, posisi bagian struktur
maksimum 0,3cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh
melebihi 0,1cm dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian struktur harus dalam batas
0,1%. Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
6.3. Pemasangan Kolom – Kolom Pencetak
Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan
pada kolom. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan
memakai blok-blok batas yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh Direksi.
Posisi kolom yang dapat bergerak selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-
penopang yang didesain dengan baik dan diangkur pada balok atau pelat pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi, tetapi tidak
boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan. Direksi berhak untuk menolak kolom yang
mengalami kerusakan.
6.4. Pemberian Lapisan Permukaan
Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dilapisi dengan pengeras
lantai yang tidak mengandung Volatile Organic Compund (VOC) dan memiliki ketahanan
pemakaian (wear resistence) antara 4,5-9,8 kg/m2. Pemberian lapisan harus mengikuti petunjuk
dari pabrikan/supplier.
VIII - 40
Dalam rangka pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan supaya
kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas. Setiap Konstruksi harus diisi air bersih
dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air selama
waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air. Penurunan
maksimum yang diizinkan selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.
Untuk bangunan air yang cukup besar, antara lain Bangunan Aerasi, Prasedimentasi, IPA,
Reservoir, dan IPAL, pengisian air untuk pengujian dilakukan secara bertahap mulai dari 1/3
volume bangunan. Apabila tidak ditemukan kebocoran dan/atau permasalahan lain misalnya
pergeseran bangunan, pergerakan muka tanah, dan sebagainya maka pengujian dapat
dilanjutkan untuk 2/3 volume bangunan. Selanjutnya pengujian dapat diteruskan hingga
kapasitas penuh volume bangunan apabila memenuhi persyaratan pengujian struktur hidrolis.
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya kebocoran.
Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diizinkan, penyedia barang/jasa harus
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri. Setelah perbaikan selesai, metoda
pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada ayat ini.
Semua bahan harus dipakai dan diterapkan untuk perbaikan harus tepat sesuai dengan
petunjuk pabrikan.
VIII - 41
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun pekerjaan
dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap pekerjaan yang
dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana,
Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki dengan biaya sendiri. Penyedia barang/jasa
harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan serta perancah agar dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
8.4.Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
digunakan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat seluruhnya.
8.5.Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan harus
menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila digunakan
las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda seperlunya. Ujung dari plat
penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan flens dari gambar ujung dan batang
tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang disambung dengan plat penyambung dengan
memakai paku keling atau baut harus diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada
sambungan batang tekan maka toleransi maksimum adalah 0,1mm dan tidak untuk sambungan
batang tarik maksimum 0,2 mm untuk setiap titik sambungan.
VIII - 42
3mm pada plat yang mempunyai tebal 12mm, 6mm untuk plat yang mempunyai tebal 12mm
dan 6mm untuk plat dengan tebal 24mm.
8.10. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua plat
potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat lubang dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas pada salah satu
lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai ukuran yang
sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan, plat-plat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.
VIII - 43
Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacat-cacat lain. Segera
setelah tuangan dikeluarkan dari cetakan maka Direksi harus diberi tahu sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak diperkenankan untuk diperbaiki dan
hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan
tempaan harus disempurnakan dengan mesin bubut untuk diselesaikan dan dicocokkan
dengan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.
Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat Direksi
dalam penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik,
maka harus diolah dengan mesin perkakas terlebih dahulu dan biaya-biaya untuk pekerjaan
tersebut dibebankan atas resiko Penyedia barang/jasa.
8.12. Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut cincin
baut dan sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan sebanyak 10%
dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut pada saat pengiriman,
kepada Direksi. Penyedia barang/jasa menyerahkan montase (kalau diperlukan pihak ke-3) dua
copy daftar paku keling dan bautnya yang menyatakan jumlah, ukuran, kualitas serta letaknya di
mana akan dipakai pada pekerjaan.
1. Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum dipanaskan.
Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris dengan batangnya
dan berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku keling harus cukup
panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta cukup untuk lubang.
VIII - 44
8.13. Pengangkutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan dan apabila dipakai pihak ketiga
dalam pekerjaan pemasangan, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk sewa gudang,
semua penyerahan dan untuk setiap kehilangan serta yang dapat terjadi disebabkan oleh
kelalaian dan kegagalan untuk menerima pekerjaan baja.
Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan baja, Pihak Ketiga harus segera menyampaikan
secara tertulis kepada Direksi dengan tembusan kepada Penyedia Barang/Jasa adanya setiap
kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda. Kalau tidak demikian, Pihak Ketiga harus
memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi di luar dan sesudah
penyerahan atas biaya sendiri.
8.14. Pemasangan
a. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
dan mendirikannya di tempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut atau las
seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian harus
dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Drift yang dipakai mempunyai
diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut dan digunakan untuk
membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti sebagaimana diisyaratkan. Penggunaan
martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material tidak
diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan
montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan
drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan mesin perkakas
harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan sebanyak 50%
sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40% dari lubang diisi
dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10% dari lubang pada suatu kelompok
dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift diangkat
(disingkirkan).
VIII - 45
dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan dan semua stel, setiap
paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi atas biaya Penyedia
barang/jasa.
VIII - 46
Memasukkan dan mengencangkan baut baja keras dimulai setelah sambungan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut tidak boleh menyimpang
dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat. Pemakaian cincin baut
miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu. Baut yang menonjol melalui mur
tidak kurang dari 1,5mm dan tidak melebihi 4,5 mm. Baut stel yang digunakan untuk
membuat permulaan awal pekerjaan dapat seterusnya digunakan pada sambungan.
b. Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang digerakkan
dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukkan torsi
yang tercapai sesuai yang disyaratkan.
8.16. Plat Baja Yang Digalvanisir
a. Bahan
Bila ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki adalah galvanisasi celup
panas. Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, baik untuk saluran air hujan,
bubungan dan pinggul pada atap sirap atau pada tempat lain yang ditunjukkan pada
gambar, harus dipakai baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah ditentukan.
Ketebalan lembaran plat baja dan jumlah seng pelindungnya harus sesuai dengan tabel
berikut:
b. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada lekukan.
Kelim patrian harus benar-benar kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer atau
berlimpah.
VIII - 47
Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera dalam
gambar.
c. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari ½ timah hitam dan ½ timah
putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat tersebut.
b. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blasting atau
cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket padanya.
Proses pelaksanaan pembersihan dengan sand blasting harus disaksikan langsung oleh
wakil direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup dengan cat dasar dan
dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.
c. Penggunaan Cat
Pengecatan dapat dilaksanakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh
Direksi. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau pada
cuaca lain yang jelek. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu.
Lapisan berikutnya boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian
VIII - 48
maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di
atas.
Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapukan dengan kuat
pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut, sambungan pada setiap bagian
yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, dan bahan/tempat lain yang disetujui
oleh Direksi.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan
lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0cm.
Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana maka lubang-lubang drainase tersebut harus
ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5m dan diletakkan sedikit di atas peil
pembuangan air.
Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah
atau pelindung-pelindung erosi.
9.1.Bahan-Bahan
1. Semen Portland dan Spesi Semen
Semen yang dipakai di sini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan
secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen Portland
Indonesia NI-8.
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus yang
ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada satu landasan kayu atau
logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai mengeras atau
telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi
yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.
2. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
VIII - 49
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan b.
Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
b. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanya zat-zat
organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang sedang
kepekatannya
c. Bagian yang hancur pada pengujian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak boleh
lebih dari 10%
d. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 0,6%
alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat
reaktif terhadap alkali
e. Kekuatan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding yaitu yang
menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65% pada
pengujian 7 hari.
f. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
g. Butir-butir pasir harus dapat melalui ayakan berlubang 3mm.
3. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian Portland
Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Blok-blok semen yang baru dicetak
harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10 hari dengan jalan
membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.
VIII - 50
5. Air
Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti
yang dipakai untuk pekerjaan beton.
6. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi.
7. Lain – Lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan
lain- lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau seperti yang disyaratkan pada
saat rapat penjelasan.
9.2. Adukan
1. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata
dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
Apabila tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan secara
manual (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang
merata.
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20cm di atas
bidang lantai harus dipakai mortar tiype M2. Untuk penembokan kamar mandi, toilet, tempat
mencuci, dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai setinggi 150cm di atas bidang lantai.
Jika tidak disebutkan untuk dilakukan dengan cara lain maka untuk selebihnya dipakai mortar
tipe M1. Penembokan harus harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran seperti pada gambar
VIII - 51
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan, bata merah harus dibasahi
dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata merah.
Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata
merah yang satu dengan yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan pada keadaan cuaca
yang baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus.
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5cm agar daya pelekat antara mortar
plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
9.4. Pasangan Batu
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan ukuran
yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak. Pemasangan batu-batu tersebut
harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat dipakai
campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan reservoir ataupun
bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan dalam gambar rencana atau spesifikasi teknis.
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Penyedia barang/jasa harus mempersiapkan rencana
kerja, material, serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut, sehingga
pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Harus ada kepala tukang kayu yang
ahli yang mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus
memenuhisyarat-syarat dalam:
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.
10.1.Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus
kayu dengan mutu A sesuai dengan PKKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-
cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami
proses pengeringan udara minimum 3bulan.
10.2.Kadar Air
VIII - 52
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil atau sama dengan
15%. Sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar harus lebih kecil atau sama dengan
20%. Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan,
pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan
pada saat rapat penjelasan.
Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu disimpan dengan tidak
secara langsung menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi.
Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak kurang
dari 7,5cm dari batang yang berdampingan.
Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di
bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah perubahan dari
bentuk kayu.
Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan dengan jarak
horizontal 2,5cm.
Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila
kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak dan
harus diganti oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya.
Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya terbuka, misalnya pada
pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan sebagainya, permukaan harus dikerjakan kembali jika
tidak ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan konstruksi kayu harus
dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak ditentukan bahwa harus dikerjakan lagi.
VIII - 53
10.7. Penyusutan Kayu
Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa
sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak
mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-bahan
secara terus menerus.
10.8. Pabrikasi
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan
pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup,
paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai dengan
gambar rencana. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan untuk
pemasangan seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan memasang
konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.
Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan kayu jika
dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun penggunaan ter. Semua
sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada penyelesaian
pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-sambungan.
Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan
pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki selama atau segera setelah hujann
atau selama permukaan kayu masih basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam berselang
setiap penggunaan minyak pada bagian yang sama.
Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah dan
sebagainya bisa dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.
Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka dapat
dilapisi dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui. Setelah lapisan menie
maka harus diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapisi dengan tiga lapis cat yang
disetujui mutunya. Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat dicapai setelah
pemasangan kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi menie 2 kali sebelum pemasangan.
Tidak diperkenankan mengecat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau
selama permukaan kayu atau besi masih basah.
VIII - 54
Setelah sekurang-kurangnya 24jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan setiap
lapisan cat harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan.
50cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya diberikan penahan dan sebagainya. Jika
diperlukan untuk menjaga penggalian tanah melebihi dari yang direncanakan maka harus
ditutup dengan beton tumbuk atau beton lain sesuai dengan permintaan Direksi.
Tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar tanah
tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan. Bagian bawah dari galian
tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat mendukung beban yang akan
bekerja di atasnya. Juga harus dihindari dari genangan air yang dapat mengganggu lancarnya
pekejaan.
a. Pipa harus lurus dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan tidak rusak
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa cacat berupa
lubang-lubang atau retak-retak
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang
d. Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan dengan
mortar dengan perbandingan campuran 1 pc:3 pasir
VIII - 55
Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat pekerjaan. Pipa-pipa
yang tidak sempurna tidak boleh dipakai dan harus dipisahkan. Pipa drainase harus diletakkan
merupakan garis lurus dan dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana.
Perhatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai hasil yang
direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.
E. Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan pengetesan.
Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang lebih 30mm di atas harus
dari material yang terpilih. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus
dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak merusak pipa.
Kaca yang terekspos dengan lingkungan luar harus memiliki spesifikasi material yang tidak
reflektif/memantulkan cahaya (kaca dove) dan memiliki U-value kurang dari 5 atau R-value
lebih dari 0,2 (misalnya jendela kaca dengan frame aluminium atau kayu atau polimer dengan
kaca ganda dengan tebal kaca 3mm dan spasi antar kaca sebesar 6mm).
U-value adalah kemampuan untuk menghantarkan panas. Semakin rendah U-value maka
semakin rendah kemampuan suatu material untuk menghantarkan panas.
Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka kayu halus
yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-bahan tersebut diterima dalam keadaan
baik dan tidak mengeras pada tempatnya.
Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti atau diperbaiki
kalau retak, pecah, cacat dan lainnya.
Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi dan
mengajukan material/produk yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan. Semua
VIII - 57
material yang akan digunakan harus disetujui oleh Direksi. Pengecatan tidak boleh dilakukan
sebelum adanya persetujuan oleh Direksi.
B. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi
sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedangkan untuk finishing pekerjaan-
pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing digunakan dari jenis synthetic
resin dan yang khusus diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi. Cat-cat yang dipergunakan
untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam bangunan dari jenis emulsion paint yang
terdiri dari alkyd resin.
C. Daftar Bahan
Semua jenis material/produk yang akan digunakan harus memenuhi standar
nasional/internasional (seperti SNI 3564:2009 atau 06-0347-1989 dan lainnya yang terkait) dan
yang telah disetujui oleh Direksi. Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman
yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu
serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta
pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.
D. Pemilihan Warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia barang/jasa dari
contoh-contoh yang diberikan penyedia (supplier).
E. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran dan
debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan terlebih dahulu dengan
peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki dengan
dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu
dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya sampai
halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat dua
lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35mikron.
VIII - 58
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah pembersihan dari
pekerjaan besi, ”Upox calcium Plumbate Primer” dari merek yang disetujui, tebal dari setiap
pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan,
permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu. Pengecatan
harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan pengecatan
tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-cacat harus
diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang retak
ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan kemudian
memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.
F. Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari:
1. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
2. Kayu (divernis)
Dua lapis vernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
3. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari ”Opoxemuel” yang dicampur dulu dengan ”upox hardener” dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan masing-masing tebalnya
40 microns.
4. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis cat emulsion
untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah luar.
VIII - 59
1. Perlu diperhatikan kekuatan, umur dan kesesuaian jenis material bahan Instalasi pengolah
air di lapangan terhadap kualitas air baku dan/atau lokasi daerah.
2. IPA harus memiliki kapasitas operasional 165 L/detik
3. IPA harus mampu mengolah air baku dari sumber air dengan kualitas air baku yang
ada
4. Kualitas air hasil pengolahan Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) harus dapat
memenuhi standar kualitas air minum Indonesia sesuai Permenkes Rl No
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
5. Setiap bangunan di lokasi IPA harus dipasang di atas tanah yang stabil. Bila kondisi
tidak memungkinkan wajib diberi pondasi khusus sesuai kebutuhan untuk menopang
bangunan di IPA
6. IPA harus dapat dioperasikan dan dirawat secara mudah menurut petunjuk
pengoperasian dan perawatan IPA
7. Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus terdiri dari unit untuk pengolahan
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi, mudah untuk dikontrol dan
mudah pemeliharaannya serta dilengkapi dengan bangunan penampung air minum
(reservoir).
