Anda di halaman 1dari 9

POLITEKNIK STIA LAN JAKARTA

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL

Analisis Kebutuhan dan Perencanaan Pelatihan Karyawan


di PT Milko Beverage Industry
Arindea Sari, Aira Tiara Putri, Annisaa Dhia Fadhilah, Adelya Viky Andyni, Alifah Fitri Ani

Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, Politeknik STIA LAN Jakarta.
Jl. Administrasi II, Jakarta Pusat. Indonesia

ABSTRAK
Ketik abstrak Anda di sini tidak lebih dari 250 kata. Abstrak harus singkat dan terdiri dari beberapa unsur, meliputi:
Latar Belakang, Tujuan, Metode, Temuan, dan Kesimpulan. Abstrak disajikan terpisah dari artikel utama, sehingga
harus dapat berdiri sendiri. Untuk alasan ini, kutipan harus dihindari. Selain itu, singkatan yang tidak baku atau tidak
umum harus dihindari, tetapi jika penting, mereka harus didefinisikan pada penyebutan pertama dalam abstrak itu
sendiri.

Katakunci: Kata kunci berisi tiga hingga lima kata/frasa terpisah (urutkan sesuai abjad)

A. PENDAHULUAN
1. Isu Aktual dan Konseptual
PT Milko Beverage Industry adalah perusahaan local yang berada di
Kawasan Bogor, Jawa Barat yang memfokuskan untuk memproduksi susu dan
minuman lainnya yang berbahan dasar susu. Perusahaan tersebut sangat
memperhatikan sekali kualitas produk yang diproduksi, sebab itu karyawan tidak
boleh melakukan kesalahan saat produksi sedang berjalan karena jika karyawan
melakukan kesalahan saat memproduksi akan mempengaruhi kualitas produk
tersebut. Sehingga peranan Sumber Daya Manusia (SDM) disinilaj sangat
penting, khususnya dalam kemampuan dan penguasaan keterampilan mengenai
proses produksi agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset perusahaan yang penting
dibandingkan dengan asset yang lainnya dikarenakan SDM bertanggung jawab
atas berjalannya organisasi perusahaan sekaligus SDM merupakan rekan bisnis
pengusaha untuk pencapaian tujuan organisasi. Maka dari itu, perusahaan perlu
memberikan pelatihan kepada karyawannya yang memiliki kinerja yang rendah
supaya bisa mengembangkan kompetensi nya, sehingga diharapkan nantinya
dapat meminimalisir gap antara kompetensi yang dimiliki dengan job recruitment.
Menurut Rozalena dan Dewi, 2017 Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang
disusun secara terarah untuk meningkatkan keterampilan, pengalaman, keahlian
penambahan pengetahuan serta perubahan sikap seorang individu. Pelatihan
memerlukan biaya yang cukup besar dan merupakan investasi yang penting di
perusahaan. Ketika pelatihan diterapkan, pengawasan terhadap penerapan
pelatihan yang dirancang perusahaan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
sudah memenuhi kebutuhan organisasi dan pegawai atau belum.
Analisis kebutuhan pelatihan atau Training Needs Analysis (TNA) adalah
kegiatan analisis yang digunakan untuk merancang kebutuhan pelatihan dan
pengembangan pegawai, kegiatan ini diharuskan untuk mengerti bagaimana
kondisi kompetensi pegawai saat ini dan yang diperlukan oleh perusahaan
seiring dengan perubahan situasi lingkungan (Hariandja, 2007), tujuan
dilakukannya TNA yaitu untuk menganalisis gap antara kemampuan kerja
jabatan dan kemampuan kerja pribadi karyawan. Maka dari itu, dengan adanya
analisis kebutuhan dan perencanaan pelatihan karyawan dilakukan agar dapat
mengetahui kesenjangan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dan yang
diharapkan perusahaan .

