Anda di halaman 1dari 38

METODE PELAKSANAAN

KONTRAK SERVICE PEMELIHARAAN WISMA DPR RI


TAHUN ANGGARAN 2023

I. PENDAHULUAN
Pemeliharaan dan pengelolaan kawasan & gedung adalah kegiatan manajemen
untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aspek yang terkait di dalam
kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan gedung beserta fasilitas pendukungnya.
Pengelolaan gedung mutlak hanya dapat dilakukan dengan baik melalui
pentahapan di dalam program perencanaan yang sistematis, dengan tujuan memperkecil
jumlah pekerjaan-pekerjaan yang tidak terencana menjadi terencana.
Dengan pengalaman dan tenaga ahli yang dimiliki, kami menyampaikan
Metode Pelaksanaan ini sebagai bahan pertimbangan terhadap produk dan harga yang
kami tawarkan apabila kami mendapat kepercayaan didalam melaksanakan pekerjaan
pengelolaan gedung di lingkungan Wisma Kopo DPR RI.

II. PRINSIP DASAR LINGKUP PEKERJAAN PENGELOLAAN KAWASAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan pengelolaan kawasan, di mana
didalamnya terkait unsur kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan terdapat
beberapa prinsip dasar yang menyangkut usia pakai (operating hour). Pada prinsipnya
kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan tidak dapat menghindari usia pakai namun
harus dapat memberikan jaminan agar usia pakai sesuai atau lebih lama dari target yang
direkomendasikan oleh manufacture/pabrik.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas didalam penerapan sistem manajemen
pemeliharaan dan pengelolaan gedung, perlu kami sampaikan prinsip-prinsip dasar
sebagai acuan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
 Semua hal yang berkaitan dengan beroperasinya gedung adalah merupakan lingkup
pekerjaan pengelola gedung.
 Semua hal yang berkaitan dengan beroperasinya kantor sebatas mendapat
palayanan kebersihan dan perapihan.
 Hal-hal yang bersifat menambah dan atau merubah baik jumlah maupun spesifikasi
bukan merupakan lingkup kerja pengelolaan gedung.
 Re investasi terhadap peralatan/equipment/mesin utama seperti Genset, AC,
pompa-pompa utama yang telah habis usia pakainya bukan merupakan lingkup
pekerjaan pengelola gedung. Pengelola gedung bertanggung jawab terhadap
perbaikan, tidak termasuk penggantian suku cadang/spare part (Reinburse) dan
wajib memelihara dengan baik agar tercapai atau bahkan lebih lama dari usia pakai
yang telah ditetapkan oleh fabrikan (Manufacture).
 Prinsip utama tanggung jawab pengelola gedung adalah memberikan jaminan
terhadap beroperasinya seluruh sistem/fasilitas yang melekat pada gedung dengan
aman dan nyaman dengan dipelihara dan dioperasikan sesuai standar dari pabrikan.
(Standard Maintenance Procedure & Standard Operation Prosedure berdasarkan
Original Equipment Manufacture).
 Hal-hal yang di luar lingkup pekerjaan pengelola gedung dapat dilaksanakan oleh
pengelola gedung dengan penggunaan permintaan layanan (SERVICE REQUEST)
melalui Customer service dengan beban biaya pemberi tugas sebesar yang
disepakati bersama.

III. LINGKUP PEKERJAAN KONTRAK PEMELIHARAAN WISMA DPR RI


WISMA GRIYA SABHA KOPO CISARUA
 Kawasan seluas 5,6 Hektar
 64 unit Bungalow
 2 unit Gedung Serbaguna;
 2 Unit Ruang Sidang;
 1 Unit Masjid;
 1 Unit Kolam Renang;
 1 Unit Kolam Taman;
 1 Unit Lapangan Tenis;
 1 Unit Lapangan Bulu tangkis;
 1 Unit Kantor Pengelola;
 1 Unit Kantin;
 Sarana Bermain anak-anak;
 Jasa Kebersihan Bangunan dan Kawasan;
 Peralatan – peralatan Mekanikal Elektrikal pendukung kawasan.

IV. JUMLAH TENAGA YANG DIGUNAKAN


1. Personil Inti
a. Manajer Kawasan : 1 Orang
 Pendidikan S1 Teknik Arsitek;
 Menguasai Program AUTOCAD , dan Program 3D lainnya;
 Berpengalaman mengelola pemeliharaan Kawasan
b. Staf Tehnik Arsitek Atau Sipil : 1 Orang
 Pendidikan Minimal D3 Arsitek atau Sipil;
 Mampu dan menguasai Auto Cad atau dapat membuat gambar tehnik;
 Memiliki pengalaman dalam bidangnya.
c. Staf Tehnik Mekanikal Elektrikal : 1 Orang
 Pendidikan minimal D3 Mesin atau Elektro;
 Mampu menguasai Auto Cad atau dapat membuat gambar tehnik;
 Memiliki pengalaman dalam bidangnya.
d. Staf Administrasi Dan Keuangan : 1 Orang
 Pendidikan SLTA sederajat;
 Memiliki pengalaman dalam bidangnya.
e. Tenaga Kerja Pendukung
 Pengawas Sipil Arsitektur, dan Landscape 1 org;
 Teknisi Mekanikal dan Elektrikal 1 org;
 Pengawas Tata Graha dan Landscape 3 org;
 Tukang Sipil dan Arsitektur 5 org;
 Pekerja Mekanikal & Elektrikal 5 org;
 Pekerja Tata Graha 23 org;
 Pekerja Tata Kawasan 15 org;
 Pekerja Kebersihan Kolam 2 org;
 Pekerja Laundry 4 org;
 Pekerja Banquet 3 org
Organisasi Tenaga Kerja
Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, maka
kontraktor akan membuat organisasi pelaksanaan lapangan, dengan pembagian tugas,
fungsi dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing. Dan akan
menunjuk penanggung jawab lapangan yang berpengalaman (terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Pengawas teknis). Selama jam-jam kerja para penanggung
jawab lapangan harus berada di lapangan pekerjaan.
Jumlah tenaga kerja yang dipakai harus sesuai dengan kebutuhan serta disesuaikan
dengan luas lingkup pekerjaan, dengan pengawas yang berpengalaman. Selama jam-
jam kerja para penanggung jawab lapangan harus berada di lapangan pekerjaan.
Petugas/pekerja harus menggunakan pakaian seragam agar mudah dikenal yang
berindentitaskan perusahaan.
Setiap petugas kebersihan harus memakai :
1. Baju kerja (Baju + Celana) : untuk melindungi badan pekerja agar tidak terjadi
kontak langsung saat bekerja dengan bahan pembersih, sampah dan hal lain yang
dapat menimbulkan penyakit atau cedera.
2. ID Card / Tanda Pengenal dari Perusahaan.
3. Sepatu : untuk melindungi kaki pekerja agar tidak cedera atau tertular penyakit saat
bekerja misalnya tertusuk paku, menginjak kotoran dll.
4. Sarung tangan karet : digunakan saat bekerja dengan bahan-bahan kimia pembersih
maupun dengan cairan dan sampah.
5. Masker
6. Tutup kepala : Agar kepala tidak terkena debu yang beterbangan khususnya saat
membersihkan langit-langit.
7. Safety Belt : digunakan untuk bekerja pada tempat yang tinggi seperti
membersihkan kaca agar saat jatuh tidak sampai ke bawah tetapi dapat ditahan oleh
safety belt.
8. Jas hujan : dipakai untuk bekerja di halaman pada waktu hujan.

V. PEKERJAAN SIPIL
1. Tujuan
Memastikan Pekerjaan Pengelolaan Pekerjaan Sipil Gedung dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pekerjaan Sipil Gedung diantaranya adalah pelaksanaan pekerjaan
sipil yang mampu mencapai hasil akhir pekerjaan sesuai dengan standar penerimaan
kualitas kerja yang ditetapkan serta sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
3. Definisi Dan Ketentuan
 Pekerjaan Sipil mencakup menyelesaikan seluruh kegiatan terkait dengan
pekerjaan Sipil Gedung Kantor dan rumah negara sesuai dengan spesifikasi dan
rencana yang telah ditetapkan.
 Pekerjaan Sipil dilaksanakan sesuai dengan rencana dan gambar kerja yang
telah direkomendasikan oleh pemberi kerja
4. Tugas Pokok
Melaksanakan pekerjaan perbaikan sipil di Gedung kantor dan rumah negara serta
melakukan koordinasi dalam bidang pekerjaan perbaikan dengan pihak terkait.
5. Rincian Tugas
a. Rincian Tugas Staf Tehnik Arsitek Atau Sipil meliputi :
 Pelaksanaan pekerjaan perbaikan sipil yang dilakukan meliputi rencana
pekerjaan, material yang diajukan, waktu pelaksanaan dan mutu pekerjaan
yang dilakukan.
 Menetapkan Jadwal inspeksi rutin atas pekerjaan sipil
 Memonitor Seluruh pekerjaan sipil
b. Rincian Tugas Sipil meliputi :
 Mengkoordinasikan pekerjaan perbaikan sesuai dengan jadwal kerja yang
telah disetujui
 Melayani dan mengatasi keluhan keluhan penghuni Gedung
 Monitor seluruh pekerjaan sipil
 Mengimplementasikan SOP secara konsisten
c. Pembinaan Dan Tata Tertib
 Melaksanakan dan memberikan arahan kepada tenaga pelaksana sipil
 Melaksanakan pendataan pelanggaran disipilin dan tata tertib sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
 Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran disiplin
 Memberikan peringatan secara lisan kepada petugas yang melakukan
pelanggaran