8. Permukaan bagian luar dan dalam setiap bangunan tidak cacat dan kedap air.
9. Perletakan unit-unit tersebut harus disetujui oleh pengguna barang/jasa untuk dapat
disesuaikan dengan perencanaan pada tahap-tahap berikutnya.
10. Hendaknya menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang memerlukan hemat energi
listrik sehingga biaya operasi tidak mahal (hemat energi).
11. Zat-zat kimia yang diperlukan untuk pengolahan air tersebut harus mudah didapatkan di
pasaran dalam negeri dan harganya relatif murah.
12. Diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan Pemerintah dalam pengadaan/
pemakaian bahan-bahan bangunan produksi dalam negeri, kecuali beberapa bagian yang
memang belum dapat diproduksi dalam negeri.
13. Perlengkapan-perlengkapan tersebut hendaknya sesuai dengan standar nasional/
internasional yang ada sehingga mudah diperluas atau diperbaiki, suku cadang diusahakan
untuk mudah didapatkan di pasaran dalam negeri.
Spesifikasi ini adalah bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk unit
instalasi pengolahan air (IPA), material/bahan, pekerjaan konstruksi, pekerjaan Instalasi
perangkat/ peralatan, daya dan lainnya yang berkaitan. Pekerjaan yang harus dilaksanakan
adalah:
VIII - 60
1. Mereview perencanaan secara rinci proses pengolahan dan konstruksi lengkap sesuai
kebutuhan, terkait kuantitas dan kualitas air baku yang datanya telah disediakan oleh
Pengguna Barang/Jasa atau Konsultan Perencana:
2. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dan menganalisis ulang kualitas air baku.
3. Pengadaan bangunan-bangunan pengolahan air (IPA) berikut bangunan penunjang dan
perlengkapan-perlengkapannya yang terdiri dari bahan-bahan yang kedap air (waterproof)
dan dilindungi dengan anti karat.
4. Pengadaan dan pemasangan instalasi perpipaan unit IPA, peralatan listrik (motor,
pompa, injector, kompresor, panel, blower, crane, kabel-kabel), valve dan lain-lain.
5. Uji coba (trial run) dan commisioning sampai dengan hasil produksi memenuhi kapasitas
yang direncanakan dengan standar kualitas air minum yang dipersyaratkan, termasuk di
dalamnya pemeriksaan hasil kualitas air baku dan air olahan di laboratorium selama masa
uji coba.
6. Jaminan (guarantee) bahwa unit IPA ini mampu mengolah air baku menjadi air minum
yang memenuhi standar kualitas air minum sesuai Permenkes Rl No 492/MENKES/PER/
IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
7. Penyedia barang/jasa dapat mengajukan usulan perbaikan system untuk mencapai
kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan, sesuai dengan standar yang berlaku
dengan memperhatikan perkembangan teknologi terakhir.
8. Penyedia barang/jasa wajib memasukkan/menyertakan semua brosur/data teknis dari
peralatan/perlengkapan yang akan digunakan/ditawarkan untuk membangun unit Instalasi
Pengolah Air ini.
9. Semua usulan dari Penyedia barang/jasa akan menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan/pemilihan penyedia barang/jasa.
10. Penyedia barang/jasa harus menawarkan sistem monitoring dan kontrol otomatis dari
operasional IPA secara terpusat dari ruang control IPA.
11. Penyedia Barang/Jasa wajib menyusun dan menyerahkan buku pedoman dan manual
pengoperasian dan pemeliharaan bangunan pengolahan, bangunan penunjang beserta
peralatan dan perlengkapannya.
VIII - 61
SNl 06-0162-1987 Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar
bangunan.
SNI 07-0071-1987 Mutu dan cara uji pipa baja las spiral.
No Komponen Jenis
1 Komponen Utama
1) Unit pengambil air baku 1) Air Waduk
2) Pengukur aliran Air 2) Elektromagnetik atau ultrasonik.
3) Aerasi 3) terjunan
4) Pembubuh Larutan Kimia 4) Pompa dosing
5) Mixer 5) Hidrolis terjunan
6) Koagulasi 6) Hidrolis terjunan
7) Flokulasi 7) Hidrolis
8) Sedimentasi/ klarifikasi 8) Gravitasi
9) Filtrasi 9) Saringan pasir cepat
media tunggal (single media)
10) Desinfeksi 10) Pompa dosing
2 Komponen Penunjang
1) Penampung air minum 1) Ground Reservoir
2) Ruang genset
3) Laboratorium
4) Workshop/bengkel kerja
5) Kantor
6) Padmasana
7) Pos jaga
VIII - 62
8) Utilitas lokasi dan lansekap
VIII - 63
Unit IPA harus mempunyai kinerja sesuai dengan kualitas, kuantitas air baku yang
tersedia, dan air yang diolah/dihasilkan memenuhi ketentuan dan syarat yang berlaku.
Baku mutu dari air yang dihasilkan harus memenuhi kualitas sesuai dengan Permenkes Rl No
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
4.1. Fungsi
Untuk mencampur bahan kimia yang akan bereaksi dengan air baku, membentuk
partikel koloid yang disebut flok.
4.2. Bentuk
Bentuk Unit Pengaduk cepat menggunakan kecepatan pengaliran dalam pipa dan
dikombinasikan dengan terjunan yang memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi
terjunan air.
4.3. Ukuran
Ukuran unit koagulasi (koagulator) harus sesuai dengan perhitungan/gambar.
a. Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa GIP dengan diameter
yang disesuaikan dengan kapasitas IPA yang dibuat.
4.4. Kinerja
Unit Koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi:
a. pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang digunakan (misainya:
alum 5 - 7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
b. Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan G >750/det,
GTd 104 -105, sesuai dengan SNI 19-6774 - 2002, tata cara perencanaan paket unit
IPA
c. Waktu detensi 1-3 detik
d. Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Reynold NRe >10.000
VIII - 64
e. Bentuk dan ukuran peralatan pengaduk cepat disesuaikan dengan teknologi IPA
namun mampu menghasilkan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam butir a – d
5.2. Bentuk
Bentuk unit flokulasi dibuat nilai gradien kecepatan menurun dari 80/det sampai 20/det.
Dasar setiap bak dibuat sludge hopper dilengkapi pipa pembuang Lumpur.
5.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulasi (flokulator) harus sesuai
dengan perhitungan/gambar. Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit
pengolahan dan waktu retensi selama 40-20 menit.
5.4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali. Faktor yang sangat
berpengaruh adalah :
VIII - 65
PASAL – 6. SEDIMENTASI (PLATE SETTLER)
6.1. Fungsi
Untuk memisahkan flok yang sudah terbentuk dari unit flokulasi dengan pengendapan
secara gravitasi sehingga mudah dibuang.
6.2. Bentuk
Bak unit sedimentasi berdinding rata. Bentuk pengendap pada unit sedimentasi
menggunakan pelat pengendap (plate settler) dengan kecepatan pengendapan tinggi
(highrate) dengan NRe <500.
a. Pelat pengendap menggunakan material dari baja tahan karat (stainless steel)
minimal SS 304 d e n g a n k a d a r N i 8 % atau lebih baik dengan ketebalan 0,5-
.
1,2 mm dan tahan pada temperature operasional maksimal hingga 55℃.
b. Material dasar stainless steel yang digunakan harus yang baru (prime) dan bukan
merupakan hasil daur ulang, serta bersifat kaku dan aman untuk air minu m (food
grade).
c. Modul pelat pengendap yang dipasang harus mampu untuk menahan bebannya
sendiri, beban rangka struktur, weir, gutter, baffle, dan beban bergerak terpusat
(misalnya personel dengan peralatan).
d. Rangka struktur untuk plate settler dan kancing pengikat (fastener) module plate
settler harus terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) minimal 304 SS atau
lebih baik.
e. Modul plate settler harus dilengkapi dengan kisi-kisi pelindung permukaan yang
cukup kuat namun tidak mempengaruhi kinerja proses pengendapan
f. Pemasangan modul plate settler harus sesuai dengan level yang ditentukan dalam
gambar dengan toleransi maksimal 10 mm dan toleransi jarak antar modul plat
settler maksimal 5 mm. Tidak diperkenankan adanya kumulatif toleransi.
g. Plate settler memerlukan pembersihan dan perawatan secara berkala. Oleh karena
itu, pemasangan plate settler harus memperhitungkan akses masuk bagi operator
untuk melakukan pembersihan dan perawatan.
h. Fabrikasi Plate settler menggunakan mesin CNC, laser cutting dengan gas nitrogen
dan harus dibuat oleh perusahaan/pebrikan yang berpengalaman dan memiliki
keahlian dalam bidangnya.
VIII - 66
i. Perusahaan/pabrikan penyedia plate settler harus menyediakan sertifikat fabrikasi,
sertifikat kendali mutu, dan gambar detail serta data desain untuk semua komponen
plate settler yang disuplai
j. Perhitungan desain (memo/design note) harus diserahkan dan disahkan oleh
Tenaga Ahli Penyedia Barang/Jasa dan Konsultan Supervisi .
6.3. Ukuran
Ukuran panjang 2400mm, lebar 1130- 1140mm atau diameter serta tinggi unit
sedimentasi harus sesuai dengan perhitungan/gambar. Dimensi bak pengendap dihitung
berdasarkan kriteria beban permukaan yang berkisar antara 2,5-6 m3/m2/jam dengan
dimensi plate settler sebagaimana ditentukan di atas.
6.4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali dan dapat
mengendap semaksimal mungkin. Faktor yang sangat berpengaruh adalah:
PASAL – 7. FILTRASI
7.1. Fungsi
Untuk menyaring partikel-partikel pengotor dari air yang tidak terendapkan selama proses
sedimentasi.
7.2. Bentuk
Penyaringan dilakukan dalam bak terbuka dengan menggunakan saringan pasir cepat
yang terdiri dari media tunggal pasir. Jenis pengaliran cepat (high rate filtration) dengan
aliran ke bawah (gravitasi). Jenis filter adalah aliran konstan (constant rate filtration)
dengan kompensasi perubahan kehilangan air (muka air filtrasi meningkat seiring waktu
berjalannya operasional filter). Dengan spesifikasi gravity (berat jenis): 2.6kg/liter (min),
bulk density : 1.5kg/liter (min), kadar silica : 98% (min).
VIII - 67
7.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit filtrasi harus sesuai dengan
perhitungan/gambar. Berikut adalah ukuran media yang digunakan dalam filter
Sistem underdrain menggunakan nozzle yang dipasang pada lantai (slab beton pre- cast).
Lantai filter harus kuat untuk menahan beban media pasir, media kerikil, air pada saat
tinggi muka air maksimum, dan beban lain yang mungkin ada.
d. Tahan pada beberapa larutan kimia antara lain ammonia 10%, formaldehyde 10%
isopropanol segala konsentrasi, methanol 50%, caustic soda 50%, hydrochloric acid
sulfuric acid 50%, soda water, ozone pada suhu 20°C-50 pphm
50%,
7.4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil filtrasi yang memenuhi syarat kualitas air maka kriteria
disain filter adalah sebagai berikut:
a. Kecepatan filtrasi 6-11m/jam.
b. Kecepatan pencucian filter 36-50m/jam.
c. Pencucian dengan menggunakan udara yang dikombinasikan dengan air filtrate.
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash dengan
persyaratan umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving head sebesar 3-
15 ft (0,91–4,57m).
VIII - 68
d. Pengaturan debit yang masuk dan keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur dengan
mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran (flowmeter) yang
sudah termasuk dalam pekerjaan ini.
PASAL – 8. DESINFEKSI
Unit desinfeksi untuk SPAM Titab menggunakan proses elektroklorinasi dengan material
utama dari konsentrat larutan garam dalam air lunak dan listrik untuk memproduksi larutan
natrium hipoklorit (NaOCL).
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai sesuai
kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.
VIII - 69
10.2. Bentuk
Pengeringan lumpur dilakukan di bak/kolam terbuka dengan pengendapan air dan
penguapan. Jumlah bak yang disediakan sebanyak 3 unit untuk pengoperasian secara
bergantian dan memberikan waktu pengendapan air dan penguapan. Pengangkutan
lumpur dari IPA menuju bak pengering lumpur dilakukan melalui saluran terbuka secara
gravitasi. Dimensi dan kemiringan saluran harus mampu mengalirkan lumpur dengan
kapasitas dan kecepatan pengaliran yang cukup aman dan meminimalkan terjadinya
pengendapan lumpur dalam saluran.
10.3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi bak pengering lumpur dan saluran
pengalirannya harus sesuai dengan perhitungan/gambar, termasuk komponen
peralatan dan perlengkapan pendukungnya.
BED
Jumlah Bed Minimum 2
Ukuran Sel (bed) P = 6 - 30 m ; L = 6 m
Ketebalan Lapisan Lumpur 20 - 30 cm
Kecepatan Alir Lumpur dalam Pipa > 0.75 m/det
Jenis Pipa Pengalir Lumpur Pipa Besi / Plastik
Peletakan Pipa Pengalir Minimum 17'' di atas Permukaan
Jarak Unit dari Permukiman > 100 m
Perlengkapan Tambahan - Bak Pembagi Aliran
- Splash Plates (untuk Meratakan Lumpur)
KERIKIL
Kedalaman Total 6''
Pemasangan Di atas Pipa Underdrain Paling Atas
Peletakan 2 atau Lebih Lapisan
Ukuran Top 3" dari Partikel Kerikil 1/8" - 1/4"
Kualitas Dinilai dengan Baik untuk Tingkat Permukaan
PASIR
Tebal Lapisan Pasir 23 - 30 cm
Ukuran Partikel 0.8 - 1.6 mm
UC Pasir < 4.0
ES Pasir 0.3 - 0.75 mm
Jenis Pasir Pasir Kasar yang Bersih dan Sudah Dicuci
Kualitas Dinilai dengan Baik untuk Tingkat Permukaan
UNDERDRAIN
Kemiringan Pipa Perforasi 1%
Jarak antara Pipa Perforasi 2.5 - 6 m
Pemasangan Dengan Sambungan Terbuka
Bahan - Bahan dengan Kekuatan yang Cukup
- Bahan Tahan Karat
Kekuatan Dapat Menahan Kerikil
VIII - 70
PASAL – 11. PENGUJIAN BANGUNAN PENGOLAH AIR
11.1. Umum
Pengujian bangunan-bangunan pengolah/penampung air, perlu dilakukan untuk
membuktikan kekedapan air dari pertemuan antara pipa dengan beton, dilakukan terhadap bak
sedimentasi, bak koagulasi-flokulasi, bak pengendapan, bak filter, reservoir air, bak pengering
lumpur, dan bangunan air lainnya.
11.3. Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam nomor B di atas harus
diulangi. Pengujian tidak perlu diulang jika:
VIII - 71
Biaya yang timbul sudah termasuk dalam biaya pengujian memperoleh air untuk mengisi
bangunan pengolahan/penampungan pada saat pengujian, termasuk memperbaiki kebocoran
dan segala kerusakan yang mungkin timbul.
11.4. Uji coba (Trial Run)
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukkan dalam penawaran biaya untuk uji
coba (trial&running) masing-masing bangunan dan peralatan. Penawaran biaya untuk
pelaksanaan uji coba meliputi daya listrik, bahan bakar, bahan kimia, dan lainnya yang
diperlukan dan digunakan untuk mencapai hasil konstruksi dan hasil kinerja proses sesuai
standar/mutu/kualitas produksi air olahan yang telah ditentukan dan sesuai dengan dengan
kapasitas desain.