2. Rumusan Masalah
Dalam proses pelaksanaan produksi di PT Milko Beverage Industri belum
sepenuhnya optimal, dikarenakan masih terdapatnya beberapa factor yang
menjadi permasalahan seperti volume pengisian pada botol yang kurang sesuai
dengan standar. Diketahui pada bulan Agustus 2013 – Juni 2014 permasalahan
volume botol yang berkurang tersebut mencapai 216 kejadian, atau rata-rata 20
kejadian setiap bulannya. Factor yang menjadi penyebab volume botol yang
berkurang tersebut dipengaruhi oleh material, machine, method, man dan
environment, berikutnya kendala pada skill personal dan pengaturan person in
change (PIC). Jika dilihat, selama ini pengaturan terkait PIC belum diterapkan,
sedangkan apabila dilihat dari skill personal kompetensi yang dimiliki karyawan
tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan seperti karyawaan yang belum
memiliki keterampilan terhadap penggunaan mesin yang ada, dan factor terakhir
karyawan belum pernah mengikuti pelatihan. Sehubungan dengan permasalahan
tersebut, maka perusahaan perlu merancang pelatihan bagi karyawan-
karyawannya yang masih memiliki kinerja yang rendah untuk memperlancar
pelatihan agar bisa berjalan dengan efektif dan efesien, maka perusahaan perlu
untuk melakukan analisis kebutuhan pelatihan.

3. Pertanyaan Kajian
1) Bagaimana pengetahuan, keterampilan dan Sikap karyawan di PT Milko
Beverage Industry ?
2) Bagaimana analisis kebutuhan dan perencanaan pelatihan di PT Milko
Beverage Industry

4. Tujuan Kajian
Kajian ini bertujuan :
1) Untuk mengetahui kualitas pengetahuan, keterampilan dan Sikap karyawan
di PT Milko Beverage Industry
2) Untuk menilai analisis kebutuhan dan perencanaan dan kebutuhan pelatihan
yang dibutuhkan karyawan PT milko Beverage Industry

5. Manfaat Kajian
1) Akademis
Penelitian ini memberikan kontribusi secara teotitis terhadap analisis kebutuhan
dan perencanaan pelatihan, kompetensi karyawan di PT Milko Beverage Industry

2) Praktis
Penelitian ini memberikan pemahaman dan menyediakan informasi kepada para
pemangku kepentingan atau karyawan terkait dengan kemampuan, analisis
kebutuhan serta perencanaan pelatihan yang efektif.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Analisis Kebutuhan
Menurut Kaufman, analisis kebutuhan adalah proses untuk
mengidentifikasikan kesenjangan yang terjadi diantara sesuatu yang diharapkan
(results, consequences, or accomplishments) dengan sesuatu yang terjadi
secara actual sehingga memunculkan cara atau selusi yang paling tepat untuk
mengatasi kesenjangan dan memenuhi kebutuhan yang timbul dari proses
identifikasi. Menurut Burton dan Merrill, analisis kebutuhan adalah proses yang
terstruktur dalam menentukan saran dan identifikasi kesenjangan antara sasaran
dengan keadaan yang nyata serta menerapkan tindakan yang cocok untuk
diterapkan dalam keadaan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis kebutuhan
adalah proses terjadi secara terstruktur untuk mengidentifikasikan kesenjangan
antara sesuatu yang diharapkan atau kondisi ideal dengan keadaan nyata dan
menerapkan aksi-aksi yang tepat untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi
sehingga kondisi yang diharapkan dapat tercapai.
Tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan antara lain (T.M. Suarez. Needs
Assessment. International Encyclopedia of Educational Technology. (Cambridge:
Pergamon, 1996), h. 114):
- Menyediakan informasi untuk melakukan perencanaan
- Diagnosis atau identifikasi masalah
- Menentukan kriteria penilaian
2. Pengertian Analisis Kebutuhan Pelatihan
Menurut Mangkunegara (2003) Analisis kebutuhan pelatihan (Training Need
Analysis) adalah studi yang membahas tentang masalah Pendidikan dengan
mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber untuk memperoleh
pemecahan masalah atau saran tindakan lebih lanjut terhadap masalah. Analisis
kebutuhan merupakan analisis khusus untuk menentukan apa yang menjadi
prioritas kebutuhan pelatihan. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat
membantu perusahaan dalam menggunakan sumber daya secara efektif
sekaligus menghindari kegiatan pelatihan yang tidak diperlukan. Menurut Rivai
dan Sagala (2009) Analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu diagnostic untuk
menentukan isu saat ini dan tantangan masa depan yang harus diatasi melalui
program pelatihan dan pengembangan.
Tujuan analisis kebutuhan pelatihan antara lain :
a) Memastikan penurunan kinerja dan kurangnya kompentensi atau masalah
yang terjadi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap
kerja.
b) Memastikan pelatihan adalah salah satu solusi yang tepat untuk
memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan produktifitas perusahaan.
c) Memastikan kesesuaian antara pelatihan yang diberikan dengan kebutuhan
pengetauhan dan keterampilan pegawai.
d) Mengidentifikasikan jenis pelatihan dan metode yang dipilih untuk pelatihan
sesuai dengan tema dan materi pelatihan.
e) Memperhitungkan untung-rugi dari pelaksanaan pelatihan mengingat
pengadaan pelatihan memerlukan dana dari perusahaan.

