Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi TA 2022


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Analisa kebutuhan Pelatihan adalah proses yang berkelanjutan dalam


pengumpulan data untuk menentukan apa kebutuhan pelatihan ada, sehingga
pelatihan dapat dikembangkan untuk membantu organisasi dalam mencapai
tujuannya.
Melakukan analisis kebutuhan merupakan dasar keberhasilan program
pelatihan. Seringkali organisasi mengembangkan dan melaksanakan pelatihan
tanpa terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan. Organisasi-organisasi ini akan
menjalankan risiko Pendidikan dan Pelatihan yang tidak efektif.
Sebuah analisa kebutuhan pelatihan digunakan untuk menentukan apakah
pelatihan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di tempat
kerja. Analisis kebutuhan ini merupakan "proses yang berkelanjutan pengumpulan
data, untuk menentukan apa kebutuhan pelatihan ada, sehingga pelatihan apa
yang dapat dikembangkan untuk membantu organisasi mencapai tujuannya"
(Brown, 2002, hal . 569). Pelatihan sering kali dipandang sebagai suatu gangguan
dan sebagai upaya aktifitas mahal, daripada sebagai alat untuk meningkatkan
bottom line organisasi.
Langkah paling utama dan pertama dalam penyusunan rancang bangun
suatu program Pendidikan dan Pelatihan adalah kegiatan Analisis Kebutuhan bahan
Pelatihan atau Training Needs Assessment (TNA). Analisis kebutuhan bahan
Pelatihan memiliki kaitan erat dengan perencanaan Pendidikan dan Pelatihan.
Perencanaan yang paling baik didahului dengan identifikasi kebutuhan. Kebutuhan
pendidikan dan pelatihan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan (sebagaimana terlihat pada misi,
fungsi dan tugas) dengan pengetahuan dan kemampuan yang senyatanya dimiliki
oleh peserta pelatihan.

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-2


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

Pendidikan dan Pelatihan dianggap sebagai faktor penting dalam


peningkatan keterampilan calon pekerja. Tapi masalahnya banyak Pendidikan dan
Pelatihan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi tidak atau kurang memenuhi
kebutuhan sesungguhnya. Misalnya yang diperlukan sesungguhnya adalah
pelatihan B tetapi yang dilakukan A, akibatnya investasi yang ditanamkan melalui
Pendidikan dan Pelatihan kurang dapat dilihat hasilnya.
Kenyataan yang sering terjadi juga pada saat Pelatihan, peserta tidak
mencapai jumlah alokasi yang telah ditentukan. Hal ini menandakan Pendidikan
dan Pelatihan tersebut sudah mengalami kejenuhan atau materi Pendidikan dan
Pelatihan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan peserta Pendidikan dan Pelatihan.
Capaian kinerja pembangunan Pemerintah Provinsi Banten dari sisi makro
ekonomi meliputi pertumbuhan ekonomi, penurunan tingkat pengangguran,
penurunan tingkat kemiskinan, indeks pembangunan manusia, dan inflasi. Sebagai
bagian dari OPD Pemerintah Provinsi Banten, Dinas Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi melalui UPTD Latihan Kerja turut memberikan andil khususnya di
bidang peningkatan kompetensi tenaga kerja. Dengan peningkatan kompetensi
tenaga kerja diharapkan dapat meningkatkan kesempatan kerja sekaligus
menurunkan tingkat pengangguran. Strategi yang ditempuh yaitu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam pelatihan tenaga kerja.
Peningkatan pelayanan ini telah dan akan terus dilakukan oleh Dinas Tenaga kerja
dan Transmigrasi.
Untuk melaksanakan strategi sebagaimana tersebut di atas, tugas dan
fungsi UPTD Latihan Kerja sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur
Nomor Nomor 34 Tahun 2010 tentang uraian Tugas dan Fungsi Unit Pelaksana
Teknis Dinas pada Dinas Daerah Provinsi Banten, meliputi antara lain::
1) Menyusun rencana, program, dan anggaran di bidang pelatihan kerja industri;
2) melaksanakan pelatihan dan uji kompetensi di bidang pelatihan kerja industri;
3) melaksanakan pelayanan konsultasi, promosi dan pemasaran serta kerjasama
kelembagaan di bidang pelatihan kerja industri;
4) melakukan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pelatihan kerja industri,
dan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan dan rumah tangga Balai;
5) menyusun rencana, program dan anggaran, evaluasi dan pelaporan;
6) melaksanakan pelatihan tenaga kerja;
7) melaksanakan uji kompetensi tenaga kerja;