VI. MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
Untuk memberikan keyakinan bahwa sistem-sistem Mekanikal/Elektrikal yang berada
di Wisma DPR RI Kopo Cisarua dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya dengan baik,
maka perlu adanya dukungan berupa :
1. Peralatan kerja yang digunakan, menyangkut fungsi dan kapasitasnya
2. Bahan / material yang digunakan, menyangkut jenis dan jumlahnya
3. Pengaturan Personil pelaksana, menyangkut SDM, waktu, alat dan material
4. Prosedure Quality Control
5. Penerapan K3
6. Prosedure kerja dari setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
7. Sistem monitoring pelaksanaan
Prosedur Kerja Mekanikal/Elektrikal
Yang dimaksud Prosedur Kerja pada sub-bab ini adalah Prosedur Kerja khusus untuk
pelaksanaan pengoperasian sistem. Dengan prosedur dan petunjuk teknis yang jelas
diharapkan semua system Mekanikal dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya dengan
baik. Sebelum penjelasan tentang prosedur kerja secara teknis pada sistem-sistem
Mekanikal, terlebih dahulu dijelaskan tentang prosedur kerja non-teknis, yaitu :
1. Untuk pekerjaan operasional yang rutin, maka pelaksanaannya dapat dilihat pada
schedule yang telah dibuat.
2. Untuk pekerjaan break down atau insidentil, maka pengoperasian sistem harus
melalui persetujuan Supervisor dan Menejer Mekanikal.
3. Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu yang menyangkut keamanan dan operasional
Personil, maka terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak Satuan Pengaman
dan/atau pihak managemen.
4. Supervisor mengeluarkan Surat Perintah Kerja (Work Order) kepada Teknisi
5. (telah di Aproved Menejer Kawasan).
6. Pihak teknisi mempersiapkan alat operasional, alat pengaman dan bahan yang
diperlukan
7. Teknisi mengeksekusi pekerjaan (sesuai dengan petunjuk) dengan baik.
8. Bila pekerjaan selesai, segera melaporkan hasil pekerjaan ke Supervisor.
Metode Pemeliharaan Mekanikal/Elektrikal
Metode Pemeliharaan merupakan suatu bentuk aktivitas atau pola kerja pemeliharaan
yang dibuat sesuai jadwal pemeliharaan dan penggantian komponenMetode
Pelaksanaan Mekanikal/Elektrikal berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan
pabrikan, lazim disebut Standard Maintenance Procedure (SMP).
Untuk mencapai target keberhasilan dalam pemeliharaan, mutlak dipenuhi disiplin
aktivitas sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh standar pabrikan menyangkut 5 (lima)
aktivitas sebagai berikut :
1. Pengecekan
 Pembacaan Meter Reading dengan menggunakan form kontrol.
 Pengecekan yang menggunakan panca indra (panas, berisik, bau, dll.)
 Pengecekan yang menggunakan alat ukur (arus, tegangan, tekanan, putaran, dan
lain sebagainya)
2. Pembersihan
 Pembersihan bagian luar (body) equipmen.
 Pembersihan ruangan equipmen atau perangkat.
 Pembersihan instalasi pendukung (pipa saluran, FCU, diffuser, panel, dll.)
3. Pelumasan
 Pelumasan periodic sesuai dengan jadwal.
 Pelumasan pada saat perbaikan total equipmen.
4. Pengencangan
 Pengecekan sambungan (connecting) sesuai jadwal.
 Pengencangan sambungan (connecting) dan baut yang kendor.
5. Penggantian
 Penggantian spare part secara periodic sesuai rekomendasi pabrikan.
 Penggantian spare part karena kerusakan (breakdown).
Prosedur Quality Control Mekanikal
Prosedure Quality Control adalah suatu prosedur aktivitas pengawasan terhadap
kualitas produk maupun hasil kerja dengan memenuhi satu standar kualitas yang telah
ditetapkan.
Dalam menentukan standar kualitas dipergunakan acuan dasar berupa rekomendasi
pabrik atau Agen Tunggal Pemegang Merek. Standar kualitas produk hasil kerja pada
system Mekanikal diperoleh berdasarkan kemampuan dan kapasitas optimum yang
dapat dicapai dari setiap fasilitas gedung yang tepasang.
Quality Control merupakan salah satu cara guna “menjamin” tercapainya kualitas
produk kerja yang diharapkan dengan mengikuti pola pentahapan pengawasan yang
sistematis sebagai syarat dalam pelaksanaannya sbb :
1. Memiliki Standar Kualitas yang jelas sebagai acuan pengawasan.
2. Menentukan jadwal dan periode pengawasan secara berkesinambungan.
3. Menentukan penanggung jawab dan bentuk pelaporan pengawasan.
4. Menerapkan secara tegas disiplin kualitas dengan sistem reward and punishment.
5. Menerapkan sistem pengendalian aktivitas yang senantiasa terukur.
Hubungan QC dengan Logistik
 Memastikan bahwa alat yang digunakan untuk pelaksanaan kerja pemeliharaan,
pengoperasian dan perbaikan harus sesuai dengan yang direkomendasikan.
 Memastikan bahwa spare part/material yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
dan kapasitas terpasang berdasarkan rekomendasi pabrik (OEM).
 Jika pekerjaan akan dilaksanakan oleh pihak lain (vendor), maka vendor yang
ditunjuk harus memenuhi standar kualitas pabrikan.
Hubungan QC dengan Pelaksanaan Pemeliharaan Mekanikal
 Memastikan bahwa prosedur pemeliharaan (Standard Maintenance Procedure)
telah sesuai dengan rekomendasi pabrik. (Original Equipment Manufacture/OEM)
 Memastikan bahwa schedule pemeliharaan telah sesuai dengan OEM.
 Kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan laporan
penyelesaian pekerjaan dari bagian Mekanikal sebelum disetujui kualitasnya.
 Control pelaksanaan pemeliharaan juga dilakukan terlebih dahulu oleh Supervisor
sistem yang bersangkutan ataupun Menejer Mekanikal
Maksud dan Tujuan
Dengan terlaksananya pemeliharaan sesuai jadwal dan ketentuan-ketentuan diatas,
maka diharapkan :
 Equipment dapat mencapai usia pakai sesuai yang direkomendasikan pabrikan yang
merupakan target minimum upaya pemeliharaan.
 Dapat memperpanjang usia equipmen sistem terpasang.
 Sistem dalam kondisi siap beroperasi setiap saat.
METODE PELAKSANAAN
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN JALAN LINGKUNGAN, TAMAN DAN
HALAMAN
Definisi
Yang dimaksud dengan pengelolaan dan pemeliharaan jalan lingkungan taman dan halaman
adalah melaksanakan layanan pengadaan, pengelolaan, dan pemeliharaan taman & halaman.
Lingkup areanya meliputi : Rumput, tanaman hias, tanaman pagar, jalan, saluran terbuka &
tertutup dan halaman parkir.
Tenaga Pelaksana
Dilakukan oleh personil khusus yang telah ditentukan oleh Supervisor HK dan telah dibekali
dengan pelatihan dalam bidang pengelolaan dan pemeliharaan taman dan halaman.
Sistem Pelaksanaan
 Pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu aktifitas kerja pegawai.
 Bahan/material yang digunakan sesuai standar dan tidak merusak obyek serta tidak
membahayakan manusia.
 Alat yang digunakan dalam kondisi baik dan sesuai dengan fungsinya.
 Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan standar dan petunjuk.
Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan trotoar dan selokan :
a. Pekerjaan ini meliputi kebersihan dari kotoran-kotoran daun, rumput liar dan sampah-
sampah lainnya.
b. Trotoar bersih dari tumbuhan liar dan kotoran daun
2. Pekerjaan perawatan tanaman meliputi :
a. Penyiraman tanaman.
b. Pemangkasan tanaman.
c. Penyiangan tanaman liar.
d. Penyemprotan hama dan penyakit
e. Pemupukan tanaman
3. Pekerjaan perawatan tanaman pot meliputi :
a. Penyiraman yang dilakukan setiap hari pada musim kemarau.
b. Pendaringan tanah.
c. Penyiangan tanaman – tanaman liar.
d. Penyemprotan hama dan penyakit.
e. Pemupukan.
4. Pekerjaan perawatan rumput dan pohon.
a. Pekerjaan ini meliputi pemotongan rumput yang dilakukan satu bulan dua kali atau
lebih jika rumput sudah tebal.
b. Untuk perawatan pohon – pohon dilakukan dengan cara pendaringan di sekeliling
batang pohon selebar 1 (satu) meter dan pemangkaran ranting – ranting pohon yang
terlalu rendah.
5. Pekerjaan pemotongan / trimming pohon.
Pekerjaan ini meliputi pemotongan / trimming pohon yang dilakukan pada saat
pohon/dahan sudah dianggap mengganggu jalan.
6. Pembuangan sampah.
Setiap hari sampah dibuang keluar komplek halaman DPR RI oleh Penyedia Barang/Jasa
Cleaning Service halaman.
7. Perawatan Kolam Taman :
a. Pembersihan Kolam Taman berupa pengurasan air kolam taman dan pembersihan lantai
dan tebing kolam dilakukan 3 bulan sekali
b. Pemeliharaan system sirkulasi air berupa pengecekan pompa dan saluran sirkulasi air
kolam taman setiap bulan, dan pembersihan saluran penyedot pada pompa sorkulasi
dan pipa-pipa dilakukan 3 bulan sekali
8. Jadwal Pelaksanaan
a. Harian : Pembersihan, penyiraman
b. Mingguan : Penyiangan, pemangkasan
c. Dua Mingguan : Pendangiran / penggemburan
d. Bulanan : Pemupukan, pengobatan dari serangga
e. Tiga Bulanan : Program peremajaan
9. Sistem Pengawasan
Pengawasan dilakukan dengan system bertingkat yaitu dengan Teknik pelaksanaan
pekerjaan dan kualitas hasil pekerjaan dikontrol langsung oleh Supervisor

METODE PELAKSANAAN
HOUSEKEEPING BUNGALOW, GEDUNG SERBAGUNA, MESJID & BANGUNAN
LAINNYA

A. Definisi
Adalah suatu metoda operasi pengelolaan aktivitas dan pelayanan terpadu yang bersifat
kerumah tanggaan dibuat sesuai dengan rutinitas dan tradisi kegiatan didalam suatu
bangunan/gedung dan dilaksanakan berdasarkan jadwal-jadwal yang telah ditentukan oleh
pengguna jasa mengikuti akvitas penggunaan gedung.
B. Maksud dan Tujuan
Pengguna Jasa mendapatkan pelayanan prima dalam hal ketersediaan setiap saat dan
kenyamanan penggunaan gedung dan fasilitas hingga diperoleh produktivitas kerja yang
optimum.
C. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan House Keeping
Dalam pelaksanaan pekerjaan House Keeping, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Obyek kerja
 Obyek Utama (lantai, dinding, plafond)- Obyek penunjang (AC, Panel, Plumbing,
Hydrant, dll.)
 Obyek pelengkap (telepon, Sound system, furniture, computer, dll.)
 Obyek tambahan (lukisan, patung, tanaman hias, dll.)
2. Alat yang digunakan
3. Bahan dan/atau chemical yang digunakan
4. Periode pelaksanaan
5. Cara atau teknis pelaksanaan
6. Waktu yang tersedia
Pelaksana harus memperkirakan waktu yang akan digunakan pelaksanaan pekerjaan
hingga selesai dengan pertimbangan kapasitas alat dan obyek pekerjaan
7. Jumlah tenaga kerja yang tersedia
Dengan pertimbangan obyek yang dikerjakan, kapasitas alat yang tersedia dan waktu
yang tersedia, dapat diperkirakan jumlah tenaga kerja yang diperlukan.

D. Prosedur Monitoring HK & Jasa

Definisi
Adalah prosedur kegiatan pengawasan yang bertujuan untuk memberikan jaminan terhadap
terlaksananya semua aktifitas dibidang House Keeing dan Jasa berdasarkan jadwal yang
telah ditentukan.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya monitoring adalah untuk memastikan bahwa :
1. Pelaksanaan pekerjaan House Keeping dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
2. Pelaksanaan layanan jasa dapat dilaksanakan sesuai dengan permintaan dan ketentuan
dari pihak pengguna jasa.
3. Prosedur pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk.