Uji coba setiap bangunan meliputi uji coba kelengkapan bangunan dan peralatan, uji coba
pengaliran air, uji coba kebocoran, uji coba peralatan mekanikal elektrikal (pompa, valve,
listrik, genset, lampu penerangan, piranti lunak, komunikasi, dsb). Hasil uji coba yang telah
diterima oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan dituangkan ke dalam Berita Acara
Hasil Uji Coba.
Catatan, koreksi, dan rekomendasi hasil pelaksanaan uji coba harus ditindaklan juti
olehPenyedia Barang/Jasa dengan segera atas biaya Penyedia Barang/Jasa. Komisioning
keseluruhan sistem hanya dapat dilaksanakan setelah uji coba masing-masing bangunan
selesai dilaksanakan dan segala catatan/koreksi/rekomendasi yang ada telah dinyatakan
diterima.
11.5. Uji Sistem (Komisioning)
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukkan dalam penawaran biaya untuk uji sistem
secara keseluruhan (komisioning) SPAM Titab (IPA Titab Atas dan IPA Totab Bawah), meliputi
dari air baku (intake) hingga titik penyadapan air curah (tapping). Pengujian dilaksanakan
VIII - 72
selama 5x24 jam dengan kapasitas penuh (IPA Titab Atas 165 L/dt dan IPA Titab Bawah 185
L/dt) dan menghasilkan kualitas air minum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Komisioning SPAM Titab (IPA Titab Atas dan IPA Totab Bawah) dapat dilaksanakan setelah uji
coba masing-masing bangunan (trial run) telah dilaksanakan dan dinyatakan telah diterima.
Sebelum pelaksanaan komisioning, Penyedia Barang/Jasa wajib menyampaikan kepada
Pemilik Pekerjaan untuk dapat mengkoordinasikan kepada pihak-pihak terkait, antara lain
(dan tidak terbatas pada) Direktorat PAM, Pemprov Bali, Pemkab/Pemkot Terkait, Tim
Komisioning, Instansi Pengelola SPAM Titab, Instansi Pemanfaat Air (PDAM terkait), serta
pihak-pihak lain yang diperlukan. Penyedia Barang/Jasa harus mempersiapkan segala
material, peralatan, dan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan komisioning.
Komisioning dapat dilaksanakan setelah seluruh material, peralatan, dan sumber daya
siap di lokasi pekerjaan.
Pelaksanaan komisioning IPA mengacu kepada SNI 0004-2008 tentang Tata cara
commissioning instalasi pengolahan air.
11.6. Data Instalasi dan Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan IPA
Data instalasi asli (original) harus diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pemilik
Pekerjaan dalam bentuk tercetak (hardcopy), file (softcopy), dan/atau program (software)
yang meliputi sebagai berikut:
1. Desain dan diagram system kabel dan kelistrikan serta perpipaan berikut daftar
material dan peralatan
2. Desain dan diagram system instrumentasi dan control berikut daftar material dan
peralatan
3. Desain dan diagram/gambar struktur, baik baja/besi, beton, kayu, dan/atau material
lainnya
4. Buku Manual dan Data masing-masing peralatan (dari pabrikan/supplier)
5. Buku Petunjuk Mengatasi Masalah untuk semua peralatan (Troubleshooting)
6. Sertifikat, hasil pengujian, jaminan, izin-izin yang terkait dengan pelaksanaan dan
setiap material dan peralatan yang digunakan di IPA
7. System operasi, piranti lunak program, dan lainnya yang digunakan dan dipasang di
IPA
Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus dibuat dengan
rinci, jelas dan dilengkapi dengan skematik/ gambar-gambar yang mudah dipahami, dalam
bahasa Indonesia. Buku-buku tersebut terdiri dari:
VIII - 73
1. Buku referensi nama, kode, dan lokasi setiap peralatan dan perlengkapan di IPA yang
dilengkapi dengan gambar lokasi
2. Buku Manual Sistem operasi IPA secara keseluruhan (Operation Manual)
3. Buku Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lokasi IPA (Health and Safety Work
and Environment)
4. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Perawatan untuk semua Peralatan (Maintenance)
Penyedia Barang/Jasa dapat memegang salinan dari data/dokumen tersebut di atas untuk
memenuhi kelengkapan administrasi. Penggunaan data/dokumen tersebut di atas untuk
keperluan lain harus dengan seizin Pemilik Pekerjaan.
Semua material yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas atau bukan
barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) atau Certificate of
Manufacture (COM) dari pabrik. Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat
jaminan dari pabrikan/supplier minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan (PHO). Di
VIII - 74
dalam pemasangan pipa, pihak pabrik/supplier wajib melakukan supervisi/asistensi kepada
Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting/aksesoris
(mur, baut, gasket, material penyambung dan lainnya) sebagaimana diperlukan sesuai dengan
yang tertera di dalam Daftar Kuantitas dan/atau di dalam gambar rencana. Semua semua pipa
dan fitting/aksesoris harus sesuai dengan untuk pemakaian di
daerah tropis pantai, beriklim lembab dan bersuhu udara sekitar 20-40°C, temperatur air
yang mengalir antara 15-35°C dan pH antara 5 sampai dengan 9.
Material pipa yang ditawarkan dapat berlainan sesuai dengan alternatif material pipa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini. Untuk material pipa lain yang ditawarkan disyaratkan
bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai spesifikasi dan kualitas secara keseluruhan
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini atau
yang lebih baik. Pengajuan alternatif material pipa lain harus didukung dengan kajian teknis
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi.
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit
yang disuplai sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana
diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan
tersebut sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus
diizinkan untuk melakukan inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan
pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
VIII - 75
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kgf/cm2 atau setara Pipa PVC
seri S-10 (sesuai SNI 06-0084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian
minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Barang/Jasa Pengadaan harus menyertakan
tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standar dengan panjang efektif tidak lebih
dari 6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk
penggunaan di Indonesia, serta memenuhi SNI.
Setiap pipa dan fitting harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan
diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan merek dagang (sesuai SNI 03-6419-
2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315 mm untuk Air Minum). Bila
dianggap perlu, atas permintaan Direksi harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja
pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Penyedia Barang/Jasa. Jumlah
pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi. Apabila
ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai/tidak memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan, maka Penyedia Barang/Jasa wajib mengganti dengan pipa dan/atau fitting
yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan.
1.1. Referensi
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah:
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Jangka Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air
Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC untuk
Air Minum
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air
Minum dengan Uji Tungku
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum
terhadap Metilen Khlorida
VIII - 76
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum
dengan THF
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Pita Meter
SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan
Sistem Drainase di dalam tanah.
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm
untuk Air Bersih.
SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315 mm
untuk Air Minum
RSNI T-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa PVC
untuk Penyediaan Air Minum.
1. Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), kelas pipa yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal minimal 100 kgf/cm2 setara seri S-10)
menurut standard SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter. Ketebalan
minimum dinding pipa dan diameter luar mengikuti tabel berikut:
Tabel 12.10 Diameter luar dan ketebalan dinding pipa polyvinyl chloride
(pvc) seri S-10
Rata-rata Diamter Luar Tebal Dinding Nominal
(mm) (mm)
63 2,4
75 3,6
90 4,3
110 5,3
140 6,0
160 7,7
200 9,6
250 11,9
315 15,0
355 16,9
VIII - 77
400 19,1
450 21,5
500 23,9
560 26,7
630 30,0
2. Sambungan
a) Push On Rubber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain maka sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain
dibevel dengan sudut kurang lebih 15°. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk
pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.
b) Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa PVC
dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40mm dan lebih kecil dapat
disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan standar pabrik.
Bila digunakan sambungan solvent cement ini, Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan
imbuhan 10%. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan
memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50 oC tanpa mengganggu kekedapan
pipa terhadap air.
e) Adaptor
VIII - 78
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange pada
satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan mekanikal
maupun push-on.
f) Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak disebutkan
SNI
dalam 07-0068-1987
Volume Pekerjaan (Bill Pipa Baja untukmaka
of Quantity) konstruksi
sistemumum, mutu dan
sambungan cara uji.
menggunakan
sistem
SNIrubber ring joint. Semua fitting
0039-1987 direncanakan
Pipa Baja mempunyai tekanan kerja 1,23MPa
Bergalvanis
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
(12.5kg/cm2). Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection
SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
molded atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan
SNI 07-1338-1989 Baja dengan
karbon tempa.
karakteristik dan kekuatan yang sama pipa yang disambung.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi
ductile (Ductile Cast Iron). Bellyang
andkelabu.
Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai
flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pad
SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,
ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung -
penyambung.
ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange.
SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen,
SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
yaitu SNI
coal07-2196-1991
tar atau aspheltic base, yang pipa,
Flensa mempunyai
toleransiketebalan
dimensi. kering tidak kurang dari
0,3mm.
SNIPermukaan dalam dari fitting
07-3080-1991 tersebut
Pipa spigot danharus dilapisi
socket epoxy
dari besi ataumodular
tuang coal taruntuk
epoxy
jaringan
yang dipakai untuk lining harus pipa bertekanan,
dari bahan yang tepatbagian
untuk 2.pipa air minum dan
dilengkapi sertifikasi dari instansiPersyaratan
SNI 07-3025-1992 yang berwenang
las- (public healthUmum,
Ketentuan authorities). Baut dan
Persyaratan
servis dan
mur yang akan dipakai untuk flange untuksambungan
sambunganmekanikal
las. harus dari baja yang
SNI 07-3026-1992
digalvanis. Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu
struktur las.
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las
tumpu.
SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel
Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak kurang
dari 226 N/mmz (2300 kg/cm2) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
VIII - 81
JIS G 3452, SGP
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI -07-0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus
cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas
persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang
sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan keliling
untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter atau kurang,
kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana (saddle) penguat
baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
B. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum dilapisi pelindung dalam
dan luar sebagai berikut :
C. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian
VIII - 82
luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang
dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai
dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus terdiri
dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22.5
derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend.
Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus terdiri dari empat
potongan bend.
1.3. Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting" termasuk
"coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang menghasilkan
produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh Pemilik,
harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan akan
dipilih oleh Direksi.
VIII - 83
d) Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8 mm
minimum.
e) Bonded asbestos felt; dan
f) Satu lapisan water resistant whitewash
Lapisan pelindung digunakan ada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek terdiri dari :
"Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan dengan
pengelasan)
"Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve Coupling°), dan
Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan
sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut harus berada di
tempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.
VIII - 84
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu dengan pembakar (burner)
sampai kurang lebih 60 derajat, dan "wrapping" harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi
daerah sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di lapangan
harus lebih besar dari 50 mm.
Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan harus
lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus lebih dari 100 mm.
secara merata, dan udara yang berada diantara -sheet" dan pipa harus disingkirkan seluruhnya
secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari "sheet".
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan
pelindung "sleeve coupliiig" harus diberi lapisan kembali sebagaimana berikut ini.
VIII - 85
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy°' atau pelapisan "coal tar epoxy'', tenaga
kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa.
Pelapisan Epoxy
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer
- Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
Pelapisan Coal Tar Epoxy
Penyedia Barang/Jasa harus memasukan data teknis dan contoh (sample) bahan tersebut
besarnya dengan data pengalaman instruktur yang akan ditugaskan oleh pabrik, untuk
persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebui, harus dilanjutkan ke bagian beton tidak
kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum" harus dibersihkan. Karat,
kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya dari permukaan yang
akan dilapisi.
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang cukup agar
cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita harus ditekan
dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap. Dalam hal pita yang
VIII - 86
disediakan pemilik habis, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan pita yang sama atau
setara yang disetujui Direksi atas biaya Penyedia Barang/Jasa sendiri.
Lapisan pertama: Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35
mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel
Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etching
Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive Paint, Class
1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan persetujuan
Pengguna Barang.
Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi tiga
lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik, dan
dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35 microns.
Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering, 25 microns.
Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint. Class 2"
atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika mungkin haruslah produk dari pabrik yang sama
sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk tersebut haruslah
produk terdaftar.
VIII - 87
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan
untuk pipa dan "fitting", yang mana mereka terpisah
VIII - 88
2. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.
Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan epoxy
yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus memenuhi
persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini dianggap sebagai
lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari 400
mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.
3. Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa
a. Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining yang sesuai
spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar, lebih dari
370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti yang
dispesifikasikan pada bagian 7.3.1. Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung
datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang pada
perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat adalah
panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.
b. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
Tabel 6.13. Lining dan coating
Cutback Lining
Nominal Cutback Tar Epoxy Mortar
(mm) Coating (mm) (mm)
Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub
bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.
c. Ujung Flange
VIII - 89
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan
dari flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai deengan
spesifikasi dan memasukkannya ke dalam Bill of Quantity. Bahan lapisan sambungan kulit
ini harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus dilindungi dan memasukkan
tambahan (allowance) 20 %. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perincian dari
volume bahan tersebut.
2. Selubung atau Lembaran Tahan Panas – Susut (Heat Shrinkable Sleeve or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar dan dalam.
Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam butyl rubber based
adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :
Ketebalan Minimum Ketebalan Minimum dan
Diameter Pipa Lapisan Luar Lapisan Dalam
(mm)
(mm) (mm)
Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisan dalam adalah sebagai berikut :
Karakteristik Fisik Lapisan Luar
Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
Kekuatan Tarik:
VIII - 90
- circumferential (Min., N/mm2) : 17.7 (JIS K 6760)
- axial (Min., N/mm2) : 14.7 (JIS K 6760)
Elongasi:
- circumferential (Min.,N/mm2) : 250 (JIS K 6760)
- axial (Min.,N/mm2) : 500 (JIS K 6760)
Identification hardness
Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
Dielectric Strenght
(Min., kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm2) : 40
- circumferential (Min.,N/mm2) :8
Catatan: (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan. Penyedia barang
harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink flame.
Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak sebelum pembakaran
dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur tekanan gas dengan pengukur
tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan dari pembakar dan pengatur tekanan gas
harus juga disediakan.
f. Pengecatan Tanda (Working)
Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada bagian
tengahnya. Bahan cat tersebut harus memenuhi standar nasional/internasional yang berlaku dan
sudah disetujui oleh Direksi untuk dipergunakan.
g. Pita Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrotion Protection Tape)
VIII - 91
Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan korosi dan
harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan
kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi organik, serta pengawet organik.
Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan mengikat
adhesif, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti mikroorganisme,dan lain-
lain.
4. Lapisan Coating
a. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot fusion
bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar 150 mikron. Baut
dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special nylon coating tersebut, sehingga
ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.
VIII - 92
dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan katup-katup dan perlengkapan
perpipaan lainnya.
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai sesuai
kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.
VIII - 93
8. Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah jarum
jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
9. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
10. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti
gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
11. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat
dari karet sintetis.
12. Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan
kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaanharus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
13. Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain -
lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter
epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur
Pengawas.
14. Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating
dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating
setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air harus harus
dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh digunakan.
15. Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 3 (enam) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
16. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang menerangkan
bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta sesuai dengan standar yang
diacu.
17. Semua material yang diadakan harus merupakan barang baru (bukan barang bekas
atau bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi
teknis yang ditentukan yang dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO) atau
Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik/supplier. Penyedia Barang/Jasa wajib
melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier minimal 10 tahun.
18. Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi,
VIII - 94
bilamana diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk
pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia
Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk
menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
VIII - 95
k. Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
l. Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup harus
disertakan pada surface box tersebut dan diberi tanda tercetak pada bagian atasnya
dengan informasi penamaan dan kode valve. Tanda yang tercetak harus permanen,
tahan terhadap cuaca dan pengaruh lainnya serta mudah diidentifikasikan.
m. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan dengan
baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi valve dan sudah
dicoating dengan anti karat.
n. Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
4.2. Gate Valve Perunggu (Bronze)
a. Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98Mpa (10.0kg/cm 2).
Valve harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
b. Valve dengan ukuran 80mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat
dari perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji),
skrup dalam dan tangkai pengungkit.
c. Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,
kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm 2 (20
kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau dari
kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga yang
mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm 2 (32 kg/m2). Stem/tangkai harus
terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.
4.3. Katup Udara (Air Release Valve)
i. Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai
berikut :
Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
Aman terhadap vakum
ii. Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan
pada uraian pekerjaan.
VIII - 96
iii. Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung
dariebonit,stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
iv. Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
v. Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
vi. Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
vii. Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah
untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan spesifikasi
sebagai berikut:
Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber seal, disc,
valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti 'Standards for
Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504) atau standard
Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi kualitasnya dari yang
disebutkan.
Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat
mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak mengakibatkan
piringan berpindah dari tempatnya semula.
Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup rapat)
sama dengan rate tekanan pada pipa.
Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for Grey
Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM Designation A
126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung pada ukuran
pipa yang dipasang.
VIII - 97
Tabel 6.16. Tipe Air
Valve
350 dan lebih besar Tipe dengan dua 75 mm dan lebih besar
Orifice atau kombinasi
tekanan kerja sebesar 0.98Mpa (10.0 kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball valve
harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk badan
valve dan bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus
diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dil apangan tanpa menggunakan alat
khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk packing
stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa
pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile cast iron pada
tiap operasi.
4.5. Plug Valve
VIII - 98
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan badan
valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan
chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi
dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless steel atau perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple Buna - N Packing Rings. Pada
saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa harus melepaskan
bagian valve.
4.6. Check Valve
1. Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve / KIep
Tabok dengan sambungan flange.
2. Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank -flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan.
3. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya diameter, tekanan
kerja, dan arah aliran air.
4. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
5. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang berkualitas baik.
6. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
7. Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus
mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan peralatan
khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
8. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal dengan
aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah aliran bersih (a
net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan ujung flange.
4.8.Sambungan Fleksible dan Kopling
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum
Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut:
VIII - 99
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring
karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta ujung
flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau pelat baja yang
mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan JIS G 3101
Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502 class
2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus da ri styrene
butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi
primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung
VIII - 100
dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini.
Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem epoxy atau
sistem coal tar epoxy.
4.9. Sleeve Coupling
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung pipa
pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan mur baut
untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi sesuai dengan
AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat persetujuan Pengguna
Barang.
A. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang digunakan
dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast iron (besi tuang)
yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari persyaratan di bawah ini.
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron
VIII - 101
30 0 - 4 50 127
B. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau
ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan.
Center sleeve dan end ring harus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang bisa
ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS 6681 Grade
VIII - 102
B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur dan baut harus dibuat dari
carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G 3101 Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di vulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile butadiene rubber (NBR) atau
ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan. Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari
persyaratan JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum sebesar
150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan lapisan galvanis
ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan kering lapisan
minimum sebesar 70 mikron.
4.11. Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga agar
bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang dispesifikasikan
untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak boleh kurang dari 50
megohms sebelum dan sesudah pekerjaan pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang
diinsulasi oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci logam.
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan, penurunan,
VIII - 103
pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pekerjaan. Kerusakan pada bahan
pipa yang akibat ketidaksesuaian penanganan pada hal-hal disebutkan di atas harus
diperbaiki/diganti hingga memuaskan direksi atas beban biaya Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan
oleh pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal perkakas dan
peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, Penyedia Barang/Jasa harus memberi
kompensasi kepada pemilik.
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada
gambar rencana untuk memasang:
a. Sistem perpipaan distribusi air bersih untuk gedung/bangunan tertentu.
b. Sistem pembuangan air kotor dan drainase
c. Pelengkap perpipaan
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan pemasangan
seluruh sistem perpipaan sampai pada pengetesan/pengujian sehingga semua sistem bekerja
dengan baik, aman, tanpa kebocoran sesuai dengan rencana.
a. Material
Semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).
b. Pipa-Pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan Acuan Normatif dan Standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).
Material-material pelengkap seperti wastafel, urinoir, water closet, dan sebagainya harus
disesuaikan dengan gambar. Apabila tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua perlengkapan
tersebut harus dari jenis/kualitas-1 dan merek yang disetujui. Semua unit perlengkapan tersebut
harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku dan kuat yang dikerjakan oleh
tenaga-tenaga yang ahli.
VIII - 104
d. Penyesuaian Dengan Peraturan Yang Ada
Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Acuan
Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Atau apabila
tidak ada maka harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di bawah pengawasan
seorang seorang Ahli yang berpengalaman, sesuai prosedur pabrikan.
f. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti
tersebut dibawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus
2. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang lebih
pendek daripada panjang pipa.
3. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara merata dan
material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih atau bebas dari batu
besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4. Pemasangan pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama untuk menjamin
lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan air kotor dan juga untuk
memudahkan pengontrolan dari sistem.
5. Ujung-ujung pipa yang terbuka harus ditutup selama jangka waktu pelaksanaan untuk
menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan masuk ke dalam pipa.
6. Test tekan (uji kebocoran) yang akan menguji apakah seluruh sistem telah dapat
bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
7. Semua pipa harus diberi warna tertentu sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan
arahan Direksi/Pengawas, guna membedakan dengan pipa-pipa instalasi lainnya.
VIII - 105
(flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk
penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi
teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai
dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di Indonesia dan
menurut perintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah
sekitarnya disimpan oleh pemilik dan Penyedia Barang/Jasa akan diizinkan dan
menelitinya di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang digunakan,
menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur dalam SNI, standar
yang digunakan merujuk kepada:
VIII - 106
Penyedia Barang/Jasa harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut pada
musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh tersebut,
Penyedia Barang/Jasa harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan
dan berada di bawah pengarahan direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan
untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.
VIII - 107
pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal
tersebut dalam persyaratan umum.
v Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan
dalam gambar dan spesifikasi.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh Penyedia Barang/Jasa
tanpa persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan
dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh Penyedia Barang/Jasa dengan cara yang baik, kecuali
bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya
akan dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
4) Pengeringan (Dewatering)
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan
pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian
pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika Penyedia Barang/Jasa memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.
VIII - 108
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.
VIII - 109
Sebelum penggalian, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang
nantinya mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan. Dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik. Setelah
perbaikan kembali, Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa secara bulanan cekungan yang
terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus diperbaiki sampai
pada ketinggian semula.
a. Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua
benda pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak
belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur pipa, untuk
perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan menuntut
penebangan pohon untuk pemasangan pipa, Penyedia Barang/Jasanya sebelumnya harus
mendapatkan izin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang memeliharanya dan
melaporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri.
b. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari bahan
galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman terpadatkan yang
sama dengan kondisi semula.
Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak
karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan.
Bilamana karena pekerjaan Penyedia Barang/Jasa, tenah berumput menjadi rusak untuk
diletakan kembali seperti semula, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan
memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.
VIII - 110
c. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan yang sesuai
untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan bila dalam
gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi mengizinkan dapat
dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakkan diatas tanah berbatu tersebut.
ii. Penggalian
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan dalam
gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.
Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak
sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
VIII - 111
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara semua
pendukung dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua
pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan
air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai sumber
yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan maupun
kepemilikan yang berada didekatnya.
Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya
dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan,
membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan
lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan yang ada
disekitarnya.
Lebih lanjut Penyedia Barang/Jasa harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan
adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah terganggu
selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.
c. Galian Terbuka
1. Umum
VIII - 112
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan kedalaman
yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa sebagaimana
yang diizinkan oleh direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan oleh Departemen
Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan dipelihara selama
pekerjaan agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat memberikan
kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang lainnya, maupun
penanganan khusus lainnya.
4. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diizinkan
direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan perletakan
pipa terakhir.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada kedalaman
yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
VIII - 113
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan
tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar memberikan
jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan fitting untuk pipa
dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting dengan
diameter lebih besar 600 mm.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika
terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang
penopang dan turap, Penyedia Barang/Jasa harus memberi tahu lokasi galian dengan turap
dan penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari
direksi.
Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan sepanjang
jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati- hati
tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada, atau
kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali
dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat ya ng sesuai
dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan Penyedia Barang/Jasa secara tertulis setiap saat selama
pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk
VIII - 114
ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas dan
kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain ditinggalkan/
dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di fihak direksi
untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan hak seperti itu
tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa terhadap kerusakan yang terjadi
pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam pekejaan
sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah longsor atau
bergeraknya tanah.
Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan
cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.
iii. Urugan
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua ba han untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan tidak
boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa
bahan yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana
ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa
terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
A. Bahan Urugan
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk urugan
ditentukan sebagai berikut :
VIII - 115
B. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam
bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak
atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
C. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga sedang,
tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan lainnya yang
menurut pendapat direksi dapat ditolak.
Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan
keseluruhan.
D. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang kuat
berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak mengandung batu
besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau bahan
yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.
VIII - 116
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing -masing
sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam ”Urugan
Sampai Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.
Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak merusak
pipa.
VIII - 117
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng dengan
menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna mencegah
runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki
kembali sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian ”GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN”. Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu
hingga ke dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk
topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung
dilakukan dari bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang dipe
rlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
VIII - 118
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang harus dijaga tetap bersih dan bebas
dari benda asing dan kotoran di sepanjang waktu. Langkah pencegahan mencakup
penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut petunjuk direksi
selama pemasangan pipa dan penyumbatan yang rapat semua lubang/celah yang ada pada
setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan
terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyemen akhir
harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat pemasangan.
Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus diberi tanda secara
permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan yang baik.
Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.
Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan di
dalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
”coupling”.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk ”Heat
– shinkable sleeves” atau ”Sleeves”, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.
A. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan perkakas dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan.
Semua pipa, fitting, dan valve harus diturunkan secara hati-hati ke dalam galian
satu persatu dengan batasan diameter memakai “crane”, derek, tali, atau dengan
mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai dan dengan cara sedemikian
rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (protective
VIII - 119
coating) serta lapisan pelindung dalam (Lining). Barang-barang tersebut sama sekali
tidak diperkenankan dijatuhkan dan/atau dilemparkan ke dalam galian. Jika
kerusakan terjadi pada pipa, valve dan/atau perlengkapan lainnya pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh
direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya
untuk diganti dengan yang baik.
Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa
dipasang dan ditempatkan pada jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan dan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan
dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.
VIII - 120
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau untuk tujuan
lainnya harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai serta dengan cara yang
rapih dan baik tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya. Ujung pipa harus halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot yang dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada Penyedia Barang/Jasa dari Direksi.
VIII - 121
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam Bagian sebelumnya PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA
PENGELASAN DI LAPANGAN atau dengan cara yang diterima oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan
las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double- welded
butt joint) sesuai yang ditentukan.
2. Juru Las
Penyedia Barang/Jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las
yang diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan serta memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan berwenang.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5% untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).
Mesin las harus menggunakan mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding
Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
VIII - 122
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
VIII - 123
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
VIII - 124
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Penyedia Barang/Jasa sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Penyedia Barang/Jasa dapat diterima atas dasar pengujian yang
diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen
B. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa bagi keamanan dan kelancaran
pekerjaan.
Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi.
Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
VIII - 125
Ujung ”Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak
selama penanganannya. Pipa atau ”Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh Direksi.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadual
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke
posisinya alinyemen dan gradien akhir harus dicek dengan peralatan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak
boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan
kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan
ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang
benar.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
VIII - 126
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong serong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama dengan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai denga
rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat
diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
C. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Chloride
Jenis sambungan pipa yang dipakai dalam proyek adalah sebagai berikut :
1. ”Push-On Rubbering” yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm – 300 mm
2. Sambungan ”Solvencement”, yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm – 40 mm
3. Semua bahan pelicin (lubricant) untuk sambungan ”Push-On Rubbe Ring” dan
”solvencement” untuk sambungan ”Solvencement” untuk PVC harus disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan data teknis dan contoh
untuk persetujuan untuk Direksi
VIII - 127
Beton selubung
2. Spesifikasi Teknis
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan ”flexible”
dan/atau ”fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alinyamen jembatan dan jalur pipa,
diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi
lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar
sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.
Penyedia Barang/Jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan
membantu Pemilik mendapatkan izin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.
VIII - 128
sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau, membuat
lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan
yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya, sebelum
memulai pekerjan pembangunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambah dengan cairan desinf ektan yang sudah disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa di
bor.
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga
air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus
dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorida yang
berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum pemberi-
an desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di atas, Penyedia
Barang/Jasa harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.
Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air minum maka terlebih dahulu harus
dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan mensterilkan
pipa dari kuman-kuman patogen dengan larutan desinfektan.
C. Perancah
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan perancah yang memadai untuk melintas sungai
atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan
mengecat pipa dan melaksanakan pekerjaan pemasangan pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di
lokasi jembatan di mana pendirian pilar termasuk ke dalam pekerjaan, sehingga dapat me-
nopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan
dari pelaksanaan pancang.
VIII - 129
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan turap atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dalam kondisi kering
dan aman.
1. Pondasi
Penyedia Barang/Jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuha n yan g
diten tu ka n at au yan g d ip e rliha tkan d a la m ga mba r.
a. Pondasi langsung
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung
tanah di lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang
disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh d ilaku kan sebe lu m
dipero leh pe rse tujuan da ri Dire ksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm
dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana
disetujui oleh direksi.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan
diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi
tidak sesuai untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali lebih
dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana
diperintahkan Direksi.
b. Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
VIII - 130
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Penyedia Barang/Jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 k g / c m ' ).
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantap kan ke besi tulangan
dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula
selama pengecoran beton.
E. Konstruksi
Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Penyedia Barang/Jasa harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan
ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cuku p sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua
bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja
sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran
sungai atau saluran.
G. Pemasangan Pipa
Penyedia Barang/Jasa harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting" dan
"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
1. Anti Lendutan (cambering)
VIII - 131
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Penyedia
Barang/Jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci
bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti
lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah
pekerjaan pemasangan pipa.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk
cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
3. Pengujian Pengecatan
a. Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
VIII - 132
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104
"Method of Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara
pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar
lain yang dapat diterima oleh Direksi.
Sebelum pekerjaan konstruksi, Penyedia Barang/Jasa harus menye lidiki struktur lapisan
bawah yang ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan supaya tidak
merusak fasilitas tersebut selama tahap pembangunan.
