I. PENDAHULUAN
Pemeliharaan dan pengelolaan kawasan & gedung adalah kegiatan manajemen
untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aspek yang terkait di dalam
kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan gedung beserta fasilitas pendukungnya.
Pengelolaan gedung mutlak hanya dapat dilakukan dengan baik melalui
pentahapan di dalam program perencanaan yang sistematis, dengan tujuan memperkecil
jumlah pekerjaan-pekerjaan yang tidak terencana menjadi terencana.
Dengan pengalaman dan tenaga ahli yang dimiliki, kami menyampaikan
Metode Pelaksanaan ini sebagai bahan pertimbangan terhadap produk dan harga yang
kami tawarkan apabila kami mendapat kepercayaan didalam melaksanakan pekerjaan
pengelolaan gedung di lingkungan Wisma Kopo DPR RI.
V. PEKERJAAN SIPIL
1. Tujuan
Memastikan Pekerjaan Pengelolaan Pekerjaan Sipil Gedung dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan Sipil Gedung diantaranya adalah pelaksanaan pekerjaan
sipil yang mampu mencapai hasil akhir pekerjaan sesuai dengan standar penerimaan
kualitas kerja yang ditetapkan serta sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
3. Definisi Dan Ketentuan
Pekerjaan Sipil mencakup menyelesaikan seluruh kegiatan terkait dengan
pekerjaan Sipil Gedung Kantor dan rumah negara sesuai dengan spesifikasi dan
rencana yang telah ditetapkan.
Pekerjaan Sipil dilaksanakan sesuai dengan rencana dan gambar kerja yang
telah direkomendasikan oleh pemberi kerja
4. Tugas Pokok
Melaksanakan pekerjaan perbaikan sipil di Gedung kantor dan rumah negara serta
melakukan koordinasi dalam bidang pekerjaan perbaikan dengan pihak terkait.
5. Rincian Tugas
a. Rincian Tugas Staf Tehnik Arsitek Atau Sipil meliputi :
Pelaksanaan pekerjaan perbaikan sipil yang dilakukan meliputi rencana
pekerjaan, material yang diajukan, waktu pelaksanaan dan mutu pekerjaan
yang dilakukan.
Menetapkan Jadwal inspeksi rutin atas pekerjaan sipil
Memonitor Seluruh pekerjaan sipil
b. Rincian Tugas Sipil meliputi :
Mengkoordinasikan pekerjaan perbaikan sesuai dengan jadwal kerja yang
telah disetujui
Melayani dan mengatasi keluhan keluhan penghuni Gedung
Monitor seluruh pekerjaan sipil
Mengimplementasikan SOP secara konsisten
c. Pembinaan Dan Tata Tertib
Melaksanakan dan memberikan arahan kepada tenaga pelaksana sipil
Melaksanakan pendataan pelanggaran disipilin dan tata tertib sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran disiplin
Memberikan peringatan secara lisan kepada petugas yang melakukan
pelanggaran
VI. MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
Untuk memberikan keyakinan bahwa sistem-sistem Mekanikal/Elektrikal yang berada
di Wisma DPR RI Kopo Cisarua dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya dengan baik,
maka perlu adanya dukungan berupa :
1. Peralatan kerja yang digunakan, menyangkut fungsi dan kapasitasnya
2. Bahan / material yang digunakan, menyangkut jenis dan jumlahnya
3. Pengaturan Personil pelaksana, menyangkut SDM, waktu, alat dan material
4. Prosedure Quality Control
5. Penerapan K3
6. Prosedure kerja dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
7. Sistem monitoring pelaksanaan
Prosedur Kerja Mekanikal/Elektrikal
Yang dimaksud Prosedur Kerja pada sub-bab ini adalah Prosedur Kerja khusus untuk
pelaksanaan pengoperasian sistem. Dengan prosedur dan petunjuk teknis yang jelas
diharapkan semua system Mekanikal dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya dengan
baik. Sebelum penjelasan tentang prosedur kerja secara teknis pada sistem-sistem
Mekanikal, terlebih dahulu dijelaskan tentang prosedur kerja non-teknis, yaitu :
1. Untuk pekerjaan operasional yang rutin, maka pelaksanaannya dapat dilihat pada
schedule yang telah dibuat.
2. Untuk pekerjaan break down atau insidentil, maka pengoperasian sistem harus
melalui persetujuan Supervisor dan Menejer Mekanikal.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang menyangkut keamanan dan operasional
Personil, maka terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak Satuan Pengaman
dan/atau pihak managemen.