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-3


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

8) melaksanaan evaluasi program pelatihan kerja, pemasaran, uji kompetensi,


kerjasama kelembagaan dan penyusunan laporan;
9) melaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Kegiatan analisis kebutuhan bahan ini diharapkan akan menghasilkan
bahan-bahan pelatihan yang dibutuhkan oleh suatu organisasi, sehingga dapat
mewujudkan Pendidikan dan Pelatihan yang tepat sasaran, tepat isi kurikulum dan
tepat strategi untuk mencapai tujuan. Melalui kegiatan Analisis Kebutuhan bahan,
maka idealnya setiap program yang disusun dan dijabarkan dalam bentuk kegiatan
merupakan perwujudan dari pemenuhan kebutuhan.
Merujuk tugas dan fungsinya, UPTD Latihan Kerja Provinsi Banten
memegang peranan yang strategis untuk mewujudkan kesejahteran masyarakat di
Provinsi Banten khususnya dalam upaya meningkatkan kesempatan kerja sekaligus
penurunan tingkat pengangguran dan penurunan tingkat kemiskinan yang akhirnya
berujung pada kesejahteraan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

Untuk mendukung peningkatan pelayanan kepada aparatur di lingkungan


UPTD Latihan Kerja terutama untuk meningkatkan pelayanan pegawai dalam
pelayanan kepada masyarakat terutama dalam hal manajemen perkantoran
diperlukan dukungan serta ketersediaan prasarana dan fasilitas yang memadai
yaitu alat/peralatan/bahan yang akan digunakan untuk pelatihan tenaga kerja
berbasis kompetensi.
Untuk mendukung peningkatan pelayanan yang dilaksanakan oleh UPTD
Latihan Kerja, selain perumusan strategi yang berupa visi, misi, tujuan dan sasaran
yang bersifat permanen jangka menengah (lima tahun), juga diperlukan dukungan
serta ketersediaan prasarana dan fasilitas yang memadai.
Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan maupun tuntutan atas
pelayanan yang semakin baik, selain sumber daya manusia pegawai sebagai
pelaksana pelayanan terhadap masyarakat sebagaimana tersebut diatas,
keberadaan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan perlu diwujudkan dengan
baik dan terarah sehingga dapat secara langsung memberi kontribusi yang
signifikan terhadap pelayanan yang optimal.
Fasilitas kerja adalah fasilitas yang secara langsung berfungsi sebagai
penunjang proses penyelenggaraan pelayanan dalam mencapai sasaran yang

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-4


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

ditetapkan, antara lain; makanan dan minuman selama pelatihan. Sedangkan


prasarana kerja adalah fasilitas yang secara tidak langsung berfungsi menunjang
terselenggaranya suatu proses kerja aparatur dalam meningkatkan kinerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya, seperti gedung kantor, perlengkapan kerja,
dan lain sebagainya.
Sesuai dengan uraian di atas, pada kegiatan analisa kebutuhan bahan
pelatihan berbasis kompetensi ini diuraikan rumusan masalahnya adalah:
1. Belum tersedianya indikator yang tepat dan efektif dalam menentukan jumlah
dan/atau volume kebutuhan bahan untuk pelatihan.
2. Belum tersedianya spesifikasi teknis yang tepat pada penentuan penyusunan
kebutuhan bahan pelatihan berbasis kompetensi.

1.3. Dasar Hukum

Dasar hukum dalam Kegiatan Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis


Kompetensi Tahun Anggaran 2022 adalah:
1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4010);
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);
3) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
4) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah;

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-5


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

6) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2018 Nomor 33);
7) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Standar Balai
Latihan Kerja
8) Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 6 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Provinsi Banten (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun
2007 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 7);
9) Peraturan Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan,
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah Provinsi Banten
(Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2008 Nomor 3), sebagaimana telah dua
kali diubah, terakhir dengan Peraturan Gubernur Banten Nomor 46 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Banten Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas Daerah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten Tahun 2008
Nomor 46);
10) Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Ketenagakerjaan;

1.4. Maksud, Tujuan, dan Sasaran Kegiatan

1.4.1. Maksud Kegiatan


Prasarana maupun fasilitas adalah dua hal yang saling berkaitan dalam
pencapaian tujuan khusus maupun umum pada suatu organisasi. Khususnya dalam
menghadapi tantangan global, angkatan kerja muda dan potensial harus terus
dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjawab tantangan lebih lanjut. Salah
satu cara yang ditempuh antara lain adalah menyediakan Fasilitas yang layak dan
memenuhi standard. Dengan tersedianya prasarana dan fasilitas yang baik,
diharapkan UPTD Latihan Kerja yang berada di bawah lingkup Dinas
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Banten dapat menjadi mercu suar atau
pilot project bagi balai latihan sejenis, khususnya di Provinsi Banten.