VIII - 133
Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Penyedia Barang/Jasa harus
membuat pengukuran secara mekanis dan mendata ketinggian tanah, permukaan jalan yang
ada dan muka air sumur, jika ada, dan harus melakukan penanggulangan yang memadai
terhadap penurunan ketinggian tersebut. Bilamana diketahui adanya penurunan
ketinggian, Penyedia Barang/Jasa harus segera menghentikan pekerjaan penembusan
dan hal tersebut segera pula dilaporkan ke Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai
dengan butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.
Penyedia Barang/Jasa atas biayanya sendiri harus mengecek semua ukuran yang
diperlihatkan dalam gambar dengan mensurvei sendiri lokasi pekerjaan.
B. Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa diizinkan untuk
melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan
keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup
pengujian penetrasi standar (standard - p en e tra t io n t e st ) di lubang bor.
Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari
pengeboran
tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas, nilai
banding rongga (void rat io ) dan kandungan air.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
VIII - 134
t " agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas harus
benar-benar dipenuhi oleh Penyedia Barang/Jasa.
Di dasar setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa yang
menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan. Setiap ruang
penembusan juga harus memiliki peralatan yang memadai untuk menaruh pipa dan
peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:
Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang
dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan
sedemikian agar mampu mendukung tiang turap yang dipancang di sisi luarnya.
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang
turap dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau
demikian kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.
VIII - 135
2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan
Setelah dilakukan perataan maka dilakukan pemasangan pondasi batuan pada
permukaan dasar ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh
permukaannya.
Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E
dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta
penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya
dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti
ditunjukkan pada gambar.
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus
tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa
ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
VIII - 136
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketerampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama, ruangan antara pipa dan bukaan turap harus
diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetului oleh Direksi untuk
mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.
3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan secara
terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara pipa
dengan tanah.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendo rong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut
bekerja secara serempak.
VIII - 137
5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa
Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang
lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama
pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan pada
lapisan lindung dalam pipa.
6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa melakukan
pengukuran datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan pipa
sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.
H. Pengujian Sambungan
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa yang diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana , Penyedia Barang/Jasa harus segera melakukan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya
hingga memuaskan Direksi.
VIII - 138
Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada butir
sebelumnya.
b. Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada
spesifikasi.
Bilamana kebocoran teijadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan biaya
sendiri hingga memenuhi syarat.
VIII - 139
setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan di muka, serta Direksi menyetujui untuk
keperluan tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus mengurug ruang-ruang yang dimaksud.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga ke
dasar selubung beton.
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalaman dan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu termasuk ”
pipe locator” (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Penyedia Barang/Jasa
harus mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.
VIII - 140
d. Tegangan Tarik (Tensile Stress)
Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan
tegangan tarik maksimum yang diizinkan pada setiap tempat di dinding pipa, pada setiap
saat selama pekerjaan penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban
tanah, beban luar (eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dari 20
kg/mm2.
e. Penempatan Pipa
Urutan pelaksanaan pekeijaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh Penyedia
Barang/Jasa adalah sebagai berikut :
VIII - 141
PASAL – 11. PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, katup dan perlengkapan pipa lainnya,
bangunan khusus jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan
perlengkapan lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan
spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (permanent thrust block)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Penyedia Barang/Jasa dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dengan
biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston type test
pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang- gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan
oleh Tenaga Ahli. Seluruh pengujian wajib dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Supervisi Manajemen Konstruksi. Apabila
diperlukan oleh Penyedia Barang/Jasa, pengujian dapat dilakukan bersama dengan wakil
dari Pabrik/Supplier untuk memastikan berlakunya jaminan produk terhadap setiap material
yang dipasang. Tidak ada atau tidak hadirnya wakil dari Pabrik/Supplier produk bukan
merupakan alasan dan/atau tidak berarti jaminan produk tidak berlaku/tidak valid.
b. Uji Tekan
VIII - 142
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus diuji di lapangan/lokasi dengan tekanan hidrostatis minimal 2 kali
tekanan kerja.
1. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut:
1. Tidak boleh lebih kecil dari kali tekanan hidrostatis yang ditentukan
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diizinkan
untuk katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diizinkan bila batas tekanan bagian yang
diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate valves atau
katup buterfly.
2. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yabg dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian yang
diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan cara
menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam keadaan
tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diizinkan. Cara ini berguna untuk
menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
3. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup dan
hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia
Barang/Jasa harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat
dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, katup
VIII - 143
cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan
disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.
4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara
cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat ditemukan pada
saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian akan
diulangi sampai memuaskan pemilik.
c. Uji Kebocoran
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan
i. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disupply ke dalam pipa yang baru
dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan pada 5 psi
(0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa sudah
dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam keadaan
tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang ditentukan.
SD P
L
133200
Dimana :
VIII - 144
L : Kebocoran yang diizinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge
Dalam satuan metrik :
SD P
Lm
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diizinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diizinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter
nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diizinkan dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diizinkan.
3. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup
iii. Penerimaan Hasil Pemasangan
Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diizinkan. Bila pada
suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan maka Penyedia Barang/Jasa harus mengidentifikasi lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan yang diperlukan sampai dengan kebocoran sesuai persyaratan yang
diizinkan, dan atas Penyedia Barang/Jasa.
Tabel 12.18. Bocoran yang diizinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa * gph †
Tekanan uji Diameter Normal Pipa
rata-rata psi
(bar) 3 4 6 8 10 12 14 16(inch)18 20 24 30 36 42 48 54
450 (31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05
Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter, merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
† Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785
VIII - 146
4. Penggelontoran Pipa
Air untuk penggelontoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa dan sudah
harus diperhitungkan di dalam biaya penawaran.
Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang
pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran se lama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun
hasil uji kebocoran sebelumnya yang disebutkan di atas telah dilaksanakan dan disetujui.
5. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi,
semu a pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada
dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut
ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
a) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
b) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal tersebut dapat
dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
c) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine , berikut air bersih dan bahan kimia yang
diperlukan merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk
dalam biaya penawaran.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah
pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
VIII - 147
6. Test Pelayanan Sistem Air Bersih
Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus dites dengan tekanan hidrolis sesuai dengan
tekanan yang nantinya akan bekerja dengan kapasitas penuh sesuai rencana. Air harus
diberikan pada sistem tersebut dengan pompa tekan dan diberikan secara terus menerus selama
1 hari tanpa ada penurunan tekanan Uji. Tidak boleh ada pipa-pipa potongan ataupun
peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau ditimbun kembali tanpa ada persetujuan dari
Direksi. Sesudah selesainya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai maka untuk
mematikan kuman-kuman diberi larutan desinfektan (klor atau kaporit) yang ditentukan oleh
Direksi.
Pengajuan request/ approval oleh Penyedia Barang/Jasa ditujukan kepada Pemilik Pekerjaan
dengan tembusan kepada Konsultan Pengawas. Di dalam request/approval harus
mencantumkan item pekerjaan, merek dagang, kelas/kualitas/spesifikasi, daftar dokumen
pendukung yang akan disertakan, sumber material/barang (quarry/supplier), jangka waktu
Request/approval yang telah diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa harus segera ditelaah oleh
Konsultan Pengawas yang hasilnya harus disampaikan kepada Pemilik Pekerjaan dan
ditembuskan kepada Penyedia Barang/Jasa dalam jangka waktu paling lama 5 hari kerja sejak
tanggal pengajuan request/ approval oleh Penyedia Barang/Jasa. Pemilik Pekerjaan
VIII - 148
dapat memberikan persetujuan berdasarkan telaahan Konsultan Pengawas atau meminta
pembahasan lebih lanjut dengan pemberitahuan dalam jangka waktu paling lambat 5 hari kerja
sejak diterimanya hasil telaahan Konsultan Pengawas. Pengajuan request/ approval dari
Penyedia Barang/Jasa, penyampaian hasil telaahan, maupun persetujuan/penundaan/penolakan
request/approval oleh Pemilik Pekerjaan dapat disampaikan secara tertulis melalui surat
maupun email. Pemilik Pekerjaan, Konsultan Pengawas, dan Penyedia Barang/Jasa dapat
saling mengingatkan batas waktu terhadap kewajiban masing-masing.
Request/ approval yang telah disetujui oleh Pemilik Pekerjaan harus segera diproses dan
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa. Konsultan Pengawas dapat memberitahukan kepada
Pemilik Pekerjaan dengan tembusan kepada Penyedia Barang/Jasa apabila izin tersebut tidak
segera ditindaklanjuti atau akan melewati batas waktu. Pemilik Pekerjaan dapat memberikan
teguran kepada Penyedia Barang/Jasa apabila izin tersebut tidak segera dilaksanakan dalam
batas waktu yang telah ditentukan, dapat mengevaluasi ulang dan/atau mencabut izin yang
telah diberikan apabila terjadi pelanggaran, perubahan kondisi lapangan, perubahan kebijakan
umum, kondisi darurat.
Sebelum dikemas dan dikirim, barang yang telah diproduksi dan/atau diuji di pabrik/lab
pengujian wajib didokumentasikan dan direkam (register) oleh pabrik/supplier/agen. Salinan
dokumen identitas barang (register), COO, COM, sertifikat hasil uji, dan/atau foto dokumentasi
bentuk fisik harus dikirim secara elektronik (email) kepada penyedia barang/jasa untuk
selanjutnya diberitahukan kepada pemilik pekerjaan dengan tembusan kepada konsultan
pengawas.
Terhadap barang yang telah diadakan, Panitia Pemeriksa Barang/Pekerjaan akan memeriksa
kelengkapan dokumen pengadaan barang tersebut dan serta meneliti kesesuaian barang
tersebut dengan persyaratan/spesifikasi yang ditentukan. Panitia Penerima Barang/Pekerjaan
berhak menolak, mengklarifikasi, menguji, dan/atau meneliti keseuaian barang yang diadakan
kepada sumber lain terkait bila dianggap perlu. Akibat dari ketidaklengkapan/ketidaksesuaian
VIII - 149
dokumen dengan barang yang diadakan sehingga barang perlu disesuaikan/diganti/ditolak
sepenuhnya merupakan resiko Penyedia Barang/Jasa. Biaya pengujian kesesuaian barang
tersebut dibebankan pada Penyedia Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk di dalam harga
satuan item barang tersebut.
Penyedia Barang/Jasa dapat mengajukan tagihan terhadap barang yang telah diadakan, telah
diperiksa dan telah diterima oleh Panitia Pemeriksa Barang/Pekerjaan meskipun belum
terpasang ( material on site). Besaran nilai pengajuan tagihan barang tersebut maksimal 25%
untuk material konstruksi khusus besi (besi tulangan dan besi baja) serta bekisting, maksimal
60% untuk barang produksi pabrikan (pompa, pipa dan fitting, instrument, dsb). Khusus untuk
barang aplikasi program ( software), tagihan material on site tidak berlaku. Perlindungan,
pemeliharaan, dan pengamanan terhadap barang yang telah ditagihkan dan dibayarkan tetap
merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sampai dengan berakhirnya kontrak. Masa
laku garansi terhadap barang yang diadakan sebelum PHO tetap diperhitungkan minimal 12
bulan sejak setelah PHO. Item pembayaran pengadaan dan pemasangan suatu barang yang
terpisah tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa beserta
Pabrik/Supplier/Agen pendukungnya terhadap kesesuaian pengadaan barang dengan
pemasangannya (satu kesatuan tanggung jawab dan garansi pengadaan dan pemasangan).
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai
sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
VIII - 150
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.
1. Pompa Distribusi
Spesifikasi pompa distribusi adalah sebagai berikut:
a. Daya : 80 kW
b. Tegangan : 380 V, 3 phasa
c. Frekuensi : 50 Hz.
d. Metode Starting : Variable speed drive
e. Sistem : Otomatis
f. Komunikasi : Modbus/Profibus
VIII - 151
minimal 5 tahun. Di dalam pemasangan genset, pihak pabrik/supplier wajib melakukan
supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan dan syarat dari
berlakunya jaminan genset.
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan untuk unit yang disuplai
sesuai kontrak, baik di lapangan dan/atau di lokasi produksi, bilamana diperlukan oleh
Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk
di dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.
VIII - 152
h. Mesin diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas sebesar 10%
selama 2jam dalam setiap periode 24jam, tanpa ada gangguan mekanik dan
kenaikan temperatur yang tinggi;
2. Cerobong asap (exhaust) dan pengambilan udara (air intake) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Cerobong asap (exhaust) diupayakan ujung pengeluaran mengarah ke atas untuk
membuang asap agar segera terdispersi ke udara secara merata
b. Cerobong asap harus terlindung dari air hujan tanpa mempengaruhi pengeluaran
asap dari cerobong
c. Lokasi dan arah bukaan cerobong asap harus memiliki jarak yang aman dari
pepohonan, dari material yang mudah terbakar, dari lalu lintas dan jalur pejalan
kaki, dan dari bangunan/lokasi kegiatan manusia (operator)
d. Posisi cerobong asap harus jauh/berlawanan terhadap posisi pengambilan udara
e. (air intake)
f. Cerobong asap harus dilengkapi dengan peredam suara (exhaust silencer/muffler)
g. dengan material dari aluminium untuk mencegah korosi akibar udara pantai
h. Lubang-lubang untuk udara masuk (air intake) juga harus diberi peredam khusus
i. (silencer grill)
j. Saluran (ducting) untuk udara panas harus terbuat dari bahan plat seng tebal,
diberikan rangka yang cukup, serta lapisan untuk meredam getaran mesin dan
udara.