4. Supervisor mengeluarkan Surat Perintah Kerja (Work Order) kepada Teknisi
5. (telah di Aproved Menejer Kawasan).
6. Pihak teknisi mempersiapkan alat operasional, alat pengaman dan bahan yang
diperlukan
7. Teknisi mengeksekusi pekerjaan (sesuai dengan petunjuk) dengan baik.
8. Bila pekerjaan selesai, segera melaporkan hasil pekerjaan ke Supervisor.
Metode Pemeliharaan Mekanikal/Elektrikal
Metode Pemeliharaan merupakan suatu bentuk aktivitas atau pola kerja pemeliharaan
yang dibuat sesuai jadwal pemeliharaan dan penggantian komponenMetode
Pelaksanaan Mekanikal/Elektrikal berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan
pabrikan, lazim disebut Standard Maintenance Procedure (SMP).
Untuk mencapai target keberhasilan dalam pemeliharaan, mutlak dipenuhi disiplin
aktivitas sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh standar pabrikan menyangkut 5 (lima)
aktivitas sebagai berikut :
1. Pengecekan
Pembacaan Meter Reading dengan menggunakan form kontrol.
Pengecekan yang menggunakan panca indra (panas, berisik, bau, dll.)
Pengecekan yang menggunakan alat ukur (arus, tegangan, tekanan, putaran, dan
lain sebagainya)
2. Pembersihan
Pembersihan bagian luar (body) equipmen.
Pembersihan ruangan equipmen atau perangkat.
Pembersihan instalasi pendukung (pipa saluran, FCU, diffuser, panel, dll.)
3. Pelumasan
Pelumasan periodic sesuai dengan jadwal.
Pelumasan pada saat perbaikan total equipmen.
4. Pengencangan
Pengecekan sambungan (connecting) sesuai jadwal.
Pengencangan sambungan (connecting) dan baut yang kendor.
5. Penggantian
Penggantian spare part secara periodic sesuai rekomendasi pabrikan.
Penggantian spare part karena kerusakan (breakdown).
Prosedur Quality Control Mekanikal
Prosedure Quality Control adalah suatu prosedur aktivitas pengawasan terhadap
kualitas produk maupun hasil kerja dengan memenuhi satu standar kualitas yang telah
ditetapkan.
Dalam menentukan standar kualitas dipergunakan acuan dasar berupa rekomendasi
pabrik atau Agen Tunggal Pemegang Merek. Standar kualitas produk hasil kerja pada
system Mekanikal diperoleh berdasarkan kemampuan dan kapasitas optimum yang
dapat dicapai dari setiap fasilitas gedung yang tepasang.
Quality Control merupakan salah satu cara guna “menjamin” tercapainya kualitas
produk kerja yang diharapkan dengan mengikuti pola pentahapan pengawasan yang
sistematis sebagai syarat dalam pelaksanaannya sbb :
1. Memiliki Standar Kualitas yang jelas sebagai acuan pengawasan.
2. Menentukan jadwal dan periode pengawasan secara berkesinambungan.
3. Menentukan penanggung jawab dan bentuk pelaporan pengawasan.
4. Menerapkan secara tegas disiplin kualitas dengan sistem reward and punishment.
5. Menerapkan sistem pengendalian aktivitas yang senantiasa terukur.
Hubungan QC dengan Logistik
Memastikan bahwa alat yang digunakan untuk pelaksanaan kerja pemeliharaan,
pengoperasian dan perbaikan harus sesuai dengan yang direkomendasikan.
Memastikan bahwa spare part/material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
dan kapasitas terpasang berdasarkan rekomendasi pabrik (OEM).
Jika pekerjaan akan dilaksanakan oleh pihak lain (vendor), maka vendor yang
ditunjuk harus memenuhi standar kualitas pabrikan.
Hubungan QC dengan Pelaksanaan Pemeliharaan Mekanikal
Memastikan bahwa prosedur pemeliharaan (Standard Maintenance Procedure)
telah sesuai dengan rekomendasi pabrik. (Original Equipment Manufacture/OEM)
Memastikan bahwa schedule pemeliharaan telah sesuai dengan OEM.
Kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan laporan
penyelesaian pekerjaan dari bagian Mekanikal sebelum disetujui kualitasnya.