Berdasaarkan uraian diatas tujuan penelitian ini dilakukan untuk menilai


analisis kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan karyawan PT milko Beverage
Industry telah sesuai dengan kebutuhan yang terjadi.
Fungsi analisis kebutuhan pelatihan yaitu mengurangi kesenjangan antara
kemampuan yang dimiliki karyawan dengan kemampuan yang diperlukan
organisasi Adapun fungsi dari analisis kebutuhan pelatihan adalah :
1) Mengumpulkan informasi tentang skill, pengetahuan dan feeling pekerja
2) Mengumpulkan infomasi informasi tentang job content dan job context
3) Mendefinisikan kinerja standar dan kinerja aktual dalam rincian yang
operasional
4) Membentuk dukungan dan melibatkan peran stakeholders
5) Memberikan data untuk keperluan perencanaan

Selain itu analysis kebutuhan juga berfungsi untuk mengetahui apa yang
harus dilakukan oleh organisasi agar mampu melakukan pelatihan yang sesuai
dengan komoetensi yang diharapkan, Adapun penelitian analisis kebutuhan ini
menggunakan acuan kondisi kinerja yang dijadikan perbandingan dengan kondisi
lapangan agar ditemukan kesenjangan yang perlu diatasi, yang nantinya
kesenjangan tersebut akan dijadikan suatu kebutuhan dan diberikan
rekomendasi agar kinerja dilakukan secara optimal.

3. Pengertian Perencanaan Pelatihan


Perencanaan pelatihan adalah kegiatan merencanakan program pelatihan
secara menyeluruh. Adapun rencana yang dibutuhkan dalam menyusun
pelatihan ini merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang
diperlukan dalam rangka implementasi perencanaan pelatihan. Berdasarkan
pada hasil TNA, hal yang harus direspon pelatihan yaitu setiap penyelenggara
pelatihan kerja harus menyusun rencana program pelatihan berdasarkan standar
kompetensi kerja sebagai acuan, sehingga pelaksanaan pelatihan dapat
dilakukan secara efektif. Perencanaan pelatihan yang disusun meliputi informasi
mengenai :
a) Penetapan tujuan dan sasaran pelatihan
b) Penetapan kriteria dan persyaratan peserta pelatihan
c) Penetapan jumlah peserta pelatihan
d) Penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan
e) Penyiapan materi pelatihan
f) Penetapan metode pelatihan
g) Penetapan instruktur pelatihan (sesuai kompetensi dan kualifikasi)
h) Penyusunan jadwal pelatihan
i) Penetapan rencana evaluasi program pelatihan
j) Penyiapan bahan, fasilitas dan peralatan pelatihan
k) Penyiapan sumber pendanaan pelatihan
4. Prinsip – Prinsip Pelatihan
Prinsip-prinsip pelatihan menjadi pedoman dalam merencanakan dan
melaksanakan pelatihan agar perencanaan pelatihan yang sudah dibuat dapat
berjalan dengan baik dan efektif. Menurut Yoder (2000) dalam Kamil 2012:153
menyatakan bahwa prinsip-prinsip pelatihan antara lain :
1) Perbedaan Individu (Individual Differences)
Dalam merencanakan suatu pelatihan harus disadari adanya perbedaan
potensi dari setiap peserta pelatihan , baik perbedaan dalam Pendidikan,
pengalaman, bakat dan minat. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk
merencanakan pelatihan.
2) Hubungan dengan Analisis Jabatan (Relation to Job Analysis)
Setiap pekerjaan perlu dijelaskan lebih lanjut terkait pengetahuan dan
kemampuan apa saja yang diperlukan oleh seorang pekerja agar dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik, maka dari itu materi yang akan
diberikan dalam pelatihan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
3) Motivasi (Motivation)
Perencanaan pelatihan didasari dengan semangat dari para peserta
pelatihan, untuk mengikuti program pelatihan yang telah diterapkan.
4) Partisipasi yang aktif (Active Participation)
Memberikan dorongan agar peserta pelatihan aktif ketika mengikuti kegiatan
pelatihan seperti mengemukakan pendapat, saran, atau pertanyaan agar
menjadi komunikasi dua arah.
5) Seleksi Pengikut Latihan (Selection of Trainees)
Gap antara peserta yang mengikuti pelatihan tidak terlalu jauh dengan
peserta pelatihan yang lainnya supaya hasil pelatihan dapat mencapai
optimal.
6) Seleksi para pelatih (Selection of trainers)
Instruktur pelatihan yang memberikan materi telah lulus seleksi agar
pelatihan yang terjadi dapat berjalan efektif.