Pelaksanaan Monitoring
1. Pelaksana monitoring telah menerima semua jadwal pelaksanaan pekerjaan House
Keeping dan Jasa, baik rutin maupun non rutin sebelum pelaksanaan pekerjaan.
2. Pelaksana monitoring membuat semua jadwal aktivitas monitoring sesuai dengan
jadwal pekerjaan.
3. Pelaksana monitoring memonitor terlaksananya dan selesainya pekerjaan (sesuai
dengan rencana atau tidak).
4. Pelaksana monitoring membuat laporan dan alasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang tidak selesai sesuai rencana kepada Menejer House Keeping dan Jasa.
Prosedur Pekerjaan Breakdown
Yang dimaksud dengan pekerjaan break down adalah pekerjaan diluar rencana, karena ada
kebutuhan mendesak, sehingga harus diselesaikan segera. Pekerjaan ini dapat terjadi karena
ada dua hal, yaitu:
 Perubahan tata ruang (ruang kerja)
Hal ini dapat terjadi bila ada penggantian pimpinan atau penyegaran suasana, hal ini
mengakibatkan timbulnya kotoran dan flek, untuk itu harus dilakukan pembersihan
total (general cleaning)
 Pemakaian lebih (ruang rapat, aula, auditorium, dll.)
Pemakaian ruangan yang melebihi kapasitas dan bersifat umum (seperti pesta),
sehingga pembersihan hanya dapat dilakukan sesegera mungkin setelah acara selesai.

Yang Perlu Diperhatikan


 Jenis obyek
 Jumlah/luas obyek
 Alat yang digunakan
 Bahan yang diperlukan
 Waktu yang tersedia
 Jumlah tenaga kerja

Contoh Perhitungan
Jenis ruang : Ruang Kerja
Komponen / obyek yang ada :Lantai terasso Dinding tembok Dinding kaca / jendela
450 m2
120 m2
90 m2

Dinding wallpaper / pintu 60 m2 Horizontal blind 60 m2 Plint bawah aluminium 80 mL Plafond


acustic 450 m2 Box lampu TLD 3 x 36 W 28 set Diffuser AC 6 bh Grill AC 2 bh Grill Speaker
6 bh Sprinkle 4 bh Heat Detector 4 bh Meja – kursi 30 set Lemari / Filing kabinet 16 bh
Komputer 1 set.

- Pekerjaan yang akan dilakukan adalah pembersihan total, ganti lapisan baru pada lantai
- Waktu yang tersedia 4 jam
Dengan waktu yang tersedia tersebut kita harus dapat menghitung pekerjaan apa saja yang
dapat dilakukan dan pekerjaan apa yang dapat ditunda.

➢ Pekerjaan yang dapat segera dilakukan :


 Pembersihan kaca
 Pempersihan dinding (flek-nya saja)
 Pembersihan meja-kursi dan perlengkapannya
 Pencucian dan pelapisan lantai

➢ Pekerjaan yang dapat ditunda :


Pembersihan plafond dan accessories

➢ Alat yang digunakan :


 Kain lap 2bh
 Kain pel 2 bh
 Mop pel biasa 2 bh
 Mop pel katun 2 bh
 Sapu ijuk 1 bh
 Kemoceng 1 bh
 Tapas 2 bh
 Sikat tangan 1 bh
 Presmop dan bucket 2 set
 Ember 10 ltr 4 bh
 Gayung 2 bh
 Mesin polisher low 2 bh
 Sikat (pad coklat) 2 bh
 Vacuum wet 2 bh
 Wiper kaca 2 bh
 Strip washer 2 bh

➢ Bahan yang diperlukan :


 Chemical pembersih kaca 1:3 1ltr
 Chemical pembersih meja / Lemari 1 ltr
 Chemical pencuci lantai 1:4 1 gln
 Chemical pelapis 3xPly 6 gln
 Vim 1 btl

➢ Jumlah tenaga kerja yang diperlukan :


Berdasarkan obyek yang dikerjakan dan waktu yang tersedia, maka jumlah tenaga kerja
yang diperlukan sebanyak 5 orang dan pos pekerjaannya meliputi:
1. Mengeluarkan meja-kursi
2. Membersihkan horizontal blind
3. Membersihkan plint / dinding (flek-nya saja)
4. Membersihkan kaca
5. Menyapu lantai
6. Mencuci lantai
7. Pembilasan I
8. Pembilasan II
9. Pelapisan I
10. Pelapisan II
11. Pelapisan III
12. Membersihkan meja, kursi, lemari, acessories dll.
13. Mengembalikan dan merapikan meja-kursi.

Urutan pelaksanaan pekerjaan:


PINTU BANQUET
Persiapan
1. Persiapan Ruangan
Dalam hal ini adalah menata ruangan untuk jamuan berdasarkan floor plan dan seating
arrangement. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan pertimbangan dalam menata
ruangan antara lain :
a. Kesesuaian tata letak perlengkapan dengan bentuk ruangan, pintu kedatangan atau
pintu masuk, pintu pelayanan, stage, bar, dan sebagainya.
b. Arah pandang tamu, misalnya ke arah meja Guest of Honour atau ke arah stage jika di
pentas diselenggarakan acara-acara.
c. Alur lintas tamu untuk mengambil makanan jika di dalam pesta tersebut dilaksanakan
sistem swalayan (self service)
d. Kesesuaian tata letak dengan sifat dan bentuk jamuan, jika jamuan tersebut bersifat
resmi atau formal dinner, maka disamping ruangan utama (dinning room) dipersiapkan
pula suatu ruangan khusus bagi acara social hour atau pre-dinner drink. Disediakan pula
perlengkapan khusus seperti snack display table, bar, dan beberapa meja service tempat
tamu meletakkan piring-piring dan gelas yang sudah selesai digunakan.
e. Kesesuaian bahan dan bentuk furnitures atau meubelair, terutama meja dan kursi yang
relevan dengan tema atau sifat jamuan. Meja untuk acara seperti meja makan, meja
buffet, meja pelayanan, pada umumnya mempunyai bentuk yang bermacam-macam
seperti bentuk oblong, serpentine, trapezoid,oval, round, half-round, dan quarter round.
Karena akan digabungkan satu sama lain maka lebar dan tinggi meja harus sama.
Semakin banyak variasi bentuk permukaan yang dimiliki, maka penggabungannya
semakin leluasa untuk dilakukan. Penggabungan meja tersebut akan menghasilkan
susunan meja dalam bentuk dan model yang diinginkan.

Bentuk-bentuk susunan meja pada umumnya adalah sebagai berikut :


i. Comp-shape
Bentuk pengaturan meja model sisir.
ii. School-shape
Bentuk pengaturan meja model diruang kelas sekolah, disebut juga classroom-shape,
cocok untuk ceramah, lokakarya, seminar, dll.
iii. U-shape
Susunan meja dengan bentuk huruf U. Cocok untuk pertemuan dengan jumlah peserta
yang tidak terlalu banyak.
iv. T-shape Susunan meja dengan bentuk huruf T. Juga sesuai untuk rapat-rapat dengan
jumlah peserta terbatas.
v. O-shape
Sususan meja mengambil bentuk huruf O atau persegi empat. Disebut juga bentuk
squareshape, pada bagian tengah dibuat taman berbentuk mini.
vi. Half moon-shape
Susunan meja dalam bentuk setengah lingkaran.
vii. Theatre-shape
Susunan kursi tanpa meja, seperti susunan kursi di dalam gedung bioskop.
Selain itu, penataan meja (table setting) merupakan hal yang sangat erat kaitannya
dengan tata atur dan tata ruang jamuan. Pelaksanaan table setting antara lain,
pemasangan table cloth skirting, buffet display, melengkapi meja dengan table
accessories seperti ashtray, nomor meja, lampu meja, condiments, vas bunga dengan
bunganya, serta nama tamu yang akan duduk di masing-masing kursi. Set up meja
dilakukan secara elaborate cover karena menu sudah diketahui sebelumnya.

2. Persiapan Food & Beverage Service


 Persiapan bahan dan pengolahan makanan oleh kitchen berdasarkan komposisi menu
yang disepakati olehBanquet Departement, meminta bahan dari store departement atau
permintaan pembelian kepada bagian purchasing
 Persiapan minuman oleh bagian bar service meliputi portable bar, chasseur, alcoholic
beverage, bumbu-bumbu, dan sebagainya berdasarkan jenis dan jumlah minuman yang
diminta.
3. Pelaksanaan Banquet
Pelaksanaan banquet meliputi pelayanan yang sudah disepakati oleh panitia, misalnya
American Service, Russian Service, French Service, atau salah satu dari Typical Service.
Jumlah tenaga kerja yang ditempatkan, baik untuk pramusaji maupun untuk bartender
(pramutama), bila tenaga banquet tidak mencukupi dapat digunakan tenaga casual, yaitu
tenaga temporer yang mampu melaksanakan tugas banquet tersebut.

Pekerjaan Dinding Hebel


1. Peralatan yang digunakan :
o Sendok aduk
o Gergaji tangan
o Penyipat datar
o Pahat
o Kotak adukan / ember
o Benang Palu
2. Bahan yang digunakan :
➢ Pasir pasang
➢ Mortar
➢ Air
➢ Mortar 1 PC : 5 Ps

3. Pemasangan block hebel dengan ‘Thin Bed Adhesive’ :


➢ Campuran think bed mortal’ dengan air dalam sebuah ember. Penggunaan ‘mixer’
akan menghasilkan campuran adukan yang labih baik, Perbandingan ‘think bed
mortal’ dan air sesuai pemakaian pada kesamaan. Pada saat terasa amat panas,
tambahkan sedikit lebih banyak air dart takaian yang disaiankan, untuk
rnenghindari adukan cepat kering. Bilamana campuran mulai mengering
tambahkan air ke dalam bak dan aduk kembali. Sebelum memulai campuran
baru, bersihkan ember terlebih dahulu dengan air untuk mencegah adukan lama
mempercepat waktu pengeringan campuran pasangan yang baru. Jangan
menggunakan lagi adukan sisa yang berjatuhan .
➢ Dengan menggunakan sikat halus, bersihkan permukaan blok setiap kali akan
memasang lapis baru.
➢ Penting : Bilamana suhu udara terasa sangat panas, celupkan sikat halus ke dalam
air sebelum menyikat.
➢ Rentangkan benang dari ujung dinding ke ujung dinding yang lain. Gunakan
cetok khusus dari Hebel dengan lebar yang sesuai dengan lebar blok. Letakkan
'thin bed mortar' PM-100 atau setara pada arah vertikal terlebih dahulu, baru
kemudian arah horisontal. Tebarkan adukan secukupnya untuk satu blok saja.
Pastikan pasangan 'thin bed mortar' menutup selebar permukaan blok.
➢ Pada saat meletakkan blok, angkat permukaan blok yang menghadap adukan
vertikal dan mulai letakkan sisi blok yang berlawanan terlebih dahulu.
➢ Setelah blok diletakkan, rapatkan dengan palu karet secara merata. Langkah ini
sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh permukaan blok sudah
tertutup dengan thin bed mortar' (tbm). Pastikan palu jangan terlalu keras
supaya tbm tidak keluar. Jaga ketebalan tbm antara 1 - 2 mm setelah blok
direkatkan.
➢ Penting Bila hujan turun, lindungi permukaan atas blok dengan plastik.
➢ Kelebihan tbm pada permukaan dinding, dibersihkan dengan menggunakan
cetok biasa dan sisa tbm ini dapat digunakan untuk mengisi blok-blok yang
patah ujungnya atau berlubang. Dianjurkan melakukan langkah ini sesudah
memasang setiap lapis blok daripada menunggu tembok jadi seluruhnya.
Membiarkan kelebihan pasangan yang mengeras setelah lewat satu malam
menunjukkan pekerja lapangan yang tidak trampil.
➢ Bilamana ada penonjolan blok pada permukaan dinding, dapat diratakan dengan
menggunakan garukan perata (gambar a). Pecahan blok dapat dimanfaatkan
untuk meratakan kelebihan adukan (gambar b). Kalau permukaan dinding akan
ditutup dengan 'plasterboard', maka yang diperlukan agar rata adalah dengan
menggunakan garukan perata Plevelling scraper'. Amplas tidak diperlukan.
Untuk menghaluskan permukaan yang luas, dapat menggunakan papan amplas
(gambar c).

