Nurfitri ayuningputri
EM 22
Judul : Strategi Rancangan Rekrtumen dan Seleksi Berbasis Kompetensi PT Jatelindo
Perkasa Abadi
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu aktivitas dalam pengelolaan SDM adalah rekrutmen, seleksi dan
kompetensi. Proses rekrutmen merupakan usaha untuk mencari dan mempengaruhi para
tenaga kerja, agar berkeinginan untuk melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu
perusahaan atau organisasi. Tujuan dari rekrutmen itu sendiri adalah untuk mendapatkan
persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar sehingga perusahaan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon tenaga kerja yang
dianggap memenuhi standar perusahaan. Proses rekrutmen berlangsung dimulai saat mencari
pelamar hingga pengajuan lamaran oleh pelamar. Oleh karena itulah rekrutmen sebagai salah
satu kegiatan manajemen sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan hubungannya dengan
kegiatan yang lain seperti deskripsi dan spesifikasi pekerjaan atau jabatan sebagai hasil
analisis pekerjaan atau jabatan yang memberikan gambaran tentang tugas-tugas pokok yang
harus dikerjakan. Perekrutan dapat dilakukan dengan metode terbuka dimana lowongan
pekerjaan dapat dipublikasikan melalui media cetak maupun media online. Sedangkan untuk
tahap-tahapan perekrutan, suatu perusahaan harus terlebih dahulu menganalisis pekerjaan
yang dibutuhkan kemudian mempublikasikan lowongan tersebut disertai dengan posisi, job
desk, dan job requirement.
Proses seleksi adalah serangkaian langkah khusus yang digunakan untuk memutuskan
calon kandidat mana yang akan dipilih. Proses dimulai ketika calon tenaga kerja melamar
pekerjaan dan berakhir dengan keputusan. Proses seleksi merupakan pokok dari manajemen
sumber daya manusia. Analisis jabatan, perencanaan sumber daya manusia, dan penarikan
tenaga kerja dilaksanakan terutama untuk membantu seleksi karyawan. Apabila seleksi tidak
dilaksanakan dengan baik, maka usaha-usaha sebelumnya menjadi sia-sia. Dalam membuat
suatu rancangan diperlukan landasan yang mendukung rancangan strategi rekrutmen dan
seleksi adalah sebuah kamus kompetensi yang terdiri dari kompetensi functional, behavioral
dan role. Hal ini merupakan yang sangat penting guna menentukan calon karyawan yang
dibutuhkan dan sesuai dengan perusahaan. Selain itu, Aspek kompetensi juga berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Seorang karyawan yang memiliki kompetensi yang tinggi seperti
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sikap yang sesuai dengan jabatan yang
diembannya akan selalu terdorong untuk bekerja secara efektif, efesien dan produktif. Hal ini
terjadi karena dengan kompetensi yang dimiliki karyawan bersangkutan semakin mampu
untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dan Sumber Daya Manusia
yang mempunyai kompetensi tinggi dipandang dapat memberikan kontribusi dalam
keuntungan atau profit, yang nantinya menentukan masa depan perusahaan.
Setiap perusahaan yang didirikan sudah tentu mempunyai tujuan yang akan dicapai,
dan untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai sumber daya manusia yang
masing-masing ahli dibidangnya. Oleh karena itu pihak manajemen harus bisa memahami
bagaimana caranya mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan
perusahaan dan memahami bagaimana caranya untuk mengelola karyawan yang berasal dari
latar belakang, keahlian , dan kemampuan yang berbeda beda sehingga karyawan dapat
bekerja sesuai dengan keahlian dan jenis pekerjaan yang diberikan. Tetapi permasalahan yang
sering dihadapi adalah adanya ketidak konsistenan antara tuntutan jabatan dengan rekrutmen
dan seleksi, sehingga pada saat pengembangan dalam kandidat yang diperoleh tidak dapat
secara maksimal dan sering kali berdampak pada kesenjangan terhadap tuntutan jabatan pada
perusahaan. Dengan keadaan yang seperti itu maka perusahaan akan sulit untuk mencapai
tujuan dengan baik.