Control pelaksanaan pemeliharaan juga dilakukan terlebih dahulu oleh Supervisor
sistem yang bersangkutan ataupun Menejer Mekanikal
Maksud dan Tujuan
Dengan terlaksananya pemeliharaan sesuai jadwal dan ketentuan-ketentuan diatas,
maka diharapkan :
Equipment dapat mencapai usia pakai sesuai yang direkomendasikan pabrikan yang
merupakan target minimum upaya pemeliharaan.
Dapat memperpanjang usia equipmen sistem terpasang.
Sistem dalam kondisi siap beroperasi setiap saat.
METODE PELAKSANAAN
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN JALAN LINGKUNGAN, TAMAN DAN
HALAMAN
Definisi
Yang dimaksud dengan pengelolaan dan pemeliharaan jalan lingkungan taman dan halaman
adalah melaksanakan layanan pengadaan, pengelolaan, dan pemeliharaan taman & halaman.
Lingkup areanya meliputi : Rumput, tanaman hias, tanaman pagar, jalan, saluran terbuka &
tertutup dan halaman parkir.
Tenaga Pelaksana
Dilakukan oleh personil khusus yang telah ditentukan oleh Supervisor HK dan telah dibekali
dengan pelatihan dalam bidang pengelolaan dan pemeliharaan taman dan halaman.
Sistem Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu aktifitas kerja pegawai.
Bahan/material yang digunakan sesuai standar dan tidak merusak obyek serta tidak
membahayakan manusia.
Alat yang digunakan dalam kondisi baik dan sesuai dengan fungsinya.
Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar dan petunjuk.
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan trotoar dan selokan :
a. Pekerjaan ini meliputi kebersihan dari kotoran-kotoran daun, rumput liar dan sampah-
sampah lainnya.
b. Trotoar bersih dari tumbuhan liar dan kotoran daun
2. Pekerjaan perawatan tanaman meliputi :
a. Penyiraman tanaman.
b. Pemangkasan tanaman.
c. Penyiangan tanaman liar.
d. Penyemprotan hama dan penyakit
e. Pemupukan tanaman
3. Pekerjaan perawatan tanaman pot meliputi :
a. Penyiraman yang dilakukan setiap hari pada musim kemarau.
b. Pendaringan tanah.
c. Penyiangan tanaman – tanaman liar.
d. Penyemprotan hama dan penyakit.
e. Pemupukan.
4. Pekerjaan perawatan rumput dan pohon.
a. Pekerjaan ini meliputi pemotongan rumput yang dilakukan satu bulan dua kali atau
lebih jika rumput sudah tebal.
b. Untuk perawatan pohon – pohon dilakukan dengan cara pendaringan di sekeliling
batang pohon selebar 1 (satu) meter dan pemangkaran ranting – ranting pohon yang
terlalu rendah.
5. Pekerjaan pemotongan / trimming pohon.
Pekerjaan ini meliputi pemotongan / trimming pohon yang dilakukan pada saat
pohon/dahan sudah dianggap mengganggu jalan.
6. Pembuangan sampah.
Setiap hari sampah dibuang keluar komplek halaman DPR RI oleh Penyedia Barang/Jasa
Cleaning Service halaman.
7. Perawatan Kolam Taman :
a. Pembersihan Kolam Taman berupa pengurasan air kolam taman dan pembersihan lantai
dan tebing kolam dilakukan 3 bulan sekali
b. Pemeliharaan system sirkulasi air berupa pengecekan pompa dan saluran sirkulasi air
kolam taman setiap bulan, dan pembersihan saluran penyedot pada pompa sorkulasi
dan pipa-pipa dilakukan 3 bulan sekali
8. Jadwal Pelaksanaan
a. Harian : Pembersihan, penyiraman
b. Mingguan : Penyiangan, pemangkasan
c. Dua Mingguan : Pendangiran / penggemburan
d. Bulanan : Pemupukan, pengobatan dari serangga
e. Tiga Bulanan : Program peremajaan
9. Sistem Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan system bertingkat yaitu dengan Teknik pelaksanaan
pekerjaan dan kualitas hasil pekerjaan dikontrol langsung oleh Supervisor
METODE PELAKSANAAN
HOUSEKEEPING BUNGALOW, GEDUNG SERBAGUNA, MESJID & BANGUNAN
LAINNYA
A. Definisi
Adalah suatu metoda operasi pengelolaan aktivitas dan pelayanan terpadu yang bersifat
kerumah tanggaan dibuat sesuai dengan rutinitas dan tradisi kegiatan didalam suatu
bangunan/gedung dan dilaksanakan berdasarkan jadwal-jadwal yang telah ditentukan oleh
pengguna jasa mengikuti akvitas penggunaan gedung.