Pekerjaan Lantai Keramik


Dalam pekerjaan keramik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Ukuran Keramik.
Perlu diketahui bahwa setiap produk keramik mempunyai ukuran yang berbeda-beda
meskipun dalam selisih masih dalam batas toleransi. Oleh sebab itu langkah pertama
adalah memilah atau menyortir ukuran keramik yang akan dipasang. Misalnya ukuran
20x20, 20x25 atau 30x30 dsb. Dari ukuran-ukuran yang didapat itu maka bisa kita
tentukan lebar daripada nat keramik yang akan kita kerjakan sehingga secara visual
pasangan terlihat rapih, baik dan seragam.
2. Metode pemasangan atau pola keramik.
Sama seperti pada pekerjaan plesteran yang pertama dikerjakan adalah pembuatan
kepalaan keramik sebagai acuan pemasangan keramik selanjutnya. Pola pemasangan ada
bermacam-macam sesuai dengan rencana masing-masing proyek. Ada yang
sepenuhnya rata ada pula yang kombinasi rata dan miring. Pengisian nat keramik
dilakukan apabila diperkirakan kondisi udara didalam adukan keramik benar-benar
sudah hilang. Ini untuk menghindari keramik terangkat setelah beberapa lama dipasang.
Metode atau pola pemasangan keramik tergantung dengan perencanaan. Apakah
dimulai terhadap as bangunan atau terhadap as masing-masing ruangan sehingga
terlihat simetris.
3. Kemiringan atau sloofing
Pada kondisi dan daerah tertentu pemasangan keramik dibuat kemiringan atau sloofing
Misalnya di daerah KM/WC atau teras/selasar. Ini agar memungkinkan air segera
mengalir dengan cepat.

Pekerjaan Dinding Keramik


Proses pemasangan keramik dinding sebetulnya sama saja dengan keramik lantai. Yang
paling perlu diperhatikan adalah daya rekat keramik ke dinding. Keramik harus merekat
kuat agar tak mudah jatuh.
1. Alat dan Bahan :
➢ Keramik dinding motif kayu, semen, pasir, dan air.
➢ Waterlet, palu kayu, rubber float, ember, dan spons.
2. Langkah Pemasangan :
➢ Periksa kerataan permukaan dinding. Segera rapikan jika muka dinding tak
rata. Setelah rata, bersihkan permukaan dinding dengan waterjet untuk
merontokkan berbagai macam kotoran yang mungkin mengurangi daya rekat
keramik ke dinding.
➢ Rendam keramik dalam air bersih, minimal 30 menit. Tiriskan dengan posisi berdiri.
➢ Lapis tipis permukaan dinding dengan campuran semen dan pasir. Tebal lapisan
0,5-1cm. Gunakan adukan semen pasir dengan komposisi semen-pasir 1:2.
Tambahkan adhesive jika perlu. Biarkan selama 1 hari hingga lapisan mengeras.
➢ Untuk pemasangan keramik, screed perlu dibasahi dengan air. Upaya ini untuk
meminimalkan penyusutan saat proses pengeringan.
➢ Pasang keramik ke dinding. Lapiskan adukan semen pasir ke bagian belakang
keramik. Setelah itu pasang keramik pada dinding satu per satu, dimulai dari
bawah ke atas.
➢ Ketok keramik dengan palu, agar bagian bawahnya menempel baik ke dinding.
Gunakan palu untuk mengatur level permukaan antar keramik, sehingga rata.
➢ Setelah terpasang tiga jam, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons
basah.
➢ Setelah keramik terpasang (minimal 24 jam), lakukan pengisian nat. Gunakan
adukan semen-pasir halus dengan komposisi 2:1. Gunakan rubber float untuk
mendapatkan permukaan yang datar dan rapi.
➢ Terakhir, bersihkan sisa-sisa pengisian nat dengan spons atau handuk,
kemudian lap kembali seluruh permukaan keramik hingga kotoran tidak bersisa.

Pekerjaan Partisi :
1. Pelaksanaan pekerjaan :
➢ Rangka yang digunakan bisa rangka metal stud, hollow, siku.
➢ Jarak rangka yang dianjurkan bisa 610 x 1220mm atau 610 x 2440mm.
➢ Pemasangan panel ke rangka bisa menggunakan sekrup sebagai penguat dengan
jarak 50mm dari sudut dan 15mm dari sisi panel, kemudian jarak antar sekrup
atau paku 200mm untuk sisi panel dan 300mm untuk tengah panel.
➢ Bed celah antar panel ± 3mm untuk penempatan compound A+B (pemakaian 1:1).
➢ Tutup compound A+B dengan GRC Tape yang sudah diolesi tipis compound
A+B, kemudian GRC Tape diratakan agar keluar gelembung udaranya sampai rata
dan tunggu kering ± 24 jam.
➢ Tahap terakhir gunakan cornice adheisive untuk finishing sambungan flushjoint
(tanpa nat).
➢ Untuk mengatasi dilatasi, setiap pemasangan maksimum 15 lembar diberi expansion
joint (pada sambungan GRC board antara celah/nat diisi dengan sealent
PU/PolyUrethane).
➢ Untuk finishing bisa langsung dicat tanpa harus diplamir terlebih dahulu.
➢ Produk yang digunakan GRC board 6mm, 8mm atau 10mm

Expansion joint diperlukan untuk area yang luas untuk mencegah terjadinya retak yang
mungkin disebabkan oleh penyusutan / pemuaian akibat perubahan suhu dan
kalembaban yang tinggi atau pergerakan struktural. Expansion joint untuk dinding /
partisi ditempatkan vertikal pada setiap jarak maks. 10 m (Kira-Kira 8 GRC board
ukuran standar). Expansion joint untuk plafon diaplikasikan pada setiap jarak maks. 6 m.
Biarkan nut di-expose pads expansion joint (lihat gbr.V.2).

Pekerjaan Kusen Alumunium


Pekerjaan kusen aluminium dilakukan pada saat pekerjaan finishing bata telah selesai dan
telah diplester aci. Ukuran kusen aluminium mengikuti opening yang telah terlebih
dahulu disediakan pada saat pasangan dinding bata. Biasanya ukuran opening jendela
kusen aluminium dibuat 5 sampai 8 mm lebih besar dari ukuran kusennya. Ini untuk
memudahkan pemasangan kusen aluminium itu sendiri. Caranya :
➢ Letakkan rangka kusen aluminium yang sudah difabrikasi dalam opening jendela.
➢ Dengan bantuan baji karet atau kayu atur kedudukan kusen tersebut sehingga stabil.
➢ Dengan bantuan unting-unting atur kelurusan dan ketegakan kusen terhadap tembok.
➢ Setelah OK pasang skrup aluminium dengan bantuan alat bor pada beberapa tempat
sehingga posisi kusen aluminium tidak goyah.
➢ Isi celah yang ada diantara kusen aluminium dan tembok dengan sealent atau adukan.

1. Peralatan yang digunakan :


➢ Baji karet / kayu-
➢ Bor
➢ Obeng
Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan kaca jendela atau daun jendela
kaca.
2. Bahan yang digunakan
➢ Kusen aluminium
➢ Daun pintu/jendela (setelah dipasang kaca sandblast)
➢ Fischer
➢ Skrup
➢ Mortar / semen / sealant
➢ Vaseline/isolasi kertas/plastic

Pekerjaan Pengecatan
1. Peralatan yang digunakan :
➢ Kertas semen/koran
➢ Lakban
➢ Amplas
➢ Rol
➢ Kuas
➢ Skrap
➢ Kain lap
2. Bahan yang digunakan :
➢ Plamir
➢ Cat dinding
3. Pelaksanaan:
➢ Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran
dengan kain lap.
➢ Lindungi bahan-bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan
dicat dengan kertas semen/koran dan lakban.
➢ Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata
dengan plamir, kemudian tunggu sampai kering.
➢ Haluskan plamir yang telah kering dengan amplas hingga rata.
➢ Cek apakah permukaan dinding sudah rata?
➢ Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada
bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
➢ Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
➢ Jika cat finish yang pertama sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/terakhir barulah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
➢ Cek, apakah pengecatan finish yang kedua/terakhir itu sudah rata?
➢ Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/pekerjaan lain
yang seharusnya tidak terkena cat dengan kain lap.

Hasil akhir pengecatan dinding yang baik adalah sebagai berikut :


➢ Permukaan rata.
➢ Tidak mengenai bidang lain.
➢ Tidak mengelupas

Pekerjaan Atap Rangka Baja


1. Peralatan dan perlengkapan yang dipakai saat erection atap rangka baja meliputi
❖ Mobile Crane
❖ Takel
❖ Las Listrik
❖ Kabel Sling
❖ Scaffolding
❖ Mesin Pengencang Baut/Impact Machine
❖ Mesin Potong
❖ Gerinda Besi
❖ Pita pengukur
❖ Palu
❖ Penggaris
❖ Bor listrik
❖ Obeng
❖ Alat penjepit (clamps)
❖ Benang
❖ Obeng listrik
2. Sambungan terhadap plat dinding termasuk tetapi tidak terbatas pada :
❖ Plat metal
❖ Mur/baut
❖ Metal brackets
❖ Slotted brackets untuk memungkinkan bergeraknya,rangka
Fabrikasi rangka atap harus sudah direncanakan sejak awal proyek sehingga pada saat
ring balok sudah terpasang maka rangka atap bisa dipasang.
Pemasangan menggunakan kaki tiga dan setelah terpasang perkuatan diperlukan
ikatan angin. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan atap.