1.4.2. Tujuan Kegiatan


Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan
Berbasis Kompetensi Tahun Anggaran 2022 adalah Terpenuhinya Analisa

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-6


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

Kebutuhan Bahan sebagai Acuan dalam menentukan kebutuhan bahan pelatihan di


UPTD Latihan Kerja Provinsi Banten..

1.4.3. Sasaran Kegiatan


Sasaran dari Kegiatan Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis
Kompetensi Tahun Anggaran 2022 ini adalah Pelayanan yang didukung dengan
prasarana dan fasilitas yang optimal di bidang pelatihan berbasis kompetensi,
sedikit banyak akan berpengaruh terhadap mutu atau kualitas pelayanan terhadap
pelatihan itu sendiri. Dengan prasarana fasilitas yang memadai, peluang atas
keberlangsungan pelatihan yang baik dan sungguh-sungguh (qualified) menjadi
semakin besar.

1.5. Ruang Lingkup, Lokasi Pekerjaan, Fasilitas Penunjang

1.5.1. Lingkup Kajian/Penelitian


Lingkup penelitian digunakan untuk membatasi agar masalah yang dibahas
tidak meluas, sehingga analisis dan pembahasannya akan lebih fokus dan
mendalam pada satu lingkup tertentu. Dalam kegiatan ini ruang lingkup
penelitiannya mengkaji BLK dari sisi kelembagaan, sistem pelatihan yang
digunakan, kompetensi pengajar, kemitraan yang sudah dilakukan dan hubungan
dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja siap pakai.

1.5.2. Lingkup Kegiatan


Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan sebagaimana tercantum dalam DPA
UPTD Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten dan
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan (DOMLAK) merupakan bagian dari pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022. Di tataran
pelaksanaan, tahapan-tahapan yang ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud berpedoman serta berlandaskan pada ketentuan atau kriteria yang
berkenaan dengan standard fasilitas dan pelayanan.
a. Tolok Ukur
Terlaksananya prioritas-prioritas pencapaian program pelatihan di UPTD Latihan
Kerja yaitu kegiatan yang efektif, tepat sasaran dan berkesinambungan melalui
pemenuhan dan penyediaan kebutuhan bahan pelatihan berdasarkan kurikulum

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-7


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

yang digunakan untuk meningkatkan manajemen perkantoran dan pelayanan


kepada masyarakat.
b. Lokasi Kegiatan
Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
c. Kelompok Sasaran
Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan berbasis
kompetensi di provinsi banten.
d. Organisasi Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Jasa Konsultansi Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan dilaksanakan
dengan memperhatikan sumber daya yang memiliki kecakapan serta layak
untuk ditetapkan dalam organisasi pelaksanaan. Personil yang ditunjuk
ditetapkan serta, sekurang-kurangnya terdiri:
1) Pengguna Anggaran yang sekaligus bertindak selaku Pengendali Kegiatan;
2) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK);
3) Pejabat Penatausahaan Keuangan OPD;
4) Bendahara Pengeluaran Pembantu;
5) Pembantu Teknis/Administrasi PPTK;
6) Pejabat Pelaksana Teknis Sub Kegiatan (PPTSK);
7) Pejabat Pengadaan Barang/Jasa yang berwenang melaksanakan
pemilihan Penyedia Barang/Jasa; dan
8) Jabatan fungsional lainnya (apabila diperlukan).
e. Strategi Pencapaian Kegiatan (Output) dan Sub Kegiatan (Sub Output)
1. Metode Pelaksanaan Kegiatan dan Sub Kegiatan
Tahapan dalam pencapaian output dan sub output ialah sebagai berikut :
a) Persiapan
Tahapan persiapan dengan melakukan rapat persiapan pelaksanaan
kegiatan.
b) Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dilakukan dengan mekanisme pertemuan bilateral
dan multilateral yang intensif, pemantauan ke lapangan dan konsolidasi
data pelaksanaan program kegiatan yang terukur sehingga dapat
menghasilkan dokumen Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan yang
dapat dipertanggung-jawabkan.