B. Maksud dan Tujuan
Pengguna Jasa mendapatkan pelayanan prima dalam hal ketersediaan setiap saat dan
kenyamanan penggunaan gedung dan fasilitas hingga diperoleh produktivitas kerja yang
optimum.
C. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan House Keeping
Dalam pelaksanaan pekerjaan House Keeping, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Obyek kerja
Obyek Utama (lantai, dinding, plafond)- Obyek penunjang (AC, Panel, Plumbing,
Hydrant, dll.)
Obyek pelengkap (telepon, Sound system, furniture, computer, dll.)
Obyek tambahan (lukisan, patung, tanaman hias, dll.)
2. Alat yang digunakan
3. Bahan dan/atau chemical yang digunakan
4. Periode pelaksanaan
5. Cara atau teknis pelaksanaan
6. Waktu yang tersedia
Pelaksana harus memperkirakan waktu yang akan digunakan pelaksanaan pekerjaan
hingga selesai dengan pertimbangan kapasitas alat dan obyek pekerjaan
7. Jumlah tenaga kerja yang tersedia
Dengan pertimbangan obyek yang dikerjakan, kapasitas alat yang tersedia dan waktu
yang tersedia, dapat diperkirakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
Definisi
Adalah prosedur kegiatan pengawasan yang bertujuan untuk memberikan jaminan terhadap
terlaksananya semua aktifitas dibidang House Keeing dan Jasa berdasarkan jadwal yang
telah ditentukan.
Pelaksanaan Monitoring
1. Pelaksana monitoring telah menerima semua jadwal pelaksanaan pekerjaan House
Keeping dan Jasa, baik rutin maupun non rutin sebelum pelaksanaan pekerjaan.
2. Pelaksana monitoring membuat semua jadwal aktivitas monitoring sesuai dengan
jadwal pekerjaan.
3. Pelaksana monitoring memonitor terlaksananya dan selesainya pekerjaan (sesuai
dengan rencana atau tidak).
4. Pelaksana monitoring membuat laporan dan alasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang tidak selesai sesuai rencana kepada Menejer House Keeping dan Jasa.
Prosedur Pekerjaan Breakdown
Yang dimaksud dengan pekerjaan break down adalah pekerjaan diluar rencana, karena ada
kebutuhan mendesak, sehingga harus diselesaikan segera. Pekerjaan ini dapat terjadi karena
ada dua hal, yaitu:
Perubahan tata ruang (ruang kerja)
Hal ini dapat terjadi bila ada penggantian pimpinan atau penyegaran suasana, hal ini
mengakibatkan timbulnya kotoran dan flek, untuk itu harus dilakukan pembersihan
total (general cleaning)
Pemakaian lebih (ruang rapat, aula, auditorium, dll.)
Pemakaian ruangan yang melebihi kapasitas dan bersifat umum (seperti pesta),
sehingga pembersihan hanya dapat dilakukan sesegera mungkin setelah acara selesai.
Contoh Perhitungan
Jenis ruang : Ruang Kerja
Komponen / obyek yang ada :Lantai terasso Dinding tembok Dinding kaca / jendela
450 m2
120 m2
90 m2
- Pekerjaan yang akan dilakukan adalah pembersihan total, ganti lapisan baru pada lantai
- Waktu yang tersedia 4 jam
Dengan waktu yang tersedia tersebut kita harus dapat menghitung pekerjaan apa saja yang
dapat dilakukan dan pekerjaan apa yang dapat ditunda.
Pekerjaan Partisi :
1. Pelaksanaan pekerjaan :
➢ Rangka yang digunakan bisa rangka metal stud, hollow, siku.
➢ Jarak rangka yang dianjurkan bisa 610 x 1220mm atau 610 x 2440mm.
➢ Pemasangan panel ke rangka bisa menggunakan sekrup sebagai penguat dengan
jarak 50mm dari sudut dan 15mm dari sisi panel, kemudian jarak antar sekrup
atau paku 200mm untuk sisi panel dan 300mm untuk tengah panel.
➢ Bed celah antar panel ± 3mm untuk penempatan compound A+B (pemakaian 1:1).