Pemasangan Metal Roof


1. Penutup Atap menggunakan LYSAGHT KLIP-LOK 406 COLOURBOND.
Pengunci khusus menjadi kunci sukses memasang genteng material logam.
Cukup tekan dan jepit, proses pun rampung.
Bentuk dan material penutup atap rumah beraneka jenis dan rupa. Ada genteng tanah
liat, genteng beton, ada juga yang dari logam (seng), atau baja ringan. Satu hal yang
sama dari aneka penutup atap itu adalah memiliki relief. Namun bentuknya beda-beda,
ada yang bertekstur mirip genteng biasa, ada yang bergelombang.
Setiap jenis penutup atap memiliki cara pemasangan yang berbeda. Beda yang umum
adalah cara melekatkannya ke konstruksi atap. Sebagai contoh, genteng tanah liat atau
beton umumnya dipasang di atas konstruksi atap kayu. Pemasangannya tak sulit. Cukup
kaitkan genteng ke reng, setelah itu tindih bagian tepinya dengan genteng lain.
Pemasangan genteng logam agak lain. Biasanya dilekatkan menggunakan sekrup, paku,
atau pengunci khusus.
Genteng logam yang banyak dijual sekarang ini terbuat dari campuran seng dan
aluminium. Tiap lembar, salah satunya, berukuran lebar 80cm clan panjang 77cm.
Genteng ukuran ini dapat dipasang dengan cepat karena sekali pasang setara dengan
memasang delapan deret genteng tanah liat. Cara memasangnya pun mudah. Tempatkan
genteng di atas reng yang telah disiapkan, kemudian tempelkan menggunakan paku.
Ada lagi genteng dari baja ringan, yang berukuran lebih besar. Genteng ini lebih sering
digunakan sebagai penutup atap pabrik atau gedung, walaupun sudah diaplikasikan juga
di rumah tinggal. Pemasangan genteng baja ternyata lebih mudah karena sudah
dilengkapi dengan pengunci khusus. Di samping itu, ukurannya yang fantastic, lebar
40,6mm dan panjang sesuai pesanan, mempercepat proses pengerjaan. Juga
memperkecil kemungkinan bocor atau rembes.

2. Bahan dan Alat :


➢ Ada beberapa merek genteng dari baja ringan. Salah satunya, atap bergelombang
baja ringan (Lysaght Klik-Lok), yang sudah dilengkapi dudukan pengunci tipe KL
65.
➢ Aluminium foil, glasswool, sealant gun, tang, sekrup, gunting metal, nok, gergaji
metal, dan bor listrik.
3. Langkah Pengerjaan :
➢ Setelah rangka atap rampung, lakukan pemasangan jala kawat untuk insulasi
(aluminium foil dan glasswool). Insulasi ditempatkan Cara double sided (dua sisi
bolak-balik). Ini untuk meredam panas matahari, juga suara bising air hujan.
➢ Pasang dudukan pengunci tipe KL 65 pada gording rangka atap yang sudah
terpasang insulasi. Sekrupkan dudukan pengunci. gunakan bor listrik sebagai alat
bantu penyekrupan.
➢ Pasang lembaran atap bergelombang baja ringan di atas dudukan pengunci tadi.
Luruskan posisi dan cantelkan. Jika sudah pas, tekan dengan kaki hingga terkunci.
Cara yang sama dilakukan untuk lembaran penutup atap berikutnya.
➢ Lakukan pemasangan penutup bagian tepi dengan gambar dan bentuk yang sudah
ditentukan. Pemasangan dilakukan dengan bantuan pengunci dan bor listrik khusus.
➢ Sebelum melakukan pemasangan nok, ujung atap ditekuk ke arah luar dengan alat
penekuk khusus. Sudut tekukan 80o. Tekukan ini berfungsi sebagai penahan
limpahan air yang masuk karena tertiup angin. Pasang nok setelah ujung atap
ditekuk rapi.
➢ Nok yang terpasang dicoak dengan gunting metal pada tiap gelombang puncak atap.
Setelah coakan selesai, lakukan penguncian dengan sekrup khusus yang dipasang
selang-seling per satu gelombang. Penyekrupan menggunakan alat bor listrik
dengan posisi tegak lurus, sehingga posisi sekrup tidak miring. Sisa panjang nok
dapat dipotong dengan gunting metal.
➢ Gunakan sealant gun untuk sambungan nok. Pengeleman dilakukan pada nok
bagian bawah dan atas. Tempel keduanya dengan cara ditekan. Setelah keving,
sekrup dengan alat bor listrik pada sambungan sehingga terkunci.

Pemasangan Cladding GRC


1. Sistem Pemasangan GRC :
Kemudahan adalah hal yang penting dari pemasangan GRC. Umumnya rangka besi
penahan beban dapat dipasang terlebih dahulu, kemudian panel-panel GRC yang telah
dilengkapi fitting- fitting dipasangkan pada rangka besi tersebut.
2. Cara Pemasangan :
➢ Pertama-tama buat rangka struktur dengan besi siku / hollow dengan ketebalan min
1,2 mm (standard untuk di-las) dengan modul frame minimal 610 x 1220mm,
bentuk model rangka bisa disesuaikan dengan beban panel.
➢ Pemasangan GRC ke rangka menggunakan sekrup SDW sebagai penguat
dengan jarak 70mm dari sudut dan 15mm dari sisi panel. Jarak antar sekrup
maksimal 200mm untuk sisi panel dan 300mm untuk tengah panel.
➢ Pemasangan antar panel diberi celah ± 10mm untuk penempatan sealant, yang juga
berfungsi sebagai pencegah masuknya air dan dilatasi. Untuk penghematan sealant
bisa digunakan back up rod. Perhatikan jointing untuk pemasangan eksternal,
diwajibkan menggunakan sealant jenis Polyurethane/Netral, karena tidak
direkomendasikan untuk dicompound.
➢ Untuk finishing bisa langsung dicat tanpa harus diplamir terlebih dahulu.
➢ Produk yang digunakan Superpanel 9m atau 12mm.
3. Aksesoris / Material Pendukung :
➢ Sekrup SDW (Self Drill Wings) Counter Shunk.
➢ Sealant jenis PU (PolyUrethane).
➢ Back Up Rod.

Pemasangan Curtain Wall (Kaca 12mm)


1. Peralatan untuk pemasangan :
➢ Mal
➢ Tali pengaman, tali pegangan pengaman & tali/benang untuk meluruskan peil.
➢ Stagger/scafolding : untuk pemasangan bracket sebagai sambungan pada atap.
➢ Box beton
➢ Tacle
➢ Mesin las : untuk menyatukan profil siku yang memegang mullion dengan besi siku
yang lebih besar (untuk pengikat dengan plat lantai betonnya).
➢ Mesin potong aluminium dan rangka cladding
➢ Mesin bor : untuk membuat lubang-lubang pemasangan baut pada batang-batang
rangka (untuk penyambungan antar batang-batang rangka maupun dengan plat
beton).
➢ Kop kaca : untuk memasang kaca
➢ Obeng : untuk memasang baut-baut penghubung antar rangka
➢ Genset
➢ Lift barang
➢ Waterpass
➢ Kop Kaca
➢ Alat ukur : untuk mengukur / menetapkan tempat-tempat pemotongan, pengeboran
lubang baut dari rangka-rangka dan sebagainya.

2. Bahan yang digunakan :


➢ Aluminium profit U : untuk penyambungan antara mullion (kerangka vertikal)
dengan transom-nya (kerangka horisontal)
➢ Besi siku dan hollow untuk rangka curtain wall
➢ Karet
➢ Plat tanam
➢ Shocker
➢ Ben Sheet
➢ Bracket
➢ Kaca 12 mm
➢ Filler
➢ Aluminium composit panel
➢ Sealant : untuk menutup sambungan kaca yang sulit dan sebagai lapisan kedap air
diatas filler sehingga tidak ada rembesan air yang masuk.
➢ Alat bantu lainnya.
3. Pelaksanaan :
➢ Pasang stagger/scafolding dan faring pengaman.
➢ Ukur dan tandai tempat yang akan di bor untuk lubang bautnya dynabolt 16mm.
➢ Pasang rangka curtain wall vertikal.
➢ Pasang rangka curtain wall horisontal.
➢ Pasang curtain wall (kaca aluminium composit/jendela kaca/grill aluminium).

Pekerjaan Mekanikal Elektrikal


1. Pekerjaan mekanikal / elektrikal yang berhubungan dengan pekerjaan dinding adalah
instalasi pipa air bersih, air kotor dan air bekas, instalasi listrik. Dimana pada kondisi
tertentu harus dilakukan berbarengan dengan pekerjaan sipil / arsitektur. Misal
pekerjaan dinding, lantai dan plafond.
2. Karena pekerjaannya yang cross dengan pekerjaan arsitektur / sipil maka harus
koordinasi dengan pihak arsitektur / sipil. ini dimaksudkan agar tidak terjadi pekerjaan
bongkar pasang karena ketinggalan instalasi plumbing dan listrik. Misalnya bobokan
pada dinding, plat lantai dan gantungan-gantungan diplat lantai.
3. Besarnya bobokan di dinding biasanya sebesar pipa / conduit kabel-kabel listrik dan
lubang-lubang pipa air bersih dan air kotor.
4. Lubang-lubang di plat lantai untuk buangan air kotor dari closet kamar mandi dll.
5. Gantungan-gantungan biasanya sebagai penggantung kabel dan ducting.
6. Setelah pipa-pipa selesai dipasang maka masih diperlukan testing dan commissioning
untuk melihat pemasangan pipa-pipa apakah sudah benar atau masih terdapat kebocoran?
7. Pengetesan yang dilaksanakan adalah Test Tekan. Dimaksudkan untuk mengetahui ada
penurunan tekanan atau tidak? Kalau hal ini terdapat di dalam plafond maka
berpengaruh terhadap pasangan plafond yang tertunda.
8. Untuk menghindari kebocoran pada daerah toilet maka harus dilakukan pemasangan
waterproofing terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan tes rendam selama 24 jam untuk
mengetahui masih ada atau tidak kebocoran. Kalau masih ada kebocoran maka
pekerjaan finishing selanjutnya tidak boleh dilakukan.

Pekerjaan Mekanikal Elektrikal


1. Pekerjaan Mekanikal meliputi :
❖ Pekerjaan Instalasi Plumbing (Air Bersih, Air kotor, Air Panas)
❖ Pekerjaan Instalasi Sanitair dan Accessories Toilet
❖ Pekerjaan Instalasi Air Hujan
❖ Pekerjaan Pemadam kebakaran
❖ Pekerjaan Instalasi Gas Oksigen
❖ Testing and Commissioning
2. Pekerjaan Elektrikal meliputi :
❖ Pekerjaan Instalasi Panel Listrik
❖ Pekerjaan Instalasi kabel
❖ Pekerjaan Instalasi Lampu penerangan & Stop kontak
❖ Pekerjaan Instalasi Genset
❖ Pekerjaan Instalasi & unit AC, ducting & exhaust fan
❖ Pekerjaan Instalasi Telepon
❖ Pekerjaan Instalasi Tata Suara
❖ Pekerjaan Instalasi Fire Alarm
❖ Pekerjaan Instalasi Nurse call
❖ Pekerjaan Instalasi MATV
❖ Pekerjaan Instalasi CCTV
❖ Testing and Commissioning

Pekerjaan Instalasi Sanitair


1. Metode Closet Duduk
➢ Periksa jarak posisi pipa pembuangan closet terhadap finish dinding.
➢ Periksa titik out let flush valve terhadap permukaan lantai dan posisi as pembuangan
closed.
➢ Marking dan bor posisi baut body closed sesuai dengan lobang pada body closet.
➢ Pasang floor flange berikut waxnya.
➢ Pasang body closet dan kencangkan baut agar body closet rapat terhadap permukaan
dinding.
➢ Pasang Flush valve Closet.
➢ Silent pertemuan body closet dengan permukaan lantai keramik.