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-8


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

c) Pelaporan
Tahapan ini ialah penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan secara
untuh.
2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan dan Sub Kegiatan
Waktu Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 1 bulan kalender.
3. Biaya Yang Diperlukan
Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebesar
Rp 53.635.000,00 (Lima Puluh Tiga Juta Enam Ratus Tiga Puluh Lima Ribu
Rupiah) sebagaimana DPA Tahun 2022 pada kegiatan dimaksud.
f. Metode Pemilihan
Tata cara pemilihan penyedia adalah dengan Metode Pengadaan Langsung.
g. Data Pendukung Lainnya
1) Data terkait HPS, dan Spesifikasi Pekerjaan terlampir dan menjadi
persyaratan dalam proses pemilihan Penyedia.
2) Persyaratan Penyedia:
- Perusahaan mempunyai KBLI 70209 (kualifikasi kecil), SBU Non
Kontruksi Jasa Konsultansi Manajemen;
- Telah Memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan) 1 tahun sebelumnya;
- Memiliki Pengalaman Sejenis
- Memiliki SDM Tenaga Ahli:
1. S1 Teknik Industri (Team Leader)
2. S1 Ekonomi
- Memiliki SDM Tenaga Teknis:
1. Minimal D3 Semua Jurusan (3 Orang)/Surveyor
2. Operator Komputer (Min .SMK/SMA).

1.6. Lingkup Lokasi

Lokasi Kegiatan Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi


Tahun Anggaran 2022 adalah di lingkungan kerja UPTD Latihan Kerja Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Banten.

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-9


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

1.7. Keluaran/Output

Keluaran dari Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi


Tahun Anggaran 2022 ini adalah tersusunnya jumlah dan volume kebutuhan bahan
pelatihan yang berbasis kompetensi.

1.8. Alur Pikir

Dengan alasan efisiensi, efektivitas, dan ketajaman fokus kajian, lingkup


Kegiatan Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahun Anggaran
2022 dibatasi pada kajian khusus terhadap penyerapan tenaga kerja di industri.
Kajian dimulai dengan melakukan studi literatur baik berdasarkan buku,
jurnal ilmiah, media elektronik, maupun data statistik yang mengulas tentang
kondisi sumber daya manusia di Indonesia yang menggambarkan adanya
permasalahan dalam tingkat pengangguran, produktivitas pekerja, dan relasi
antara pendidikan dengan dunia kerja, khususnya industri.
Berdasarkan keadaan tersebut, kajian ini kemudian memetakan penyebab
permasalahan yang. Hal ini diperoleh melalui kajian terhadap kebijakan-kebijakan
yang dikeluarkan baik dalam bidang pendidikan, tenaga kerja, maupun industri.
Kegiatan ini disertai dengan perolehan informasi yang menggambarkan tentang
kebutuhan dan tuntutan industri.
Setelah data dan informasi yang diperoleh diolah dan dianalisa, penelitian
memformulasikan beberapa strategi untuk mengoptimalkan implementasi program
link and match tersebut, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan produktivitas
pekerja di perusahaan, sehingga memiliki dayasaing tinggi, baik bagi pekerja
maupun industri. Rangkaian penjelasan tentang tahapan lingkup kajian ini dapat
dilihat pada diagram alur permasalahan penelitian.

METODOLOGI
Wawancara, Observasi,
Dokumentasi, Studi Literatur
KEGIATAN ANALISIS ANALISIS
DAFTAR JUMLAH
KEBUTUHAN BAHAN Penyusunan indikator
KEBUTUHAN BAHAN
PELATIHAN BERBASIS & Perhitungan
PELATIHAN
KOMPETESI Kebutuhan Bahan
SUMBER DATA
Instruktur, Data Sukender