➢ Tutup compound A+B dengan GRC Tape yang sudah diolesi tipis compound
A+B, kemudian GRC Tape diratakan agar keluar gelembung udaranya sampai rata
dan tunggu kering ± 24 jam.
➢ Tahap terakhir gunakan cornice adheisive untuk finishing sambungan flushjoint
(tanpa nat).
➢ Untuk mengatasi dilatasi, setiap pemasangan maksimum 15 lembar diberi expansion
joint (pada sambungan GRC board antara celah/nat diisi dengan sealent
PU/PolyUrethane).
➢ Untuk finishing bisa langsung dicat tanpa harus diplamir terlebih dahulu.
➢ Produk yang digunakan GRC board 6mm, 8mm atau 10mm
Expansion joint diperlukan untuk area yang luas untuk mencegah terjadinya retak yang
mungkin disebabkan oleh penyusutan / pemuaian akibat perubahan suhu dan
kalembaban yang tinggi atau pergerakan struktural. Expansion joint untuk dinding /
partisi ditempatkan vertikal pada setiap jarak maks. 10 m (Kira-Kira 8 GRC board
ukuran standar). Expansion joint untuk plafon diaplikasikan pada setiap jarak maks. 6 m.
Biarkan nut di-expose pads expansion joint (lihat gbr.V.2).
Pekerjaan Pengecatan
1. Peralatan yang digunakan :
➢ Kertas semen/koran
➢ Lakban
➢ Amplas
➢ Rol
➢ Kuas
➢ Skrap
➢ Kain lap
2. Bahan yang digunakan :
➢ Plamir
➢ Cat dinding
3. Pelaksanaan:
➢ Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran
dengan kain lap.
➢ Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan
dicat dengan kertas semen/koran dan lakban.
➢ Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata
dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
➢ Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
➢ Cek apakah permukaan dinding sudah rata?
➢ Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
➢ Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
➢ Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/terakhir barulah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
➢ Cek, apakah pengecatan finish yang kedua/terakhir itu sudah rata?
➢ Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/pekerjaan lain
yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.
4. Pengetesan dilakukan :
a. Secara partial :
➢ Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test dengan
tekanan test yaitu : 10 kg/cm2.
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan
mencapai 10 kg/cm2 Dibuatkan Berita Acara disaksikan oleh
pengawas/konsultan yang ditunjuk.
➢ Air dibiarkan selama 2x24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh
pengawas konsultan, untuk disaksikan kondisi pressure test. Jika tekanan air
tetap 10 kg/cm2 maka pengetesan berhasil.
b. Secara rangkaian keseluruhan :
➢ Pengetesan dilakukan sebelum instalasi pipa di-sambung ke pompa.
➢ Rangkaian pipa mulai dari ruang pompa ditekan dengan pressure test dengan
tekanan test yaitu : 10 kg/cm2.
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan
mencapai 10kg/cm2 dibuatkan Berita Acara disaksikan oleh
pengawas/konsultan yg ditunjuk.
Commissioning :
➢ Periksa bagian-bagian sambungan pipa ( jika ada kemungkinan yang bocor ) akibat
pekerjaan finishing seperti ketusuk paku, kena bobokan dll.
➢ Periksa operasional pompa, serta hubungan instalasi lainnya.
3. Proses pemasangan :
View Test :
➢ Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat, tidak kusam
Sambungan pipa diperhatikan (untuk pipa didalam gedung)
➢ Ukuran < 65mm memakai sambungan drat / ulir.
➢ Ukuran > 65mm memakai flanges drat.
5. Proses pemasangan
View Test :
➢ Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat.
➢ Arah sock pipa harus benar, mengarah keatas.
➢ Sambungan pipa menggunakan sambungan lem.
6. Pengetesan dilakukan
a. Secara partial :
Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) pipa di-gelontor dengan air.
b. Secara rangkaian keseluruhan :
➢ Rangkaian pipa mulai dari toilet lantai atas digelontor dengan air.
➢ Saat penggelontoran, periksa sambungan pipa tidak bocor, tidak rembes atau
basah.
➢ Ujung pipa yang lain diperiksa apakah air keluar dengan sesuai
7. Commissioning :
➢ Periksa bagian-bagian sambungan pipa ( Jika ada kemungkinan yang bocor ) akibat
pekerjaan finishing seperti tertusuk paku, kena bobokan dll.
➢ Periksa lubang-lubang drain ( floor drain, closet ). Agar tidak ada material yang
dapat berpotensi membuat pipa tersumbat.