2. Metode Closet Jongkok


➢ Periksa posisi pipa pembuangan closet Rapi C dan Rapi DX.
➢ Pasang body closet Jongkok.
➢ Periksa kerataan body closet jongkok dengan waterpass.
➢ Body closet yang sudah terpasang dikunci dengan adukkan semen.

3. Metode Washtafel Meja


➢ Marking lobang untuk body washtafel pada meja beton washtafel.
➢ Marking posisi bracket untuk body washtafel.
➢ Pasang body washtafel rapat terhadap permukaan bagian bawah granit meja
washtafel.
➢ Pasang barcket body washtafel.
➢ Pasang Kran dan P trap washtafel.
➢ Silent pertemuan antara body washtafel dengan permukaan sisi bawah top table
meja washtafel.

4. Pengetesan dilakukan :
a. Secara partial :
➢ Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test dengan
tekanan test yaitu : 10 kg/cm2.
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan
mencapai 10 kg/cm2 Dibuatkan Berita Acara disaksikan oleh
pengawas/konsultan yang ditunjuk.
➢ Air dibiarkan selama 2x24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh
pengawas konsultan, untuk disaksikan kondisi pressure test. Jika tekanan air
tetap 10 kg/cm2 maka pengetesan berhasil.
b. Secara rangkaian keseluruhan :
➢ Pengetesan dilakukan sebelum instalasi pipa di-sambung ke pompa.
➢ Rangkaian pipa mulai dari ruang pompa ditekan dengan pressure test dengan
tekanan test yaitu : 10 kg/cm2.
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan
mencapai 10kg/cm2 dibuatkan Berita Acara disaksikan oleh
pengawas/konsultan yg ditunjuk.

Commissioning :
➢ Periksa bagian-bagian sambungan pipa ( jika ada kemungkinan yang bocor ) akibat
pekerjaan finishing seperti ketusuk paku, kena bobokan dll.
➢ Periksa operasional pompa, serta hubungan instalasi lainnya.

Pekerjaan Instalasi Plumbing

1. Instalasi Pekerjaan Plumbing terdiri :


➢ Pekerjaan Sistim Air Bersih
➢ Pekerjaan Sistim Air Bekas, Air Kotor dan Vent

2. Pengetesan Sistim Air Bersih :


Sumber air nantinya didapat dari PAM dimasukan kedalam Domestik Water Tank
kapasitas 120 m3 dari Domestik Water Tank air dipompa ke Roof Tank kap 2 x 4m3
dengan Pompa Transfer kap. 200 Ipm. Air didistribusikan ke masing-masing
outlet/toilet menggunakan pompa booster kap : 2 x 150 Ipm. Instalasi Air Bersih : Pipa
GIP (Galvanized Iron Pipe) dengan dia. 15 mm s/d 100 mm.

3. Proses pemasangan :
View Test :
➢ Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat, tidak kusam
Sambungan pipa diperhatikan (untuk pipa didalam gedung)
➢ Ukuran < 65mm memakai sambungan drat / ulir.
➢ Ukuran > 65mm memakai flanges drat.

4. Pengetesan Sistim Air Bekas, Air Kotor :


Air kotor dan air bekas dari masing-masing toilet lantai, dialirkan melalui pipa PVC
menuju ke pengolahan limbah (STP).

5. Proses pemasangan
View Test :
➢ Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat.
➢ Arah sock pipa harus benar, mengarah keatas.
➢ Sambungan pipa menggunakan sambungan lem.
6. Pengetesan dilakukan
a. Secara partial :
Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) pipa di-gelontor dengan air.
b. Secara rangkaian keseluruhan :
➢ Rangkaian pipa mulai dari toilet lantai atas digelontor dengan air.
➢ Saat penggelontoran, periksa sambungan pipa tidak bocor, tidak rembes atau
basah.
➢ Ujung pipa yang lain diperiksa apakah air keluar dengan sesuai
7. Commissioning :
➢ Periksa bagian-bagian sambungan pipa ( Jika ada kemungkinan yang bocor ) akibat
pekerjaan finishing seperti tertusuk paku, kena bobokan dll.
➢ Periksa lubang-lubang drain ( floor drain, closet ). Agar tidak ada material yang
dapat berpotensi membuat pipa tersumbat.

Pengetesan System Ventilasi & Tata Udara :


System Tata Udara menggunakan AC Split mulai dari 4.500 Btu/H s/d 100.000 Btu/H.
1. Pengecekan pada pemasangan Peralatan Utama :
➢ Pastikan bahwa lokasi jarak untuk pemasangan indoor ke outdoor unit, untuk
pemasangan pipa tidak lebih dari 15 m (atau sesuai dengan petunjuk teknis).
➢ Kap. 4.500 Btu/H s/d 100.000 Btu/H jarak harus tidak lebih dari 15 m Kap. >
23.900 Btu/H tergantung dari masingmasing produk AC, perhatikan data teknik
dari brosurnya.
➢ Menyiapkan pondasi atau rangka dudukan yaitu untuk dudukan outdoor unit AC.
➢ Menyiapkan jalur kabel untuk kabel power dan kabel control dari dan ke panel.
2. Check Point pada pelaksanaan pekerjaan Tata Udara :
➢ Instalasi pipa drain wajib di isolasi karena rawan kondensasi.
➢ Sebelum pipa drain di-isolasi, pastikan bahwa slooping pipa drain harus benar
(slooping lurus tidak bengkok 2) dengan minimal 0,5% (lebih balk 1% ).
➢ Jarak support / gantungan pipa mengikuti ketentuan spesifikasi teknis (maks. 1,5
m).
3. Pengetesan instalasi pipa refrigerant :
❖ Sebelum dilakukan penyambungan ke unit Indoor maupun Outdoor, harus
dilakukan
➢ Flushing pipa refrigerant (dengan N2).
➢ Vacuum test.
➢ Pressure Test dengan tekanan sesuai dengan kebutuhan dari masingmasing unit
yang tertera dalam brosur/ data teknis unit.
❖ Sesudah dilakukan penyambungan agar dilakukan
➢ Lakukan pressure test pipa sesuai dengan kebutuhan/data teknis unit.
➢ Hasil pengetesan ini harus dicatat untuk dilaporkan atau menjadi data.

4. Pengecekan Intalasi ducting :


Setiap potongan / section ducting disambung menggunakan system Hens untuk
ducting yang ukurannya besar, dan menggunakan sisipan untuk ducting yang
ukurannya kecil. 4 Cek dan catat/tulis.
Setiap sambungan potongan/section harus di plinkote sebelum diisolasi dengan glass
wool dan aluminium foil. -) Cek dan catat/tulis.
Jarak gantungan ducting dan ukuran gantungan harus mengikuti spesifikasi teknis yang
sudah ditentukan gunakan standard SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning
Contractors National Association). 4 Cek dan catat/tulis.
Setiap pencabangan ducting harus dilengkapi dengan volume Damper untuk
membalancing aliran udara pada saat testing dan commissioning.
Setiap ducting yang berukuran besar harus diberi Rib/sudu agar ducting tidak bergetar.
Cek dan catat/tulis.
Untuk ducting elbow juga diberi sudut sesuai dengan sudut elbow agar tidak terjadi
turbulensi (yang dapat mengakibatkan getar). --) Cek dan catat/tulis.
Untuk ducting utama (Main Duct) yang keluar dari unit sebaiknya di-isolasi
dalam yaitu berguna untuk mengurangi kebisingan (noise dari blower).

Test Commissioning :
❖ Pada saat start up peralatan.
➢ Dapat dilakukan setelah hasil test tersebut diatas telah memenuhi, berhasil
dengan balk.
➢ Periksa phase listriknya, sudah sesuai dengan kebutuhan.
❖ Setelah peralatan dapat di-start-up : (section pertama)
➢ Derajat pendinginan pada lubang diffuser ukur dengan pengukur suhu AC
lakukan pada beberapa tempat supply diffuser dan dicatat.
➢ Periksa Ampere pada kabel listrik yang ada di outdoor/indoor.
➢ Reriksa Pressure refrigerant pada pipa refrigerant.
❖ Setelah peralatan distart up, dan berfungsi setelah +/- 6 jam maka
➢ Derajat pendinginan pada lubang diffuser ukur dengan pengukur suhu AC
lakukan pada beberapa tempat supply diffuser dan dicatat.
➢ Periksa Ampere pada kabel listrik yang ada di outdoor/indoor.
Dari kedua data tersebut ( butir-2 & butir-3 ) dapat dipantau hasil yg terjadi,
dibandingkan dengan data teknis peralatan unit AC kemudian analisa atau
kesimpulkan.
Pengetesan Instalasi Pemadam Kebakaran :
1. System Pemadam Kebakaran :
❖ System Instalasi Pipa Hydrant.
❖ System Instalasi Pipa Sprinkler.
❖ System Pompa Hydrant.
❖ System Fire Extinguisher.
2. Pengetesan Instalasi Pipa :
Proses pemasangan : View Test :
➢ Kondisi pipa yang datang kelapangan benar-benar baru, tidak cacat, tidak kusam.
➢ Sambungan pipa diperhatikan (untuk pipa didalam gedung).
3. Pengetesan dilakukan
a. Secara partial :
➢ Rangkaian pipa per-section (atau perlantai) ditekan dengan pressure test
dengan tekanan test yaitu : 12 kg/cm2. (atau 2 kali tekanan kerja).
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukkan mencapai
12kg/cm2 dibuatkan Berita Acara disaksikan oleh pengawas/konsultan yang
ditunjuk.
➢ Air dibiarkan selama 2x24 jam, setelah saatnya disaksikan kembali oleh
pengawas konsultan untuk disaksikan kondisi pressure test. Jika tekanan air
tetap 12 kg/cm2 maka pengetesan berhasil.
4. Secara rangkai keseluruhan :
➢ Pengetesan dilakukan sebelum instalasi pipa di sambung ke pompa.
➢ Rangkai pipa mulai dari ruang pompa ditekan dengan pressure test dengan
tekanan test yaitu : 12 kg/cm2.
➢ Ujung pipa yang lain diberi pressure gauge, setelah penunjukan mencapai 12
kg/cm2
Buat Berita Acara disaksikan oleh pengawas / konsultan yang ditunjuk.
Penting bahwa pada ujung pipa sebelah atas (shaft) dipasang Air Vint serta disetting
sesuai dengan tekanan kerja pipa yang telah ditentukan misal 12 kg/cm2. Tekanan ini
harus diperiksa lagi jika tekanan dalam pipa saat telah dipasang sudah constant dan
sesuai dengan persetujuan owner.

5. Test & Commissioning (Pemadam Kebakaran) :


➢ Setelah kondisi proyek dianggap aman untuk pemasangan. Antara lain : Ruangan
sudah di-finish dan bersih serta keamanannya dapat dikendalikan.
➢ Dapat dipasang peralatan antara lain :
❖ Hydrant box lengkap dengan peralatannya.
❖ Dropper sprinkller.
❖ Pompa Utama.
➢ Setelah pompa dan accessories lain dapat dipasangkan maka dilakukan :
❖ Start Up pada pompa hydrant listrik / diesel. Pantau putaran dan fungsi pompa
telah normal sesuai denagn brosur pompa.
❖ Tekanan air dalam pipa, dilakukan setting pada pressure switch. Setting
Pressure mengikuti spesifikasi dan persetujuan konsultan/owner.
❖ Test ulang (ke-1) jika drain valve dibuka, pressure dalam pipa turun sampai
batas yang ditentikan.