Gambar 1.1 Alur Pikir

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-10


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

1.9. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

1.9.1. Metode Monitoring dan Evaluasi


Monitoring (pemantauan) merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah
kegiatan yang dibuat berjalan dengan baik sebagaiman mestinya sesuai dengan
yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi, serta bagaimana para
pelaksananya mengatasi hambatan tersebut. Monitoring terhadap sebuah hasil
perencanaan yang sedang berlangsung menjadi alat pengendalian yang baik dalam
seluruh proses implementasi. Sedangkan Evaluasi (penilaian) merupakan tahapan
yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat
menggunakan data yang disediakan melalui kegiatan monitoring. Dalam
merencanakan suatu kegiatan, evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk
mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Evaluasi berhubungan dengan
hasil informasi tentang nilai serta memberikan gambaran tentang manfaat suatu
kebijakan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan penafsiran dan penilaian.
Metode dan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan Monitoring dan
Evaluasi (Monev) kegiatan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah, berpedoman serta menaati prinsip-prinsip:
a. berorientasi pada tujuan
Monev dilaksanakan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil monev
dipergunakan sebagai bahan untuk perbaikan atau peningkatan program pada
evaluasi formatif dan membuat justifikasi dan akuntabilitas pada evaluasi
sumatif.
b. mengacu pada kriteria keberhasilan
Monev dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penentuan kriteria keberhasilan dilakukan bersama
antara para evaluator, para sponsor, pelaksana program (pimpinan dan staf),
para pengguna (user), pihak Penyedia selaku pelaksana pengadaan, serta
lembaga terkait (dimana kegiatan dilaksanakan).
c. mengacu pada asas manfaat
Monev sudah seharusnya dengan manfaat yang jelas. Manfaat tersebut dapat
berupa saran, masukan atau rekomendasi untuk perbaikan program yang
dimonev atau program sejenis di masa mendatang.

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-11


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

d. dilakukan secara obyektif


Monev dilaksanakan secara objektif. Petugas monev dari pihak eksternal
seharusnya bersifat independen, yaitu bebas dari pengaruh pihak pelaksana
program. Petugas monev internal selaku pejabat fungsional harus bertindak

objektif, yaitu melaporkan segala bentuk kelebihan maupun kelemahan


kepada pimpinan selaku pengendali monev.

1.9.2. Pelaporan
Model yang digunakan dalam tahap pelaporan berupa laporan tertulis
yaitu laporan pendahuluan dan laporan akhir.
• Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan mencakup semua gambaran yang jelas tentang lingkup
pekerjaan, pendekatan dan metodologi yang digunakan, rencana pengalokasian
waktu pelaksanaan pekerjaan serta tahapan-tahapan kegiatan pada tahap
persiapan yang meliputi tahap pembuatan rencana kerja sampai struktur
pelaksana kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat pada hari ke-14
(empat belas) sejak penandatanganan kontrak, sebanyak 5 (lima) buku.
• Draft Laporan Akhir
Draft Laporan Akhir berisi materi berdasarkan hasil pembahasan sementara,
disampaikan paling lambat pada hari ke-20 (dua puluh) sejak penandatanganan
kontrak, sebanyak 5 (lima) buku.
• Laporan Akhir
Laporan Akhir berisi materi penyempurnaan berdasarkan hasil pembahasan,
disampaikan paling lambat pada hari ke-22 (dua puluh dua) sejak
penandatanganan kontrak, sebanyak 5 (lima) buku.

1.10. Sistematika Pembahasan

Keluaran dari Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi


Tahun Anggaran 2022 ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang kegiatan ini dilakukan,
maksud dan tujuan, ruang lingkup, waktu pelaksanaan pekerjaan, sistem
pelaporan serta sistematikan penulisan yang dipakai.

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-12


 | LAPORAN PENDAHULUAN
Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022

BAB II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA


Bab ini menguraikan tentang teori-teori apa saja yang akan digunakan
dalam membuat Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi
Tahun Anggaran 2022.

BAB III PROFIL UPTD LATIHAN KERJA PROV. BANTEN


Bagian ini menguraikan tentang sejarah dan gambaran umum kelembagaan
UPTD Latihan Kerja Prov. Banten, sumber daya manusia, ataupun kurikilum
yang digunakan

BAB IV METODOLOGI PEKERJAAN


Bagian ini menguraikan tentang tahapan kerja, pendekatan dan metodologi
yang digunakan dalam menyelesaikan Analisa Kebutuhan Bahan Pelatihan
Berbasis Kompetensi Tahun Anggaran 2022.

BAB V RENCANA KERA


Bagian ini berisi tentang skedul tim dalam pelaksanaan pekerjaan Analisa
Kebutuhan Bahan Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahun Anggaran 2022 .
Bentuk penyajiannya dalam bentuk tabel.

BAB VI PENUTUP

PT. Karsa Harsamulya Bab 1-13

Anda mungkin juga menyukai