Test Commissioning :
❖ Pada saat start up peralatan.
➢ Dapat dilakukan setelah hasil test tersebut diatas telah memenuhi, berhasil
dengan balk.
➢ Periksa phase listriknya, sudah sesuai dengan kebutuhan.
❖ Setelah peralatan dapat di-start-up : (section pertama)
➢ Derajat pendinginan pada lubang diffuser ukur dengan pengukur suhu AC
lakukan pada beberapa tempat supply diffuser dan dicatat.
➢ Periksa Ampere pada kabel listrik yang ada di outdoor/indoor.
➢ Reriksa Pressure refrigerant pada pipa refrigerant.
❖ Setelah peralatan distart up, dan berfungsi setelah +/- 6 jam maka
➢ Derajat pendinginan pada lubang diffuser ukur dengan pengukur suhu AC
lakukan pada beberapa tempat supply diffuser dan dicatat.
➢ Periksa Ampere pada kabel listrik yang ada di outdoor/indoor.
Dari kedua data tersebut ( butir-2 & butir-3 ) dapat dipantau hasil yg terjadi,
dibandingkan dengan data teknis peralatan unit AC kemudian analisa atau
kesimpulkan.
Pengetesan Instalasi Pemadam Kebakaran :
1. System Pemadam Kebakaran :
❖ System Instalasi Pipa Hydrant.
❖ System Instalasi Pipa Sprinkler.
❖ System Pompa Hydrant.
❖ System Fire Extinguisher.
2. Pengetesan Instalasi Pipa :
Proses pemasangan : View Test :
➢ Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat, tidak kusam.
➢ Sambungan pipa diperhatikan (untuk pipa didalam gedung).
3. Pengetesan dilakukan
a. Secara partial :
➢ Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test
dengan tekanan test yaitu : 12 kg/cm2. (atau 2 kali tekanan kerja).
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai
12kg/cm2 dibuatkan Berita Acara disaksikan oleh pengawas/konsultan yang
ditunjuk.
➢ Air dibiarkan selama 2x24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh
pengawas konsultan untuk disaksikan kondisi pressure test. Jika tekanan air
tetap 12 kg/cm2 maka pengetesan berhasil.
4. Secara rangkai keseluruhan :
➢ Pengetesan dilakukan sebelum instalasi pipa di sambung ke pompa.
➢ Rangkai pipa mulai dari ruang pompa ditekan dengan pressure test dengan
tekanan test yaitu : 12 kg/cm2.
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukan mencapai 12
kg/cm2
Buat Berita Acara disaksikan oleh pengawas / konsultan yang ditunjuk.
Penting bahwa pada ujung pipa sebelah atas (shaft) dipasang Air Vint serta disetting
sesuai dengan tekanan kerja pipa yang telah ditentukan misal 12 kg/cm2. Tekanan ini
harus diperiksa lagi jika tekanan dalam pipa saat telah dipasang sudah constant dan
sesuai dengan persetujuan owner.
c. Metode Sistem :
➢ Peralatan Utama Master Control Panel Fire Alarm
➢ LCD Announcitor (1 unit)
➢ Sistem yang digunakan sesuai addressable.
➢ Peralatan setiap lantai terdapat TBFA/moracle.
➢ Untuk sistem semi addressable ( mendeteksi terjadi alarm per zone/area disetiap
lantai)
➢ Fungsi dari sistem fire alarm adalah untuk mendeteksi serta mencegah terjadinya
kebakaran dan untuk segera diambil tindakan.
➢ Fungsi dari peralatan detector adalah
Smoke detector : mendeteksi adanya asap
ROR detector : mendeteksi adanya panas
Fixed temperature : mendeteksi perubahan suhu atau panas meninggi
Manual Break Glass : tombol tekan manual
Bell dan Lampu Indikator terjadinya kebakaran.