Rumusan masalah dari latar belakang yang kami angkat dalam tesis ini yaitu sebagai
berikut :
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Untuk mengetahui dan memberikan rekomendasi mengenai alur proses rekrutmen dan
seleksi yang berbasis kompetensi pada PT Jatelindo Perkasa Abadi.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Bagi Perusahaan
1. Membuat rancangan kompetensi untuk jabatan staff Business Retail & Product
Development.
2. Menyelaraskan proses rekrutmen dan seleksi dengan kompetensi yang telah
dirancang.
3. Memberikan panduan untuk membuat kompetensi jabatan lainnya.
4. Menemukan kandidat yang unggul dan berkompeten untuk memenuhi tujuan
organisasi.
Penelitian Selanjutnya
1. Melakukan improvisasi kompetensi untuk jabatan Staff Business Retail & Product
Development yang disesuaikan dengan kebutuhan kondisi terbaru.
2. Dapat menjadi tinjauan yang relevan untuk penelitian yang terkait dengan rancangan
strategi rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi.
Dalam penelitian ini batasan penelitian dilakukan agar ruang lingkup peneliti tidak
terlalu luas untuk menghindari kesalahan dan menyimpang dari pokok permasalahan serta
tujuan yang dicapai. Penelitian ini berfokus pada PT Jatelindo Perkasa Abadi dan untuk objek
penelitian dilakukan pada jabatan manajer. Karena didalam perusahaan ini belum memiliki
proses rekrutmen & seleksi yang berlandaskan kamus kompetensi.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB VI PENUTUP
Bab terakhir dalam penulisan penelitian ini terdiri atas kesimpulan hasil penelitian serta saran
bagi PT Jatelindo Perkasa Abadi.
BAB II
Landasan Teori
Kompetensi menurut Spencer & Spencer dalam Palan (2007) adalah sebagai
karakteristik dasar yang dimiliki oleh seorang individu yang berhubungan secara kausal
dalam memenuhi kriteria yang diperlukan dalam menduduki suatu jabatan.Kompetensi terdiri
dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari
tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten), konsep diri (gambaran diri),
pengetahuan (informasi dalam bidang tertentu) dan keterampilan (kemampuan untuk
melaksanakan tugas).
Spencer dan Spencer, 1983 mengemukakan kompetensi sebagai suatu karakteristik
dasar dari individual yang memiliki hubungan sebab akibat kepada acuan kriteria untuk
mencapai kinerja unggul (superior performance) dalam pekerjaan atau situasi. Kompetensi
didasarkan pada salah satu karakteristik dasar (Underlying characteristic) adalah kompetensi
sebagai bagian dari kepribadian individu dan dapat memprediksi perilaku dalam berbagai
situasi tugas. Terdapat 5 (lima) tipe karakteristik dasar dari kompetensi yaitu:
1) Motif (Motives), adalah dorongan dari individu yang konsisten dalam melakukan
suatu tindakan. Contohnya, karyawan yang memiliki motivasi cenderung untuk
berprestasi secara konsisten dalam mengembangkan tujuan yang menantang dan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan serta mengharapkan umpan balik sebagai
upaya perbaikan.
2) Sifat atau Watak (Traits), adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten
terhadap situasi atau informasi tertentu. Contoh, percaya diri, kontrol diri, ketahanan
terhadap tekanan.
3) Konsep diri (Self Concept), adalah nilai-nilai, sikap atau citra diri yang dimiliki
individu. Contohnya adalah kepercayaan diri, kepercayaan seseorang bahwa dia bisa
berhasil dalam suatu situasi, seperti kepercayaan diri seorang trainer dalam
menyampaikan materi pelatihan yang sulit.
4) Pengetahuan (Knowledge), adalah informasi yang dimiliki individu untuk bidang
tertentu. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks, merujuk pada informasi dan
hasil pembelajaran. Contohnya, pengetahuan seorang trainer tentang mengajar.
5) Keterampilan (Skill), adalah kecakapan untuk melakukan tugas secara fisik atau
mental. Seperti keahlian seorang trainer dalam menyampaikan materi pelatihan.
Untuk dapat membedakan hal tersebut, Spencer dan Spencer mengajukan sebuah
model yang dapat digunakan untuk membedakan kompetensi yang terdapat di dalam diri
seseorang. Model yang diajukan oleh Spencer and Spencer ini dikenal dengan nama model
Gunung Es (The Iceberg Model).