VIII - 153
c. Satu panel untuk pengukur temperatur air;
d. Satu panel Control yang berbasis microprosesor (PCC), dalam keadaan darurat
dapat mematikan mesin, dan dapat bekerja secara otomatis bilamana temperatur
air pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan, putaran naik, dan
sebagainya;
e. Satu panel tekanan bahan bakar;
f. Satu panel ampmeter arus pengisi accu;
g. Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
h. Satu panel penunjuk putaran (tacho meter);
i. Satu set panel indikator kerja dengan dengan Lampu LED;
A. Ruangan Genset
Ruangan Genset harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:
a. Ruangan genset harus ditempatkan pada lokasi yang bebas dari banjir atau
genangan
b. Ruangan genset terbuat dari beton cor, baik lantai, dinding maupun atap. Pintu dan
jendela ruang genset harus dibpasang dengan gasket karet
c. Pondasi untuk genset harus terpisah dari lantai dan pondasi bangunan dan disekat
dengan material yang dapat meredam getaran genset
d. Lantai ruangan genset harus dilengkapi drainase dan penampung ceceran oli atau
minyak serta permukaannya harus mudah dibersihkan
e. Ruangan genset harus cukup untuk mobilitas operator atau teknisi berikut
peralatan yang diperlukan untuk menjangkau genset dari segala sisi
f. Ruangan genset harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup
VIII - 154
g. Ruangan genset harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang sesuai
dengan jenis potensi kebakaran yang terjadi, dengan ketentuan sebagai berikut:
i. Jenis APAR tabung dari bubuk kimia kering (dry powder) tipe ABC atau
bubuk kering multiguna (multipurposes) dengan kapasitas tangki minimal 9kg
sebanyak 1 unit dan cadangan APAR troli dengan kapasitas 50kg sebanyak 1
unit
ii. Jenis APAR troli dari karbondioksida (CO2) dengan kapasitas tangki
minimal 9 kg sebanyak 1 unit
iii. Alat Pemadam Kebakaran diletakkan di dekat pintu keluar, di tempat yang
strategis dan yang mudah dijangkau, diletakkan menggantung dengan
ketinggian maksimal 120cm atau diletakkan di dalam lemari yang tidak
terkunci dan dilengkapi dengan kaca pengaman
iv. Alat Pemadam Kebakaran diberi warna merah dengan panel berwarna biru
(pemadam tipe bubuk kering) di atas label petunjuk penggunaan dengan
tulisan yang mudah dibaca
v. Lokasi Alat Pemadam Kebakaran diberi tanda petunjuk arah yang mudah
terlihat
h. Bagian dalam (dinding dan langit-langit) ruangan genset harus dipasang peredam
suara rockwool dengan ketebalan minimum 2inchi (5cm), diberi lapisan
khusus yang mudah dibersihkan dan tahan terhadap percikan oli atau bahan bakar,
dan dilindungi dengan kawat jaring (kawat ayam). Suara yang keluar dari ruang
genset tidak boleh melebihi 72dB pada jarak 1 meter di luar dinding dengan
memberi peredam pada bagian dalam ruangan;
VIII - 155
vi. Struktur, bangunan, dan prasarana pendukung lokasi tangki bahan
bakar, pengisian tangki, pengurasan tangki, dan lainnya yang diperlukan
untuk kemudahan pemasangan, operasional, dan pemeliharaan
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyusun usulan rencana dan spesifikasi sistem penyimpanan
bahan bakar yang dilengkapi dengan gambar kerja (shop drawing), skema kontrol,
diagram pengkabelan, dan data teknis lainnya yang diperlukan
d. Konstruksi tangki penyimpan bahan bakar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
i. Terbuat dari baja karbon dengan dinding ganda. Ketebalan dinding tangki dalam
minimal 6,3mm dan ketebalan dinding luar minimal 0,45mm.
ii. Ruang antara dinding dalam dan dinding luar dapat dialiri oleh cairan bahan bakar
apabila terjadi kebocoran pada dinding bagian dalam. Ruang antara harus dilengkapi
dengan pipa/selang/kaca periksa untuk mengetahui apabila terjadi kebocoran
iii. Tangki penyimpan bahan bakar harus dilengkapi dengan saluran drainase bahan bakar
dan bak penampung kebocoran atau tumpahan minyak
iv. Tangki penyimpan bahan bakar dan perlengkapannya harus dilengkapi dengan atap
pelindung (kanopi) sebagai pelindung dari panas matahari dan dari hujan
v. Struktur penopang tangki bahan bakar harus diangkur pada lantai/pondasi beton dan
cukup kuat untuk menahan tangki berikut kapasitas bahan bakar penuh
vi. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan tangga akses konstruksi baja
dengan sambungan las dan dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir
vii. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan ventilasi dengan ketinggian bukaan
minimal 30cm di atas permukaan tanah tertinggi di sekitar lokasi tangki bahan bakar
VIII - 156
viii. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan perangkat pembumian (grounding)
ix. Tangki bahan bakar harus dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir dari bahan
urethane mengkilap (gloss) warna putih untuk memudahkan pengamatan apabila terjadi
kebocoran atau tumpahan minyak. Cat dasar dan cat akhir harus tahan lama dan
tahan minyak (tidak larut)
1. Tangki pembubuh terbuat dari bahan Polyetilene (PE) atau Polypropylene (PP) yang
tahan terhadap larutan kimia, terutama alum (tawas), kalsium karbonat, feriklorida, dan
natrium hidroksida. Dimensi, kapasitas dan bentuk sesuai dengan perhitungan dan
gambar
3. angki harus dicetak utuh dari pabrik dan tanpa kelim/sambungan (seamless). Tangki
yang dicetak setempat atau cetak berlapis (laminated) tidak akan diterima.
4. Tangki harus mampu dan tahan untuk menyimpan larutan kimia pada suhu dan
tekanan atmosfer (ruangan)
5. Tangki didesain untuk di pasang di atas tanah dan harus dilapisi dengan pelindung
sinar ultraviolet (UV) dan penghambat jamur dan lumut
6. Tangki dilengkapi dengan pengukur level visual (sight level gage) atau pengukur level
mengambang (float level gage) untuk mengetahui level larutan yang ada dalam tangki.
Indikator posisi muka air harus diberi garis dan tanda jumlah volume larutan yang
tersedia.
7. Tangki kimia harus diberi tanda/label pada dindingnya dengan warna kontras dan
ukuran huruf yang dapat dijelas dibaca dari jarak minimal 15m. Tanda/label harus
tidak luntur, tahan lama, dan mudah dibersihkan
8. Tanda/label yang harus dipasang pada dinding tangki bahan kimia sekurang-kurangnya
memuat informasi mengenai:
VIII - 157
a. Jenis cairan/larutan yang ditampung
b. Konsentrasi larutan yang ditampung
c. Kapasitas maksimum tangki
d. Simbol bahaya untuk bahan kimia sesuai European Hazard Symbols atau Standar
Jerman DIN 4844-2 atau ISO 7010
e. Nomor kode tangki
9. Penyedia harus menyuplai seluruh material, perlengkapan, peralatan, dan tena ga yang
10. Penyedia harus menyampaikan kartu garansi, petunjuk penggunaan dan pemasangan,
serta data teknis lainnya
11. Penyedia Barang/Jasa harus menyusun dan menyerahkan gambar dan spesifikasi de til
sistem tangki pembubuh dan pengaduknya, termasuk kelengkapan lainnya yang terkait
12. Saluran perpipaan termasuk fitting (aksesoris) untuk larutan kimia pembubuh terbuat
dari bahan Polyetilene (PE), Polypropylene (PP), atau PVC yang tahan terhadap
larutan kimia terutama alum (tawas), kalsium karbonat, feriklorida, dan natrium
hidroksida
13. Saluran perpipaan harus diberi warna sesuai dengan jenis larutannya dan tanda/label
yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Jenis cairan/larutan kimia yang dialirkannya
b. Arah aliran
c. Nomor kode saluran pipa
VIII - 158
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus mampu menahan beban orang dan barang
sekurang-kurangnya 300kg
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus dilengkapi dengan pagar tangga (railing)
yang
dapat menjamin keselamatan orang yang melaluinya
Lebar tangga dan jalan inspeksi sekurang-kurangnya 80cm
Beda tinggi antar anak tangga 20cm
Lebar anak tangga sekurang-kurangnya 30cm
Kemiringan tangga maksimal 45°
Bordes, tangga, dan jalan inspeksi harus terbuat dari plat baja (checkered plate),
dengan ketebalan sekurang-kurangnya 3mm dan dilapisi dengan pelindung anti karat
Adapun Persyaratan Teknis Blower Udara dan Air Compressor Pencucian, sebagai berikut:
1. Blower atau air compressor dimaksudkan untuk dapat bekerja secara effektif
selama 24 jam setiap hari dan mampu difungsikan pada tekanan tinggi serta dapat
beroperasi dalam jangka waktu yang lama.
3.
VIII - 159
termasuk refrigerated air dryer, liquid separator filter, particulate filter, oil removal
filter, air receiver tank 1000 lt, pressure switch, indikator tekanan atau pressure,
safety valve, air drain, dan perpipaan.
A. Ketentuan Standar
Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum, sedangkan apabila diperlukan
persyaratan khusus maka akan dibuat secara khusus pada buku ini. Semua pemasangan dari
instalasi listrik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara (SPLN), baik SNI dan SII
2. Standar-standar lain (seperti Standard IEC’76, JIS, VDE, NEMA, ANSI, ISO, dan
lainnya yang terkait) yang dapat digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan.
VIII - 160
3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Indonesia yang terakhir,
beserta perubahannya.
B. Kabel-Kabel
1. Umum
Semua tipe kabel harus dari kualitas A yang kemampuannya serta ukurannya harus sesuai
dengan yang tegangan dan arus yang direncanakan. Kabel dan insulator pelindung yang
dipasang harus memenuhi SNI 04-6629-2006 tentang Kabel berinsulasi PVC dengan
tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V. Material kabel dari kawat tembaga
(copper) atau campuran antara timah dan tembaga (high strand tinned copper). Material
insulator (jaket pelindung kabel) terbuat dari bahan PVC atau XLPE yang tahan terhadap
paparan sinar matahari (sunlight resistant) dan tahan minyak (oil resistant).
Terminasi kabel harus mengunakan Sepatu Kabel. Jika sambungan dengan memakai
solder maka harus dengan panas minimal 185°C yang dipakai untuk menghasilkan
sambungan yang baik. Semua sambungan tersebut kemudian dilindungi dengan
memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan standard keperluan tersebut.
VIII - 161
Pemasangan stop kontak dan kotak kontak listrik harus sesuai dengan spesifikasi dan
gambar rencana yang telah ditentukan. Pemasangan stop kontak dan kotak kontak listrik
dengan arus kurang dari 16Ampere harus mengikuti SNI 04-3892.1-2006 tentang Tusuk
Kontak dan Kotak Kontak untuk Keperluan Rumah Tangga dan Sejenisnya. Untuk
arus 16 Ampere ke atas maka harus mengikuti standar nasional atau internasional yang
berlaku dan sesuai petunjuk dari Direksi.
D. Ujung-Ujung Kabel
Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel harus dijaga dengan cara tertentu agar air jangan
sampai memasuki ujung kabel sampai sambungan yang permanen selesai dibuat.
G. Perlindungan Kabel
VIII - 162
Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus dilindungi dengan
pipa PVC AW atau pipa galvanis yang disediakan termasuk dalam pemasangan kabel.
Cara pemasangannya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan seperti
pada gambar rencana baik mengenai model, kapasitas, kualitas, warna dan sebagainya. Bila
ada kekurangan mengenai hal tersebut dan terdapat ketidakjelasan terhadap apa yang
ditunjukkan pada gambar, maka bisa dimintakan persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
VIII - 163
d. System operasional dan keamanan instalasi lainnya rentan sesuai dengan
keperluan
2. Perkuatan dan cadangan daya listrik harus memadai dalam jangka waktu yang cukup bagi
operator untuk melakukan tindakan penyesuaian dan pencegahan resiko bahaya dan
kerusakan pada peralatan yang vital
3. System kabel dan metode instalasi harus dapat mengakomodasi system cadangan
daya listrik otomatis (automatic power back up system) dari genset apabila suplai
listrik utama dari PLN mengalami gangguan (terputus atau tidak stabil)
7. Automatic power back up system harus dapat beroperasi dengan segera setelah suplai
listrik utama dari PLN terputus atau tidak stabil untuk menghindari kerusakan peralatan
mekanikal dan elektrikal di IPA serta menghindari terjadinya pukulan air (water
hammer) pada system perpipaan
Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi uPVC, memenuhi ketentuan:
VIII - 164
1. Jenis kabel terdiri dari NGA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel berisolasi uPVC;
2. Shaft terbuat dari baja
3. Perlengkapan Listrik:
a. Main Switch Gear (ECI)
Terletak di power house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel genset
diatur dan dimonitor didistribusikan melalui main switch charger, dialirkan ke panel
EC2, box lampu penerangan luar, box lampu penerangan dalam dan sekaligus
untuk panel penggerak pompa air bersih.
Main swith gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under
voltage,
Resisting dilakukan dengan manual. Panel free standing.box yang berisi bus bar.
b. Panel pompa air baku (WC2)
Masing-masing terletak di intake berisi antara
lain:
Ampere meter
Volt meter
Tombol untuk menjalankan pompa
Relay non bimetal
On/off switch
Lampu indikator untuk run, ready dan trip
Fuse dan MCB
20watt heater
c. Grounding untuk masing-masing panel dengan tahanan Grounding harus lebih kecil
dari 5 ohm (Rgrd <5ohm)
VIII - 165
e. Penerangan di luar ruangan
Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih serta intake
harus disediakan lampu luar dengan tiang lampu, masing-masing tiang dibuat
dari steel pipe. Lampu yang dipasang dan jenis yang tahan terhadap pengaruh panas
dan hujan (waterproof atau kedap air).
f. Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam
langsung harus dari jenis NYFGbY sedangkan kabel yang terpasang dalam air
harus jenis submarine. Penyedia Barang/Jasa harus menghitung sendiri ukuran kabel
yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi.
VIII - 166
9. Seluruh Instalasi Listrik harus dilakukan test uji Instalasi (Test Isolasi dan lainnya)
dengan disaksikan Direksi/Pengawas yang ditunjuk, sebelum diberi beban dan daya
listrik serta dicatat/didokumentasikan dengan rapi dan teratur.
2. Lemari hubung bagi harus menjamin insulasi antara bagian luar lemari dengan
komponen-komponen berarus listrik di bagian dalam lemari
3. Pintu lemari hubung bagi harus dilengkapi dengan system pengunci
4. Lemari hubung bagi adalah abu-abu muda metalik
5. Setiap kabel/saluran yang masuk dan keluar dari lemari hubung bagi harus diberi
tanda/kode identifikasi pada panel dan ditempatkan tepat di atas lubang/saluran
tersebut
6. Lemari hubung bagi harus dilengkapi dengan sasis yang dapat dilepas pasang
(removable) agar memudahkan pembongkaran dan pemasangan komponen-
komponen di bagian dalamnya
7. Perlindungan terhadap kerusakan akibat arus listrik kejutan (surge) dari sambaran
petir/kilat harus dilaksanakan. Setiap lemari hubung bagi harus dilindungi dengan titik-
titik penangkal petir yang dipasang dengan jarak tidak lebih dari 30m
8. Adanya fungsi yang tidak normal pada perlindungan arus listrik kejutan harus dapat
ditunjukkan melalui indicator pada panel
9. Setiap indicator posisi kontak harus ditunjukkan dengan jelas dan diberi tanda:
a. I (ON) untuk kontak tertutup/tersambung dan beraliran listrik
VIII - 167
b. O (OFF) untuk kontak terbuka/tidak tersambung dan tidak beraliran listrik
10. Bagian-bagian yang sering digunakan/dioperasikan misalnya indicator dan alat
pengukuran, tombol, saklar darurat, dan stop kontak yang ada di lemari hubung bagi
diupayakan dipasang pada sisi yang sama dan mudah untuk dicapai dan digunakan
oleh operator. Setiap bagian tersebut harus diberi tanda/kode identifikasi
11. Setiap lemari hubung bagi harus diberi nama/kode identifikasi sesuai fungsi dan lokasi
serta disesuaikan pengkodeannya dengan kunci masing-masing lemari hubung bagi
12. Pemasangan lemari hubung bagi harus memperhitungkan fungsional system,
kemudahan operasi dan pemeliharaan, serta memperhatikan estetika (kerapihan)
13. System kelistrikan di setiap unit yang melalui lemari hubung bagi harus diuji coba
oleh tenaga ahli yang berwenang. System dan peralatan yang telah lulus uji coba harus
disertifikasi oleh tenaga ahli yang berwenang dengan pemberian tanda dengan stiker
atau pelat yang menyatakan telah diuji dan layak untuk digunakan
VIII - 168
11. Pada sisi penghantar masuk dipasang pengaman lebur sebelum sakelar;
12. Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka;
13. Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus diperhitungkan agar tidak
terjadi panas yang berlebihan;
14. Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar, tetapi tidak
termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan polaritas atau phase berbeda
atau sama, harus mempunyai jarak minimal 5cm;
15. MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri;
16. Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukan;
17. Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik; sesuai ketentuan yang berlaku.
18. Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak akan
menyebabkan suhu lebih dari 65°C. Ukuran rel pada 35°C menurut Tabel 6.6 -1, Tabel
pembebanan penghantar yang diperbolehkan untuk tembaga, PUIL 2000, SNI 04-
0225-2000;
19. Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar magnit dan
kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai dengan penggunaannya
dan harus mempunyai tanda atau warna yang memudahkan operator untuk
melayaninya.
a. Perangkat kendali
b. Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
c. Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus motor macet;
d. Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor serta
kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga tidak ada kutub
yang dapat dioperasikan tersendiri;
e. Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya 115% dari
jumlah arus beban penuh;
20. Peralatan Laboratorium: minimal harus tersedia peralatan untuk pemeriksaan
kekeruhan, pH, sisa klor, electrical conductivity. Di samping itu, untuk mendukung
operasional IPA harus dilengkapi dengan pemeriksaan warna, jar test, tabung imhoff,
VIII - 169
timbangan dan peralatan gelas, dengan jumlah yang cukup serta peralatan dengan
kualitas 1.
3. Kabel Tegangan Menengah diutamakan dari produksi dalam negeri yang telah
memenuhi standar Nasional dan International:
a. Kabel TM dari Jaringan TM PLN ke Panel Incoming TM Power House IPA;
b. Kabel TM dari Panel Outgoing TM, ke Primary Transformer Power House IPA;
c. Sistem Proteksi/pengaman yang sesuai harus dipasangkan sesuai dengan
Standard/ketentuan yang berlaku;
d. Kabel TR yang menghubungkan antara Secondary Transformer, lengkap dengan
accessories-nya, dengan Incoming LVMDP;
VIII - 170
a.1. Umum
a. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal,
penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang
ditunjukan dalam gambar rencana.
d. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan
ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
VIII - 171
bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis
khusus atau gambar dokumen.
b. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis terhadap terjadinya
down leader dari petir dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan
menyebabkan fotonisasi antar bagian yang ditanahkan dan bagian yang terisolasi.
Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impulse
8/20 mikrodetik dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang
mungkin terjadi.
d. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio
(high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya leader dan pada saat terjadinya
sambaran balik (main return strike).
VIII - 172
a. Saluran/penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari kabel
high voltage. Saluran penghantar ini mampu mencegah terjadinya side flashing dan
electrification building. Penghantar dari batang peninggi/tiang ke bak
kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
b. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang
horizontal maupun yang vertical/jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut harus
menerus dan utuh tanpa sambungan.
VIII - 173
b. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan
instalasi sistem penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga
memperoleh sertifikasi/rekomendasi.
a.12. Pengujian/Pengetesan
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya.
a. Air Terminal : Jenis Non Radio aktif Radius perlindungan min 70 meter
b. Batang Penerima : Dilengkapi dengan FRP Support Mast dan Counter
Straight
c. Conductor : HV Cable N2XSY
d. Pipa Galvanized : Medium Class
VIII - 174
Semua material yang diadakan untuk sistem otomasi harus merupakan barang
baru (bukan barang bekas atau bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi
syarat spesifikasi teknis yang ditentukan. Material yang disuplai juga harus dilengkapi
dengan Certificate of Origine (COO) atau Certificate of Manufacture (COM) dari pabrik.
Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan sertifikat/surat jaminan dari pabrikan/supplier
minimal 2 tahun setelah serah terima pekerjaan (PHO) dan ketersediaan suku cadang
selama minimal 5 tahun. Di dalam pemasangan maupun pengujian sistem otomasi, pihak
pabrik/supplier wajib melakukan supervisi/asistensi kepada Penyedia Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan dan syarat dari berlakunya jaminan material yang disuplai, termasuk piranti
lunak (program/aplikasi) yang diinstal.
Pengujian quality assurance terhadap materiap dan piranti lunak sesuai dengan
persyaratan harus dilakukan di lapangan (SAT) dan di lokasi produksi (SAT), bilamana
diperlukan oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut
sudah termasuk di dalam harga penawaran Penyedia Ba rang/Jasa. Pengguna harus
diizinkan untuk melakukan inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan
pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
i. Titik Monitoring dan Kontrol Operasional IPA
Titik-titik monitoring/kontrol otomatis dan real time ditentukan di beberapa titik antara
lain:
Bak pengumpul air baku (dari intake): kualitas air baku yang akan dikirim ke
unit selanjutnya (aerasi), dengan indikator kekeruhan (NTU) dan pH.
Pompa intake: pompa-pompa yang beroperasi, durasi operasi (jam), tekanan
operasi (bar/atm/meter kolom air), debit aliran air baku (Liter/detik), tegangan, arus,
putaran motor, dan indicator lain yang diperlukan;
Bak outlet prasedimentasi: kualitas air yang dikirim ke unit selanjutnya
(koagulasi), dengan indicator kekeruhan (NTU) dan pH.
Pompa Efluen Prasedimentasi: pompa-pompa yang beroperasi, durasi operasi
(jam), tekanan operasi (atm/bar/meter kolom air), dan debit aliran efluen
(Liter/detik), tegangan, arus, putaran motor, dan indicator lain yang diperlukan;
Proses Filtrasi: level air di unit filter (meter) dan unit filter yang sedang bekerja.
Bak penampung air olahan (clear water tank): kualitas air yang dihasilkan/dikirim
ke unit selanjutnya (Reservoir), dengan indicator kekeruhan (NTU), pH serta sisa klor
(mg/L).
VIII - 175
Reservoir: level air di reservoir (m) dan volume air di dalam reservoir (m 3) serta
kualitas air yang akan didistribusikan dengan indicator kekeruhan (NTU), pH, dan
sisa klor aktif (mg/Liter).
Pompa Distribusi: pompa-pompa yang beroperasi, tekanan operasi
(atm/bar/meter kolom air), dan debit aliran distribusi (Liter/detik), tegangan, arus,
putaran motor, dan indicator lain yang diperlukan.
Titik pengambilan (tapping points): debit aliran yang diambil (Liter/detik) dan
tekanan air (meter kolom air).
Kualitas air dapat dimonitor secara online dan terpusat di ruang kendali IPA.
Sistem monitoring dan kontrol dilengkapi dengan diagram proses pengolahan air
baku menjadi air minum di lokasi IPA dan diagram distribusi ke lokasi titik
pengambilan air, sesuai dengan proses yang ada yang dapat dibaca dengan mudah
dan jelas.
Penempatan titik sensor untuk monitoring kualitas air diupayakan berdekatan
dengan titik pengambilan sampel air secara manual (sampling point).
Sistem monitoring ini harus menggunakan pengukuran dan pembacaan digital
secara periodik.
Data hasil pengukuran dan pembacaan dapat tersimpan secara otomatis ke dalam
system penyimpanan data di ruang kendali pusat.
Di samping system monitoring secara otomatis dan real time, IPA juga dilengkapi den gan
peralatan untuk memonitor operasional secara manual di lokasi secara langsung (on-site
gages).
VIII - 176
2 System otomatisasi harus dirancang, dibangun, diawasi, dan disertifikasi oleh tenaga
ahli/ penyedia system integrasi yang berkualifikasi (qualified system integrator).
4 Prosedur Operasi Sistem Otomatisasi meliputi (dan tidak terbatas pada) Bagan alir
system operasi di IPA secara keseluruhan, daftar langkah-langkah operasional masing-
masing unit / perlatan / komponen, urutan operasional, persyaratan kendali
operasional, lokasi kode penamaan, dan lainya yang diperlukan.
6 Strategi isolasi system/ peralatan yang dimaksud diatas meliputi isolasi fungsi operasi
maupun isolasi aliran arus listrik dari dan ke system/ peralatan tersebut.
7 Bagan alir prosedur operasi system otomatisasi harus dilengkapi dan dipadukan
dengan system pembumian (grounding), system distribusi daya listrik, dan system
proteksi hubungan pendek arus listrik dan tegangan arus listrik berlebih.
8 Penyedia barang/ jasa harus menyusun layout panel dan peralatan antar muka mesin
dan manusia (Human Interface Device) yang sesuai dengan kebutuhan fungsional,
termasuk lokasi penempatan dan ukuran/dimensinya untuk diperiksa dan disetujui oleh
pengawas dan Direksi Pekerjaan.
10 Kabel-kabel dan peralatan-peralatan dengan arus listrik tinggi (240/480 VAC) dirancang
untuk ditempatkan di bagian atas panel untuk alasan keamanan, sedangkan kabel- kabel
dengan peralatan-peralatan dengan arus rendah (DC, modul PLC, dan sebagainya)
diletakkan di bawah.
VIII - 177
11 Kabel-kabel dan peralatan-peralatan dengan arus tinggi diupayakan dikelompokkan
12 Pada kasus-kasus tertentu, bagian yang berarus tinggi harus diberi partisi logam/metal
sebagai penangkal gangguan elektromagnetik (Electromagnetic Interference/EMI)
terhadap peralatan elektronik yang sensitif.
13 Kabel-kabel harus diatur sedemikian rupa dalam saluran kabel agar rapih, mudah
diidentifikasi, dan mudah dipelihara.
14 Penyedia barang/jasa harus menyusun daftar material dan peralatan yang dipasang
dengan informasi kode penamaan, merek dan tipe, jumlah dan satuan, serta deskripsi
lain yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas/Direksi Pekerjaan.
Daftar material dan peralatan harus sesuai dengan diagram dan sesuai dengan yang
terpasang di lokasi IPA untuk memudahkan identifikasi dan referensi dalam
pengolahan asset.
15 Semua diagram dan gambar-gambar lain dibuat dengan program CAD dan diserahkan
dalam bentu file (softcopy) dan cetak (plot).
iii. Pelaksanaan Pekerjaan Sistem Otomasi IPA
Di dalam pelaksanaannya, Penyedia Barang/Jasa dapat mensubkontrakkan pelaksanaan
pekerjaan sistem otomasi kepada Penyedia Subkon yang memiliki kapasitas dan kompetensi
dalam pekerjaan tersebut. Ketentuan dalam pelaksanaan pengadaan Sistem Otomasi
(Automation System) yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
VIII - 178
a) Kebakaran dan/atau ledakan
b) Sengatan listrik
c) Bekerjanya suatu system/ peralatan pada saat yang tidak diinginkan yang dapat
membahayakan operator, baik pada saat operasi maupun pada saat pemeliharaan
(pemasangan atau perbaikan).
5 Seluruh peralatan mekanikal dan elektrikal yang disediakan dan dipasang harus telah
lolos uji (QC Certified) dari supplier/ pabrikan.
6 System otomatisasi harus dilengkapi dengan system manual yang cepat dan mudah
untuk menghentikan seluruh system, mesin, peralatan, atau proses dan memutus aliran
listrik pada saat kondisi darurat (emergency stop).
7 Setiap bagian/ unit/ peralatan harus disediakan system manual untuk isolasi setempat
dari system operasi yang lain.
8 Sistim otomatisasi harus dilengkapi dengan prosedur penghentian operasi secara
aman (orderly safe shutdown).
9 System otomatisasi harus dilengkapi pembumian (grounding) untuk mengurangi resiko
sengatan listrik, mengurangi radiasi elektronik dan gangguan (noise) pada peralatan
elektronik yang sensitif.
10 System otomatisasi harus dilengkapi dengan alat kendali distribusi daya (control power
distribution) dan setiap sirkuit dilindungi dengan sistem proteksi dari kelebihan
daya dan sambungan pendek dengan sekring, MCB, atau peralatan lainnya.
11 Sistem otomatisasi, baik program, panel kendali, maupun peralatan lain harus
dilengkapi system keamanan untuk mencegah akses dari pihak–pihak yang tidak
berwenang/ tidak berkepentingan.
12 Setiap tombol dan bagian permukaan dari panel/ lemari/ kemasan dari peralatan
system otomatisasi yang memungkinkan kontak dengan operator atau orang la in harus
dijamin aman dari resiko bahaya. Apabila tidak memungkinkan maka harus diberikan
pembatas dan tanda bahaya.
13 Penyedia barang atau jasa harus menyusun rencana system otomatisasi yang meliputi
(dan tidak terbatas pada) bagian–bagian yang akan diintergrasikan dalam system
otomatisasi, daftar peralatan yang akan dipasang berikut lokasi pemasangannya,
system operasi dan program/ piranti lunak yang akan diinstall, indicator dan mekanisme
kendali operasi, system input dan output, peralatan antar muka mesin dan manusia,
system peralatan berbasis PLC (Programmable Logic Control), dan sebagainya.
VIII - 179
14 System otomatisasi harus dapat mencatat data operasional secara rutin dengan
internal waktu tertentu melalui system SCADA.
15 Sistem otomatisasi harus dilengkapi dengan program permulaan operasi yang aman
(safe start up).
16 Safe start up harus mempertimbangkan konsumsi tegangan/ arus awal yang
dibutuhkan setiap peralatan (inrush current) sehingga seluruh system dapat beroperasi
tanpa gangguan suplai satu daya listrik, baik dari PLN maupun genset.
VIII - 180
Ketentuan yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan peralatan kendali
dalam system otomatisasi adalah:
1 Setiap perlatan yang digunakan dalam system operasi harus cocok untuk penggunaan
di lokasi pekerjaan (terutama daerah pesisir pantai) dan lokasi penempatan peralatan
tersebut di lokasi tertentu di instalasi, baik terkait dengan suhu operasi, kelembaban
udara, penggunaan di dalam/ di luar ruangan, paparan dari sinar matahari atau hujan
atau terendam, serta kondisi–kondisi lain yang dapat mempengaruhi kinerja peralatan.
2 Secara umum, alat kendali system otomatisasi digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu:
a) Peralatan masukan (input device)
b) Peralatan keluar (output device)
c) Unit pengolah/pemroses (processing unit)
3 System otomatisasi dikembangkan dengan basis PLC atau system kendali berbasis PC
untuk kemudahan operasional dan pemuktahiran system (upgrade)
4 System otomatisasi harus dikembangkan dengan memperhitungkan siklus
tugas/operasi (duty cycle) setiap peralatan, misalnya jam operasional pompa, jam
operasional filter, dan sebagainya.
5 Setiap peralatan harus dilindungi dengan peredam lonjakan tegangan (surge
suppression) untuk
6 Bilamana diperlukan, peralatan dilengkapi dengan pengatur suhu agar dapat
beroperasi secara potensial pada kisaran suhu yang sesuai dengan ketentuan
pabrikan/supplier, misalnya untuk computer server, peralatan computer, dan
sebagainya.
7 Bilamana diperlukan, khususnya pada kondisi kelembaban udara ≤ 30%, peralatan
dalam system otomatis harus dilengkapi dengan peralatan/ perlengkapan penangkal
listrik statis (anti-static electricity).
8 Ruang kendali system otomatisasi harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup,
baik untuk operasional sehari-hari maupun untuk pemeliharaan peralatan.
Spesifikasi kabel berpelindung (shielded cables) yang digunakan untuk system otomatisasi
mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:
1 Peralatan dan instrumentasi tertentu mensyaratkan penggunaan kabel berpelindung
untuk mengurangi gangguan listrik (Interference of Electrical Noise). Kabel
VIII - 181
berpelindung harus dipasang mengikuti ketentuan setiap peralatan/instrumentasi
terkait.