c. Urutan pelaksanaan :
➢ Pemasangan instalasi conduit
➢ Pemasangan instalasi kabel CCTV
➢ Pemasangan instalasi rak kabel
➢ Pemasangan terminal box
➢ Pemasangan peralatan CCTV
Pekerjaan MATV
a. Peralatan Utama :
➢ Dish Parabola 12 feet, fixed for satelite asiasat 3S
➢ Dish Parabola 80cm, Indovision
➢ Coaxial line surge arrester
➢ UHF Antena
➢ VHF Antena
➢ Digital receiver modulator
➢ Decoder for indovision
➢ TV Modulator
➢ TV Monitor
➢ Active Combiner
➢ Power Divide
➢ Booster
➢ Grounding System
➢ Coaxial Cable 11C-2V Outlet TV
➢ Direct Coupler 3 Way
➢ Instalasi Outlet TV, Coaxial Cable RG-6/5C dalam PVC HI-Conduit 020mm
➢ Instalasi Spliter, Coaxial Cable RG-11/7C dalam PVC HI Conduit 020mm
➢ Material Bantu
b. Peralatan Yang Digunakan
➢ Tang, Obeng dll
➢ Waterpas
➢ Bending conduit
c. Metode Sistem :
1. Peralatan Utama
➢ Indoor Unit
➢ Outdoor Unit
PENERAPAN K3
Demi kelancaran pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan, maka pihak pengelola akan
menerapkan Program K3 (Kesejahteraan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja) terhadap seluruh
karyawan. Dengan penerapan program ini akan memberikan jaminan kepada karyawan dalam
menjalankan tugas.
Kesehatan
Program kesehatan yang diberikan oleh Management Perusahaan kepada karyawan antara
lain:
1. Pengobatan ringan yang disediakan di lingkungan unit dalam bentuk P3K.
2. Pengobatan karyawan atau penggantian pengobatan terhadap karyawan yang sakit
diberikan sesuai dengan ketentuan Management Perusahaan.
3. Pengobatan karyawan atau penggantian pengobatan terhadap karyawan karena kecelakaan
kerja diberikan Perusahaan dalam bentuk langsung maupun penyertaan Asuransi
Kecelakaan Tenaga Kerja.
Keselamatan Kerja
Program keselamatan kerja yang diberikan oleh Management Perusahaan kepada karyawan
antara lain:
1. Perlengkapan alat kerja yang standard, khusus untuk pekerjaan House Keeping.
2. Perlengkapan alat bantu kerja yang standard (al. : Safety belt, sarung tangan karet, dll.)
3. Petunjuk pelaksanaan kerja yang aman sesuai dengan petunjuk, terutama terhadap
penggunaan campuran bahan kimia (chemical).
4. Pengarahan secara periodik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tinggi.
5. Penyertaan seluruh karyawan pada program BPJS.
PENGATURAN PERSONIL
Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal,
selain dukungan menejemen, alat, material dan dukungan lain, maka pihak pemborong akan
memberikan personil yang berkualitas sesuai bidangnya serta pengaturan personil dengan
optimal yang meliputi :
Pengelompokan keahlian
➢ Personil yang ditempatkan pada sub-bagian yang dipimpin oleh seorang Superintendent
harus mempunyai keahlian sesuai dengan sub-bagiannya dan tingkat keahliannya, yang
terdiri dari Supervisor, Teknisi dan Pembantu Teknisi.
➢ Begitu juga untuk Superintendent Scheduling, Supervisor dan Adm. Teknik harus
mengetahui prinsip kerja pemeliharan dan pengetahuan tentang semua sub-sistem.
➢ Untuk penempatan personil di bagian umum (keuangan, pengadaan/logistik dan
SDM) juga harus mempunyai keahlian dimasing-masing sub-bagian, sesuai
dengan persyaratan pada sub-bab 2.2.
Pengaturan jam kerja
Sehubungan dengan pekerjaan pemeliharaan yang merupakan jasa layanan, maka pada
prinsipnya pemborong siap 24 jam sehari, namun untuk mengoptimalkan jam kerja, maka:
Jam kerja personil inti :
Senin s/d Jum’at : 08:00 – 17:00 WIB
Sabtu, Minggu, hari libur Nasional : Libur
Untuk pengadaan & logistik : Masuk pada hari libur normal, dan bila diperlukan sesuai
instruksi.
Jam kerja personil
Senin s/d Sabtu, Minggu, hari libur
Pembagian: 07:00 – 15:00
Petugas piket: 08:00 – 19:00 WIB
Sehubungan dengan luasnya areal kawasan Wisma DPR RI Griya Sabha dan tersebarnya
obyek kerja yang dipelihara, maka perlu dibentuk kelompok pelaksana sesuai dengan areal
(lokasi), hal ini dilakukan untuk efisiensi tenaga dan waktu, walaupun dengan tersedianya
peralatan lebih banyak.
SISTEM PENGAWASAN
Definisi
Adalah prosedur kegiatan pengawasan yang bertujuan untuk memberikan jaminan terhadap
terlaksananya semua aktifitas pemeliharaan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan.