Pekerjaan Instalasi Saklar dan Stop Kontak


1. Bahan yang digunakan :
➢ Saklar
➢ Stop kontak
➢ Grid switch
2. Peralatan yang digunakan :
➢ Bor Tangan
➢ Tang, Obeng dll
➢ Water pas
Pekerjaan Instalasi Elektrikal
a. MDF Telepon
➢ Opening untuk kabel Telkom
➢ Bak control
➢ Pondasi diperlukan u/ MDF Free Standin
➢ Untuk MDF kecil dipasang pada dinding dengan dynabolt
➢ Perlu grounding

b. MCFA Panel / BAS


➢ Dipasang pada dinding
➢ Pada ruang control
➢ Perlu sirkulasi pengkondisian udara ruang
➢ Perlu grounding
➢ Dipasang dengan panel lain dengan bata

c. Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Pemasangan Sparing,


T-doos & Pipa Conduit
1. Bersamaan dengan pekerjaan struktur untuk sparing dan pipa conduit yang
tertanam dalam beton.
➢ Posisi sparing/pipa conduit harus tepat.
➢ Sparing/pipa conduit harus terikat kuat pada posisinya, sehingga tidak berubah
saat pengecoran.
➢ Sparing/pipa conduit harus ditutup rapat dan dipastikan aman dari kemasukan
material cor saat pengecoran dilakukan.
2. Bersamaan dengan pekerjaan finishing untuk sparing, T-doos, dan pipa
conduit yang tertanam dalam dinding ( bata, celcon, dll ).
➢ Posisi sparing/T-doos/pipa conduit harus tepat.
➢ Sparing/T-doos/pipa conduit harus ditutup rapat dan dipastikan aman dari
kemasukan material plesteran.
3. Pemasangan pipa conduit pada plat lantai
➢ Posisi jalur pipa conduit di beri tanda (marking) terlebih dahulu
sesuai gambar shop drawing.
➢ Pasang pipa conduit sesuai jalur yang telah diberi 'tanda'.
➢ Jika tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka pemasangan 'klem' mengikuti
gambar-gambar berikut.

Pekerjaan Instalasi Fire Alarm


a. Bahan yang digunakan :
➢ Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)
➢ Kapasitas 10 zone c/w rectifier, batterey back up type nicad
➢ Announciator panel 10 zone ROR Detector
➢ Fixed Heat Detector
➢ Manual Push Button
➢ Alarm Bell
➢ Indicator Lamp
➢ Alarm Intercom Jack
➢ End Of Line
➢ Instalasi detector kabel NYA 2x1,5mm2 dalam PVC HI-Conduit 020mm
➢ Instalasi Manual Push Button, NYA 2x1,5mm2 dalam PVC HI-Conduit 020mm
➢ Instalasi Alarm Bell, NYA 2x1,5mM2 dalam PVC HI-Conduit 020mm
➢ Instalasi Indicator Lamp, NYA 2x1,5mm2 dalam PVC HI-Conduit 020mm
➢ Material Bantu

b. Peralatan yang digunakan :


➢ Tang, Obeng, dll
➢ Waterpass
➢ Kunci Pas

c. Metode Sistem :
➢ Peralatan Utama Master Control Panel Fire Alarm
➢ LCD Announcitor (1 unit)
➢ Sistem yang digunakan sesuai addressable.
➢ Peralatan setiap lantai terdapat TBFA/moracle.
➢ Untuk sistem semi addressable ( mendeteksi terjadi alarm per zone/area disetiap
lantai)
➢ Fungsi dari sistem fire alarm adalah untuk mendeteksi serta mencegah terjadinya
kebakaran dan untuk segera diambil tindakan.
➢ Fungsi dari peralatan detector adalah
 Smoke detector : mendeteksi adanya asap
 ROR detector : mendeteksi adanya panas
 Fixed temperature : mendeteksi perubahan suhu atau panas meninggi
 Manual Break Glass : tombol tekan manual
 Bell dan Lampu Indikator terjadinya kebakaran.

d. Pelaksanaan Fire Alarm :


➢ Pemasangan instalasi konduit.
➢ Pemasangan kabel instalasi fire alarm.
➢ Pemasangan instalasi rak kabel.
➢ Pemasangan terminal box.
➢ Pemasangan detector.
➢ Pemasangan peralatan utama.

e. Pelaksanaan Instalasi Detector :


➢ Marking plafon dengan kaput / spidol.
➢ Tarik kabel instalasi keluar plafond.
➢ Pasang Detector dan sambung kabel instalasinya.
➢ Kencangkan detector dengan skrup.
➢ Lindungi detector dari kotoran cat dan debu.
Pekerjaan Instalasi CCTV
a. Peralatan Utama CCTV c/w asesoris :
➢ 12 Channel Quadruplex Digital Video Recorder, Compression : MPEG4, CD -
RW & USB back up; 1 HDD 750GB; Multi user up to 5 user
➢ 29" Flat Color Multiplexer
➢ Grounding system
➢ UPS 2 kVA
➢ 1/3" COLORVARI FOCAL DOME CAMERA ; CCD SONY 420 TVL; 49
mm Auto Iris Lens( INDOOR) Pantilt
➢ Stop kontak
➢ Instalasi Kabel Camera Coaxial RG 6/7C-2V dalam PVC HI-Conduit Ø 20mm
➢ Instalasi Stop kontak Camera

b. Peralatan Yang Digunakan :


➢ Tang, Obeng dll.
➢ Waterpas.
➢ Bending konduit.

c. Urutan pelaksanaan :
➢ Pemasangan instalasi conduit
➢ Pemasangan instalasi kabel CCTV
➢ Pemasangan instalasi rak kabel
➢ Pemasangan terminal box
➢ Pemasangan peralatan CCTV

d. Urutan Pemasangan instalasi CCTV :


➢ Marking lokasi penempatan TV monitor & Camera
➢ Pasang TV monitor
➢ Pasang Camera

e. Dokumentasi Instalasi CCTV

Pekerjaan Instalasi Sound System


a. Material Yang Digunakan :
➢ Power Amplifier 120 W
➢ Zone selector Module
➢ Line Amp. Module
➢ Master Distribution Frame 30 pairs
➢ Rectifier 24 volt
➢ Mic Emergency / Paging w/ chimneBattery Sealed Lead Acid Rechargeabl
➢ AM/FM Radio tunner
➢ Cd player / Compac disc / MP3
➢ Grounding unit system maximum 0,5 ohm
➢ Rak sound system Terminal Box 10 pairs
b. Peralatan Lain :
➢ Ceiling speaker 3 W
➢ Box speaker 3 W
➢ Volume Control

c. Peralatan Yang Digunakan :


➢ Tang, Obeng dll
➢ Waterpas
➢ Kunci pas

d. Urutan Pemasangan Ceilling Speaker :


➢ Marking plafon dengan kaput / spidol
➢ Lubangi plafon sesuai markingan, untuk akustik koordinasikan dengan rangka
plafon
➢ Pasang ceiling speaker & sambung kabel instalasinya
➢ Kencangkan speaker dengan diskrupkan pada Ceilling
➢ Lindungi speaker dengan masking tape untuk mencegah kotoran cat & debu

e. Urutan Pemasangan Horn Speaker :


➢ Marking & tandai lokasi horn speaker
➢ Buat pondasi speaker lengkap angkurnya
➢ Pasang tiang speaker
➢ Pasang horn speaker & sambung instalasinya
➢ Lindungi speaker dari kotoran cat & debu

Pekerjaan MATV
a. Peralatan Utama :
➢ Dish Parabola 12 feet, fixed for satelite asiasat 3S
➢ Dish Parabola 80cm, Indovision
➢ Coaxial line surge arrester
➢ UHF Antena
➢ VHF Antena
➢ Digital receiver modulator
➢ Decoder for indovision
➢ TV Modulator
➢ TV Monitor
➢ Active Combiner
➢ Power Divide
➢ Booster
➢ Grounding System
➢ Coaxial Cable 11C-2V Outlet TV
➢ Direct Coupler 3 Way
➢ Instalasi Outlet TV, Coaxial Cable RG-6/5C dalam PVC HI-Conduit 020mm
➢ Instalasi Spliter, Coaxial Cable RG-11/7C dalam PVC HI Conduit 020mm
➢ Material Bantu
b. Peralatan Yang Digunakan
➢ Tang, Obeng dll
➢ Waterpas
➢ Bending conduit

II. Pekerjaan Instalasi AC


a. Bahan Yang Digunakan :
➢ Pengadaan dan pemaangan unit pendingin (IU/OU) :Kap : 5.000 BTUH, Split Wall
Mounted, Kap 7.000 BTUH, Split Wall Mounted, Kap 9.000 BTUH, Split Wall
Mounted, Kap 13.000 BTUH, Split Wall Mounted, Kap 18.000 BTUH, Split Wall
Mounted. Lengkap dengan accessories, support, hanger terpasang lengkap
➢ Pipa Refrigerant (in-out), isolasi poliurethane @ 15 m7unit max
➢ Pipa drain AC PVC AW, dengan isolasi armaflex @ 20 m'/unit max
➢ Exhaust fan toilet cap. 80 cfm, auto louvre, low noise
➢ Pipa PVC D dia 100 mm
➢ Exhaust Grille 150x150
➢ Material Bantu

b. Alat Yang Digunakan


➢ Mesin las
➢ Gerinda tangan
➢ Bor duduk & bor tangan
➢ taunting seng
➢ Takel
➢ Kunci pas, obeng, tang
➢ Gergaji besi
➢ Martil
➢ Pahat Beton

c. Metode Sistem :
1. Peralatan Utama
➢ Indoor Unit
➢ Outdoor Unit

2. Sistem yang digunakan


➢ AC Split. Indoor dan outdoor kapasitas sesuai perencanaan
➢ Media pendingin digunakan freon R 22
➢ Untuk supply udara : indoor unit/blower, jalur udara ducting outlet diffuser
(SAD)
➢ Udara batik (return ruangan) : return air grill/return ruangan/plafond
➢ Udara dari luar (fresh air) untuk mengurangi tingkat kelembaban
d. Pemasangan Ducting :
➢ Buat cutting list ukuran ducting & fittingnya yang akan dipasang
➢ Cetak ducting sesuai cutting list yang diminta (di workshop)
➢ Buat fitting ( elbow / percabangan ) ducting
➢ Pasang isolasi ducting dengan glas wolf & aluminium foil
➢ Marking jalur ducting
➢ Pasang gantungan ducting dengan ketinggian sesuai elevasinya
➢ Pasang ducting
➢ Test kebocoran ducting dengan sinar lampu saat malam hari
➢ Pasang isolasi pada sambungan ducting

e. Pemasangan Pipa Refrigerant :


1. Pipa Indoor :
➢ Marking jalur pipa.
➢ Pasang gantungan pipa dengan ketinggian sesuai elevasinya.
➢ Pasang pipa pada gantungannya.
➢ Sambung pipa dengan las.
➢ Test pipa dengan compressor.
➢ Pasang isolasi pipa per satuan panjangnya.
2. Pipa Outdoor :
➢ Marking jalur pipa.
➢ Gali jalur pipa dengan kedalaman sesuai elevasinya.
➢ Sambung pipa di atas galian.
➢ Lakukan test tekan pipa.
➢ Pasang isolasi pipa.
➢ Bed lapisan pasir pada dasar galian.
➢ Turunkan pipa ke dalam galian.
➢ Lapis kembali galian dengan pasir.