2 Jenis kabel berpelindung antara lain foil shield cable, braided shield cable, Spiral
shield cable, dan combination shield cable. Jenis kabel berpelindung harus dipasang
sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang ditentukan.
VIII - 182
a) Kapasitas/debit operasional pompa intake dalam satuan Liter per detik (L/s), dicatat
dan disimpan per 6 jam.
b) Tekanan operasional pompa air baku (bar), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
c) Unit pompa intake yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi masing -masing
unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat pompa
dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi pompa
dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0 (nol) atau
direset apabila pompa dimatikan.
d) Kualitas air baku di bak/sumur pengumpul meliputi kekeruhan (NTU), pH,
dan kandungan oksigen terlarut/DO (mg/L), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
4 Panel kendali unit aerasi dan prasedimentasi harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indicator-indikator sebagai berikut:
a) Kapasitas/debit operasional pompa efluen prasedimentasi dalam satuan Liter per
detik (L/s), dicatat dan disimpan setiap 6
jam.
b) Tekanan operasional pompa efluen prasedimentasi (bar), dicatat dan disimpan
setiap 6 jam.
c) Unit pompa prasedimentasi yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi
masing-masing unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat
pompa dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi
pompa dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0
(nol) atau direset apabila pompa dimatikan.
d) Kualitas efluen prasedimentasi di bak/sumur pengumpul meliputi kekeruhan (NTU),
pH, dan kandungan oksigen terlarut/DO (mg/L), dicatat dan disimpan setiap 6
jam.
5 Panel kendali unit koagulasi-filtrasi harus dapat menunjukkan dan mengendalikan
indikator-indikator sebagai berikut:
a) Kapasitas/debit operasional pompa dosing koagulan dalam satuan Liter per jam
(L/h), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
b) Tekanan operasional pompa dosing (bar), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
c) Pompa dosing koagulan yang sedang bekerja dan durasi operasi pompa dosing
(jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat pompa dinyalakan
VIII - 183
dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi pompa dicatat dan
disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0 (nol) atau direset
apabila pompa dimatikan.
d) Filter yang sedang beroperasi dan level/ketinggian muka air di unit filter (m).
e) Kualitas air di bak penampung filtrate (clear water tank) meliputi kekeruhan
(NTU)
dan pH, dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
6 Panel kendali unit reservoir dan pompa distribusi harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indikator-indikator sebagai berikut:
a) Level/ketinggian muka air di reservoir (m) dan volume air di reservoir (m 3 ), dicatat
dan disimpan setiap 1 jam.
b) Kualitas air di reservoir meliputi kekeruhan (NTU), pH, dan sisa klor (mg/L),
dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
c) Kapasitas/debit operasional pompa distribusi dalam satuan Liter per detik (L/s),
dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
d) Tekanan operasional pompa distribusi (bar), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
e) Unit pompa distribusi yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi masing -
masing unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat pompa
dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi pompa
dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0 (nol) atau
direset apabila pompa dimatikan.
7 Panel kendali titik pengambilan air (tapping point) harus dapat menunjukkan
dan
mengendalikan indikator-indikator sebagai berikut:
a) Kualitas air di setiap titik pengambilan meliputi kekeruhan (NTU), pH, dan sisa klor
(mg/L), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
b) Kapasitas/debit pengambilan air di setiap titik pengambilan (L/s), dicatat dan
disimpan setiap 1 jam.
c) Volume pengambilan air per hari (m3/d), dicatat dan disimpan per hari serta total
volume yang diambil per bulan (m3/d), dicatat dan disimpan per bulan.
VIII - 184
Pada system di IPA Titab ini akan dilengkapi dengan sistem preklorinasi (sebelum
pengolahan). Sebagai penggantinya, modifikasi koagulasi dan flokulasi akan dilakukan
sehingga dapat mengurangi zat organic yang berlebih di air baku serta mengendalikan
pertumbuhan alga dan mikroorganisme lainnya di dalam instalasi pengolahan. Sistem
ultraviolet digunakan untuk desinfeksi air hasil olahan sebagai pengganti gas klor/kaporit
dalam rangka Break Point Chlorination. Sistem ultraviolet dipasang pada aliran pipa (inline)
setelah bak penampung filtrate (clear well) menuju ke reservoir air minum.
Pengujian terhadap quality assurance harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan untuk
unit yang disuplai sesuai kontrak, di lokasi produksi ( Factory Acceptance Test) maupun di
lapangan ( Site Acceptance Test) oleh Direksi/Pengguna Barang/Jasa bersama Panitia
Penerima Barang/Pekerjaan. Biaya untuk pengujian/pemeriksaan tersebut sudah termasuk di
dalam harga penawaran Penyedia Barang/Jasa. Pengguna harus diizinkan untuk melakukan
inspeksi di fasilitas produksi untuk menyaksikan pengujian/pemeriksaan tersebut atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Jasa harus menyuplai sistem elektroklorinasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penyedia Jasa wajib memberikan petunjuk dan pendampingan pada saat konstruksi
dan/atau selama proses awal pengolahan air (start-up) untuk optimalisasi/modifikasi
operasional koagulasi dan flokulasi sehingga dapat mendukung pengoperasian Sistem UV
yang optimal.
2. Sistem UV yang disuplai terdiri dari Reaktor UV dan Panel Kontrol berikut sistem kabel
catu daya dan kabel data/komunikasi.
3. Material reactor UV terbuat dari Stainless Steel 316L dengan proteksi IP 54.
5. Jumlah lampu dalam reactor 4 unit dengan material pembungkus quartz F200nm.
7. Material lemari panel kontrol terbuat dari baja dicat dengan proteksi IP 54
VIII - 185
8. Sistem kontrol untuk UV dose outpus signal dengan sistem komunikasi Modbus
9. Catu daya utama 230/400V, 3L+N, 50/60Hz dengan konsumsi daya maksimum 13,1kW
(±5%).
VIII - 186
Hydrogen & Product Discharge Monitoring, adalah Sensor yang
terpasang pada pipa pembuangan gas hydrogen & produk untuk mendeteksi
jika adanya penyumbatan gas hydrogen & produk. Sistem akan berhenti
beroperasional jika pipa pembuangan gas hydrogen & produk tidak
terbuang secara kontinu.
Monitoring arus dan voltase Cell. Sistem akan berhenti beroperasional
jika arus dan tegangan Cell tidak sesuai dengan pengaturan.
Monitoring suhu produk ditampilkan pada layar. Monitor Sistem akan
berhenti beroperasional jika suhu produk lebih tinggi dari setting awal
temperature yang telah ditentukan.
Sistem akan memonitor aliran air lembut dan aliran air garam untuk
menjamin konsentrasi produk. Sistem akan berhenti beroperasional jika
arus tidak sesuai dengan spesifikasi.
Control box akan menampilkan kode kesalahan atau error pada display
dan sistem akan berhenti jika terjadi kesalahan
System harus dilengkapi dengan panel control yang dapat menunjukkan
Mode dan status Operasional. Kontrol Panel berupa layar LCD. Apabila
terjadi kegagalan system, panel control harus menunjukkan deskripsi
kesalahan sehingga memudahkan tindakan perbaikan (Trouble Shooting)
Sistem dilengkapi dengan fitur tambahan seperti pengukuran Suhu,
Arus, Tegangan, tingkat tangki Produk dan persentase kapasitas system.
Control permukaan untuk pengisian air lembut ke tangki Air Garam
bekerja otomatis.
Kontrol permukaan untuk produksi (NaOCl) di Tangki penyimpanan
disinfektan bekerja secara otomatis. Apabila telah mencapai garis
permukaan maksimum, seluruh system akan mati dan hidup kembali
apabila volume berkurang (Automatic turning on and off subject to product
tank level)
Pompa air garam (brine pump) yang terintegrasi (Peristaltic pump with
stepper motor) dan dapat di monitor melalui panel control utama.
System elektroklorinasi harus dapat di pasang menempel pada dinding
(Wall Mounted) Bersamaan dengan pelembut air (minimum 1 set) 1 unit
tangki air garam dan 1 unit tangki penyimpanan produksi.
VIII - 187
Pasokan air untuk system ± 0.5 m³/jam dengan tekanan 2.0-3.0 bar
1. Konstruksi modul dan rangka tahan karat dan terbuka untuk memudahkan akses
operasional dan pemeliharaan, dengan susunan sel secara horizontal.
2. Electrode bersifat tahan lama dan distabilisasi dengan lapisan khusus untuk menjaga
efisiensi proses yang optimal.
3. Sistem elektroklorinasi memiliki fitur keamanan terhadap hasil produk sampingan
dengan dilengkapi dengan sistem pengencer gas hydrogen dengan cepat.
4. Sistem elektroklorinasi dilengkapi dengan dua unit blower untuk mencegah akumulasi
gas hydrogen, baik di dalam perpipaan maupun tangki penyimpan.
5. Sistem elektroklorinasi harus dilengkapi dengan dua unit sensor udara/hydrogen untuk
mengantisipasi kegagalan sistem pengencer gas hydrogen. Proses elektroklorinasi secara
otomatis harus berhenti apabila sistem pengencer gas hydrogen gagal berfungsi.
6. Tangki larutan garam dilengkapi dengan level control untuk pengisian ulang air lunak
secara otomatis.
7. Tangki larutan NaOCL dilengkapi dengan level control untuk mengatur kapasitas
produksi sistem elektrolisis.
8. Sistem elektroklorinasi dilengkapi dengan sistem operasi dan control dengan koneksi
antar muka profibus/modbus/hart, dapat melalui jaringan kabel atau nirkabel.
9. Sistem elektroklorinasi harus dapat dipantau dan dikendalikan secara real time dan
terpadu dengan SCADA IPA.
10. Piranti lunak dan data operasional sistem elektroklorinasi harus dilengkapi dengan
sistem keamanan.
15.2. Sistem Produksi Air Lunak
1. Sistem produksi air lunak dilengkapi dengan pemantauan kualitas kesadahan sisa
secara otomatis.
Pelembut air bekerja secara otomatis, lengkap dengan alat pemantau ketebalan residu
(<0.1 dH), termasuk tangki penjenuhan garam (Salt saturation tank).
Setiap elektrolyser system masing – masing memiliki 1 (satu) set Pelembut Air
Pelembut Air dapat melakukan pembersihan (back wash) secara otomatis atau manual.
Setiap pelembut air dilengkapi dengan tangki air garam (Brine Tank).
VIII - 188
Kapasitas : 4 – 6 m³ / jam
Tekanan Awal (pre – pressure) : min 2.5 bar , max 4 bar
Sambungan pipa : ½” – 1”
Microprocessor : LED Display, storing setting of parameter
2. Masing-masing sistem elektroklorinasi minimal dilengkapi dengan 2 unit sistem
produksi air lunak (sebagai operasi dan sebagai cadangan).
3. Sistem produksi air lunak dilengkapi dengan sistem pencucian ulang dan sistem
pemindahan unit operasional (operasi/cadangan) secara otomatis.
4. Setiap unit sistem produksi air lunak harus dilengkapi dengan satu tangki larutan garam
untuk regenerasi.
5. Sistem filtrasi in-line harus mampu menghilangkan kotoran, endapan, partikulat, dan
mampu menghilangkan klorin dari air.
6. Casing filter terbuat dari material FRP atau stainless steel dengan tekanan kerja antara 3-
6 bar.
7. Sistem filtrasi in-line harus mudah dioperasikan dan dicuci, serta dilengkapi dengan
indicator tekanan air pada inlet dan outlet filter.
Filter harus dapat menyaring semua kotoran, endapan dan partikel pada aliran masuk
(incoming water), mudah dioperasikan dan dibersihkan secara manual. Pengukur tekanan
terpasang pada saluran air masuk (inlet) dan saluran air keluar (outlet) dari saringan.
Operating Flowrate : min 0.5 – 4.0 m³ / jam
Operating pressure : 2 - 5 bar
15.3. Pompa Penguat (Booster Pump)
1. Pompa penguat hanya digunakan untuk memompa air bersih, bukan larutan kimia.
2. Pompa penguat berikut control panelnya harus dipasang berikut cadangannya (satu
operasional dan satu siaga).
3. Pompa penguat berikut panelnya dipasang pada unit sistem elektroklorinasi dan unit
sistem dosing NaOCL dengan tekanan kerja minimal 5 bar.
4. Pompa penguat harus dapat dioperasikan secara otomatis dan kompatibel dengan
SCADA IPA.
15.4. Pompa Kimia
1. Pompa kimia digunakan untuk memompa larutan garam dan/atau larutan NaOCL.
2. Pompa kimia berikut control panelnya harus dipasang berikut cadangannya (Satu
operasional dan satu siaga) dengan tekanan minimal 5 bar.
VIII - 189
3. Pompa kimia harus terbuat dari material PVDF/PE/PP/Teflon untuk bagian yang basah
dan casing dari material yang tahan bahan kimia.
4. Pompa kimia harus dapat dioperasikan secara otomatis dan kompatibel dengan
SCADA IPA.
15.5. Tangki Larutan Garam
1. Tangki larutan garam harus terbuat dari HDPE/FRP tahan kimia dengan bukaan di atas
dan dilengkapi dengan tutup tangki.
2. Tangki larutan garam dilengkapi dengan dua lubang inlet, dua lubang outlet, dan dua
lubang penguras.
3. unit Tangki Air garam PE (Polyethylene) & chemical resistant, bagian atas terbuka untuk
penjenuhan larutan air garam untuk setiap system elektroklorinasi. Kapasitas setiap tangki
min. 200 liter.
15.6. Tangki Larutan NaOCL
5. Tangki larutan NaOCL harus terbuat dari HDPE/FRP tahan kimia dengan bahan baku
dari Vinyl Ester Resin dengan tiga lapis polyester gelas agar tahan terhadap larutan
Natrium Hipoklorit.
6. Tangki larutan NaOCL dengan bukaan di atas dan dilengkapi dengan tutup tangki.
7. Tangki larutan NaOCL dilengkapi dengan ventilasi udara, indicator level air, dua lubang
inlet, dan tiga lubang outlet.
15.7. Perpipaan
2. Pipa yang digunakan untuk sistem elektroklorinasi harus dari material uPVC Class D
atau yang lebih baik.
3. Fitting/aksesoris pipa yang digunakan harus kompatibel dan tahan bahan kimia.
15.8. Pompa Air Garam
Unit Pompa Air Garam (Peristaltic pump with stepper motor) yang sesuai untuk memasok
larutan air garam ke elektrolyser.
kapasitas : min. 9L/jam (50hz)
Tekanan : min 1.5 bar
Bahan Konstruksi (wet end) : PVDF/PP/PE/Teflon
Casing : Chemical resistant material
Kontrol Operasional : Serba otomatis, tersambung ke system
15.9. Tangki produksi
Unit tangki yang terbuat dari PE & chemical resistant, dengan kapasitas min. 200 liter,
bersifat resistan terhadap bahan kimia terbuat dari Polyethylene. Tangki harus dilengkapi
dengan 1 lubang overflow outlet dan 1 lubang pembuangan (outlet) dibagian bawah.
VIII - 190
Instalasi memenuhi kualifikasi : bebas ganguan – resiko bahaya untuk lingkungan
sekitarnya (Classified as non – hazardous area).
Pipa dan Katup Valve penyaluran bahan kimia harus sesuai (compatible) dengan jenis
bahan kimia yang digunakan.
VIII - 191