Tujuan Pelaporan
1. Untuk mengetahui hasil suatu pekerjaan (baik pekerjaan rutin maupun non-rutin) dari
bawahan ke atasan langsung (bottom-up).
2. Untuk mengetahui kondisi baik secara umum maupun khusus dari suatu lingkup
pekerjaan sedini mungkin, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Untuk mengetahui perkembangan (progress) dari suatu pekerjaan yang belum selesai.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tindakan lebih lanjut
Metode Pelaporan
Metode pelaporan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Metode Bottom-Up, yaitu metode pelaporan yang disusun/dibuat oleh
seseorang atas tugas & tanggung jawabnya ke atasannya langsung secara struktural.
2. Metode Independent, yaitu metode pelaporan yang disusun/dibuat oleh suatu
bagian/divisi lain berdasarkan hasil pengawasan dilapangan untuk dilaporkan pada
atasannya pada masingmasing bagian/divisi.
Periode Pelaporan
Untuk menentukan jangka waktu pelaporan, maka perlu ditentukan periode pelaporan
dengan pertimbangan : jenis pekerjaan, tingkatan pelapor, kondisi ke- ungent-an, dll.
Dengan demikian dapat dibedakan menjadi beberapa periode :
1. Periode Harian
Laporan harian ini dilakukan oleh pelaksana/eksekutor kepada atasannya langsung
(misalnya : Supervisor, Kepala Regu, Kepala Unit, atau istilah yang lain).
Laporan harian ini merupakan laporan pekerjaan harian, sehingga hasil pekerjaannya
harus dilaporkan tiap hari secara periodik.
Laporan harian ini dapat juga diterapkan terhadap progress pekerjaan yang memerlukan
pengawasan khusus dan berkesinambungan (continu).
Contoh : Laporan Log-Sheet harian (Meter Reading), Laporan Kebersihan, Laporan
pekerjaan berdasarkan WO maupun SPK, dll.
2. Periode Mingguan
Laporan mingguan ini dilakukan oleh pelaksana kepada atasannya langsung, untuk
pekerjaan mingguan.
Laporan mingguan ini dilakukan oleh setingkat diatas pelaksana (Supervisor atau
setingkat) kepada atasannya langsung (Kabag. atau setingkat) tentang rekapan hasil
laporan pekerjaan harian.
Contoh : Laporan Log-Sheet mingguan, Laporan Rekapan pekerjaan harian, dll.
3. Periode Bulanan
Laporan bulanan ini dilakukan oleh Kabag. atau setingkat kepada atasannya (Menejer
dibagiannya, Building Manager diwilayahnya) tentang rangkuman aktifitas dan hasil
kerja serta kondisi umum dari seluruh ruang lingkup yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.
Contoh : Laporan pekerjaan dan hasil pekerjaan bagian HK
Laporan Pimpinan Unit Kerja ( Building Manager atau setingkat) ke kantor pusat dan
pihak pemberi tugas dari semua rangkuman laporan- laporan perbagian dan kondisi
gedung secara umum serta kendala- kendala yang ditemui untuk ditindaklanjuti
4. Periode Tri-Wulan
Laporan tri-wulanan biasanya hanya dilakukan oleh bagian/divisi keuangan untuk
mengetahu posisi keuangan pada saat itu, untuk dianalisa terhadap rencana anggaran
sebelumnya, sehingga keuangan tetap terkendali dan operasional dapat berjalan dengan
baik sampai akhir tahun.
5. Periode Semester
Laporan Semester juga biasanya hanya dilakukan oleh bagian/divisi keuangan untuk
mengetahui posisi keuangan pada saat itu, untuk dianalisa terhadap rencana anggaran
sebelumnya, sehingga keuangan tetap terkendali dan operasional dapat berjalan dengan
baik sampai akhir tahun.
6. Periode Tahunan
Laporan Tahunan ini dilakukan oleh kantor pusat tentang pelaksanaan pekerjaan secara
umum di suatu unit kerja untuk dilaporkan kepada pemberi tugas.
7. Periode Akhir Pekerjaan/Proyek
Laporan Akhir Pekerjaan/Proyek dilakukan oleh kantor pusat berdasarkan laporan dari
unit kerja tentang pelaksanaan pekerjaan secara umum di suatu unit kerja (proyek)
kepada pemberi tugas.
MERRYANI PURBA
Direktur