Gambar 2. Kompetensi Model Gunung Es (The Iceberg Model) & Kompetensi Permukaan
dan Pusat (Central & Surface Competencies)
Implikasi model Gunung Es (The Iceberg Model) pada manajemen Sumber Daya
Manusia adalah: kompetensi dibedakan berdasarkan pada tingkat bagaimana kompetensi
tersebut dapat diajarkan. Keahlian dan pengetahuan dikelompokkan sebagai kompetensi di
permukaan sehingga mudah tampak. Kompetensi ini biasanya mudah untuk dikembangkan
dan tidak memerlukan biaya pelatihan yang besar untuk menguasainya.
Core Competencies atau kompetensi inti pada gambar 2.2. merupakan atap dari
Paviliun Romawi, atap ini menggambarkan kompetensi yang paling penting bagi keseluruhan
organisasi. Setiap kompetensi inti ini harus sesuai dengan tuntutan bermacam-macam
pekerjaan dalam organisasi.
Role Competencies atau kompetensi peran merupakan kompetensi yang terkait peran
yang harus dijalankan oleh orang-orang tertentu dalam sebuah kelompok kerja. Kompetensi
ini hanya relevan bagi karyawan pada level jabatan tertentu. Kompetensi peran ini dapat
dikategorikan dalam kegiatan pengelolaan terkait aktivitas, orang, sumber daya, dan
informasi. Selain itu, kompetensi ini juga dapat berlaku umum di seluruh organisasi.
Sebagai contoh, karyawan di tingkat managerial akan memiliki kompetensi peran yang
sama, yaitu planning.
Behavioural Competencies atau kompetensi perilaku merupakan karakteristik dasar
yang memiliki hubungan kausal dengan kinerja unggul atau efektif. Karakteristik dasar
tersebut diperlukan seseorang untuk dapat sukses melakukan suatu pekerjaan. Karakteristik
ini dapat diklasifikasikan dalam kelompok tertentu, misalnya berdasarkan pada tugas atau
pekerjaan, atribut personal, hubungan interpersonal, dan layanan.
Dari model Rangka Paviliun Romawi menyatakan bahwa harus terdapat integrasi
antara kompetensi individu dengan organisasi. Dalam model tersebut terdapat empat macam
kompetensi, terlihat bahwa kompetensi inti yang merupakan penjabaran dari nilai – nilai
organisasi selain bersifat unik juga merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh
individu pada organisasi selain bersifat unik juga merupakan kompetensi utama yang harus
dimiliki oleh individu pada organisasi tersebut.
4. Managerial cluster
a. Developing Others (Dev) adalah Keinginan untuk mengajarkan atau mendorong
pengembangan orang lain.
b. Directiveness: Assertiveness and Use of Positional Power (DIR) adalah Kemampuan
memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai posisi dan
kewenangannya.
c. Teamwork and Co-Operation (TW) adalah Dorongan dan kemampuan untuk bekerja
sama dengan orang lain, menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan
suatu tugas.
d. Team Leadership (TL) adalah Keinginan atau kemampuan sebagai pemimpin dari
sebuah tim atau kelompok. Hal ini menyatakan keinginan untuk memimpin orang
lain.
5. Cognitive cluster
a. Analytical Thinking (AT) adalah Kemampuan untuk memahami situasi dengan cara
menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih rinci (faktorfaktor penyebab
masalah), atau mengamati akibat suatu keadaan tahap demi tahap.
b. Conceptual Thinking (CT) adalah Kemampuan memahami situasi atau masalah
dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan yang terintegrasi mencakup
kemampuan mengidentifikasi pola keterkaitan antara masalah yang tidak tampak
dengan jelas, atau kemampuan mengidentifikasi permasalahan utama yang mendasar
dalam situasi yang kompleks.
c. Technical/Professional/Managerial Expertise (EXP) adalah Kemampuan untuk
menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan (termasuk di dalamnya
pengetahuan teknikal, professional maupun manajerial), dan juga motivasi untuk
menggunakan, mengembangkan dan membagikan pengetahuan yang terkait dengan
pekerjaan kepada orang lain.