PENERAPAN K3
Demi kelancaran pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan, maka pihak pengelola akan
menerapkan Program K3 (Kesejahteraan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja) terhadap seluruh
karyawan. Dengan penerapan program ini akan memberikan jaminan kepada karyawan dalam
menjalankan tugas.

Adapun penjelasan program K3 tersebut adalah sebagai berikut :


Kesejahteraan
Program kesejahteraan yang diberikan oleh Management Perusahaan kepada karyawan antara
lain :
1. Pemberian upah/gaji pokok sesuai dengan posisi/jabatan dan kriteria lain dari
2. Management Perusahaan.
3. Pemberian upah/gaji pokok untuk klasifikasi UMR sesuai dengan ketentuan
4. Kemenaker RI yang berlaku pada awal kontrak.
5. Pada bulan berjalan tidak ada perubahan UMR selama kontrak, kecuali ada kebijakan dari
pihak management Perusahaan.
6. Jam kerja karyawan sesuai ketentuan Kemenaker RI yaitu 40 jam per minggu.
7. Tunjangan Kerja Lebih (TKL) akan diberikan kepada personel shift yang mempunyai jam
kerja lebih secara otomatis sesuai schedule.
8. Tunjangan Lembur (SPL) akan diberikan kepada personel yang bekerja diluar jam kerja
normal dan jam kerja shift. SPL (Surat Perintah Lembur) dikeluarkan oleh Supervisor dan
di Acc oleh Manager yang bersangkutan.
9. Tunjangan Jabatan akan diberikan kepada personel yang mempunyai jabatan khusus sesuai
dengan kriteria dan kebijakan perusahaan.
10. Tunjangan lain-lain diberikan dalam bentuk pinjaman lunak dari Koperasi
11. Karyawan.
12. Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan kepada seluruh karyawan sesuai dengan ketentuan
Kemenaker RI.

Kesehatan
Program kesehatan yang diberikan oleh Management Perusahaan kepada karyawan antara
lain:
1. Pengobatan ringan yang disediakan di lingkungan unit dalam bentuk P3K.
2. Pengobatan karyawan atau penggantian pengobatan terhadap karyawan yang sakit
diberikan sesuai dengan ketentuan Management Perusahaan.
3. Pengobatan karyawan atau penggantian pengobatan terhadap karyawan karena kecelakaan
kerja diberikan Perusahaan dalam bentuk langsung maupun penyertaan Asuransi
Kecelakaan Tenaga Kerja.

Keselamatan Kerja
Program keselamatan kerja yang diberikan oleh Management Perusahaan kepada karyawan
antara lain:
1. Perlengkapan alat kerja yang standard, khusus untuk pekerjaan House Keeping.
2. Perlengkapan alat bantu kerja yang standard (al. : Safety belt, sarung tangan karet, dll.)
3. Petunjuk pelaksanaan kerja yang aman sesuai dengan petunjuk, terutama terhadap
penggunaan campuran bahan kimia (chemical).
4. Pengarahan secara periodik terhadap pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tinggi.
5. Penyertaan seluruh karyawan pada program BPJS.

PENGATURAN PERSONIL
Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal,
selain dukungan menejemen, alat, material dan dukungan lain, maka pihak pemborong akan
memberikan personil yang berkualitas sesuai bidangnya serta pengaturan personil dengan
optimal yang meliputi :

Pengelompokan keahlian
➢ Personil yang ditempatkan pada sub-bagian yang dipimpin oleh seorang Superintendent
harus mempunyai keahlian sesuai dengan sub-bagiannya dan tingkat keahliannya, yang
terdiri dari Supervisor, Teknisi dan Pembantu Teknisi.
➢ Begitu juga untuk Superintendent Scheduling, Supervisor dan Adm. Teknik harus
mengetahui prinsip kerja pemeliharan dan pengetahuan tentang semua sub-sistem.
➢ Untuk penempatan personil di bagian umum (keuangan, pengadaan/logistik dan
SDM) juga harus mempunyai keahlian dimasing-masing sub-bagian, sesuai
dengan persyaratan pada sub-bab 2.2.
Pengaturan jam kerja
Sehubungan dengan pekerjaan pemeliharaan yang merupakan jasa layanan, maka pada
prinsipnya pemborong siap 24 jam sehari, namun untuk mengoptimalkan jam kerja, maka:
 Jam kerja personil inti :
 Senin s/d Jum’at : 08:00 – 17:00 WIB
 Sabtu, Minggu, hari libur Nasional : Libur
 Untuk pengadaan & logistik : Masuk pada hari libur normal, dan bila diperlukan sesuai
instruksi.
 Jam kerja personil
 Senin s/d Sabtu, Minggu, hari libur
 Pembagian: 07:00 – 15:00
 Petugas piket: 08:00 – 19:00 WIB

Sehubungan dengan luasnya areal kawasan Wisma DPR RI Griya Sabha dan tersebarnya
obyek kerja yang dipelihara, maka perlu dibentuk kelompok pelaksana sesuai dengan areal
(lokasi), hal ini dilakukan untuk efisiensi tenaga dan waktu, walaupun dengan tersedianya
peralatan lebih banyak.

SISTEM PENGAWASAN
Definisi
Adalah prosedur kegiatan pengawasan yang bertujuan untuk memberikan jaminan terhadap
terlaksananya semua aktifitas pemeliharaan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya pengawasan/monitoring adalah untuk memastikan
bahwa :
1. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
2. Prosedur pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk.

Pelaksanaan Pengawasan / Monitoring


1. Pelaksana monitoring atau yang setara seperti Superintendent telah menerima semua
jadwal pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, baik rutin maupun non rutin sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
2. Pelaksana monitoring atau yang setara seperti Superintendent membuat semua jadwal
aktivitas monitoring sesuai dengan jadwal pekerjaan.
3. Pelaksana monitoring memonitor terlaksananya dan selesainya pekerjaan (sesuai
dengan rencana atau tidak).
4. Pelaksana monitoring membuat laporan dan alasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang tidak selesai sesuai rencana kepada Koordinator Teknik.

Tujuan Pelaporan
1. Untuk mengetahui hasil suatu pekerjaan (baik pekerjaan rutin maupun non-rutin) dari
bawahan ke atasan langsung (bottom-up).
2. Untuk mengetahui kondisi baik secara umum maupun khusus dari suatu lingkup
pekerjaan sedini mungkin, sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Untuk mengetahui perkembangan (progress) dari suatu pekerjaan yang belum selesai.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tindakan lebih lanjut

Ruang Lingkup Laporan


Secara umum, ruang lingkup laporan adalah semua lingkup pekerjaan yang menjadi tugas
dan tanggung jawab pelapor masing-masing.

Metode Pelaporan
Metode pelaporan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Metode Bottom-Up, yaitu metode pelaporan yang disusun/dibuat oleh
seseorang atas tugas & tanggung jawabnya ke atasannya langsung secara struktural.
2. Metode Independent, yaitu metode pelaporan yang disusun/dibuat oleh suatu
bagian/divisi lain berdasarkan hasil pengawasan dilapangan untuk dilaporkan pada
atasannya pada masingmasing bagian/divisi.

Periode Pelaporan
Untuk menentukan jangka waktu pelaporan, maka perlu ditentukan periode pelaporan
dengan pertimbangan : jenis pekerjaan, tingkatan pelapor, kondisi ke- ungent-an, dll.
Dengan demikian dapat dibedakan menjadi beberapa periode :
1. Periode Harian
Laporan harian ini dilakukan oleh pelaksana/eksekutor kepada atasannya langsung
(misalnya : Supervisor, Kepala Regu, Kepala Unit, atau istilah yang lain).
Laporan harian ini merupakan laporan pekerjaan harian, sehingga hasil pekerjaannya
harus dilaporkan tiap hari secara periodik.
Laporan harian ini dapat juga diterapkan terhadap progress pekerjaan yang memerlukan
pengawasan khusus dan berkesinambungan (continu).
Contoh : Laporan Log-Sheet harian (Meter Reading), Laporan Kebersihan, Laporan
pekerjaan berdasarkan WO maupun SPK, dll.
2. Periode Mingguan
Laporan mingguan ini dilakukan oleh pelaksana kepada atasannya langsung, untuk
pekerjaan mingguan.
Laporan mingguan ini dilakukan oleh setingkat diatas pelaksana (Supervisor atau
setingkat) kepada atasannya langsung (Kabag. atau setingkat) tentang rekapan hasil
laporan pekerjaan harian.
Contoh : Laporan Log-Sheet mingguan, Laporan Rekapan pekerjaan harian, dll.
3. Periode Bulanan
Laporan bulanan ini dilakukan oleh Kabag. atau setingkat kepada atasannya (Menejer
dibagiannya, Building Manager diwilayahnya) tentang rangkuman aktifitas dan hasil
kerja serta kondisi umum dari seluruh ruang lingkup yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya.
Contoh : Laporan pekerjaan dan hasil pekerjaan bagian HK
Laporan Pimpinan Unit Kerja ( Building Manager atau setingkat) ke kantor pusat dan
pihak pemberi tugas dari semua rangkuman laporan- laporan perbagian dan kondisi
gedung secara umum serta kendala- kendala yang ditemui untuk ditindaklanjuti
4. Periode Tri-Wulan
Laporan tri-wulanan biasanya hanya dilakukan oleh bagian/divisi keuangan untuk
mengetahu posisi keuangan pada saat itu, untuk dianalisa terhadap rencana anggaran
sebelumnya, sehingga keuangan tetap terkendali dan operasional dapat berjalan dengan
baik sampai akhir tahun.
5. Periode Semester
Laporan Semester juga biasanya hanya dilakukan oleh bagian/divisi keuangan untuk
mengetahui posisi keuangan pada saat itu, untuk dianalisa terhadap rencana anggaran
sebelumnya, sehingga keuangan tetap terkendali dan operasional dapat berjalan dengan
baik sampai akhir tahun.
6. Periode Tahunan
Laporan Tahunan ini dilakukan oleh kantor pusat tentang pelaksanaan pekerjaan secara
umum di suatu unit kerja untuk dilaporkan kepada pemberi tugas.
7. Periode Akhir Pekerjaan/Proyek
Laporan Akhir Pekerjaan/Proyek dilakukan oleh kantor pusat berdasarkan laporan dari
unit kerja tentang pelaksanaan pekerjaan secara umum di suatu unit kerja (proyek)
kepada pemberi tugas.

Jakarta, 8 Desember 2022


PT. JESSICA ANUGRAH REZEKY

MERRYANI PURBA
Direktur

Anda mungkin juga menyukai