5. Faktor – Faktor Pelatihan


Menurut Hasibuan dalam Budianto, 2004 factor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pelatihan antara lain :
1) Factor kemampuan dari pelatih atau instruktur mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses pelatihan dimana peranan dari pelatih tersebut
dapat menggali potensi yang dimiliki oleh peserta pelatihan
2) Materi pelatihan yang sudah di persiapkan dengan matang sehingga
6. Kerangka Pikiran

C. METODOLOGI
Pada bagian ini, nyatakan metode atau pendekatan apa yang digunakan (kuantitatif,
kualitatif, atau gabungan) dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan (wawancara,
observasi, angket, dokumentasi), dan bagaimana data tersebut dianalisis (kualitatif deskriptif atau
kuantitatif deskriptif).

D. HASIL DAN DISKUSI


Hasilnya harus jelas dan singkat. Ini menyajikan presentasi logis dari data dan/atau
informasi. Deskripsi faktual data menggambarkan apa yang ditemukan penelitian.
Diskusi harus menggali signifikansi hasil/temuan pekerjaan, tidak mengulanginya. Harus
menyajikan ringkasan temuan, interpretasi data, persamaan/perbedaan, hasil yang tidak
diharapkan/negatif, dan analisis berdasarkan teori, pendekatan dan/atau konsep tertentu.
Semua kutipan harus dilengkapi dengan sumbernya. Kutipan buku harus dilengkapi dengan
informasi halaman. Semua sumber yang dikutip harus disajikan dalam daftar referensi
berdasarkan gaya referensi APA. Kami memperhatikan masalah integritas dalam penulisan
naskah, oleh karena itu pemeriksaan plagiarisme diterapkan pada semua naskah sebelum
disetujui.

Sub Seksi
Diperbolehkan membuat Sub Bagian (jika diperlukan) dalam setiap bagian. Penulis dapat
menambahkan Sub Bagian yang relevan dan judul harus relevan dengan konten.

Tabel dan Grafik


Tabel dan grafik dapat digunakan untuk menyajikan data numerik. Judul tabel dan
grafik diletakkan di atas, sedangkan sumber diletakkan di bawah tabel atau grafik Wajib
mencantumkan sumber data jika penulis mencantumkan tabel atau grafik dalam naskah.

Gambar dan Foto


Figure/picture and photograph can be presented to provide any information in visual form.
The title is put under the figure/picture or photograph. Each them should be completed by the
source if it was taken from any source or credit information if it is owned by the author.
Gambar dan foto dapat disajikan untuk memberikan informasi apapun dalam bentuk visual.
Judul diletakkan di bawah gambar atau foto. Masing-masing harus dilengkapi dengan sumber
jika diambil dari sumber manapun.

E. KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian harus disajikan di bagian Kesimpulan. Bagian kesimpulan harus
mengarahkan pembaca ke hal-hal penting dari makalah ini. Sajikan kesimpulan global dan
spesifik, tetapi jangan meringkas makalah. Kesimpulan harus membahas masalah dan tujuan
yang telah dinyatakan dalam Pendahuluan.
Dapat juga diikuti dengan saran atau rekomendasi (jika ada) untuk pengambil keputusan
atau penelitian lebih lanjut, tetapi bersifat opsional.
REFERENSI
 Fajarwati, R. A. (2017). HUBUNGAN PROGRAM PELATIHAN DENGAN KINERJA
KARYAWAN PADA PT MILKO BEVERAGE INDUSTRY. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Manajemen, 1(2).
 Ajrina, A., & Yuningsih, E. (2016). ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN
DEPARTEMEN QUALITY ASSURANCE DAN DEPARTEMEN ENGINEERING
PT MILKO BEVERAGE INDUSTRY, BOGOR. Jurnal Visionida, 2(2), 1-12.
 Nugroho, Y. A. B. (2019). Pelatihan dan Pengembangan SDM: Teori dan Aplikasi.
Penerbit Unika Atma Jaya Jakarta.

-----------------

Anda mungkin juga menyukai